Jurnal Anorganik

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Y.

Kurniawati ISSN : 2549-1679

REKONSTRUKSI BAHAN AJAR SINTESIS SENYAWA ANORGANIK


UNTUK MAHASISWA CALON GURU KIMIA MENGGUNAKAN
MODEL OF EDUCATIONAL RECONSTRUCTION

Yenni Kurniawati
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
yenni.kurniawati@uin-suska.ac.id

Abstract

Bilions of new inorganic compounds and many synthetic methods has discovered for decades
based on many reason. Its wider use makes inorganic compounds continuously synthesized by
chemists. However, most of them were not produced in Indonesia. One of the solution was
preparing synthesizing inorganic compounds subject matter to preservice chemistry teacher.
Nevertheless, because it is not easy to mastered, didactic reduction must be done. The objection
of this study was to reconstructed this subject matter using the Model of Educational
Reconstruction (MER), start form curriculum analysis, empirical studies, and analysis of
content structure. This research was conducted by mixed method exploratory design, with
preservice chemistry teacher 6th and 8th semester as the sample. The reconstruction of
synthesis inorganic compounds subject matter material was the following sequence of macro
propositions: general description of synthesized of inorganic compounds, benefits of the
inorganic compounds, reactions that can underlie possible formation of inorganic compounds,
the thermodynamics and kinetics of reactions processes the properties of the inorganic
compounds, basic synthesis techniques and basic characterization techniques. And the most
important thing that must be understood by potential chemists are: material characteristics,
molecular structure of compounds, and chemical reaction.

Keywords : Model of Educational Reconstruction, synthesis of inorganic compounds, preservice


chemistry teacher

Dalam terminologi sejatinya senyawa


1. PENDAHULUAN anorganik bermakna “non-living compounds”,
Disadari atau tidak, penggunaan senyawa sebagai bagian dari hasil dan asal mempelajari
anorganik tak dapat dilepaskan dalam aktifitas ilmu kimia yang lahir dan tumbuh kembang
kehidupan masyarakat modern. Banyak dari seni memformulasi senyawa dari mineral
inovasi dalam bidang kuliner, obat-obatan, dan hasil tambang (Huheey. et al, 1997).
pakaian, televisi, peralatan kantor, kendaraan, Mineral alam ini kemudian melalui proses
hingga tempat tinggal melibatkan bahan- pemisahan fisika maupun kimia dijadikan
bahan yang tersusun dari senyawa anorganik beragam senyawa anorganik sesuai
(Kleinberg, 2007; Rao, Vivekchand, Biswas, pemanfaatannya. Namun demikian, di abad
& Govindaraj, 2006; Taubert, 2005). Senyawa terakhir ini senyawa anorganik lebih dominan
anorganik seperti garam dapur (NaCl), soda diproduksi melalui proses sintesis (Taubert,
kue (NaHCO3), obat maag (Al(OH)2 dan 2005).
Mg(OH)2), Seng (ZnO) adalah diantara Jutaan senyawa anorganik telah disintesis
senyawa anorganik yang banyak terlibat dalam dasa warsa terakhir. Pemanfatannya
dalam kehidupan sehari-hari. yang semakin luas menjadikan senyawa
Senyawa anorganik merupakan senyawa anorganik terus disintesis oleh para ahli
kimia yang mayoritas molekulnya tersusun kimia. Pemahaman terhadap senyawa
dari unsur-unsur anorganik yang umumnya anorganik berkaitan dengan pemahaman
berasal dari mineral alam yang kompleks. terhadap unsur-unsur kimia yang sangat

Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018 65


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

bervariasi dan dapat membentuk jutaan menjadi inspirasi bagi siswa nya dikemudian
senyawa mereka membentuk yang subyek hari. Calon guru kimia hendaknya memiliki
dasarnya disatukan oleh beberapa konsep bekal yang cukup untuk dapat mengajarkan
umum seperti struktur, ikatan dan reaktivitas secara sederhana bagaimana suatu senyawa
(Cox, 2007). Bahkan belakangan ini banyak anorganik yang bermanfaat secara luas dapat
ditemukan senyawa kimia yang mengandung dibuat dengan mudah dan sederhana secara
ikatan antara karbon dan logam yang dikenal sintetis. Hal ini akan sangat berguna bagi
sebagai organo-logam, yang menurut para ahli peserta didik di jenjang menengah sebagai
termasuk dalam klasifikasi senyawa bekal dasar dan inspirasi yang berharga bagi
anorganik. Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi sintesis kimia di masa
sintesis senyawa anorganik merupakan fokus yang akan datang.
bidang ilmu kimia yang sangat penting bukan Namun demikian, salah satu kendala
hanya sebagai sains dasar tetapi juga sebagai utama dalam membekalkan calon guru kimia
salah satu dasar dari berbagai teknologi akan hal ini terletak pada kompleksnya
modern (Saito, 1996). pengetahuan yang harus dimiliki terkait
Namun demikian, sebahagian besar dengan teknik sintesis, konsep kimia,
senyawa anorganik ini tidak diproduksi di penggunaan tentang rumus dan
Indonesia, meskipun bahan bakunya dimiliki penggunaanya, reaksi yang berlangsung dan
dalam jumlah besar bahkan hingga di ekspor pemahaman kompleks lainnya
ke manca negara, seperti halnya bahan (Woldeamanuel, Atagana, & Engida, 2014).
pembuatan garam dapur, silica, obat-obatan, Hal-hal kompleks ini menjadikan sintesis
seng, baja ringan dan lainnya. senyawa anorganik merupakan subyek materi
Pemahaman tentang teknik sintesis yang sulit dibekalkan di jenjang strata satu
senyawa anorganik memang hanya dimiliki (mahasiswa calon guru) kimia (Kurniawati et
oleh ahli kimia, melalui pendalaman ilmu al., 2017). Ditambah lagi dengan perlunya
serta latihan dan eksperimen kimia yang latihan bereksperimen sintesis dengan
intensif (Sanchez-Dominguez, Aubery, & kuantitas yang mencukupi untuk bekal peserta
Solans, 2012). Maka sesungguhnya didik membiasakan diri dengan kegiatan
pengetahuan dan keterampilan sintesis ini eksperimen sintesis, mengaitkannya dengan
bukanlah merupakan hal yang mudah untuk konsep-konsep yang mereka miliki,
dimiliki. Namun demikian, pengetahuan dan merefleksikan tiap-tiap eksperimen yang
keterampilan ini sangat berpengaruh bagi dilatihkan, dan menjadikannya pengetahuan
perkembangan kehidupan manusia, mengingat dan pengalaman untuk kegiatan eksperimen
manfaat Oleh karena itu, peningkatan sintesis senyawa anorganik selanjutnya
kualitas dan kuatitas ahli kimia dalam hal ini (Kurniawati, Permanasari, Muzakir, &
perlu untuk ditingkatkan. Rohman, 2015).
Upaya peningkatan kuantitas dan kualitas Pentingnya bekal pengetahuan dan
ilmuan sintesis saat ini diperoleh secara pengalaman eksperimen sintesis anorganik
khusus melalui jenjang pendidikan bidang bagi calon guru kimia, kontradiktif dengan
ilmu kimia di perguruan tinggi. Namun tingkat kesulitan peserta didik menguasai
bidang ini merupakan bidang yang tidak ilmu sintesis senyawa anorganik itu sendiri.
terlalu diminati oleh peserta didik lulusan Dibutuhkan solusi yang nyata bagi
sekolah menengah atas. Salah satu permasalahan ini, agar materi yang penting ini
penyebabnya sulitnya materi ini menurut tetap dapat dibekalkan pada calon guru kimia
persepsi siswa (Kurniawati et al., 2017) dan namun dapat diterima dengan baik sesuai
kurangnya informasi prospek ahli bidang ini dengan level kemampuan mereka.
di masa yang akan datang menurut sebahagian Salah solusi yang diharapkan menjawab
mereka yang kurang memahami bidang ini. permasalahan ini adalah dengan melakukan
Karenanya, minat peserta didik untuk reduksi didaktis terhadap materi subyek
membuat senyawa kimia baru, atau senyawa sintesis senyawa anorganik. Reduksi didaktis
yang telah ada dengan teknik baru, perlu yang dimaksud adalah melakukan reduksi
untuk ditumbuhkan. Terlebih bagi calon guru terhadap konten yang awalnya memiliki
kimia, yang akan mentransfer ilmu dan muatan berat dan sulit untuk diterima oleh

66 Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

peserta didik, dengan menjadikannya lebih pendidikan kimia salah satu LPTK di
sederhana tanpa mengurangi kemampuan Indonesia. Penelitian ini juga didukung oleh
yang akan dibekalkan pada calon guru kimia. laboratorium pendidikan kimia yang dimiliki
Untuk itu, proses reduksi didaktis harus LPTK tersebut dengan segala fasilitas
dilakukan dengan cermat dengan dilandasi eksperimen dan tenaga laboratorium terkait.
cara-cara yang memenuhi kaidah keilmuan Perolehan data penelitian ini didasarkan
yang sesuai. pada 3 tahapan MER, di mana pada tahapan
Proses ini membutuhkan sebuah awal, analisis struktur konten sintesis senyawa
penelitian yang seksama guna menghasilkan anorganik dilakukan dengan sumber data dari
kajian didaktis yang berbasiskan eksperimen kurikulum pendidikan kimia di tiga Lembaga
dan materi subyek yang memenuhi kaidah Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang
keilmuan, melalui sebuah proses rekonstruksi ada di Indonesia dan hubungannya dengan
materi. Model of Educational Reconstruction kurikulum di SMA, serta beragam referensi
(MER) yang ditawarkan oleh Duit (2007), lain terkait dengan sintesis senyawa anorganik
seorang ahli pendidikan sains dari Jerman, diantaranya analisis konten beberapa referensi
dapat menjadi alternatif model rekonstruksi seperti Analysis, Synthesis, and Design of
bahan ajar yang digunakan pada banyak Chemical Processes (Turton, 2009), Small
tempat di Eropa dan negara lainnya dalam Scale Synthesis of Laboratory with Reagents
dekade terakhir (Reinders Duit, 2007). Modelling (Lerner, 2011), Inorganic
MER merupakan model yang Chemistry II (Gerken, 2009), Inorganic
memadukan antara tiga tahapan penting dari Synthesis (Kleinberg, 2007) Inorganic
proses rekonstruksi materi subyek untuk Material Synthesis (Taubert, 2005), Inorganic
tujuan pendidikan, yakni: analisis struktur Materials Synthesis and Fabrication (Lalena,
konten, studi empiris terkait konsepsi materi Cleary, Carpenter, & Dean, 2008) . Data
menurut pendidik dan peserta didik, dan kualitatif kesesuaian bahan kajian dengan
pengembangan dan evaluasi bahan ajar yang kurikulum dikaji pada tahap ini, hingga
direkonstruksi sesuai hasil analisis dan studi ditemukan rumusan materi subyek sintesis
empiris (Duit, Gropengießer, Kattmann, yang sesuai. Tahap selanjutnya dilakukan
Komorek, & Parchmann, 2012). Dalam kajian empiris terhadap level kemampuan
penelitian ini, ketiga tahapan ini akan mahasiswa calon guru kimia terkait
dilakukan secara sistematis, hingga diakhir pengetahuan pendukung materi subyek
penelitian akan menghasilkan komponen- sintesis senyawa anorganik. Pada tahapan ini,
komponen penting bagi konstruksi materi persepsi dan pemahaman pendidik juga digali
subyek sintesis senyawa anorganik yang dapat secara empiris guna kesesuaian implementasi
diimplementasikan sebagai bahan ajar bagi materi subyek. Dari tahap ini diperoleh data
calon guru kimia. kuantitatif level pemahaman mahasiswa
terhadap materi sintesis senyawa anorganik,
2. METODE PENELITIAN dan kesesuaiannya dengan pemahaman
Penelitian ini dilakukan dengan pendidik. Hasil analisis struktur materi yang
menggunakan pendekatan campuran (mixed disesuaikan dengan data empiris pemahaman
method) dengan desain eksploratori di mana pendidik dan peserta didik menjadi dasar
data kualitatif dan kuantitatif relatif sama rekonstruksi bahan ajar sintesis senyawa
pentingnya dalam menentukan hasil anorganik.
penelitian. Model of Educational 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Reconstruction (Duit, 2007) menjadi rujukan Sesuai dengan tahapan penelitian
utama bagi tahapan pelaksanaan penelitian menurut MER, maka analisis struktur konten
secara bersiklus. dilakukan terlebih dahulu terhadap kurikulum,
Obyek penelitian ini adalah bahan ajar mulai dari jenjang Sekolah Menengah Atas
sintesis senyawa anorganik, sedangkan (SMA) di mana guru akan menyampaikan
subyek penelitian adalah mahasiswa calon ilmunya, dan kurikulum di LPTK. Hasil
guru kimia semester IV dan dosen pengampu analisis terhadap mata pelajaran kimia dalam
mata kuliah yang terkait dengan sintesis kurikulum SMA menunjukkan bahwa materi
senyawa anorganik di program studi kimia yang disajikan menurut Kurikulum

Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018 67


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

2013 dan menurut Kurikulum Tingkat Satuan penjabaran kompetensi profesional yang harus
Pendidikan (KTSP) berada pada kisaran dimiliki oleh guru Sekolah Menengah Atas
separuh bagian dari pondasi-pondasi dasar (SMA) sebagaimana tertera dalam kurikulum.
bagi pemahaman tentang sintesis senyawa Artinya dari segi kompetensi profesional
anorganik, sebagaimana terlihat pada Gambar calon guru kimia harus memiliki pemahaman
1. yang komprehansif dari terhadap materi yang
berhubungan dengan sintesis senyawa
anorganik dalam kurikulum SMA.
100 Selanjutnya penelaahan/analisis terhadap
Pendukung Sintesis

kurikulum Program Studi Pendidikan Kimia


53.65
% Materi

42.47
di LPTK terhadap materi sintesis senyawa
50 anorganik menunjukkan bahwa materi ini
merupakan konten yang dibekalkan pada
semua LPTK yang dianalisis, dengan muatan
0 konsep yang relatif sama. Sementara untuk
K-13 KTSP
bekal eksperimen, sintesis senyawa anorganik
Kurikulum yang Dianalisis
juga merupakan eksperimen yang dilatihkan
pada ketiga institusi, dengan kesamaan
Gambar 1. Persentasi Kompetensi Dasar konsep dasar kimia dan kemampuan yang
Pendukung Pemahaman Sintesis dibekalkan pada mahasiswa.
Senyawa Anorganik Berdasarkan K-13
dan KTSP
Dari segi konsep kimia, sintesis dan
karakterisasi senyawa anorganik merupakan
Secara konseptual, Gambar 1 eksperimen yang melibatkan pemahaman
menunjukkan bahwa kuantitas kompetensi tentang konsep-konsep yang berhubungan
dasar materi kimia yang menjadi karakteristik unsur dan senyawa anorganik,
pondasi/bekal pemahaman dasar tentang ikatan kimia, kimia larutan, reaksi-reaksi
sintesis senyawa anorganik, lebih terwakili senyawa anorganik, termodinamika kimia,
oleh KTSP. K-13 lebih rendah dari persentasi kesetimbangan, kecepatan reaksi,
kompetensi dasar materi yang meliputi materi stoikiometri, analisis kualitatif dan kuantitatif,
kimia unsur, laju reaksi, termokimia, dan instrumentasi kimia.
stoikiometri, ikatan kimia, kimia koordinasi, Dari segi kemampuan bereksperimen,
serta identifikasi kualitatif dan kuantitatif sintesis dan karakterisasi senyawa anorganik
senyawa anorganik. Namun dari segi merupakan percobaan yang melibatkan
pengalaman bereksperimen, kurikulum 2013 banyak kemampuan dasar bereksperimen bagi
lebih menawarkan peluang yang lebih seorang calon guru kimia, yakni mulai dari
implementatif dalam pembelajarannya bagi kemampuan menentukan alat dan bahan,
siswa. Meskipun pada kedua kurikulum melakukan preparasi zat, menggunakan
secara implisit maupun eksplisit kurikulum instrumentasi kimia, mendesain percobaan,
SMA juga memberikan rekomendasi pada merangkai alat sederhana, mereaksikan,
guru untuk membekalkan kemampuan melakukan pemanasan, melakukan analisis
bereksperimen kimia sederhana terhadap kualitatif dan kuantitatif, dan mengamati hasil
materi-materi di atas seperti keterampilan eksperimen, untuk kemudian mengambil
menyiapkan alat dan bahan, membuat larutan, kesimpulan.
mereaksikan, melakukan pemanasan, filtrasi, Setelah analisis kurikulum SMA dan
dan mengidentifikasi unsur dan senyawa LPTK, penelitian dilanjutkan dengan
secara kualitatif maupun kuantitatif. melakukan studi empiris untuk menggali
Konsep-konsep kima dan kemampuan perspepsi mahasiswa dan dosen terhadap
dasar eksperimen ini relatif cukup kesulitan konsep-konsep dan keterampilan di
representatif dalam memberikan kontribusi atas sebagai bahan rekonstruksi materi
terhadap pemahaman dasar kimia dan sintesis senyawa anorganik sesuai kebutuhan
kemampuan dasar di laboratorium yang harus peserta didik dan kesesuaiannya dengan
dimiliki oleh calon guru kimia, sesuai dengan proses pembelajaran. Hasil Studi Empiris
yang dilakukan pada mahasiswa semester

68 Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

VIII guna menggali persepsi mahasiswa


terhadap kesulitan mereka memahami materi Mudah
15%
yang terkait dengan sintesis senyawa 49% Sedang

anorganik (SSA) adalah sebagaimana terlihat Sulit


36%
pada Gambar 2.
Persentase Mahasiswa

100% Mudah
Gambar 3.Rekapitulasi Persepsi Mahasiswa terhadap
80% Sedang
Pemahaman Materi Pendukung SSA
60% Sulit

40% Gambaran kondisi di atas memberikan


alasan perlunya memperbaiki kontruksi materi
20%
sintesis senyawa anorganik bagi mahasiswa
0% calon guru kimia, agar dapat tereduksi
menjadi materi yang lebih sederhana tanpa
mengurangi esensi dan pemahaman mereka
terhadap sintesis senyawa anorganik. Namun
demikian, rekonstruksi materi ini juga
membutuhkan studi empiris terhadap sejauh
Gambar 2. Persentasi Persepsi Mahasiswa terhadap mana pemahaman mahasiswa selama ini
Materi terhadap sintesis senyawa anorganik secara
yang Membangun Pemahaman Konsep SSA riil. Oleh karena itu dalam penelitian ini
dilakukan pula tes tertulis guna mengetahui
Hasil studi empiris yang terlihat pada
kemampuan pemahaman konsep mahasiswa
Gambar 1 menunjukkan bahwa mahasiswa
yang utuh tentang hal-hal yang berhubungan
hanya memiliki persepsi mudah terhadap
dengan materi sintesis senyawa anorganik
materi kimia larutan, sementara materi tersulit
sederhana, sebagai dasar penyesuaian didaktik
menurut mahasiswa adalah thermokimia yang
dalam menyusun konstruksi materi sintesis
dilanjutkan dengan kimia koordinasi. Padahal
senyawa anorganik agar sesuai dengan
kedua materi ini merupakan pondasi yang
kemampuan peserta didik.
sangat penting dalam memahami sintesis
Hasil uji kemampuan mahasiswa
senyawa anorganik, apalagi bagi
semester IV terkait penguasaan materi dasar-
perkembangan sintesis senyawa anorganik di
dasar sintesis senyawa anorganik (SSA)
masa yang akan datang (senyawa organo
terlihat pada Gambar 4.
logam adalah penemuan yang paling terkini,
di mana salah satu pondasi pentingnya adalah
31% 23%
pemahaman tentang senyawa koordinasi yang
dalam proses pembentukan senyawanya Tinggi

membutuhkan implementasi pemahaman Sedang


46%
yang kuat terhadap termodinamika reaksi Rendah
kimia).
Selain ke dua materi di atas, mayoritas
materi-materi lainnya juga dianggap sulit Gambar 4. Level Kemampuan Penguasaan
hingga oleh 50 % mahasiswa, yang jika Konsep Dasar SSA Mahasiswa Calon
direkapitulasikan keseluruhan persepsi ini, Guru
maka akan terlihat bahwa dalam memahami Hasil uji terhadap mahasiswa yang telah
sintesis senyawa anorganik, persentasi total mendapatkan materi dan telah mengikuti
mahasiswa yang menganggap materi-materi kegiatan praktikum sintesis senyawa
pendukungnya mudah sangatlah kecil, anorganik sederhana menunjukkan bahwa
sebagaimana terlihat pada Gambar 3. sebahagian besar memiliki kemampuan
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa untuk
hal-hal yang berkaitan dengan sintesis
senyawa anorganik sederhana, mahasiswa

Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018 69


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

memiliki peluang untuk dapat memahaminya Deskripsi umum, senyawa hasil sintesis
dengan baik. Manfaat senyawa hasil sintesis
Studi empiris selanjutnya dilakukan Reaksi yang dapat mendasari kemungkin
terhadap dosen guna menggali persepsi pembentukan senyawa hasil sintesis.
mereka tentang kesulitan mengajarkan materi- Hubungan termodinamika dan kinetika
materi dasar yang berhubungan dengan SSA, reaksi dengan proses sintesis
sebagaimana terlihat pada Gambar 5. Sifat-sifat senyawa anorganik hasil sintesis
Teknik dasar sintesis
Mudah
100% Teknik dasar karakterisasi
Persentase Dosen

Sedang
80%
Selain proposisi makro, rekonstruksi
Sulit materi SSA juga menghasilkan beberapa
60% pemetaan konsep sederhana terhadap materi
40% ini, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.
20%

0% Sintesis Senyawa
Anorganik

didasarkan pada

Gambar 5. Persentasi Dosen yang Memiliki Persepsi


Mudah, Sedang dan Sulit dalam Karakteristik
Struktur Molekul Reaksi Kimia
Mengajarkan Materi Kimia yang Material
Membangun Pemahaman Konsep Sintesis
Senyawa Anorganik
Gambar 6. Skema Dasar Rekonstruksi Materi SSA
Hasil studi empiris sebagaimana terlihat
pada Gambar 5 menunjukkan bahwa hampir Gambar 6 menunjukkan dasar pemikiran
semua dosen memiliki persepsi yang hampir yang harus dimiliki calon guru kimia dalam
sama dengan mahasiswa pada materi memahami dasar sintesis senyawa anorganik,
termokimia namun tidak sama halnya dengan yang mana masing masingnya memiliki
kimia koordinasi. Selain termokimia, konstruksi lanjutan, yang secara garis besar
mengajarkan instrumentasi kimia adalah yang memiliki klasifikasi sebagai berikut:
relatif tersulit bagi dosen. Kesetimbangan dan 1. Karakteristik Material, yang didasarkan
laju reaksi termasuk yang tersulit berikutnya. pada
Kesamaan maupun perbedaan persepsi - Sifat Fisis
mahasiswa dan dosen terhadap materi-materi - Sifat Kimia
ini menjadi dasar dilakukannya rekonstruksi 2. Struktur Molekul Senyawa, dengan
materi SSA. Rekonstruksi selanjutnya memperhatikan;
dilakukan melalui tahapan penggabungan - Pembentukan Molekul
beragam referensi terkait (dapat dilihat pada - Jumlah ikatan
metodologi), reduksi materi-materi berat yang - Besar sudut ikatan
menyulitkan tanpa menghilangkan esensi 3. Reaksi Kimia, yang melibatkan;
materi, lalu generalisasi terhadap beberapa - Kelarutan
penjelasan yang sejalan, serta penghilangan - Termokimia Reaksi
konsep tertentu yang menyulitkan. - Kesetimbangan
Rekonstruksi materi SSA menghasilkan - Kinetika Reaksi
proposisi makro yang menjadi dasar bagi Memahami sintesis senyawa anorganik
dosen membutuhkan beragam pemahaman dasar
dalam mengajarkan sintesis anorganik kimia, meliputi ikatan dan struktur senyawa
dengan kompleks untuk menjadi petunjuk bagi ide-
tahapan berikut: ide sintesis senyawa-senyawa baru,
sedangkan studi tentang sifat kimia senyawa

70 Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

anorganik memberikan jalan untuk konsep kimia memang bukan hal yang
mempelajari sifat fisika dan reaksinya (Saito, mudah. Namun demikian, hasil rekonstruksi
2004). Kelarutan, termokimia, kesetimbangan materi SSA ini diharapkan dapat menjadi
dan kinetika akan menjadi petunjuk solusi awal bagi penyederhanaan proses
keberhasilan proses sintesis secara teoritis. pembelajaran SSA bagi pendidik maupun
Dengan pemahaman dasar akan peserta didik. Dari penelitian ini tiga
karakteristik material, reaksi dan struktur kelompok data utama, yakni struktur konten
molekul, SSA dapat dilakukan dengan hasil analisis, data empiris pemahaman
prinsip-prinsip sebagaimana terlihat pada mahasiswa dan dosen, serta desain konstruksi
Gambar 7. bahan ajar akan saling melengkapi dan terus
mengalami pengembangan
(Dapat Dilakukan Dengan Prinsip)

Pertumbuhan Kristal
Sintesis Senyawa Anorganik

4. SIMPULAN
Dari penelitian ini dihasilkan tiga
Manipulasi Temperatur kelompok data utama, yakni struktur konten
hasil analisis, data empiris pemahaman
Hidrotermal mahasiswa dan dosen, serta desain konstruksi
bahan ajar yang akan saling melengkapi dan
Stirring terus mengalami pengembangan. Hasil
rekonstruksi materi SSA menunjukkan bahwa
Penguapan SSA memiliki urutan proposisi makro sebagai
berikut: 1) Deskripsi umum, senyawa hasil
sintesis 2) Manfaat senyawa hasil sintesis, 3)
Gambar 7. Prinsip Sintesis Senyawa Anorganik
Reaksi yang dapat mendasari kemungkin
pembentukan senyawa hasil sintesis, 4)
Prinsip dasar Sintesis Senyawa
Hubungan termodinamika dan kinetika reaksi
Anorganik ini merupakan implementasi dari
dengan proses sintesis, 5) Sifat-sifat senyawa
konsep teoritis SSA secara sederhana, yang
anorganik hasil sintesis, 6) Teknik dasar
jika dipahami dengan baik dapat menjadi awal
sintesis dan 7) Teknik dasar karakterisasi.
dapat dilaksanakan sintesis senyawa
Untuk memahami eksperimen SSA, prinsip
anorganik dalam skala laboratorium.
dasar yang harus dipahami calon duru kimia
Kombinasi penguasaan dasar konsep tentang
yakni: karakteristik material, struktur molekul
SSA dan pemahaman serta latihan yang
senyawa, dan reaksi kimia yang berlangsung
memadai akan dasar eksperimen SSA
termasuk kinetika, termodinamika,
diharapkan akan menjadi bekal bagi calon
kesetimbangan dan laju reaksinya.
guru kimia untuk menguasai dan mengajarkan
dasar-dasar SSA pada peserta didik. Terlebih
lagi mengingat tujuan utama kimia anorganik 5. REFERENSI
di masa datang adalah sintesis senyawa-
senyawa dengan modus ikatan dan struktur Cox, P.A. (2004). Instant Notes Inorganic
yang unik, dan penemuan reaksi-reaksi baru Chemistry Second Edition. London:
serta sifat-sifat senyawa baru tersebut (Saito, Bios Scientific Publisher .
2004). Duit, R. (2007). Internationally  : Domains of
Sayangnya, ironis dengan hal ini masih Research. Education in Chemistry, 3(1),
diperlukan penelitian lebih lanjut terkait 3–15.
dengan fenomena kurangnya minat peserta Duit, R., Gropengießer, H., Kattmann, K.,
didik berpikir tentang hal-hal atau fenomena Komorek, M., & Parchmann, I. (2012).
yang terjadi di sekitarnya (Sirhan, 2007) The Model of Educational
sebagai ide dasar pembuatan senyawa baru Reconstruction – A Framework for
melalui proses sintesis. Selain itu, Improving Teaching and Learning
mengaplikasikan pemahaman konsep kimia Science. Science Education Research
anorganik dalam eksperimen, dan memahami and Practice in Europe: Restropertive
hasil eksperimen sebagai sebuah pemahaman and Prospective, 13–38.

Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018 71


Y. Kurniawati ISSN : 2549-1679

https://doi.org/10.1007/978-94-6091- the Chemical Society. Dalton


900-8_2 Transactions, (34), 3728–3749.
Gerken, M. (2009). Inorganic chemistry ii © https://doi.org/10.1039/b708342d
2009. Saito, T. (1996). Kimia Anorganik.
Kleinberg, J. (2007). Inorganic Syntheses. Kanagawa : Iwanami Publishing
Inorganic Syntheses, 7, 1–335. Sanchez-Dominguez, M., Aubery, C., &
https://doi.org/10.1002/9780470132388 Solans, C. (2012). New Trends on the
Kurniawati, Y., Permanasari, A., Muzakir, A., Synthesis of Inorganic Nanoparticles
& Rohman, I. (2015). Potential of Using Microemulsions as Confined
Reflective Thinking Skills as a Bridge Reaction Media. Smart Nanoparticles
for Students ’ Prior-Knowledge and Technology, (Figure 1).
Chemistry Experiments Skills, 4(9), https://doi.org/10.5772/33010
216–221. Taubert, A. (2005). Inorganic materials
Kurniawati, Y., (2017). Analisis Kesulitan synthesis - A bright future for ionic
Penguasaan Konsep Teoritis ISSN  : liquids? Acta Chimica Slovenica, 52(3),
4549-1679, 1(2), 146–153. 183–186.
Lalena, J. N., Cleary, D. A., Carpenter, E. E., Turton, R. (2009). Analysis, Synthesis, and
& Dean, N. F. (2008). Inorganic Design of Chemical Processes.
Materials Synthesis And Fabrication. Woldeamanuel, M. M., Atagana, H., &
Lerner, L. (2011). Small-Scale Synthesis of Engida, T. (2014). What makes
Laboratory Reagents with Reaction chemistry difficult? African Journal of
Modeling. Chemical Education, 4(2), 31–43.
Rao, C. N. R., Vivekchand, S. R. C., Biswas,
K., & Govindaraj, A. (2006). Synthesis
of inorganic nanomaterials. Journal of

72 Konfigurasi Vol. 2, No. 2, 2018

You might also like