212-Article Text-1342-2-10-20201129
212-Article Text-1342-2-10-20201129
212-Article Text-1342-2-10-20201129
Abstract. Tourist attraction is something that can encourage tourists to visit a tourist
destination. The tourism village of Conto is one of the tourist villages in Wonogiri
Regency. The purpose of this research is to identify tourism potential in the village of
Conto and formulate strategic steps in the context of developing the tourism village of
Conto. Data collection was carried out through in-depth interviews, document study and
observation. The data analysis used a qualitative descriptive analysis of the tourism
potential in the village of Conto, the support of the village government in developing
tourism in the village of Conto and strategic steps in developing the tourism village of
Conto. The results showed that the tourism potential that could be developed in the village
of Conto consisted of natural tourism potential, agro-tourism and cultural potential.
Development plans for the tourism village of the sample include: attraction development
through the creation of tour packages that are packaged in an attractive and structured
manner; accessibility development through the provision of adequate infrastructure
facilities; amenitas development through increasing the carrying capacity of tourism
supporting facilities, and developing tourism activities both from the community and from
the management of the Conto Tourism Village to realize sustainable tourism development.
Abstraksi. Daya tarik wisata menjadi sesuatu yang dapat mendorong wisatawan untuk
berkunjung pada suatu tujuan wisata. Desa wisata Conto merupakan salah satu desa
wisata di Kabupaten Wonogiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi
wisata di Desa Conto dan menyusun langkah strategis dalam rangka pengembangan desa
wisata Conto. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, studi dokumen
dan observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif mengenai potensi
wisata di Desa Conto, dukungan pemerintah desa dalam pengembangan wisata di Desa
Conto dan langkah strategis dalam rangka pengembangan desa wisata Conto. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa potensi wisata yang dapat dikembangkan di desa Conto
terdiri dari potensi wisata alam, agrowisata dan potensi budaya. Rencana pengembangan
Desa wisata Conto, antara lain: Pengembangan atraksi melalui pembuatan paket wisata
yang dikemas secara menarik dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas melalui
penyediaan fasilitas infrastruktur yang memadai; pengembangan amenitas melalui
peningkatan daya dukung fasilitas penunjang wisata, dan pengembangan aktivitas wisata
baik dari masyarakat maupun dari pengelola Desa Wisata Conto untuk mewujudkan
pengembangan wisata yang berkelanjutan.
Murdyastuti (2018), definisi operasional data (data reduction), penyajian data (data
dari komponen 4A yakni sebagai berikut: display), dan penarikan kesimpulan atau
(1) Attractions, merupakan segala sesuatu verifikasi (conclutions).
yang dapat menarik wisatawan untuk
berkunjung ke suatu destinasi wisata, HASIL DAN PEMBAHASAN
yakni dapat berupa alam yang menarik, Deskripsi Potensi Wisata Desa Conto
budaya daerah, dll. Pembangunan Desa Wisata Conto
(2) Accessibility, merupakan fasilitas bertujuan untuk mengoptimalkan potensi
sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisata di Desa Conto baik wisata alam,
wisatawan untuk menuju destinasi agrowisata maupun kearifan budaya.
wisata, diantaranya jalan raya, Optimalisasi yang dimaksud adalah
transportasi lokal, dll dibangunnya obyek-obyek wisata yang
(3) Amenities, merupakan berbagai
tersebar di Desa Conto dan selanjutnya
fasilitas pendukung yang dibutuhkan
akan diintegrasi menjadi satu destinasi
wisatawan di tempat wisata,
diantaranya akomodasi/penginapan, wisata yakni “Desa Wisata Conto”.
rumah makan, toko cinderamata/oleh- Hadirnya Desa Wisata Conto diharapkan
oleh, dll. dapat membuka lapangan pekerjaan yang
(4) Activity, merupakan aktivitas/kegiatan luas sehingga masyarakat Desa Conto dan
yang dilakukan di tempat wisata yang sekitarnya dapat bekerja tanpa harus
dapat memberikan pengalaman bagi merantau. Kepengelolaan Desa Wisata
wisatawan, biasanya jenis aktivitas Conto dirancang sedemikian rupa dengan
yang dilakukan berhubungan dengan prinsip “Dari Conto, Oleh Conto, dan
karakteristik desa dan kehidupan Untuk Conto” sehingga keuntungan
masyarakatnya. ekonomi dapat dinikmati terutama oleh
seluruh masyarakat Desa Conto. Dengan
Dalam rangka menyusun pengembangan demikian, maka masyarakat Desa Conto
wisata maka dilakukan analisis terhadap dapat menjadi masyarakat yang mampu
komponen wisata menggunakan analisis mencukupi kebutuhannya secara mandiri.
4A. Tujuannya untuk mengkaji produk Pada akhirnya, Desa Wisata Conto akan
wisata yang telah ada guna menyusun meningkatkan kesejahteraan masyarakat
perencanaan pengembangannya (Sugiarti, baik kesejahteraan sosial maupun
2016). Analisis 4A dalam penelitian ini kesejahteraan ekonomi.
dilakukan untuk mengetahui kondisi daya Secara administrasi Desa Conto terdiri
dukung pariwisata di Desa Conto untuk dari 5 desa, yakni Dusun Delisemar, Dusun
menghasilkan arahan/langkah strategis Kempul, Dusun Ngelo, Dusun Nglarangan
dalam rangka pengembangan potensi wisata dan Dusun Sumber. Potensi wisata di Desa
di Desa Conto, yang meliputi: Conto dikelompokkan menjadi wisata alam,
pengembangan daya tarik wisata agrowisata dan wisata budaya. Potensi
(attractions), sistem aksesibilitas wisata masing-masing dusun di Desa Conto
(accessibility), fasilitas penunjang terlihat pada gambar berikut (Gambar 1.)
pariwisata (amenities), dan aktivitas
(activity). Analisis data dilakukan selama
penelitian dengan menggunakan metode
Miles dan Huberman (2014) yakni reduksi
Conto karena menyajikan pemandangan air Desa Geneng. Pepohonan di bukit ini
terjun yang indah dan masih alami di kebanyakan didominasi oleh pohon ringin
sekitar perbukitan. dan pinus yang rimbun serta banyak pula
jenis pohon lainnya. Bukit ini berpotensi
Goa Resi
menjadi wisata karena keindahan alam dan
Goa Resi berada di Dusun Nglarangan,
kesejukan udaranya serta menjadi tempat
Desa Conto. Akses jalan menuju ke Goa
berlangsungnya kisah heroik Mbah
Resi sudah cukup baik dapat diakses
Sadiman, seorang petani yang meraih
menggunakan kendaraan bermotor baik
penghargaan Kalpataru 2016 berkat
roda dua dan roda empat, dengan waktu
upayanya menghijaukan bukit ini.
tempuh sekitar 10 menit dari gerbang Desa
Conto. Kondisi disekitar Goa Resi sudah Soko Langit
cukup bersih dan baik, terdapat dua gazebo Soko Langit terletak di Dusun
di sekitar goa yang terletak di atas dan di Nglarangan, Desa Conto. Untuk menuju ke
bawah Goa Resi. Keadaan di dalam Goa Soko Langit membutuhkan waktu 5 menit
Resi masih alami dengan adanya stalaktit, dari balai desa dengan akses jalan yang
stalakmit, serta beberapa hewan seperti sudah sangat bagus yaitu berupa aspal.
kelelawar dan landak. Goa Resi sangat Soko Langit menyajikan pemandangan
cocok dijadikan obyek wisata karena sawah, perbukitan dan infinity pool yang
memberikan keindahan dunia bawah tanah indah Desa Conto. Obyek wisata Soko
yang jarang didapatkan oleh para Langit memang selama ini yang paling
wisatawan. banyak dikunjungi karena promosi wisata
yang sudah lebih dulu dibandingkan
Bukit Gendol
obyek/spot wisata lainnya yang ada di Desa
Bukit ini terletak di Dusun Ngelo bagian
Conto tersebut.
timur laut di sebelah barat sungai yang
menjadi batas antara Desa Conto dengan
Gambar 2.Potensi wisata alam di Desa Conto, berturut-turut dari kanan: Ringin Apak
Crenggeng, Air terjun kresek, Hutan Pinus Sumber, Soko Langit, Air Terjun Grenjengan,
Goa Resi, Bukit Gendol.
Gambar 3. Potensi agrowisata Desa Conto, dari kanan: Kebun sayur semilir,
Kebun Sayur Banteng
yang telah punah seperti permainan Jawa Tengah yang pernah membeli produk
tradisional Jawa. Terdapat pula kerajinan dengan judul karya Garuda Wisnu
akar wangi di Desa Conto. Kerajinan ini Kencana. Ngreksa Bumi merupakan event
dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik tahunan Desa Conto, digelar tiap satu tahun
dan nilai seni yang tinggi. Produk dari sekali tepatnya di bulan Muharam atau pada
kerajinan ini sudah terkenal sampai ke saat tahun baru Islam dengan berbagai
mancanegara dan sering diikutkan dalam pertunjukan tradisional. Acara ini diadakan
berbagai pameran. Bahkan Presiden Joko sebagai wujud syukur masyarakat Desa
Widodo saat masih menjabat sebagai Wali Conto kepada Allah SWT atas segala
Kota Solo sering memesan produk nikmat yang diberikan.
kerajinan ini, begitu pula Dinas Pendidikan
ini dapat membawa dampak positif bagi pusat Kabupaten Wonogiri mudah
kehidupan masyarakat setempat. dijangkau baik melalui kendaraan pribadi
Masyarakat yang mayoritas ataupun kendaraan umum, namun untuk
bermatapencaharian sebagai petani tidak menuju ke tempat wisata dari jalan raya
perlu berganti profesi karena pertanian belum ada angkutan umum yang menuju ke
diintegrasikan sebagai salah satu bagian desa wisata. Ada beberapa spot wisata
dari wisata. Dampak lain dari Conto yang tidak bisa dilalui kendaraan
pengembangan wisata tersebut yakni sehingga pengunjung harus berjalan kaki
penurunan tingkat migrasi karena kegiatan untuk dapat sampai ke tempat tersebut.
wisata mendorong berbagai lapangan kerja Selain itu sarana transportasi umum menuju
bagi masyarakat setempat seperti pemandu desa wisata Conto belum tersedia sehingga
wisata, usaha homestay, warung makan, para pengunjung harus menyediakan sarana
toko oleh-oleh, dan petugas parkir. Semakin transportasi pribadi untuk menuju desa
tinggi keterlibatan masyarakat lokal dalam wisata Conto. Pemerintah Desa Conto telah
pengembangan desa wisata maka peluang mengalokasikan anggaran dana desa dalam
masyarakat untuk mengambil manfaat meningkatkan aksesibilitas utamanya jalan
ekonomi dari hasil kegiatan wisata desa menuju tempat wisata secara bertahap.
cenderung semakin tinggi. Papan penunjuk arah menuju desa Wisata
Conto sudah tersedia, namun jumlahnya
2. Rencana Pengembangan Aksesibilitas
masih sangat sedikit, dan belum ada peta
Keterjangkauan suatu tempat wisata
wisata di depan jalan masuk. Pemasangan
akan mempengaruhi jumlah kunjungan
papan petunjuk arah jalan menuju obyek
wisatawan. Soamole (2014) menyatakan
wisata harus jelas, karena sangat diperlukan
bahwa aksesibilitas berupa kondisi jalan
bagi wisatawan yang akan berkunjung ke
menuju lokasi daya tarik wisata merupakan
obyek wisata. Penempatan papan penunjuk
elemen penting yang dapat memberikan
arah sebaiknya diletakkan pada tempat-
kemudahan dan kenyamanan bagi
tempat strategis untuk memudahkan
wisatawan untuk mencapai tujuan wisata.
Ketersediaan aksesibilitas yang baik perlu wisatawan. Pemasangan papan petunjuk
arah tempat wisata sangat penting bagi
disediakan dalam pengembangan desa
wisatawan terutama yang datang secara
wisata Conto. Hal ini perlu dilakukan dalam
mandiri tanpa didampingi oleh pemandu
rangka untuk memudahkan para wisatawan
wisata. Peta wisata juga perlu ada sehingga
mencapai tujuan/tempat wisata. Komponen
yang perlu disediakan antara lain: kondisi wisatawan akan mendapatkan gambaran
obyek wisata apa saja yang akan dapat
jalan yang baik, ketersediaan saran
mereka nikmati ditempat tersebut. Peta
transportasi umum menuju desa,
wisata tersebut sebaiknya ditempatkan pada
ketersediaan papan penunjuk arah yang
jalan masuk menuju desa wisata.
jelas, adanya peta wisata yang terpampang
jelas di depan jalan masuk tempat wisata. 3. Rencana Pengembangan Amenitas
Pada umumnya kondisi jalan menuju Amenitas merupakan salah satu
desa wisata Conto sudah cukup baik, komponen destinasi wisata yang berperan
namun untuk akses jalan menuju beberapa penting dalam memberikan kenyamanan
tempat wisata masih kurang baik dan dan keselamatan kepada wisatawan
sempit. Akses menuju Desa Conto dari sehingga dapat tercipta kepuasan kunjungan
wisata. Daya dukung amenitas pariwisata desa wisata dapat dibuat dengan konsep
yang perlu dipenuhi pada tempat wisata, unik dan menarik, misalnya homestay
diantaranya ketersediaan homestay yang dibuat apa adanya dengan suasana pedesaan
memadai, rumah makan, kios cinderamata, namun tetap terjaga keindahan dan
pusat informasi tempat wisata, toilet, kebersihannya, tempat makan yang
mushola/tempat ibadah, tempat parkir, dan menyediakan makanan khas daerah
amenitas pendukung lainnya (Sugiarti, setempat, dsb.
Aliyah dan Yudana, 2016). Ketersediaan 4. Rencana Pengembangan Aktivitas
sarana pendukung amenitas di desa wisata Menurut Sugiarti (2016) Pengembangan
Conto masih kurang memadai. Pengelola aktivitas/kegiatan wisata memiliki peran
wisata sudah menyediakan homestay penting dalam memperpanjang lama tinggal
dengan kondisi yang baik namun jumlahnya wisatawan di suatu desa wisata. Aktivitas
masih sangat sedikit, jika ada lonjakan
wisata tersebut dilakukan berdasarkan
wisatawan dari luar daerah di musim
karakteristik desa wisata sehingga
liburan, pengunjung akan merasa kesulitan pengembangannya selaras dengan desa
untuk mencari penginapan. Ini harus segera wisata. Dampak pengembangan aktivitas
ditangkap oleh pengelola wisata dan wisatawan tersebut akan memperpanjang
masyarakat setempat untuk dapat lama tinggal wisatawan di desa wisata yang
menyediakan homestay bagi pengunjung kemudian secara ekonomi juga
dengan jumlah yang cukup dan fasilitas meningkatkan pendapatan penduduk
yang bersih dan terawat dengan baik. Selain setempat. Hal ini tentunya menjadi peluang
itu juga diperlukan pelayanan yang baik bagi penduduk untuk mendirikan usaha di
bagi wisatawan yang menginap, dalam sekitar tempat wisata. Kepuasan
pengembangannya terkait homestay pengunjung dapat dilihat dari something to
tersebut dapat diberlakukan dengan see, something to do dan something to buy
mengusung konsep satu pintu, sehingga (Yoeti dalam Budiani, 2018), berdasarkan
seluruh penginapan di Desa Wisata Conto hal tersebut maka pada aspek something to
dapat terorganisir dengan baik. see, sudah dapat dipenuhi dengan adanya
Fasilitas pendukung amenitas seperti potensi alam dan budaya yang menjadi
rumah makan, pusat informasi tempat obyek wisata. Sementara pada aspek
wisata, toilet, mushola/tempat ibadah, something to do dan something to buy
tempat parkir sudah cukup memadai dan berasal dari sumberdaya yang dibuat oleh
tersedia di sekitar tempat wisata. Tempat pengelola wisata dan masyarakat
oleh-oleh/cinderamata sudah tersedia
pendukungnya. Pengembangan something
namun kurang lengkap. Akan lebih baik to do dilakukan dengan membuat paket-
jika fasilitas belanja di desa Wisata Conto paket wisata yang dikemas secara
menyediakan hasil kerajinan masyarakat terstruktur dan juga meningkatkan aktivitas
atau UKM setempat atau bahkan dan peran dari masyarakat setempat untuk
bekerjasama dengan UKM yang berada di menunjang pengelolaan desa wisata.
luar Desa Conto. Harapannya dapat Pengembangan something to buy dilakukan
meningkatkan perekonomian masyarakat dengan menyediakan hasil kerajinan
setempat khususnya dan Kabupaten masyarakat atau UKM dibawah BUMDes
Wonogiri pada umumnya. Pengembangan setempat atau bahkan bekerjasama dengan
sarana amenitas dalam rangka menunjang
UKM yang berada di luar desa Conto. Masyarakat di sekitar desa wisata Conto
Pengembangan aspek something to do dan ini juga memiliki peran penting dalam
something to buy pada desa wisata Conto pengembangan destinasi wisata. Aktivitas
ini memerlukan kerjasama yang baik antara yang menunjukkan keramahan kepada para
pengelola wisata, masyarakat dan pengunjung dapat menjadi nilai tambah
pemerintah, sehingga selaras dengan prinsip bagi suatu destinasi wisata. Umumnya
“Dari Conto, Oleh Conto, dan Untuk pengunjung jika merasa puas terhadap
Conto”. pelayanan wisata akan kembali melakukan
Kelembagaan wisata berperan penting kunjungan ke destinasi wisata tersebut. Hal
dalam menunjang keberhasilan pariwisata, ini tentunya juga didukung oleh daya tarik
yakni berperan sebagai wadah sekaligus wisatanya. Aktivitas masyarakat di daerah
penggerak dalam memfasilitasi dan setempat ternyata dapat mendatangkan
mengembangkan partisipasi masyarakat keuntungan dari sisi ekonomi karena
dalam bidang pariwisata (Triambodo dan dengan adanya desa wisata Conto ini dapat
Damanik, 2015). Pengelolaan desa wisata menjadi ladang rejeki bagi masyarakat
dilakukan oleh kelembagaan desa wisata. setempat. Ada yang menyediakan
Pada desa wisata Conto pengelolaan wisata homestay, rumah makan, souvenir,
dilakukan oleh Pokdarwis. Pokdarwis Desa pemandu wisata, dan jasa lainnya. Hal ini
Conto selaku pengelola wisata memiliki akan menjadi daya ungkit perekonomian
kapasitas yang baik dalam rangka warga sehingga harapannya masyarakat
mengembangkan aktivitas wisata sekitar akan sejahtera. Tentunya perlu
diantaranya semakin berkembangnya adanya dukungan dari pemerintah daerah
aktraksi wisata. Keberagaman atraksi setempat untuk mendukung eksistensi
merupakan daya tarik wisata agar tidak pengembangan desa wisata Conto melalui
terkesan monoton. Pokdarwis Desa Conto kebijakan-kebijakan yang mendukung.
telah berhasil menggabungkan atraksi
wisata budaya dengan potensi wisata alam SIMPULAN
yang ada sehingga menjadi daya tarik Kesimpulan yang dapat diambil dari
tersendiri bagi wisatawan. Selain itu penelitian tersebut, yaitu: Potensi wisata di
Pokdarwis Desa Conto telah mampu Desa Conto, Kecamatan Bulukerto,
melakukan promosi wisata melalui media Kabupaten Wonogiri terdiri dari potensi
sosial. Dampak dari pemasaran via medsos wisata alam, agrowisata dan potensi
tersebut menjadikan Desa Wisata Conto budaya. Rencana pengembangan Desa
mulai dikenal dan dikunjungi oleh Wisata Conto, Kecamatan Bulukerto,
wisatawan di beberapa daerah. Pengelolaan Kabupaten Wonogiri antara lain:
wisata di desa wisata diperlukan sumber Pengembangan atraksi melalui pembuatan
daya manusia pengelola yang baik, yakni paket wisata yang dikemas secara menarik
diantaranya kemampuan menjadi pemandu dan terstruktur; pengembangan aksesibilitas
wisata. Hal ini berhubungan dengan melalui penyediaan fasilitas infrastruktur
pelayanan informasi yang diperlukan oleh yang memadai; pengembangan amenitas
wisatawan. Wisatawan yang datang ke desa melalui peningkatan daya dukung fasilitas
wisata tidak hanya dari wisatawan domestik penunjang wisata, dan pengembangan
saja, namun juga dimungkinkan wisatawan aktivitas wisata baik dari masyarakat
mancanegara. maupun dari pengelola Desa Wisata Conto
untuk mewujudkan pengembangan wisata harapan dan rencana awal. Selain itu untuk
yang berkelanjutan. mendukung potensi pengembangan wisata
Saran yang dapat diberikan dari budaya diperlukan pengembangan event-
penelitian ini yakni: Perlu adanya upaya event budaya, misalnya Festival Permainan
sinergitas seluruh pemangku kepentingan Tradisional, Fesvifal Santri, Festival
terkait, baik dari pemerintah, swasta, dan Budaya Ngerekso Bumi, Festival Camping
masyarakat sehingga pengembangan desa dan Pelestarian Alam dan Festival Jajanan
wisata Conto dapat terealisasi sesuai Tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Brahmanto, E. 2015. Magnet Paket Wisata Dalam Menari Kunjungan Wisatawan Asing
Berkunjung Ke Jogjakarta. Jurnal Media Wisata Vol.12 No.2 Nov 2015. Hal 338-
342.
Budiani, S.R, dkk. 2018. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa Sembungan, Wonosobo, Jawa
Tengah. Majalah Geografi Indonesia Vol. 32 No.2. Hal 170-176.
Istiqomah Tya Dewi Pamungkas dan Mohammad Muktiali, 2015. Pengaruh
Keberadaan Desa Wisata Karangbanjar terhadap Perubahan Penggunaan
Lahan, Ekonomi dan Sosial Masyarakat. Jurnal Teknik PWK Vol 4 No. 2.pp.
361-372.
Miles, M.B, Huberman, A.M, & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods
Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi
Rohidi, UI-Press.
Murdiyanti, A. 2018. Strategi Pengembangan Pariwisata Osing di Desa Kemiren
Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Prosiding Pengembangan Pariwisata
Yang Berkelanjutan: Inovasi, Teknologi, dan Kearifan Lokal. Universitas Jember.
13 Desember 2018. Hlm 35-46.
Nur Indriyani, I Nyoman Mariantha, Syafri, faridah. 2018. Implikasi Pengembangan Desa
Wisata Terhadapa Peningkatan Ekonomi Masyarakat Lokal. Seminar Nasional
Manajemen Akuntansi dan Perbankan 2018. Hal 1090-1104.
Soamole, F. 2014. Kekayaan Perairan Teluk Hol dan Pantai Sulamadaha Yang Berpotensi
sebagai Daya Tarik Wisata di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tesis.
Program Studi Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Soleh, Ahmad, 2017. Strategi Pengembangan Potensi Wisata. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1
Edisi Februari 2017 Hal 32-52.
Sugiarti, R., I. Aliyah., G. Yudana. 2016. Pengembangan Potensi Desa Wisata di
Kabupaten Ngawi. Jurnal Cakra Wisata Volume 17 Jilid 2 Tahun 2016. Hal 14-
26.
Triambodo, S., & Damanik, J. (2015). Analisis Strategi Penguatan Kelembagaan Desa
Wisata Berbasis Ekonomi Kreatif (Studi di Desa Wisata Kerajinan Tenun Dusun
Gamplong, Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY).
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.