Korelasi Antara Gambaran Spektral Doppler Arteri Tibialis Posterior Dan Arteri Dorsalis Pedis Dengan Skor PEDIS Pada Penderita Ulkus Kaki Diabetik
Korelasi Antara Gambaran Spektral Doppler Arteri Tibialis Posterior Dan Arteri Dorsalis Pedis Dengan Skor PEDIS Pada Penderita Ulkus Kaki Diabetik
Korelasi Antara Gambaran Spektral Doppler Arteri Tibialis Posterior Dan Arteri Dorsalis Pedis Dengan Skor PEDIS Pada Penderita Ulkus Kaki Diabetik
Arteri Dorsalis Pedis dengan Skor PEDIS pada Penderita Ulkus Kaki
Diabetik
1
Leise Limpeleh, 2Richard Sumangkut, 3Djoni E. Tjandra
1
PPDS Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Divisi Bedah Vaskuler Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
Email: leiselimpeleh@hotmail.com
Abstract: Diabetic foot ulcer is still a major health problem worldwide due to its increasing
prevalence. This study was aimed to prove the correlation between PEDIS score and vascular
Doppler examination performed on dorsalis pedis and posterior tibial arteries of patients with
diabetic foot ulcers. This was an observational study with a cross sectional design. The results
showed that during the period of August 2017 until January 2018, there were 62 patients with
diabetic foot ulcers at the wards of Surgery Department and Internal Medicine Department of Prof.
Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Most patients were in the age group of 60-69 years, had
leukocytosis (74.1%), poor blood sugar control (70.9%), and hypoalbuminemia (98.3%).
Moreover, smoking history in 20.9% of patients; hypertension in 35.4% of patients; and
dyslipidemia in 20.9% of patients. The Doppler examination resulted in biphasic waveform in
posterior tibial artery (40.3%) as well as in dorsalis pedis artery (41.9%). Perfusion score showed
50% of subjects had PAD. Most subjects (90.3%) had ulcers of >3 cm2 and were infected
superficially in the subcutaneous area (56.4%). Most subjects (58%) suffered from severe infection
with high leucocyte counts, however, only 29% of subjects had lost of sensoric ability. The
correlation Spearman test obtained r = -0.486 and P = 0.000 in the posterior tibial artery; and r = -
0.281 and P = 0.0027 in the dorsalis pedis artery. Conclusion: There was a significant correlation
between vascular Doppler result and PEDIS score. The higher the PEDIS score, the worse the
vascular Doppler result.
Keywords: diabetic foot ulcer, PEDIS score, vascular Doppler
Abstrak: Ulkus kaki diabetik masih merupakan masalah kesehatan utama sedunia dengan
prevalensi yang terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah terdapat
hubungan antara skor PEDIS dan pemeriksaan spektral Doppler vaskuler pada arteri poplitea,
dorsalis pedis, dan tibialis posterior pada pasien dengan ulkus kaki diabetik. Jenis penelitian ialah
observasional dengan desain potong lintang. Hasil penelitian mendapatkan 62 pasien dengan ulkus
kaki diabetik di bangsal Bagian Bedah dan Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
selama periode Agustus 2017 sampai Januari 2018. Ukus diabetik tersering ditemukan pada
kelompok usia 60-69 tahun dengan rerata usia 58,5 tahun. Sebagian besar pasien mengalami
leukositosis (74,1%), kontrol gula darah buruk (70,9%), dan hipoalbuminemia (98,3%). Riwayat
merokok didapatkan sebesar 20,9%; hipertensi 35,4%; dan dislipidemia 20,9%. Hasil pemeriksaan
Doppler bifasik pada arteri tibialis posterior (40,3%) dan arteri dorsalis pedis (41,9%). Skor perfusi
menunjukkan 50% subyek mengalami penyakit arteri perifer (PAD). Sebagian besar (90,3%)
subjek memiliki ulkus >3 cm2 luas area. Infeksi sebagian besar superfisial di subkutan (56,4%),
selebihnya menderita infeksi hingga fasia, otot, dan tendon. Sebagian besar subyek penelitian
menderita infeksi berat (58%) dengan angka leukosit tinggi. Hanya 29% dari subjek penelitian
mengalami kehilangan kemampuan sensorik. Hasil uji korelasi Spearman mendapatkan pada arteri
tibialis posterior: r = -0,486 dengan P = 0,000 dan pada arteri dorsalis pedis: r = -0,281 dengan P
= 0,0027. Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara hasil pemeriksaan spektral Doppler dan
skor PEDIS. Semakin tinggi skor PEDIS semakin buruk hasil spektral Doppler.
Kata kunci: ulkus kaki diabetik, skor PEDIS, Doppler spektral vaskular
97
98 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 97-105
Sampai saat ini ulkus kaki diabetik masih WHO merekomendasikan klasifikasi
menjadi masalah kesehatan utama di selu- PEDIS sebagai sarana penegakan diagnosis
ruh dunia karena jumlah kasus yang dan membantu menentukan tatalaksana
semakin meningkat. Ulkus bersifat kronis, kaki diabetik. Sistem klasifikasi PEDIS
sulit sembuh, telah mengalami infeksi, serta mencakup variabel relevan dan berguna
iskemia dengan risiko amputasi yang meng- dalam praktik klinis dan penelitian baik
ancam nyawa dan membutuhkan sumber untuk mengantisipasi biaya perawatan
daya kesehatan yang besar yang akan mem- kesehatan dan untuk membandingkan
berikan beban sosio-ekonomi bagi pasien, subkelompok pasien.10,13,14
masyarakat, dan negara. Berbagai metode Evaluasi penyakit arteri perifer (PAP)
pengobatan telah dikembangkan namun dengan pemeriksaan Doppler vaskuler
sampai saat ini belum ada yang dapat dapat menjadi dasar diagnosis, penentuan
memberikan hasil memuaskan. terapi, dan evaluasi terapi yang diberikan.
Ulkus diabetik merupakan salah satu Pemeriksaan Doppler vaskuler dapat mem-
penyebab paling banyak, paling berat, dan beri informasi berat ringannya stenosis
menghabiskan biaya terbanyak untuk biaya dengan mendengar bentuk gelombang
rawat inap.1,2 Keterlambatan sembuhnya aliran darah pada arteri. Penyakit arteri
ulkus pada kaki diabetik dapat menyebab- perifer yang terjadi pada pasien DM paling
kan perlunya dilakukan amputasi yang sering melibatkan pembuluh darah mulai
kemudian mengurangi kualitas hidup dari arteri poplitea ke arah distal.15
pasien dan meningkatkan mortalitas.3-7 Handheld vascular Doppler merupa-
Indonesia merupakan salah satu dari 10 kan modalitas yang mudah tersedia dan non
negara dengan populasi diabetes melitus invasif untuk evaluasi arteri ekstremitas
(DM) terbesar di dunia. Populasi DM di inferior dan dapat mendeteksi tingkat
Indonesia tersebar baik di kota maupun di keparahan gangguan aliran darah atau PAP
pedesaan. International Diabetes Federa- dengan sensitivitas 42,8% dan spesifisitas
tion (IDF) melaporkan tahun 2013 terdapat 97,5%. Kelebihan alat ini dibandingkan
5,6 juta penderita DM dan diprediksi akan USG Doppler, yaitu mudah dibawa kemana
meningkat menjadi 6,7 juta di tahun 2035.7 saja dan harganya jauh lebih murah namun
Salah satu komplikasi makrovaskular DM kelemahannya yaitu hanya dapat mende-
ialah ulkus kaki diabetik. Sayangnya, tidak ngarkan gambaran spektral atau waveform
begitu banyak laporan penelitian yang dari pembuluh darah, yaitu trifasik, bifasik,
berhubungan dengan ulkus kaki diabetik di dan monofasik yang menunjukkan derajat
Indonesia. Riset awal peneliti menunjukkan stenosis dari suatu pembuluh darah.15-17
prevalensi ulkus kaki diabetik di Indonesia Pada penelitian ini dianalisis apakah
sebanyak 25% di rawat jalan.7-9 Tingginya terdapat korelasi antara gambaran spektral
prevalensi ini menjadi bukti empiris perlu- Doppler vaskular ekstremitas inferior pada
nya upaya sistematis dalam penatalaksa- arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis
naan ulkus kaki diabetik di Indonesia.4,10,11 posterior dengan skor PEDIS pada pende-
Banyaknya persoalan klinis yang perlu rita ulkus kaki diabetik di RSUP Prof. Dr.
dijawab dengan metode ilmiah yang siste- R. D. Kandou Manado.
matik mengharuskan dibuatnya penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dan publikasi dalam menjawab persoalan menunjang penggunaan handheld vascular
klinis seputar ulkus kaki diabetik. Oleh Doppler dalam membantu penentuan terapi
karena itu sangat penting adanya suatu dan pengobatan pada pasien ulkus kaki
pendekatan yang standar dan efisien untuk diabetik khususnya di RS daerah dengan
merawat kaki diabetik dengan waktu yang keterbatasan fasilitas canggih seperti USG
sesingkat mungkin. Langkah pertama yang Doppler serta menambah kegunaan sistem
dilakukan yaitu mengidentifikasi tingkat klasifikasi PEDIS dalam praktik klinis
keparahan risiko terjadinya ulkus pada sehari-hari.11,15-17
semua pasien dengan kaki diabetik.8,11,12
Limpeleh, Sumangkut, Tjandra: Korelasi antara gambaran spektral ... 99
Terdapat 90,3% pasien memiliki ukuran hanya 29% pasien yang mengalami
ulkus >3 cm2. Infeksi didapatkan terbanyak kehilangan sensorik.
hanya superfisial pada subkutis 56,4%; Tabel 3 menunjukkan bahwa pasien
sisanya telah terinfeksi sampai fasia, otot dengan gambaran spektral Doppler normal
dan tendon. Pasien dengan ulkus kaki lebih memiliki kemungkinan sembuh yang
diabetik sebagian besar (58%) sudah meng- tinggi, sedangkan pasien dengan gambaran
alami infeksi berat dengan peningkatan spektral Doppler yang tidak normal cende-
leukosit yang tinggi saat dirawat tetapi rung memiliki skor yang lebih jelek.
Tabel 2. Distribusi data spektral Doppler arteri tibialis posterior dan arteri dorsalis pedis serta
skor PEDIS pada ulkus kaki diabetik
Variabel Ulkus kaki
diabetik
Spektral Doppler arteri tibialis posterior
Trifasik 19 (30,6%)
Bifasik 25 (40,3%)
Monofasik 18 (29,0%)
Spektral Doppler arteri dorsalis pedis
Trifasik 15 (24,1%)
Bifasik 26 (41,9%)
Monofasik 21 (33,8%)
Perfusi
Grade I, No PAD (0) 19 (30,6%)
Grade II, PAD (1) 31 (50%)
Grade III, CLI (2) 12 (19,3%)
Ekstensi
Grade I, skin intact (0) 0
Grade II, < 1cm2 (1) 0
Grade III, 1-3 cm2 (2) 6 (9,6%)
Grade IV, >3 cm2 (3) 56 (90,3%)
Dalam (Depth)
Grade I, skin intact (0) 0
Grade II, Superficial (1) 27 (43,5%)
Grade III, Fascia Muscle, tendon (2) 35 (56,4%)
Grade IV, bone or joint (3) 0
Infeksi
Grade I, none (0) 0
Grade II, Surface (1) 13 (20,9%)
Grade III, Abscess, fasciitis, septic arthritis (2) 13 (20,9%)
Grade IV, SIRS (3) 36 (58%)
Sensorik
Grade I, No loss (0) 44 (70,9%)
Grade II, Loss (1) 18 (29%)
Total Skor PEDIS
5 1 (1,6%)
6 13 (20,9%)
7 13 (20,9%)
8 16 (25,8%)
9 9 (14,5%)
10 6 (9,6%)
11 4 (6,4%)
12 0
Limpeleh, Sumangkut, Tjandra: Korelasi antara gambaran spektral ... 101
Tabel 4. Uji Korelasi Data Gambaran Spektral Doppler terhadap Skor PEDIS Ulkus Kaki Diabetik
Uji Korelasi*)
Variabel Skor PEDIS
(n=62)
Gambaran spektral arteri dorsalis pedis
Nilai P 0,017
Nilai r -0,301
Gambaran spektral arteri tibialis posterior
Nilai P 0,000
Nilai r -0,569
Gambar 1. Hubungan antara gambaran spek- Gambar 2. Hubungan antara gambaran spek-
tral Doppler arteri dorsalis pedis dengan skor ral Doppler arteri tibialis posterior dengan skor
PEDIS PEDIS
102 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 97-105
Tabel 2 menunjukkan distribusi data Makin tinggi skor PEDIS makin buruk
gambaran spektral Doppler, masing-masing gambaran spektral Doppler. Temuan ini
pada arteri tibialis posterior dan arteri menyokong bahwa handheld vascular
dorsalis pedis. Gambaran spektral Doppler Doppler dapat digunakan untuk membantu
arteri tibialis posterior bifasik (40,3%), penentuan terapi dan pengobatan pada
demikian pula arteri dorsalis pedis bifasik pasien ulkus kaki diabetik khususnya di RS
(41,9%). Hal ini menunjukan bahwa faktor daerah dengan keterbatasan fasilitas
iskemik pada subyek penelitian sedikit canggih seperti USG Doppler.
lebih dominan. Berbeda dengan penelitian Secara statistik derajat iskemi, dimensi
di Amerika Serikat yang mendapatkan ulkus, infeksi, dan sensorik dapat meme-
angka ulkus diabetik akibat neuropati ngaruhi terjadinya ulkus diabetik. Perhatian
sebesar 28,5% dan akibat penyakit vaskuler khusus harus diberikan pada penderita kaki
mencapai 9,5%. diabetik untuk mencegah terjadinya ulkus
Sehubungan dengan skor PEDIS pada dengan mengontrol faktor-faktor risiko,
perfusi didapatkan 50% pasien grade 2, mengidentifikasi kaki berisiko dan edukasi
ekstensi 90,3% dengan ulkus berukuran >3 pada penderita DM. Pencegahan terhadap
cm3, kedalaman paling banyak sampai amputasi ekstremitas nontraumatik akibat
grade 3 (56,4%), infeksi telah mengalami DM harus menjadi prioritas utama yaitu
respon inflamasi sitemik (58%), dan dengan melakukan pemeriksaan sirkulasi
sebanyak 70,9% belum kehilangan senso- pada ekstremitas inferior terutama pada
riknya. Wagiu et al.24 dan Manginstar et penyandang DM yang sudah lama dengan
al.25 dalam penelitian yang terpisah menda- atau tanpa faktor risiko kardiovaskuler.
patkan derajat infeksi pada pasien ulkus Untuk alasan ini maka dianjurkan adanya
DM paling besar sudah mencapai derajat 4 monitoring kaki pada penyandang DM
yang selaras dengan hasil penelitian ini. seperti disebutkan di atas.
Skor maksimal PEDIS ialah 12, dan untuk Limitasi penelitian ialah tidak dilaku-
skor >7 sangat erat berhubungan dengan kannya analisis komorbiditas subyek pene-
kemungkinan sukar sembuh.26 Pada litian dan pengelompokan etiologi yang
penelitian ini didapatkan bahwa pasien lebih spesifik untuk menepis kemungkinan
terbanyak ialah dengan skor 8 (25,8%) adanya kondisi medis pembuluh darah yang
diikuti skor 6 dan 7 (20,9%), 9 (14,5%), 10 memengaruhi gambaran spektral Doppler.
(9,6%), 11 (6,4%), dan paling sedikit ialah
skor 5 (1,6%). SIMPULAN
Tabel 3 menunjukkan bahwa gambaran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
spektral Doppler yang normal pada semua disimpulkan bahwa terdapat hubungan ber-
arteri ekstremitas bawah lebih memiliki makna antara gambaran spektral Doppler
kemungkinan sembuh yang tinggi, sedang- dengan skor PEDIS. Makin tinggi skor
kan gambaran spektral Doppler yang tidak pedis maka makin buruk gambaran spektral
normal cenderung memiliki skor yang lebih Doppler.
jelek sehingga kemungkinan sembuh sulit.
Ulkus diabetik terjadi melalui dua meka- SARAN
nisme yaitu angiopati dan neuropati. Ulkus Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut
dapat terjadi sebagai hasil dari salah satu untuk mengembangkan hasil penelitian ini
mekanisme ataupun keduanya.1,13,19,22 dengan tujuan memberikan gambaran
Ulkus dapat bertambah berat sesuai dengan peranan handheld Doppler pada arteri
beratnya iskemia jaringan yang pada ekstremitas inferior sebagai salah satu alat
penelitian ini diukur dengan menggunakan diagnostik untuk mendeteksi PAP secara
Doppler. dini pada pasien-pasien DM, baik yang
Hasil penelitian ini menyatakan terda- dengan maupun tanpa komplikasi, dan
pat hubungan bermakna antara gambaran kemudian dijadikan sebagai salah satu
spektral Doppler dengan skor PEDIS. parameter prediksi prognosis serta evaluasi
104 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 10, Nomor 2, Juli 2018, hlm. 97-105