Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik: Jurnal Manajemen Dan Organisasi May 2016
Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik: Jurnal Manajemen Dan Organisasi May 2016
net/publication/324891326
CITATIONS READS
0 153
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mukhamad Najib on 22 April 2020.
Dila Priastuti
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Kampus Darmaga Bogor 16680
Mukhamad Najib
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Kampus Darmaga Bogor 16680
e-mail: mnajib23@yahoo.com
ABSTRACT
The increasing of public awareness on healthy lifestyles currently influence Indonesian consumer`s
trend to consume healthy food such as organic food. Public awareness about health will increase the
demand for organic vegetables. This phenomenon push higher competition among producers of organic
vegetables. The purposes of this research are : 1) analyze factors of condition affecting competitiveness
of organic vegetable; 2) analyze strategy for enhancing competitiveness of organic vegetable; 3) analyze
strategic priority to enhance competitiveness of organic vegetable. Primary data was collected by indept
interview with respondents chosen by convineance sampling methods. Porter diamond and five forces
models has been used to analyze external factors and factors of competitiveness of organic vegetables.
Analytical Hierarchy Process (AHP) has been used to determine the best strategy. The highest of factor
analysis are capital, natural and environmental resources, infrastructure and power supplier while the
lowest value is the influence of a replacement product. Highest priority that can be chosen as an
alternative strategy is building a positive image in the industry.
Keywords: strategy analysis, competitivenes, organic vegetables.
ABSTRAK
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat akhir-akhir ini, mempengaruhi
kecenderungan konsumen Indonesia untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti makanan organik.
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan akan meningkatkan permintaan untuk sayuran organik.
Fenomena ini mendorong persaingan antara produsen sayuran organik yang semakin tinggi. Penelitian
ini bertujuan: 1) Menganalisis faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik; 2)
Menganalisis strategi peningkatan daya saing sayuran organik; 3) Menganalisis prioritas strategi
peningkatan daya saing sayuran organik. Data primer diperoleh wawancara dengan responden yang
dipilih dengan menggunakan conveniance sampling. Model berlian Porter dan model lima kekuatan
Porter digunakan untuk melihat faktor-faktor eksternal dan faktor kondisi daya saing dari sayuran
organik. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan strategi terbaik. Faktor
tertinggi dari hasil analisa adalah sumberdaya modal, sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur
dan kekuatan pemasok, sedangkan nilai terendah adalah pengaruh produk pengganti. Prioritas tertinggi
yang dapat dipilih sebagai strategi alternatif adalah membangun citra positif dalam industri.
Kata kunci: analisis strategi, daya saing, sayuran organik.
I. Pendahuluan
Sektor pertanian adalah sektor dengan kekuatan yang besar di Indonesia.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki kondisi alam yang baik sehingga dapat
menghasilkan produk-produk pertanian. Hal ini ditunjang pula dengan mata
pencaharian penduduk yang sebagian besar adalah petani. Salah satu hasil pertanian
yang potensial adalah sayuran. Jumlah sayuran yang dihasilkan cenderung meningkat
tiap tahunnya (Gambar 1)
12000000
2008
11500000
11000000 2009
10500000 2010
10000000 2011
9500000
2012
9000000
Jumlah
produksi
Saat ini sayuran telah dibudidayakan dalam bentuk sayuran organik. Peningkatan
jumlah produksi sayuran organik di Indonesia sendiri terjadi akibat dari adanya
peningkatan luas lahan sayuan organik. Pada Gambar 2 disajikan pertumbuhan luas
lahan sayuran organik di Indonesia.
Gambar 2. Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia 2007-2011 (AOI 2011)
Semakin luasnya lahan sayuran organik di Indonesia dari tahun 2007 sampai
2011 yang mengalami peningkatan luas lebih dari 180 000 ha, mengidentifikasikan
semakin banyaknya permintaan konsumen akan sayuran organik. Manfaat yang
diberikan untuk tubuh akan lebih baik bila dibandingan sayuran yang di tanam dengan
menggunakan pestisida, maka dari itu, ditunjang dengan semakin tingginya kesadaran
masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran sehat serta kemudahan dan kegemaran
masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran organik ini, maka potensi yang dimiliki oleh
Indonesia dalam memproduksi sayuran sayuran organik dan selalu meningkatnya
permintaan pasar akan sayuran tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang
bergerak di bidang agribisnis sayuran organik untuk memenuhi permintaan pasar serta
mengembangkan usahanya. Meningkatnya pelaku usaha sayuran organik berarti
meningkat pula persaingan dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu diperlukan
analisis untuk merumuskan strategi terbaik dan tepat untuk dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis faktor-faktor
kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik; 2) Menganalisis strategi
dalam meningkatkan daya saing sayuran organik; 3) Menganalisis prioritas strategi
yang telah disusun untuk meningkatkan daya saing sayuran organik.
Analisis Lingkungan
Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, setelah itu dilakukan analisis
menggunakan Porter’s diamond model dan Porter’s five forces model untuk
mengetahui faktor-faktor kondisi yang memengaruhi peningkatan daya saing sayuran
organik. Tambunan (2013) mendefiniskan bahwa daya saing adalah kemampuan suatu
komoditi untuk masuk ke dalam pasar dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar
tersebut. Secara konsep daya saing dibagi menjadi dua, yaitu keunggulan kompetitif
(competitive advantage) dan keunggulan komparatif (comparative advantage)
(Munandar 2011). Dalam Porter’s Diamond Model, diidentifikasi empat faktor yang
menentukan daya saing. Keempat faktor tersebut adalah faktor kondisi, kondisi
permintaan, industri terkait dan industri pendukung, serta ketatnya persaingan.
Peranan pemerintah dan peluang memiliki peranan yang penting dalam menentukan
daya saing. Porter’s Five forces Model, menurut identifikasi yang dilakukan oleh Poter
(2007), sebuah perusahan bergantung kepada lima kekuatan yang akan menentukan
keberlangsungan hidup.
Selanjutnya digunakan Porter’s Generic Strategic untuk menentukan strategi
daya saing. Porter (2007) menjelaskan terdapat tiga pendekatan strategi generik yang
secara potensial akan berhasil menggungguli perusahaan lama suatu industri, yaitu
keunggulan dalam biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus. Tahap terakhir digunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan alternatif strategi yang akan
dijalankan. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur
logis. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada konsep Porter’s
dan terstruktur. Menurut Saaty (1991), beberapa prinsip dalam menyelesaikan AHP
diantaranya identifikasi sistem, penyusunan struktur, membuat matriks perbandingan
komparasi berpasangan, melakukan tahap perbandingan dan penilaian, semua data
banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1
sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji, menggunakan
komposisi secara hirarki (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu
dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang
bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya.
Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah.Jika
hasilnya ada beberapa, maka diperbolehkan diambil nilai rataan aritmetiknya.
Kerangka AHP dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Aktor X1 X2 X3 Xn
Tujuan Y1 Y2 Y3
III.2. Faktor-Faktor Kondisi yang Mempengaruhi Daya Saing Sayuran Organik dengan
Menggunakan Porter’s Diamond Model
Analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi daya saing pada
sayuran organik. Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut digunakan alat analisis
berdasarkan Porter’s Diamond Model yang meliputi faktor kondisi, faktor kondisi
permintaan, faktor industri terkait dan industri pendukung, faktor persaingan industri,
faktor peran pemerintah, serta faktor peran kesempatan. Alat analisis yang kedua
Tabel 2. Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter’s Diamond
Model
NO Atribut Nilai Responden Rataan Nilai
1 2 3 4
Faktor Kondisi
1 Sumber daya Manusia (SDM) - - 3 2 5 3.4
2 Sumberdaya Modal - - 2 3 5 3.6
3 Sumberdaya alam (SDA) dan - - 2 3 5 3.6
lingkungan
4 Teknologi - - 4 1 5 3.2
5 Infrastruktur - - 2 3 5 3.6
Kondisi Permintaan
6 Jumlah pembeli dan tingkat - - 3 2 5 3.4
pertumbuhan
7 Preferensi konsumen - 2 3 - 5 2.6
Industri terkait dan industri
pendukung
8 Pemasok - - 4 1 5 3.2
9 Retail sayuran organik - - 3 2 5 3.4
Persaingan Industri
10 Tingkat persaingan retail sayuran - 2 3 - 5 2.6
organik
11 Strategi pesaing - 2 3 - 5 2.6
Peran pemerintah
12 Regulasi 1 - 1 3 5 3.2
Peran kesempatan
13 Iklim Bisnis - 1 4 - 5 2.8
Persaingan Industri
1. Tingkat persaingan
Peran Kesempatan retail
Iklim bisnis 2. Strategi pesaing
Kondisi Permintaan
Domestik:
1. Jumlah pembeli dan
tingkat pertumbuhan
Kondisi Faktor: 2. Preferensi Konsumen
1. SDM
2. Modal
3. SDA dan Lingkungan
4. Teknologi
5. Infrastruktur
Gambar 5. Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Diamond
Model (Adaptasi Model)
Keterangan:
Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung
Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama
Dari Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa pada usaha sayuran organik, terdapat
empat faktor utama yang memengaruhi jalannya usaha ini yakni persaingan industri
yang meliputi tingkat persaingan antar retail dan strategi yang digunakan, kondisi
permintaan domestik seperti jumlah pembeli dengan preferensi konsumen akan
produk sayuran organik yang dihasilkan, kondisi faktor diantaranya SDM, SDA, modal,
teknologi, dan infrastruktur. Faktor utama yang terakhir adalah industri terkait dan
industri pendukung yang meliputi retail dan pemasok. Selain itu terdapat dua faktor
pendukung diluar dari empat faktor utama yang mempengaruhi daya saing sayuran
organik, dimana kedua faktor tersebut berada diluar kendali pemilik usaha sayuran
organik. Faktor tersebut adalah faktor kesempatan dan peran pemerintah berupa
regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur jalannya usaha ini.
Tabel 3. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter’s Five
Forces Model
NO Atribut Nilai Responden Rataan
1 2 3 4 Nilai
Persaingan antar perusahaan saingan
(New Entrants)
1 Pesaing Lama - 2 3 - 5 2.6
2 Keunggulan Pesaing - - 3 2 5 3.4
Potensi masuknya pesaing baru
(Competitor)
3 Munculnya Pesaing baru 1 2 2 - 5 2.2
4 Dampak yang diberikan oleh pesaing - 3 2 - 5 2.4
baru
Daya tawar pemasok (Bargaining
Power of suppliers)
5 Kekuatan Pemasok - - 2 3 5 3.6
6 Pengaruh pemasok terhadap usaha - 1 4 - 5 2.8
sayuran organik
7 Pemilihan Pemasok Sayuran organik - 1 3 1 5 3
Dilihat dari Daya tawar konsumen
(Bargaining power of buyer)
8 Pengaruh Konsumen/Pembeli - 2 2 1 5 2.8
Potensi pengembangan produk-produk
pengganti (Subtitute product)
9 Munculnya Produk subtitusi 1 2 2 - 5 2.2
10 Pengaruh produk subtitusi 1 3 1 - 5 2
Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai
tertinggi adalah kekuatan pemasok dengan nilai rataan 3.60. Sementara atribut yang
memiliki nilai paling rendah adalah pengaruh produk substitusi dengan nilai 2.00.
Kerangka model analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan
menggunakan Porter’s Five Forces Modeldapat dilihat pada Gambar 6.
NEW ENTRANTS:
1. Pesaing
2. Keunggulan pesaing
Bargaining Power of
Suppliers: Competitors: Bargaining Power of
1. Kekuatan pemasok 1. Munculnya pesaing Buyers:
2. Pengaruh pemasok baru Pengaruh konsumen
terhadap usaha 2. Dampak pesaing baru
3. pemilihan pemasok
sayuran organik
Subtitutes:
1. Munculnya produk subtitusi
2. Pengaruh produk subtitusi
Gambar 6. Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Five Forces
Model
Dari Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa competitor yang masuk akibat adanya
pesaing dan dampak yang diberikan berada pada tingkat retail. Retail sayuran organik
harus waspada akan munculnya pesaing-pesaing baru yang akan mempengaruhi
usahanya. Oleh karena itu, untuk mendukung kekuatan suatu retail untuk bertahan
dalam persaingan, dibutuhkan suatu kekuatan yang akan membantu retail dalam
menghadapi persaingan pasar sayuran organik. Kekuatan tersebut diantaranya dengan
pemilihan pemasok sayuran organik bermutu baik dan melihat pengaruh dari
pemilihan pemasok tersebut terhadap usaha yang dijalankan. Pemilihan pemasok ini
memiliki pertimbangan seperti adanya pengaruh yang yang diberikan oleh konsumen.
Konsumen dapat memengaruhi retail dalam pemilihan pemasok seperti permintaan
khusus konsumen mengenai mutu, harga , dan sayuran-sayuran organik jenis tertentu.
Ancaman akan selalu ada dalam setiap usaha. Pada usaha ini, ancaman yang muncul
berasal dari pesaing dan produk subtitusi sayuran organik. Pesaing pasti memiliki
keunggulan-keunggulan yang dapat merebut pasar, oleh karena itu dibutuhkan suatu
studi pasar untuk melihat keunggulan yang dimiliki pesaing yang nantinya akan
digunakan dalam penentuan strategi apa yang seharusnya digunakan untuk
meningkatkan daya saing sayuran organik. Munculnya produk subtitusi dari sayuran
organik perlu di waspadai agar sayuran organik tidak kalah bersaing dipasaran.
III.5. Alternatif Strategi yang Menjadi Prioritas dalam Meningkatkan Daya Saing
Analisis selanjutnya meyusun hirarki dengan melihat sasaran, faktor-faktor,
aktor, tujuan, dan strategi yang telah di analisis pada tahapan sebelumnya dengan
menggunakan alat analisis berupa Porter’s Diamond Model dan Porter’s Five Forces
Model untuk menganalisis faktor-faktor kondisi yang memengaruhi peningkatan daya
saing sayuran organik dan Porter’s Generic Strategic yang digunakan untuk
Sasaran dari penyusunan AHP pada penelitian ini adalah mencari alternatif
strategi peningkatan daya saing sayuran organik dengan faktor-faktor yang dianggap
paling berpengaruh oleh pakar yaitu Sumber daya Modal (F1), SDA dan lingkungan
(F2), Infrastruktur (F3), Keunggulan Pesaing (F4) dan Kekuatan Pemasok (F5).
Selanjutnya ditetapkan aktor yang memegang peranan dalam meningkatkan daya
saing diantaranya Produsen (P1), Retail (P2), dan Pemerintah (P3). Hasil diskusi dengan
para pakar didapatkan bahwa aktor yang paling berperan dalam meningkatkan daya
saing sayuran organik adalah Retail (P2). Tujuan yang hendak dicapai dalam
meningkatkan daya saing sayuran organik adalah Meningkatkan kualitas hasil produksi
(T1), Meningkatkan penjualan (T2) dan Memperluas pangsa pasar (T3). Setelah
dilakukan perhitungan, didapatkan hasil meningkatkan hasil produksi (T1) sebagai
tujuan utama yang dilakukan oleh Retail untuik meningkatkan mutu hasil produksi. Jika
dilihat dari perannya, meningkatkan mutu bukan peran dari retail. Retail sendiri
berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan mutu hasil produksi sayuran
organik. Dalam kasus ini, retail hanya mengontrol petani produksi untuk tetep
mempertahankan mutu sayuran yang baik atau meningkatkan mutu hasil produksinya.
Jika sayuran yang dihasilkan petani bermutu rendah atau kurang baik, retail dapat
memutuskan kontrak atau memilih pemasok lain yang dapat memenuhi standar
produk yang dijual pada retail tersebut. Oleh karena itu, retail memegang peranan
paling besar dalam meningkatkan mutu sayuran organik dalam meingkatkan daya
saing, walaupun retail sendiri tidak memproduksi langsung sayuran tersebut.
Tahap terakhir dalam penyusunan hirarki adalah menetapkan alternatif-alternatif
strategi yang dapat diambil berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing sayuran
organik, yaitu: Menghasilkan produk bermutu tinggi (S1), Bermitra dengan pemasok
sayuran organik (S2), Membangun citra positif dalam industri (S3), Mengontrol mutu
produk (S4) dan Pelatihan intensif bagi petani produksi (S5). Adapun strategi yang
digunakan merupakan hasil pemikiran para pakar yang menjadi sumber dalam
penelitian. Strategi yang memiliki nilai tertinggi adalah membangun citra positif dalam
industri. Strategi ini diterapkan oleh retail guna menciptakan kepercayaan dan loyalitas
konsumen sayuran organik. Citra posisitf dari suatu usaha berbanding lurus dengan
kepercayaan yang didapatkan. Seiring dengan citra positif yang diperoleh maka akan
didapatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen untuk membeli produk sayuran
organik di retail tersebut.
maka citra positif akan didapatkan oleh pelaku usaha sayuran organik. Dalam bidang
manajemen motivasi dan semangat kerja bagi para petani maupun pegawai di bidang
produksi harus ditingkatkan untuk mengurangi stres dan kejenuhan bekerja. Kegiatan
untuk mengurangi hal negatif adalah dengan kegiatan membangun hubungan
kekeluargaan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Dengan adanya motivasi
yang tinggi pada pegawai, maka akan menghasilkan produktivitas tinggi. Dampak
positifnya adalah terjadinya peningkapan kapasitas produksi, skala usaha dan
kesejahteraan.
Hal lain dalam bidang manajemen: mengetahui kemampuan pesaing dalam
menerapkan strategi usaha, diperlukan perbandingan kinerja dengan pelaku usaha
sayuran organik lain. Setelah mengamati bagaimana pesaing bekerja, dapat dilakukan
proses evaluasi memperbaiki diri untuk meningkatkan produktivitas dan mutu pada
sayuran organik yang dihasilkan. Dalam bidang pemasaran: kerjasama dengan
beberapa pelaku bisnis lain seperti pemasok, retail, dan supermarket sangat
dianjurkan dengan tujuan meningkatkan pangsa pasar dengan menjual produk lebih
banyak yang lebih merata. Promosi atau beriklan juga penting untuk dilakukan dengan
harapan konsumen lebih mengetahui tentang usaha sayuran organik dan
menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap sayuran organik yang dijual, sehingga
permintaan akan sayuran organik meningkat.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor kondisi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan daya saing
sayuran organik adalah sumberdaya modal, SDA dan lingkungan, infrastruktur,
kekuatan pemasok. Sedangkan faktor yang memiliki pengaruh paling rendah adalah
pengaruh produk subtitusi.
Terdapat lima prioritas strategi yang disusun dengan menggunakan Porter’s
generic strategic untuk meningkatkan daya saing sayuran organik adalah menghasilkan
produk bermutu tinggi, bermitra dengan pemasok sayuran organik, membangun citra
yang positif dalam industri, mengontrol kualitas produk dan pelatihan yang intensif
bagi petani produksi.
Alternatif strategi yang prioritasnya paling tinggi untuk dipilih adalah strategi
membangun citra yang positif dalam industri, sebagai upaya meningkatkan daya saing
dari kalangan pelaku usaha sayuran organik dengan cara meningkatkan kepercayaan
dan loyalitas konsumen untuk tetap membeli produk sayuran organik.
V. Daftar Pustaka
Afifi MF. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik dan
Penerapan Personal SellingBenny’s Organic Garden. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor
[AOI] Aliansi Organik Indonesia. 2011. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2011.
Bogor (ID): AOI.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2008-2012.
[Internet]. [diunduh pada 2013 Mei 14]. Tersedia pada: www.bps.go.id.
David FR. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 10. (Terjemahan). Jakarta (ID):
Penerbit Salemba Empat.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Statistik Produksi Hortikultura. Jakarta (ID):
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.
Porter ME. 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.
Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik
Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Komplek. (Terjemahan).
Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman Pressindo.
Tambunan HTT. 2013. Kebijakan Industri dalam menyongsong ME-ASEAN 2015. Policy
Paper,16. Jakarta (ID): Kadin Indonesia.