Jurnal - Analisis Kinerja Keuangan

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 9

Jurnal KBP

Vol 9 – No. 2, Juni 2014

ANALISIS KINERJA KEUANGAN


PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk

Lidya Martha1
STIE “KBP” Padang
(lidyam83@gmail.com)

Abstract
The purpose of this research is to analyze the financial performance of PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk in 2015 - 2019 using the CAMEL ratio which includes aspects
of capital, assets, management, earnings and liquidity. Implementation of health
assessment of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk is carried out by qualifying
several components of each factor, namely the components of Capital (Capital), Asset
(Asset), Management (management), Earning (Rentability), Liquidity (liquidity) or
abbreviated as CAMEL. . CAMEL is a factor that determines the health predicate of a
bank. These aspects are related to one another and cannot be separated. The results of
the financial performance appraisal with the CAMEL ratio indicate that from the aspect
of capital owned by PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk turned out to be above
8%, so that PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk has sufficient capital to cover all
risks arising from investing in productive assets that support risk. Seen from the aspect of
asset quality, the ratio of bad loans (NPL) is classified as healthy because it is below 5%
in accordance with Bank Indonesia regulations. Then viewed from the management
aspect as measured by Net Profit Margin, it turns out that it meets the requirements of
Bank Indonesia and besides that from the aspects of earnings and liquidity achieved by
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk in accordance with Bank Indonesia
regulations. From the results of the financial performance appraisal and its relation to
the CAMEL ratio, it can be said that during the last 5 years (2015 - 2019) which shows
that the financial performance achieved by PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk is
in a healthy predicate.

Keywords: Capital, Asset, Management, Earning and Liquidity

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk tahun 2015 – 2019 dengan menggunakan rasio CAMEL yang meliputi
aspek permodalan, aset, manajemen, earning dan likuiditas. Pelaksanaan penilaian
kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dilakukan dengan cara
mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen
Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (manajemen), Earning (Rentabilitas),
Liquidity (likuiditas) atau disingkat dengan istilah CAMEL. CAMEL merupakan faktor
yang sangat menentukan predikat kesehatan suatu bank. Aspek tersebut satu dengan yang
lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Hasil penilaian kinerja keuangan
dengan rasio CAMEL yang menunjukkan bahwa dilihat dari aspek permodalan yang
dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ternyata diatas 8%, sehingga PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk memiliki modal yang cukup untuk menutupi
segala resiko yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang menunjang
1
Penelitian ini dilakukan ketika penulis pertama menempuh studi Magister di STIE “KBP” Padang

1
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

resiko. Dilihat dari aspek kualitas asset yaitu rasio kredit macet (NPL) tergolong sehat
karena berada dibawah 5% sesuai dengan aturan Bank Indonesia. Kemudian dilihat dari
aspek manajemen yang diukur dengan Net Profit Margin ternyata memenuhi ketentuan
dari Bank Indonesia dan selain itu dari aspek earning dan likuiditas yang dicapai oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Dari
hasil penilaian kinerja keuangan dan kaitannya dengan rasio CAMEL, maka dapatlah
dikatakan bahwa selama 5 tahun terakhir (tahun 2015 – 2019) yang menunjukkan bahwa
kinerja keuangan yang dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berada
pada predikat sehat.

Kata Kunci: Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity

PENDAHULUAN
Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran serta dunia
perbankan. Perbankan saat ini telah menjadi bagian penting dan mutlak
dipergunakan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Perbankan di
Indonesia telah berkembang dengan pesat baik dari segi usaha, aset yang dimiliki
dan jangkauan pasar. Bank dengan segala kegiatan usaha dan jasa yang
ditawarkan kepada masyarakat telah membuat saling ketergantungan antara bank
dan masyarakat yang saling menguntungkan satu sama lain. Selama beberapa
tahun belakangan ini, perekonomian Indonesia ditandai dengan derasnya aliran
masuk modal asing, likuiditas yang tetap tinggi, inflasi yang cenderung
meningkat, serta berbagai permasalahan yang terjadi di sektor perbankan.
Berbagai tantangan tersebut menimbulkan kompleksitas dalam pelaksanaan
kebijakan. Dalam kondisi ini, Bank Indonesia dihadapkan pada 3 (tiga) persoalan,
yaitu menjaga stabilitas harga, stabilitas nilai tukar serta stabilitas sistem
keuangan.
Terkait dengan sistem keuangan, Bank Indonesia melakukan pemantauan
secara menyeluruh terhadap sistem keuangan dengan cara membagi aspek
pemantauan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu pemantauan terhadap resiko
perbankan, pemantauan resiko disektor korporasi dan rumah tangga, serta
pemantauan resiko di institusi keuangan non bank dan pasar keuangan.
Keseluruhan pemantauan tersebut ditujukan untuk memperoleh informasi yang
obyektif mengenai kondisi sistem keuangan.
Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan seperti neraca, laporan perhitungan rugi laba serta
laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca,
maka akan dapat diketahui dan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya.
Sedangkan analisis terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha yang bersangkutan. Dari laporan keuangan
yang terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi dilakukan analisis. Analisis ini
menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
Setelah dilakukan analisis akan didapat hasil yang yang berupa kinerja keuangan
perusahaan. Kemudian dari hasil analisis tersebut dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan.

2
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

Rasio keuangan CAMEL menggambarkan suatu hubungan atau


perbandingan antar suatu jumlah tertentu dengan jumlah lain, dengan analisis
rasio dapat di peroleh gambaran baik buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu bank, Penilaian dalam analisa ratio keuangan CAMEL tersebut meliputi
beberapa aspek yaitu (Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31
Mei 2014) :
1. Aspek Capital (Permodalan), Untuk memastikan kecukupan modal atau
cadangan guna mengantisipasi resiko yang mungkin timbul,
2. Aspek Asset (Kualitas Aktiva Produktif), Untuk memastikan kualitas asset
yang di miliki bank dan nilai real dari asset tersebut,
3. Aspek Manajemen, Untuk memastikan kualitas penerapan manajemen bank
terutama manajemen resiko,
4. Aspek Earning (Rentabilitas), Untuk memastikan efisiensi dan kualitas
pendapatan bank,
5. Aspek Liquidity (Likuiditas), Digunakan untuk memastikan di laksanakannya
manajemen asset dan kewajiban dalam menentukan dan menyediakan
likuiditas yang cukup untuk mengurangi resiko tingkat bunga.
Alasan dipilihnya metode CAMEL dalam perhitungan ini merupakan
ketentuan Bank Indonesia yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga
perbankan, yaitu berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor
30/12/KEP/DIR, Surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30 April
2000 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/ 23/DPNP tanggal 31 Mei 2014 yaitu
tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS Rating).
Bank yang diteliti dalam penelitian ini adalah bank dengan status Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Alasan pemilihan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk karena PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk bank yang mengelola aset-aset negara, memiliki
jaringan operasional terluas, merupakan salah satu bank yang memiliki aset
terbesar dan menguasai sebagian besar pangsa pasar perbankan di Indonesia. Oleh
karena itu penulis merumuskan permasalahan yaitu bagaimana kinerja PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yang diukur dari ketentuan Bank Indonesia
mengenai penilaian tingkat kesehatan bank.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Dari pengertian di atas, bank adalah badan usaha di bidang
keuangan yang melakukan aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana, atau
dengan kata lain sebagai perantara Surplus Spending Unit (SSU) dan Defisit
Spending Unit (DSU). Penyaluran dana dengan tujuan memperoleh penerimaan
akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari
masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat
disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.

3
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

Menurut Susilo, dkk (2000) secara umum fungsi utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Menurut Susilo, dkk (2000) dasar beroperasinya bank adalah kepercayaan
masyarakat. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan
sebaliknya maka kegiatan perbankan tidak akan berjalan dengan baik. Saat
nasabah menyimpan uang di bank, nasabah tersebut yakin bank akan
mengembalikan dananya saat dibutuhkan beserta bunga yang telah diperjanjikan.
Nasabah juga yakin bahwa bank tersebut tidak akan pailit dan dananya digunakan
semestinya serta data nasabah akan dijamin kerahasiaannya oleh bank. Waktu
nasabah meminjam dana dari bank, nasabah yakin bank akan memberikan dana
sesuai dengan perjanjian. Di sisi lain, bank yakin bahwa nasabah tersebut mampu
mengembalikan pinjaman beserta bunga. Dengan demikian, ada 2 (dua) hal
penting yang berkaitan dengan dasar operasional bank yaitu kesehatan bank dan
rahasia bank.
Bank adalah perusahaan yang inputnya uang dan outputnya juga uang.
Kegiatan bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada
masyarakat merupakan kegiatan utama bank.
Para penyimpan akan diberi imbalan berupa bunga dan peminjam
dibebankan pula bunga. Selisih bunga yang diterima dari peminjam dan bunga
yang dibayarkan pada penyimpan merupakan pendapatan utama bank yang
dikenal dengan spread base. Disamping kegiatan utama tersebut, bank juga
memberikan berbagai jasa pada masyarakat maka bank akan memperoleh
penerimaaan yang disebut fee base income.
Laporan Keuangan
Salah satu aspek penting dalam pencapaian good corporate governance
(tata kelola perusahaan yang baik) dalam perbankan Indonesia adalah transparansi
kondisi keuangan bank kepada publik. Adanya transparansi diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan nasional. Selain
itu, dalam rangka menciptakan disiplin pasar (market dicipline) perlu diupayakan
peningkatan transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank untuk memudahkan
penilaian oleh pelaku pasar melalui publikasi laporan kepada masyarakat luas. Di
sisi lain, peningkatan transparansi kondisi keuangan bank juga akan mengurangi
informasi yang asimetris sehingga para pelaku pasar dapat memberikan penilaian
yang wajar dan dapat mendorong terciptanya disiplin pasar (Malayu, 2008).
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terlihat bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Kemudian laporan
keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh
bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba
rugi (Kasmir, 2004).
Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau
laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan modal.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bahan

4
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.


Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha
perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode
tertentu.
Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikasi atau berarti. Laporan keuangan dianalisis untuk
mempelajari hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan tersebut sehingga
dapat diketahui perubahan masing-masing pos yang membandingkan dan pada
akhrirnya dapat diketahui posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan. Penentu dan pengukuran hubungan antara masing-masing pos
digunakan suatu metode dan teknis analisis.
Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara. Yang pertama untuk
membuat perbandingan keadaan keuangan pada saat yang berbeda. Dan kedua,
untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Analisis
rasio merupakan alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio
standar yang lazim digunakan.
Teknik perhitungan yang digunakan dalam analisis laporan bank, dengan
maksud untuk mengetahui hubungan timbal balik yang ada antara bank assets,
bank liabilities dan bank capital yang selanjutnya untuk mengetahui tingkat
likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas dari suatu bank.
Kinerja Keuangan Bank
Kinerja adalah tingkat pencapaian dan tujuan perusahaan, tingkat
pencapaian misi perusahaan, tingkat pencapaian pelaksanaan tugas secara aktual.
Kinerja juga dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut
(Dendawijaya, 2000).
Kinerja keuangan bank adalah untuk menilai kondisi keuangan dan
prestasi bank, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah
ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan
yang lain (Dendawijaya, 2000).
Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana
keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dua aspek yang sering digunakan
dalam menilai kinerja adalah efisiensi dan efektifitas. Efisensi menggambarkan
hubungan antara input dan output, sedangkan efektifitas mencerminkan hubungan
output pada suatu tujuan tertentu.
Menurut Dendawijaya (2000), tujuan dari penilaian kinerja suatu
perusahaan untuk mengetahui tingkat likuiditas suatu perusahaan, yaitu
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban saat ditagih.
a. Untuk mengetahui tingkat Laverage suatu perusahaan, yaitu kemampuan
untuk memenuhi kewajiban keuangan bila perusahaan terkena masalah dalam
hal likuiditas baik jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan
perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu.
c. Untuk mengetahui stabilitas usaha perusahaan, yaitu kemampuan untuk
melakukan usahanya dengan stabil

5
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data, yaitu Studi


Pustaka. Penelitian ini dengan mengumpulkan data dan teori yang relevan yang
diukur dengan pertimbangan kemampuan perusahaan membayar beban bunga atas
hutangnya, termasuk kemampuan perusahaan membayar deviden secara teratur
kepada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
Penilaian kinerja melalui laporan keuangan didasarkan pada data dan
kondisi di masa lalu sulit untuk mengekstrapolasikan ekspektasi masa depan.
Namun, hanya masa depan yang dapat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil
sebagai hasil dari suatu analisis keuangan. Penilaian kinerja dilaksanakan untuk
menekan prilaku yang tidak semestinya dan juga untuk merangsang serta
menegakkan perilaku yang semestinya diharapkan melalui umpan balik hasil
kinerja dan waktu serta penghargaan baik yang bersifat instrinsik maupun
ekstrinsik.

METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini terdiri adalah laporan keuangan Bank Umum Milik
Pemerintah yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk selama 5 tahun
laporan keuangan yakni 2015 – 2019. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang berupa data Statistik Perbankan Indonesia dan
Laporan Keuangan Konsolidasi dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
periode 2015 – 2019. Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id serta dari website bank yang dijadikan objek dalam penelitian ini
yaitu www.bri.co.id. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yaitu
pengamatan data dengan cara mempelajari dan mengetahui data-data yang telah
ada dengan bentuk dokumentasi, arsip serta catatan-catatan sesuai masalah yang
dibahas, yaitu data laporan keuangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Faktor Permodalan
Sasaran utama atas kebijakan pengelolaan permodalan yang dilakukan
oleh Bank adalah untuk mematuhi ketentuan permodalan eksternal yang berlaku
dan untuk mempertahankan rasio permodalan yang sehat agar dapat mendukung
usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Bank mengelola struktur
modal dan melakukan penyesuaian atas struktur tersebut terhadap perubahan
kondisi ekonomi dan karakteristik risiko aktivitasnya.
Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal tersebut, Bank
dapat menyesuaikan jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham,
mengembalikan modal kepada pemegang saham atau mengeluarkan saham baru.
Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk
memantau permodalan Bank. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran
tersebut terutama berdasarkan pengawasan atas hubungan antara kecukupan
modal dengan ketersediaan modal.

6
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

Rasio yang digunakan dalam mengukur kecukupan modal adalah rasio


CAR (Capital Adequacy Ratio). Rasio ini merupakan salah satu cara yang
digunakan dalam menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah
mencukupi.
Berdasarkan hasil penelitian nilai CAR pada tahun 2015 sebesar 15,84%
dimana setiap Rp 1,00 dari pembiayaan dan securities dijamin modal yang
dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sebesar Rp 0,1584. Pada
tahun 2016, nilai CAR turun 2,66% menjadi 13,18%. Pada tahun 2017 nilai CAR
menjadi 13,20% turun 0,02% dibandingkan tahun 2016. Pada tahun 2018, nilai
CAR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk menjadi 13,76%. Namun pada
tahun 2019, nilai CAR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) naik sebesar 1,20%
menjadi 14,96%. Dilihat dari perkembangan CAR PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk dari tahun 2015 sampai dengan 2019, nilai CAR PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk berada diatas ketentuan Bank Indonesia yaitu ≥ 8% dan
masuk dalam kategori sehat.
Hasil rasio NPL PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun
2015 sebesar 3,44% turun sebesar 0,64% menjadi 2,80% pada tahun 2016. Pada
tahun 2017, nilai NPL PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk adalah 3,52%
naik sebesar 0,72% dari tahun 2016. Pada tahun 2018, nilai NPL sebesar 2,78%
turun menjadi 2,30% pada tahun 2019 (terjadi kenaikan sebesar 0,48%). Dilihat
dari perkembangan Non Performing Loan (NPL) PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk dari 5 tahun yang dianalisa, maka dapat disimpulkan PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah menjalankan ketentuan Bank Indonesia
yang mana rasio NPL adalah sebesar ≤ 5% dan masuk dalam kategori sehat.
Hasil NPM PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 adalah
sebesar 19.31% naik menjadi 19.45% pada tahun 2016. Pada tahun 2017
mengalami penurunan sebesar 1.03% menjadi 18.93%. Pada tahun 2018 NPM
menjadi 13.79% dan menjadi 27.97% pada tahun 2019 atau mengalami kenaikan
sebesar 14.18%.
Hasil ROA PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 2015
sebesar 4,61% dimana dengan menggunakan aktiva sebesar Rp 1,00 PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dapat menghasilkan laba sebesar Rp 0,00461.
Pada tahun 2016, nilai ROA PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk turun
0,43% menjadi 4,18%. Penurunan ini berlanjut pada tahun 2017 menjadi 3,73%.
Pada tahun 2018 naik menjadi 4,64% (mengalami kenaikan 0,91%. Pada tahun
2019 naik sebesar 0,29% menjadi 4,93%.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah manajemen PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah mematuhi ketentuan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk karena ROA nya selalu berada ≥ 1, 215%.
Rasio BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 2015
sebesar 69,80% naik menjadi 72,65% pada tahun 2016. Pada tahun 2017, rasio
BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yaitu 77,66% turun menjadi
70,86% (mengalami penurunan sebesar 6,8%). Pada tahun 2019, ROA PT. Bank
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk turun sebesar 4,17% menjadi 66,69%.
Dilihat dari ketentuan Bank Indonesia mengenai besaran rasio Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional yaitu ≤ 93,25% berarti manajemen

7
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah mematuhi ketentuan Bank
Indonesia.
Hasil rasio LDR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun
2015 sebesar 68.80% naik sebesar 11,13% menjadi 79,93% pada tahun 2016.
Pada tahun 2017 naik menjadi 80,88% dan pada tahun 2018 turun menjadi
75,17%. Pada tahun 2019 naik sebesar 1,03% menjadi 76,20%.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai LDR dapat diketahui
bahwa manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tidak mematuhi
ketentuan Bank Indonesia yaitu rasio LDR antara 80% - 110%.
Hasil untuk Cash Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada
tahun 2015 sebesar 40.17% turun menjadi 31.15% pada tahun 2016. Pada tahun
2017, Cash Ratio menjadi 35.97% atau mengalami kenaikan sebesar 4.82%
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 menjadi 41.86% dan
mengalami penurunan sebesar 1.2% menjadi 40.66% pada tahun 2019. Untuk
rasio CR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah memiliki predikat sehat
karena telah melampaui batas minimum predikat sehat dengan hasil penilaian ≥
4.05%.
Secara keseluruhan, hasil perhitungan rasio keuangan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk dengan menggunakan CAMEL dapat terlihat sebagai
berikut :
Hasil Perhitungan CAMEL PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Periode 2017 - 2019

8
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014

KESIMPULAN
Dari data, keterangan dan pembahasan yang telah ada di atas dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Capital (permodalan) yang dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk selama periode tahun 2015 - 2019 berturut-turut yaitu 15.84%, 13.18%,
13.20%, 13.76% dan 14.96%, telah memenuhi batas minimal CAR yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar ≥ 8% dan berada dalam kategori
sehat.
2. Asset quality (kualitas aktiva) yang dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk tahun 2015 - 2019 yang dinilai menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL) yaitu berada pada batas maksimal yang telah
ditetapkan Bank Indonesia yaitu ≤ 5% dan berada dalam kategori sehat.
3. Faktor manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 -
2019 yang dinilai menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM) memiliki
predikat sehat karena telah melampaui batas minimum prediket sehat yaitu ≥
10%.
4. Faktor Earning PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 - 2019
dalam hal ini menggunakan rumus ROA (Return On Asset) selalu berada
diatas batas minimal yang telah ditetapkan Bank Indonesia yaitu ≥ 1.215%
begitu juga dengan BOPO (Beban Operasional dan pendapatan Operasional)
selalu berada ≤ 93.52% sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank
Indonesia.
5. Faktor likuiditas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 -
2019 yang dihitung dengan menggunakan rumus LDR (Loan to Deposit
Ratio) menunjukkan bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun
2015 - 2019 tidak mematuhi ketentuan Bank Indonesia karena rasio LDR
berada dibawah ketentuan yaitu 80% - 110% kecuali tahun 2017, LDR PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yaitu sebesar 80.88%.

DAFTAR PUSTAKA
Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Malayu, S.P. Hasibuan. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2014 Perihal
Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS
Rating), Bank Indonesia, Jakarta.
Susilo, Y. Sri. dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
www.bi.go.id
www.bri.go.id

You might also like