Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post Operasi Laparatomi Di Ruang Bedah RSUD Raden Mataher Jambi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, Vol 9, No.

2, September 2020
Doi: 10.36565/jab.v9i2.227
p-ISSN :2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

Pengaruh Aromaterapi Lemon terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Post


Operasi Laparatomi di Ruang Bedah
RSUD Raden Mataher Jambi
1 2
Hasyim Kadri , Salvita Fitrianti
1-2
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturrahim Jambi
Email : h451mkadri87@gmail.com

Submitted :02 /04/2020 Accepted: 16/04/2020 Published: 7/09/2020

Abstract
Laparatomi surgery in the Raden Mattaher Jambi Hospital Operating Room in the last 3 years has
increased. The average per month of Laparatomi surgery in 2017 is 31 actions, in 2018 there are 33
actions and increased to 38 actions in 2019. This research aims to look at the effect of the aroma of
lemon therapy on decreasing pain intensity in post-op Laparatomi patients in the operating room
Raden Mattaher Hospital in Jambi. This research is a quantitative study with a pre-experimental
design without control group. Aims to see the effect of the aroma of lemon therapy on the decrease in
pain intensity in post-op Laparatomi patients in the Raden Mattaher Hospital Operating Room Jambi.
The population of this study was all post-op patients in the Operating Room at Raden Mattaher Jambi
Hospital in the 2019 Deesember period with a total of 44 people. Samples amounted to 10 people.
Accidental sampling, t-dependent statistical test. The results of the study on average scale pain post
Laparatomi patients before being given the aroma of lemon therapy was 5.20 (moderate pain). After
being given the aroma of lemon therapy, the average pain scale of the patient was 4.50 (moderate
pain). The difference between the pre-test and post-test pain scales was 0.70. There is an influence of
the aroma of lemon therapy on the decrease in pain intensity in post-op Laparatomi patients with a p-
value of 0.001 (p <0.05). Researchers hope at the Raden Mattaher Jambi Hospital to make the aroma
of lemon therapy as an alternative that can be used to help reduce the pain felt by post-op Laparatomi
patients.
Keywords: aroma therapy effect of lemon, pain relief, post operative
laparotomy

Abstrak
Tindakan operasi laparatomi di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi dalam 3 tahun terakhir ini
mengalami peningkatan. Rata-rata per bulan operasi laparatomi pada tahun 2017 adalah sebanyak 31
tindakan, tahun 2018 sebanyak 33 tindakan dan meningkat menjadi 38 tindakan pada tahun
2019.Pemelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh aroma terapi lemon terhadap penurunan
intensitas nyeri pada pasien post op laparatomi di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher
Jambi.Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan rancangan pra eksperimen without control group.
Bertujuan untuk melihat pengaruh aroma terapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien
post op laparatomi di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi. Populasi penelitian ini adalah
seluruh pasien post op Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi periode Deesember 2019 dengan
jumlah 44 orang. Sampel berjumlah 10 orang. Pengambilan sampel accidental sampling, uji statistik
t-dependen. Hasil penelitian rata-rata skala nyeri pasien post op laparatomi sebelum diberikan
aroma terapi lemon adalah 5,20 (nyeri sedang). Setelah diberikan aroma terapi lemon, rata-rata skala
nyeri pasien adalah 4,50 (nyeri sedang). Selisih skala nyeri pre test dengan post test adalah 0,70. Ada
pengaruh aroma terapi lemon terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post op laparatomi
dengan p-value 0,001 (p < 0,05). Peneliti berharap pada pihak RSUD Raden Mattaher Jambi untuk
menjadikan aroma terapi lemon sebagai suatu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu
menurunkan nyeri yang dirasakan oleh pasien post op laparatomi.
Kata kunci : efek aroma terapi lemon, nyeri, pasca operasi laparatomi

246
Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, Vol 9, No. 2, September 2020
Doi: 10.36565/jab.v9i2.227
p-ISSN :2302-8416
e-ISSN: 2654-2552

PENDAHULUAN Rasa nyeri merupakan stressor yang


Berdasarkan data yang diperoleh dapat menimbulkan ketegangan. Individu
dari World Health Organization (WHO) akan merespon secara biologis dan perilaku
dalam Sartika (2013), jumlah pasien dengan yang menimbulkan respon fisik dan psikis.
tindakan operasi mencapai angka Respon fisik meliputi perubahan keadaan
peningkatan yang sangat signifikan dari umum, ekspresi wajah, nadi, pernafasan,
tahun ke tahun. Tercatat di tahun 2011 suhu, sikap badan dan apabila nyeri berada
terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah pada derajat berat dapat menyebabkan
sakit di dunia, sedangkan pada tahun 2012 kolaps kardiovaskuler dan syok. Respon
data mengalami peningkatan sebesar 148 psikis akibat nyeri dapat merangsang
juta jiwa. Tindakan operasi di Indonesia respon stress yang dapat menekan sistem
pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa. imun dan peradangan, serta menghambat
Laparatomi merupakan salah satu penyembuhan. Respon yang lebih parah
prosedur pembedahan mayor, dengan akan mengarah pada ancaman merusak diri.
melakukan penyayatan pada lapisan-lapisan Nyeri pada pasien dapat terjadi karena
dinding abdomen untuk mendapatkan proses perjalanan penyakit maupun
bagian organ abdomen yang mengalami tindakan diagnostik dan invasif pada
masalah (hemoragi, perforasi, kanker, dan pemeriksaan (Smeltzer & Bare, 2013).
obstruksi). Laparatomi juga dilakukan pada Penatalaksanaan nyeri dapat
kasus-kasus digestif dan kandungan seperti dilakukan dengan teknik farmakologi dan
apendiksitis, perforasi, hernia inguinalis, non farmakologi. Teknik farmakologi
kanker lambung, kanker colon dan rectum, adalah penanganan nyeri dengan
obstruksi usus, inflamasi usus kronis, menggunakan obat-obatan nyeri sedangkan
kolestisitis dan peritonitis (Rahmayati, teknik non farmakologi adalah penanganan
Hardiansyah & Nurhayati, 2018). nyeri dengan tidak menggunakan obat-
Pasien pasca operasi seringkali obatan seperti relaksasi, distraksi, massage,
dihadapkan pada permasalahan adanya guided imaginary dan aromaterapi. Salah
proses peradangan akut dan nyeri yang satu aromaterapi yang bisa digunakan
mengakibatkan keterbatasan gerak. Nyeri adalah aromaterapi lemon, untuk
bukanlah akibat sisa pembedahan yang menurunkan intensitas nyeri pasien post
tidak dapat dihindari tetapi ini merupakan operasi laparatomi (Rahmayati,
komplikasi bermakna pada sebagian besar Hardiansyah & Nurhayati, 2018).
pasien. Akibat nyeri pasca operasi, pasien Aromaterapi adalah suatu metode
menjadi immobil yang merupakan dalam relaksasi yang menggunakan minyak
kontraindikasi yang dapat mempengaruhi esensial atau uap dalam pelaksanaannya
kondisi pasien. Dari segi penderita, berguna untuk meningkatkan kesehatan
timbulnya dan beratnya rasa nyeri pasca fisik, emosi, dan spirit seseorang.
bedah dipengaruhi fisik, psikis atau emosi, Aromaterapi lemon merupakan jenis
karakter individu dan sosial kultural aromaterapi yang dapat digunakan untuk
maupun pengalaman masa lalu terhadap mengatasi nyeri dan cemas (Narrilawati,
rasa nyeri. Derajat kecemasan penderita pra 2015).
bedah dan pasca bedah juga mempunyai Bau berpengaruh langsung terhadap
peranan penting. Misalnya, takut mati, takut otak manusia, seperti narkotika. Hidung
kehilangan kesadaran, takut akan terjadinya memiliki kemampuan untuk membedakan
penyulit dari anestesi dan pembedahan, rasa lebih dari 100.000 bau yang berbeda yang
takut akan rasa nyeri yang hebat setelah mempengaruhi manusia tanpa disadari.
pembedahan selesai (Widya, 2010). Bau-bauan tersebut masuk kehidung dan

247
berhubungan dengan silia. Reseptor di silia METODE PENELITIAN
mengubah bau tersebut menjadi impuls Penelitian ini merupakan penelitian
listrik yang di pancarkan ke otak dan kuantitatif dengan rancangan pra
mempengaruhi bagian otak yang berkaitan eksperimen without control group (tanpa
dengan mood (suasana hati), emosi, kelompok kontrol). Penelitian ini dilakukan
ingatan, dan pembelajaran (Purwandari & di Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher
Sabrian, 2012). Jambi pada tahun 2019. Sampel berjumlah
Berdasarkan data di ruangan Bedah 10 orang. Tehnik pengambilan accidental
Rumah Sakit Umum Daerah Raden sampling. Metode pengumpulan data adalah
Mattaher Jambi pada tanggal 24 April 2019 dengan melakukan wawancara
sampai tanggal 02 Mei 2019 jumlah pasien menggunakan kuesioner Numeric Rating
dengan post operasi laparatomi E.C Abses Scale (NSR) untuk mengetahui
Hepar adalah 13 orang. intensitas/skala nyeri pasien. Metode
Penelitian yang dilakukan oleh analisis data univariat dan bivariat dangan
Cholifah, Raden & Ismarwati (2016) tingkat kemaknaan 95% (alpa 0,05) dengan
dengan judul “Pengaruh Aromaterapi menggunakan uji statistik t-dependen.
Inhalasi Lemon Terhadap Penurunan Skala Hasil penelitian dikatakan berhubungan jika
Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif”. p value ≤ 0,05 dan dikatakan tidak
Desain penelitian yang digunakan adalah berhubungan jika p value > 0,05.
Quasi Experiment dengan teknik pre-test
post-test non equivalent control group
design. Hasil penelitian rata-rata nyeri HASIL DAN PEMBAHASAN
persalinan pada kelompok yang diberikan A. Rata-rata Skala Nyeri Sebelum dan
aromaterapi lebih rendah 4,74±1,327 Sesudah Diberikan Aroma Terapi
dibandingkan kelompok kontrol Lemon
5,79±1,316. Hasil uji Mann-Whitney p Berdasarkan hasil penelitian yang
0,001<0,05. Variabel luar berpengaruh telah dilakukan dapat diketahui rata-rata
terhadap nyeri persalinan adalah kecemasan skala nyeri pasien post op laparatomi di
dengan nilai p<0.05. Aromaterapi inhalasi Ruang Bedah RSUD Raden Mattaher Jambi
lemon dapat menurunkan nyeri kala 1 fase sebelum dan sesudah diberikan aroma
terapi lemon :
aktif. Rata-Rata
Mea
Std.
Mi Ma
Berdasarkan survei awal yang Skala Eror SD
n n x
N y e ri
dilakukan oleh penulis tanggal 22 Juli 2019
Pre Test 5,20 0,249 0,781 4 6
di ruang Bedah laki-laki RSUD Raden Post Test 4,50 0,373 1,179 3 6
Mattaher Jambi melalui wawancara 5 orang Hasil analisi sebelum diberikan aroma
pasien dengan post operasi laparatomi hari terapi lemon adalah 5,20, standar eror
ke 1 didapatkan hasil 3 dari 5 dengan skala 0,249, standar deviasi 0,781. Adapun skala
nyeri 6 dan meningkat pada saat bergerak nyeri terendah adalah 4 dan tertinggi skala
atau beraktivitas. 2 dari 5 dengan skala nyeri 6. Setelah diberikan aroma terapi
nyeri 4 dan meningkat pada saat bergerak lemon, rata-rata skala nyeri pasien adalah
atau beraktivitas. Dan 5 orang pasien 4,50, standar eror 0,373, standar deviasi
mengatakan belum pernah dengar kalau 1,179. Adapun skala nyeri terendah adalah
arimaterapi lemon bisa mengurangi rasa 3 dan tertinggi skala nyeri 6. Selisih skala
sakit. nyeri pre test dengan post test adalah 0,70.
Hal ini berarti rata-rata skala nyeri post test
lebih rendah daripada skala nyeri pre test.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pada saat pre test 100% responden
penelitian Rahmayati (2018) yang mengalami nyeri sedang.
mendapati rata-rata skala nyeri pasien post Selanjutnya berdasarkan analisis
op laparatomi sebelum diberikan aroma kuesioner post test yang dilakukan oleh
terapi lemon adalah 5,25 (nyeri sedang). peneliti dapat diketahui bahwa dai 10
Skala nyeri terendah adalah 4 dan nyeri responden, hanya 30% responden yang
tertinggi adalah 6. Sesudah diberikan mengalami nyeri dengan skala 6 (sedang)
aroma terapi lemon rata-rata skala nyeri dan sisanya 10% mengalami nyeri dengan
adalah 4,00 (nyeri sedang). Skala nyeri skala 5 (sedang), 40% mengalami nyeri
terendah adalah 3 dan nyeri tertinggi adalah dengan skala 4 (sedang) dan telah terdapat
6. Selanjutnya penelitian Purwandari (2015) 20% responden dengan skala nyeri 3
juga menemukan hasil rata-rata skala nyeri (ringan). Hal ini berarti bahwa telah terjadi
pasien post op laparatomi sebelum perubahan penurunan skala nyeri pada
diberikan aroma terapi lemon adalah 5,07 pasien dari penatalaksanaan yang telah
(nyeri sedang). Skala nyeri terendah adalah dilakukan oleh peneliti.
3 dan nyeri tertinggi adalah 6. Sesudah B. Pengaruh Aroma Terapi Lemon
diberikan aroma terapi lemon, rata-rata terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
skala nyeri adalah 4,07 (nyeri sedang). pada Pasien Post Op Laparatomi
Skala nyeri terendah adalah 3 dan nyeri Berdasarkan hasil penelitian yang
tertinggi adalah 6. telah dilakukan dapat diketahui pengaruh
Nyeri merupakan pengalaman sensori aroma terapi lemon terhadap penurunan
dan emosi yang tidak menyenangkan akibat intensitas nyeri pada pasien post op
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau laparatomi di Ruang Bedah RSUD Raden
potensial, digambarkan dengan istilah Mattaher Jambi :
seperti (international association for the Pengaruh Aroma Mea p
SD n
study of pain ) yaitu awitan berat yang tiba Terapi Lemon n value
– tiba atau perlahan dengan intensitas Pre Test 5,20 0,789
0,001 10
ringan sampai berat dengan akhir yang Post Test 4,50 1,179
dapat di antisipasi atau diramalkan Hasil analisis uji chi square dapat
(Wilkinson, 2014). Menurut Wong (2010), diketahui bahwa dari 10 responden, mean
nyeri adalah keluhan tersering pada pasien post test lebih rendah dari mean pre test
setalah mengalami pembedahan. Nyeri (mean pre test 5,20 dengan standar deviasi
yang dialami pasien post operasi muncul 0,789 dan mean post test 4,50 dengan
disebabkan rangsangan mekanik luka yang standar deviasi 1,179). Hasil uji statistik
menyebabkan tubuh menghasilkan yang dilakukan dengan menggunakan uji t
mediator-mediator kimia nyeri sehingga dependen (paired sample t test) didapatkan
muncul nyeri pada setiap pasien post p-value = 0,001 (p-value < 0,05). Hal ini
operasi. dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
Berdasarkan analisis kuesioner pre yang signifikan dari aroma terapi lemon
test yang dilakukan oleh peneliti dapat terhadap penurunan intensitas nyeri pada
diketahui bahwa dai 10 responden, hanya pasien post op laparatomi.
20% responden yang mengalami nyeri Hasil penelitian ini sejalan dengan
dengan skala 4 (sedang) dan sisanya 40% penelitian Rahmayati (2018) yang
mengalami nyeri dengan skala 5 (sedang), mendapati hasil ada pengaruh aromaterapi
40% mengalami nyeri dengan skala 6 lemon terhadap penurunan skala nyeri
(sedang). Jadi dapat disimpulkan bahwa pasien post operasi laparatomi dengan p-
value 0,000. Selanjutnya penelitian
Purwandari (2015) juga menemukan hasil Mekanisme kerja aroma terapi
adanya pengaruh terapi aroma lemon lemon dalam tubuh manusia berlangsung
terhadap penurunan skala nyeri pada pasien melalui dua sistem fisiologis, yaitu sirkulasi
post laparatomi dengan p-value 0,000. tubuh dan sistem penciuman. Wewangian
Laparatomi merupakan salah satu dapat mempengaruhi kondisi psikis, daya
pembedahan mayor dengan melakukan ingat dan emosi seseorang. Aroma terapi
penyayatan pada lapisan lapisan dinding lemon merupakan jenis aromaterapi yang
abdomen untuk mendapatkan bagian organ dapat digunakan untuk mengatasi nyeri
yang mengalami masalah (hemoragi, (Rahmawati, 2015).
perforasi, kanker dan obstruksi), membuka Aromaterapi yang dihirup akan di
selaput abdomen dengan operasi yang transferkan kepusat penciuman yang berada
dilakukan untuk memeriksa organ organ pada pangkal otak. Pada tempat ini sel
abdomen dan membantu diagnosis masalah neutron akan menafsirkan bau tersebut dan
termasuk penyembuhan penyakit pada akan mengantarkan ke sistem limbik. Dari
bagian abdomen (Andarmoyo, 2013). sistem limbik pesan tersebut akan
Nyeri adalah keluhan tersering pada dihantarkan ke hipotalamus, di hipotalamus
pasien setalah mengalami pembedahan. seluruh sistem minyak esensial tersebut
Nyeri yang dialami pasien post operasi akan diantar oleh system sirkulasi dan agen
muncul disebabkan rangsangan mekanik kimia kepada tubuh yang nyeri (Setyoadi,
luka yang menyebabkan tubuh 2011).
menghasilkan mediator-mediator kimia Berdasarkan temuan tersebit, maka
nyeri sehingga muncul nyeri pada setiap peneliti berharap pada perawat untuk
pasien post operasi (Wong, 2010). memberikan aroma terapi lemon sebagai
Aroma terapi lemon merupakan altenatif pendamping dalam mengatasi
penggunaan ekstrak minyak esensial nyeri yang sedang dialami pasien di
tumbuhan lemon. Aroma terapi lemon ruangan. Selanjutnya diharapkan juga pihak
merupakan suatu metode yang dapat perawat dapat memberikan materi aroma
meningkatkan kesehatan fisik dan juga terapi lemon ini pada pasien dan keluarga
mempengaruhi kesehatan emosi seseorang. saat pasien akan ke luar dari rumah sakit,
Aroma terapi lemon merupakan minyak sehingga metode ini dapat diterapkan oleh
alami yang diambil dari tanaman aromatik pasien di rumahnya.
lemon (Koensoemardiyah, 2009). Hal ini
berarti bahwa aroma terapi lemon SIMPULAN
merupakan metode pengobatan nyeri yang Berdasarkan hasil penelitian maka
di dalam nya terkandung zat alami. dapat dipaparkan kesimpulan dan saran
Zat yang terkandung dalam lemon yang diberikan oleh peneliti kepada pihak-
salah satunya adalah linalool yang berguna pihak yang terkait dalam penelitian.
untuk menstabilkan sistem saraf sehingga Adapun penjelasannya sebagai berikut :
dapat menimbulkan efek tenang bagi Rata-rata skala nyeri Pada pasien post op
siapapun yang menghirupnya (Wong, laparatomi sebelum diberikan aroma terapi
2010). Menurut Muchtaridi & Mulyono lemon adalah 5,20. Setelah diberikan aroma
(2015), linalool yang dapat meningkatkan terapi lemon, rata-rata skala nyeri pasien
sirkulasi dan menghantarkan pesan adalah 4,50 . Selisih skala nyeri pre test
elektrokimia ke susunan saraf pusat. dengan post test adalah 0,70. Ada pengaruh
Selanjutnya linalool ini akan menyebabkan aroma terapi lemon terhadap penurunan
spasmolitik serta menurunkan aliran impuls intensitas nyeri pada pasien post op
saraf yang mentransmisikan nyeri. laparatomi di Ruang Bedah RSUD Raden
Mattaher Jambi dengan p=value 0,001 (p < Purwandari, F. (2015). Efektifitas Terapi
0,05). Aroma Lemon terhadap Penurunan
Disarankan pada pihak RSUD Raden Skala Nyeri Pada Pasien Post
Mattaher Jambi untuk menjadikan aroma Laparatomi. Jurnal Ners. 4(2), 456-
terapi lemon sebagai suatu alternatif yang 467
dapat digunakan untuk membantu Rahmayati, E. (2018). Pengaruh
menurunkan nyeri yang dirasakan oleh Aromaterapi Lemon terhadap
pasien post op laparatomi. Penurunan Skala Nyeri Pasien Post
Operasi Laparatomi. Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan. 9(3), 427-432
Andarmoyo. (2013). Konsep dan Proses RSUD Raden Mattaher Jambi (2019).
Keperawatan Nyeri. Ar-Ruzz Media. Tindakan Operasi di Ruang Bedah
Yogyakarta RSUD Raden Mattaher. Jambi
Depkes RI (2015). Anastesi Pasien Smeltzer & Bare (2013). Buku Ajar
Operasi di Rumah Sakit Jakarta Keperawatan Medikal Bedah. Alih
Dinkes Provinsi Jambi. (2018). Profil bahasa Agung Waluyo. Edisi 8. EGC.
Kesehatan Provinsi Jambi. Jambi Jakarta
Fahlevie, E.R. (2017). Tatalaksana Anestesi Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
dan Reanimasi Pada Operasi Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta.
Laparotomi. SMF Universitas Bandung
Udayana. Denpasar Suhada, M. (2019). Perawatan Luka Pasien
Jaelani. (2015). Manfaat Minyak Esensial Post Operasi. Nuha Medika.
Lemon. Rineka Cipta. Jakarta Yogyakarta
Kemenkes RI. (2015). Rencana Strategis Suwanti, S. (2018). Pengaruh Aromaterapi
Kementerian Kesehatan Tahun 2015- Lemon (Cytrus) terhadap Penurunan
2019. Jakarta Nyeri Menstruasi pada Mahasiswi di
Kemenkes RI. (2016). Profil Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta.
Indonesia. Jakarta Jurnal Keperawatan Respati
Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan Yogyakarta. 5(1), 345-349
Indonesia. Jakarta Swandari, P. (2014). Terapi Herbal untuk
Koensoemardiyah. (2009). Aroma Terapi Mengatasi Nyeri Operasi. Rineka
untuk Kesehatan, Kebugaran dan Cipta Jakata
Utami, S. (2016). Aromaterapi Bitter
Kecantikan. Lily Publisher.
Orange Sebagai Metode Anti Nyeri.
Yogyakarta.
Mardana, I.K.R.P. & Aryasa, T. (2017). EGC. Jakarta
Penilaian Nyeri. SMF Terapi Intensif. Wilkinson, J.M. (2014). Buku Saku
Universitas Udayana. Denpasar Diagnosa Keperawatan. Edisi 9.
Muaris, H.J. (2013). Khasiat Lemon untuk EGC. Jakarta
Kestabilan Kesehatan. PT Gramedia Wong D. L. (2010). Buku Ajar
Pustaka Utama. Jakarta Keperawatan. Alih bahasa Sunarno,
Muchtaridi & Mulyono (2015). Aroma Agus dkk. Edisi 6 Volume 1. EGC.
Terapi : Tinjauan Aspek Kimia Jakarta
Medisinal. Graha Ilmu. Yogyakarta World Health Organization (WHO) (2018)
Ningrum, T.P. (2017). Penatalaksanaan . Surgical Care at the District
Wound Dehiscence pada Pasien Post Hospital. Switzerland
Laparatomi. Nuha Medika. Yurisa, W. (2018). Etika Penelitian
Yogyakarta Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta

You might also like