Pengembangan Listrik Tenaga Biogas Skala Rumah Tangga Untuk Daerah Terpencil Di Indonesia

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal.

168-183

DOI: 10.29303/jrpb.v8i2.187
ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354
Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id

PENGEMBANGAN LISTRIK TENAGA BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA


UNTUK DAERAH TERPENCIL DI INDONESIA

Development of Family-Scale Biogas Electricity Generation for Isolated Areas in Indonesia

Agus Haryanto1,*), Sugeng Triyono1, Mareli Telaumbanua1, Dwi Cahyani2


1
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung 35145, Indonesia
2
Program Studi Teknik Biosistem, Institut Teknologi Sumatera
Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Jati Agung, Lampung Selatan 35365, Indonesia

Email*): agus.haryanto@fp.unila.ac.id

Diterima: Juli 2020


Disetujui: September 2020

ABSTRACT

The gap in electricity availability between urban and remote areas is one of the problems that
must be resolved. Some remote areas provide independent electricity using diesel generators.
One potential of renewable energy that can be exploited is the utilization of biogas from
livestock waste as generator fuel. This paper aims to describe the potential of household-scale
biogas power generators as one of the promising solutions for electrifying remote areas or
islands in Indonesia. As an established technology, biogas technology offers various benefits
as a renewable energy source. Biogas technology also offers side products in the form of high-
quality organic fertilizer. Household-scale biogas-fueled generators can be modified from
small-sized gasoline-powered generators by adding biogas line in the carburetor. The results
indicate that a household-scale biogas fueled generator is a suitable choice for the
development of electricity in remote areas. The maximum benefit is obtained through an
integrated system combining the activities of farming or gardening, animal husbandry, and the
provision of biogas electricity. The high investment for digester construction and the price of
biogas generators as well as the absence of incentives for biogas electricity are among the
obstacles need to be overcome by involving stakeholders.

Keywords: biogas; isolated villages; electricity; renewable

ABSTRAK

Kesenjangan ketersediaan listrik antara daerah perkotaan dan terpencil merupakan salah satu
masalah yang harus diselesaikan. Sebagian daerah terpencil menyediakan listrik swadaya
menggunakan generator diesel. Salah satu potensi energi terbarukan yang dapat dieksploitasi
adalah pemanfaatan biogas dari limbah peternakan sebagai bahan bakar genset. Penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan potensi genset tenaga biogas skala rumah tangga sebagai salah
satu solusi yang menjanjikan untuk melistriki daerah atau pulau terpencil di Indonesia. Sebagai
teknologi yang sudah mapan, teknologi biogas menawarkan berbagai keuntungan sebagai
sumber energi terbarukan. Teknologi biogas juga menawarkan produk samping berupa pupuk

168
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

organik yang berkualitas tinggi. Genset berbahan bakar biogas skala rumah tangga dapat
dimodifikasi dari genset berbahan bakar bensin berukuran kecil yaitu dengan menambahkan
jalur biogas pada karburator mesin. Hasil kajian menunjukkan bahwa genset skala rumah
tangga berbahan bakar biogas merupakan salah satu alternatif pilihan yang baik untuk
pengembangan listrik di wilayah terpencil. Manfaat maksimal diperoleh melalui sistem
terintegrasi yang memadukan kegiatan kebun/pertanian, peternakan, dan penyediaan listrik
biogas. Tingginya investasi pembuatan digester dan harga genset biogas serta tidak adanya
insentif bagi listrik biogas merupakan kendala yang perlu diatasi dengan melibatkan para
pemangku kepentingan.

Kata kunci: biogas; desa terpencil; listrik; terbarukan

PENDAHULUAN pembangkit listrik beroperasi dengan


efisiensi 80% dari kapasitasnya, maka akan
Listrik telah menjadi kebutuhan pokok diperlukan tambahan 337,5 MW daya baru
masyarakat dan nisbah antara jumlah rumah hanya untuk mencukupi kebutuhan listrik di
tangga berlistrik dengan jumlah rumah daerah terpencil.
tangga total, disebut rasio elektrifikasi (RE), Sebagian masyarakat di daerah
telah menjadi ukuran kesejahteraan. Pada terpencil telah mengusahakan sendiri
tahun 2019, konsumsi energi listrik per kebutuhan daya listriknya menggunakan
kapita Indonesia baru mencapai 1.077 kWh mesin generator (genset) kecil berbahan
dengan RE 98,86% (ESDM, 2019). Angka bakar minyak (BBM). Tetapi, BBM makin
ini lebih tinggi daripada Philipina (94,9%) langka, mahal, dan sulit diperoleh di daerah
dan Timor Leste (85,6%) tetapi masih lebih terpencil. Jika harga minyak solar Rp 9.000
rendah dari Singapura, Malaysia, Thailand, per liter dan efisiensi konversi 30%, maka
Vietnam, dan Brunei yang semuanya telah biaya pembangkitan listrik telah mencapai
mencapai RE 100% (The World Bank, Rp 2.968 per kWh hanya untuk konsumsi
2020). bahan bakar. Harga ini jauh lebih mahal
Pemerintah Indonesia telah dibandingkan tarif listrik non subsidi bagi
mengidentifikasi potensi besar energi pelanggan pada Tegangan Rendah, yaitu Rp
terbarukan yang dapat menjadi solusi untuk 1.467 per kWh (Kementerian ESDM, 2020).
menjawab pertumbuhan permintaan listrik, Kebijakan Energi Nasional (KEN)
sehingga mematok target rasio elektrifikasi mempunyai sasaran bauran energi yang
mendekati 100% pada 2020 (Kirari et al., optimal dengan kontribusi sumber daya
2018). Hingga saat ini, masih terdapat energi baru dan terbarukan mencapai 23%
1,14% (sekitar 3 juta) penduduk Indonesia pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050
atau 750 ribu rumah tangga yang tidak atau (Kementerian ESDM, 2016). Oleh karena
belum memiliki akses ke jaringan listrik. itu, sangat penting mengembangkan sumber
Umumnya masyarakat yang belum energi terbarukan di Indonesia yang
memperoleh listrik tinggal di daerah atau potensinya sangat besar tetapi realisasinya
pulau-pulau terpencil. Daerah ini dicirikan masih sangat rendah. Pilihan terbaik
dengan tidak adanya aktivitas industri, melistriki masyarakat terpencil dan terisolir
infrastruktur yang buruk, dan tidak adalah pemanfaatan sumber daya energi
terjangkau oleh jaringan listrik PLN. yang tersedia secara lokal dengan
Masalah ini diperkuat oleh fakta bahwa menggunakan teknologi yang efisien,
Indonesia terdiri dari 16.000 lebih pulau. mapan, dan terjangkau secara ekonomi
Jika tiap rumah tangga memerlukan daya seperti: mikrohidro, biomasa, biogas, atau
listrik minimal 500 VA untuk memenuhi tenaga surya. Vaghmashi et al. (2014)
kebutuhan penerangan (sambungan listrik menyatakan biogas memiliki potensi yang
PLN paling rendah adalah 450 VA), dan baik untuk menggantikan bahan bakar

169
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

minyak. Pembangkit listrik tenaga biogas asetat, H2, dan sebagian CO2 (Abbasi et al.,
skala rumah tangga memiliki beberapa 2012).
keunggulan yang patut dipertimbangkan Komposisi utama biogas meliputi CH4
sebagai alternatif. dan CO2, dengan sedikit gas inert, senyawa
Pemanfaatan biogas untuk listrik sulfur, dan uap air. Kandungan CH4
bukanlah teknologi baru. Tetapi, aplikasi umumnya berkisar antara 55–70% (Tabel
pembangkitan listrik skala rumah tangga 1). Komposisi biogas bevariasi bergantung
menggunakan bahan bakar biogas masih pada substrat (bahan baku) yang digunakan.
terbatas (Aisyah & Herdiansyah, 2015). Umumnya, hasil biogas mencapai 100–200
Sebagai contoh, hanya 7,5% dari 93 m3 dari setiap ton bahan organik yang di
responden yang menggunakan biogas untuk degradasi (RISE-AT, 1998). Dalam proses
listrik di Desa Mandiri Energi berbasis ini juga dihasilkan kompos dan pupuk cair
biogas, yaitu Desa Haurngombong, Kec. yang dapat digunakan untuk budidaya
Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa tanaman. Oleh karena itu, produksi dan
Barat (Hermawati, 2012). penggunaan biogas memberikan manfaat
sosial, ekonomi, dan lingkungan, baik bagi
Tujuan masyarakat secara keseluruhan maupun
Tujuan artikel ini adalah melakukan petani yang terlibat. Hal tersebut merupakan
ulasan mengenai pengembangan listrik manfaat penting dari teknologi biogas (Al-
biogas sebagai salah satu alternatif Seadi et al., 2008).
pemenuhan listrik di daerah terpencil.
Artikel ini disusun menjadi empat bagian, Tabel 1. Komposisi Tipikal Biogas (RISE-AT,
yaitu latar belakang pentingnya listrik 1998)
biogas, keunggulan listrik biogas, Komponen Kisaran
komponen sistem listrik biogas, sistem Metana (CH4) 55–70 % vol
Karbon dioksida (CO2) 30–45 % vol
terintegrasi, prospek dan kendala listrik Hidrogen sulfida (H2S) 200–4000 ppm vol
biogas, dan kesimpulan. Nilai energi biogas 20–25 MJ/Nm3

HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan CH4 dalam biogas seperti


dalam Tabel 1 mengisyaratkan bahwa
Keunggulan Listrik Biogas biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar
Biogas merupakan bahan bakar yang untuk berbagai keperluan: masak,
dihasilkan dari proses dekomposisi bahan penerangan, dan pembangkitan listrik.
organik yang terjadi dalam kondisi Penggunaan biogas untuk menghasilkan
anaerobik. Dalam proses ini, bahan organik listrik skala rumah tangga bisa menjadi salah
kompleks (protein, lemak, dan selulose atau satu solusi yang menjanjikan di daerah
pati) mengalami serangkaian dekomposisi terpencil karena berbagai keunggulan yang
oleh mikroorganisme yang dimulai dari ditawarkan.
hidrolisis menjadi monomer seperti asam
amino, asam lemak rantai panjang, dan gula. Sumber energi terbarukan
Monomer ini akan terfermentasi Biogas adalah energi terbarukan
membentuk asam lemak volatile (asam karena dihasilkan dari biomasa. Substrat
laktat, propionat, butirat) selama proses untuk proses biogas dapat dikembangkan
asidogenesis. Pada tahap asetogenesis, secara lokal dan murah seperti kotoran sapi,
bakteri memakan asam lemak volatil ini limbah pertanian, atau tanaman energi.
untuk menghasilkan asam asetat, karbon Biogas akan meningkatkan ketersediaan
dioksida (CO2), dan hidrogen (H2). energi suatu daerah dan juga memberikan
Akhirnya, bakteri metanogenik kontribusi penting dalam penyelamatan
menghasilkan metana (CH4) dari asam sumber daya alam dan perlindungan
terhadap lingkungan. Pengembangan dan

170
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

aplikasi sistem listrik biogas yang konstruksi, pengoperasian dan perawatan


didasarkan pada potensi sumberdaya lokal digester biogas. Hal ini akan memberikan
akan meningkatkan pasokan energi dan kontribusi terhadap pembukaan usaha baru
ketahanan energi daerah sehingga yang memiliki potensi ekonomi signifikan,
mengurangi ketergantungan pada BBM (Al- sehingga menciptakan lapangan kerja di
Seadi et al., 2008). perdesaan dan meningkatkan pendapatan
(Al-Seadi et al., 2008).
Mengurangi emisi GRK
Penggunaan bahan bakar fosil akan Modifikasi mudah
mengubah karbon yang telah tersimpan Mesin genset berbahan bakar bensin
jutaan tahun di dalam bumi, dan melepasnya dapat dikonversi ke biogas dengan
ke dalam atmosfer sebagai CO2. mengubah karburator sehingga bisa
Peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer beroperasi menggunakan bahan bakar gas.
dapat menyebabkan pemanasan global Konversi ini mudah dilakukan dan adaptor
karena CO2 merupakan salah satu gas rumah bahan bakar gas juga mudah diperoleh di
kaca (GRK). Pembakaran biogas juga pasaran.
menghasilkan CO2 ke atmosfer, tetapi
secara keseluruhan netral karena dipakai Beroperasi secara off-grid
oleh tanaman melalui proses fotosintesis. Pembangkit listrik rumah tangga
Daur ulang karbon dari biogas terjadi dalam beroperasi secara terdesentralisasi atau off-
waktu yang sangat singkat. Emisi CH4 dan grid, sehingga tidak memerlukan pembuatan
N2O (dinitrogen oksida) yang terjadi pada jaringan distribusi yang sangat mahal.
timbunan dan aplikasi kotoran hewan juga Biaya pembuatan jaringan makin tinggi
dapat dikurangi melalui produksi biogas. seiring dengan jaraknya sehingga sering
Pontensi GRK CH4 adalah 21 kali lebih menjadi kendala utama dalam
tinggi dari CO2 dan untuk N2O 296 kali. pengembangan listrik di daerah yang sulit
Oleh karena itu, selain menggantikan BBM, dijangkau oleh jaringan listrik pusat (Louie,
listrik biogas juga mengurangi emisi GRK 2018).
(Chynoweth et al., 2001) sehingga dapat
menurunkan potensi pemanasan global Lebih ekonomis
(Mitianiec, 2012). Terkait dengan aspek sosial-ekonomi
masyarakat pedesaan, biogas yang
Sumber pupuk organik dihasilkan dari sumber daya terbarukan
Digester biogas tidak hanya merupakan pilihan yang tepat dan dapat
menghasilkan energi. Lumpur yang keluar memainkan peranan penting dalam
dari digester (dinamakan digestat) memenuhi kebutuhan energi dan
merupakan pupuk yang sangat baik karena penyelesaian masalah lingkungan (Kabir et
kaya nitrogen, fosfor, potasium dan unsur al., 2013). Berdasarkan analisis parameter
hara mikro. Dibandingkan dengan kompos secara menyeluruh, Chandra et al. (2012)
kotoran hewan yang tidak diolah, digestat menyimpulkan produksi biogas dari limbah
lebih homogen, memiliki nutrisi lebih pertanian lebih menguntungkan secara
tersedia, C/N rasio lebih baik, dan bau yang ekonomi dan lingkungan serta merupakan
sudah jauh berkurang (Al-Seadi et al., suatu cara menghasilkan energi dari
2008). biomassa secara berkelanjutan. Biogas lebih
kompetitif dari sisi biaya dan efisien jika
Membuka lapangan pekerjaan dibandingkan dengan bentuk energi
Produksi biogas melalui proses biomassa lainnya seperti gas sintetik dan
anaerobik memerlukan tenaga kerja untuk etanol (Chynoweth et al., 2001). Ditinjau
produksi bahan baku, pengumpulan dan dari harga bahan bakar, penggunaan biogas
transportasinya, pembuatan perkakas teknis, untuk operasional mesin, cenderung lebih

171
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

hemat karena diperoleh secara gratis Digester ini terdiri dari digester
dibandingkan penggunaan dengan BBM (bagian bawah) berbentuk silinder dan
dengan kisaran harga Rp 5.150˗11.500 bagian atas berbentuk kubah berfungsi
setiap liternya. sebagai gas-holder. Ketika produksi gas
sudah dimulai, maka substrat yang
Komponen Sistem menyerupai bubur (slurry) akan didorong ke
Sistem pembangkit listrik biogas skala kolam kompensasi. Tekanan gas akan terus
rumah tangga memerlukan komponen meningkat seiring dengan peningkatan
digester anaerobik, genset, dan beberapa jumlah gas yang tersimpan dan setara
komponen pendukung. dengan beda tinggi antara permukaan slurry
di dalam digester dan permukaan slurry di
Digester Anaerobik dalam kolam kompensasi. Jika biogas dalam
Digester adalah wadah anaerobik yang gas-holder tidak banyak, maka tekanan gas
dipakai untuk mendekomposisi bahan (terbaca pada manometer air) akan rendah.
organik dan menghasilkan biogas. Tabel 2 Sistem dilengkapi dengan bak pembuangan
menyajikan perbandingan empat tipe slurry berbentuk kotak yang berfungsi untuk
digester yang dapat diaplikasikan di menampung sementara lumpur dan untuk
Indonesia. Dua tipe yang banyak diadopsi meningkatkan tekanan gas di dalam
adalah digester tipe fixed-dome dan tipe digester. Ukuran digester bervariasi dari 4
plastik tubuler. m3 hingga 12 m3 (Hariyanto, 2012).
Disemininasi digester tipe fixed-dome di
Indonesia difasilitasi oleh HIVOS melalui
Program biogas rumah (BIRU). Gambar 1
dan 2 memperlihatkan desain dan aplikasi
Digester fixed-dome lapangan biogas tipe fixed dome.

Tabel 2. Perbandingan empat tipe digester (Warner et al., 1989)


Faktor Fixed dome Floating drum Plastik tubular
Penyimpanan Penyimpanan gas internal Penyimpanan gas internal Penyimpanan gas eksternal
gas hingga 20 m³ (ukuran besar) ukuran drum (kecil) memakai kantung plastik

Tekanan gas Antara 60 – 120 mbar Hingga 20 mbar Rendah, sekitar 2 mbar

Kemampuan Tinggi; tukang batu, tukang Tinggi; tukang batu, Medium; tukang pipa
kontraktor pipa tukang pipa, tukang las

Ketersediaan Ya Ya Ya
material

Ketahanan Sangat tinggi > 20 tahun Tinggi; drum adalah titik Medium; tergantung pada
(durability) lemahnya liner yang dipilih

Pengadukan Otomatis oleh tekanan biogas Pengadukan manual Tidak mungkin; tipe plug flow

Ukuran Volume digester 6 – 124 m³ Hingga 20 m³ Memungkinkan kombinasi

Emisi metana Tinggi Medium Rendah

172
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Gambar 1. Desain digester biogas fixed-dome BIRU yang dikembangkan di Indonesia


(Menteri ESDM, 2014)

Gambar 2. Digester biogas tipe fixed-dome yang disebarluaskan melalui Program BIRU (kiri)
dan tipe fixed-dome dari bahan fiber glass (Haryanto, 2012)

Digester tipe fixed dome sebenarnya Digester ini biasanya dibangun dari
sederhana karena tidak ada bagian yang pasangan bata-semen, dan atau beton ferro-
bergerak. Digester dibangun di dalam tanah, cement. Kini, digester fixed- dome dari
sehingga terlindung dari kerusakan fisik dan plastik atau fiber juga tersedia di pasaran.
hemat tempat. Fluktuasi suhu siang-malam Parameter utama dalam pemilihan material
tidak mempengaruhi proses mikro-biologis. meliputi: kesesuaian teknis (stabilitas,
Konstruksi digester fixed-dome memerlukan kekedapan gas- dan cairan), biaya,
banyak tenaga kerja, sehingga menciptakan ketersediaan secara lokal dan ongkos
lapangan kerja lokal. Konstruksi digester transportasi, ketersediaan tenaga kerja
fixed-dome memerlukan teknisi bangunan terlatih lokal untuk mengerjakan beberapa
berpengalaman. Tukang tanpa pengalaman material bangunan khusus (Warner et al.,
akan menghasilkan digester yang buruk 1989). Digester ini dipasarkan dengan harga
(tidak kedap atau retak) (Warner et al., seperti diberikan pada Tabel 3.
1989).

Tabel 3. Kapasitas, kebutuhan substrat, dan harga digester BIRU di Indonesia (Hariyanto, 2012)
Kapasitas Produksi Gas Input Kotorana) Input Air Jumlah Sapi Hargab)
3
(m )3 (m /hari) (kg/hari) (L/hari) (ekor) (Rp)
4 0,8 – 1,6 20 – 40 20 – 40 3–4 5.500.000
6 1,6 – 2,4 40 – 60 40 – 60 5–6 6.500.000
8 2,4 – 3,2 60 – 80 60 – 80 7–8 7.500.000
10 3,2 – 4,2 80 – 100 80 – 100 9 – 10 9.000.000
12 4,2 – 4,8 100 – 120 100 – 120 11 – 12 10.500.000
a)
Rata-rata waktu tinggal (HRT) 50 hari
b)
Tahun 2011

173
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Kekurangan digester ini adalah bahwa dan mengikatnya dengan tali karet. Salah
tekanan gas berfluktuasi sehingga aliran gas satu ujung pipa PVC 6” digunakan sebagai
tidak konstan. Burner dan perkakas saluran inlet dan ujung lainnya sebagai
sederhana lainnya tidak dapat disusun secara outlet. Di dalam digester akhirnya akan
optimal. Jika biogas digunakan untuk tercipta keseimbangan hidraulik antara
perkakas yang memerlukan tekanan konstan jumlah substrat yang ditambahkan dengan
(misalnya, mesin genset), maka diperlukan digestat yang keluar. Hal ini karena plastik
regulator tekanan atau gas-holder apung PE sangat fleksibel dan mudah rusak, maka
(Warner et al., 1989). digester perlu dilindungi. Digester dapat
diletakkan dalam parit (lubang galian) atau
Digester Tipe Plastik Tubuler bak memanjang. Naungan diperlukan untuk
Digester tipe plastik tubuler (Gambar melindungi plastik dari radiasi UV matahari.
3) awalnya dikembangkan di Amerika Latin Dari segi teknis dan biaya, digester plastik
(Bolivia, Peru, Ecuador, Colombia, dan tubuler adalah yang paling sederhana dan
Mexico). Digester ini menggunakan plastik paling murah (Aisyah & Herdiansyah,
PE (polyethylene) tubular dengan gas holder 2015). Kelebihan dan kekurangan digester
terpisah. Untuk keamanan, dapat dipakai plastik diberikan pada Tabel 4. Digester ini
dua lapis plastik dengan ketebalan masing- direkomendasikan jika pembiayaan menjadi
masing 300 mikron. Pada kedua ujungnya, masalah yang substansial.
plastik diikatkan melingkari pipa PVC 6”

Gambar 3. Digester biogas tipe plastik tubuler (Foto: Agus Haryanto, 2011)

Tabel 4. Kelebihan dan kekurangan digester plastik tubuler (Warner et al., 1989)
Kelebihan Kekurangan
Dapat dibuat secara standar dengan biaya rendah sebelum Tekanan biogas yang rendah akan memerlukan
instalasi pembebanan atau pompa gas
Sesuai untuk daerah dengan air permukaan yang rendah Scum tidak dapat diambil selama pengoperasian digester
karena dapat diinstal secara dangkal
Mudah transportasi Plastik memiliki umur pakai relatif singkat
Konstruksi tidak rumit Plastik biasanya tidak tersedia secara lokal
Suhu digester tinggi di daerah beriklim hangat Plastik rentan terhadap kerusakan mekanis
Pembersihan tidak rumit Potensi penciptaan tenaga kerja lokal sedikit
Digester bisa bekerja dengan substrat yang sulit Kerusakan sulit diperbaiki
Mudah pengurasan dan perawatan Potensi swa-kelola (self-help) yang terbatas

174
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Digester Tipe Floating Tank terjungkir oleh sebuah kerangka (guide


Digester biogas tipe floating tank frame). Jika biogas diproduksi, drum
diperkenalkan di India oleh Jashu Bhai J. bergerak ke atas dan ketika biogas
Patel pada 1956 yang menamainya digester digunakan, drum bergerak ke bawah.
biogas Gobar (FAO, 1996). Digester ini Digester biogas Gobar ditinggalkan setelah
terdiri dari digester yang terletak di bawah masuknya digester model fixed-dome dari
permukaan tanah dan sebuah gas-holder China, karena digester Gobar memerlukan
yang dapat dipindahkan. Digester berbentuk investasi yang tinggi plus biaya perawatan
silinder dan gas-holder dari tangki atau akibat desain yang kurang sempurna.
drum yang mengapung baik secara langsung Penulis menyederhanakan desain
di atas bubur (slurry) atau mengapung pada digester floating tank dengan digester
selimut air (water jacket) dari gas-holder itu berupa sumur plester sedalam 2 m dan
sendiri. Biogas dikumpulkan di dalam pemanfaatan tangki air sebagai gas holder
tangki gas yang akan naik atau turun, (Gambar 4). Drum dilengkapi tali dari kawat
bergantung pada jumlah gas yang disimpan. baja atau tambang plastik untuk mencegah
Drum gas dipertahankan untuk tidak agar drum tidak akan terjungkir.

Gambar 4. Digester biogas tipe floating drum kerjasama Tim Penulis dengan Gapoktan Sido Rukun,
Desa Rejomulyo, Lampung Selatan (Foto: Agus Haryanto, 2018)

Genset Biogas perkantoran untuk mengatasi listrik padam.


Pembangkitan listrik tenaga biogas Generator ini bisa dioperasikan sepenuhnya
skala rumah tangga dapat dilakukan dengan menggunakan biogas untuk mengatasi
mesin genset kecil. Biogas dapat dicampur kelangkaan listrik di daerah terpencil.
dengan solar untuk mesin diesel atau dipakai Tippayawong et al. (2010) melaporkan
sepenuhnya (100% biogas) untuk mesin bahwa mesin dapat bekerja secara
bensin. Daya yang dihasilkan dapat memuaskan dengan bahan bakar biogas
digunakan untuk menjalankan berbagai tanpa modifikasi dan tidak terdapat masalah
perkakas seperti refrigerator, kompresor, pada pengoperasian yang panjang. Genset
pembangkit daya listrik, dan pompa irigasi. berkapasitas 1,5 kW dilaporkan bekerja
Kini, generator kecil (kapasitas sekitar 1 menggunakan 100% biogas. Meskipun
kW) dengan bahan bakar bensin makin konsumsi bahan bakar spesifik
banyak digunakan di wilayah pinggiran kota menggunakan biogas lebih tinggi, tetapi
oleh kios kecil, rumah tangga, atau efisiensi puncak sebanding dengan mesin

175
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

yang menggunakan bensin (Ehsan & jenis mesin bakar-dalam mensyaratkan


Naznin, 2005). Mesin bensin dapat kandungan H2S dalam biogas kurang dari
dikonversi untuk beroperasi menggunakan 100 ppm (McKinsey-Zicari, 2003).
biogas. Konversi ini dilakukan dengan H2S dapat dihilangkan dari biogas
merubah karburator sehingga dapat bekerja dengan cara menyaring biogas tersebut
dengan bahan bakar gas. Jawurek et al. menggunakan tanah alami atau bijih besi
(1987) menyatakan bahwa konversi motor (ore) atau bahan besi oksida. Bahan ferrous
bensin ke motor gas merupakan pekerjaan ini dimasukkan ke dalam kontainer kedap
sederhana. Para petani di Wilayah Sragi udara yang terbuat dari baja atau plastik
Lampung Selatan bahkan bisa mengerjakan dengan tinggi tumpukan bahan ferrous 20 –
sendiri konversi motor bensin untuk 30 cm. Biogas dilewatkan dari bawah dan
beroperasi menggunakan gas (LPG) untuk keluar di bagian atas kontainer. Biogas akan
keperluan pompa irigasi (Haryanto et al., bebas dari H2S melalui Persamaan reaksi 1.
2017a). Dari hasil kajiannya, Surata et al.,
(2014) juga melaporkan konversi sederhana 2Fe(OH)3 + 3H2S → Fe2S3 + 6H2O →
motor bensin 4-tak silinder tunggal untuk Fe(OH)2 + H2S → FeS + 2H2O ............ (1)
menggerakkan generator listrik
menggunakan bahan bakar biogas tanpa Proses ini akan berhenti setelah
merubah rasio kompresi dari mesin orisinal. sebagian besar besi muncul sebagai sulfida
Mesin dilaporkan bekerja secara stabil dan (FeS dan Fe2S3). Tetapi, sulfida besi ini
dapat membangkitkan listrik dengan biogas dapat diregenerasi menggunakan oksigen
100% tanpa campuran. Perlengkapan atau atmosfer. Proses regenerasi ini dapat
kit konversi karburator ke bahan bakar gas diulangi sampai 10 kali (Muche &
kini bahkan sudah tersedia secara komersial. Zimmermann, 1985), sebelum akhirnya
absorbent dibuang karena terlapisi dengan
Komponen Pendukung sulfur elementer dan pori-porinya menjadi
Komponen pendukung yang penting tersumbat.
adalah unit desulfurisasi untuk menurunkan Kobayashi et al. (2012) mencatat
kadar hidrogen sulfida (H2S), unit water metode desulfurisasi dapat dilakukan secara
trap untuk mengambil uap air, dan unit CO2 biologi seperti penggunaan bio-filter dan
remover untuk mengurangi kadar CO2. bio-scrubber. Desulfurisasi H2S terjadi
secara fisik melalui absorpsi oleh air atau
Desulfuriser secara biologi oleh mikroba. Proses absorpsi
Biogas mengandung hidrogen sulfida berlangsung melalui disosiasi (Horikawa et
atau H2S (Tabel 1). Meskipun sedikit, H2S al., 2004) sesuai Persamaan reaksi 2, 3, dan
sangat membahayakan komponen dalam 4.
mesin seperti perapat (seal) dan katup.
Senyawa ini sangat korosif terhadap bagian- H2S (g) + H2O ↔ H2S (aq) ................. (2)
bagian logam di dalam mesin. Selain itu, H2S (aq) ↔ H+ + HS–................ (3)
pembakaran biogas yang mengandung H2S HS– ↔ H+ + S2–................. (4)
akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2)
yang beracun. Jika SO2 bereaksi dengan uap Proses biologi dimulai dengan
air, terbentuk asam sulfat (H2SO4) yang disosiasi H2S yang menghasilkan HS–.
menyebabkan korosi di dalam ruang bakar Dalam kondisi oksigen terbatas, bakteri
mesin dan pipa gas buang (knalpot). memfasilitasi reaksi redoks menghasilkan
Senyawa SO2 juga larut di dalam oli mesin S0 (Abatzoglou, 2009) sesuai Persamaan
yang mengakibatkan oli menjadi asam, reaksi 5.
kehilangan daya lumas, dan mempersingkat
masa penggantian oli (Cherosky, 2012; HS− + 0,5O2 → S0 + OH− .................. (5)
Muche & Zimmermann, 1985). Genset dari

176
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Su et al. (2013) melaporkan efisiensi Sistem Terintegrasi


pembuangan H2S mencapai rata-rata 93% Daerah pedesaan dan kegiatan
melalui desulfurisasi bio-filter. Penggunaan agroindustri merupakan sumber biomasa
kompos kotoran sapi, McKinsey-Zicari terbesar. Di sini, jumlah limbah organik
(2003) menurunkan H2S dari biogas dengan (limbah panen, kotoran hewan, efluen
efisiensi mencapai 80%. Haryanto et al. agroindustri, dan sebagainya) melimpah dan
(2017b) melaporkan penggunaan bio- menjadi justifikasi bagi implementasi sistem
scrubber dari kompos lokal dan konversi energi skala kecil yang
memperoleh efisiensi 98% untuk biogas terdesentralisasi untuk memenuhi
yang dihasilkan dari limbah cair kelapa kebutuhan energi lokal. Integrasi kegiatan
sawit. peternakan, pertanian, dan penyediaan
energi akan menghasilkan sistem ideal tanpa
Water Trap limbah. Menurut Gupta et al. (2012), sistem
Proses penguraian anaerobik terhadap pertanian terintegrasi memiliki posisi
bahan organik juga menghasilkan uap air. spesial karena produk samping (by-product)
Oleh karena itu, biogas biasanya jenuh dari satu sistem menjadi input bagi sistem
dengan uap air, yaitu memiliki kelembaban lainnya. Gambar 5 menunjukkan sistem
relatif 100%. Air dihasilkan selama proses produksi dan pemanfaatan biogas yang
hidrolisis dan metanogenesis yang dapat terintegrasi dengan aktivitas pertanian dan
dilihat dari Persamaan reaksi 6 dan 7. peternakan. Modifikasi sistem diberikan
oleh garis hijau dengan penjelasan pada
Hidrolisis: budidaya tanaman akan menghasilkan
(C6H12O6)n + nH2O→ nC6H12O6 + nH2O .... (6) limbah, seperti jerami, tebon jagung, atau
biomassa lainnya yang dapat dimanfaatkan
Metanogenesis: sebagai sumber pakan bagi ternak. Pakan
CO2 + 4H2 → CH4 + 2H2O ...................... (7) juga dapat diperoleh langsung dari tanaman
yang sengaja ditanam untuk pakan,
Adanya uap air di dalam biogas akan misalnya rumput gajah. Selanjutnya,
mengakibatkan biogas memiliki nilai energi kotoran ternak merupakan substrat yang
yang rendah. Selain itu, uap air dapat baik bagi digester anaerobik untuk
menyebabkan korosi pada permukaan menghasilkan biogas yang dapat digunakan
logam jika bereaksi dengan H2S. Oleh untuk berbagai keperluan. Tambahan
karena itu, biogas harus dikeringkan. substrat organik juga dapat diperoleh dari
Pengeringan biogas bisa terjadi selama limbah pertanian atau agroindustri. Digester
pendinginan di sepanjang pipa (Scott & biogas juga akan menghasilkan produk
Tura, 2020). Tergantung pada panjang pipa samping digestat yang dapat dimanfaatkan
yang menghubungkan antara digester sebagai kompos yang berkualitas untuk
dengan mesin, sebagian uap air mengalami proses budidaya tanaman. Dalam sistem
kodensasi. Uap air yang telah mengalami terintegrasi, semua limbah ternak dapat
kondensasi dapat dikumpulkan di dalam diproses in-situ untuk menghasilkan biogas
sebuah water trap berupa tabung ekspansi. sebagai sumber energi alternatif. Dari sudut
Pipa yang mengalirkan biogas dilewatkan pandang lingkungan, sistem ini sangat baik
melalui tabung ekspansi sehingga uap air dan dapat menjaga kelestarian sistem
akan mengembun. Uap air yang produksi.
mengembun akan tertampung di dalam Aktivitas peternakan warga
tabung ekspansi dan dapat dibuang secara masyarakat memiliki beberapa karakteristik
berkala. yang membuatnya sesuai bagi implementasi
sistem ini. Di satu sisi, terdapat limbah
bahan organik dalam jumlah yang melimpah
(terutama kotoran hewan dan sisa pakan). Di

177
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

sisi lain, masyarakat memerlukan sumber menghasilkan kotoran dan urine sebanyak
energi untuk penerangan dan aktivitas 11,25 kg/hari dan produksi biogas dari
lainnya. Wilayah dengan aktivitas digester berukuran 9 m3 mencapai 3 m3/hari
peternakan sapi perah, merupakan lokasi yang cukup untuk bahan bakar memasak dan
yang sangat menguntungkan bagi integrasi penerangan sehari-hari. Produk samping
ini karena susu sapi dapat didinginkan dari digester biogas adalah lumpur 8 kg/hari
secara in-situ sehingga dapat dan 127 liter/hari pupuk cair. Pemanfaatan
memperpanjang umur simpan, produk samping (lumpur kering) sebagai
mempertahankan cita rasa (organoleptik), pupuk pada tanaman jagung hibrida
dan mempertahankan nutrisi dan ditambah pupuk NPK sebanyak 50% dari
kualitasnya (Fiorelli & Diaz, 2007). dosis rekomendasi memberikan hasil
Hasil penelitian Soelaeman & Maswar tertinggi sebesar 4,45 t/ha dengan
(2014) mengenai integrasi ternak-tanaman- keuntungan Rp 3.466.000 per ha dan rasio
biogas menunjukkan bahwa seekor sapi BC 1,5.

Gambar 5. Integrasi sistem tanaman-ternak-biogas (Warner et al., 1989, dimodifikasi).

Prospek dan kendala pada tahun 2014 (MOSPI, 2015). Barnhart


Sesungguhnya teknologi biogas telah (2014) melaporkan bahwa Nepal telah
memberikan kontribusi yang penting bagi menginstal sekitar 250.000 unit digester
penyediaan energi di berbagai negara, baik biogas yang dapat menghemat pemakaian
negara maju maupun negara berkembang kayu bakar sebesar 239.386 ton per tahun
(Abraham et al., 2007). Beberapa negara dan 3,83 juta liter minyak tanah. Jumlah
seperti Jerman (Scheftelowitz and Thrän, keseluruhan digester biogas yang telah
2016), China (Chen et al., 2014), India diinstal di Vietnam mencapai sekitar
(Schmidt & Dabur, 2014), Nepal (Barnhart 200.000 unit (Nguyen, 2011). Bangladesh
(2014), Bangladesh (Khan et al., 2014), dan telah menginstal lebih dari 40.000 unit
Vietnam (An et al., 1997) telah menikmati digester biogas domestik menggunakan
kesuksesan dari energi biogas. Pada akhir substrat kotoran sapi dan kotoran unggas
tahun 2010, China telah menginstal 41,2 juta (Khan et al., 2014). Melalui dukungan dari
digester biogas rumah tangga di daerah SNV, digester biogas domestik juga
perdesaan dengan produksi biogas tahunan berkembang di Afrika. Pada tahun 2009,
mencapai 15,5 miliar meter kubik (Feng et total digester biogas yang telah diinstal
al., 2014). Kementerian Energi Baru dan Afrika mencapai 53.617 (Ghimire, 2013).
Terbarukan India, telah berhasil menginstal Adopsi teknologi digester biogas
4,75 juta digester biogas di seluruh wilayah rumah tangga di Indonesia berlangsung
178
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

lambat dibandingkan negara-negara per bulan. Jika diperhitungkan bahwa


tersebut. Sejak tahun 2009, Indonesia telah digester harus diisi setiap hari, maka
menerima dukungan dari pemerintah negeri keuntungan sebesar ini kurang menarik.
Belanda untuk mempromosikan digester Oleh karena itu, diversifikasi pemanfaatan
biogas domestik melalui suatu program biogas sebagai bahan bakar pembangkit
yang dinamakan Program Biogas Rumah listrik rumah tangga akan lebih menarik
Tangga yang lebih populer dengan nama masyarakat untuk berinvestasi. Selain itu,
BIRU (Biogas Rumah). Jumlah digester bahan bakar biomasa masih tersedia
biogas yang ditargetkan untuk diinstal melimpah di daerah terpencil.
melalui program ini adalah 8.000 unit pada Faktor lain yang perlu diperhitungkan
fase pertama dan 26.000 unit digester pada bagi keberhasilan pengembangan listrik
fase kedua (BIRU, 2015). Hingga Maret biogas rumah tangga, antara lain:
2015, jumlah digester biogas yang telah a. Lemahnya koordinasi di antara pihak-
diinstal mencapai 14.478 yang tersebar di pihak yang memiliki program biogas.
sembilan provinsi (Vorley et al., 2015). b. Tingginya investasi pembuatan digester
Indonesia memiliki potensi bahan dan harga genset biogas.
organik yang melimpah yang berasal dari c. Belum adanya insentif yang diberikan
limbah pertanian, industri rumah tangga, oleh pemerintah bagi masyarakat yang
agroindustri, peternakan, maupun tanaman terlibat dalam pengembangan dan
yang sengaja ditanam untuk energi. Selain pemanfaatan biogas.
itu, Indonesia telah memiliki pengalaman Sulitnya pendanaan bagi masyarakat perlu
panjang dalam pengembangan biogas rumah diatasi dengan melibatkan berbagai pihak,
tangga yang dimulai sejak 1970-an. Oleh seperti swasta melalui program CSR,
karena itu, prospek pengembangan listrik lembaga pemerintah dan perguruan tinggi
tenaga biogas skala rumah tangga terbuka melalui program pengabdian masyarakat.
lebar. Hal ini selaras dengan target
pemerintah untuk menaikkan rasio KESIMPULAN
elektrifikasi mendekati 100% pada tahun
2020 (Kirari et al., 2018) dan penurunan Genset tenaga biogas skala rumah
emisi GRK sebesar 29%, maka peluang ini tangga merupakan teknologi yang
tidak boleh dilewatkan begitu saja. menjanjikan untuk menyuplai listrik bagi
Salah satu faktor yang secara tidak daerah terpencil dan terisolir di Indonesia.
disadari menjadi kendala pengembangan Komponen sistem pembangkit listrik tenaga
teknologi biogas rumah tangga adalah biogas skala kecil terdiri dari digester
penggunaan biogas itu sendiri untuk anaerobik untuk menghasilkan biogas,
kepentingan memasak. Sejak tahun 2007, mesin genset yang telah dimodifikasi untuk
Indonesia telah melakukan program dapat menggunakan bahan bakar biogas,
konversi minyak tanah ke LPG. Kebijakan unit desulfuriser untuk menurunkan kadar
ini dilakukan dengan pendistribusian H2S yang bersifat korosif bagi genset dan
kompor dan tabung LPG @3kg kepada unit water trap untuk menurunkan kadar air
masyarakat hingga ke wilayah perdesaan. biogas. Untuk memberikan nilai tambah
Pemanfaatan biogas rumah tangga terutama yang maksimal, perlu diterapkan sistem
adalah untuk menggantikan LPG @3kg terintegrasi yang memadukan kegiatan
yang merupakan bahan bakar murah karena kebun/pertanian, peternakan, dan
subsidi. Hal ini mengakibatkan keuntungan penyediaan listrik biogas. Tingginya
ekonomi biogas kurang menarik. Haryanto investasi pembuatan digester dan harga
et al. (2017c) menyimpulkan bahwa genset biogas serta tidak adanya insentif
keuntungan ekonomi biogas sebagai bahan bagi listrik biogas merupakan kendala yang
bakar memasak hanya setara dengan 3 botol perlu diatasi dengan melibatkan para
LPG @3kg per bulan atau sekitar Rp 60.000 pemangku kepentingan.

179
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

DAFTAR REFERENSI Chandra, R., Takeuchi, H., Hasegawa, T.


(2012). Methane production from
Abatzoglou, N. (2009). A review of biogas lignocellulosic agricultural crop
purification processes. Biofuels, wastes: a review in context to second
Bioproduct, Biorefinery, 3: 42–71. generation of biofuel production.
Renewable Sustainable Energy
Abbasi, T., Tauseef, S.M., Abbasi, S.A. Review, 16: 1462–1476.
(2012). Biogas Energy. Springer, New
York: 1–10. Chen, Y., Hua, W., Feng, Y., & Sweeney, S.
(2014). Status and prospects of rural
Abraham, E.R., Ramachandran, S., biogas development in China.
Ramalingam, V. (2007). Biogas: Can Renewable and Sustainable Energy
it be an important source of energy? Reviews, 39: 679–685.
Environmental Science and Pollution
Research, 14(1): 67–71. Cherosky, P.B. (2012). Anaerobic digestion
of yard waste and biogas purification
Aisyah, I. U., Herdiansyah, S. (2015). by removal of hydrogen sulfide.
Strategi pemberdayaan masyarakat Master Thesis. Graduate Program in
dalam pelaksanaan program Desa Food, Agricultural and Biological
Mandiri Energi. Share: Social Work Engineering, Ohio State University.
Journal, 9(3): 130–141.
Chynoweth, D.P., Owens, J.M., Legrand, R.
Al-Seadi, T., Rutz, D., Prassl, H., Köttner, (2001). Renewable methane from
M., Finsterwalder, T., Volk, S., anaerobic digestion of biomass.
Janssen, R. (2008). Biogas Handbook. Renewable Energy, 22(3): 1–8.
University of Southern Denmark,
Niels Bohrs Vej 9-10, DK-6700 Ehsan, M., Naznin, N. (2005). Performance
Esbjerg, Denmark. of a biogas run petrol engine for small
scale power generation. Journal of
An, B.X., Preston, T.R., Dolberg, F. (1997). Energy & Environment, 4: 1–9.
The introduction of low-cost
polyethylene tube biodigesters on ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral).
small scale farms in vietnam. (2019). Bahan Media Gathering
Livestock Research for Rural Direk-torat Pembinaan Program
Development, 11(1). Ketenagalistrikan.
http://www.lrrd.org/lrrd9/2/an92.htm www.gatrik.esdm.go.id (Diakses 1
(Accessed July 10, 2015). Juni 2020).

Barnhart, S. (2014). From household FAO (Food and Agriculture Organization).


decisions to global networks: biogas (1996). Biogas Technology: A
and the allure of carbon trading in Training Manual for Extension.
Nepal. The Professional Geographer, Consolidated Management Services
66(3): 345–353. Nepal (P) Ltd., Kathmandu, Nepal.

BIRU (Biogas Rumah). (2015). Annual Feng, Y., Guo, Y., Yang, Y., Qin, X., &
Report Indonesia Domestic Biogas Song, Z. (2014). Household biogas
Programme January – December development in rural China: On policy
2014. support and other macro sustainable
conditions. Renewable and

180
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Sustainable Energy Reviews, 16: 679– Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi


685. Perah: Studi Kasus di Desa
Haurngombong, Kecamatan Pamuli-
Fiorelli, F.A.S. and Diaz, G.O. (2007). han, Kabupaten Sumedang, Jawa
Anaerobic digestion as centre of dairy Barat. Skripsi. Departemen Ekonomi
livestock and agriculture integration: Sumberdaya dan Lingkungan,
basis for medium-scale CDM projects Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
development. Engenharia Térmica Institut Pertanian Bogor.
(Thermal Engineering), 6(02): 8–13.
Horikawa, M.S., Rossi, F., Gimenes, M.L.,
Ghimire, P.C. (2013). SNV supported Costa, C.M.M., da Silva, M.G.C.
domestic biogas programmes in Asia (2004). Chemical absorption of H2S
and Africa. Renewable Energy, 49: for biogas purification. Brazilian
90–94. Journal of Chemical Engineering,
21(03): 415-422.
Gupta, V., Rai, P.K., Risam, K.S. (2012).
Integrated crop-livestock farming Jawurek, H.H., Lane, N.W., Rallis, C.J.
systems: A strategy for resource (1987). Biogas/petrol dual fuelling of
conservation and environmental SI engine for rural third world use.
sustainability. Indian Research Biomass, 13(2): 87–103.
Journal of Extension Education, II
(Special Issue): 49–54. Kabir, H., Yegbemey, R.N., Bauer, S.
(2013). Factors determinant of biogas
Hariyanto. (2012). Model Pengembang-an adoption in Bangladesh. Renewable
Energi Alternatif Biogas di KPSP Sustainable Energy Review, 28: 881–
Setia Kawan. Workshop Koordinasi 889.
Program Biogas Rumah (BIRU),
Lampung, 23 Oktober 2012. Kementerian ESDM (Energi dan Sumber
Daya Mineral). (2016). Rencana
Haryanto, A., Suharyadi, Lanya, B. (2017a). Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT.
Pemanfaatan air tanah dangkal untuk Perusahaan Listrik Negara (Persero)
irigasi padi menggunakan pompa Tahun 2016 s.d. 2025. Jakarta.
berbahan bakar LPG. Jurnal
Keteknikan Pertanian, 5(3): 219–226. Kementerian ESDM. (2020). Tarif Tenaga
Listrik Periode Juli-September 2020
Haryanto, A., Marotin, F., Triyono, S., Tidak Naik. Siaran Pers Nomor:
Hasanudin, U. (2017b). Developing a 194.Pers/04/ SJI/2020, (3 Juni 2020).
family-size biogas-fueled electricity
generating system. IJRED, 6(2): 111– Khan, U.K., Mainali, B., Martin, A., &
118. Silveira, S. (2014). Techno-economic
analysis of small scale biogas based
Haryanto, A., Cahyani, D., Triyono, S., polygeneration systems: Bangladesh
Murdapa, F., Haryono, D. (2017c). case study. Sustainable Energy
Economic benefit and greenhouse gas Technologies and Assessments, 7: 68–
emission reduction potential of a 78.
family-scale cowdung anaerobic
biogas digester. IJRED, 6(1): 29–36. Kirari J.K., Adel, M., Andria, V., Lakaseru,
B.O. (2018) Supporting Indonesia’s
Hermawati, N. (2012). Analisis Dampak Renewable Energy Development in
Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dari

181
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Remote and Rural Areas through Nguyen, V. C. N. (2011). Small-scale


Innovative Funding. Jakarta. anaerobic digesters in Vietnam –
Development and challenges. Journal
Kobayashi, T., Li, Y-Y., Kubota, K., of Vietnamese Environment, 1(1) : 12–
Harada, H., Maeda, T., Yu, H-Q. 18.
(2012). Characterization of sulfide-
oxidizing microbial mats developed RISE-AT (Regional Information Service
inside a full-scale anaerobic digester Centre for South East Asia on
employing biological desulfurization. Appropriate Technology). (1998).
Applied Microbiology and Review of current status of anaerobic
Biotechnology, 93: 847–857. digestion technology for treatment of
municipal solid waste. (Accessed
Louie, H. (2018). Off-Grid Electrical from
Systems in Developing Countries. http://www.ist.cmu.ac.th/riseat/docu
Springer International Publishing AG, ments/adreview.pdf).
Switzerland: 53–82.
Scheftelowitz, M., Thrän, D., (2016).
McKinsey-Zicari, S. (2003). Removal of Unlocking the energy potential of
hydrogen sulphyde using cow manure manure – An assessment of the biogas
compost. Department of Biological production potential at the farm level
and Environmental Engineering, in Germany. Agriculture, 6: 1–20.
Cornel University (Master Thesis).
Schmidt, T. S., Dabur, S. (2014). Explaining
Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya the diffusion of biogas in India: a new
Mineral). (2014), Peraturan Menteri functional approach considering
Energi dan Sumber Daya Mineral national borders and technology
Republik Indonesia No. 03/2014 transfer. Environmental Economics
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan and Policy Studies, 16: 171–199.
Dana Alokasi Khusus Bidang Energi
Perdesaan Tahun Anggaran 2014. Scott, S., Tura, F. (2020). Six reasons to dry
biogas to a low dewpoint before
Mitianiec, W. (2012). Factors determining combustion in a CHP engine. Diakses
ignition and efficient combustion in dari:
modern engines operating on gaseous https://www.parker.com/literature/Un
fuels. Internal Combustion Engines ited%20Kingdom/PAR6841_Whitepa
(Lejda, K. and Woś, P., editors). per_v3.pdf (29 Juli 2020).
InTech, Janeza Trdine 9, Rijeka,
Croatia: 3–34. Soelaeman, Y., Maswar. (2014). Integration
of crop-livestock-biogas and the effect
MOSPI (Ministry of Statistics and of dried sludge manure on the growth
Programme Implementation). (2015). and yield of maize on ultisol soil.
Energy Statistics 2015. Central Agrivita, 36(2): 160–168.
Statistics Office, Government of
India. New Delhi: 12–20. Su, J-J., Chang, Y-C., Chen, Y-J., Chang, K-
C., Lee, S-Y. (2013) Hydrogen sulfide
Muche, H. and Zimmermann, H. (1985). removal from livestock biogas by a
The Purification of Biogas. farm-scale bio-filter desulfurization
Gesellschaft für Technische system. Water Science and
Zusammenarbeit (GTZ). Technology, 67(6): 1288–1293.

182
JRPB, Vol. 8, No. 2, September 2020, Hal. 168-183

Surata, I.W., Nindhia, T.G.T., Atmika, Vaghmashi, J.D., Shah, D.R., Gosai, D.C.
I.K.A., Negara, D.N.K.P., Putra, (2014). An experimental study of
I.W.E.P. (2014). Simple conversion petrol engine using compressed biogas
method from gasoline to biogas fueled as a fuel. International Journal for
small engine to powered electric Scientific Research & Development,
generator. Energy Procedia, 52: 626– 2(04): 121–124.
632. Vorley, B., Porras, I., Amrein, A. (2015).
The Indonesia Domestic Biogas
The World Bank. (2020). World Programme: Can Carbon Financing
Development Indicators. Promote Sustainable Agriculture?
https://databank.worldbank.org/report International Institute for
s.aspx?source=2&series=EG.ELC.A Environment and Development and
CCS.ZS&country=VNM# (23 Juli Hivos, London: 10.
2020).
Warner, U., Stöhr, U., Hees, N. (1989).
Tippayawong, N., Promwungkwa, A., Biogas plants in animal husbandry.
Rerkkriangkrai, P. (2010). Durability GTZ (Gesellschaft für Technische
of a small agricultural engine on Zusammen-arbeit), Eschborn I,
biogas/diesel dual fuel operation. Federal Republic of Germany: 153
Iranian Journal of Science and hal.
Technology, Transactions B, 34(B2):
167–177.

183

You might also like