Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus Yayasan Bina Sarana Bakti, Cisarua, Bogor)
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus Yayasan Bina Sarana Bakti, Cisarua, Bogor)
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik (Studi Kasus Yayasan Bina Sarana Bakti, Cisarua, Bogor)
ABSTRACT
The organic farming potential is relatively large because of the high economic benefits for
farmers and it is beneficial to operate. The research carried out as an idea or information to
change the paradigm of organic farmers through an approach towards research on the income
aspects of organic farming by production analysis. Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) is the
selected organic companies in the study. The objectives of this study are (1) analyze the level of
organic vegetable production optimization Yayasan Bina Sarana Bakti and the level of use of
resources (2) identify changes in profit in optimal conditions Yayasan Bina Sarana Bakti (3)
analyze the effect of changes in prices of production inputs and outputs to the optimal production
conditions. Production optimalization analysis of organic farming in view of income changes is
a right thing to do. Linear programming analysis was used in this research. The results showed
that Yayasan Bina Sarana Bakti as an agribusiness company in organic vegetable production
has yet to produce optimally. Optimal conditions of the company turned out to show the change
in resources optimal use of resources which have not occurred on the land surplus amounted to
10.06 percent and profits at optimal conditions which is higher than the actual which profits can
be increased 57,86 percent.
Keyword(s): organic farming, production optimization, linear programming, profit
ABSTRAK
Potensi pertanian organik tergolong besar karena memberikan keuntungan tinggi secara
ekonomi bagi petani dan layak untuk diusahakan. Penelitian dilakukan sebagai gambaran atau
informasi untuk mengubah paradigma petani menuju organik melalui pendekatan penelitian
terhadap aspek pendapatan pertanian organik melalui analisis produksinya. Adapun perusahaan
organik yang dipilih dalam penelitian yaitu Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB). Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) menganalisis tingkat optimasi produksi sayuran organik Yayasan Bina
Sarana Bakti dan tingkat penggunaan sumberdayanya (2) mengidentifikasi perubahan
keuntungan yang terjadi pada kondisi optimal terhadap kondisi actual Yayasan Bina Sarana
Bakti (3) menganalisis pengaruh perubahan harga input dan output produksi terhadap kondisi
produksi optimal. Analisis optimasi produksi dari pertanian organik dalam melihat suatu
perubahan dalam pendapatan adalah salah satu hal tepat yang dapat dilakukan. Analisis
penelitian menggunakan program linear. Hasil diperoleh bahwa Yayasan Bina Sarana Bakti
sebagai perusahaan agribisnis di bidang produksi sayur organik ternyata belum berproduksi
secara optimal. Kondisi optimal perusahan ternyata menunjukkan terjadinya perubahan pada
sumberdaya, sumberdaya yang digunakan belum optimal dimana terjadi surplus pada lahan
sebesar 10,06 persen dan keuntungan yang diperoleh pada kondisi optimal lebih tinggi daripada
kodisi aktual, keuntungan masih bisa dicapai sebesar 57,86 persen.
Kata Kunci: pertanian organik, optimasi produksi, program linear, keuntungan
111
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
112
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
113
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
Tabel 1. Produksi dan Luas Lahan Aktual Musim Tanam Pertama 35 Crop Sayur
Organik
Kebutuhan Luas Produktifitas Produksi Aktual
Komoditi
Lahan (m2) lahan (kg/ m2 ) (kg)
Bayam Hijau 330 0.84 278.7
Bawang Daun 30 1.66 49.9
Bayam Merah 220 0.24 53
Bit 120 1.89 226.4
Brocoli 350 0.22 75.5
Buncis 190 0.59 112.5
Cabe Rawit 50 0.61 30.3
Caysim 170 2.54 431.2
Endive 30 1.22 36.6
Jagung baby 250 0.57 141.9
Jagung Manis 280 1.00 281
Kacang Merah 150 0.38 57
Kacang Tanah 280 0.12 33.2
Kailan 150 1.46 219.1
Kangkung 270 1.05 284
Kapri muda 30 0.58 17.4
Kapri polong 30 0.31 9.3
Kol bulat putih 190 1.43 272.3
Kol bunga 70 0.60 42.2
Lobak 40 5.41 216.4
Pakcoi hijau 260 1.91 495.3
Pakcoi putih 130 2.28 296
Petsai nagaoka 300 0.87 262.2
Selada cos 140 1.71 238.7
Selada head 80 0.43 34
Selada keriting 120 1.42 170.1
Selada merah 70 1.06 74.1
Selada siomak 80 0.75 59.7
Seledri 30 2.06 61.7
Spinact 330 1.20 396.1
Timun jepang 40 0.34 13.4
Timun lokal 30 2.78 83.3
Tomat buah 70 0.04 2.8
Tomat cerry 40 0.89 35.5
Wortel 1270 1.59 2019.3
114
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
115
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
Li : Variabel luas lahan jenis sayuran ke-i (m2)( i= perusahaan maka dapat ditentukan
1,2,…,n)
TM : Total modal dianggarkan keseluruhan jenis kombinasi produksi dalam bentuk output
sayuran dalam satu periode tanam (Rp)
sayuran organik sesuai produktivitas
lahan setiap jenis sayur yang dimiliki oleh
Kendala Kemampuan Produksi
perusahaan. Gambaran optimal lahan
Pr Li ≤ TDi
menjadi informasi bagi perusahaan untuk
Keterangan: pengalokasian perencanaan lahan ke-
Pr` : Produktivitas lahan jenis sayuran ke-i per m2 (kg/
m2) depannya agar mampu berproduksi
L i : Variabel luas lahan jenis sayuran ke-i (m2)(i= optimal sedangkan gambaran optimal
1,2,…,n)
TD i : Total permintaan sayuran ke-I terhadap produk sayur merupakan informasi
perusahaan (kg) terhadap hasil produksi yang diperoleh
nantinya apabila perusahaan mengikuti
HASIL DAN PEMBAHASAN syarat penggunaan lahan optimalnya.
Analisis Optimasi Produksi Informasi gambar berikut menjelas-
Analisis primal linear programming kan bahwa hasil analisis optimal
menunjukkan kombinasi jenis produk memberikan perubahan yang berbeda-
optimal yang memberikan kontribusi laba beda setiap jenis sayur organik sesuai
yang maksimal bagi perusahaan. Dalam produkstivitas lahan masing-masing
penelitian ini, analisis primal yang tanaman yang dimiliki. Perubahan jumlah
dianalisis menunjukkan informasi tentang produksi yang cukup besar dari kondisi
kombinasi tingkat produksi sayur yang aktual pada kondisi optimal memberikan
diproduksi secara optimal agar Yayasan gambaran bagi perusahaan akan peluang
Bina Sarana Bakti mampu memperoleh produksi yang lebih tinggi lagi untuk
keuntungan yang maksimal berdasarkan mencapai keadaan optimal. Hasil
produktivitas lahannnya. menunjukkan bahwa jumlah produksi
Berdasarkan hasil analisis primal sayur organik kondisi aktual sebesar
dalam kondisi optimal penggunaan lahan
Gambar 1. Produksi Sayur Organik Kondisi Aktual dan Optimal Satuan (kg)
116
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
117
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
tidak mengharuskan perusahaan mem- baran nilai reduced cost serta kombinasi
produksi jenis sayur organik secara tanamannya merupakan gambaran bagi
keseluruhan. Diantaranya terdapat 13 perusahaan terhadap hasil analisis yang
crop sayur organik yang memiliki nilai telah dilakukan.
reduced cost atau sebesar 37 persen dari Berdasarkan hasil analisis primal
kombinasi jenis sayur aktual tidak pada optimasi produksi juga akan terlihat
diproduksi pada kondisi optimal dan tidak kombinasi sayur organik dan luas lahan
termasuk ke dalam perencanaan produksi, optimalnya. Kondisi optimal menunjuk-
artinya apabila perusahaan mengambil kan perusahaan berproduksi pada 22 crop
keputusan memproduksi sebesar satu m2 sayur organik dengan total penggunaan
jenis tanaman tersebut, maka keuntungan lahan sebesar 10.064,38 m2 dari kondisi
perusahaan berkurang sebesar nilai aktual lahan sebesar 11.190 m2 dengan
reduced costnya. Nilai reduced cost produksi aktual 35 crop sayur atau
terbesar terdapat pada tanaman kapri sebesar 89,94 persen pemakaian lahan
polong dalam hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi optimal sehingga terdapat
apabila menambah lahan produksi kapri surplus sumberdaya lahan sebesar 10,06
polong sebesar satu m2 dari kondisi persen. Menurut pendapat (Suratiyah,
optimal maka akan mengurangi 2006), bahwa faktor produksi berupa
keuntungan sebesar Rp 25.881. Gam- lahan perlu dikoordinir dan diper-
Tabel 3. Kombinasi Jenis Sayur Organik dan Nilai Optimal Lahan Produksi (m2)
Variabel Lahan Jenis Sayur Lahan Optimal (m2)
L1 Bayam Hijau 1.047,62
L4 Bit 56,08
L6 Buncis 63,.9
L8 Caysim 45,67
L10 Jagung baby 515,79
L11 Jagung Manis 179
L14 Kailan 73,97
L15 Kangkung 211,43
L18 Kol bulat putih 573,43
L19 Kol bunga 1.056,96
L20 Lobak 49,54
L21 Pakcoi hijau 342,41
L22 Pakcoi putih 185,96
L23 Petsai nagaoka 1.489,66
L24 Selada cos 328,65
L26 Selada keriting 436,62
L27 Selada merah 635,85
L28 Selada siomak 1.770,67
L29 Seledri 40,29
L30 Spinact 233,33
L32 Timun local 35,97
L35 Wortel 121,58
Total 10.064,38
118
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
119
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
120
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
Tabel 6. Analisis Dual Price Penggunaan Sumberdaya Yayasan Bina Sarana Bakti
No Jenis Kendala Slack/surplus Dual Price (Rp)
2
1 Kendala Lahan (m ) 1.125,62 0
2 Kendala Tenaga Kerja (HOK) 0 19.721,05
3 Kendala Modal (Rp) 0 3.07
4 Kemampuan Produksi (kg)
Y1 (Bayam hijau) 0 4.437,92
Y2 (Bawang daun) 102 0
sumber daya aktif. Nilai dual price pada keuntungan maka keputusan yang tepat
sumber daya terbatas dalam penelitian ini adalah penambahan jumlah tenaga kerja
menunjukkan bahwa setiap penambahan dimana satu HOK mampu menambah
sumber daya sebesar satu satuan akan keuntungan sebesar Rp 19.721.
meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar Disamping itu terdapat kendala
nilai dual pricenya. Sumber daya dengan sumberdaya lahan yang memiliki
nilai dual price sama dengan nol slack/surplus sebesar 1.125,62 dan nilai
menunjukkan bahwa sumber daya dual price nya sama dengan nol. Artinya
tersebut berstatus kendala tidak aktif atau terdapat luas lahan sebesar 1.125,62
berlebih, dimana penambahan atau m2 termasuk kategori tidak digunakan
pengurangan ketersediaan pada sumber oleh perusahaan dan menunjukkan bahwa
daya tersebut tidak akan mempengaruhi sumberdaya lahan berstatus kendala tidak
nilai pada fungsi tujuan. aktif atau berlebih dimana apabila terjadi
Tabel 6 menunjukkan bahwa ber- penambahan atau pengurangan lahan
dasarkan hasil analisis dual price nya tidak akan mengurangi nilai pada fungsi
maka yang termasuk kedalam kendala tujuan. Sehingga lahan yang dikaji dalam
sumberdaya pembatas adalah sumber penelitian ini karena memiliki status
daya tenaga kerja dan modal dimana jika berlebih ditandai dengan adanya nilai
terjadi kenaikan ketersediaan sumberdaya slack/surplus nya maka implikasi dari
sebesar satu satuan pada tenaga kerja informasi ini adalah sebaiknya
dalam bentuk HOK maka akan perusahaan mengurangi penggunaan
meningkatkan keuntungan sebesar Rp lahan dalam produksinya dan seharusnya
19.721 dan jika terjadi kenaikan perusahaan mengurangi pemakaian lahan
ketersediaan sumberdaya modal sebesar sebesar nilai slack/surplusnya yaitu
satu satuan (Rp) maka akan 1.125,62 m2 atau pengambilan keputusan
meningkatkan keuntungan sebesar Rp lain sebagai alternatif tindakan terhadap
3,07 hal tersebut berimplikasi bahwa kondisi optimal tersebut adalah lahan
penambahan resource atau seumber daya yang berlebih dapat digunakan untuk
yang paling utama ditingkatkan adalah disewakan terhadap petani plasma
jumlah tenaga kerja kemudian disusul sebagai bentuk kontrak yang berjalan atau
penambahan modal, artinya sebagai pun pemanfaatan jenis tanaman lain
tujuan perusahaan untuk meningkatkan seperti tanaman herbal, tanaman bunga
122
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
yang juga menjadi tanaman milik kanan kendala yang terdapat pada
perusahaan yang sedang dijalankan. penelitian sehingga akan terlihat tingkat
Disamping itu analisis dual pada kepekaan koefisien fungsi tujuannya dan
jenis kendala lain yaitu salah satunya ruas kanan kendala.
pada jenis sayuran bayam hijau (Y 1 ) Selang kepekaan nilai koefisien
kendala kemampuan produksi perusahaan fungsi tujuan yang memiliki batas
dimana produksi sayur Y 1 apabila minimum:
permintaannya bertambah 1 (satu) kg dan
perusahaan mampu memenuhi per- 4852,67 <C 1 < ∞ 10350,48 <C 4 < ∞
mintaan tersebut maka keuntungan 5910,51 <C 10 < ∞ 8408,5 <C 11 < ∞
bertambah sebesar Rp 4.437,92, oleh 8390,89 <C 18 < ∞ 22262,17 <C 20 <
karena itu pada bagian kendala ini, jenis ∞
sayuran yang memiliki nilai dual price 5785,12 <C 23 < ∞ 6812,32 <C 24 < ∞
adalah kendala pembatas bagi 8437,83 <C 28 < ∞ 18506,03 <C 29 <
perusahaan, namun jenis sayuran yang ∞
justru memiliki nilai slack/surplus seperti 6939,67 <C 6 < ∞ 7155,19 <C 8 < ∞
bawang daun (Y 2 ) merupakan suatu 7158,88 <C 14 < ∞ 7207,72 <C 15 < ∞
kendala tidak aktif atau berlebih dimana 6658,55 <C 21 < ∞ 7857,73 <C 22 < ∞
apabila terjadi penambahan atau 7044,38 <C 26 < ∞ 10299,24 <C 27 <
pengurangan permintaannya tidak akan ∞
mengurangi nilai pada keuntungan 6535,7 <C 30 < ∞ 24423,42 <C 32 <
perusahaan sehingga tidak termasuk ∞
kategori produksi optimal. Selang kepekaan nilai koefisien
fungsi tujuan yang memiliki batas
Analisis Sensitivitas maksimum:
Analisis sensitivitas dalam peneliti-
an ini diperlukan untuk mengetahui ∞ <C 2 < ∞ <C 3 < 4458,49
sejauh mana hasil optimal dapat 23966,08
diterapkan apabila terjadi perubahan ∞ <C 9 < ∞ <C 12 <
terhadap model. Pengaruh perubahan 23436,66 10198,67
dapat dilihat dari selang kepekaan yang ∞ <C 17 < ∞ <C 25 < 8916,72
terdiri dari batas minimum dan batas 31655,08
maksimum yang diperoleh dari hasil ∞ <C 34 < ∞ <C 35 <
analisis. Analisis sensitivitas dilihat dari 26454,34 19878,33
nilai koefisien fungsi tujuan dan ruas ∞ <C 5 < 6512,17 ∞ <C 7 < 21694,05
123
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
∞ <C 13 < 7115,77 ∞ <C 16 < produksi berapapun besarnya maka tidak
26372,85 akan mempengaruhi keuntungan yang
∞ <C 31 < ∞ <C 33 < diterima, adapun batas bawahnya hingga
21014,05 13661,46 10.064 m2.
Perubahan kendala modal diper-
Selang kepekaan nilai koefisien bolehkan pada kisaran 10.972.461<M
fungsi tujuan dengan batas minimum dan <16.392.735, menurut (Wicaksono,
maksimum: 2006) bahwa sumberdaya yang
12277,96 < C 19 < 15107,43 merupakan kendala dalam usahatani
menjadi hal utama yang perlu di-
Analisis sensitivitas dilakukan guna perhatikan. Sementara kendala kemam-
mengetahui kepekaan perubahan sumber- puan produksi perusahaan, analisis
daya produksi dengan tidak mengubah sensitivitasnya menunjukkan bahwa
pendapatan optimal usahatani tersebut terdapat batas minimal produksi yang
(Puspitasari, 2013). Berdasarkan hasil perlu diperhatikan perusahaan agar tetap
analisis RHS di atas menunjukkan bahwa dalam kondisi optimal dan terdapat
pada sumberdaya tenaga kerja mem- beberapa kombinasi tanaman yang
punyai koefisien nilai saat ini sebesar memiliki batas maksimum yang juga
2.289,6 kenaikan diperkenangkan sebesar menjadi perhatian perusahaan dalam
45,76 dan penurunan diperkenangkan produksinya.
sebesar 485,13, maka kisaran optimasi
sumberdaya tenaga kerja adalah Analisis Post Optimalitas
1.804,47<TK<2.335,36. Kisaran ini Analisis pengaruh perubahan keter-
memberikan informasi bahwa keter- sediaan sumberdaya dan keuntungan
sediaan HOK tenaga kerja diperbolehkan terhadap kondisi produksi optimal
naik maksimum 2.335,36 HOK dan turun digunakan anilisis post optimalitas.
sampai minimum 1.804,47 HOK. Jadi Analisis post optimalitas dalam hal ini
apabila perusahaan menerapkan HOK dilakukan untuk mencari kemungkinan-
antara range tersebut di atas maka nilai kemungkinan dan besarnya perubahan
dual dari sumber daya tenaga kerja adalah pada solusi optimal atau nilai dual jika
tetap Rp 19.721. terjadi perubahan pada koefisien nilai
Sementara itu hasil analisis sensi- fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala
tivitas sumberdaya lahan tidak memiliki diluar batas perubahan yang diper-
batas kenaikan (infinity) dimana apabila bolehkan dalam solusi optimal sebelum-
penggunaan sumberdaya lahan terus nya. Pada analisis post optimalitas dalam
ditingkatkan sampai berapa pun maka penelitian ini digunakan perubahan harga
nilai dual sumberdaya lahan tetap nol produk sayur organik dan perubahan
karena lahan merupakan kendala bukan harga input yang digunakan. Perubahan
pembatas, artinya perusahaan tidak perlu harga produk sayur organik dianalisis dari
lagi melakukan peningkatan produksi, adanya penurunan harga sayur organik
apabila terjadi peningkatan lahan sebesar 10 persen sehingga mem-
124
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
125
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
126
Optimasi Produksi Usahatani Sayuran Organik…
binasi pola tanam 35 crop sayur diperoleh dari kondisi optimal semula
organik pada kondisi aktual sebesar 1,13 persen. Sementara itu
mengalami perubahan pola tanam penurunan harga output sebesar 10
menjadi 28 crop pada kondisi optimal persen akan mengurangi keuntungan
dengan empat macam usia tanaman sebesar 10,83 persen.
sesuai dimensi waktu masing-masing
disamping itu terjadi peningkatan Saran
pada kuantitas sayuran organik yaitu Saran yang dapat dikemukakan
jumlah produksi sayur organik kondisi berkaitan dengan hasil penelitian ini
aktual sebesar 7.110,1 kg mengalami adalah:
peningkatan menjadi 10.219,11 kg 1. Keadaan aktual yang masih jauh dari
pada kondisi optimal, sedangkan kondisi optimal produksi sayuran
sumberdaya lahan yang digunakan organik perusahaan membuat instansi
sebesar 10064,38 m2 pada kondisi terkait perlu memperhatikan keadaan
optimal dengan surplus sumberdaya sumberdaya yang belum digunakan
lahan sebesar 1.125,62 m2 artinya secara optimal, sumberdaya yang
bahwa sumberdaya yang ada belum perlu dikurangi adalah lahan dan
digunakan secara optimal ditandai sumberdaya yang perlu ditingkatkan
dengan adanya sumberdaya lahan terutama adalah jumlah tenaga kerja
berlebih namun sumberdaya lainnya dan selanjutnya modal.
berupa modal dan tenaga kerja sudah 2. Yayasan Bina Sarana Bakti perlu
digunakan secara optimal. mengantisipasi produksi pada saat
2. Kondisi optimal perusahan ber- terjadi perubahan yang bersamaan
dampak pada terjadinya perubahan antara penurunan harga output dan
keuntungan dari keadaan aktual peningkatan harga input dikarenakan
dimana dalam kondisi optimal penurunan keuntungan yang cukup
keuntungan perusahaan masih dapat besar saat perusahaan mengalami
ditingkatkan sebesar 57,86 persen dari keadaan tersebut.
keuntungan kondisi aktual. 3. Saran penelitian lanjutan sebaiknya
3. Perubahan yang terjadi dengan adanya dilakukan penelitian lanjut terkait
penurunan harga output dan kenaikan optimasi produksi tiap-tiap musim
harga input masing-masing sebesar 10 tanam yang dilakukan untuk melihat
persen akan mengurangi keuntungan perbedaan kondisi optimal setiap
perusahaan sebesar 11,89 persen. musim tanam dengan kondisi iklim
Kondisi tersebut merupakan kondisi yang berbeda-beda tiap musim
dengan penurunan keuntungan ter- tanamnya.
besar yang perlu diantisipasi oleh 4. Analisis optimasi terhadap komoditas
perusahaan. Perubahan peningkatan pertanian organik (selain komoditas
harga input berupa pupuk organik dan sayuran organik) juga perlu dilakukan
bibit sebesar 10 persen akan me- untuk melihat peluang bisnis organik
nurunkan nilai keuntungan yang dari tingkat pendapatan yang
127
Muh Saiful Djafri, Harianto, dan Yusman Syaukat
129