Attachment For Professionals: Dr. Alice Arianto, Psy.D

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 52

Attachment

for Professionals
Dr. Alice Arianto, Psy.D.

Copyright
Alice Arianto
“Attachment is a deep and enduring emotional bond that connects one
person to another across time and space” (Ainsworth, 1973; Bowlby,
1969).

Bowlby (1988) acknowledges


the role of the therapist as a secure base for
the client to explore the past and present
with support.

Copyright
Alice Arianto
Attachment

Dilihat melalui lensa teori dan penelitian , kekuatan transfromasi dalam terapi
terutama berasal dari Hubungan terapetik.

Hubungan baru/”attachment” yang dibentuk klien dengan terapis berpotensi


berfungsi sebagai wadah perkembangan dalam proses transformasi klien.

Webinar ini akan membantu kita untuk:


üMemahami teori Attachment dan bagaimana menerapkannya untuk individu dan
terapi kelompok

üMemahami bagaimana pola attachment awal mempengaruhi hubungan masa


depan dan gaya keterikatan di masa dewasa

Copyright
Alice Arianto
Attachment & Change

• Bagaimana terapi membantu klien untuk transformasi ?


• Inspirasi, misteri ?

“What good therapists do with their patients is analogous


to what sucsessful parents do with their children” (
Holmes, 2001)

• Seperti apa Hubungan Terapetik yang paling efektif ?

Copyright
Alice Arianto
Bowlby
“ The therapist’s role is analogous to that of a mother who provides her
child with a secure base
from which to explore the world”
John Bowlby ( 1988, p, 140)

• Human bonds….. From cradle to grave


• Intimate attachment, first relationships in early years.
• Parent-child relationships
• Internal world
• How we become who we are
• “real relationship”/hubungan yang riil , nyata di masa kecil yang
secara fundamental membentuk kita.

Copyright
Alice Arianto
Psychotherapist Effectiveness

• Bagaimana MENCAPAI & MEMPERTAHANKAN EFEKTIFITAS

Beyond patient characteristics, it is the therapist and the relationship that most
impacts outcome across all treatments including pharmacotherapy (Greenberg 2016;
Wienke Totura et al 2018)

It is the therapist’s contributions to the relationship and the client’s experience of


the relationship that best predicts outcome.

Keys: Emotional bond; healing context; an adaptive, accessible culturally resonant


explanatory model; enhancing client self efficacy (Laska et al 2014)

Copyright
Alice Arianto
Efektifitas Terapis
Bagaimana MENCAPAI & MEMPERTAHANKAN EFEKTIFITAS sebagai PRAKTISI

Berdasarkan meta-analysis dari beberapa Gugus Tugas APA- secara empiris ada korelasi faktor-faktor ini
dengan hasil positif terapi

1. Therapeutic Alliance, Fluckiger et al 2018


2. Empathy > kindness : korelasi antara hasil akhir- pemahaman praktisi akan pengalaman klien,
neurobiological underpinnings (Elliot et al 2018)

Termasuk implementasi kapasitas reseptif dan ekspresif: verbal, paraverbal, nonverbal.


4. Adaptasi pada attachment klien (Mallinckrodt and Jeong, 2015)
5. Client-centred Outcome Tracking –Practice Based Evidence
6. Efektifitas lainnya: mengelola countertransference; membangun dimensi RELATIONAL lainnnya
seperti ketulusan, ekspresi emosi, ekspektasi yang positif, kredibilitas penanganan. (Norcross and
Lambert, 2018)
7. Therapist self-disclosure and immediacy

Copyright
Alice Arianto
Peran penting Attachment
Untuk pembentukan hubungan interpersonal sejak usia dini
›Secure
›Positive
Perkembangan teori dan neursoscience :
Bagaimana otak merespons terhadap trauma, kejadian2 dlm hidup yang
merusak, insecure, disorganized attachment

BISA DIPERBAIKI ?
• “REPAIR of the Secure Attachment is always possible”
• Otak manusia plastis, mampu untuk berubah, maka REPAIR
/memperbaikinya adalah mungkin, bahkan bisa lebih kuat.

Copyright
Alice Arianto
Attachment Quality

• Kwalitas attachment sejak bayi dan masak kanak-kanak mempengaruhi


perkembangan emosi, kognitif, fisik, dan sosial sepanjang kehidupan seseorang.

• Hubungan bayi dengan Pengasuh utama ( primary caregivers) yang


• Nurturing

• Protective

• Caring interactions

• Sangat menentukan “Attachment Security”, dan membentuk struktur dan fungsi


perkembangan otak anak.

Copyright
Alice Arianto
Tahapan Perkembangan Attachment
Riset R. Schaffer & P. Emerson :
60 bayi Skotlandia usia 1- 2 bulan hingga 18 bulan beserta ibunya
Bayi diobservasi setiap 4 minggu selama kehidupan tahun pertama dan ketika 18 bulan.

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

Indiscriminate Attachment Specific Attachment Multiple Attachment


Berusia sekitar 7 bulan- 11 bulan/lebih l Dimulai hanya pada satu orang,
Bayi “attach” hanya pada satu pengasuh kemudian pada beberapa
1-2 bln sampai 5-7 bln utama,eg. ibunya. Bayi akan sedih ketika orang sampai anak berusia 18
bayi tidak mempermasalahkan diturunkan atau dipisahkan dari gendongan bulan.
siapa yang menurunkannya, atau pelukan ibunya dan akan merasa senang Untuk anak-anak tertentu,
ibunya atau orang lain. jika tetap dalam pelukan ibunya. membutuhkan waktu lebih
Bayi bisa memprotes/ Ini diekspresikan dengan senyuman dan lama.
menyatakan ketidak vocalization sebagai tanda atau ungkapan
senangannya ketika ia senang atau ketidak senangan mereka.
diturunkan atau dipisahkan dari Pada tahap ini, anak takut dengan orang asing
gendongan atau pelukan bayi memiliki perbedaan ciri ketika memasuki
tahapan ini.
Copyright
Alice Arianto
POLA INSECURE ATTACHMENT

RISET Mary Ainsworth


mengamati berbagai sikap seorang ibu terhadap anaknya berkaitan dengan
terbentuknya attachment.

- SECURE ATTACHMENT
- Anak yang protes atau menyatakan ketidak senangan terhadap keterpisahan (diturunkan
dari gendongan atau pelukan) dan mendapatkan kembali ketentraman/ senangketika
‘REUNITED” dengan hadirnya orang yang meninggalkannya akan membuat anak merasa
aman/SECURE.

- Walau terlihat sedih awalnya, tetapi ketika pengasuh kembali mereka merasa aman
kembali.

- Ketika takut, anak yang securely attached akan menemukan kembali rasa aman ketika
pengasuhnya kembali.
Copyright
Alice Arianto
Tiga pola insecure attachment
Pola ini disebut INSECURE ATTACHMENT
- mereka mengalami hambatan dalam eksplorasi di kemudian hari.

1. Insecure-Avoidant

- Anak cenderung menghindar dari orang tua atau pengasuh

- Anak menunjukkan tidak ada preferensi antara pengasuh dan orang asing yang datang

- Pola ini terbentuk oleh perlakuan yang keras atau pengabaian oleh pengasuh

- Anak belajar untuk menghindar, tidak meminta bantuan di masa mendatang

Anak protes pada keterpisahan sesaat/diturunkan dari gendongan dan ketika ada orang yang
memberi perhatian datang atau memeluknya, anak tersebut akan mendekat dengan sikap yang
gelisah, gugup, dan takut.

Copyright
Alice Arianto
Insecure-Ambivalent

- Anak menjadi gelisah ketika ibunya meninggalkannya.

- Kurangnya ketersediaan orangtua membuat anak tidak bisa


bergantung pada pengasuh utamanya ketika anak membutuhkannya
dari orangtuanya.

- Pada saat anak protes, anak tidak dapat ditentramkan kecuali orang
yang memberi perhatian kembali dan anak akan membenamkan diri
dalam pangkuan atau melekat erat (seakan tidak ingin lepas lagi).

Copyright
Alice Arianto
Insecure-Disorganized

• Anak menunjukkan perilaku yang membingungkan, seperti pola pertama dan


juga yang kedua.
• Bisa menghindar atau menolak orangtuanya
• Tidak adanya pola yang jelas
• Ketidak konsistenan perilaku pengasuh
• Orang tua bisa jadi sumber rasa nyaman, tetapi juga rasa takut, mengakibatkan
perilaku yang DISORGANIZED
• Sikap anak seperti pola yang pertama dan yang kedua, yang sulit ditentukan
untuk masuk kedalam kedua pola tersebut.

Copyright
Alice Arianto
Sikap Ibu dan Pola Attachment Pada Anak

Satu kontribusi besar berikutnya dari Ainsworth dan murid-muridnya, ketika


mereka mengadakan penelitian untuk menemukan hubungan antara orang
tua dan bayinya pada tahun pertama kehidupan bayi.

Hal yang utama dari penemuan mereka adalah tanggapan orang tua terhadap
bayinya memiliki dampak yang besar.

“The kernel of their findings was that parental responsiveness to infant


affect is a key determinant of secure attachment….
the mothers of the secure infants pick their babies up more, and generally
seem more aware of them and their needs than the parents of insecure
children.”.
Jerome Holmes

Copyright
Alice Arianto
Internal Working Models

Kompenen Kognitif dan Afektif yang terjadi dari pengulangan Attachment-


yang berhubungan dengan pengalaman2 yang terjadi

Seringkali diluar Kesadaran mulai berkembang ketika


“ fungsi otak kanan” yang primer/utama, sebelum otak kiri berfungsi dan
menghasilkan ahasa dan naratif.
(Schore, 2006 Pre-verbal)

- IWM sangat dipengaruhi oleh hubungan2 yang terjadi sepanjang


kehidupan seseorang

Copyright
Alice Arianto
Strange Situation

Di tahun 1967,1978 Ainsworth ( murid Bowlby) melakukan penelitian dengan


Ibu2 di Uganda dan kemudian di Baltimore.
dan anak2

SECURE ATTACHMENT
INSECURE ATTACHMENT

Copyright
Alice Arianto
Starting Point

• Supaya Proses bisa terjadi, Terapis harus


bisa menyediakan “ secure base” bagi
klien
• Ini membutuhkan “Sense of Security”
dan “Trust”/rasa percaya dalam
hubungan T-K
• Terapis harus membangun “relational
stance” dan mau untuk membina
hubungan secara aktif dan juga
pergumulan dalam perkembangan
hubungan dengan klien.

Copyright
Alice Arianto
Attachment, Experience & Brain

• Therapeutic Alliance

• Kunci dalam terapi adalah


hubungan, komunikasi emosional

• Apa yang disimpan dalam pikiran dan


tubuh adalah “suatu pengalaman”.
• Neurons that fire together
wire together

Copyright
Alice Arianto
David Wallin

The healing potential of therapy,


is ultimately determined by the interaction of
the attachment patterns
of patient and therapist.

Copyright
Alice Arianto
Attachment style Terapis

• Mempengaruhi hubungan dengan klien


• Termasuk level “comfort/nyaman”
• Keterbukaan dalam mengekspresikan
perhatian dalam boundary
• Kemampuan berempati terhadap aspek2
yang terjadi dalam klien dan keluarganya
• FLEKSIBEL tergantung SITUASI
• Contoh: klien yang berbeda mengaktivasi
bagian yang berbeda dalam pola
attachment kita sbg terapis

Copyright
Alice Arianto
Therapist Attachment’s style

• Kemampuan memberikan “secure base” tergantung pada kesadaran diri


tentang Attachment Style kita

• Personal work, kita sudah meproses sejarah attachment kita sendiri

• Pola attachment kita menentukan bagaimana kita melihat dan berhubungan


dengan dunia

• Terapis perlu menyadari bagaimana pola attachment muncul , tetapi juga


bersedia untuk membicarakan/memproses nya

Copyright
Alice Arianto
ATTACHMENT STYLE

üPenting bagi Terapis untuk menyadari


Attachment Style nya

üMengenali bagaimana ini memberi


pengaruh untuk Therapeutic Alliance
bersama klien

üPeran terapis untuk membantu klien

üBagaimana menerapkan attachment


dalam praktik klinis: regulasi emosional,
perubahan perilaku maladaptif, dll.

Copyright
Alice Arianto
Being mindful and willing
• Pola Attachment menentukan bagaimana kita melihat dan berhubungan dengan
dunia ini.

• Melalui Gaya Attachment kita menginterpretasi dan berhubungan dengan


pengalaman subjektif dari klien kita.

• Terapis perlu menyadari bagaiman pola attachment ini muncul


• Dan menggunakan pola ini ketika hubungan itu terjadi dalam sesi.

• Ini adalah bagian intrinsik dari mengembangkan HUBUNGAN, bukan hanya untuk
menyadari apa yang terjadi, tetapi termasuk kerelaan untuk membicarakannya.

• Klien yang berbeda bisa mengaktifasi bagian yang berbeda dari sistem attachment
kita- secure, anxiety, detachment.

Copyright
Alice Arianto
ENACTMENT/ pemberlakuan

• Enactment adalah segala sesuatu yang tidak dapat diekspresikan dalam


kata2, yang akan terjadi dalam hubungan dengan orang lain
• Ketika dalam hubungan interpersonal dengan klien
• Contoh: memori yang ditekan bisa timbul dalam hubungan dengan
klien.

• Penting untuk menyadari enactment kita mempengaruhi proses


pemulihan klien kita dan membantu klien mengalami “secure
attachment” dalam sesi bersama kita.
• Enactment bisa menjadi suatu kesempatan untuk mengakses aspek2
dlm diri terapis dan pengalaman klien yang mungkin” missing” dalam
hubungan terapi.

Copyright
Alice Arianto
Recognize own enactment

• 1. COLLUSIONS
• - denial bagi terapis dan klien, untuk aspek2 dalam hubungan yang
menakutkan , mis menghindari membahas trauma, rescuing and not
confronting, mengulang pola hubungan yang tetap tidak dibicarakan.
• Menjadi halangan dalam hubungan kedekatan dalam hubungan
terapetik. Terapis- Klien ”pseudotherapy” ( Wallin )

• 2. COLLISIONS
• Menyingkap apa yang disembunyikan dlam kolusi dalam waktu cukup
lama
• Bisa muncul ketika disrupsi dalam hubungan tidak diakui/tidak cukup
diperbaiki
Copyright
Alice Arianto
Apa yang bisa dilakukan?

• Self-awareness
• Mindfulness
• Mengidentifikasi dan memahami
• Apa motif dan artinya – cara kita berhubungan dengan klien
• Counter transference
• Personal therapy ?
• Ongoing supervision

Copyright
Alice Arianto
Assessing Attachment in Adult

Copyright
Alice Arianto
ECR
Experience in Close Relationship Questionnaire (ECR): Brennan, K.; Clark,
C.; Shaver, P. (1998). Self-report measures of adult romantic attachment.
In J. Simpson and W. Rholes, Attachment Theory and Close Relationships.
New York: Guilford Press.

Available for self-use at: http://www.web-research-design.net/cgi-


bin/crq/crq.pl

Copyright
Alice Arianto
Adult Attachment

Adult Attachment Interview – Qualitative Assessment (George,


Kaplan & Main, 1996)

Self-Report & Two Adult Attachment Dimensions (Brennan,


Clark & Shaver, 1998)
• ANXIOUS –lebih takut dalam hubungan, takut ditinggal, ditolak, ingin lebih
diperhatikan , dipenuhi rasa kecewa (Blatt’s Anaclitic)
• AVOIDANT – Lebih menarik diri daripada terbuka, ingin lepas dari
ketergantungan, melepaskan diri dari emosi, fokus pada hal- hal diluar (Blatt’s
introjective)

Copyright
Alice Arianto
Therapist Secure Attachment
Terapis yang “secure” state of mind nya
Memiliki pengalaman yang luas dalam diri mereka dan juga klien
Mindful pada perasaan, pikiran dan juga reaksi dalam
tubuh/bodily reaction

Greater Alliance ( Dunkle & Friedlander, 1996)

Effective Use of Counrertransference ( Mohr, Gelso & Hill, 2005)

Greater Session Depth ( Romana, Fitzpatrick & Jansen, 2008)

Empathic engagement after rupture ( Rubino, et.al.2000,


Marmarosh et al, 2018 )

Copyright
Alice Arianto
SECURE
• Mikulincer & Shaver, 2016
• Low on anxiety and low avoidance – SECURE
• Can be secure and still have a valence for anxiety and/or avoidance

- Mudah terbuka/ membuka diri


- Lebih peduli kepada orang lain
- Lebih punya empati
- Bisa mentoleransi/menghadapi konflik
- Lebih mudah memaafkan
- Mempunya kapasitas merefleksi
- Mempunyai kemampuan merasa dan
menghadapi ( Feel and Deal)
- ( Fosha, 2007)

Copyright
Alice Arianto
DISMISSIVE AVOIDANT

• Cenderung fokus pada pikiran lebih dari perasaan


• Menghindari hubungan yang terlalu intim dengan klien
• Menghindar karna takut ditolak atau dikontrol oleh klien
• Menjaga jarak

Copyright
Alice Arianto
Fearful

• High on anxiety and high on avoidance – FEARFUL


• Alternate between anxiety and avoidance, similar to disorganized
attachment, linked to trauma
• Menghindar dan juga hyperactivation
• Concerned with safety
• Bisa disosiasi untuk menatasi rasa sakit/distress
• Takut ditinggal atau ditolak
• Menarik diri dari orang lain Sejarah TRAUMA
• Tidak bisa Merasa dan tidak “Deal” (Fosha, 2007)

Copyright
Alice Arianto
Preoccupied

• High on anxiety and low on avoidance – PREOCCUPIED


• Attempt to reduce anxiety by minimizing emotional distance and
soliciting displays of love and support from others, often unsatisfied with
response, present with significant amount of symptoms

• Sulit menetapkan boundary


• Menghindari konflik karna tidak mau diabaikan/”abandoned”
• Cenderung bergabung dengan klien dan over-identify dengan klien
• Butuh untuk bersama setiap waktu dan mendapatkan reassurance

Copyright
Alice Arianto
UNRESOLVED/DISORGANIZED

• Berfluktuasi antara menjadi “korban”/victim dan “ peran


penyelamat”/ rescuer

• Menghindar apabila menghadapi kasus trauma atau kadang kala


mendesak klien untuk menghadapi nya terlalu cepat.

Copyright
Alice Arianto
Mengelola Countertransference
• Two key domains:
- understanding self and client
- self-integration and self-regulation (Perez-Rojas, 2017)
• Waktu untuk refleksi dan berpikir (Mollon, 1989)
• Self-awareness and self-insight
• Self-integration: self vs. other differentiation
• Anxiety modulation
• Conceptualization skills re the patient’s concerns
• Empathy – kapasitas reseptif dan ekspresif praktisi
• Non-reactivity – role of mediation/reduce reactivity (Fatter & Hayes,
2013)

Copyright
Alice Arianto
Successful Containment- Secure
Attachment
• Fonagy 1995
• Orang tua yang bisa meng”contain” anaknya ketika dalam situasi
emosi yang tak terkendali , dan bisa merespons dengan empati,
coping, dan appreciation

• Orang tua dan anak mengalamai proses interaktif affect regulation

• Melalui proses ini anak menjadi percaya diri dan merasa secure

• Terjadi sinergi : affect regulation, secure attachment

Copyright
Alice Arianto
Central role of Right Hemisphere of the brain

• Dari riset dan penemuan klinis ditemukan pentingnya peran Otak


Kanan dari otak kita dalam suatu “Attachment yang secure dan
sehat”.

• Pendekatan yang experiential, menstimulasi kegiatan otak kanan,


penting untuk membentuk kembali pengalaman yang SECURE &
POSITIVE

Copyright
Alice Arianto
Allan Shore
Right Brain connection
Affect Regulation
Schore (2008) call modern regulation theory, which considers

Attachment as “the essential matrix for creating a right brain self that can regulate its own internal states and
external relationships” (p. 17).

• Right-brain-to right-brain connection” implicit Non verbal affect-laden communication directly represent the
attachment dynamic.. Nonverbal primary process clinical intuition”

• Schore (2000) also saw the therapeutic relationship as a context in which affect regulation deficits can be
repaired.

• Left-brain-to left brain connection- untuk menciptakan naratif dari pengalaman emosi klien yang belum
terartikulasi atau belum didefinisikan.

• Memberikan klien suatu “hubungan baru” dengan pola attachment yang sehat bisa memperbaiki/REPAIR
kerusakan yang terjadi dalam hubungan /interaksi orang tua anak di usia muda

• Dengan cara memodelkan regulasi emosi yang efektif dan memberikan cara baru untuk berhubungan dengan
orang lain.

Copyright
Alice Arianto
KOMUNIKASI NON VERBAL
UNTUK SECURE ATTACHMENT

Copyright
Alice Arianto
Mirroring
the Affects of the Child

… the precursor of the mirror is the mother’s face

( D.W. Winnicott 1971)


Problematic Mirroring

If the mother’s face is unresponsive, then a mirror is a thing to be


looked at but not looked into.

( D.W. Winnicott 1971)

Copyright
Alice Arianto
• WALLIN BINOCULAR VISION
one eye on the client, one eye on ourselves”

Dengan triocular vision:

mencoba ada di dalam pikiran klien, pikiran sendiri dan


pikiran diantara keduanya.

Menjaga terus mutually resonant affective , cognitive,


physical states, membantu klien self-regulation, terapis
membantu mengkoordinasi dan menyeimbangkan pola
neural firing.

Hasilnya integrasi di otak kanan dan juga otak kiri.

Copyright
Alice Arianto
Siegel

• The Developing Mind. How Relationships and Brain Interact to Shape Who We
Are ( 1999)

• Melalui komunikasi emosi –attachment yang akan mengubahkan pengalaman


• “critical micromoments of interaction” dengan klien: suara, ekspresi wajah,
gerakan, postur tubuh, tatapan mata

• TERAPIS BISA MERASAKAN PERASAAN ( bukan saja mengerti dalam pikiran):


HANDS ON, BODY-ON, MIND-ON THERAPY

Copyright
Alice Arianto
Mindfulness

• Mindfulness awareness of oneself and another- enhance experience


of “reflective convergence”

• Attunement

• Flexibility

• Interpersonal attachment

Copyright
Alice Arianto
Earned Secure Attachment

• Mary Main’s notion of earned secure attachment.


• Mary Main discovered that adults who started with less than secure attachment styles,
could, with work, reach secure attachment status” (p. 131).

• This concept of earned secure attachment was developed out of the research with the
Adult Attachment Interview when it was discovered that some individuals whose scores
reflected a secure attachment described unfavorable attachment related experiences as
children (Hesse, 1999, p. 401).

• Dalam beberapa masa dalam kehidupan seseorang, membangun hubungan dengan figur
attachment lainnya bisa membantu seseorang dari INSECURE menjadi SECURE.
• Melalui proses yang dilakukan, dari pengalaman negatif di masa kecil ia bisa berhasil
membangun hubungan positif dengan orang lain, termasuk dengan teman kerja dan orang
dekat dalam hidupnya. (McCarthy & Maughan, 2010).

Copyright
Alice Arianto
Trauma
• Bessel van der Kolk
• Menemukan bahwa ketika seseorang mengalami kejadian traumatik,
maka di daerah Broca, bagian dari otak kiri yang berfungsi
menterjemahkan pengalaman pribadi ini kedalam bahasa yang bisa
dikomunikasikan, “ turned off”. (van der Kolk, 1998, p. 104).
• Umumnya penyintas trauma sulit untuk menyampaikan naratif
pengalaman mereka, tiada kata untuk menjelaskan pengalaman
buruk mereka.
• Munggunakan modalitas kreatif bisa membantu, misalnya
menggunakan kolase, gambar dll dalam menyampaikan naratif
traumanya.
• The PTSD Workbook (Williams & Poijula, 2002)

Copyright
Alice Arianto
Koneksi melalui Creative art

• Siegel:

• The importance of a parent’s attunement to the internal world of a


child/spouse

• Attunement between parent-child, adult partners enhances feeling of


happiness, mutual understand and trust.

• “feel felt”, merasa dirasakan oleh satu dg lainnya.

Copyright
Alice Arianto
Triune Brain
The reptilian (instinctual brain)
The limbic system (emotional brain
Pre- frontal cortex (cognitive brain)
(MacLean, 1993).

When she is overwhelmed, her emotional brain


‘hijacks’ her cognitive brain (Goleman, 1995),
shutting down her capacity to think clearly and
leading to an instinctual fight-or-flight reaction.
She practiced how to ground herself, or bring
herself back into her cognitive brain, by using
her five senses (Najavits, 2001).

Copyright
Alice Arianto
Group Therapists

• Object Relations – (Alonso & Rutan, 1984; Bernard, Klein.& Singer,


1992; Bion, 1961; Ganzarain, 1989; Kibel, 1992; Rice, 1002;
Schermer & Pines, 1994)

• Self-Psychologists – (Ashback & Schermer, 1992; Bernard, Klein &


Singer, 1992; Bacal, 1992; Harwood; 1983; Segalla, 1998; Stone,
1992)

Copyright
Alice Arianto
Deliberate Practice

• Tidak hanya bergantung pada pengalaman sendiri, tetapi ada target spesifik untuk umpan
balik dan ongoing training (Tracy et al 2014),
• Mereview kasus2 yang sulit, ikut workshop, refleksi untuk sesi yang sudah dijalankan,
merencanakan untuk sesi2 ke depannya.
• Supervisi/ konsultasi untuk meningkatkan kapasitas praktisi/terapis (Kraus et al, 2011)
• Be deliberate in enhancing effectiveness (Chow et al, 2015; Rousmaniere 2016)
• Feedback on our work is essential: Direct observation of our work – Atul Gawande
approach; witness the growth of competence based training and education
• Embed ethical practice – fiduciary nature of our work: risk of negative
outcomes/deterioration/steward precious treatment resources/ongoing training to
maximize therapeutic effectiveness

Copyright
Alice Arianto
/

You might also like