Produk Jadi Dengan Menggunakan Metode Activity Relation Chart Dan Shared Storage
Produk Jadi Dengan Menggunakan Metode Activity Relation Chart Dan Shared Storage
Produk Jadi Dengan Menggunakan Metode Activity Relation Chart Dan Shared Storage
Abstract
PT. XYZ constitute a business that move in sector of food in particular of Dry Noodle and Instan Noodle
in Jl.Raya Suko KM3 Sidoarjo. In a build C of production that have three line machine of production and
have one location warehouse baggage so that eventually Output from the three line machine will be
saving in one warehouse the name is Finished Product Warehouse. Placement of the finished product that
not organized well, make a build of production become not efficient. Layout is a main base in a industrial
world. Plant layout or facilities layout can be defined as ordinances pengauran a facilities of factory to
support the fluency. The purpose from this research is to give an suggestion to repair of layout about
location of the finished product in a build C of production. In this research use ARC ( Activity Relation
Chart ) method. ARC is an method or a simple technical in a planning of layout facility or ministry be
based on the degree of relationship activities with qualitative assessment and inclined be based on
opinions which is subjective from each facilities or ministry and method ( Shared Storage ). Shared
storage is an method of preparation of the storage area be based on warehouse floor area condotions. As
for the expected results from this research is can give an suggestion to repair of layout placement of the
finished product that less ordinances well. As the result fro this research is the layout suggestion have
value greater storage capacity from the initial layout with a capacity of 61 area, meanwhile for the initia
capacity have value smaller as many as 44 storage area. In shared storage method the total value
mileage on products A,B,C with initial layout is 142.376 m. meanwhile on suggestion of layout there are
a total mileage is 94,952 m with a difference 47,424 m from distance of initial layout.
I. PENDAHULUAN
PT.XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan khususnya Mie
kering dan Mie instan yang hasilnya di pasarkan ke seluruh wilayah Indonesia dan sebagian
juga diexport.Salah satu masalah yang sering dijumpai adalah tata letak barang di guang
barang jadi, yang mana gudang barang jadi merupakan suatu tempat penyimpanan barang,
baik bahan baku yang nantinya akan diproses, dalam industri manufaktur sering terjadi
permasalahan yang terletak pada pengaturan tata letak gudang barang jadi.
Penempatan produk jadi yang belum terorganisir dengan baik, membuat gudang barang
jadi tidak efisien dan tidak teratur dalam menyusun atau menempatkan produk jadi,
penempatan produk jadi tidak seragam, dan lokasi koding atau stempel plastik terdapat jarak
yang jauh dari area packing sehingga dapat mengakibatkan Back Track pada saat
pengambilan material ke area packing, adapun beberapa permasalahan yang sama terjadi
pada saat penempatan peralatan peralatan yang sudah tidak dipergunakan lagi masih ada
diarea gudang transit, untuk saat ini pengunaan volume gudang transit masih kurang optimal.
185
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
penyimpanan secara efektif agar dapat meningkatkan ruang penyimpanan yang kurang
efektif yang mengakibatkan banyaknya produk yang tidak tertampung dalam gudang.
Dalam suatu pabrik, macam gudang dapat dibedakan menurut karakteristik material yang
akan disimpan yaitu : (1) Raw Material Storage, gudang ini akan menyimpan setiap material
yang dibutuhkan/digunakan untuk proses produksi. Lokasi gudang ini umumnya berada di
dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk jenis bahan tertentu bisa juga dikatakan di luar
bangunan (outdoor). Yang mana hal ini dapat menghemat biaya gudang karena tidak
membutuhkan bangunan spesial untuk itu. Gudang ini kadang kadang disebut juga sebagai
stock room Karena memang fungsinya sebagai penyimpan stock untuk kebutuhan tertentu.
(2) Working Process Storage. Dalam industri manufaktur sering kita jumpai bahwa benda
kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula
harus berhenti karena dari satu operasi ke operasi berikutnya waktu pengerjaan tidaklah
sama, sehingga material harus menunggu sampai sampai mesin atau operator berikutnya
tersebut siap mengerjakan. (3) Finished Goods Product Storage, kadang kadang disebut juga
dengan gudang yang fungsinya adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai
dikerjakan.
Menurut Apple (1990) dalam Kuswoyo (2015) gudang harus dirancang dengan
memperhitungkan kecepatan gerak barang yang bergerak cepat lebih baik diletakkan dekat
dengan tempat pengambilan barang, sehingga sehinga mengurangi seringnya gerakan bolak-
balik. Dalam gudang penyimpanan, faktor yang berpengaruh sangat besar terhadap
penanganan barang ialah tata letak dan desain gedung dimana barang itu disimpan.
Pada umumnya tata letak pabrik yang terencana dengan baik akan ikut menentukan
efisiensi dan beberapa hal akan juga menjaga kelangsungan hidup ataupun keberhasilan kerja
suatu industri. Peralatan dan suatu desain produk yang baus akan tidak ada artinya akibat
perencanaan layout yang sembarangan karena aktivitas produksi suatu industri secara
nrmalnya harus berlangsung lama dengan tata letak yang selslu tidak berubah-ubah, maka
setiap kekeliruan yang dibuat didalam perencanaan tata letak ini akan menyebabkan
kerugian-kerugian yang tidak kecil. (Wignjosoebroto, 2003).
Pada umumnya macam macam proses industri akan juga mempengaruhi aktivitas
perencanaan suatu pabrik. Pada continuous procces industry suatu studi kelayakan harus
dilakukan mendalam. Faktor teknis maupun ekonomis harus dipertimbankan sebaik baiknya
didalam langkah–langkah pemilihan ataupun penentuan mesin dan fasilitas peralatan
penunjang produksi lainnya. (Wignjosoebroto, 2003).
Metode Activity Relation chart (ARC) adalah metode aliran bahan yang bisa diukur secara
kualitatif menggunakan tolok ukur derajat kedekatan hubungan antara satu fasilitas
(departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menurunkan derajat hubungan dicatat
sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas
(Activity Relationship Chart). Adapun suatu peta hubungan aktivitas dapat dikonstruksikan
dengan prosedur sebagai: (1) Identifikasi semua fasilitas kerja atau departemen-departemen
yang akan diatur tata letaknya dan dituliskan daftar urutannya dalam peta. (2) Dilakukan
survei terhadap karyawan atau wawancara dari setiap departemen yang tertera dalam peta
dan juga dengan manajemen yang berwenang. (3) Didefinisikan kritera hubungan antar
departemen yang akan diatur letaknya berdasarkan derajat kedekatan hubungan serta alasan
masing-masing dalam peta, selanjutnya tetapkan nilai hubungan tersebut ntuk setiap
hubungan aktivitas antar deparemen yang ada dalam peta. (4) Didiskusikan hasil penilaian
hubungan aktivitas yang telah ditetapkan tersebut dengan kenyatan dasar manajemen. Secara
bebas beri kesempatan untuk evaluasi atau perubahan yang lebih sesuai. Checking,
rechecking dan tindakan koreksi perlu dilakukan agar ada konsistensi atau kesamaan
presepsi dari beberapa yang terlibat dalam hubungan kerja.
Sedangkan Metode Shared Storage Menurut Francis (1992) dalam Indramawan (2015)
dalam menentukan layout dengan menggunakan metode sharedstorage ada lima variable
yang harus diketahui yaitu: (1) Lama Waktu work in process. (2) Waktu Pengiriman masing-
masing material. (3) Jumlah material setiap pemesanan. (4) Frekuensi pemesanan pada tiap
186
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
periode waktu. (5) Jarak pada tiap-tiap penyimpanan terhadap pintu keluar masuk. (6)
Kebutuhan ruang atau space.
Dengan ini proses penyimpanan material berdasarkan metode shared storage harus
diurutkan pada area yang paling dekat dan area terjauh pada proses pengiriman pintu keluar
dan pintu masuk, maka penempatan material yang akan dikirim diletakan pada area terdekat
dan slot-slot yang kosong dalam gudang transit.
Mulai
Tahap I Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Observasi
Tahap II
Pengumpulan Data Pengumpulan Data
a. Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilaksanakan bertujuan untuk memperoleh masukan
mengenai objek yang diteliti. Diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai
permasalahan yang diangkat dalam penelitian dan variabel-variabel yang terkait dalam
masalah pada gudang transit di PT. XYZ. Studi pedahuluan dalam penelitian ini
dilakukan dengan melakukan pengamatan, pengukuran, melihat data yang diperlukan,
dan wawancara dengan pihak perusahaan.
b. Observasi
Metode observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan cara pencatatan
langsung di lapangan tentang kondisi aktual layout yang ada. Berdasarkan metode
observasi ini, di harapkan mendapatkan data berupa: (a) Data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari lapangan terhadap obyek pengamatan, misalnya wawancara
langsung dengan semua pihak yang terkait. (b) Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari pihak perusahaan, yang dapat berupa bukti-bukti dokumentasi (arsip,
foto, dll), jurnal-jurnal, atau catatan di perusahan. (c) Melakukan studi pustaka dari
berbagai literatur.
187
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
c. Studi Literatur
Studi literatur ini dilaksanakan dengan melakukan studi pustaka melalui buku-
buku referensi untuk mendapatkan data yang telah berhubungan dengan judul tugas
akhir yang telah penulis angkat.
d. Pengumpulan Data
Sumber data primer dari penelitian ini akan diambil dari studi lapangan,
wawancara dengan karyawan atau perusahaan. Sedangkan sumber data sekunder
didapat dari beberapa sumber buku-buku dan jurnal.
e. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan, lalu diolah dengan metode yang digunakan adalah
Activity Relationship Chart dan shared storage yang kemudian akan digunakan untuk
menentukan pemecahan masalah yang terjadi pada gudang transit di PT.XYZ.
f. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan dan Saran dilakukan setelah adanya hasil dari pengolahan data dan
pemecahan masalah.
188
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
Dari data list sementara dapat terlihat beberapa jarak antara fasilitas dengan failitas
yang lain, setelah itu akan dilakukan pengukuran jarak tiap antar fasilitas. Jarak yang
dapat diukur adalah jarak fasilitas-asilitas yang nantinya perlu didekatkan dengan lokasi
pengemasan mi. sebelum melakukan pengukuran jarak antara fasilitas dapat diketahui
terlebih dahulu aliran bahan pada saat produksi berlangsung.
Tempat
Stempel
Pallet
Material Penunjang
Area Transit
Tempat
Pallet
Box Layer
Box Layer
Lift
Lorong
Pintu
Gambar 2 adalah gambar sebelum dilakukan perbaikan dapat dilihat ada beberapa
fasilitas yang perlu didekatkan dan ada beberapa fasilitas yang tidak dikehendaki untuk
saling berdekatan degan area pengemasan seperti (1) Tempat Pallet (2) Box Layer (3)
Materal Penunjang (4) Stempel.
Gambar 3 adalah standard penggambaran drajat aktivitas yang dilakukan pada
PT.XYZ berdasarkan metode Activity Relation Chart.
189
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
Derajat Nilai
Deskripsi Kode Garis Kode Warna
Kedekatan
A Mutlak Merah
E Sangat Penting Oranye
I Penting Hijau
O Cukup/Biasa Biru
U Tidak Penting Tidak Ada Tidak Ada
X Tidak Dikehendaki Coklat
Gambar3. Standard Penggambaran Derajat Hubungan Aktivitas
Pada saat proses pengepakan, area stempel dan area pengepakan yang memliki jarak
yang mutlak harus didekatkan, dikarenakan selain menggunakan tenaga kerja manusia
pemindahan atau pengambilan bahan penunjang plastik terdapat jarak yang cukup jauh
yaitu sepanjang 45 meter yang sebaiknya harus saling berdekatan antara tempat stempel
dan area pengemasan tersebut.
Pada saat proses produksi memang memiliki hirarki yang berurutan baik dari proses
pengepakan dan proses pengambilan bahan penunjang terkait minimnya ruang tansit
akibat adanya slot-slot ksong yang dipegunakan untuk tempat fasilitas bahan penunjang
yang seharusnya area transit hanya ditempati produk jadi saja.
Pada stasiun kerja di area transit jika penempatan bahan penunjang dan area
pengepakan saling berjauhan maka secara tidak langsung ruang transit semakin
berkurang dan pada saat pengambilan material penunjang juga dapat memakan waktu
yang cukup lama, adapun untuk menhindari jarak yang cukup jauh tersebut, area
stempel dan area pengepakan sangatlah penting untuk saling berdekatan. Hubungan
kedekatan fasilitas pada ARC merupkan seberapa jauh atau dekat sebuah fasilitas
dengan fasilitas yang lain yang nantinya hubungan antara fasilitas ini akan digunakan
sebagai pertimbangan pemindahan fasilitas.
Dari pengumpulan data dari tabel fasilitas sementara, maka peneliti dapat mengolah
dengan metode Activity Relationship Chart ( ARC ).
190
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
F1 Area Pengemasan
A
1,2
A
F2 Area Stapel
4
O O
2,3 3,5
E A
F3 Area Stempel
1 3,2,1
U O I
3,4,2 4,3 5,2
U I X
F4 Meja Kemas
3,4 5,3 6.1
I I I O
4,4 4,5 6,4 8,5
X X O X
F5 Pallet
5,6 6,5 8,6,5 9,4
O 1 I O
5,6 5,4 8,7,6 9,5
I X O
F6 Layer Box
6,5 8,6 9,6,5
X X O
6,7 7,5 9,6
I X
F7 Penunjang (Plastik )
7,6 7,6
U O
7,8 9,8,7
O
F8 Penunjang (Box Karton)
8,7
O
8
F9 Penunjang ( Roll )
191
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
Backward Distance
Forward Distance Dari Jarak Diagonal
Dari jarak Diagonal
4 52 13
5 25 10
6 0 0
7 35 10
8 0 0
Total 378 199
Total Forward + Backward 577
Setelah dilakukan analisa data moment trial I dan II dapat diketahui perbedaan nilai
antara moment I dan II yaitu total trial I terdapat nilai 338 sedangkan nilai trial II
mempunyai nilai 479 yang berarrti nilai yang lebih kecil yang nantinya akan digunakan
untuk alternatif usulan relayout gudang barang jadi.
Setelah diketahui perbedaan nilai kedunya selanjutnya dilakukan redesain ruangan
secara manual dengan menggunakan acuan analisa activity relation chart dan analisa
from to chart dan dicari total jarak material handlingnya yang berdasarkan pada analisa
from to chart.
b. Analisa Penurunan Jarak Material Handling
Analisa ini digunakan untuk mengetahui besarnya total jarak material handling
pada tata letak usulan. Untuk mengetahui penurunan total jarak, maka jarak total pada
trial I dikurangi dengan total jarak trial II dan hasilnya sebagai berikut:
= Total Jarak Trial I – Total Jarak Trial II
= 577 – 479
= 98
Dihitung dalam presentase menjadi:
Total Jarak 𝑇𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐼 − Total Jarak 𝑇𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐼𝐼
= 𝑥 100%
Total Jarak 𝑇𝑟𝑖𝑎𝑙 𝐼𝐼
577 − 479
= 𝑥 100%
479
= 20.4%
Sumber : Nasution dkk (2015)
192
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
Area Stempel
Pallet
Meja Kemas
Area pengemasan
Area Stapel
Pennjang
Layer Box Penunjang Roll Box
Karton
Penunjang Roll
Pallet
Area Pengemasan Area Stapel
Meja
Kemas
Area Stempel
Layer Box Penunjang Roll
Gambar 7. Gambar usulan dari hasil analisa menggunakan Activity Relation Chart.
Untuk menghemat area penyimpanan dengan dilakukan 2 tingkat yang terdiri dari 72
Dos dalam 1 Pallet dengan dimensi per dos P=39 cm L=35 cm T=15.5 cm.
Dimensi =39 x 35 x 15.5 / 100 = 212 cm2
Panjang = 39 cm
Lebar = 35 cm
Tinggi = 15.5 cm
dengan luas yang tersedia yaitu 251.7 m2. Dilakukan untuk mempermudah dalam
penyusunan produk ke area penyimpanan juga untuk menghemat pemanfaatan ruang.
Jadi luas 1 area penyimpanan yang dibutuhkan adalah:
Luas area penyimpanan = Panjang Produk x Lebar produk/100 = 13.6 cm2
Luas area penyimpanan = 39 x 35 / 100 = 13.6 cm2
Setelah diketahui beberapa data dimensi produk maka selanjutnya akan dicari
banyaknya area penyimpnan yang dibutuhkan, untuk mencari banyaknya area yang
dibutuhkan adalah :
Total Jumlah Produk
Kebutuhan area penyimpanan=
Banyaknya Produk Dalam 1Palet
4394
Kebutuhan area penyimpanan = 61 Area
72
Maka dari banyaknya produk 4394 per hari membutuhkan ruang penyimpanan untuk
61 area dengan kapasitas gudang transit yaitu 251.7 m2.
Pemanfaatan ruang gang atau allowance untuk menggerakkan material handling
menggunakan handkliftsebagai alat angkut produknya.Jadi allowance yang dibutuhkan
berdasarkan kebutuhan untuk jalur sesuai dengan ukuran dimensi handklift. Penentuan
193
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
luas gang yang ada pada handklift saat membawa produkdengan Panjang 1,40 m, dan
lebar 0,70 m.
untuk mengatahui allowance yang diperlukan yaitu dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
Diagonal = p l 1.40 0.70 1.5 m
2 2 2 2
Dengan mengetahui allowance yang diperlukan maka dapat ditentukan lebar gang
seluas 1.5 m.
Jarak tempuh antara material handling adalah mulai dari pintu (I/O) menuju ke area
penyimpanan perhitungan jarak dilakukan dengan menggunakan metode Rectilinear
Distance. Jarak diukur sepanjang lintasan dengan menggunakan garis tegak lurus
(ortogonal) satu dengan yang lainya terhadap titik dari masing-masing area
penyimpanan dengan cara :
dij = | x – a| + | y – b|
Keterangan :
dij = jarak slot ij ke titik I/O
x = Titik awal perhitungan I/O pada sumbu x(horizontal)
a = Jarak titik tengah tujuan trhadap sumbu x
y = Titik awal perhitungan I/O pada sumbu y (vertical)
b = Jarak titik tengah tujuan terhadap sumbu y
Contoh perhitungan:
d 1.1 = | x- a| + |y – b|=| 0-8.25|+ |0- 5.50| = 13.75m
d 2.1 = | x- a| + |y – b|=|0-4.20| + |0-3.70|= 7.9 m
c. Jarak Tempuh Mutasi Barang Jadi Dengan Tata Letak Awal
Berdasarkan data pada lampiran 4 yaitu jarak tempuh mutasi barang jadi per bulan
yang menuju pintu keluar dengan masing-masing produk yaitu produk A yang
mempunyai nilai 67600 m/Bulan, sedangkan untuk produk B mempunyai nilai 34112
m/Bulan, dan produk C mempunyai nilai 40664 m/Bulan.
d. Jarak Tempuh Mutasi Barang Jadi Dengan Tata Letak Usulan
Adapun jarak tempuh mutasi barang jadi per bulan yang menuju pintu keluar dengan
masing-masing produk yaitu produk A yang mempunyai nilai 46592 m/Bulan, untuk
produk B mempunyai nilai 27456 m/Bulan, dan produk C mempunyai nilai 20904
m/Bulan.
Maka dengan adanya data perbandingan jarak tempuh materialhandling yang
berdasarkan pada lampiran 4 maka dapat diketahui tata letak jarak tempuh material
handling usulanlebih kecil dari tata letak material handling awal.
e. Peletakan Area Penyimpanan
Setelah mengetahui kebutuhan ruangan maka dapat ditentukan jumlah area yang
dapat diperoleh luas gudang adalah 17x15-3.3 = 251.7 m2. Maka dapat diatur dengan
sedemikian rupa susunan peletakan area penyimpanan pada gudang transit yang
berdasarkan data kebutuhan ruang(lebar gudang transit dan luas area penyimpanan).
Desain peletakan area penyimpanan awal dan area penyimpanan usulan.
194
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
A,B,C dengan tata letak awal adalah sebesar 142,376 m. Sedangkan pada tata letak usulan
terdapat total jarak tempuh sebesar 94,952m dengan selisih 47,424m dari jarak tempuh tata
letak awal, maka hal ini dapat diartikan nilai jaak tempuh usulan lebih kecil daripada nilai
jarak tempuh tata letak awal.
Menggunakan metode activity relation chart dan shared storagesangat baik bila
diterapkan di perusahaan bagian produksi khususnya pada area gudang transit karena secra
matematis dapat mengoptimalkan kapasitas area transit dan meminimalisasi jarak
tempuhhandklift.Dan perlu Perhatian khusus dalam penempatan barang jadi dalam gudang
transit untuk meningkatkan keefektivitasan kerja.
195
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
196
Spektrum Industri, 2017, Vol. 15, No. 2, 121 – 255 ISSN : 1963-6590 (Print)
ISSN : 2442-2630 (Online)
197