Pengaruh Volume Agregat Halus Terhadap Sifat Segar Dan Kuat Tekan Pada High Volume Fly Ash Concrete (Hvfac)

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH VOLUME AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT SEGAR

DAN KUAT TEKAN PADA HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE (HVFAC)
Valentino Rio Andriawan1), Stefanus A Kristiawan2), Sunarmasto3)
^Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Negeri Sebelas Maret
Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret
Jl. Ir Sutami 36 A, Kentingan Surakarta 57126. Telp (0271) 647069, Fax 662118
Email : iioo.inhere@gmail.com

Abstract
The purpose of this research is to analyze effect volume fine aggregate forfresh properties characteristic and compressive strength of concrete with high volume
fly ash. The method used in this study is an experimental method, which makes the composition of the concrete mix with fine aggregate volume variations ideal to
produce a mixture of High Volume Fly Ash Concrete (HVFAC). Testingfresh concrete made with 5 (five) methods, namely: Slump flow test, J-ring flow test, L-box
test, Box-type test and V-funnel test. Tests carried out on the hard concrete cylinder compressive strength of concrete with compressive strength using test
equipment at the age of 7 days, 28 days, 56 days and 90 days. The results of this study show that the variation of fine aggregate to some extent influence the
properties of fresh concrete mix. In this study the addition of fine aggregate, there are some concrete mixtures that meet the requirements of fresh properties. The
addition of fine aggregate at certain levels can raise or lower the compressive strength. In this test the value of the highest compressive strength is the variation of
the fine aggregate 30/o, for age testing 7 days, 28 days, 56 days and 90 days.

Keyword: fly ash, high-volume fly ash concrete, fresh concrete, compressive strength

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume agregat halus terhadap karakteristik sifat segar dan kuat tekan pada beton yang memiliki kandungan
fly ash dalam volume tinggi.Metodeyang dipakaidalampenelitianiniadalahmetodeeksperimen,yaitu membuatkomposisicampuranbetondengan variasi volume
agregat halus yang ideal untuk menghasilkan campuranHigh Volume Fly Ash Concrete (HVFAC). Pengujianbetonsegar dilakukandengan5(lima)metode,yaitu
:slump flowtestj-ringflow test,l-box test,box type test danvfunneltest. Pengujianbetonkerasdilakukan terhadap kuat tekan silinder beton dengan menggunakan alat
uji kuat tekan padaumur 7 hari,
28 hari, 56 hari serta90 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi agregat halus dengan kadar tertentu mempengaruhi sifat segar dari campuran beton.
Pada penelitian ini dengan penambahan agregat halus, terdapat beberapa campuran beton yang memenuhi syarat sifat segar. Penambahan agregat halus pada kadar
tertentu dapat menaikkan ataupun menurunkan kuat tekannya. Pada pengujian ini nilai kuat tekan yang paling tinggi yaitu pada variasi agregat halus 30%, untuk
umur pengujian 7 hari, 28 hari, 56 hari serta 90 hari.

Kata Kunci : fly ash, high-volume fly ash concrete, sifat segar, kuat tekan

PENDAHULUAN
Pemakaianabuterbangfyash) padabeton telahbanyakdilakukanbaikuntuk beton berkekuatan tekan tinggi (high strength
concrete) maupun untuk beton ringan(7/ght weihgt
concreteJ.Penggunaanh/gh
volumeflyashpadabetondenganukuranbutiranflyash (45pm)yang lebihkecil daripada
butiransemen(75umjakanmemperkecilruangantarpartikelyangada padabeton.Fly ash sebagai lubrikan dapat
meningkatkan workability dari beton akibat dari bentuknya yang cenderung bulat dan halus(Haque et al, 1984), hal ini
akan memungkinkan untuk mengurangi penggunaan kadar air. Penambahan fly ash juga dapat meningkatkan sifat
deformasi dari beton dan dapat meningkatkan viskositas pula. Viskositas perlu dijaga agar beton tidak mengalami
segregasi (Ouchi et al, 1998). Segregasi dapat terjadi apabila campuran beton tidak homogen (Tangstermsirikul dan
Khayat, 2000). Sifat beton untuk dapat berdeformasi dan viskositas yang moderat sangat diperlukan untuk membuat
beton segar dapat mengalir dengan baik, sehingga dapat meningkatkan sifat segar dari beton tersebut.

Agregat merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang paling besar dalam struktur beton yang
telah mengeras. Untuk agregat halus ukuran butirannya dibawah 4,75mm. Berdasarkan penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa ukuran partikel yang halus akan menghasilkan kuat tekan yang relatif lebih tinggi. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan kepadatan dari campuran mortar, sementara luasan agregat pada mortar berkurang. Studi
ini membuktikan bahwa kuat tekan optimal pada silinder beton diperoleh bukan sebagai fungsi modulus kehalusan
agregat, tetapi sebagai hubungan langsung terhadap distribusi ukuran agregatnya.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/305


Sifat deformasi pada beton segar dapat diperoleh dengan mengoptimalkan penggunaan bahan yang berbutir halus dan
dengan menurunkan penggunaan komponen agregat kasar.Semakin tinggi jumlah butir halus yang digunakan akan
menyebabkan viskositas semakin tinggi pula, sehingga akan semakin besar energi yang dibutuhkan campuran beton
tersebut untuk dapat mengalir. Semakin rendah jumlah butir halus yang digunakan akan menyebabkan viskositas
semakin rendah pula, sehingga dimungkinkan terjadi segregasi serta aggregate blocking. Persson (2000) mengatakan,
bahwa untuk meningkatkan homogenitas dan viskositas beton segar perlu ditambahkan filler yang berbutir halus, berupa
fly ash, silica fume, maupun limestone. Dalam penelitian ini butir halus yang dimaksud adalah fly ash.

METODE PENELITIAN
Bahan dan Proporsi Campuran
Pada penelitian ini perancangan campuran beton HVFACantara lain :
1. Agregat kasar 30% dari volume beton, dengan diameter maksimum 10 mm dan specific gravity2fl03 gr/cm3.
2. Agregat halus 40% dari volume beton, denganspesificgravity 2,781 gr/cm3.
3. Fly ash dengan volume substitusi terhadap semen sebesar 60%dari berat binder.
4. Rasio air-binder sebesar 0,3.
Hasil akhir proporsi campuran secara lengkap ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel l.Proporsi Campuran HVFAC Setiap 1 m3


Variasi Agregat
Kode Halus Semen Fly Ash Pasir Kerikil Air S uperplas tic izer

FA30 30% 317,52 476,28 495,98 703,2 172 11,907

FA32,5 32,5% 306,18 459,27 536,13 703,2 172 11,482

FA37,5 37,5% 283,5 425,25 618,79 703,2 172 10,631

FA40 40% 272,16 408,24 661,3 703,2 172 10,206

PengujianParameter HVFAC
Pengujian parameter memadat mandiri menggunakan 5 jenis metode sebagaimana dikatakanoleh Kumar (2006) dan
Takada dan Tangstermsirikul (2000), antara lain : flow table test, j-ringflow table test, l-box test, box type test, dan v-
funnel test.

PengujianKuat Tekan HVFAC


Pengujian beton keras dilakukakan saat beton berumur 7 hari, 28 hari, 56 hari, dan 90 hari.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sifat Segar Beton HVFAC
Hasilpengujianbeton segardarimasing-masingcampuranHVFAC dapat dilihat padaTabel 2.

Tabel2.HasilPengujian Beton SegarHVFAC


Hasil Uji Pada
Jenis Parameter FA ton Segar
Pengujian 30 Be FA FA 37.5 FA 40
74 32.5
diameter (mm) 740 640 635
5
Flow Table t500 (detik) 11 13,86 12,63 6,88
,2
kecepatan (mm/detik) 22,2 18,038 19,794 36,337
31
diameter (mm) 52 530 475 455
J-Ring 5 41,7 -
25,65 -
FlowTable t500 (detik) 1
kecepatan (mm/detik) 5,99 9,747 - -
4 11
t200 (detik) 13,86 12,63 6,88
,2 34,4
L-Box t400 (detik) 40,01 35,87 23,89
1
h2/h1 0,83 0,714 0,824 0,895
3
h2 (mm) 34 240 340 280
Box Type 0
h2/h1 1 0,545 1 0,700
V-funnel t (detik) 12 88 43,5 17,27
3
Pada pengujian slump flow, terdapat beberapa campuran beton yang memiliki sifat flowability yang baik karena sebaran
diameter yang dihasilkan baik dan memenuhi syarat flowabilitywtuk beton SCC, yaitu pada campuran beton dengan
variasi agregat halus 30%, dan 32,5%, sedangkan dua variasi agregat halus yang lain tidak memnuhi persyaratan
flowability untuk beton SCC.Pada variasi agregat halus 40% waktu alir untuk mencapai sebaran e-Jurnal MATRIKS
TEKNIK SIPIL/ September 2014/306
500mm(t500) selama 2-7 detik memenuhi syarat fillingability untuk beton SCC.Pada pengujian j-ring flow table,
terdapat beberapa campuran beton yang memiliki sifat passingability yang baik karena sebaran diameter yang
dihasilkan baik dan memenuhi syarat untuk beton SCC, yaitu pada campuran beton dengan variasi agregat halus 30%,
dan 32,5%.Pada keempat variasi menunjukkan bahwa waktu alir dan kecepatan aliran tidak memenuhi syarat
fillingability untuk beton SCC.Pada pengujian /-boxkeempat variasi agregat halus tidak memiliki sifat fillingability
yang baik untuk beton SCC, karena tidak memenuhi persyaratan waktu untuk mencapai panjangsebaransebesar
200(t2Oo) mm dan 400 mm (t 4oo)-Tetapi perbandingan nilai ketinggian (h2/h1) variasi agregat halus 30%, 37,5% dan
40% memiliki syarat passingability untuk beton SCC, karena nilai ketinggian (h2/h1) >0,8. Variasi agregat halus
32,5% tidak memenuhi syarat passingability untuk beton SCC, karena nilai ketinggian (h2/h1) <0,8.Pada
pengujian box type,kedua variasi agregat halus, yaitu 30%, dan 37,5% memiliki sifat passingability yang baik,
karena pada kedua variasi ini mampu melewati halangan dan mengisi prisma kedua lebih dari 300mm. Dapat
disimpulkan bahwa kedua variasi telah memenuhi syarat passingability untuk betonSCC.Sedangkan pada
pengujian v-funnelifieempat variasi tersebut tidak memenuhi persyaratan waktu alir 6-12 detik.

Pengaruh Variasi Agregat Halus Terhadap Sifat Segar HVFAC


Slump Flow Test
Hasilpengujians/ump flow testdapat dilihat pada Gambar 1.

Gambarl.Grafikhubunganvariasiagregat halusdengandiameter maksimalrata-rata (a), Waktu Mencapai Sebaran


500 mm (b), dan Kecepatan Aliran Rata-rata(c) Pada Pengujian Slump Flow

Gambar (a) diketahui bahwa campuran beton dengan variasi agregat halus 30% memiliki sifat flowability yang
paling optimum,yaitu memiliki diameter sebaran 745 mm. Hal ini dikarenakan agregat halus memiliki butiran
yang bulat dan keras, akibatnya akan membuat gesekan atau friksi antar butir kecil. Agregat halus juga
memiliki daya serap yang tinggi. Pada variasi agregat halus 30% memiliki kadar agregat halus yang lebih
sedikit, sehingga campuran beton memiliki kemampuan mengalir yang baik karena air masih belum banyak
terserap oleh agregat halus. Variasi agregat halus mencapai nilai minimum pada variasi agregat halus 40%,
penurunan diameter sebaran dikarenakan jumlah agregat halus lebih banyak, sehingga air semakin banyak
terserap oleh agregat halus. Hal ini menyebabkan homogenitas campuran beton semakin kecil dan campuran
beton cenderung tidak dapat mengalir dengan baik dan memperlambat pengaliran beton tersebut, sehingga nilai
diameter sebaran aliran menjadi kecil.

Gambar (b) menunjukkan pengaruh variasi agregat halus 40% dengan waktu alir paling optimum untuk
mencapai sebaran 500mm, yaitu 6,88 detik. Hal ini dikarenakan campuran beton segar memiliki viskositas yang
tinggi. Viskositas merupakan suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Hal
ini juga dapat dikarenakan semakin bertambah agregat halus semakin bertambah pula volume beton, sehingga
kecepatan aliran semakin cepat untuk mencapai waktu T500.

Gambar (c) menunjukkan pengaruh variasi agregat halus 40% dengan kecepatan aliran paling maksimum
sebesar36,337mm/det. Hal ini menunjukkan sifat fillingability (kemampuanbetonuntukmengalir danmengisi
keseluruh bagiancetakan menggunakanberat sendirinya) yang tinggi dari variasi agregat halus tersebut.

J-Ring Flow Test


Hasilpengujian/'-ring dapat dilihat pada Gambar 2

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/307


Gambar2.GrafikHubunganagregat halusdengandiameter maksimal rata-rata (a), Waktu Mencapai
Sebaran 500 mm (b), dan Kecepatan Aliran Rata-rata(c) Pada Pengujian J-Ring Flow Test

Gambar (a) menunjukkan pengaruh variasi agregat halus pada campuran beton terhadap nilai diameter sebaran
yang dicapai. Variasi agregat halus 32,5% menunjukkan sebaran yang maksimal,yaitu 530 mm. Hal ini
dikarenakan agregat halus memiliki butiran yang bulat dan keras, sehingga membuat gesekan atau friksi antar
butir kecil, akibatnya beton segar untuk melewati tulangan semakin tinggi dan campuran beton lebih mudah
mengalir dibandingkan variasi agregat halus 40% yang memiliki nilai sebaran yang minimum, dikarenakan
cenderung memiliki kadar agregat halus yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan viskositas pada campuran
beton lebih tinggi, sehingga beton segar lebih sulit untuk melewati tulangan. Dapat ditarik kesimpulan variasi
agregat halus 32,5% adalah campuran beton yang ideal untuk pengujian j-ringflow dan memiliki sifat
passingability (kemampuanbetonuntukmengalir melalui celah-celahantar besitulanganatau bagiancelahyang
sempitdaricetakan tanpaterjadi adanya segregasiatau blocking) untuk beton SCC.

Gambar (b) menunjukkan pengaruh variasi agregat halus optimum untuk mencapai diameter sebaran sebesar
500 mm (T500) pada kadar 32,5% sebesar 25,65 detik, kemudian terus menurun hingga pada kadar 37,5% dan
40% untuk pengujian j-ringflowtidOk mencapai persyaratan diameter sebaransebesar500 mm (T500). Hal ini
disebabkan beton segar lebih sulit untuk melewati tulangan, karena viskositas pada campuran beton tinggi.
Campuran beton tersebut akan membutuhkan energi yang besar untuk melewati halangan/tulangan. Semakin
tinggi jumlah butir halus yang ditambahkan dalam campuran beton, maka akan membuat campuran beton
menjadi lebih kental atau memiliki nilai viskositas yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah jumlah butir halus
yang dimasukkan dalam campuran beton, maka akan membuat nilai viskositas atau kekentalan cenderung
menurun.

Gambar (c) menunjukkan pengaruh variasi agregat halus 32,5% dengan kecepatan aliran paling maksimum
sebesar 9,747mm/det. Hal ini menunjukkan sifat fillingability (kemampuanbetonuntukmengalir danmengisi
keseluruh bagiancetakan menggunakanberat sendirinya) yang tinggi dari variasi agregat halus tersebut.

L-Box Test
Hasilpengujian/-box testdapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar3.GrafikHubunganVariasiAgregat HalusDengan Waktu Mencapai Sebaran 200 mm dan 400 mm (a),


dan Nilai h2/h1 Rata-rata (b) Pada Pengujian L-Box Test

Gambar (a) menunjukkan bahwa campuran beton ini mampu mengalir dari prisma tegak menuju prisma
mendatar dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada agregat halus 40% adalah yang memiliki syarat fillingability
yang lebih baik untuk mencapai jarak 200 mm dan 400 mm. Kecepatan alir ini dipengaruhi oleh viskositas
e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/308
beton. Semakin tinggi kadar agregat halus akan semakin tinggi energi yang dihasilkan untuk mendorong
campuran beton itu sendiri untuk dapat mengalir. Hal ini juga disebabkan berat sendiri beton yang berada di
prisma tegak juga sangat berpengaruh terhadap kecepatan alirnya, berat sendiri beton yang ada pada prisma
tegak akan menghasilkan energi untuk mendorong campuran beton.

Gambar (b) menunjukkan bahwa pada kadar agregat halus 40% memiliki nilai h2/h1 yang paling optimum, yaitu
0,895. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada kadar agregat halus 40% memiliki Jpajj?n<gab?7?
ly(kemampuanbetonuntukmengalir melalui celah-celahantar besitulanganatau bagiancelahyang sempitdaricetakan
tanpaterjadi adanya segregasiatau blocking) dan kemampuan perataan permukaan yang paling baik. Kemampuan
suatu campuran untuk mengisi ruangan dan perataan permukaan dipengaruhi oleh sifat deformasi dan
viskositas beton. Beton yang memiliki sifat deformasi tinggi akan dapat mengalir yang kemudian mencapai
stabilitas perataan permukaan dengan baik walaupun harus melewati halangan/tulangan. Pengurangan jumlah
agregat kasar secara otomatis akan menambah volume pasta dan mortar, yang dapat menyebabkan friksi antar
agregat menjadi berkurang sehingga beton mudah berdeformasi. Selain untuk menghasilkan mortar yang
deformable, penggunaan agregat halus dengan butir yang semakin kecil juga dapat meningkatkan viskositas dari
beton itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tangstermsirikul dan Khayat (2000), yang
menyarankan untuk mengurangi jumlah agregat kasar. Pengurangan jumlah agregat kasar secara otomatis
akan menambah volume pasta dan mortar, yang dapat menyebabkan friksi antar agregat menjadi berkurang
sehingga beton mudah berdeformasi.

Box-TypeTest
Hasilpengujianbox-type dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar4.GrafikHubunganVariasi Agregat HalusDenganNilai h2/h1 Rata-rata PadaPengujianBox Type

Gambar diatas menunjukkan kecenderungan beton dapat mengalir melewati halangan dan kemudian dapat
mengisi ruangan dengan baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada kadar agregat halus 30 dan 37,5%
memiliki kemampuanbetonuntukmengalir melalui celah-celahantar besitulanganatau bagiancelahyang
sempitdaricetakan adanya segregasiatau blocking (passingability) dan kemampuan perataan permukaan yang paling
baik dengan nilai perbandingan mencapai 1. Kemampuanbetonuntukmengalir melalui celah-celahantar
besitulanganatau bagiancelahyang sempitdaricetakan tanpaterjadi adanya segregasiatau blocking oleh sifat deformasi
dan viskositas beton. Beton yang memiliki sifat deformasi tinggi akan dapat mengalir yang kemudian mencapai
stabilitas perataan permukaan dengan baik walaupun harus melewati halangan/tulangan. Pengurangan jumlah
agregat kasar secara otomatis akan menambah volume pasta dan mortar, yang dapat menyebabkan friksi antar
agregat menjadi berkurang sehingga beton mudah berdeformasi. Selain untuk menghasilkan mortar yang
deformable, penggunaan agregat halus dengan butir yang semakin kecil juga dapat meningkatkan viskositas dari
beton itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Tangstermsirikul dan Khayat (2000), yang
menyarankan untuk mengurangi jumlah agregat kasar. Pengurangan jumlah agregat kasar secara otomatis
akan menambah volume pasta dan mortar, yang dapat menyebabkan friksi antar agregat menjadi berkurang
sehingga beton mudah berdeformasi.

V-FunnelTest
Hasilpengujianvfunne/ dapat dilihat pada Gambar 5.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/309


140

30% 32.50% 37.50% 40%


Variasi Agregat Halus i
Waktu Alir

Gambar5.GrafikHubunganVariasi Agregat HalusDenganWaktu Aliran Rata-rat Pada V-Funnel

Gambar diatas untuk mengetahui pengaruh variasi agregat halus terhadap sifat fillingability dan viskositas pada
campuran beton. Kemampuan beton untuk mengalir ini ditunjukkan ketika proses penuangan dilakukan.
Viskositas campuran beton ditunjukkan dari kecepatan aliran beton (Ouchi, 2000). Gambar 4.12 menunjukkan
beton dengan variasi agregat halus 40% memiliki waktu alir yang paling singkat. Hal ini juga sekaligus
menunjukkan campuran ini memiliki viskositas yang moderat. Penggunaan agregat halus dengan butir yang
semakin lembut diperlukan untuk menjaga viskositas campuran beton. Semakin banyak agregat halus yang
digunakan akan membuat viskositas semakin tinggi pula, sehingga energi untuk mendorong campuran beton
untuk dapat mengalir lebih besar. Hal ini disebabkan besarnya volume beton akibat variasi agregat halus yang
banyak. Seperti yang terjadi pada variasi agregat halus 30%,32,5%,37,5%. Sebaliknya, semakin rendah agregat
halus yang digunakan, akan semakin rendah pula viskositas dari beton tersebut. Viskositas yang semakin tinggi
juga dapat menyebabkan berkurangnya waktu campuran beton untuk mengalir. Waktu alir pada pengujian ini
selain dipengaruhi oleh viskositas campuran beton, juga dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang menyebabkan
beton dapat mengalir menuju tempat yang lebih rendah dengan melewati celah pada bagian bawah alat uji.

KuatTekan
Hasilpengujian kuat tekan HighVolumeFly Ash Concretedisajikan padaTabel 3. Tabel3.Hasil
PengujianKuatTekanHVFAC

Variasi Kuat Tekan Umur (Pc)


Kode Agregat 7 hari
28 hari 56 hari 90 hari
Halus (MPa
(MPa) (MPa) (MPa)
(%) )
FA 30 35% 31,124 39,801 58,946 67,340

FA 32,5 50% 23,107 48,666 47,629 61,8780

FA 37,5 55% 16,599 29,803 26,785 61,304

FA 40 60% 15,656 33,199 53,193 61,304

Gambar6.GrafikHubunganAntara Kuat Tekan Beton Dengan Umur Pengujian

Gambar diatas menunjukkan bahwa semua variasi agregat halus HVFAC memiliki nilai kuat tekan yang rendah
pada awalnya, namun pada usia-usia selanjutnya mengalami kenaikan nilai kuat tekan, bahkan pada usia 90 hari
mengalami kenaikan kuat tekan melebihi 100% dari usia 7 hari. Hasil nilai kuat tekan ini juga sesuai dengan
pernyataan dari Limantara dan Sugiarto (2010) yang menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengujian di
lapangan dan tes di laboratorium, penggunaan fly ash dengan volume lebih dari 50% berat binder mengalami
peningkatan kekuatannya antara usia 7 hari sampai 90 hari, bahkan mampu melebihi 100% dari kekuatannya. Hal ini
dikarenakan dengan penambahan kadar fly ash lebih dari 50% dari berat binder dapat meningkatkan ketahanan dan
keawetan beton. Butiran fly ash akan mengisi ruang kosong antar agregat sehingga kepadatan beton akan menjadi lebih

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/310


baik sehingga dapat menambah nilai kuat tekan beton menjadi lebih baik. Penggunaan fly ash dalam volume tinggi akan
mengurangi friksi antar partikel sehingga meningkatkan workability. Peningkatan workability juga memungkinkan
untuk mempertahankan kondisi faktor air-semen (fas) dalam kondisi yang rendah, sehingga nilai kuat tekan beton yang
dihasilkan akan semakin meningkat pula. Dalam hal ini, variasi agregat halus 30% mempunyai nilai kuat tekan yang
tinggi disbanding variasi agregat halus dengan kadar agregat halus 40%. Hal ini disebabkan prosentase variasi agregat
halus dengan kadar 30% dapat berimbang dengan agregat kasar, sehingga beton dapat saling mengisi dan tidak terjadi
keropos (porous) pada beton. Sebaliknya, variasi agregat halus 40%, sebaliknya memiliki nilai yang lebih kecil. Hal ini
dikarenakan volume pasir lebih banyak daripada volume kerikil, sehingga kuat tekan yang dihasilkan lebih kecil. Pada
variasi 32,5% dan 37,5% umur 56 hari mengalami penurunan kuat tekan dikarenakan saat memasukkan beton segar ke
dalam silinder proporsi agregat halus lebih banyak daripada air, sehingga kuat tekan beton mengalami penurunan.
Faktor lain yang mempengaruhi agregat halus terhadap kuat tekan adalah karakteristik dari masing-masing sumber
agregat halus yang memiliki nilai yang berlainan. Pengaruh karakteristik yang berlainan dari agregat halus tersebut akan
mempengaruhi terhadap kualitas beton yang dihasilkan seperti kuat tekan, kadar udara, berat dan penyusutannya.
Pengaruh tersebut dikarenakan banyaknya sifat yang langsung berpengaruh terhadap proses pengikatan beton antara
agregat, semen dan fly ash . misalnya, kadar lumpur, kadar organik, dan lain-lain. Hal ini ditunjukkan dengan variasi
agregat halus 30% yang memiliki nilai kuat tekan yang paling optimum pada usia 7 hari, 28 hari, 56 hari dan 90 hari.

Dapat diambil kesimpulan kuat tekan yang paling optimum adalah variasi agregat halus 30% dengan nilai kuat tekan
umur 7 hari 31,1124 MPa, nilai kuat tekan umur 28 hari 39,801 MPa, nilai kuat tekan umur 56 hari 58,946 MPa, dan
nilai kuat tekan umur 90 hari 67,340 MPa. Menurut SNI 03-2847-2002 beton dapat dikategorikan memenuhi syarat
beton struktur apabila kuat tekan beton mempunyai nilai yang sama atau lebih dari 20 MPa pada umur 90 hari. Hasil
kuat tekan variasi agregat halus 30%,32,5%,37,5% dan 40% menunjukkan bahwa beton ini memenuhi syarat beton
struktur.

SIMPULAN
Dari hasil pengujian, analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan agregat halus dengan kadar tertentu dapat mempengaruhi sifat segar dari campuran beton. Pada
penelitian ini semakin besar kadar agregat halus tidak menjamin hasil pengujian sifat segar akan semakin baik.
2. Penggunaan agregat halus juga berpengaruh pada sifat flowability, seperti yang ditunjukkan pada variasi agregat
halus 40% semakin besar variasi agregat halus diameter sebaran semakin kecil dengan nilai 635 mm, dikarenakan
jumlah agregat halus lebih banyak, sehingga air semakin banyak terserap oleh agregat halus dan besar kecepatan
alir 36, 337 mm/det.
3. Penggunaan agregat halus juga berpengaruh pada sifat passingability, semakin banyak agregat halus membuat
gesekan atau friksi semakin besar, sehingga lebih sulit untuk melewati tulangan. Tetapi dalam beberapa pengujian
seperti L-Box test semakin banyak agregat halus dapat mempengaruhi kecepatan alir, dikarenakan semakin tinggi
kadar agregat halus akan semakin tinggi energi yang dihasilkan untuk mendorong campuran beton untuk dapat
mengalir.Seperti yang ditunjukkan pada pengujian L-Box pada variasi agregat halus 40% memiliki nilai t200
sebesar 6,88 det dan Uoo sebesar 23,89 det.
4. Penggunaan agregat halus juga berpengaruh pada sifat fillingability, agregat halus dengan butir yang semakin
lembut diperlukan untuk menjaga viskositas campuran beton. Semakin banyak agregat halus yang digunakan akan
membuat viskositas semakin tinggi pula, sehingga energi untuk mendorong campuran beton untuk dapat mengalir
lebih besar. Seperti yang ditunjukkan pada variasi agregat halus 40% memiliki nilai kecepatan alir sebesar 17,27
det.
5. Berdasarkan pengujian kuat tekan, HVFAC memiliki nilai kuat tekan yang rendah pada awal pengujian, yaitu pada
usia pengujian 7 hari, namun pada usia pengujian 90 hari nilai kuat tekan dapat meningkat mencapai lebih dari
100% dibandingkan kuat tekan awalnya.
6. Penambahan agregat halus pada kadar tertentu dapat menaikkan ataupun menurunkan kuat tekannya apabila
penambahannya berlebihan. Pada pengujian ini kadar agregat halus 30% memiliki nilai kuat tekan yang paling
optimum untuk umur pengujian 7 hari memiliki nilai sebesar 31,1124 MPa, 28 hari memiliki nilai sebesar 39,801
MPa, 56 hari, maupun 90 hari memiliki nilai sebesar 58,946 MPa.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah memberikan dukungan dana
sehingga penelitian ini dapat terlaksana melalui skema hibah desentralisasi (Hibah Unggulan Madya Perguruan Tinggi)
pada tahun 2013. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah mengarahkan penulis
dalam melakukan penelitian ini, serta kepada seluruh rekan yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di
laboratorium.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/311


REFERENSI

As'ad,Sholihin.(2009). PengembanganKanalFleksibelBerbahanBetonMemadat MandiriBerserat Limbah Kaleng dan


Limbah Plastik. Usulan PenelitianHibah Bersaing.Surakarta.

CALTRANS. 2010. Standard Specifications. 1900 Royal Oaks Drive, Sacramento, California.

EFNARC. 2002. Specification and Guidelines for Self Compacting Concrete. Association House, 99 West Street,
Farnham, Surrey GU9 7EN, UK.

Limantara,S.danSugiarto,H.2010.Penelitian AwalPada HighVolumeFlyAsh Concreate.Skripsi. JurusanTeknikSipildan


Perencanaan.UniversitasKristen Petra. Surabaya.

Mehta,Kumar(2006).HighPerformance,highvolume fly ashconcretefor sustainabledevelopmentUSA,


Berkeley:Universityof California.

Mulyono, Tri.2004. TeknologiBeton.Yogyakarta:Penerbit ANDIYogyakarta.

Okamura,Handouchi,M.,2003,SefCompactingConcrete.Vol.1,No.1,5-15, April2003. Japan Concreteinstitute.

Okamura,H.andOzawa,K., 1994,Self-Compactinghigh-Performance Concrete in JapanJACI SP-


159:InternationalWorkshoponHighPerformanceConcrete, Michigan.

Persson, B., 2000, A Comparison Between Mechanical Properties of Self- Compacting Concrete and the
Corresponding Properties of Normal Concrete, Cement and Concrete Research, Vol. 31, Pergamon.

RMCAO. 2009. Best Practices Guidelines for Self Consolidating Concrete. 365 Brunel Road, Unit 3, Mississauga.

Self Compacting Concrete European Project Group. 2005. The European Guidelines for Self Compacting Concrete. UK.

Siddique,R.,Khatib,J.M.,Yuksel,I.andAggarwal,P.2009.Strengthproperties ofhigh-
volumeflyash(HVFA)concreteincorporating steelfibres, ExcellenceInConcreteConctruction ThroughInovation,149-151,
September2008,KingstonUniversity-London.

Tangstermsirikul, S. and Khayat, K. (2000). “Part III : Fresh Concrete Propertiesfm: A. Skarendahl, O. Petersson
(Eds.), Self-Compacting Concrete, State-of-theArt Report of RILEM Technical Committee, 17-22.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ September 2014/312

You might also like