Nutmeg Against DPPH

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Natural

Vol.17, No.1, 2017


pISSN 1411-8513
eISSN 2541-4062

ANTIOXIDANT ACTIVITY OF N-HEXANE


EXTRACT OF NUTMEG PLANTS FROM SOUTH
ACEH PROVINCE
Binawati Ginting1*, Mustanir1, Hira Helwati1, Lydia Septa Desiyana2, Eralisa1,
Rohmat Mujahid3
1
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111, Indonesia
2
Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 23111, Indonesia
3
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional,
(B2P2TOOT) Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 57792, Indonesia
*Email: binawati@chem.unsyiah.ac.id
Abstract. It has tested the antioxidant activity of n-hexane extract respective roots, bark, fruit and seed crops
of nutmeg against DPPH. Each extracted by maceration method with n-hexane. The extraction of each plant
nutmeg with n-hexane extract obtained yield of n-hexane respectively 8,35%; 81,5%; 11,89% and 55,63%.
The result of the antioxidant activity of n-hexane extract of each plant nutmeg against DPPH with a
concentration of 25 ppm, 50 ppm and 100 ppm is obtained IC 50, respectively, are 0,216 ppm, 63,755 ppm,
43,998 ppm and 11,599 ppm and positive control vitamin C ( IC 50 = 3,657 ppm). Vitamin C is a standard
compound is more often used than butyl for very high antioxidant activity. The antioxidant activity increases
from high to low at the roots, seeds, fruits and bark of plants nutmeg in a row. Based on data GC-MS
chemical components of each successive extracts of roots, bark, fruit and seeds are 41, 41, 44, 43 components
of secondary metabolites. The main components of each part of the plant based on data from GC-MS are a 5-
Octadecanoic acid, linalool, eugenol, myristicin, methoxyeugenol. The compounds are thought to play an
active role in inhibiting free radicals from DPPH. n-Hexane extract nutmeg plant potential as an antioxidant.

Keywords: Nutmeg (Myristica fragrans Houtt), n-hexane extract, Antioxidant, DPPH

I PENDAHULUAN
Antioksidan adalah senyawa yang dapat
Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) memperlambat proses oksidasi dari radikal
merupakan tanaman tropis, yang banyak bebas. Radikal bebas merupakan atom atau
dibudidayakan didaerah Aceh khususnya Aceh molekul yang memiliki kereaktifan tinggi, hal
Selatan dengan luas lahan sekitar 15.230 Ha ini dikarenakan adanya elektron yang tidak
[1]. Tanaman pala dikenal sebagai rempah- berpasangan. Radikal bebas dapat berasal dari
rempah yang memiliki nilai ekonomi dan sisa hasil metabolisme tubuh dan dari luar
multiguna. Seluruh bagian tanaman pala tubuh seperti makanan, sinar UV dan asap
memiliki banyak manfaat untuk manusia, rokok. Jumlah radikal bebas yang terus
sehingga telah banyak dimanfaatkan dalam meningkat dalam tubuh dapat mengakibatkan
berbagai bidang, seperti parfum, kosmetik, terjadinya stres oksidatif sel. Hal ini terjadi
makanan dan farmasi [2]. Bagian tanaman pala karena ketidakseimbangan antara jumlah
yang telah banyak dimanfaatkan adalah bagian radikal bebas dengan antioksidan yang
buah, biji, dan fulinya yang digunakan untuk dihasilkan oleh tubuh. Jika hal ini terus
menghasilkan minyak pala (minyak atsiri) [3]. menerus terjadi maka dapat memicu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa munculnya penyakit degeneratif seperti kanker,
minyak atsiri dari biji pala bersifat sebagai diabetes, peradangan dan kardiovaskur [8].
antioksidan [4]. Selain itu ekstrak aril dan inti Untuk saat ini upaya pencariaan senyawa yang
biji tumbuhan ini telah dilaporkan oleh Ref. [5] perperan sebagai antioksidan terus dilakukan.
mempunyai aktivitas antibakteri sedangkan
bunga segar pala mempunyai aktivitas Ekstrak metanol daun pala mengandung
antioksidan yang kuat [6]. Senyawa seperti - senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid dan
karoten dan terpenoid dalam minyak atsiri pala tanin sedangkan ekstrak etil asetat mengandung
juga berpotensi sebagai antioksidan dan senyawa flavonoid yang dapat dijadikan
antibakteri [7]. sebagai antioksidan, antibakteri, dan

1
Antioxidant Activity of n-Hexane Extract Nutmeg Plant From South Aceh Province
(Binawati Ginting, Mustanir, Hira Helwati, Lydia Septa Desiyana, Eralisa)

mempunyai aktivitas antifungi terhadap dan diperoleh fraksi metanol serta ampas.
Candida albicans [9]. Ekstrak asetil daun pala Ampas selanjutnya dimaserasi kembali dengan
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. metanol, maserasi ampas diulang sampai
aureus dan E. coli [10]. filtratnya jernih. Filtrat metanol dipekatkan
menggunakan rotary evaporator sehingga
Ekstrak n-heksana dari daun pala mempunyai diperoleh ekstrak metanol. Fraksi metanol
kandungan metabolit sekunder yang diketahui dipartisi dengan n-heksana. Fraksi n-heksana
aktif sebagai antioksidan. Komposisi kimia dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga
pada suatu bagian tumbuhan biasanya juga diperoreh ekstrak n-heksana. Ekstrak n-
terdapat pada bagian tumbuhan yang lainnya, heksana selanjutnya diuji aktivas antioksidan.
sehingga diduga ekstrak n-heksana dari bagian Ekstrak n-heksana yang diperoleh dibagi
akar, kulit batang, buah, dan biji juga menjadi dua bagian untuk uji aktivitas
mempunyai aktivitas antioksidan. Berdasarkan antioksidan dan analisis komponen-
uraian diatas akan dilakukan isolasi ekstrak n- komponennya dengan GC-MS [11].
heksana dari bagian tanaman pala yang
meliputi bagian akar, kulit batang, buah dan Uji Antioksidan
biji untuk mengetahui bagian yang paling aktif 1. Pembuatan larutan DPPH 0,4 mM
sebagai antioksidan. Ekstrak yang paling aktif Serbuk DPPH (BM 394,32 g/mol)
akan diisolasi dan dimurnikan komponen- ditimbang sebanyak 7,9 mg, selanjutnya
komponen kimianya dengan kromatografi dilarutkan dengan metanol dalam labu takar
kolom. Isolat yang diperoleh ditentukan 50 mL, ditutup kemudian dihomogenkan.
komponenya menggunakan spektroskopi massa Larutan disimpan dalam botol gelap dan
(MS). selalu dibuat yang baru setiap akan
digunakan.
2. Pembuatan variasi larutan ekstrak tanaman
II METODOLOGI
pala dan vitamin C.
Untuk membuat variasi konsentrasi total
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
setiap ekstrak n-heksana tanaman pala
yaitu blender, erlenmeyer, gelas ukur, labu
(akar, kulit batang, buah dan biji) terlebih
ukur, gelas kimia, corong pisah, timbangan
dahulu dibuat larutan induk 500 ppm yaitu
analitik, tabung reaksi, rak tabung, alat
dengan melarutkan masing-masing ekstrak
maserasi, perangkat vakum rotary evaporator,
sebanyak 5 mg ke dalam etanol sampai
oven, peralatan Kromatogafi Kolom Gravitasi,
volume mencapai 10 mL. Selanjutnya dari
peralatan destilasi, pipet tetes, pipet mikro.
larutan induk dibuat variasi konsentrasi
Untuk instrument yang digunakan berupa GC-
larutan 25 ppm, 50 ppm dan 100 ppm.
MS QP2000A spektrometer 70 eV dan UV
Sebagai pembanding dilakukan uji aktifitas
visible (Model Shimadzu UV-160A). Bahan-
antioksidan dari vitamin C karena vitamin
bahan yang digunakan dalam penelitian ini
C merupakan senyawa yang memiliki
adalah n-heksana teknis, metanol teknis, reagen
aktifitas antioksidan yang sangat tinggi.
Liberman-Bourchard (asam asetat glasial-
Larutan induk vitamin C dibuat dengan
H2SO4(P)), reagen Mayer (kalium tetra iodo
melarutkan 3 mg vitamin C dilarutkan
merkurat), reagen Dragendorf (Bi(NO3)3) dan
dengan metanol sampai volumenya tepat 5
reagen Wagner (I2 dalam KI). Bahan yang
mL. Selanjutnya diencerkan menjadi 3, 6,
digunakan untuk uji antifungal adalah netanol
9, 12 dan 15 ppm. Selanjutnya
p.a DPPH. Sampel yang digunakan dalam
dihomogenkan dengan vortex mixer dan
penelitian ini adalah bagian tanaman pala
diikubasi selama 30 menit pada suhu 37°C,
(Myristica fragrans Hout) yang meliputi akar,
diukur serapannya pada panjang gelombang
kulit batang, buah dan biji yang di peroleh dari
517 nm.
desa Kampung Paya, kecamatan Kluet Utara,
3. Uji larutan blanko
kabupaten Aceh Selatan
Sebanyak 1 mL larutan DPPH 0,4 mM dan
volumenya ditepatkan 5 mL dengan
Pemisahan ekstrak n-heksana dari sampel
metanol dalam tabung reaksi (yang ditutup
tanaman
dengan alumunium foil), kemudian
Sebelum dikeringanginkan, sampel segar
dilakukan uji fitokimia. Pengujian tersebut dihomogenkan dengan vortex mixer dan
meliputi uji terpenoid, steroid, fenol dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu
saponin. Sampel bagian tanaman pala yang 37°C. Selanjutnya diukur serapannya pada
meliputi bagian akar, kulit batang, buah dan panjang gelombang 517 nm menggunakan
biji dihaluskan. Selanjutnya masing-masing instrumen UV-Vis.
serbuk dari tanaman pala dimaserasi dengan 4. Uji antioksidan ekstrak tanaman pala dan
metanol selama 24 jam. Setelah itu disaring vitamin C

40
Ekstrak n-heksana pada konsentrasi 25 ppm kembali dengan metanol sampai ekstrak
sebanyak 250 µL, konsentrasi 50 ppm metanol bewarna jernih dan ekstrak metanol
sebanyak 500 µL dan konsentrasi 100 ppm dipekatkan menggunakan rotary evaporator
sebanyak 1000 µL, masing-masing pada suhu 40oC pada kondisi vakum.
ditambah larutan DPPH 0,4 mM sebanyak 1 Keuntungan menggunakan vakum rotary
mL lalu volumenya ditepatkan 5 mL evaporator adalah pelarut menguap pada
dengan metanol dan wadah ditutup dengan temperatur dibawah titik didihnya. Ekstrak
alumunium foil. Selanjutnya dihomogenkan metanol dipartisi dengan n-heksana berulang-
dengan menggunakan vortex mixer dan ulang sampai fraksi n-heksana bewarna jernih,
diinkubasi selama 30 menit pada suhu selanjutnya ekstrak n-heksana dipekatkan
37°C. Selanjutnya dibaca serapannya pada menggunakan rotary evaporator sehingga
 = 517 nm [12]. didapatkan ekstrak n-heksana pekat. Ekstrak
5. Cara perhitungan IC50 metanol dipartisi kembali dengan etil asetat
Nilai IC50 adalah konsentrasi antioksidan sehingga diperoleh ekstrak etil asetat pekat.
dalam ppm (µg/mL) yang mampu Berdasarkan hasil ekstraksi tanaman pala
menghambat 50% radikal bebas. Nilai IC 50 ditunjukkan pada Tabel 1.
diperoleh dari perpotongan garis antara
50% daya hambat dengan sumbu Tabel 1 Ekstraksi tanaman pala
konsentrasi, kemudian dimasukan dalam Ekstrak Berat (g) n-heksana (%)
persamaan Y=a+bX dimana Y = 50 dan
Akar 483 8,35
nilai X menunjukan IC50. Persentase Kulit Batang 2275 8,15
inhibisi dihitung dengan persamaan (1) Buah 762 11,89
[13]: i
Bij 208 55,63
Keterangan: (% = 100 )
serapanblanko  serapan sampel
%inhibisi  100 (1)
serapan blanko Uji fitokimia
Sampel segar bagian tanaman pala dianalisis
Ekstrak dinyatakan aktif apabila nilai IC50 secara fitokimia untuk menentukan kandungan
kurang dari 100 ppm (µg/mL). metabolit sekunder yang terdapat dalam
tumbuhan tersebut, adapun uji yang dilakukan
III HASIL DAN PEMBAHASAN adalah uji terpenoid, steroid, fenol dan saponin.
Hasil uji fitokimia terhadap keempat sampel
Ekstraksi Tanaman Pala tersebut ditunjukkan pada Tabel 2.
Tanaman pala meliputi akar, kulit batang, buah Tabel 2 Uji Fitokimia sampel segar tanaman pala
dan biji dibersihkan dari kotorannya dan Kulit
Metabolit Biji Buah
dikeringanginkan agar kandungan air dalam sekunder Akar batang
sampel hilang. Sampel yang telah kering Alkaloid :
dihaluskan dengan tujuan untuk memperluas - Dragendorf + + + +
permukaan sampel sehingga pelarut dapat - Mayer + + + +
menembus dinding sel dari tumbuhan sehingga - Wagner + + + +
mempercepat proses ekstraksi senyawa Terpenoid + + + +
metabolit sekunder. Metode pertama yang Steroid - - - -
digunakan untuk mengekstraksi sampel yaitu Saponin - - - -
metode maserasi dengan pelarut metanol. Flavonoid + + + +
(+) mengandung senyawa metabolit sekunder
Tujuannya agar senyawa yang terkandung (-) tidak mengandung senyawa metabolit sekunder
dalam tanaman tidak mudah rusak. Proses
selanjunya ekstraksi kedua dan ketiga Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil
menggunakan metode partisi dengan pelarut n- uji fitokimia sampel segar bagian akar, kulit
heksana untuk menarik senyawa nonpolar, dan akar, biji dan buah tanaman pala mengandung
etil asetat untuk menarik senyawa semi polar. senyawa metabolit sekunder golongan
terpenoid, alkaloid dan flavonoid. Harborne
Proses ekstraksi meliputi akar (482,5 g), kulit menyatakan bahwa metabolit sekunder atau
batang (2,27482 kg), buah (762,54 g) dan biji komponen kimia pada suatu bagian tanaman
(207,69 g) diekstraksi dengan metode maserasi, umumnya terdapat juga pada bagian tanaman
sampel direndam dengan pelarut metanol yang lain [11]. Kemudian uji fitokimia juga
selama 24 jam pada suhu ruang. Ekstrak dilakukan pada ekstrak n-heksana pada
metanol pada setiap tanaman pala selanjutnya keempat bagian tanaman pala yang ditunjukkan
disaring menggunakan penyaring vakum. pada Tabel 3
Residu dari hasil penyaringan direndam

41
Tabel 3 Uji Fitokimia ekstrak n-heksana tanaman
pala 70 63,755
Metabolit Kulit
Akar Biji Buah 60

IC50 (ppm)
sekunder batang
Alkaloid : 50 43,998
- Dragendorf - - - - 40
- Mayer - - - -
- Wagner - - - - 30
Terpenoid + + + +
Steroid - - - - 20 11,599
Saponin - - - - 10
Flavonoid - - - - 0,216
(+) mengandung senyawa metabolit sekunder
0
(-) tidak mengandung senyawa metabolit sekunder Akar Kulit Buah Biji
batang
Tabel 4 Uji aktifitas antioksidan ekstrak n-heksana
Nilai Gambar 1 IC50 (ppm) Ekstrak n-Heksana Tanaman
Ekstrak Konsentrasi Absorbansi %
n-heksana (ppm) rata-rata inhibisi
IC5 Pala
0
(ppm)
25 0,404 52,80 0,216
Analisa ekstrak n-heksana bagian tanaman
Akar 50 0,263 69,28 pala dengan GC-MS
100 0,214 75,00 Analisa GC-MS ekstrak n-heksana akar
Kulit
25 0,724 15,42 63,817 diperoleh 41 komponen senyawa, kulit batang
50 0,563 34,23 41 komponen senyawa, buah 44 komponen
batang
100 0,128 85,05
25 0,488 42,99 44,022
senyawa dan biji pala diperoleh 43 komponen
Buah 50 0,406 52,57 senyawa. Komponen utama dari keempat
100 0,260 69,63 bagian tanaman pala ditunjukkan pada Tabel 5.
25 0,335 60,86 11,61
Biji 50 0,221 74,18 Tabel 5 Analisa GC-MS ekstrak n-heksana
100 0,104 87,85 Waktu Kandungan Kualitas
No retensi Nama senyawa senyawa kemiripan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat pada (menit) (%) (%)
keempat bagian tanaman mengandung senyawa Ekstrak n-heksana akar pala
metabolit sekunder golongan terpenoid. 1. 38.79 5-Octadecanoic 26,71 93
acid,methyl ester
Senyawa terpenoid umumnya bersifat non 2. 13.23 Linalool 16,94 94
polar sehingga dapat diekstraksi dengan pelarut 3. 40.64 Cyclopropanepent 8,63 89
anoic acid, 2-
n-heksana yang juga bersifat non polar. undercyl-, methyl
ester, trans-
4. 28.04 Methoxyeugenol 6,49 85
Uji aktifitas antioksidan ekstrak tanaman 5. 24.10 Eugenol 6,37 91
pala 6. 34.94 Hexadecenoic 5,12 93
Pengujian aktivitas antioksidan dari ekstrak n- acid, methyl ester
7. 25.85 Myristcin 3,57 89
heksana tanaman pala menggunakan DPPH.
Ekstrak n-heksana kulit batang pala
Pengujian aktifitas antioksidan ekstrak n- 1. 39.02 5-octadecanoic 21,20 92
heksana tanaman pala dilakukan dengan acid, methyl ester
2. 13.48 1,6-octadien-3-ol, 9,28 90
memvariasikan konsentrasi ekstrak sebesar 25 3,7-dimethyl-,
ppm, 50 ppm dan 100 ppm. Sebagai kontrol (.+/-.)-
3. 26.24 Myristcin 8,78 83
positif digunakan vitamin C dengan variasi 4. 41.52 Dihydrohydnocar 7,71 88
konsentrasi 3 ppm, 6 ppm, 9 ppm, 12 ppm dan pic acid
5. 28.38 Methoxyeugenol 5,72 78
15 ppm. Aktivitas antioksidan dapat ditentukan
Ekstrak n-heksana buah pala
berdasarkan nilai IC50 (inhibition 1. 25.28 5-hidroxy-2- 20,03 89
Concentration). Hasil uji aktivitas antioksidan decenoic acid
bagian tanaman pala ditunjukkan pada Tabel 4 lactone
2. 30.54 (R)-(-)- 17,32 85
dan Gambar 1. massoilactone
3. 26.07 Myristcin 7,35 82
4. 24.05 Eugenol 6,96 83
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa pada 5. 34.96 Pentadecanoic 6,51 93
bagian akar, kulit batang, buah dan biji acid, 14-methyl-,
mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat methyl ester
(CAS) methyl
dengan IC50 berturut-turut yaitu 0,216 ppm, 14- methyl-
63,755 ppm, 43,998 ppm dan 11,599 ppm dan pentadecanoate

kontrol positif vitamin C (IC50 = 3,657 ppm). Ekstrak n-heksana biji pala
1. 34.34 Octadecanoic 29,54 89
Dapat dijelaskan bahwa uji aktivitas acid (CAS)stearic
antioksidan ekstrak n-heksana akar pala lebih acid
2. 26.81 Myristcin 14,83 79
kuat dibandingkan dengan kontrol positifnya. 3. 28.97 Phenol, 2,6- 12,40 75
UCAPAN TERIMAKASIH
dimethoxy-4-(2-
propenyl)-
_CAS)
4-allyl-2,6- Ucapan terimakasih kepada Kepala Balai Besar
dimethoxyphenol
4. 16.28 Terpineol 8,56 90 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
5. 39.96 9-octadecenoic 3,84 87 dan Obat Tradisional (B2P2TOOT)
acid (Z)-, hexy Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah,
ester

Senyawa yang terkandung pada ekstrak akar, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
kulit batang, buah dan biji dari data GC yang telah mendanai penelitian ini.
masing-masing mengandung senyawa 5-
Octadecanoic acid, linalool, eugenol, myristici DAFTAR PUSTAKA
dan Methoxyeugenol dengan jumlah yang
berbeda-beda. Pada ekstrak akar mengandung 1. BKPM Indonesia Investment Coordinating
senyawa 5-Octadecanoic acid, linalool dan Board, 2016, Potensi Pala Di Aceh,
eugenol, dengan jumlah berturut-turut 26,71%, http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsi
16,94% dan 6,37% sedangkan pada bagian pid/commodityarea, tanggal akses 30 April
ekstrak yang lain lebih sedikit. 2016
2. Sipalehut, G. S. 2012. Karakteristik Kima
Minyak Daging Buah Pala (Myristica
fragrans Houtt) melalui beberapa Cara
Pengeringan dan Distilasi. Jurnal
Agroforestri. 7 (1) : 59-64
3. Hellen, M, Vargheese, T.N, Kumari, J,
Isoeugenol Eugenol
Abiramy, Sajina, Sree, J, 2012,
Phytochemical Analysis and Anticancer
Activity of Essential Oil From Myristica
fragrans, International Journal of Current
Pharmaceutical Review and Research
Linalool 4. Gupta, A.D., Vipin Kumar Bansal, Vikash
Babu, Nishi Maithil, 2013, Chemistry,
Gambar 2 Stuktur myristicin, isoeugenol dan Antioxidant and Antimicrobial Potential of
eugenol Nutmeg (Myristica fragrans Houtt),
Journal of Genetic Engineering and
Senyawa myristicin, isoeugenol dan eugenol Biotechnology 11, 25–31
dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang 5. Sulaiman, F. S, Ooi, L. K, 2012,
tinggi. Adanya gugus -OH dari masing-masing Antioxidant and Anti Food-Born Bacterial
senyawa tersebut di atas diduga yang Activities of Extracts from Leaf and
menyumbang aktivitas antioksidan dan bekerja Different fruit Parts of Mirystica fragrans
secara sinergis. Mekanisme kerja Houtt, JournalFood Control25 : 533e536.
penghambatan radikal bedas DPPH yaitu Peneng, Malaysia
radikal -H dari senyawa metabolit sekunder 6. Chatterjee, S, Zareena Niaz, S. Gautam,
lebih mudah putus karena terikat dengan atom Soumyakanti Adhikari, Prasad S. Variyar,
oksigen yang bersifat lebih elektronegatif Arun Sharma, 2007. Antioxidant Activity
sehingga -H dapat mengikat radikal bebas dari of Some Phenolic Constituents from Green
DPPH [4]. Stuktur myristicin, isoeugenol dan Pepper (Piper nigrum L.) and Fresh Nutmeg
eugenol ditunjukkan pada Gambar 2. Mace (Myristica fragrans), J. Food
Chemistry 101, 515–523
KESIMPULAN 7. Lima K. Rafaela, Cardoso, M. G, Andrade,
M.A, Guimaraes, P. L, Batista, L. R,
Ekstrak n-heksana tanaman pala bagian akar, Nelson, D. L, 2012, Bactericidal and
kulit batang, buah dan biji mempunyai aktifitas Antioxidant Activity of Essential Oils From
antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 Mirystica fragrans Houtt and Salvia
berturut-turut yaitu 0,216 ppm, 63,755 ppm, microphylla H.B.K, J Am Oil Chem Soc
43,998 ppm dan 11,599 ppm. Kandungan (2012) 89:523–528DOI 10.1007/s11746-
senyawa metabolit sekunder dari ekstrak n- 011-1938-1
heksana dari hasil GC-MS adalah golongan 8. Fitriana, W. D., Sri, F., Taslim, E.2015. Uji
terpenoid, diduga yang menyumbang berperan Aktivitas Antioksidan terhadap DPPH dan
menghambat radikal bebas DPPH adalah ABTS dari Fraksi-fraksi Daun Kelor
senyawa miristicin. (Moringa oleifera). Bandung. Indonesia.
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan
Pembelajaran Sains (SNIPS). ISBN: 978- Methods oleh Kosasih Padmawinata. ITB.
602-19655-8-0 Bandung
9. Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L. 12. Ramaswamy, V, N. Varghese, A. Simon,
Marpaung., 2013, Isolasi dan Penentuan 2011, An Investigation on Cytotoxic and
Aktivitas Antioksidan Total Alkaloid Daun Antioxidant Properties of Clitoria Ternatea
Pala (Myristica fragrans Houtt), Prosiding L. International Journal of Drug
Seminar Nasional Yusuf Banseh Discovery. Vol.3 : 74-77. ISSN : 0975-
10. Ginting, B, T. Barus, P, Simanjuntak, L. 4423
Marpaung., 2012, Isolation and 13 Awe, F.B., T. N. Fagbemi, B. O. T. Ifesan,
Identification of Flavonoid Compound from A. A. Badejo, Antioxidant properties of
Nutmeg Leaves (Mirystica fragrans Houtt), cold and hot water extracts of cocoa,
Asian Journal Of Chemistry Hibiscus flower extract, and ginger
11. Harborne, J.B, 1987, Metode Fitokimia: beverage blends, 2013, Food Research
Penentuan Cara Moderen Menganalisa International 52, 490–495
Tumbuhan. Terjemahan dari
Phytochemical

You might also like