Jurnal Kembang Telang - 2 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Curr. Biochem. 2022.

9(1): 26-37

CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
e-ISSN: 2355-7931
Journal homepage: http://journal.ipb.ac.id/index.php/cbj
Journal E-mail: current.biochemistry@gmail.com

Antioxidant Activity of Telang (Clitoria ternatea L.) Extract in


Inhibiting Lipid Peroxidation
(Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) dalam Menghambat
Peroksidasi Lipid)

Ukhradiya Magharaniq Safira Purwanto1*, Kamaratih Aprilia1, Sulistiyani1


1
Department of Biochemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, IPB University,
Bogor, 16680, Indonesia

Received: 15 April 2022 ; Accepted: 2 June 2022

Corresponding author : Ukhradiya Magharaniq Safira Purwanto ; Departemen Biokimia IPB; e-mail:
irabikg8@apps.ipb.ac.id

ABSTRACT
Butterfly pea (Clitoria ternatea L.) has been widely used as a healthy drink as well as traditional
medicine. This study aimed to test the antioxidant activity of C. ternatea aqueous extract based on its ability
to inhibit lipid peroxidation (in vitro) using different parts and extraction methods. Extraction was carried
out on flowers, leaves, and roots. The leaves and roots were extracted by boiling technique. Flowers were
extracted in 3 ways: boiling, maceration, and brewing. Antioxidant activity was determined based on
phenolic content, flavonoid content, and antioxidant test using the TBA method. The highest phenolic and
flavonoid levels were shown by the aqueous extract of C. ternatea leave of 57.51 mg GAE/g and 1.50 mg
EK/g, respectively. The highest levels of flavonoid were from flower parts treated with boiling technique
(0.88 mg EK/g), followed by brewed flowers and macerated flowers. The highest antioxidant activity was
obtained from flowers that were boiled for 30 minutes with a percentage inhibition of 94%. Based on the
method of extraction and part of the plant, all extracts of C. ternatea have similar antioxidant potential.

Keywords: antioxidant, Clitoria ternatea, flavonoid, phenolic, TBA

ABSTRAK
Kembang telang (Clitoria ternatea L.) telah banyak dikonsumsi masyarakat sebagai minuman
kesehatan sekaligus obat tradisional. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antioksidan ekstrak air
kembang telang berdasarkan kemampuannya menghambat peroksidasi lipid (in vitro) menggunakan bagian
tanaman dan metode ekstraksi berbeda. Ekstraksi dilakukan pada bagian bunga, daun, dan akar. Bagian
daun dan akar diekstraksi dengan cara perebusan. Bunga diekstraksi dengan 3 cara yaitu perebusan,
maserasi dan penyeduhan. Aktivitas antioksidan ditentukan berdasarkan kadar fenolik, kadar flavonoid dan
uji antioksidan metode TBA. Kadar fenolik dan flavonoid tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak air daun telang
berturut-turut sebesar 57.51 mg GAE/g dan 1.50 mg EK/g. Kadar flavonoid bagian bunga tertinggi adalah
bunga dengan perlakuan perebusan (0.88 mg EK/g), diikuti bunga seduh dan bunga maserasi. Aktivitas

26
Purwanto et al. – Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang dalam Menghambat Peroksidasi Lipid

antioksidan yang tertinggi didapat dari bunga yang direbus selama 30 menit dengan persen penghambatan
sebesar 94%. Berdasarkan cara ekstraksi dan bagiannya, semua ekstrak telang memiliki potensi antioksidan
yang sama baiknya.

Kata kunci: antioksidan, Clitoria ternatea, fenolik, flavonoid, TBA

1. PENDAHULUAN Antioksidan merupakan zat atau


Kembang telang (Clitoria ternatea L.). senyawa yang memiliki fungsi utama dalam
telah dimanfaatkan dalam pengobatan mencegah atau menghilangkan radikal bebas
Ayurveda di India sejak 5000 tahun yang lalu terutama dalam sel tubuh. Salah satu contoh
(Mukherjee et al. 2008). Tanaman tersebut radikal bebas yang dapat dihasilkan sel-sel
kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat di tubuh pada kondisi stress oksidatif, yaitu lipid
daerah Jawa serta Makassar dengan nama peroksida. Lipid peroksida merupakan produk
Bunga Biru dan Bunga Telang, dan di Ternate samping oksidasi asam-asam lemak bebas dan
dengan nama Saya Ma Gulele (Hidayat dan memiliki sifat radikal terhadap sel atau
Napitupulu 2015). Bagian kembang telang komponen sel lain. Eksplorasi sumber
yang dimanfaatkan oleh masyarakat ialah antioksidan alami penting dilakukan karena
bunga, daun, dan akar. Bunga Kembang antioksidan sintetik telah dilaporkan dapat
Telang memiliki warna ungu-kebiruan yang memicu pertumbuhan tumor pada hewan coba
khas dan umumnya dimanfaatkan untuk (Bouyed dan Bohn 2010). Menurut Almuqsith
mengobati penyakit urogenital, keluhan (2017), penggunaan obat sintetik
menstruasi, dan panas dalam.. Bagian daun berkepanjangan dapat menyebabkan beberapa
dimanfaatkan untuk meredakan pegal, antidot efek samping diantaranya alergi pada kulit,
untuk gigitan hewan, dan antihelmentik. gangguan lambung, gangguan usus, kerusakan
Bagian akar dimanfaatkan sebagai obat darah, dan kerusakan ginjal. Di sisi lain, obat
konstipasi, demam dan arthritis (Mukherjee et tradisional memiliki efek samping yang relatif
al. 2008). Serupa dengan bagian daun, bagian lebih rendah disebabkan proses absorpsi yang
akar disiapkan dengan cara direbus (Hariana et lebih lambat dibandingkan obat sintetik
al. 2015). Menurut Oguis et al. (2019), warna (Superani et al. 2008). Berdasarkan hal
ungu-kebiruan yang khas pada bunga kembang tersebut, penelitian ini bertujuan menguji
telang disebabkan adanya senyawa antosianin, potensi antioksidan ekstrak air Kembang
yaitu pigmen warna yang telah diketahui Telang dalam menurunkan produk peroksidasi
memiliki sifat antioksidan. Secara spesifik, lipid menggunakan metode thiobarbituric acid
jenis antosianin yang terkandung dalam bunga (TBA) secara in vitro berdasarkan bagian
kembang telang adalah ternatin diantaranya tanaman dan metode ekstraksi. Penelitian ini
senyawa delpinidin 3-o-glikosida (Hiromoto et diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah dalam
al. 2013). Berdasarkan beberapa studi yang rangka pemanfaatan Kembang Telang secara
dihimpun oleh Jeyaraj et al. (2020), kembang tradisional dan dapat memberikan informasi
telang memiliki kandungan senyawa bioaktif terkait potensinya sebagai antioksidan.
antara lain : kaempferol, kuersetin, dan
mirisetin. Selain itu, Kembang Telang juga 2. METODOLOGI
mengandung beberapa senyawa seperti : asam- Preparasi Sampel
asam lemak, fitosterol, dan tokoferol. Kembang telang diperoleh dari 3 lokasi
Beberapa senyawa tersebut telah diketahui di daerah Bogor yaitu : Kecamatan Cibanteng,
memiliki sifat antioksidan yang baik. Dramaga, dan Kedunghalang. Bagian bunga

27
Curr. Biochem. 2022. 9 (1): 26-37

dan daun dikeringkan pada suhu 45oC, dengan vacum rotary evaporator pada suhu
sedangkan bagian akar dikeringkan pada suhu maksimum 55oC. Rendemen dihitung dengan
50oC. Sampel tersebut dihaluskan menjadi persamaan berikut (International Centre for
ukuran 40 mesh (Aer et al. 2013). Science and High Technology 2008; Kamkaen
dan Wilkinson 2009):
Pengukuran Kadar Air Rendemen (%) = ( ) -
x 100%
Cawan porselin dikeringkan pada suhu
o
105 C selama 30 menit kemudian didinginkan
dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 1
Uji Fitokimia Kualitatif
gram simplisia bagian bunga, akar, dan daun Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak
kembang telang masing-masing dimasukkan Kembang Telang berdasarkan metode
dalam cawan porselin kering dan dipanaskan Harborne (1987). Uji yang dilakukan antara
pada suhu 105oC selama 5 jam. Setelah lain uji alkaloid, flavonoid, fenolik, tannin,
dipanaskan, sampel kemudian didinginkan saponin, triterpenoid, dan steroid.
dalam desikator dan ditimbang. Pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Proses
Penentuan Kadar Total Fenolik dengan
tersebut dilakukan sampai bobot konstan.
Spektrofotometri
Setelah bobot konstan, kadar air dihitung Larutan standar asam galat dibuat
dengan persamaan (AOAC 1999 dalam dengan konsentrasi 10, 30, 50, dan 70 ppm.
Samson 2010): Larutan sampel dibuat dengan melarutkan 10
mg ekstrak dalam 25 mL metanol. Masing-
masing larutan (standar dan sampel) diambil
sebanyak 1 mL dan ditambah 5 mL Folin-
Ekstraksi Kembang Telang
Ciocalteu (7.5% dalam air) kemudian
Ekstraksi bagian bunga, akar dan daun
diinkubasi selama 8 menit. Larutan selanjutnya
dengan perebusan
Sebanyak 30 gram simplisia dari ditambah 4 mL NaOH 1% dan diinkubasi di
masing-masing bagian tanaman dilarutkan ruangan gelap selama 1 jam. Absorbansi
dalam 600 mL akuades kemudian didihkan larutan diukur pada panjang gelombang 730
pada suhu 100oC selama 30 menit. Filtrat yang nm (Kemenkes RI 2011).
terbentuk disaring kemudian dipekatkan
dengan vacum rotary evaporator pada suhu Penentuan Kadar Total Flavonoid
maksimum 55 oC (Phrueksanan et al. 2014; Larutan standar kuersetin dibuat
Iamsaard et al. 2014 ). dengan konsentrasi 0.5, 1.0, 2.5, 5.0, 7.5, dan
10 ppm. Larutan sampel dibuat dengan
melakukan fraksinasi terhadap ekstrak kasar
Ekstraksi bagian bunga dengan
yang diperoleh sebelumnya. Fraksinasi
penyeduhan dan maserasi
Sebanyak 30 gram simplisia bunga dilakukan dengan melarutkan 200 mg ekstrak
diseduh dengan 600 mL akuades 100oC dan dalam 2 mL HCl 25%, 1 mL heksametilen
direndam selama 15 menit. Untuk ekstraksi tetramine (HMT) 0.5% (b/v), dan 20 mL
dengan maserasi dilakukan seperti ekstraksi aseton. Larutan dikocok dan direfluks pada
dengan perebusan, namun campuran uhu 90℃ 30 n . R u y n
dihomogenkan pada kecepatan 125 rpm tersisa dilarutkan dengan aseton dan disaring
selama 45 menit pada suhu ruang. Filtrat yang kembali. Filtrat dikumpulkan ke dalam labu
terbentuk disaring kemudian dipekatkan takar 100 mL kemudian ditera dengan aseton.

28
Purwanto et al. – Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang dalam Menghambat Peroksidasi Lipid

Selanjutnya, sebanyak 20 mL filtrat diambil larutan (standar, kontrol positif dan sampel)
dan dimasukkan ke dalam corong pisah, lalu diambil sebanyak 1 mL kemudian
ditambahkan 20 mL akuades serta 15 mL etil ditambahkan 2 mL bufer fosfat 0.1 M pH 7
asetat. Larutan diekstraksi untuk memisahkan dan 2 mL asam linoleat 50 mM dalam etanol
antara fraksi etil asetat dan fraksi air. Fraksi 99.8%. Campuran diletakkan pada botol gelap,
etil asetat dikumpulkan hingga volume kemudian diinkubasi pada suhu 40 °C dengan
mencapai 50 mL dalam labu takar. Masing- lama inkubasi sesuai waktu inkubasi
masing larutan (standar dan sampel) diambil maksimum yang telah didapat. Selanjutnya,
10 mL dan ditambahkan 1 mL AlCl3 2% dan dari setiap campuran diambil sebanyak 1 mL
ditera dengan asam asetat glasial 5% (v/v). lalu ditambah 2 mL TCA 20% (b/v) dan 2 mL
Larutan selanjutnya diinkubasi selama 30 larutan TBA 1% (b/v) dalam pelarut asam
menit dan diukur absorbansinya pada panjang asetat 50% (v/v). Campuran selanjutnya
gelombang 426 nm (BPOM 2004). diinkubasi pada 100 °C selama 10 menit.
Setelah dingin, campuran disentrifugasi pada
Pengukuran Aktivitas Antioksidan Ekstrak 3000 rpm selama 15 menit, selanjutnya diukur
Kembang Telang Metode Thiobarbituric serapannya pada panjang gelombang 532 nm.
Acid Persentase inhibisi ekstrak dapat dihitung
Penentuan Waktu Inkubasi Maksimum dengan rumus (Kikuzaki dan Nakatani 1993):
[ ] [ ]
Sebanyak 5 mL asam linoleat 50 mM Inhibisi (%) = x 100%
[ ]
dalam etanol 99.8%, 2.5 mL air bebas ion dan
5 mL buffer fosfat dimasukkan ke dalam botol 3. HASIL
n n u uhu 40 ℃ 8 Kadar Air Simplisia, Rendemen dan
hari. Setiap hari, campuran tersebut diambil Kandungan Senyawa Fitokimia Ekstrak Air
sebanyak 1 mL, kemudian ditambahkan TBA Kembang Telang
1% dan TCA 20% masing-masing sebanyak 2 Gambar 1 menunjukkan kadar air
mL. Campuran lalu dipanaskan pada suhu 100 simplisia bunga, daun, dan akar kembang
℃ 0 n . S nju ny c u n telang. Simplisia daun dan akar memiliki
disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm kadar air < 10% sehingga sesuai dengan
selama 15 menit. Larutan yang terpisah standar baku kadar air simplisia yang baik,
kemudian diukur absorbansinya pada panjang sedangkan bagian bunga memiliki kadar air
gelombang 532 nm. lebih dari 10%. Nilai rendemen ekstrak
diperoleh berdasarkan faktor koreksi kadar air.
Analisis Konsentrasi Malonadialdehida Nilai rendemen yang didapatkan berkisar
(MDA) antara 2.08% hingga 37.82% (Gambar 2).
Larutan standar TMP dibuat dengan Berdasarkan pengelompokan bagian tanaman
konsentrasi 1.5; 3.0; 6.0; 9.0; 12.0; 15.0; dan dan teknik ekstraksi terhadap bunga, rendemen
8.0 μM n 99.8% . K n f tertinggi didapat dari ekstrak bunga dengan
yang digunakan adalah vitamin E 200 ppm perlakuan perebusan yaitu sebesar 37.82%.
(dalam etanol 99.8%) , kontrol negatif yang
digunakan adalah akuades dan larutan sampel
dengan konsentrasi 100 ppm. Masing-masing

29
Curr. Biochem. 2022. 9(1): 26-37

12 11,04

10
8,56

Kadar Air (%)


8

6
3,62
4

0
Bunga Daun Akar
Bagian Kembang Telang

Gambar 1. Kadar air bagian bunga, daun, dan akar simplisia kembang telang
40 37,82
34,27
35

30
Rendemen (%)

25 21,9
20

15

10
4,15
5 2,08
0
Daun Akar Bunga Bunga (seduh) Bunga (maserasi)
Jenis ekstrak

Gambar 2. Rendemen ekstrak air dari daun, akar, bunga, bunga (seduh), dan bunga (maserasi)
Kembang Telang

Tabel 1. Kandungan senyawa fitokimia dari berbagai ekstrak air kembang telang
Senyawa Daun Akar Bunga Bunga Bunga
Fitokimia (seduh) (maserasi)
Flavonoid + - ++ +++ ++
Fenolik ++ - +++ +++ +
Saponin +++ - - - -
Tanin - - - - -
Alkaloid
- Dragendorf +++ +++ +++ +++ +++
- Mayer +++ +++ +++ +++ +++
- Wagner +++ +++ +++ +++ +++
Steroid - - - - -
Terpenoid - - ++ + ++
Keterangan : (-) tidak ada; (+) rendah; (++) sedang; (+++) tinggi

Pengujian komponen fitokimia pada terdapat pada semua bagian, namun


ekstrak air kembang telang memberikan hasil merupakan satu-satunya komponen aktif di
yang relatif beragam. Secara umum alkaloid akar. Bagian bunga mengandung flavonoid,

30
Purwanto et al. – Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang dalam Menghambat Peroksidasi Lipid

fenolik, alkaloid, dan terpenoid, sedangkan kandungan fenolik dan flavonoid tertinggi
bagian daun mengandung komponen yang serta berbeda nyata dibandingkan dua bagian
sama, namun tidak mengandung terpenoid lainnya, yaitu bunga dan akar (Gambar 3a dan
melainkan mengandung saponin. (Tabel 1). 3b). Namun, hasil pengujian aktivitas
Secara keseluruhan, kandungan fitokimia pada antioksidan menunjukkan sebaliknya. Ekstrak
bunga yang dimaserasi, diseduh, dan direbus bunga memiliki persen inhibisi tertinggi,
memiliki kesamaan. Namun yang bahkan lebih tinggi dibandingkan kontrol
membedakan adalah kadar atau konsentrasi positif, yaitu vitamin E 200 ppm, namun
fitokimia. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan, persen inhibisi tidak
teknik ekstraksi yang berbeda pada bunga berbeda nyata (Gambar 3c). Berdasarkan hasil
tidak menyebabkan perbedaan jenis komponen tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak air
fitokimia, melainkan menyebabkan perbedaan bunga, daun, dan akar kembang telang
konsentrasi fitokimia. memiliki potensi yang sama sebagai
Kadar total fenolik dan total flavonoid antioksidan.
menunjukkan bahwa ekstrak daun memiliki

(a) (b)

(c)
Gambar 3. Kadar total fenolik (a), total flavonoid (b), dan persen inhibisi (c) ekstrak air kembang telang
berdasarkan bagian tanaman. Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
pada taraf uji 5% (uji Duncan).

31
Curr. Biochem. 2022. 9 (1): 26-37

Gambar 4a menunjukkan ekstrak air lainnya (Gambar 4b). Hal ini sesuai dengan
bunga kembang telang dengan perlakuan data persen inhibisi yang menunjukkan bahwa
penyeduhan memiliki kadar total fenolik yang bunga dengan perlakuan perebusan memiliki
lebih tinggi dibandingkan dua perlakuan persen inhibisi tertinggi meskipun tidak
lainnya. Namun, hasil menunjukkan bahwa berbeda nyata dengan kontrol positif dan dua
kadar total fenolik tidak berbeda nyata. Hasil perlakuan lainnya. Berdasarkan hasill tersebut,
berbeda ditunjukkan pada pengujian total dapat disimpulkan bahwa teknik ekstraksi
flavonoid. Bunga dengan perlakuan perebusan tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas
memiliki kadar total flavonoid tertinggi dan antioksidan ekstrak.
berbeda nyata dibandingkan dua perlakuan

(a) (b)

(c)
Gambar 4. Kadar total fenolik (a), total flavonoid (b), dan persen inhibisi (c) ekstrak air bagian
bunga kembang telang berdasarkan teknik ekstraksi. Keterangan: Huruf yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji Duncan).

4. PEMBAHASAN tahan suatu sediaan simplisia. Menurut BPOM


Kadar air merupakan komponen (2008), kadar air simplisia yang baik adalah di
penting yang menyangkut kualitas dan daya bawah 10%. Secara umum, kadar air simplisia

32
Curr. Biochem. 2022. 9 (1): 26-37

yang melewati batas dapat meningkatkan senyawa yang berpengaruh terhadap aktivitas
risiko kerusakan oleh kapang maupun jamur antioksidan. Berdasarkan hasil uji, secara garis
(Mutiatikum et al. 2010). Meski nilai kadar air besar ketiga ekstrak air bunga berpotensi
bunga Kembang Telang melebihi 10%, namun dikembangkan sebagai antioksidan. Hal
nilai tersebut sesuai dengan nilai kadar air tersebut karena ketiganya memiliki kandungan
produk simplisia jenis teh yaitu maksimal 12% flavonoid, fenolik, terpenoid, dan alkaloid.
(SNI 1995). Bagian bunga pada Kembang Total fenolik dan total flavonoid
Telang secara umum telah dimanfaatkan tertinggi diperoleh dari bagian daun dan bunga
sebagai teh di beberapa daerah, seperti di (rebus). Menurut Tungmunningthum et al.
Thailand, Vietnam, dan Eropa. Hal tersebut (2018), bagian-bagian tanaman seperti bunga,
menyebabkan nilai kadar air tersebut masih daun, batang, akar, atau rimpang terdiri dari
dapat diterima (Maharani 2018). berbagai jenis dan jumlah senyawa fenolik dan
Pada penelitian ini, senyawa golongan flavonoid yang berbeda. Musim panen,
alkaloid merupakan komponen bioaktif yang kultivar, dan varietas tanaman juga
terdapat hampir di setiap bagian Kembang mempengaruhi jumlah senyawa tersebut
Telang. Penelitian yang dilakukan oleh Kumar sehingga sangat penting mempertimbangkan
et al. (2017) menunjukkan bahwa ekstrak air faktor-faktor tersebut dalam melakukan
bunga, daun, dan akar Kembang Telang analisis fitokimia secara umum. Proses
didominasi oleh senyawa golongan alkaloid ekstraksi termasuk suhu pelarut yang
dan saponin, sedangkan Manjula et al. (2013) digunakan secara umum juga mempengaruhi
melakukan ekstraksi terhadap bagian jumlah komponen bioaktif yang diperoleh.
Kembang Telang yang sama menggunakan Namun dalam penelitian ini, teknik ekstraksi
pelarut metanol. Hasilnya menunjukkan bahwa yang dilakukan terhadap bagian bunga
komponen bioaktif yang teridentifikasi kembang telang tidak berpengaruh terhadap
cenderung bervariasi. Menurut Bribi (2018), kadar total fenolik dan total flavonoidnya.
alkaloid memiliki kemungkinan besar Pengukuran aktivitas antioksidan
membentuk garam dengan asam mineral menggunakan metode asam tiobarbiturat
(hidroklorida, sulfat, nitrat) atau asam organik (TBA). Autooksidasi asam linoleat akan
(tartrat, sulfamat, dan maleat) di dalam menghasilkan produk peroksidasi lipid, salah
jaringan tanaman. Garam-garam alkaloid satunya malondialdehida (MDA) (Hertiani et
umumnya larut dalam air dan alkohol encer. al. 2000). Proses autooksidasi asam linoleat
Hal ini yang menyebabkan kemungkinan menjadi MDA umumnya memerlukan waktu
terdapat perbedaan jenis komponen bioaktif, inkubasi. Waktu inkubasi tersebut dapat
terutama alkaloid, yang berhasil diekstrak. ditentukan dengan mengukur kadar MDA
Fitokimia yang merupakan metabolit yang terbentuk setiap hari dengan
sekunder yang dihasilkan tanaman, ternyata spektrofotometer pada panjang gelombang 532
tidak terlalu dipengaruhi proses penjerapannya nm. Berdasarkan penelitian ini, diketahui
oleh perlakuan suhu (Nugroho 2017). Jenis bahwa waktu inkubasi maksimum asam
komponen fitokimia yang terjerap sama, linoleat adalah 3 hari. Hasil tersebut lebih
namun kadarnya berbeda yang dapat dilihat singkat dari penelitian Lusiana (2010), yang
dari perbedaan kepekatan warna hasil uji. menyatakan bahwa waktu inkubasi untuk
Pengujian fitokimia sendiri merupakan pembentukan MDA adalah selama 6 hari.
langkah penting dalam upaya mengungkap Umumnya, kadar total fenolik dan total
potensi sumber daya tumbuhan dan diharapkan flavonoid berkorelasi positif dengan aktivitas
dapat memberi informasi tentang golongan antioksidan. Pada penelitian ini, meskipun

34
Purwanto et al. – Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang dalam Menghambat Peroksidasi Lipid

bagian daun juga memiliki kadar total fenolik Bouayed J dan Bohn T. 2010. Exogenous
dan flavonoid tertinggi, bagian bunga yang antioxidants double-edged swords in
justru menunjukkan aktivitas antioksidan cellular redox state: health beneficial
effects at physiologic doses versus
tertinggi. Perbedaan ini disebabkan adanya
deleterious effects at high doses.
kemungkinan bahwa aktivitas antioksidan Oxidative Medicine and Cellular.
dapat berasal dari senyawa selain flavonoid, Longevity. 3(4):228-237.
seperti yang dilakukan oleh Rohman et al.
Bribi N. 2018. Pharmacological activity of
(2007) yang menyatakan bahwa 5.33% alkaloids: A review. Asian J Botany. 1:
aktivitas antioksidan dapat berasal dari 1-6. doi:10.63019/ajb.v1i2.467.
senyawa selain fenolik dan flavonoid. Selain
Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia:
itu juga dapat diakibatkan oleh jenis flavonoid Penentuan Cara Modern Menganalisis
yang terkandung dalam daun tidak semuanya Tumbuhan Edisi Kedua. Kosasih P dan
berfungsi sebagai antioksidan dan adanya sifat Iwang S, penerjemah. Bandung (ID):
antagonis antar komponen fitokimianya ITB Pr. Terjemahan dari: Phytochemical
(Laswati et al. 2010; Kader et al. 2011). Methods: A Guide to Modern
Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa Techniques of Plant Analysis.
ekstrak air bagian bunga, daun, dan akar Hariana A, Hidayat RS, Mursito B. 2015.
memiliki potensi sebagai sumber antioksidan, Kitab Resep Herbal. Jakarta (ID):
terutama bagian bunga yang diekstrak dengan Penebar Swadaya.
perlakuan perebusan. Hertiani T, Pramono S, Supardjan AM. 2000.
Uji daya antioksidan senyawa flavonoid
daun Plantago major L. Majalah
DAFTAR PUSTAKA
Farmasi Indonesia. 11 (4): 234-246.
[BPOM RI] Balai Penelitian Obat dan
Hidayat S, Napitupulu RM. 2015. Kitab
Makanan, Republik Indonesia. 2004.
Tumbuhan Obat. Jakarta (ID): Penebar
Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat
Swadaya.
Indonesia. Jakarta (ID): BPOM RI.
Hiromoto T, Honjo E, Tamada T, Noda N,
[BPOM RI] Badan Pengawasan Obat dan
Kazuma K, Suzuki M, Kuroki R. 2013.
Makanan RI. 2008. Mutu keamanan dan
Crystal structure of UDP-
kemanfaatan suatu produk obat bahan
glucose:anthocyanidin 3-o-
alam 2. Naturakos. 8(8): 1-3.
glucosyltransferase from Clitoria
Aer BN, Wullur AC, Citraningtyas G. 2013. ternatea. Journal of Synchrotron
Uji efek etanol kulit terung ungu Radiation. 20: 894-898.
(Solanum melongena L.) terhadap kadar
Iamsaard S, Burawat J, Kanla P, Arun S,
gula darah pada tikus putih jantan galur
Sukhorum W, Sripadkulchai B,
wistar (Rattus norvegicus). Jurnal Ilmiah
Uabundit N, Wattathorn J, Hipkaeo W,
Farmasi. 2(4): 2302-2493.
Fongmoon D et al. 2014. Antioxidant
Al-Muqsith. 2017. Uji daya analgetik jus daun activity and protective effect of Clitoria
lidah buaya (Aloe Vera Folium) pada ternatea flower extract on testicular
mencit (Mus Musculus) betina. Jurnal damage induced by ketoconazole in rats.
Aceh Medika. 1 (1): 11-15. Journal of Zhejiang University-
Badan Standar Nasional. 1995. Standar SCIENCE B. 15 (6): 538-555.
Nasional Indonesia Teh.No.01-3836- International Centre for Science and High
1995. Departemen Perindustrian RI. Technology. 2008. Extraction
Jakarta. Technologies for Medicinal and
Aromatic Plants. International Centre for

35
Curr. Biochem. 2022. 9 (1): 26-37

Science and High Technology. Trieste- Maharrani A. 2018. Teh biru dari bunga
Italia. Telang, unik dan berkhasiat. [Internet].
[diunduh 2018 Feb 22]. Tersedia pada:
Jeyaraj EJ, Lim YY, Choo WS. 2020.
https://beritagar.id/artikel/gaya-
Extraction methods of butterfly pea
hidup/teh-biru-dari-bunga-telang-unik-
(Clitoria ternatea) flower and biological
dan-berkhasiat
activities of its phytochemicals. J. Food
Sci. Technol. doi : Manjula P, Mohan CH, Sreekanth D, Keerth
https://doi.org/10.1007/s13197-020- B, Devi PB. 2013. Phytochemical
04745-3. analiysis of Clitoria ternatea Linn., a
valuable medicinal plant. Journal of the
Kader MG, Nikkon F, Rashid MA, Yeasmin
Indian Botanical Society. 92 (3&4): 173-
T. 2011. Antimicrobial activities of the
178.
rhizone extract of Zingiber zerumbet
Linn. Asian Pacific Journal of Tropical Mukherjee PK, Kumar V, Kumar NS,
Biomedicine. 1 (5) 409-412. Heinrich M. 2008. The ayurvedic
medicine Clitoria ternatea from
Kamkaen N, Wilkinson JM. 2009. The
traditional use to scientific assessment.
antioxidant activity of Clitoria ternatea
Journal of Ethnopharmacology. 120:
flower petal extracts and eye gel.
Phytotherapy Research. 23: 1624-1625. 291-301.
Mutiatikum D, Alegantina S, Astuti Y. 2010.
Kementerian Kesehatan Republik Indonseia.
Standarisasi simplisia dari buah miana
2011. Farmakope Herbal Indonesia.
(Plectranthus Seutellaroides (L)R.Bth
Edisi I. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal
yang berasal dari 3 tempat tumbuh
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Manado, Kupang dan Papua. Buletin
Kemenkes RI.
Penelitian Kesehatan. 38(1): 1-16.
Kikuzaki H, Nakatani N. 1993. Antioxidant
Nugroho A. 2017. Buku Ajar Teknnologi
effect of some ginger constituents.
Bahan Alam. Banjarmasin (ID):
Journal of Food Science. 58: 1407-1410.
Universitas Lambung Mangkurat Press.
Kumar R, Kumar S, Anju VS. 2017.
Oguis GK, Gilding EK, Jackson A, Craik DJ.
Phytochemical and antibacterial
2019. Butterfly Pea (Clitoria ternatea), a
activities of crude leaf and root extracts
Cyclotide-Bearing Plant With
of Clitoria ternatea varieties. Journal of
Applications in Agriculture and
Pharmacognosy and Phytochemistry. 6
Medicine. Front. Plant Sci. DOI
(6): 1104-1108.
https://doi.org/10.3389/fpls.2019.00645.
Kusumaningrum R, Supriadi A, Hanggita SRJ.
Phrueksanan W, Yinchok-anun S,
2013. Karakteristik dan mutu teh Bunga
Adisakwattana S. 2014. Protection of
Lotus (Nelumbo nucifare). Fistech. 2(1):
Clitoria ternatea flower petal extract
9-21.
against free radical induced hemolysis
Laswati D, Sundari NRI, Anggraini O. 2010. and oxidative damage in canine
Pemanfaatan kersen (Muntingia erythrocytes. Research in Veterinary
calabura L.) sebagai alternatif produk Science. doi: 10.1016/j.rvsc.
olahan pangan: sifat kimia dan sensoris. 2014.08.010.
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Rohman A, Riyanto S, Hidayati NK. 2007.
Unisri Surakarta. 4: 127-134.
Aktivitas antioksidan, kandungan fenolik
Lusiana. 2010. Kemampuan antioksidan asal total, dan flavonoid total daun
tanaman obat dalam modulasi apoptosis Mengkudu (Morinda citrifolia L).
sel khamir (Saccharomyces cerevisiae). Agritech. 27 (4): 147-151.
[tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Samson ZM. 2010. Senyawa golongan
Bogor.
alkaloid ekstrak buah mahkota dewa

36
Purwanto et al. – Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kembang Telang dalam Menghambat Peroksidasi Lipid

sebagai inhib α-glukosidase.


[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Setyawan AB, Ismahmudi R. 2018. Promosi
kesehatan sebagai usaha menurunkan
tekanan darah penderita hipertensi.
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Politeknik Harapan Bersama. 1(2): 119-
122.
Superani R, Hubeis M, Purwanto B. 2008.
Prospek pengembangan obat tradisional
perusahaan farmasi skala kecil
menengah (kasus PT. Molex Ayus
Pharmaceutical). Jurnal Media
Pharmaceutica Indonesia. 3 (2): 84-98.

37

You might also like