Haccp Serelaia PDF
Haccp Serelaia PDF
2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
Analysis the Application of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) in The Oriflakes
Production at PT Serelia Prima Nutrisia, Yogyakarta
ABSTRACT
PT Serelia Prima Nutrition is a food industry that makes cereals with arrowroot starch
as raw material, so it is necessary to apply the HACCP system to ensure food quality and safety
in the food industry. Because HACCP is a system that can control a hazard, so it can guarantee
the safety of a product. This study was conducted to determine the use of HACCP and detect
CCP in arrowroot cereal production at PT Serelia Prima Nutrition. This qualitative study
collects data through direct observation and interviews with Quality Control personnel, as well
as literature study. The results showed that there were five critical control points (CCP) in the
milling, curing, mixing, weighing, and packing processes. during the mixing phase. The
implementation of HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) in cereal production at
PT Serelia Prima Nutrition has been running smoothly with documentation and records, such
as monitoring forms for each stage of the process.
ABSTRAK
PT Serelia Prima Nutrisia adalah industri makanan yang membuat sereal dengan bahan
baku pati garut, sehingga perlu penerapan sistem HACCP untuk menjamin kualitas dan
keamanan makanan di industri makanan. Karena HACCP merupakan sistem yang dapat
mengendalikan suatu bahaya, sehingga dapat menjamin keamanan suatu produk. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui penggunaan HACCP dan mendeteksi CCP dalam produksi
serealia garut di PT Serelia Prima Nutrisia. Studi kualitatif ini mengumpulkan data melalui
observasi langsung dan wawancara dengan personel Quality Control, serta studi pustaka. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada lima titik penting atau Critical Control Points (CCP) dalam
175
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
176
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
didasarkan pada salah satu dari tujuh prinsip dikonsumsi. Selama proses produksi,
HACCP yaitu tim HACCP, deskripsi produk, terdapat potensi terjadinya kontaminasi yang
tujuan penggunaan produk, diagram alir, berpotensi mengubah karakteristik suatu
verifikasi diagram alir, analisis bahaya (p1), produk dan merusak kualitas produk yang
titik kritis (p2), batas kritis (p3), monitoring akan dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut
(p4), tindakan koreksi (p5), verifikasi (p6), diperlukan adanya evaluasi terhadap sistem
dan dokumentasi (p7). Langkah-langkah keamanan pangan khususnya pada penerapan
tersebut mengacu pada dokumen SNI 01- HACCP.
4852-1998 dan Pedoman Badan METODOLOGI PENELITIAN
Standardisasi Nasional 1004-2002. Penelitian ini dilakukan yang bertujuan untuk
Sebelum diterapkannya HACCP perlu mengetahui jumlah dan jenis Critical Control
dilakukan dengan pelaksanaan persyaratan Point (CCP) dan penerapan HACCP pada
dasar (prerequisite program), sehingga produksi sereal umbi garut di PT Serelia
sistem jaminan keamanan dapat diterapkan Prima Nutrisia. Data yang diperoleh
seperti halnya pelaksanaan GMP, dan SSOP berdasarkan hasil survey lapang serta
(Cartwright dan Diah, 2019). Penerapan wawancara secara langsung dengan quality
HACCP sangat penting karena ada risiko control. Selanjutnya data tersebut disusun
kontaminasi pada bahan baku yang sesuai dengan tahapan yang dilakukan dalam
digunakan dalam proses manufaktur, yang analisis penerapan HACCP yang dapat
dapat mengakibatkan efek buruk bagi dilihan pada Gambar 1.
pengguna akhir. Pada produk serelia terdapat Membuat deskripsi produk
177
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
178
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
Kondisi Penyimpanan Suhu ruang dari upaya untuk memastikan bahwa bahan
Penyajian Diseduh dengan air baku yang diterima dan diproses memiliki
mendidih kualitas yang memadai dan tidak memiliki
Labeling Merk, logo halal, potensi bahaya yang dapat menurunkan
informasi nilai gizi, kualitas produk atau berdampak buruk bagi
cara penyajian, konsumen. Identifikasi bahaya dapat dibagi
berat, tanggal menjadi dua kategori: yang terkait dengan
kadaluwarsa, bahan baku itu sendiri, seperti yang
tanggal produksi, ditunjukkan pada Tabel 2, dan yang terkait
alamat perusahaan, dengan proses manufaktur, seperti yang
nomer BPOM dan ditunjukkan pada Tabel 3.
LPPOM.
Analisis Bahaya
Hazard adalah sesuatu yang jika
dibiarkan dapat menyebabkan penyakit, baik
biologis, kimia, maupun fisik. Tujuan dari
analisis bahaya adalah untuk menentukan
potensi risiko terhadap produk makanan atau
minuman yang paling serius dan oleh karena
itu perlu ditangani dalam rencana HACCP
(HACCP – Training Curriculum-5th-Ed.
2011). Tujuan dari analisis bahaya adalah
untuk mengidentifikasi potensi penyebab
bahaya pada tahap awal, mengklasifikasikan
berbagai bahaya ke dalam kategori, dan
menimbang risiko dan dampak relatifnya.
bahaya yang teridentifikasi serta menentukan
tindakan pencegahan.
Selama proses pembuatan sereal garut,
ada beberapa jenis potensi bahaya, termasuk
bahaya fisik, kimia, dan biologis, yang
berpotensi mencemari produk akhir. Analisis
bahan baku juga dilakukan sebagai bagian
179
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
180
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
181
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
182
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
Tahapan
No. Bahaya Potensial P1 P2 P3 P4 Keterangan
Proses
1. Pengadonan Biologi: kontaminasi Ya Tidak Tidak - Bukan
mikroba CCP
2. Penggilingan Biologi: mikroba Ya Ya - - CCP
Kimia: logam
3. Pemipihan Biologi: Bakteri Ya Ya - - CCP
Kimia: logam
4. Pengovenan Kontaminasi silang antara Ya Tidak Tidak - Bukan
alat CCP
Biologi:Bakteri thermofilik
5. Pencampuran Fisik: kontaminasi benda Ya Ya - - CCP
asing
Biologi: mikroba
Kimia: logam
6. Penimbangan Biologi: mikroba Ya Ya - - CCP
Fisik:kontaminasi silang
Kimia: Logam
7. Pengemasan Fisik: benda asing Ya Ya - - CCP
Biologi: mikroba
Kimia: Logam
Keterangan:
- P1: Apakah ada yang harus dihindari?
- P2: Adakah tindakan yang dapat diambil untuk menghilangkan atau mengurangi potensi risiko ke
tingkat yang dapat diterima?
- P3: Apakah bahaya yang teridentifikasi berpotensi menyebabkan kontaminasi melebihi tingkat
yang dapat diterima?
- P4: Akankah langkah selanjutnya menghilangkan risiko yang teridentifikasi seluruhnya atau
menguranginya ke tingkat yang dapat diterima?
Penetapan CCP pada tahapan proses proses tersebut terdapat kemungkinan bahaya
berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa yang tidak dapat dihilangkan pada proses
terdapat beberapa tahapan yang dianggap selanjutnya seperti halnya cemaran logam.
sebagai titik kritis dan perlu dikontrol (CP) Kemungkinan bahaya fisik dan biologi ini
yaitu proses penggilingan, proses pemipihan, dapat dihilangkan dengan cara menjaga
proses mixing atau pencampuran, proses kebersihan mesin, lingkungan serta para
penimbangan, dan proses pengemasan. Pada pekerjanya.
183
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
Bahaya kimia yang terdapat pada tiap Critical Control Point (CCP) karena pada
proses merupakan poin utama yang tahapan tersebut masih terdapat adanya
menjadikan tahapan tersebut menjadi CCP kemungkinan kurangnya penerapan higiene
yaang disebabkan adanya kontaminasi secara maksimal sehingga perlu adanya
cemaran logam yang terakumulasi pada perlakuan yang dapat menghindari atau
mesin yang digunakan. Hal ini sesuai dengan melindungi produk dari cemaran logam, dan
penelitian Inoy (2012), yang menyebutkan tidak ada laboratorium untuk melakukan
bahwa bahaya kimia dapat berasal dari alat pengujian terhadap produk yang dihasilkan
yang digunakan sudah berkarat. Kandungan sehingga dapat meningkatkan risiko bahaya
logam tidak dapat dihilangkan dan hanya (hazard) pada produk yang di produksi.
dapat dilakukan pencegahan. Setiap mesin
yang digunakan perlu dilakukan Penetapan Monitoring CCP
pengendalian terhadap kebersihan mesin Menurut Kurniawan (2016),
yang digunakan, dan dapat menerapkan pemantauan didefinisikan sebagai kegiatan
tambahan bahan seperti plastik sebagai yang telah ditentukan di mana pengamatan
pelapisan agar mesin yang digunakan tidak dilakukan dari titik kendali kritis dan
bersentuhan langsung dengan produk. Pada dibandingkan dengan batas kritis masing-
mesin mixing juga terdapat pendeteksi metal masing. Menurut Dewanti dan Hariyadi
ada yang digunakan dan jika terdapat logam (2013), proses pemantauan dilakukan sesuai
pada bahan yang sedang dilakukan dengan hal-hal yang akan dipantau, orang
pencampuran akan terpisah karena adanya yang akan memantau, kapan akan dipantau,
metal detector tersebut. di mana akan dipantau, dan sarana yang akan
digunakan. dipantau. dilakukan. Semua
Penetapan Batas Kritis faktor ini dipertimbangkan sebelum prosedur
Penetapan batas kritis yang dilakukan pemantauan dilakukan. Mengamati dan
pada penelitian ini yaitu menentukan bahaya menetapkan serangkaian prosedur
yang paling berpengaruh (kritis) pada pemantauan untuk batas kritis adalah
tahapan proses produksi sereal umbi garut. bagaimana prosedur pemantauan dilakukan.
Pada tahapan proses, batas kritis ditetapkan Batas kritis adalah parameter yang tidak
pada bahaya fisik, biologi dan kimia saat boleh dilampaui.ditetapkan. Hasil monitoring
proses pencampuran. Hal tersebut dapat dapat dilihat pada Tabel 6.
dinyatakan sebagai titik kendali kritis atau
184
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
185
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
dan koordinator produksi di setiap awal shift kendali kritis atau Critical Control Point
dan setiap bulan untuk melakukan (CCP) yaitu pada proses penggilingan, proses
pengecekan mesin, jika mesin tersebut pemipihan, proses pencampuran, proses
terdapat kerusakan perlu dilakukan penimbangan, dan proses pengemasan.
perbaikan. Dimana dalam rangkaian proses tersebut
terdapat kemungkinan kontaminasi cemaran
Tindakan Verifikasi logam. Penerapan HACCP pada produksi
Sistem HACCP dipantau dan sereal umbi garut di PT Serelia Prima
disesuaikan sesuai kebutuhan untuk Nutrisia sudah berjalan dengan baik dengan
menjamin kualitas keluaran setinggi adanya dokumen sebagai pendukung
mungkin (Sutrisno, 2013). Verifikasi ini keberhasilan implementasi sistem HACCP.
dilakukan untuk memeriksa kembali rencana
HACCP pada produksi sereal umbi garut di DAFTAR PUSTAKA
PT Serelia Prima Nutrisia telah terealisasi Cartwright, L.M., dan Diah, L. 2019.
dengan baik dalam melakukan pengendalian HACCP Sebagai Model Kendali dan
potensi bahaya. Verifikasi ini dijalankan jika Penjaminan Mutu Produksi Pangan.
terdapat perubahan proses, perubahan pada Invotec. Vol VI, No 17. 509-519
bahan baku, dan kasus pengaduan yang Dewanti, R. dan Hariyadi. 2013. Penerapan
merugikan. Verifikasi yang dilakukan PT HACCP (Hazard Analysis Critical
Serelia Prima Nutrisia dapat dilihan pada Control Point) Pendekatan Sistematik
Tabel 6. Pengendalian Keamanan Pangan.
Jakarta: Dian Rakyat.
Penetapan Dokumentasi dan Pencatatan Hazard Analysis and Critical Control Point
Dokumentasi merupakan bukti bahwa Training Curriculu 5th Edition. 2011.
suatu tindakan telah dilakukan. Dokumentasi National Seafood HACCP Alliance for
dan pencacatan yang diterapkan di PT Serelia Training and Education. Previous
Prima Nutrisia yaitu adanya catatan tim edition published as SGR 120.
HACCP, catatan monitoring semua tahapan Additional copies are available through
proses, catatan tidakan koreksi, catatan the UF/IFAS Extension Bookstrore,
tindakan verifikasi, dan sebagainya. www.ifasbooks.com 1-800-22-1764.
Knechtges, P. 2014. Keamanan Pangan,
KESIMPULAN Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit
PT Serelia Prima Nutrisia memiliki 5 Buku Kedokteran EGC.
tahapan proses yang dinyatakan sebagai titik
186
Agroindustrial Technology Journal Vol.6 No.2 (2022) 175-187
DOI : http://dx.doi.org/10.21111/atj.v6i2.8471
Kurniawan, W. 2016. Penentuan Critical Rauf, Rusdin. 2013. Sanitasi Pangan dan
Control Point (CCP) dan Pemantauan HACCP. Yogyakarta: Graha Ilmu.
(Monitoring) Pada Sistem Manajemen Suromo, I., Sudibyo, A., & Waspodo, P.
Hazard Analysis Critical Control Point. 2016. Pengantar Keamanan Pangan
Jurnal Universitas Muhammadiyah Untuk Industri Pangan. Yogyakarta:
Jakarta. Fakultas Teknik. Jakarta. Deepublish.
Mamuaja, Christine F. 2016. Pengawasan Sutrisno, A. 2013. Analisis Strategi
Mutu dan Keamanan Pangan. Manado: Penerapan Sistem Manajemen
Unsrat Press. Keamanan Pangan HACCP di PT
Mutiara, Nugraheni. 2017. Keamanan Sierad Produce tbk. Parung. Skripsi.
Pangan, Sanitasi Hygiene dan Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pengendalian Hama di Warung Makan Wardani, A. K. 2015. Efektivitas
Karangmalang Depok Sleman. Pelaksanaan Quality Control Pada
Yogyakarta: Universitas Negeri Bagian Produksi di PT
Yogyakarta.
Indohamafish di Pengambenan. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 5(1).
Yuniarti, R. Azlia, W. Sari, R. 2015.
Penerapan Sistem Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) Pada
Proses Pembuatan Keripik Tempe.
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 14,
No. 1
187