Jurnal - Analisis Kinerja Keuangan
Jurnal - Analisis Kinerja Keuangan
Jurnal - Analisis Kinerja Keuangan
Lidya Martha1
STIE “KBP” Padang
(lidyam83@gmail.com)
Abstract
The purpose of this research is to analyze the financial performance of PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk in 2015 - 2019 using the CAMEL ratio which includes aspects
of capital, assets, management, earnings and liquidity. Implementation of health
assessment of PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk is carried out by qualifying
several components of each factor, namely the components of Capital (Capital), Asset
(Asset), Management (management), Earning (Rentability), Liquidity (liquidity) or
abbreviated as CAMEL. . CAMEL is a factor that determines the health predicate of a
bank. These aspects are related to one another and cannot be separated. The results of
the financial performance appraisal with the CAMEL ratio indicate that from the aspect
of capital owned by PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk turned out to be above
8%, so that PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk has sufficient capital to cover all
risks arising from investing in productive assets that support risk. Seen from the aspect of
asset quality, the ratio of bad loans (NPL) is classified as healthy because it is below 5%
in accordance with Bank Indonesia regulations. Then viewed from the management
aspect as measured by Net Profit Margin, it turns out that it meets the requirements of
Bank Indonesia and besides that from the aspects of earnings and liquidity achieved by
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk in accordance with Bank Indonesia
regulations. From the results of the financial performance appraisal and its relation to
the CAMEL ratio, it can be said that during the last 5 years (2015 - 2019) which shows
that the financial performance achieved by PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk is
in a healthy predicate.
Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk tahun 2015 – 2019 dengan menggunakan rasio CAMEL yang meliputi
aspek permodalan, aset, manajemen, earning dan likuiditas. Pelaksanaan penilaian
kesehatan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dilakukan dengan cara
mengkualifikasikan beberapa komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen
Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (manajemen), Earning (Rentabilitas),
Liquidity (likuiditas) atau disingkat dengan istilah CAMEL. CAMEL merupakan faktor
yang sangat menentukan predikat kesehatan suatu bank. Aspek tersebut satu dengan yang
lainnya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Hasil penilaian kinerja keuangan
dengan rasio CAMEL yang menunjukkan bahwa dilihat dari aspek permodalan yang
dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk ternyata diatas 8%, sehingga PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk memiliki modal yang cukup untuk menutupi
segala resiko yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang menunjang
1
Penelitian ini dilakukan ketika penulis pertama menempuh studi Magister di STIE “KBP” Padang
1
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
resiko. Dilihat dari aspek kualitas asset yaitu rasio kredit macet (NPL) tergolong sehat
karena berada dibawah 5% sesuai dengan aturan Bank Indonesia. Kemudian dilihat dari
aspek manajemen yang diukur dengan Net Profit Margin ternyata memenuhi ketentuan
dari Bank Indonesia dan selain itu dari aspek earning dan likuiditas yang dicapai oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Dari
hasil penilaian kinerja keuangan dan kaitannya dengan rasio CAMEL, maka dapatlah
dikatakan bahwa selama 5 tahun terakhir (tahun 2015 – 2019) yang menunjukkan bahwa
kinerja keuangan yang dicapai oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk berada
pada predikat sehat.
PENDAHULUAN
Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran serta dunia
perbankan. Perbankan saat ini telah menjadi bagian penting dan mutlak
dipergunakan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Perbankan di
Indonesia telah berkembang dengan pesat baik dari segi usaha, aset yang dimiliki
dan jangkauan pasar. Bank dengan segala kegiatan usaha dan jasa yang
ditawarkan kepada masyarakat telah membuat saling ketergantungan antara bank
dan masyarakat yang saling menguntungkan satu sama lain. Selama beberapa
tahun belakangan ini, perekonomian Indonesia ditandai dengan derasnya aliran
masuk modal asing, likuiditas yang tetap tinggi, inflasi yang cenderung
meningkat, serta berbagai permasalahan yang terjadi di sektor perbankan.
Berbagai tantangan tersebut menimbulkan kompleksitas dalam pelaksanaan
kebijakan. Dalam kondisi ini, Bank Indonesia dihadapkan pada 3 (tiga) persoalan,
yaitu menjaga stabilitas harga, stabilitas nilai tukar serta stabilitas sistem
keuangan.
Terkait dengan sistem keuangan, Bank Indonesia melakukan pemantauan
secara menyeluruh terhadap sistem keuangan dengan cara membagi aspek
pemantauan ke dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu pemantauan terhadap resiko
perbankan, pemantauan resiko disektor korporasi dan rumah tangga, serta
pemantauan resiko di institusi keuangan non bank dan pasar keuangan.
Keseluruhan pemantauan tersebut ditujukan untuk memperoleh informasi yang
obyektif mengenai kondisi sistem keuangan.
Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan seperti neraca, laporan perhitungan rugi laba serta
laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca,
maka akan dapat diketahui dan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya.
Sedangkan analisis terhadap laporan rugi laba akan memberikan gambaran
tentang hasil atau perkembangan usaha yang bersangkutan. Dari laporan keuangan
yang terdiri dari neraca dan laporan laba-rugi dilakukan analisis. Analisis ini
menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas.
Setelah dilakukan analisis akan didapat hasil yang yang berupa kinerja keuangan
perusahaan. Kemudian dari hasil analisis tersebut dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam penentuan kebijakan perusahaan.
2
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November
1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak. Dari pengertian di atas, bank adalah badan usaha di bidang
keuangan yang melakukan aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana, atau
dengan kata lain sebagai perantara Surplus Spending Unit (SSU) dan Defisit
Spending Unit (DSU). Penyaluran dana dengan tujuan memperoleh penerimaan
akan dapat dilakukan apabila dana telah dihimpun. Penghimpunan dana dari
masyarakat perlu dilakukan dengan cara-cara tertentu sehingga efisien dan dapat
disesuaikan dengan rencana penggunaan dana tersebut.
3
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
Menurut Susilo, dkk (2000) secara umum fungsi utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary.
Menurut Susilo, dkk (2000) dasar beroperasinya bank adalah kepercayaan
masyarakat. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan
sebaliknya maka kegiatan perbankan tidak akan berjalan dengan baik. Saat
nasabah menyimpan uang di bank, nasabah tersebut yakin bank akan
mengembalikan dananya saat dibutuhkan beserta bunga yang telah diperjanjikan.
Nasabah juga yakin bahwa bank tersebut tidak akan pailit dan dananya digunakan
semestinya serta data nasabah akan dijamin kerahasiaannya oleh bank. Waktu
nasabah meminjam dana dari bank, nasabah yakin bank akan memberikan dana
sesuai dengan perjanjian. Di sisi lain, bank yakin bahwa nasabah tersebut mampu
mengembalikan pinjaman beserta bunga. Dengan demikian, ada 2 (dua) hal
penting yang berkaitan dengan dasar operasional bank yaitu kesehatan bank dan
rahasia bank.
Bank adalah perusahaan yang inputnya uang dan outputnya juga uang.
Kegiatan bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada
masyarakat merupakan kegiatan utama bank.
Para penyimpan akan diberi imbalan berupa bunga dan peminjam
dibebankan pula bunga. Selisih bunga yang diterima dari peminjam dan bunga
yang dibayarkan pada penyimpan merupakan pendapatan utama bank yang
dikenal dengan spread base. Disamping kegiatan utama tersebut, bank juga
memberikan berbagai jasa pada masyarakat maka bank akan memperoleh
penerimaaan yang disebut fee base income.
Laporan Keuangan
Salah satu aspek penting dalam pencapaian good corporate governance
(tata kelola perusahaan yang baik) dalam perbankan Indonesia adalah transparansi
kondisi keuangan bank kepada publik. Adanya transparansi diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga perbankan nasional. Selain
itu, dalam rangka menciptakan disiplin pasar (market dicipline) perlu diupayakan
peningkatan transparansi kondisi keuangan dan kinerja bank untuk memudahkan
penilaian oleh pelaku pasar melalui publikasi laporan kepada masyarakat luas. Di
sisi lain, peningkatan transparansi kondisi keuangan bank juga akan mengurangi
informasi yang asimetris sehingga para pelaku pasar dapat memberikan penilaian
yang wajar dan dapat mendorong terciptanya disiplin pasar (Malayu, 2008).
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan. Dari laporan ini akan terlihat bagaimana kondisi bank yang
sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Kemudian laporan
keuangan juga memberikan informasi tentang hasil-hasil usaha yang diperoleh
bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-biaya atau beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh hasil tersebut. Informasi ini akan termuat dalam laporan laba
rugi (Kasmir, 2004).
Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau
laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan modal.
Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi
dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan bahan
4
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
5
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini terdiri adalah laporan keuangan Bank Umum Milik
Pemerintah yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk selama 5 tahun
laporan keuangan yakni 2015 – 2019. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang berupa data Statistik Perbankan Indonesia dan
Laporan Keuangan Konsolidasi dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
periode 2015 – 2019. Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id serta dari website bank yang dijadikan objek dalam penelitian ini
yaitu www.bri.co.id. Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang
digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yaitu
pengamatan data dengan cara mempelajari dan mengetahui data-data yang telah
ada dengan bentuk dokumentasi, arsip serta catatan-catatan sesuai masalah yang
dibahas, yaitu data laporan keuangan.
6
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
7
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah mematuhi ketentuan Bank
Indonesia.
Hasil rasio LDR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada tahun
2015 sebesar 68.80% naik sebesar 11,13% menjadi 79,93% pada tahun 2016.
Pada tahun 2017 naik menjadi 80,88% dan pada tahun 2018 turun menjadi
75,17%. Pada tahun 2019 naik sebesar 1,03% menjadi 76,20%.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai LDR dapat diketahui
bahwa manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tidak mematuhi
ketentuan Bank Indonesia yaitu rasio LDR antara 80% - 110%.
Hasil untuk Cash Ratio PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk pada
tahun 2015 sebesar 40.17% turun menjadi 31.15% pada tahun 2016. Pada tahun
2017, Cash Ratio menjadi 35.97% atau mengalami kenaikan sebesar 4.82%
dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 menjadi 41.86% dan
mengalami penurunan sebesar 1.2% menjadi 40.66% pada tahun 2019. Untuk
rasio CR PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk telah memiliki predikat sehat
karena telah melampaui batas minimum predikat sehat dengan hasil penilaian ≥
4.05%.
Secara keseluruhan, hasil perhitungan rasio keuangan PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk dengan menggunakan CAMEL dapat terlihat sebagai
berikut :
Hasil Perhitungan CAMEL PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
Periode 2017 - 2019
8
Jurnal KBP
Vol 9 – No. 2, Juni 2014
KESIMPULAN
Dari data, keterangan dan pembahasan yang telah ada di atas dapat diambil
kesimpulan yaitu :
1. Capital (permodalan) yang dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk selama periode tahun 2015 - 2019 berturut-turut yaitu 15.84%, 13.18%,
13.20%, 13.76% dan 14.96%, telah memenuhi batas minimal CAR yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar ≥ 8% dan berada dalam kategori
sehat.
2. Asset quality (kualitas aktiva) yang dimiliki PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero), Tbk tahun 2015 - 2019 yang dinilai menggunakan rasio Non
Performing Loan (NPL) yaitu berada pada batas maksimal yang telah
ditetapkan Bank Indonesia yaitu ≤ 5% dan berada dalam kategori sehat.
3. Faktor manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 -
2019 yang dinilai menggunakan rasio Net Profit Margin (NPM) memiliki
predikat sehat karena telah melampaui batas minimum prediket sehat yaitu ≥
10%.
4. Faktor Earning PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 - 2019
dalam hal ini menggunakan rumus ROA (Return On Asset) selalu berada
diatas batas minimal yang telah ditetapkan Bank Indonesia yaitu ≥ 1.215%
begitu juga dengan BOPO (Beban Operasional dan pendapatan Operasional)
selalu berada ≤ 93.52% sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank
Indonesia.
5. Faktor likuiditas PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2015 -
2019 yang dihitung dengan menggunakan rumus LDR (Loan to Deposit
Ratio) menunjukkan bahwa PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun
2015 - 2019 tidak mematuhi ketentuan Bank Indonesia karena rasio LDR
berada dibawah ketentuan yaitu 80% - 110% kecuali tahun 2017, LDR PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk yaitu sebesar 80.88%.
DAFTAR PUSTAKA
Dendawijaya, Lukman. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Malayu, S.P. Hasibuan. 2008. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2014 Perihal
Pedoman Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum (CAMELS
Rating), Bank Indonesia, Jakarta.
Susilo, Y. Sri. dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
www.bi.go.id
www.bri.go.id