0% found this document useful (0 votes)
106 views6 pages

Jurnal Febris Banjarmasin

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 6

An-Nadaa, Vol. 6 No.

2 Desember 2019

GAMBARAN PENANGANAN IBU PADA BALITA DENGAN RIWAYAT


FEBRIS BERDASARKAN ASPEK BUDAYA PIJAT DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TERMINAL BANJARMASIN

Description of Mother Handling in Children with Febris History Based on Massage Cultural Aspects
in the Work Area Banjarmasin Terminal Health Center

Akhmad Faisal Dani, Ainun Sajidah, Evi Risa Mariana


Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Email : daniakhmadfaisal@gmail.com

Abstract
Fever is the one of most often disease who attack toddler. World Health Organization (WHO) was
estimated amount cases of fever in whole world around 16-33 million with 500-600 thousand of the
death in every year. A mother handling of fever very influenced by cultural and behaviour of near
mother environment. Handling fever with massage that is not false, but if handling fever with a
massage is more priority be compared handling with pharmacology this matter will have bad impact for
children, even could be harmful for children’s safety. This research purpose to determine the description
of handling by mother in toddler with history of fever by cultural aspect massage in working area of
Puskesmas Terminal Banjarmasin in 2018. This research design is non experiment with descriptive
type. Populations is mothers who have toddler with history of fever amounted to 115 persons and
sample use purposive sampling technique amounted to 53 persons. The collecting data use
questionnaire who filled by respondent. The results showed that mother’s handling toddler with history
of fever by cultural aspect massage in the category negative as much as 32 respondents (60.4%).
Mother should follow health activity such as Posyandu and other counselling so mothers have the right
skills to handling toddler with fever at home and tool more effective for counselling about handling
fever by health workers.
Keywords: Mother’s handling, toddler, fever

Abstrak
Penyakit yang paling sering menyerang balita salah satunya adalah demam. World Health
Organization (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 16-33
juta dengan 500-600 ribu kematian setiap tahunnya. Seorang ibu dalam menangani demam
sangat dipengaruhi oleh budaya dan perilaku lingkungan sekitar dimana ibu berada.
Penanganan demam dengan cara di pijat memang tidak salah, akan tetapi apabila
penanganan demam dengan cara pijat yang lebih diutamakan dibandingkan pengananan
farmakologis hal ini akan berdampak buruk bagi anak, bahkan dapat membahayakan
keselamatan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penanganan demam
pada balita berdasarkan aspek budaya pijat di wilayah kerja Puskesmas Terminal
Banjarmasin Tahun 2018. Desain penelitian ini non eksperimen dengan jenis deskriptif.
Populasi ibu yang memiliki balita dengan riwayat febris berjumlah 115 orang dan sampel
yang diambil dengan teknik purposive sampling berjumlah 53 orang. Cara pengumpulan
data menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan
penanganan ibu pada balita dengan riwayat febris berdasarkan aspek budaya pijat sebagian
besar dengan kategori negatif sebanyak 32 responden (60.4%). Hendaknya ibu mengikuti
kegiatan kesehatan seperti posyandu dan penyuluhan lainnya agar ibu memiliki
keterampilan yang tepat dalam menangani balita yang demam dirumah serta lebih
diefektifkannya sarana untuk penyuluhan mengenai penanganan demam oleh petugas
kesehatan.
Kata Kunci : Penanganan ibu, balita, febris

53
Akhmad Faisal Dani : Gambaran Penanganan Ibu pada Balita dengan Riwayat Febris berdasarkan Aspek Budaya Pijat

PENDAHULUAN meningkat dua kali lipat. Di Jepang angka insidensi


Saat ini terdapat berbagai macam penyakit di demam cukup tinggi yaitu bersekitar 8,3% - 9%,
masyarakat, tak terkecuali pada balita. Penyakit yang bahkan di Guam insiden demam mencapai 14%
paling sering menyerang balita salah satunya adalah (Faris. 2009). Penderita demam di Indonesia
demam. Demam merupakan suatu keadaan dimana sebanyak 465 (91.0%) dari 511 ibu yang memakai
suhu tubuh lebih tinggi dibandingkan suhu tubuh perabaan untuk menilai demam pada anak mereka
normal. Umumnya badan teraba hangat ataupun sedangkan sisanya 23,1 saja menggunakan
panas, biasanya balita yang menderita demam akan thermometer (Setyowati, 2013).
rewel bahkan sering menangis. Saat ini, demam Menurut Laporan Tahunan Data Kesakitan
dianggap sebagai suatu kondisi sakit yang umum, yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota
terutama pada anak-anak (Nurdiansyah, 2011). Banjarmasin pada tahun 2015 penyakit demam pada
Anak usia balita yang akan menjadi penentu balita usia1-4 tahun sebanyak 3.525 kasus.
di masa depan kehidupan suatu bangsa, diharapkan Sedangkan untuk tahun 2016 penyakit demam pada
selalu dalam keadaan sehat. Akan tetapi jika anak balita usia 1-4 tahun mencapai 3.613 kasus. Selain itu,
sakit orang tua harus mampu cepat tanggap untuk berdasarkan Laporan Tahunan Data kesakitan yang
segera melakukan tindakan yang paling tepat dan diperoleh dari Puskesmas Terminal Banjarmasin,
harus mengenali penyakit atau gejala yang anak pada tahun 2015 penyakit demam pada balita usia 1-
derita (Depkes RI. 2010). United Nations International 4 tahun sebanyak 120 kasus. Sedangkan pada tahun
Children’s Emergency Fund (UNICEF) melaporkan 2016 penyakit demam pada balita usia 1-4 tahun
bahwa di seluruh dunia 12 juta anak mati setiap sebanyak 115 kasus.
tahunnya akibat penyakit atau malnutrisi dan sekitar Demam adalah tanda bahwa tubuh sedang
150.000 anak Indonesia meninggal pada tahun 2012 melawan infeksi atau bakteri yang membuatnya
(Wardiyah, dkk. 2016 ). sakit. Demam tersebut bisa terjadi pertanda bahwa
Penyakit yang umum diderita balita hampir sistem imunitas anak berfungsi dengan baik [7].
dipastikan pada suatu saat menyerang, antara lain Demam juga bisa saja terjadi sehabis anak
demam, infeksi saluran napas, dan diare. Namun mendapatkan imunisasi. Pengukuran suhu tubuh
yang sering membuat orang tua khususnya ibu diberbagai tubuh memiliki batasan nilai atau derajat
segera membawa anaknya berobat adalah demam demam yaitu axila/ketiak >37,2oC, suhu oral/mulut
dan diare (Wong, 2004). World Health Organization >37,8oC, suhu rektal/anus >38oC, suhu dahi dan
(WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di suhu dimembran telinga diatas 38oC. Pengukuran
seluruh Dunia mencapai 16 – 33 juta dengan 500 – suhu pada oral dan rektal lebih menunjukkan suhu
600 ribu kematian tiap tahunnya (Setyowati, 2013). tubuh sebenarnya, namun hal ini tidak
Data kunjungan ke fasilitas kesehatan pediatrik di direkomendasikan kecuali benar-benar dapat
Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak dipastikan keamanannya khususnya pada anak-anak
diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh (Mansur, 2014.
Jalil, Jumah, & Al-Baghli (2007) di Kuwait Penanganan demam pada balita sangat
menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 3 tergantung pada orang tua terutama ibu. Ibu adalah
bulan sampai 36 bulan mengalami serangan demam sosok yang penuh pengertian dalam hal mengasuh,
rata- rata enam kali pertahunnya (Setiawati, 2009). membimbing dan mengawasi perkembangan
Balita yang mengalami demam di Asia sekitar anaknya kearah yang lebih baik (Harjaningrum.
10-15% yang berhubungan dengan gejala-gejala atau 2004). Karakteristik ibu merupakan salah satu bagian
tanda dari suatu penyakit (Graneto, 2010). Kejadian yang dapat menunjang pencegahan demam pada
ini terjadi pada rentang usia 1 bulan sampai 5 tahun anak. Ibu adalah bagian integral dari
dimana insiden kejadiannya paling banyak terjadi penyelenggaraan rumah tangga yang dengan
pada usia 14 – 18 bulan. Insidensi dan prevalensi kelembutan dan kehalusannya dibutuhkan untuk
kejadian demam tiap-tiap Negara berbeda. Insidensi merawat dan mengasuh anak secara terampil agar
kejang demam di Amerika Serikat dan Eropa anak tumbuh dengan sehat. Begitu juga ketika anak
berkisar 2% - 5%. Bila dibandingkan dengan mengalami demam, ibu harus mempunyai sikap
Amerika Serikat dan Eropa, insidensi demam di Asia yang baik dalam memberikan perawatan, dapat

54
An-Nadaa, Vol. 6 No.2 Desember 2019

menumbuhkan penanganan yang terbaik bagi Hasil wawancara yang dilakukan di Desa
anaknya (Notoatmodjo, 2003). Perilaku ibu Simpang Limau Kelurahan Sungai Lulut
merupakan hal yang sangat penting, karena Banjarmasin tanggal 12-13 November 2017 kepada 8
penggunaan sarana kesehatan untuk anak berkaitan orang ibu yang memiliki balita dengan riwayat febris
erat dengan pengetahuan dan perilaku ibu tentang didapatkan bahwa 7 dari 8 orang ibu yang anaknya
kesehatan. Perilaku ibu tersebut mempengaruhi pernah mengalami demam penanganannya dengan
tindakan ibu jika anak sakit dalam hal ini adalah cara di pijat, setelah dipijat kemudian diberi obat
demam. Demam pada balita sering membuat orang penurun panas yang dibeli di warung. Sedangkan 1
tua khususnya ibu stress, cemas, panik, dan dari 8 orang ibu mengatakan penanganannya
ketakutan yang membuat ibu membawa anak ke dengan cara langsung memberi obat penurun panas
dokter (Faris, 2009). yang dibeli di apotik. Ibu mengatakan budaya untuk
Upaya untuk menangulangi masalah demam penanganan pada balita dengan demam yang sering
pada balita dapat dilakukan dengan terapi dilakukan adalah pijat. Budaya pijat sebagai faktor
farmakologis penggunaan obat antipiretik dan non yang mempengaruhi ibu selain faktor pengetahuan
farmakologis. Upaya non farmakologis yang dapat sikap dan perilaku.
dilakukan yaitu mengenakan pakaian tipis, lebih Sesuai dengan latar belakang dan fenomena di
sering minum, banyak istirahat, mandi dengan air atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
hangat, memberi kompres dan upaya farmakologis penelitian mengenai “Gambaran Penanganan Ibu
yaitu memberikan obat penurun panas (Aden, 2010). pada Balita dengan Riwayat Febris Berdasarkan
Selain itu, upaya dalam menangani demam bisa juga Aspek Budaya Pijat di Wilayah Kerja Puskesmas
dilakukan dengan pengobatan tradisional. Terminal Banjarmasin Tahun 2018”.
Seorang ibu dalam menangani demam juga
sangat dipengaruhi oleh budaya dan perilaku BAHAN DAN METODE
lingkungan sekitar dimana ibu berada. Perilaku ibu Desain penelitian yang digunakan dalam
terhadap anak juga berbeda sesuai perkembangan penelitian ini adalah penelitian non eksperimen
anak, struktur keluarga, harapan orang tua, dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam
pengawasan dan praktik pengasuhan anak (Wong, penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita
2004). Beberapa orang tua menganggap demam dengan riwayat febris di wilayah kerja Puskesmas
adalah hal yang biasa dialami anak, sehingga orang Terminal Banjarmasin pada tahun 2016 yang
tua dengan lingkungan dan kebiasaan dalam berjumlah sebanyak 115 orang. Jumlah sampel
penanganan turun temurun yang dilakukan hanya sebanyak 53 orang ibu dengan menggunakan rumus
akan membawa anaknya ke tukang pijat tradisional. Slovin. Dalam penelitian ini teknik sampling yang
Orang tua memang tidak jarang untuk membawa digunakan Nonprobability Sampling yaitu Purposive
anaknya ke tukang pijat tradisional saat anaknya Sampling, dengan kriteria Inklusi dan Eksklusi.
mengalami demam (Resmi, 2016). Pengumpulan data dilakukan secara primer dan
Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan sekunder. Data primer diperoleh langsung oleh
penanganan tersendiri yang berbeda bila peneliti dari responden melalui kuesioner yang
dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini diberikan dan data sekunder diperoleh dari
dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi dokumen yang ada di Puskesmas Terminal
demam tidak tepat dan lambat maka akan Banjarmasin. Instrumen pengumpulan data yang
mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan digunakan dalam penelitian ini merupakan
anak terganggu. Penanganan demam dengan cara di kuesioner yang telah modifikasi dan di adopsi dari
pijat memang tidak salah, akan tetapi apabila penelitian Ramliannor (2010) dan Resmi (2016)
penanganan demam dengan cara pijat yang lebih dengan 15 pertanyaan. Analisa Statistik
diutamakan dibandingkan pengananan farmakologis menggunakan analisa data yaitu analisa univariat.
hal ini akan berdampak buruk bagi anak, bahkan
dapat membahayakan keselamatan anak dan akan HASIL DAN PEMBAHASAN
menimbulkan komplikasi seperti hipertermi, kejang Sesuai dengan tabel 1 dapat diketahui bahwa
demam dan penurunan kesadaran (Unicef, 2013). responden berdasarkan umur ibu mayoritas adalah

55
Akhmad Faisal Dani : Gambaran Penanganan Ibu pada Balita dengan Riwayat Febris berdasarkan Aspek Budaya Pijat

berumur 26-35 tahun (dewasa awal) sebanyak 24 yang kurang tepat ini bisa dipengaruhi oleh berbagai
responden (45.3%). Responden berdasarkan faktor yaitu tingkat pendidikan, tingkat
pendidikan terakhir ibu mayoritas memiliki pengetahuan, status pekerjaan, umur balita,
pendidikan dasar SD/MI-SMP/MTs sebanyak 38 pendapatan keluarga dan jumlah anak.
responden (71.7%). Responden berdasarkan Karakteristik pendidikan ibu yang memiliki
pekerjaan mayoritas memiliki pekerjaan sebagai ibu balita dengan riwayat demam di wilayah kerja
rumah tangga sebanyak 45 responden (84.9%). Puskesmas Terminal Banjarmasin yang didapatkan
Responden berdasarkan umur balita mayoritas dari hasil penelitian yaitu paling banyak berada pada
dengan rentang umur 1-3 tahun sebanyak 37 tingkat pendidikan dasar SD dan SMP sebanyak 38
responden (69.8%). Penanganan ibu pada balita responden sebesar (71.7%). Mayoritas ibu yang
dengan riwayat febris berdasarkan aspek budaya memiliki tingkat pendidikan rendah ini berpengaruh
pijat di wilayah kerja Puskesmas Terminal terhadap kualitas penanganan yang ibu diberikan
Banjarmasin tahun 2018 mayoritas melakukan pada balita demam. Tingkat pendidikan
penanganan dengan kategori negatif yaitu sebanyak berpengaruh terhadap penanganan ibu pada balita
32 responden sebesar (60.4%) dan yang paling demam bisa karena keterbatasan dalam
banyak melakukan penanganan negaitf berada di mendapatkan pengetahuan dan informasi untuk
wilayah RT. 09 Kelurahan Sungai Lulut. memutuskan tindakan kesehatan. Ibu yang memiliki
pendidikan tinggi akan lebih mudah mendapatkan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Respon- pengetahuan dan keterampilan dalam merawat
den di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal balitanya yang sakit dimana tingkat pengetahuan
Banjarmasin. dan keterampilan ibu ini dipengaruhi oleh tingkat
Variabel Frekuensi Presentase pendidikan dan informasi yang didapatkan oleh ibu.
Umur Responden
Penanganan ibu pada balita demam juga
17-25 tahun 17 32.1
dipengaruhi oleh pekerjaan. Karakteristik pekerjaan
26-35 tahun 24 45,3
36-45 tahun 12 22,6 ibu yang memiliki balita dengan riwayat demam di
Pendidikan wilayah kerja Puskesmas Terminal Banjarmasin
Dasar 38 71,7 sesuai dengan hasil penelitian yaitu paling banyak
Menengah 12 22,6 sebagai ibu rumah tangga sebanyak 45 responden
Atas 3 5,7 sebesar (84.9%). Ibu yang hanya berperan sebagai ibu
Pekerjaan
rumah tangga memiliki lebih banyak waktu dalam
IRT 45 84,9
Wiraswasta 4 7,5 perawatan anaknya yang sakit. Menurut Sivakami
Pegawai Swasta 3 5,7 dalam Firdausia (2013) ibu yang tidak bekerja
PNS 1 1,9 mengahabiskan waktu 2,4 jam lebih dibandingkan
Umur Balita ibu yang bekerja dalam perawatan anak. Akan tetapi,
1-3 tahun 37 69,8 Hal ini juga bisa membuat ibu terbatas dalam
4-5 tahun 16 30,2 menerima informasi mengenai bagaimana
Penanganan
perawatan atau penanganan yang benar saat balita
Positif 21 39,6
Negatif 32 60,4 yang sakit demam tanpa mengesampingkan budaya.
Jumlah 53 100 Berbeda halnya dengan ibu yang bekerja mempunyai
banyak jejaring dari luar dan lebih mudah dalam
Sesuai dengan hasil penelitian yang dapat mengakses dan mendapatkan informasi serta
dilihat pada tabel 1, didapatkan bahwa penanganan pengetahuan mengenani penanganan balita yang
ibu pada balita dengan riwayat febris berdasarkan demam secara benar dan tepat.
aspek budaya pijat di Wilayah Kerja Puskesmas Umur balita yang mempunyai riwayat
Terminal Banjarmasin mayoritas melakukan demam juga ikut mempengaruhi keterampilan ibu
penanganan dengan kategori negatif sebanyak 32 dalam pemberian penanganan saat balita sakit
responden (60.4%) dan yang paling banyak demam. Karakteristik umur balita yang didapatkan
melakukan penanganan negaitf berada di wilayah dari penelitian menunjukkan bahwa balita yang
RT. 09 Kelurahan Sungai Lulut. Penanganan ibu memiliki riwayat demam di wilayah kerja

56
An-Nadaa, Vol. 6 No.2 Desember 2019

Puskesmas Terminal Banjarmasin paling banyak diakses tanggal 08 November 2017 pukul 19:22
dalam rentang umur 1-3 tahun yaitu sebanyak 37 wita.
responden sebesar (69.8%). Umur balita Faris. 2009. Memahami Demam Dengan Baik.
mempengaruhi keterampilan ibu dalam pemberian http://klinikkeluargasehat:wordpress.com/20
penanganan karena pada dasarnya balita dengan 09/03/23/demam diakses tanggal 13
umur yang lebih tua mempunyai kemungkinan November 2017 pukul 19:18 wita.
memiliki riwayat demam tidak hanya satu kali atau Graneto. 2010. Pediatric Fever Chicago College of
terkena berulang kali sehingga penanganan yang Osteopathic Medicine.
dilakukan ibu pada saat balita demam lebih terlatih http://repository.usu.ac.id/bitstream/
dalam kata lainnya bisa disebut ibu lebih diakses tanggal 20 November 2017 pukul 10:38
berpengalaman dalam hal penanganan tersebut. wita.
Harjaningrum. 2004. Mengupas Rahasia Menjadi Pasien
KESIMPULAN DAN SARAN Cerdas. Jakarta: Mizan.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Mansur, Arif Rohman. 2014. Perawatan Demam pada
penelitian ini yaitu penanganan ibu pada balita Anak.
dengan riwayat febris berdasarkan aspek budaya http://kesehatanmuslim.com?perawatan-
pijat di wilayah kerja Puskesmas Terminal demam-pada-anak/ diakses tanggal 22
Banjarmasin tahun 2018 didapatkan hasil terbanyak November 2017 pukul 15:53 wita.
dengan kategori negatif berjumlah 32 responden Nurdiansyah, Nia. 2011. Buku Pintar Ibu dan Bayi.
(60.4%). Diharapkan ibu sering mengikuti kegiatan Jakarta: Bukune.
kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan.
seperti pengendalian penyuluhan agar ibu memiliki Jakarta: Rineka Cipta.
keterampilan yang tepat dan sesuai prosedur Resmi, Sitti Aulia Dina. 2016. Persepsi Orang Tua
kesehatan dalam menangani balita yang demam di Terhadap Terapi Komplementer Dalam
rumah dan lebih diefektifkannya penyuluhan Penanganan Demam Pada Balita di Desa
mengenai penanganan pada balita demam Tabudarat Hilir Kec. LAS Kab. HST, KTI.
khususnya di RT. 09 Kelurahan Sungai Lulut melalui Program Studi Diploma III Jurusan
pendidikan kesehatan, menampilkan video dan Keperawatan Politeknik Kesehatan
sebaiknya mendemonstrasikan langsung serta Banjarmasin. Banjarbaru. Tidak
adanya evaluasi oleh petugas kesehatan tentang dipublikasikan.
persepsi penerimaan ibu terhadap penyuluhan yang Setiawati. 2009. Pengaruh Tepid Sponge Terhadap
dilakukan mengenai bagaimana penanganan demam Penurunan Suhu Tubuh dan Kenyamanan Pada
yang benar dan tepat pada balita di rumah. Untuk Anak Usia Pra Sekolah dan Sekolah yang
peneliti selanjutnya, penelitian ini untuk melakukan Mengalami Demam di Ruag Perawatan Anak
penelitian lebih mendalam lagi terhadap balita Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun
mengalami demam yang dilakukan oleh ibu dengan 2009, Skripsi Universitas Indonesia Fakultas Ilmu
lebih bervariasi yaitu harus melakukan teknik Keperawatan. http://www.digilib.ui.ac.id
observasi sehingga data yang didapatkan lebih diakses tanggal 8 November 2017 pukul 19:22
menggambarkan keadaan sebenarnya pada populasi wita.
dan sampel yang dimiliki agar kita mengetahui Setyowati, Lina. 2013. Hubungan Tingkat
pentingnya mempelajari ilmu perawatan sederhana Pengetahuan Orang Tua Dengan Penanganan
yang dilakukan di rumah untuk membantu Demam Pada Anak Balita di Kampung
kesembuhan saat balita mengalami demam.. Bakalan Kadipiro Banjarsari Surakarta,
Skiripsi. STIKES PKU Muhammadiah
DAFTAR PUSTAKA Surakarta.
Aden, R. 2010. Seputar Penyakit dan Gangguan Lain http://stikespku.com/digilib/files/di
pada Anak. Yogyakarta: SIKLUS. sk1/1/stikes%20pku--linasetyow-44-1-
Depkes RI. 2010. Insiden Pravelensi Kejadian Demam. 20101292.pdf diakses tanggal 8 November 2017
http://eprints.undip.ac.id/44837/BAB_1.pdf pukul 19:22 wita.

57
Akhmad Faisal Dani : Gambaran Penanganan Ibu pada Balita dengan Riwayat Febris berdasarkan Aspek Budaya Pijat

UNICEF. 2013. Sekitar 35 juta Balita Masih Beresiko Jika Jurnal Kesehatan Holistik. Vol 1 No 1: hal 36-
Target Angka Kematian Anak Tidak Tercapai. 44. http://malahayati.ac.id/wp-
https://www.unicef.org/indonesia/id/media content/uploads/2016/07/Jurnal-aryanti-
_21393.html diakses tanggal 26 Februari 2018 Setiawati-Umi-Romayati.pdf diakses tanggal 8
pukul 13:37 wita. November 2017 pukul 19:22 wita.
Wardiyah, Aryanti, dkk. 2016. Perbandingan Efektifitas Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan
Pemberian Kompres Hangat dan Tepid Sponge Pediatrik. Jakarta: Perpustakaan Nasional.
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak yang
Mengalami Demam di Ruang Alamanda RSUD dr.
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015.

58

You might also like