0% found this document useful (0 votes)
53 views14 pages

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik: Jurnal Manajemen Dan Organisasi May 2016

This document summarizes a research paper on analyzing strategies to increase the competitiveness of organic vegetables in Indonesia. The paper aims to: 1) analyze factors affecting competitiveness of organic vegetables, 2) analyze strategies to increase competitiveness, and 3) analyze strategic priorities. Primary data was collected through interviews in Bogor, West Java, a major producer of organic vegetables in Indonesia. Porter's Diamond and Five Forces models were used to analyze external factors and competitiveness. Analytical Hierarchy Process was used to determine the best strategy. The research found that capital, natural resources, infrastructure, and supplier power most affect competitiveness, while product substitutes least affect it. The highest priority strategy identified was building a positive industry image.

Uploaded by

BPBD PROV. BABEL
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
53 views14 pages

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik: Jurnal Manajemen Dan Organisasi May 2016

This document summarizes a research paper on analyzing strategies to increase the competitiveness of organic vegetables in Indonesia. The paper aims to: 1) analyze factors affecting competitiveness of organic vegetables, 2) analyze strategies to increase competitiveness, and 3) analyze strategic priorities. Primary data was collected through interviews in Bogor, West Java, a major producer of organic vegetables in Indonesia. Porter's Diamond and Five Forces models were used to analyze external factors and competitiveness. Analytical Hierarchy Process was used to determine the best strategy. The research found that capital, natural resources, infrastructure, and supplier power most affect competitiveness, while product substitutes least affect it. The highest priority strategy identified was building a positive industry image.

Uploaded by

BPBD PROV. BABEL
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/324891326

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

Article  in  Jurnal Manajemen dan Organisasi · May 2016


DOI: 10.29244/jmo.v5i3.12177

CITATIONS READS

0 153

3 authors, including:

Arif Imam Suroso Mukhamad Najib


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
68 PUBLICATIONS   99 CITATIONS    116 PUBLICATIONS   396 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

BIG Trans View project

Palm oil sustainable development View project

All content following this page was uploaded by Mukhamad Najib on 22 April 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|258

Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

Dila Priastuti
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Kampus Darmaga Bogor 16680

Arif Imam Suroso


Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Kampus Darmaga Bogor 16680

Mukhamad Najib
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Kampus Darmaga Bogor 16680
e-mail: mnajib23@yahoo.com

ABSTRACT

The increasing of public awareness on healthy lifestyles currently influence Indonesian consumer`s
trend to consume healthy food such as organic food. Public awareness about health will increase the
demand for organic vegetables. This phenomenon push higher competition among producers of organic
vegetables. The purposes of this research are : 1) analyze factors of condition affecting competitiveness
of organic vegetable; 2) analyze strategy for enhancing competitiveness of organic vegetable; 3) analyze
strategic priority to enhance competitiveness of organic vegetable. Primary data was collected by indept
interview with respondents chosen by convineance sampling methods. Porter diamond and five forces
models has been used to analyze external factors and factors of competitiveness of organic vegetables.
Analytical Hierarchy Process (AHP) has been used to determine the best strategy. The highest of factor
analysis are capital, natural and environmental resources, infrastructure and power supplier while the
lowest value is the influence of a replacement product. Highest priority that can be chosen as an
alternative strategy is building a positive image in the industry.
Keywords: strategy analysis, competitivenes, organic vegetables.

ABSTRAK

Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat akhir-akhir ini, mempengaruhi
kecenderungan konsumen Indonesia untuk mengkonsumsi makanan sehat seperti makanan organik.
Kesadaran masyarakat tentang kesehatan akan meningkatkan permintaan untuk sayuran organik.
Fenomena ini mendorong persaingan antara produsen sayuran organik yang semakin tinggi. Penelitian
ini bertujuan: 1) Menganalisis faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik; 2)
Menganalisis strategi peningkatan daya saing sayuran organik; 3) Menganalisis prioritas strategi
peningkatan daya saing sayuran organik. Data primer diperoleh wawancara dengan responden yang
dipilih dengan menggunakan conveniance sampling. Model berlian Porter dan model lima kekuatan
Porter digunakan untuk melihat faktor-faktor eksternal dan faktor kondisi daya saing dari sayuran
organik. Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan strategi terbaik. Faktor
tertinggi dari hasil analisa adalah sumberdaya modal, sumber daya alam dan lingkungan, infrastruktur

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
259|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

dan kekuatan pemasok, sedangkan nilai terendah adalah pengaruh produk pengganti. Prioritas tertinggi
yang dapat dipilih sebagai strategi alternatif adalah membangun citra positif dalam industri.
Kata kunci: analisis strategi, daya saing, sayuran organik.

I. Pendahuluan
Sektor pertanian adalah sektor dengan kekuatan yang besar di Indonesia.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki kondisi alam yang baik sehingga dapat
menghasilkan produk-produk pertanian. Hal ini ditunjang pula dengan mata
pencaharian penduduk yang sebagian besar adalah petani. Salah satu hasil pertanian
yang potensial adalah sayuran. Jumlah sayuran yang dihasilkan cenderung meningkat
tiap tahunnya (Gambar 1)

12000000
2008
11500000
11000000 2009

10500000 2010
10000000 2011
9500000
2012
9000000
Jumlah
produksi

Jumlah 2008 2009 2010 2011 2012


produksi (sementara)
(Ton) 9.950.107 10.753.419 10.699.420 11.394.891 10.307.123

Gambar 1. Jumlah produksi sayuran di Indonesia (BPS 2013)

Pada era globalisasi ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan


melalui pengkonsumsian makanan-makanan sehat yang diharapkan akan memberikan
efek lebih baik untuk tubuhnya. Masyarakat mulai beralih mengkonsumsi bahan
makanan sehat seperti lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayuran. Setiap
tahunnya, sayuran yang dikonsumsi semakin meningkat jumlahnya. Hal ini dapat
dilihat dari rataan konsumsi sayuran oleh penduduk Indonesia yang tiap tahun semakin
bertambah, seperti di muat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rataan konsumsi sayuran penduduk Indonesia


Tahun Jumlah Rataan Konsumsi Kenaikan (Kg)
(Kg/Kapita/Tahun)
2007 40.90 -
2008 41.32 0.42
2009 43.5 2.18
Sumber: Direktur Jenderal Holtikultura (2010)

Saat ini sayuran telah dibudidayakan dalam bentuk sayuran organik. Peningkatan
jumlah produksi sayuran organik di Indonesia sendiri terjadi akibat dari adanya
peningkatan luas lahan sayuan organik. Pada Gambar 2 disajikan pertumbuhan luas
lahan sayuran organik di Indonesia.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|260

Gambar 2. Perkembangan luas area pertanian organik Indonesia 2007-2011 (AOI 2011)

Semakin luasnya lahan sayuran organik di Indonesia dari tahun 2007 sampai
2011 yang mengalami peningkatan luas lebih dari 180 000 ha, mengidentifikasikan
semakin banyaknya permintaan konsumen akan sayuran organik. Manfaat yang
diberikan untuk tubuh akan lebih baik bila dibandingan sayuran yang di tanam dengan
menggunakan pestisida, maka dari itu, ditunjang dengan semakin tingginya kesadaran
masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran sehat serta kemudahan dan kegemaran
masyarakat dalam mengkonsumsi sayuran organik ini, maka potensi yang dimiliki oleh
Indonesia dalam memproduksi sayuran sayuran organik dan selalu meningkatnya
permintaan pasar akan sayuran tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang
bergerak di bidang agribisnis sayuran organik untuk memenuhi permintaan pasar serta
mengembangkan usahanya. Meningkatnya pelaku usaha sayuran organik berarti
meningkat pula persaingan dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu diperlukan
analisis untuk merumuskan strategi terbaik dan tepat untuk dapat meningkatkan
keunggulan kompetitif tersebut.
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis faktor-faktor
kondisi yang mempengaruhi daya saing sayuran organik; 2) Menganalisis strategi
dalam meningkatkan daya saing sayuran organik; 3) Menganalisis prioritas strategi
yang telah disusun untuk meningkatkan daya saing sayuran organik.

II. Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara
sengaja dengan pertimbangan bahwa Bogor merupakan salah satu daerah penghasil
sayuran organik.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2013. Data
yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner dengan metode
survei dan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan mempelajari
dan menelaah berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian.
Metode pengambilan contoh yang digunakan adalah wawancara khusus (Elite
Interviewing). Sejumlah 5 responden digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan
responden difokuskan pada pakar atau ahli yang mengetahui tentang daya saing
sayuran organik. Responden yang dipilih meliputi akademisi, produsen sayur organik,
Pemerintah Daerah Bogor, Dinas Pertanian Bogor dan Kementerian Pertanian. Alur
kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
261|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

Analisis Lingkungan

Porter’s Five Forces Model Porter’s Diamond Model

Analisis Strategi Bersaing

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Strategi Bersaing Terpilih Untuk Produsen


Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
sayur Organik

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara, setelah itu dilakukan analisis
menggunakan Porter’s diamond model dan Porter’s five forces model untuk
mengetahui faktor-faktor kondisi yang memengaruhi peningkatan daya saing sayuran
organik. Tambunan (2013) mendefiniskan bahwa daya saing adalah kemampuan suatu
komoditi untuk masuk ke dalam pasar dan kemampuan untuk bertahan dalam pasar
tersebut. Secara konsep daya saing dibagi menjadi dua, yaitu keunggulan kompetitif
(competitive advantage) dan keunggulan komparatif (comparative advantage)
(Munandar 2011). Dalam Porter’s Diamond Model, diidentifikasi empat faktor yang
menentukan daya saing. Keempat faktor tersebut adalah faktor kondisi, kondisi
permintaan, industri terkait dan industri pendukung, serta ketatnya persaingan.
Peranan pemerintah dan peluang memiliki peranan yang penting dalam menentukan
daya saing. Porter’s Five forces Model, menurut identifikasi yang dilakukan oleh Poter
(2007), sebuah perusahan bergantung kepada lima kekuatan yang akan menentukan
keberlangsungan hidup.
Selanjutnya digunakan Porter’s Generic Strategic untuk menentukan strategi
daya saing. Porter (2007) menjelaskan terdapat tiga pendekatan strategi generik yang
secara potensial akan berhasil menggungguli perusahaan lama suatu industri, yaitu
keunggulan dalam biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus. Tahap terakhir digunakan
Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan alternatif strategi yang akan
dijalankan. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu prosedur
logis. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada konsep Porter’s
dan terstruktur. Menurut Saaty (1991), beberapa prinsip dalam menyelesaikan AHP
diantaranya identifikasi sistem, penyusunan struktur, membuat matriks perbandingan
komparasi berpasangan, melakukan tahap perbandingan dan penilaian, semua data
banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1
sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji, menggunakan
komposisi secara hirarki (sintesis) untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|262

dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang
bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya.
Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah.Jika
hasilnya ada beberapa, maka diperbolehkan diambil nilai rataan aritmetiknya.
Kerangka AHP dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Sasaran Strategi Daya Saing Sayuran Organik

Faktor Price Product Place Promotion

Aktor X1 X2 X3 Xn

Tujuan Y1 Y2 Y3

Alternatif Strategi 1 Strategi 1 Strategi 1 Strategi 1


Strategi

Gambar 4. Kerangka AHP

III. Hasil dan Pembahasan


III.1. Gambaran Umum Sayuran Organik
Sayuran organik didefinisikan menurut (Afifi 2007) sebagai suatu sistem produksi
pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik
baik pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Pertanian organik berbeda dengan
penanaman secara konvensional yang memberikan unsur hara secara cepat dan
langsung dalam membentuk larutan sehingga segera diserap dengan takaran dan
waktu pemberian yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Penanaman sayuran
organik diharapkan dapat mencegah kemungkinan dampak negatif yang muncul akibat
penggunaan bahan-bahan kimia pada penanaman sayuran konvensional. Sistem dari
pertanian organik sendiri diharapkan dapat meminimalisasi pencemaran berbahaya
untuk lingkungan maupun bagi tubuh

III.2. Faktor-Faktor Kondisi yang Mempengaruhi Daya Saing Sayuran Organik dengan
Menggunakan Porter’s Diamond Model
Analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi daya saing pada
sayuran organik. Untuk menganalisis faktor-faktor tersebut digunakan alat analisis
berdasarkan Porter’s Diamond Model yang meliputi faktor kondisi, faktor kondisi
permintaan, faktor industri terkait dan industri pendukung, faktor persaingan industri,
faktor peran pemerintah, serta faktor peran kesempatan. Alat analisis yang kedua

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
263|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

menggunakan Porter’s Five Forces Model yang meliputi faktor persaingan


antarperusahaan saingan, faktor potensi masuknya pesaing baru, faktor daya tawar
pemasok, faktor yang dilihat dari daya tawar konsumen, serta faktor potensi
pengembangan produk-produk pengganti. Dalam menentukan faktor yang memiliki
pengaruh paling besar yang menggunakan lima responden pakar, digunakan skala 1-4
berdasarkan tingkat yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik. Nilai 4
(sangat menentukan), nilai 3 (menentukan), nilai 2 (sedikit menentukan), nilai 1 (tidak
menentukan).

Tabel 2. Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter’s Diamond
Model
NO Atribut Nilai Responden Rataan Nilai
1 2 3 4
Faktor Kondisi
1 Sumber daya Manusia (SDM) - - 3 2 5 3.4
2 Sumberdaya Modal - - 2 3 5 3.6
3 Sumberdaya alam (SDA) dan - - 2 3 5 3.6
lingkungan
4 Teknologi - - 4 1 5 3.2
5 Infrastruktur - - 2 3 5 3.6
Kondisi Permintaan
6 Jumlah pembeli dan tingkat - - 3 2 5 3.4
pertumbuhan
7 Preferensi konsumen - 2 3 - 5 2.6
Industri terkait dan industri
pendukung
8 Pemasok - - 4 1 5 3.2
9 Retail sayuran organik - - 3 2 5 3.4
Persaingan Industri
10 Tingkat persaingan retail sayuran - 2 3 - 5 2.6
organik
11 Strategi pesaing - 2 3 - 5 2.6
Peran pemerintah
12 Regulasi 1 - 1 3 5 3.2
Peran kesempatan
13 Iklim Bisnis - 1 4 - 5 2.8

Hasil analisis dengan Porter’s Diamond Model menunjukkan bahwa atribut


sumber daya modal, SDA dan lingkungan serta infrastruktur memiliki nilai rata-rata
tertinggi, artinya bahwa atribut tersebut memilki pengaruh paling besar diantara
atribut lainnya. Sedangkan atribut yang dianggap kurang berpengaruh dalam
peningkatan daya saing sayuran organik adalah preferensi konsumen, tingkat
persaingan retail sayuran. Pada Gambar 5 dapat dilihat Analisis peningkatan daya saing
sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Diamond Model.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|264

Persaingan Industri
1. Tingkat persaingan
Peran Kesempatan retail
Iklim bisnis 2. Strategi pesaing

Kondisi Permintaan
Domestik:
1. Jumlah pembeli dan
tingkat pertumbuhan
Kondisi Faktor: 2. Preferensi Konsumen
1. SDM
2. Modal
3. SDA dan Lingkungan
4. Teknologi
5. Infrastruktur

Industri Terkait dan


Industri Pendukung Peran Pemerintah:
1. Pemasok Regulasi
2. Retail sayuran
Organik

Gambar 5. Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Diamond
Model (Adaptasi Model)

Keterangan:
Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen utama yang saling mendukung
Garis ( ) menunjukan keterkaitan antara komponen penunjang yang mendukung komponen utama

Dari Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa pada usaha sayuran organik, terdapat
empat faktor utama yang memengaruhi jalannya usaha ini yakni persaingan industri
yang meliputi tingkat persaingan antar retail dan strategi yang digunakan, kondisi
permintaan domestik seperti jumlah pembeli dengan preferensi konsumen akan
produk sayuran organik yang dihasilkan, kondisi faktor diantaranya SDM, SDA, modal,
teknologi, dan infrastruktur. Faktor utama yang terakhir adalah industri terkait dan
industri pendukung yang meliputi retail dan pemasok. Selain itu terdapat dua faktor
pendukung diluar dari empat faktor utama yang mempengaruhi daya saing sayuran
organik, dimana kedua faktor tersebut berada diluar kendali pemilik usaha sayuran
organik. Faktor tersebut adalah faktor kesempatan dan peran pemerintah berupa
regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur jalannya usaha ini.

III.3.Faktor-Faktor Kondisi yang Mempengaruhi Daya Saing Sayuran Organik dengan


Menggunakan Porter’s Five Forces Model
Hasil analisis dengan menggunakan Porter’s Five Forces Model untuk mengetahui
faktor-faktor kondisi yang memengaruhi peningkatan daya saing sayuran organik dapat
dilihat pada Tabel 3.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
265|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

Tabel 3. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap daya saing sayuran organik berdasarkan Porter’s Five
Forces Model
NO Atribut Nilai Responden Rataan
1 2 3 4 Nilai
Persaingan antar perusahaan saingan
(New Entrants)
1 Pesaing Lama - 2 3 - 5 2.6
2 Keunggulan Pesaing - - 3 2 5 3.4
Potensi masuknya pesaing baru
(Competitor)
3 Munculnya Pesaing baru 1 2 2 - 5 2.2
4 Dampak yang diberikan oleh pesaing - 3 2 - 5 2.4
baru
Daya tawar pemasok (Bargaining
Power of suppliers)
5 Kekuatan Pemasok - - 2 3 5 3.6
6 Pengaruh pemasok terhadap usaha - 1 4 - 5 2.8
sayuran organik
7 Pemilihan Pemasok Sayuran organik - 1 3 1 5 3
Dilihat dari Daya tawar konsumen
(Bargaining power of buyer)
8 Pengaruh Konsumen/Pembeli - 2 2 1 5 2.8
Potensi pengembangan produk-produk
pengganti (Subtitute product)
9 Munculnya Produk subtitusi 1 2 2 - 5 2.2
10 Pengaruh produk subtitusi 1 3 1 - 5 2

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa atribut yang memiliki nilai
tertinggi adalah kekuatan pemasok dengan nilai rataan 3.60. Sementara atribut yang
memiliki nilai paling rendah adalah pengaruh produk substitusi dengan nilai 2.00.
Kerangka model analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan
menggunakan Porter’s Five Forces Modeldapat dilihat pada Gambar 6.

NEW ENTRANTS:
1. Pesaing
2. Keunggulan pesaing

Bargaining Power of
Suppliers: Competitors: Bargaining Power of
1. Kekuatan pemasok 1. Munculnya pesaing Buyers:
2. Pengaruh pemasok baru Pengaruh konsumen
terhadap usaha 2. Dampak pesaing baru
3. pemilihan pemasok
sayuran organik

Subtitutes:
1. Munculnya produk subtitusi
2. Pengaruh produk subtitusi

Gambar 6. Analisis peningkatan daya saing sayuran organik dengan menggunakan Porter’s Five Forces
Model

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|266

Dari Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa competitor yang masuk akibat adanya
pesaing dan dampak yang diberikan berada pada tingkat retail. Retail sayuran organik
harus waspada akan munculnya pesaing-pesaing baru yang akan mempengaruhi
usahanya. Oleh karena itu, untuk mendukung kekuatan suatu retail untuk bertahan
dalam persaingan, dibutuhkan suatu kekuatan yang akan membantu retail dalam
menghadapi persaingan pasar sayuran organik. Kekuatan tersebut diantaranya dengan
pemilihan pemasok sayuran organik bermutu baik dan melihat pengaruh dari
pemilihan pemasok tersebut terhadap usaha yang dijalankan. Pemilihan pemasok ini
memiliki pertimbangan seperti adanya pengaruh yang yang diberikan oleh konsumen.
Konsumen dapat memengaruhi retail dalam pemilihan pemasok seperti permintaan
khusus konsumen mengenai mutu, harga , dan sayuran-sayuran organik jenis tertentu.
Ancaman akan selalu ada dalam setiap usaha. Pada usaha ini, ancaman yang muncul
berasal dari pesaing dan produk subtitusi sayuran organik. Pesaing pasti memiliki
keunggulan-keunggulan yang dapat merebut pasar, oleh karena itu dibutuhkan suatu
studi pasar untuk melihat keunggulan yang dimiliki pesaing yang nantinya akan
digunakan dalam penentuan strategi apa yang seharusnya digunakan untuk
meningkatkan daya saing sayuran organik. Munculnya produk subtitusi dari sayuran
organik perlu di waspadai agar sayuran organik tidak kalah bersaing dipasaran.

III.4. Alternatif Strategi Untuk Meningkatkan Daya Saing Sayuran Organik


Setelah mengetahui faktor-faktor kondisi yang mempengaruhi daya saing
sayuran organik, selanjutnya dilakukan analisis untuk menetukan alternatif strategi
Porter’s Generic Strategies. Strategi generik menurut Porter dibagi menjadi 3, yaitu
strategi keunggulan biaya menyeluruh, strategi diferensiasi dan strategi fokus. Setiap
tujuan dibuat alternatif strateginya dan selanjutnya dilakukan analisis hirarki proses
untuk menentukan prioritas strategi untuk diterapkan dalam menjalankan usaha
sayuran organik.
Terdapat 3 hal yang menjadi tujuan untuk meningkatkan daya saing, yaitu
meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan penjualan, dan memperluas pangsa
pasar, yaitu:
1. Untuk meningkatkan mutu hasil produksi, digunakan strategi generik porter
diferensiasi. Strategi yang dipilih adalah mengontrol mutu produk dan strategi
fokus dengan melakukan pelatihan intensif bagi petani produksi.
2. Untuk meningkatkan penjualan, digunakan strategi fokus dengan alternatif
strategi menghasilkan produk mutu tinggi dan membangun citra positif dalam
industri.
3. Untuk memperluas pangsa, digunakan strategi fokus dengan alternatif strategi
bermitra dengan pemasok sayuran organik.

III.5. Alternatif Strategi yang Menjadi Prioritas dalam Meningkatkan Daya Saing
Analisis selanjutnya meyusun hirarki dengan melihat sasaran, faktor-faktor,
aktor, tujuan, dan strategi yang telah di analisis pada tahapan sebelumnya dengan
menggunakan alat analisis berupa Porter’s Diamond Model dan Porter’s Five Forces
Model untuk menganalisis faktor-faktor kondisi yang memengaruhi peningkatan daya
saing sayuran organik dan Porter’s Generic Strategic yang digunakan untuk

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
267|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

menentukan alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan


daya saing. AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun suatu
prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa kriteria (multi criteria).
Di samping bersifat multi kriteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang
terstruktur dan logis. Pemilihan atau penyusunan prioritas dilakukan dengan suatu
prosedur yang logis dan terstruktur. Pengolahan data menggunakan AHP memiliki dua
sudut pandang, yaitu pengolahan secara horizontal dan pengolahan secara vertikal.
Pengolahan horizontal menunjukan besarnya tingkat pengaruh suatu unsur dengan
unsur lainnya terhadap hirarki yang berada tepat diatasnya. Sedangkan pengolahan
vertikal menunjukan pengaruh masing-masing unsur dalam suatu hirarki terhadap
fokus utama. AHP dari meningkatkan daya saing sayuran organik dapat dilihat pada
Gambar 7.

Mencari Alternatif Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik


Sasaran

Sumber Sumber daya Infrastrukur Keunggulan Kekuatan


daya modal alam dan (F3) Pesaing (F4) Pemasok
Faktor (F1) lingkungan (F2) (0.253) (0.071) (F5)
(0.103) (0.386) (0.187)

Produsen Retail (P2) Pemerintah


Aktor (P1)(0.193) (0.507) (P3)(0.300)

Meningkatkan Mutu Meningkatkan Memperluas Pangsa


Hasil Produksi Penjualan (T2) Pasar (T3)
Tujuan
(T1)(0.548) (0.296) (0.156)

Menghasilkan Membangun citra positif Pelatihan intensif


produk yang dalam industri (S3) bagi petani produksi
bermutu tinggi (S1) (0.409) (S5)
(0.268) (0.148)
Strategi

Bermitra dengan Mengontrol mutu


pemasok sayuran produk (S4)
organik (S2) (0.064)
(0.111)

Gambar 7. Struktur AHP pada daya saing sayuran organik

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|268

Sasaran dari penyusunan AHP pada penelitian ini adalah mencari alternatif
strategi peningkatan daya saing sayuran organik dengan faktor-faktor yang dianggap
paling berpengaruh oleh pakar yaitu Sumber daya Modal (F1), SDA dan lingkungan
(F2), Infrastruktur (F3), Keunggulan Pesaing (F4) dan Kekuatan Pemasok (F5).
Selanjutnya ditetapkan aktor yang memegang peranan dalam meningkatkan daya
saing diantaranya Produsen (P1), Retail (P2), dan Pemerintah (P3). Hasil diskusi dengan
para pakar didapatkan bahwa aktor yang paling berperan dalam meningkatkan daya
saing sayuran organik adalah Retail (P2). Tujuan yang hendak dicapai dalam
meningkatkan daya saing sayuran organik adalah Meningkatkan kualitas hasil produksi
(T1), Meningkatkan penjualan (T2) dan Memperluas pangsa pasar (T3). Setelah
dilakukan perhitungan, didapatkan hasil meningkatkan hasil produksi (T1) sebagai
tujuan utama yang dilakukan oleh Retail untuik meningkatkan mutu hasil produksi. Jika
dilihat dari perannya, meningkatkan mutu bukan peran dari retail. Retail sendiri
berperan secara tidak langsung dalam meningkatkan mutu hasil produksi sayuran
organik. Dalam kasus ini, retail hanya mengontrol petani produksi untuk tetep
mempertahankan mutu sayuran yang baik atau meningkatkan mutu hasil produksinya.
Jika sayuran yang dihasilkan petani bermutu rendah atau kurang baik, retail dapat
memutuskan kontrak atau memilih pemasok lain yang dapat memenuhi standar
produk yang dijual pada retail tersebut. Oleh karena itu, retail memegang peranan
paling besar dalam meningkatkan mutu sayuran organik dalam meingkatkan daya
saing, walaupun retail sendiri tidak memproduksi langsung sayuran tersebut.
Tahap terakhir dalam penyusunan hirarki adalah menetapkan alternatif-alternatif
strategi yang dapat diambil berkaitan dengan strategi peningkatan daya saing sayuran
organik, yaitu: Menghasilkan produk bermutu tinggi (S1), Bermitra dengan pemasok
sayuran organik (S2), Membangun citra positif dalam industri (S3), Mengontrol mutu
produk (S4) dan Pelatihan intensif bagi petani produksi (S5). Adapun strategi yang
digunakan merupakan hasil pemikiran para pakar yang menjadi sumber dalam
penelitian. Strategi yang memiliki nilai tertinggi adalah membangun citra positif dalam
industri. Strategi ini diterapkan oleh retail guna menciptakan kepercayaan dan loyalitas
konsumen sayuran organik. Citra posisitf dari suatu usaha berbanding lurus dengan
kepercayaan yang didapatkan. Seiring dengan citra positif yang diperoleh maka akan
didapatkan kepercayaan dan loyalitas konsumen untuk membeli produk sayuran
organik di retail tersebut.

III.6. Implikasi Manajerial


Implikasi manajerial yang dilakukan para pelaku usaha sayuran organik adalah:
dalam bidang produksi, diperlukan penerapan teknologi yang modern pada produksi
sayuran organik untuk meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. Teknologi dapat
digunakan adalah mesin untuk pembasmian hama, penyiraman tanaman, penyebaran
pupuk dan pengepakan. Penerapan teknologi ini sebelumnya memerlukan sosialisasi
mengenai pengenalan, cara guna dan manfaat yang didapatkan, misalnya
mempermudah dalam pekerjaan, sehingga memungkinkan terjadinya produksi massal
dan selain itu efisiensi waktu dan tenaga kerja untuk menekan biaya produksi.
Dalam bidang produksi melakukan pengawasan pada proses produksi untuk
meningkatkan mutu dan daya tahan produk. Apabila produk yang dihasilkan baik,

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014
269|Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik

maka citra positif akan didapatkan oleh pelaku usaha sayuran organik. Dalam bidang
manajemen motivasi dan semangat kerja bagi para petani maupun pegawai di bidang
produksi harus ditingkatkan untuk mengurangi stres dan kejenuhan bekerja. Kegiatan
untuk mengurangi hal negatif adalah dengan kegiatan membangun hubungan
kekeluargaan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Dengan adanya motivasi
yang tinggi pada pegawai, maka akan menghasilkan produktivitas tinggi. Dampak
positifnya adalah terjadinya peningkapan kapasitas produksi, skala usaha dan
kesejahteraan.
Hal lain dalam bidang manajemen: mengetahui kemampuan pesaing dalam
menerapkan strategi usaha, diperlukan perbandingan kinerja dengan pelaku usaha
sayuran organik lain. Setelah mengamati bagaimana pesaing bekerja, dapat dilakukan
proses evaluasi memperbaiki diri untuk meningkatkan produktivitas dan mutu pada
sayuran organik yang dihasilkan. Dalam bidang pemasaran: kerjasama dengan
beberapa pelaku bisnis lain seperti pemasok, retail, dan supermarket sangat
dianjurkan dengan tujuan meningkatkan pangsa pasar dengan menjual produk lebih
banyak yang lebih merata. Promosi atau beriklan juga penting untuk dilakukan dengan
harapan konsumen lebih mengetahui tentang usaha sayuran organik dan
menumbuhkan kepercayaan konsumen terhadap sayuran organik yang dijual, sehingga
permintaan akan sayuran organik meningkat.

IV. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor kondisi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan daya saing
sayuran organik adalah sumberdaya modal, SDA dan lingkungan, infrastruktur,
kekuatan pemasok. Sedangkan faktor yang memiliki pengaruh paling rendah adalah
pengaruh produk subtitusi.
Terdapat lima prioritas strategi yang disusun dengan menggunakan Porter’s
generic strategic untuk meningkatkan daya saing sayuran organik adalah menghasilkan
produk bermutu tinggi, bermitra dengan pemasok sayuran organik, membangun citra
yang positif dalam industri, mengontrol kualitas produk dan pelatihan yang intensif
bagi petani produksi.
Alternatif strategi yang prioritasnya paling tinggi untuk dipilih adalah strategi
membangun citra yang positif dalam industri, sebagai upaya meningkatkan daya saing
dari kalangan pelaku usaha sayuran organik dengan cara meningkatkan kepercayaan
dan loyalitas konsumen untuk tetap membeli produk sayuran organik.

V. Daftar Pustaka
Afifi MF. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik dan
Penerapan Personal SellingBenny’s Organic Garden. [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor
[AOI] Aliansi Organik Indonesia. 2011. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2011.
Bogor (ID): AOI.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 3, Desember 2014
Priastuti, Suroso, Najib – Analisis Strategi Peningkatan Daya Saing Sayuran Organik|270

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia Tahun 2008-2012.
[Internet]. [diunduh pada 2013 Mei 14]. Tersedia pada: www.bps.go.id.
David FR. 2006. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 10. (Terjemahan). Jakarta (ID):
Penerbit Salemba Empat.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Statistik Produksi Hortikultura. Jakarta (ID):
Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura.
Porter ME. 1994. Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja
Unggul. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.
Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik
Untuk Pengambilan Keputusan Dalam Situasi Yang Komplek. (Terjemahan).
Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman Pressindo.
Tambunan HTT. 2013. Kebijakan Industri dalam menyongsong ME-ASEAN 2015. Policy
Paper,16. Jakarta (ID): Kadin Indonesia.

Jurnal Manajemen dan Organisasi


Vol V, No 2, Agustus 2014

View publication stats

You might also like