82-Article Text-317-1-10-20220715

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631

Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

ANALISIS PERB ANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA


BANK SYARIAH BUKOPIN DAN BANK VICTORIA SYARIAH
PERIODE 2015-2019

Mahdi Hendrichˡ, Irsan², Feni Fadilah³


mahdihendrich03@gmail.com ; irsan@unisti.ac.id ; feni.fadilah23@gmail.com

Dosen Tetap Universitas Sjakhyakirti

ABSTRACT

Financial performance is a formal effort to evaluate the efficiency and effectiveness of the
company in generating a certain profit and cash position. By measuring financial performance,
it can be seen the prospects for the growth and development of the company's finances. The
company is said to be successful if the company has achieved a certain predetermined
performance. The purpose of this study was to analyze and compare the financial performance
of Bukopin Syariah Bank and Victoria Syariah Bank based on the ratio of liquidity, solvency,
profitability, and activity in 2015 to 2019. The type of research used in this research is
descriptive quantitative approach. Data collection techniques are by using documentation
techniques. The results of this study indicate that the financial performance based on liquidity
ratios, solvency ratios, and activity ratios in 2015-2019 Bank Victoria Syariah Bukopin is
better than the financial performance of Bank Syariah Bukopin. Although based on the
profitability ratios of Bank Syariah Bukopin and Bank Victoria Syariah, they are still
categorized as unhealthy. However, based on the 2015-2019 profitability ratios, Bank Syariah
Bukopin has better financial performance compared to the profitability ratios of Bank Victoria
Syariah.

Keywords: comparison of performance, liquidity ratio, solvency, profitability, and activity

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Bank merupakan lembaga keuangan atau badan usaha yang kekayaan utamanya dalam
bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit juga sosial, yang bukan hanya
mencari keuntungan saja. Bank adalah badan jasa yang kegiatannya menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Menurut
Darmawi (2012:1) perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan usahanya.
Bank Syariah Bukopin merupakan salah satu bank yang tengah bekembang di
Indonesia. Bank Syariah Bukopin adalah Bank non devisa yang beroprasi dengan prinsip
syariah bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank
Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk. Dengan
melalui proses yang panjang pada tanggal 9 Desember 2008 Bank Syariah Bukopin secara
resmi mulai beroperasi secara efektif.

56
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Bank Syariah yang juga tengah berkembang selain Bank Bukopin Syariah adalah Bank
Victoria Syariah. Bank Victoria Syariah didirikan di kota Cirebon pada tahun 1966 dan mulai
beroprasi pada tanggal 7 Januari 1967. Bank Victoria adalah hasil saham akuisisi dari PT. Bank
Swaguna oleh PT Bank Victoria International yang telah disetujui oleh Bank Indonesia pada
tanggal 3 Agustus 2007.
Dalam penelitian ini analisis kinerja keuangan menggunakan rasio keuangan
berdasarkan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas antar bank satu dengan bank
yang lain, serta dapat membandingkan kinerja keuangannya berdasarkan data historis untuk
melihat perkembangan yang dicapai bank dalam periode tertentu. Dengan perbandingan
kinerja antar bank tersebut maka dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan kondisi
antara bank satu dengan yang lain.
Sejalan dengan pemikiran diatas, penulis terdorong untuk melakukan penelitian
perbandingan kinerja Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah berdasarkan rasio
keuangan terutama rasio likuiditas (FDR, CR, dan LAR), solvabilitas (DER dan DAR),
profitabilitas (ROA dan ROE) dan aktivitas (RTO dan WCTO). Sehingga penulis tertarik
mengangkat judul : “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Syariah Bukopin
dan Bank Victoria Syariah Periode 2015-2019”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah yang dibahas di dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah berdasarkan rasio keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas periode 2015-2019?
2. Apakah kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
berdasarkan rasio keuangan yang ditinjau dari aspek likuiditas, solvabilitas,
profitabilitas, dan aktivitas memenuhi tingkat rata-rata kriteria sehat bank?

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan
kinerja keuangan pada Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah tahun 2015-2019.

TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah salah satu informasi penting yang digunakan manajemen
dalam mengambil keputusan, terutama keputusan keuangan (Najmudin, 2011:63). Laporan
keuangan juga merupakan alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan menurut IAI dalam PSAK No.1 (2015:1) adalah laporan keuangan
adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan
keuangan merupakan data-data yang sifatnya kuantitatif. Laporan keuangan biasanya terdiri
dari neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca merupakan
dokumen yang berisi kondisi keuangan perusahaan dalam periuode tertentu. Sedangkan
laporan laba rugi adalah bagian dari laporan yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan
beban perusahaan. Dan laporan perubahan ekuitas adalah salah satu jenis laporan keuangan
yang menggambarkan peningkatan maupun penurunan dari aktiva bersih (kekayaan) dengan
prinsip pengukuran tertentu.

57
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan


perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan merupakan suatu
informasi yang mperusahaan keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi
keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh suatu perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut (Ikhsan dkk, 2016).
Maka dapat ditarik kesimpulan, Laporan keuangan adalah data-data yang berisi
informasi mengenai arus keuangan yang dilaporkan selama satu periode tertentu. Biasanya
laporan dibuat per periode, misal tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal
perusahaan. Sedangkan untuk laporan keuangan yang lebih luas dilakukan satu tahun sekali
(Kasmir, 2014:7).
Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah hubungan yang dihitung dari informasi keuangan suatu
perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan (Maurin, 2005). Rasio menggambarkan
suatu hubungan dan perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan
dengan jumlah yang lain pada pos laporan keuangan yang lain. Dengan menggunakan metode
analisis seperti rasio ini dapat dimenjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau
buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.
Menurut Harjito dan Martono (2011:53) analisis rasio keuangan dapat dibedakan
berdasarkan laporan keuangan yang dianalisis yaitu :
1. Analisis Individual, yaitu analsisi yang dilakukan pada unsur-unsur yang ada pada salah
satu laporan keuangan, mislanya analisis rasio bagi unsur-unsur yang ada pada laporan
neraca saja atau laporan laba rugisaja.
2. Analisis Silang, yaitu analisis rasio yang melibatkan unsur-unsur yang ada pada laporan
neraca dan sekaligus yang ada pada laporan laba rugi.

Jenis-Jenis Rasio Laporan Keuangan


1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada
dineraca. Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan
likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu (Kasmir, 2016:130).
2. Rasio Solvabilitas (solvability ratio)
Kasmir (2016:150) rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas
(profitability ratio)
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi (Kasmir, 2014:115). Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya (Kasmir, 2008:172).

58
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian, baik dari jenis penelitian maupun
teori yang digunakan dan teknik metode penelitian yang digunakan penjelasannya sebagai
berikut :
1. Puspitasari (2010) dengan judul penelitian Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Terhadap Likuiditas pada PT Bank BRI Syariah dan PT Bank BCA Syariah di
Indonesia. Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PT Bank BRI Syariah berbeda dengan PT Bank BCA
Syariah di Indonesia.
2. Judul penelitian dari Prayitno (2010) Peranan Analisa Laporan Keuangan dalam
Mengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus pada PT X). Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Dengan hasil yang menunjukkan kinerja
keuangan perusahaan menunjukkan ketidaksamaan antara pendapatan dan biaya serta
pengeluaran keuangan dikarenakan terjadinya fluktuasi pada pos-pos laba rugi
mengalami kenaikan setiap tahunnya, dan diimbangi oleh naiknya biaya produksi.
3. Rizkiyani (2019) dengan judul Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah
Menggunakan Metode CAMELS dan RISK RGEC (Studi Empiris Pada Bank
Muamalat Indonesia Periode 2013-2017). Dengan menggunakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif yang menunjukkan hasil Bank Muamalat Indonesia tingkat
kesahatannya menurun menggunakan perhitungan CAMELS, dan penilaian
menggunakan RGEC menunjukkan peningkatan.

METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian (Nazir, 2014:84). Desain penelitian dapat diartikan sebagai suatu
rencana kerja yang terstruktur dalam hal-hal hubungan antara variabel agar hasil risetnya dapat
memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset.
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif kuantitaatif merupakan penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif.
Metode deskriptif adalah metode yang meneliti suatu data-data keuangan. Tujuan penelitian
deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, lukisan atau gambaran secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
Menurut Mukhtar (2013:10) metode penelitian deskriptif kuantitif adalah sebuah
metode yang digunakan peneliti untuk meenggambarkan data-data yang terkumpul secara
deskriptif sehingga tercipta kesimpulan yang bersifat umum.

Definisi Konsep dan Operasional Variabel


Definisi Konsep
Menurut Kasmir (2016:130) konsep rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva
lancar/pembiayaan) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2016:150).

59
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Konsep rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan


dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen
suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
investasi (Kasmir, 2014:115).
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana efektifitas
manajemen perusahaan dalam mengelola aset-asetnya (Kasmir, 2008:172).
Operasional Variabel
Definisi Operasional variabel merupakan definisi yang menjelaskan bagaimana
variabel diukur atau dihitung. Skala pengukuran variabel adalah bagian yang penting untuk
diperhatikan (Chandrarin, 2017:88). Penelitian ini menggunakan perhitungan rasio likuiditas
yaitu rasio Financing to Deposit Ratio (FDR), Cash Ratio (CR), dan Loan to Assets Ratio
(LAR). Rasio solvabilitas dengan menggunakan rumus Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt
to Total Assets (DAR). Rasio profitabilitas dengan menggunakan rumus Net Profit Margin
(NPM), Return On Asset (ROA) serta rumus Return On Equity (ROE). Dan rasio aktivitas
menggunakan rumus Receivable Turnover (RTO), dan Working Capital Turnover (WCTO)
dengan menggunakan pengukuran skala. Operasional variabel penelitian dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Operasional Variabel
Sub
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Variabel
= × 100%

Likuiditas = × 100% Rasio
! "
!# = × 100%
$ ℎ#
% = × 100%
%
Solvabilitas Rasio
Kinerja Rasio # = × 100%
# &
Keuangan Keuangan
! ) ℎ ℎ *
' (= × 100%
+ ,+
! *
Profitabilitas ,# = × 100% Rasio
#
! ) ℎ ℎ *
,% = × 100%
(
*
,=
Aktivitas Rasio
*
- ,=
(

Populasi dan Sampel


Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80), definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

60
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah periode 2015-2019 dengan menggunakan rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.
Laporan keuangan tersebut dapat diakses melalui web resmi dari Bank Syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah yaitu https://www.syariahbukopin.co.id/ dan https://bankvictoriasyariah.co.id/.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, jika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu (Sugiyono, 2009:116). Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi untuk mengukur dan memperbandingkan kinerja keuangan dari
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah yang diterbitkan kedua bank tersebut selama lima
tahun terakhir yaitu 2015 sampai dengan 2019.
Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data
Menurut Hasan (2002:82) data primer ialah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data
primer di dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini data primer yang digunakan ialah hasil observasi dari
website bank, pengamatan laporan keuangan, dan data-data mengenai bank.
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data yang digukanan dalam penelitian
ini yaitu berupa dokumen laporan keuangan bank tahun 2015-2019 yang diperoleh dari website resmi
dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah yaitu https://www.syariahbukopin.co.id/ dan
https://bankvictoriasyariah.co.id/ yang diakses pada 25 Februari 2021.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti yaitu teknik deskriptif kuantitatif yaitu dengan
metode menggunakan analisis perhitungan angka tersebut dalam bentuk uraian atau penjelasan yang
menggambarkan data-data yang telah terkumpul secara deskriptif sehingga tercipta sebuah kesimpulan
yang bersifat umum (Mukhtar, 2013:10).
Teknik analisis deskriptif kuantitatif penelitian ini menganalisis laporan keuangan dengan
menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada Bank
Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perbandingan Kinerja Keuangan Terhadap Rasio Likuiditas
Berikut ini perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah terhadap Rasio Likuiditas :

A. Financing to Deposit Ratio (FDR)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio likuiditas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Financing to Deposit
Ratio (FDR) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut
ini :

61
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Tabel 2
Perbandingan Perhitungan Financing to Deposit Ratio (FDR)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 90,55% Cukup sehat 95,29% Cukup sehat
2016 88,18% Cukup sehat 100,66% Kurang sehat
2017 82,44% Sehat 83,57% Sehat
2018 93,40% Cukup sehat 82,78% Sehat
2019 93,48% Cukup sehat 80,52% Sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Berdasarkan pada tabel di atas, maka dapat terbaca bahwa Financing to Deposit Ratio
(FDR) Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah menunjukkan keadaan yang cukup
likuid atau cukup sehat. Yang membedakannya yaitu persentase Bank Syariah Bukopin
menunjukkan lebih rendah 4,74% dibandingkan Bank Victoria Syariah.Akan tetapi disini Bank
Syariah Bukopin menunjukkan lebih baik tingkat likuiditasnya, dimana makin tinggi tingkat
rasio maka makin rendah tingkat likuiditasnya.
Tahun 2016 Bank Syariah Bukopin menunjukkan hasil yang cukup sehat dibandingkan
Bank Victoria Syariah yang menunjukkan hasil perhitungan pada tingkat kriteria yang kurang
sehat.
Pada tahun 2017 Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah sama-sama dalam
keadaan yang sehat, dimana Bank Syariah Bukopin memiliki hasil rasio 82,44% sedangkan
BankVictoria Syariah 83,57%.
Pada tahun 2018 Bank Victoria Syariah berdasarkan Financing to Deposit Ratio (FDR)
lebih sehat dibandingkan Bank Syariah Bukopin yang menunjukkan hasil 93,40% dimana hasil
perhitungan Bank Victoria Syariah menunjukkan hasil 82,78%. Sama seperti tahun 2018 tahun
2019 menunjukkan Bank Syariah Bukopin menunjukkan hasil yang cukup sehat sedangkan
Bank Victoria dalam keadaan yang sehat.
Berdasarkan hasil perbandingan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Syariah
Bukopin dan Bank Victoria Syariah, Pada tiga tahun dimulai tahun 2015 hingga tahun 2017
Bank Syariah bukopin memiliki hasil rasio yang baik ketimbang Bank Victoria Syariah. Akan
tetapi tahun berikutnya yaitu tahun 2018 dan 2019 Bank Victoria Syariah memiliki hasil rasio
yang lebih baik ketimbang Bank Bukopin Syariah.

B. Cash Ratio (CR)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio likuiditas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Cash Ratio (CR) dari
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini

Tabel 3
Perbandingan Perhitungan Cash Ratio (CR)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 172,78% Sangat sehat 35,53% Tidak sehat

62
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

2016 162,92% Sangat sehat 70,14% Cukup sehat


2017 157,14% Sangat sehat 191,51% Sangat sehat
2018 133,59% Sangat sehat 128,28% Sangat sehat
2019 216,89% Sangat sehat 78,49% Cukup sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel dan gambar diatas maka dapat dilihat berdasarkan Cash Ratio (CR) Bank
Syariah Bukopin dalam keadaan yang sangat sehat dari tahun 2015 hingga tahun 2019
meskipun hasilnya mengalami fluktuasi. Meski begitu Bank Syariah Bukopin mampu
mempertahankan kinerjanya menurut Cash Ratio (CR) di kategori yang sangat sehat. Yang
mana menunjukkan Bank Syariah Bukopin mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan jumlah kas dan setara kasnya.
Sedangkan Bank Victoria Syariah hasil perhitungan Cash Ratio (CR) tahun 2015
sampai 2019 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2015 Bank Victoria Syariah dalam keadaan yang
tidak sehat. Dimana untuk membayar kewajiban Bank Victoria Syariah masih memerlukan
waktu dalam mengelola kas dan setara kasnya. Tahun 2016 hingga tahun 2018 Bank Victoria
Syariah mengalami peningkatan hasil perhitungan menurut Cash Ratio (CR), hal ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah kas dan setara kas. Dan pada tahun 2019 Cash Ratio(CR)
Bank Victoria Syariah mengalami penurunan yaitu 78,49%, hal ini diakernakan jumlah kas dan
setara kasnya menurun sebesar Rp.163.147.

C. Loan to Assets Ratio (LAR)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio likuiditas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Loan to Assets Ratio
(LAR) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Perbandingan Perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 73,91% Sangat sehat 77,99% Sehat
2016 69,55% Sangat sehat 74,62% Sangat sehat
2017 63,25% Sangat sehat 63,05% Sangat sehat
2018 67,06% Sangat sehat 58,07% Sangat sehat
2019 70,56% Sangat sehat 54,44% Sangat sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel dan gambar diatas terbaca bahwa Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah dalam keadaan yang likuid. Dimana Bank Syariah Bukopin dari tahun 2015 hingga
tahun 2019 menunjukkan keadaan yang sangat sehat meski mengalami fluktuasi dari hasil
perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR). Terbukti tahun 2015 Bank Syariah Bukopin
menunjukkan hasil 73,91%. Lalu pada tahun 2016 sampai tahun 2018 mengalami penurunan
hasil yaitu tahun 2016 di angka 69,55%, tahun 2017 di angka 63,25%, dan tahun 2018 di angka
67,06%. Meski begitu, makin rendah hasil perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR) maka
menunjukkan makin baik tingkat likuditasnya. Lalu pada tahun 2019 Bank Syariah Bukopin
berdasarkan Loan to Assets Ratio (LAR) menunjukkan kenaikan yaitu diangka 70,56%.

63
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Sedangkan Bank Victoria Syariah dari perhitungan Loan to Assets Ratio (LAR) mampu
meningkatkan kinerja keuangannya. Terbukti dari tahun ke tahun Bank Victoria Syariah dari
segi Loan to Assets Ratio (LAR) menunjukkan hasil yang semakin rendah. Dimana tahun 2015
Bank Victoria Syariah menunjukkan hasil 77,99% dengan jumlah pembiayaan Rp.1.075.681
dan jumlah aset Rp.1.379.266 dengan hasil kriteria yang sehat. Lalu dari tahun 2016 hingga
tahun 2019 mengalami penurunan hasil dengan menunjukkan kriteria yang sangat sehat.

Perbandingan Kinerja Keuangan Terhadap Rasio Solvabilitas


Berikut ini perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah terhadap Rasio Solvabilitas :
A. Debt to Equity Ratio (DER)
Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio solvabilitas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Debt to Equity Ratio
(DER) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5
Perbandingan Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 116,77% Cukup sehat 69,51% Sangat sehat
2016 154,56% Kurang sehat 110,50% Cukup sehat
2017 145,97% Cukup sehat 77,20% Sehat
2018 121,59% Cukup sehat 89,37% Sehat
2019 130,65% Cukup sehat 61,25% Sangat sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel dan gambar Debt to Equity Ratio (DER) diatas terlihat bahwa Bank Syariah
Bukopin dan Bank Victoria Syariah memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Dimana Bank
Syariah Bukopin dari segi rasio Debt to Equity Ratio (DER) dalam kriteria yang cukup sehat
pada tahun 2015. Sedangkan Bank Victoria Syariah dari segi rasio Debt to Equity Ratio (DER)
dalam kriteria yang sangat sehat. Yang menunjukkan Bank Syariah Bukopin pada tahun 2015
total hutang dan modalnya lebih besar dari Bank Victoria Syariah.
Selanjutnya Bank Syariah Bukopin pada tahun 2016 menunjukkan keadaan yang
kurang sehat dengan rasio 154,56% sedangkan Bank Victoria Syariah dalam keadaan yang
cukup sehat dengan rasio 110,50%. Pada tahun 2017 hingga tahun 2019 Bank Syariah Bukopin
menunjukkan hasil penilaian yang masuk dalam kriteria cukup sehat dengan modal yang sama
selama tiga tahun yaitu Rp.1.050.370. sedangkan Bank Victoria Syariah juga menunjukkan
hasil yang hampir sama selama tiga tahun terakhir dari tahun 2015 hingga 2019 dengan kriteria
sangat sehat namun dengan modal yang meningkat setiap tahunnya yaitu tahun 2017
Rp.270.000, tahun 2018 Rp.310.000, dan tahun 2019 Rp.360.000.

B. Debt to Assets Ratio (DAR)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio solvabilitas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Debt to Assets Ratio
(DAR) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :

64
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Tabel 6
Perbandingan Perhitungan Debt to Assets Ratio (DAR)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 15,04% Sangat sehat 8,06% Sangat sehat
2016 19,05% Sangat sehat 14,28% Sangat sehat
2017 21,39% Sangat sehat 10,41% Sangat sehat
2018 20,18% Sangat sehat 13,03% Sangat sehat
2019 20,36% Sangat sehat 9,75% Sangat sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari data diatas Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah menunjukkan kinerja
yang sangat sehat dari segi Debt to Assets Ratio (DAR). Akan tetapi Bank Syariah Bukopin
dan Bank Victoria Syariah menunjukkan hasil perhitungan yang berbeda. Dimana hasil
perhitungan rasio Debt to Assets Ratio (DAR) Bank Syariah Bukopin menunjukkan hasil
diangka 15,04% sampai 21,39% sedangkan Bank Victoria Syariah menunjukkan hasil rasio di
angka yang lebih kecil yaitu 8,06% sampai 14,28%. Dari hasil pengukuran tersebut
menunjukkan Bank Victoria Syariah lebih baik dibanding dengan Bank Syariah Bukopin.
Karena, semakin tinggi rasio artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak. Akan tetapi
meski begitu kedua bank tersebut sama-sama dalam keadaan yang sangat sehat.

Perbandingan Kinerja Keuangan Terhadap Rasio Profitabilitas


Berikut ini perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah terhadap Rasio Profitabilitas :
A. Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio profitabilitas dari Bank Syariah Bukopin
dan Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Net Profit Margin
(NPM) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 7
Perbandingan Perhitungan Net Profit Margin (NPM)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 4,91% Kurang sehat -15,52% Tidak sehat
2016 -12,80% Tidak sehat -14,99% Tidak sehat
2017 0,26% Tidak sehat 2,93% Kurang sehat
2018 0,42% Tidak sehat 2,90% Kurang sehat
2019 0,33% Tidak sehat 0,53% Kurang sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel dan gambar diatas terbaca bahwa Net Profit Margin (NPM) Bank Syariah
Bukopin tahun 2015 dan tahun 2016 lebih baik dibandingkan dengan Bank Victoria Syariah
hal ini disebabkan oleh pendapatan bersih setelah pajak yang didapatkan oleh masing masing
bank. Dimana tahun 2015 Bank Syariah Bukopin memiliki keuntungan sebesar Rp. 27.778
sedangkan Bank Victoria Syariah merugi sebesar Rp.-31.985.

65
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Pada tahun 2016 Bank syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah sama-sama
mengalami kerugian kerugian tersebut cukup besar yaitu Bank Syariah Bukopin sebesar Rp.-
85.999 dan Bank Victoria Syariah sebesar Rp.-18.473, akan tetapi dari hasil perhitungan Net
Profit Margin (NPM) Bank Syariah Bukopin lebih baik dari pada Bank Victoria Syariah
dikarenakan pendapatan operasionalnya yang cukup besar yaitu Rp.679.859 sedangkan Bank
Victoria Syariah Rp.123.232.
Pada tahun 2017 hingga tahun 2019 Bank Syariah Bukopin menurut perhitungan Net
Profit Margin (NPM) dalam keadaan yang tidak sehat yang artinya kemampuan Bank Syariah
Bukopinmasih kurang dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan operasionalnya.
Sedangkan Bank Victoria Syariah pada tahun 2017 dan 2018 dari segi Net Profit Margin
(NPM) meningkat dari tahun sebelumnya, meski tahun 2019 mengalami penurunan kembali.
Dalam hal ini Bank Victoria Syariah lebih Baik dibandingkan Bank Syariah Bukopin.

B. Return On Assets (ROA)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio profitabilitas dari Bank Syariah Bukopin
dan Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Return On Assets
(ROA) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 8
Perbandingan Perhitungan Return On Assets (ROA)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 0,69% Cukup sehat -2,32% Tidak sehat
2016 -0,01% Tidak sehat -1,72% Tidak sehat
2017 0,02% Tidak sehat 0,30% Kurang sehat
2018 0,02% Tidak sehat 0,30% Kurang sehat
2019 0,04% Tidak sehat 0,05% Kurang sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel diatas Bank Syariah Bukopin tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami
penurunan dari 0,69% menjadi -0,01%, hal ini disebabkan oleh kerugian pada Bank Syariah
Bukopin sebesar Rp.-69.734. sedangka Bank Victoria Syariah tahun 2015 dan tahun 2016
mengalami peningkatan dari -2,32% menjadi -1,72%, hal ini karena Bank Victoria Syariah
dapat mengurangi total kerugiannya dari Rp.-31.985 menjadi Rp.-27.883.
Tahun 2017 dan tahun 2018 Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah sama-
sama mengalami peningkatan dari tahun 2015 dan 2016. Dimana Bank Syariah Bukopin
sebesar 0,02% dan Bank Victoria Syariah 0,30%.
Tahun 2019 Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah juga sama-sama
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan laba bersihnya mengalami
penurunan. Kedua bank tersebut bisa dikatakan dalam keadaan yang kurang sehat atau bahkan
tidak sehat dikarenakan kemampuan bank mengelola aset untuk menghasilkan pendapatan
masih kurang baik.

66
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

C. Return On Equity (ROE)


Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio profitabilitas dari Bank Syariah Bukopin
dan Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Return On Equity
(ROE) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 9
Perbandingan Perhitungan Return On Equity (ROE)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah Tahun 2015-2019
Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
Tahun
Hasil Penilaian Hasil Penilaian
2015 4,39% Kurang sehat -14,75% Tidak sehat
2016 -12,65% Tidak sehat -9,50% Tidak sehat
2017 0,18% Kurang sehat 1,53% Kurang sehat
2018 0,25% Kurang sehat 1,70% Kurang sehat
2019 0,19% Kurang sehat 0,26% Kurang sehat
Sumber : Data diolah, 2021.

Dari tabel diatas terlihat bahwa Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah dari
segi Return On Equity (ROE) sama-sama mengalami fluktuasi. Bank Syariah Bukopin tahun
2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan dari 4,39% menurun menjadi -12,65%. Lalu Return
On Equity (ROE) Bank Syariah Bukopin tahun 2017 dan 2018 mengalami peningkatan dari
0,18% dan 0,25%. Kemudian pada tahun 2019 turun kembali di angka 0,18%.
Sedangkan Bank Victoria Syariah tahun 2015 hingga tahun 2018 mengalami
peningkatan kinerja berdasarkan Return On Equity (ROE). Tahun 2015 yaitu sebesar -14,75%
kemudian tahun 2016 dan 2017 meningkat menjadi -9,50% dan 1,53%. Dan tahun 2018
meningkat sebesar 1,70% akan tetapi tahun 2019 Return on Equity (ROE) Bank Victoria
Syariah turun menjadi 0,26%.
Dari hasil tersebut dapat dikatakan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
masih dikatakan kurang sehat. Yang artinya, kemampuan manajemen bank dalam mengelola
ekuitas untuk mendapatkan laba bersihnya masih dalam keadaan yang kurang baik.

Perbandingan Kinerja Keuangan Terhadap Rasio Aktivitas


Berikut ini perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria
Syariah terhadap Rasio Aktivitas :
A. Receivable Turnover (RTO)
Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio aktivitas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Receivable Turnover
(RTO) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 10
Perbandingan Perhitungan Receivable Turnover (RTO)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah Tahun 2015-2019
Tahun Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
2015 1,96 kali 3,53 kali
2016 2,25 kali 5,09 kali
2017 2,78 kali 3,92 kali
2018 2,90 kali 5,11 kali
2019 3,19 kali 5,64 kali
Sumber : Data diolah, 2021.

67
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Receivable Turnover (RTO) Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
berdasarkan tabel dan gambar diatas mengalami perbedaan yang cukup signifikan. Terlihat
Bank Syariah Bukopin pada tahun 2015 sampai tahun 2019 mengalami kenaikan, tahun 2015
mengalami perputaran 1,96 kali hingga tahun 2019 mengalami kenaikan hingga ke angka 3,19
kali perputaran.
Sedangkan Receivable Turnover (RTO) Bank Victoria Syariah mengalami fluktuasi.
Tahun 2015 dan 2016 Bank Victoria Syariah mengalami kenaikan dari 3,53 kali sampai 5,09
kali. Tahun 2017 Receivable Turnover (RTO) Bank Victoria Syariah turun menjadi 3,92 kali.
Lalu, tahun 2018 dan 2019 naik kembali menjadi 5,11 kali dan 5,64 kali perputaran.
Jika nilai rata-rata untuk perputaran piutang adalah 15 kali, maka Bank Syariah
Bukopin dan Bank Victoria Syariah dari tahun 2015 sampai tahun 2019 dapat dikatakan
penagihan piutang yang dilakukan manajemen dapat dianggap tidak berhasil, namun dalam hal
ini Bank Victoria Syariah bisa dibilang lebih baik dibandingkan Bank Syariah Bukopin karena
semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin
rendah.
B. Working Capital Turnover (WCTO)
Berdasarkan pembahasan perhitungan rasio aktivitas dari Bank Syariah Bukopin dan
Bank Victoria Syariah di atas, maka dapat membandingkan perhitungan Working Capital
Turnover (WCTO) dari Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah seperti pada tabel
4.29 dan gambar 4.17 berikut ini :
Tabel 11
Perbandingan Perhitungan Working Capital Turnover (WCTO)
Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
Tahun 2015-2019
Tahun Bank Syariah Bukopin Bank Victoria Syariah
2015 5,74 kali 6,72 kali
2016 5,64 kali 5,77 kali
2017 4,32 kali 4,68 kali
2018 4,04 kali 3,98 kali
2019 4,53 kali 3,42 kali
Sumber : Data diolah, 2021.

Berdasarkan perbandingan tabel diatas Working Capital Turnover (WCTO) Bank


Syariah Bukopin tahun 2015-2018 mengalami penurunan dari tahun ke tahun, pada tahun 2015
Bank Syariah Bukopin mengalami perputaran sebesar 5,74 kali yang artinya setiap Rp.1,00
modal kerja menghasilkan Rp.5,74 di penjualan. Tahun 2016 mengalami 5,64 kali perputaran,
tahun 2017 4,32 kali dan tahun 2018 mengalami 4,04 kali perputaran. Yang disebabkan oleh
meningkatnya modal kerja pada tahun tersebut. Akan tetapi pada tahun 2019 Bank Syariah
Bukopin menurut Working Capital Turnover (WCTO) mengalami kenaikan menjadi 4,53 kali
yang disebabkan oleh meningkatnya penjualan sebesar Rp.4.755.590.
Sedangkan Bank Victoria Syariah pada tahun 2015 sampai tahun 2019 mengalami
penurunan setiap tahunnya. Tahun 2015 mengalami perputaran modal sebesar 6,72 kali,
menurun hingga tahun 2019 di angka 3,42 kali perputaran. Hal ini disebabkan oleh penjualan
yang berfluktuasi dibandingkan modal yang terus meningkat.
Jika kriteria sehatnya Working Capital Turnover (WCTO) adala 6 kali, untuk Bank
Syariah bukopin tahun 2015 dan 2016 sudah mendekati 6 kali perputaran, begitu juga Bank
Victoria Syariah tahun 2015 sudah bisa dikatakan baik karna mengalami 6,72 kali perputaran

68
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

dan 2016 mendekati 6 kali perputaran yaitu 5,77 kali. Akan tetapi tahun-tahun berikutnya Bank
Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah masih dibawah rata-rata perputaran modal.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dengan menggunakan rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada Bank Syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah periode 2015-2019 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan dari perhitungan rasio likuiditas pada Bank Syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah dapat dilihat bahwa kinerja keuangan menurut perhitungan Financing
to Deposit Ratio (FDR), Bank Victoria Syariah lebih baik dibandingkan Bank Syariah
Bukopin dengan rata-rata nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 88,56% dan
nilai rata-rata pada Bank Syariah Bukopin sebesar 89,61%. Menurut perhitungan Cash
Ratio (CR) Bank Syariah Bukopin lebih baik dibandingkan kinerja keuangan pada
Bank Victoria Syariah dengan rata-rata rasio 168,66%, lebih besar dari perhitungan
Bank Victoria Syariah dengan rasio 100,79%. Dan menurut perhitungan Loan to Assets
Ratio (LAR) Bank Victoria Syariah lebih baik dibandingkan Bank Syariah Bukopin
dengan selisih 3,24% lebih besar Bank Syariah Bukopin dibandingkan Bank Victoria
Syariah. Dari hasil-hasil perbandingan tersebut berdasarkan rasio likuiditas secara garis
besar bahwa Bank Victoria Syariah lebih baik kinerja keuangannya dibandingkan
dengan Bank Syariah Bukopin.
2. Rasio Solvabilitas
Perbandingan kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
berdasarkan rasio solvabilitas pada periode 2015-2019, menunjukkan bahwa Bank
Victoria Syariah lebih baik kinerja keuangannya dibandingkan Bank Syariah bukopin
berdasarkan hasil Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR). Dengan
rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 81,57% dan Debt to Assets Ratio (DAR)
sebesar 11,11%. Dimana lebih kecil dari rata-rata Bank Syariah Bukopin yaitu Debt to
Equity Ratio (DER) sebesar 133,91% dan Debt to Assets Ratio (DAR) sebesar 19,20%.
Yang mana dari segi rasio solvabilitas semakin kecil hasil rasio maka semakin
menguntungkan untuk pihak bank karena semakin kecil resiko dan kegagalan.
3. Rasio Profitabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan rasio profitabilitas pada Bank syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah dapat dilihat bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Bukopin lebih
baik dibandingkan kinerja keuangan Bank Victoria Syariah dengan rata-rata nilai Net
Profit Margin (NPM) -1,38% dan pada Bank Victoria Syariah sebesar -4,83%. Rata-
rata nilai Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah Bukopin yaitu 0,15% sedangkan
Bank Victoria Syariah sebesar -0,68%. Dan berdasarkan Return On Equity (ROE) rata-
rata nilai pada Bank Syariah Bukopin yaitu -1,53% sedangkan pada Bank Victoria
Syariah sebesar -4,15%.
4. Rasio Aktivitas
Perbandingan rasio aktivitas pada Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah
periode 2015-2019 menunjukkan bahwa kinerja keuangan Bank Victoria Syariah lebih
baik dibandingkan dengan Bank Syariah Bukopin. Dengan hasil perhitungan rata-rata
rasio Receivable Turnover (RTO) pada Bank Victoria Syariah yaitu 4,66 kali dan Bank
Syariah Bukopin sebesar 2,62 kali. Dan rata-rata perputaran Working Capital Turnover

69
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

(WCTO) Bank Victoria Syariah Bukopin sebesar 4,91 kali sedangkan Bank Syariah
Bukopin sebesar 4,85 kali.

Berdasarkan hasil perbandingan kinerja keuangan menurut rasio likuiditas, rasio


solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada Bank Syariah Bukopin dan Bank
Victoria Syariah pada periode 2015-2019, secara garis besar kinerja keuangan pada Bank
Victoria Syariah lebih baik dibandingkan dengan Bank Bukopin Syariah.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan beberapa kesimpulan di atas, saran-saran
yang dapat diajukan sebagai bahan masukan serta pertimbangan yang bermanfaat bagi pihak
manajemen bank untuk menentukan kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kinerja
keuangan Bank Syariah Bukopin dan Bank Victoria Syariah yaitu sebagai berikut :
1. Bank Syariah Bukopin jika dilihat berdasarkan kinerja keuangan berdasarkan rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas. Diharapkan pihak manajemen Bank
Syariah Bukopin harus lebih memperhatikan, mengoptimalkan, serta meningkatkan
kinerja keuangannya agar lebih baik dari sebelumnya.
2. Berdasarkan rasio profitabilitas Bank Syariah Bukopin sudah cukup baik meskipun
masih ada kekurangannya. Diharapkan pihak manajemen Bank Syariah Bukopin
mampu konsisten serta meningkatkan kualitas kerjanya melalui peningkatan rasio-rasio
yang digunakan untuk mengukur kinerja bank.
3. Bank Victoria Syariah berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas
sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa kekurangan. Diharapkan Bank
Victoria Syariah mampu konsisten dan serta meningkatkan kinerja keuangannya.
4. Berdasarkan rasio profitabilitas Bank Victoria Syariah masih kurang untuk dikatakan
baik, maka diharapkan untuk meningkatkan kinerja keuangannya agar kinerja keuangan
bank menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Chandrarin, Grahita. 2017. Metode Riset Akuntansi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:Salemba


Empat.
Darmawi, Herman. 2012. Manajemen Perbankan. Bumi Aksara: Jakarta
Harjito, Agus. dan Martono. 2011. Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan
Pertama. Y ogyakarta : EKONISIA.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Alikasinya
Bogor: Ghalia Indonesia.
Ikatan Akuntansi Indonesia. PSAK No. 1 Tentang Laporan Keuangan-edisi revisi 2015.
Penerbit Dewan Standar Akuntansi Keuangan: PT. Raja Grafindo
Ikhsan, Arfan, dkk. 2016. Analisa Laporan Keuangan. Medan: Madenatera.
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Kasmir, 2011. "Analisis Laporan Keuangan". Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh, Jakarta:
PT. Rajagrafindo Persada
Kasmir, 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar'iyyah Modern

70
Jurnal EKOBIS : Kajian Ekonomi Dan Bisnis ISSN Cetak : 2614-3631
Vol. 5, No. 2, Juni 2022 ISSN Online : 2720-9466

Yogyakarta: Andi.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Praytino, R. H. 2010. Peranan AnalisaLaporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan: Studi Kasus pada PT X Jumal Manajemen, 2(1), 7-8.
Puspitasari, A. 2010. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Terhadap Likuiditas
pada PT Bank BRI Syariah dan PT Bank BCA Syariah di Indonesia.
Rizkiyani, W. 2019. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Syariah Menggunakan Metode Capital,
Asset Quality, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity To Market Risk (Camels)
dan Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital (RGEC(Studi
Empiris Pada Bank Muamalat Indonesia Periode 20132017) (Doctoral
Dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta,
https://www.syariahbukopin.eo.id/
https ://bankvictoriasyariah. co. id

71

You might also like