Skripsi Fix Ya
Skripsi Fix Ya
Skripsi Fix Ya
ABSTRACK
Anemia in pregnancy is the condition with hemoglobin less than 11 gr/dl
in first and third trimester, and less than 10,5 gr /dl in second trimester.
World Health Organization (WHO) (2012) estimate that 35- 37% of
pregnant women in in developing countries, 18%in developed countries
.The purpose of this study was to determine the factors related with
anemia in pregnant women in ciputat primary health care (PHC) area
year 2017. Study design used survey analytic with cross sectional
approach. The population of study were 80 pregnant women in ciputat
PHC area which used accidental technique.
After hemoglobin level checking, 45 people (56,3%) with hemoglobin
level (Hb) <11 gr/dl and 35 people (56,3%) with hemoglobin level ≥11
gr/dl. This study concludes that:there are more pregnant women with
lower level of Hb (<11 gr/dl) in Puskesmas Ciputat than normal level of
Hb (≥11gr/dl). The amount of pregnant women in Puskesmas Ciputat
with lower Hb level is 45 people (56,3%)of the total sample while there
are 35 people with normal level of Hb (43,8%) of total sample. Based on
study, researcher suggest to improve the health education program in
PHC ciputat especially how to prevention of anemia when antenatal care
ii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ABSTRAK
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin (Hb) < 11 gr% pada trimester I dan III sedangkan pada
trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr%. World Health
Organization (WHO) tahun 2012, melaporkan bahwa 35-75 % ibu
hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju
mengalami anemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Ciputat
tahun 2017. penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sampel
dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berada di Puskesmas
Ciputat sebanyak 80 orang, menggunakan tehnik sampel insidental
sampling. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb)
didapatkan 35 orang (43,8%) dengan kadar hemoglobin (Hb) ≥11
gr/dl, dan 45 orang (56,3%) dengan kadar Hb <11gr/dl.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar hemoglobin <11
gr/dl lebih banyak dibandingkan yang memiliki kadar hemoglobin
≥11 gr/dl. Jumlah ibu hamil di Puskesmas Ciputat yang memiliki
kadar Hb rendah adalah 56,3% sedangkan yang memiliki kadar Hb
normal yaitu 43,8% dari total sampel. Saran bagi Puskesmas Ciputat
adalah meningkatkan program pendidikan kesehatan tentang
pencegahan anemia kehamilan saat kunjungan antenatal care
PENDIDIKAN
1. MI Nurul Yaqin Kecamatan Pinang 2001-2007
2. MTs N Cipondoh Kecamatan Pinang 2007-2011
3. SMK Kesehatan Asy-Syifa Kecamatan Pinang 2011-2013
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013-sekarang
vii
Lembar Persembahan
Bukan tentang siapa rintangan tersebut dilalui
Bukan tentang siapa yang hadir pertama kali untuk menghadapi rintangan
tersebut
Tetapi.................
bagaimana kamu mampu melalui rintangan tersebut tanpa orang lain tahu
bagaimana sedihnya kamu melalui hal tersebut demi sebuah mimpi
pujian ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya
yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang
Selatan.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini banyak mengalami
kesulitan dan tantangan yang tak terkira, namun berkat pertolonganMu Ya Allah serta
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat diselesaikan
dengan baik.
memberi arahan dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses
ix
4. Jamaludin, S.Kep.,M.Kep selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih sebesar-
besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu serta memberi arahan
dan bimbingan dengan sabar kepada saya selama proses pembuatan proposal
skripsi ini
kasih untuk beliau yang telah membimbing dan memberi motivasi selama
Orang tua saya, ayahanda Nasim dan Ibunda Nasih terima kasih telah
memberikandorongansemangatdanselalumendoakansayaagar dipermudahkan
Kakak saya, Salih, Diantoro dan Wanti yang selalu bersedia mengantarkan saya
Aris Wanto, yang selalu menemani saya dan memberikan semangat dalam
Lala, Ermayanti, Irna, Arin, Anjay, Ira, Ummu, Yatmi, Ira, Zia, Niki, Sarah, Miiftah,
Atik, Fika, Aul, Shinta, Mumun yang senantiasa berbagi suka duka, canda tawa,
selesai.
Atas bantuan serta segala dukungan yang telah diberikan, semoga Allah
SWT. senantiasa membalas dengan pahala yang berlimpah. Sangat besar harapan
saya proposal skripsi ini akan bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Wassalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Hayu Isviani
DAFTAR ISI
xvi
DAFTAR BAGAN
Kerangka Teori.....................................................................................................35
Kerangka Konsep.................................................................................................36
xvii
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 melaporkan AKI sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan
nifas. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
ASEAN (Profil Kesehatan Indonesia, 2014). AKI Kota Tangerang Selatan mencapai
100.000 kelahiran hidup. Angka kematian maternal di negara maju adalah 6 per
2014).
1
2
dan infeksi (Riskesdas, 2013). Hal ini juga dilaporkan oleh Dinas Kesehatan
ibu sepanjang periode perinatal. Anemia merupakan salah satu akibat dari
darahnya kurang dari 11,0 gr/% sebagai akibat ekspansi volume plasma yang
lebih besar dari pada peningkatan konsentrasi Hemoglobin dalam sel darah
merah.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan kekurangan gizi, karena
terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin
pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup besar terhadap proses
pertumbuhan janin dan anak yang akan dilahirkan, yang meliputi perdarahan
baik sebelum atau saat persalinan, peningkatan resiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah atau BBLR, kelahiran prematur, gangguan his, kekuatan
ibu atau bayinya. (Manuaba, 2007).
mengejan, pada kondisi anemia berat dapat menyebabkan kematian
World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan
bahwa 35-75 % ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di
3
43% pada perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12%
konsumsi tablet Fe, riwayat infeksi, pengetahuan, budaya dan ekonomi, hal ini
kehamilan meliputi usia ibu, dan usia kehamilan pada trimester II rentan
mengalami anemia dengan kadar SI (serum iron) rendah (<50gr/dl). Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taseer et al bahwa faktor risiko
kurangnya asupan nutrisi selama hamil. Faktor utama penyebab anemia gizi
jarak yang dekat akan mengambil cadangan zat besi dalam tubuh ibu yang
4
sebesar 85,1%, data tersebut belum mencapai target program tahun 2014
dengan anemia pada ibu hamil, dari penelitian Gurtimaya (2015) memperkuat
penelitian dari asyirah (2012) bahwa antenatal care, status gizi dan
Hasil penelitian lain dari Nurhasanah (2011) menunjukan bahwa faktor budaya
juga dapat mempengaruhi ibu dalam masalah gizi selama hamil, Budaya pantang
dilarang makan telur dan daging, padahal telur dan daging justru sangat
diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan gizi ibu hamil dan janin. Berbagai
5
memiliki berat badan rendah (BBLR) yaitu bayi lahir dengan berat kurang
dari 2.5 kg. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan
kesehatan si bayi.
didapatkan data 87 ibu hamil yang mengalami anemia pada tahun 2016.
Hasil wawancara 5 ibu hamil tiga ibu yang belum mengetahui apa itu
anemia dan dampak dari anemia tersebut. Selain itu ada dua ibu yang
ada nutrisi yang masuk. Ibu hamil takut untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi tinggi karena ditakutkan akan melahirkan anak dengan berat
(Hb) Masalah
B. Rumusan
pada ibu hamil di Puskesmas Ciputat”.
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup ini masih
6
cukup tinggi. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan
dalam kehamilan (HDK), dan infeksi (Riskesdas, 2013). Masalah ini harus
Kekurangan zat besi diduga menjadi penyebab paling umum dari anemia secara
global, meskipun kondisi lain, seperti folat, vitamin B12 dan kekurangan vitamin
prematuritas, dapat terjadi cacat bawaan, cadangan besi kurang, sehingga dapat
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan kadar Hb pada ibu hamil yang dilakukan
oleh Puskesmas Ciputat pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai desember,
kehamilan karena prevelensi ini masih terbatas perlu dilakukan penelitian
didapatkan 87 ibu hamil yang mengalami anemia
untuk melihat prevelensi anemia pada ibu hamil di Wilayah Puskesmas
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas ciputat
Tujuan khusus
Tahun 2017
Diketahuinya gambaran status gizi ibu (ukuran LILA) pada ibu hamil di
2017
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
anemia ibu hamil untuk perbaikan status kesehatan ibu serta meminimalkan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi utuk penelitian yang
I,II,III di Puskesmas kecamatan ciputat pada bulan april sampai mei 2017 dengan
tujuan untuk mengetahui gambaran kadar haemoglobin (Hb) pada ibu hamil
secara
TINJAUAN TEORI
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer dan Bare, 2002).
Anemia kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11 gr%
pada trimester I dan III sedangkan pada trimester II kadar hemoglobin < 10,5 gr
%. World Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0 gr% sebagai akibat
dari pada kehamilan normal. Pada awal kehamilan dan menjelang aterm,
10
11
pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 g/dl pada
dalam tubuh sebesar 3500-4500 mg. Sebanyak 75 persen dari jumlah ini
2. Etiologi
berkembang dan 18% ibu hamil mengalami anemia. Banyak diantara mereka
yang telah menderita anemia pada saat konsepsi, dengan perkiraan prevelensi
sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil di Negara berkembang dan
cukup, absorpsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,
Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi yang
darah tepi. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain
keganasan.
meningkat seperti pada ibu hamil, malabsorbsi dan diet yang buruk.
penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya zat- zat
tubuh seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, atau kehilangan
Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil.
mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin rendah usia ibu hamil maka
menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu hamil maka
Pendidikan rendah
Pekerja berat
3. Patofisiologi
darah 30% sel darah merah 80% dan hemoglobin 19% (Cunngingham, 2013)
dan bermanfaat bagi ibu karena pengenceran itu meringankan beban kerja
jantung yang harus bekerja lebih berat selama kehamilan yang disebabkan
banyaknya unsur zat besi lebih sedikit hilang dibandingkan apabila darah itu
minggu. Akibat hemodilusi saja kadar hemoglobin darah ibu dapat menurun
15
sampai 10 gr%. Umumnya kondisi ini karena turunnya cadangan zat besi
(Sarimawar, 2003)
4. Kritereria Anemia
Tabel 1.1
Tabel 1.2
a. Defisiensi Besi
pada kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi yang tidak adekuat
parah ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan
saturasi transferin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai
mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena sebagian
kelebihan besi, maka suplementasi besi secara rutin pada ibu hamil yang
Pemberian suplementasi besi setiap hari pada ibu hamil sampai minggu
ke- 28 kehamilan pada ibu hamil yang belum mendapat besi dan non
anemik (Hb <11 g/dl dan feritin >20 µg/l) menurunkan prevelensi anemia
dan bayi
berat lahir rendah. Peningkatan risiko defisiensi tembaga dan zink. Selain
dengan proporsi bayi KMK dan hipertensi maternal yang lebih tinggi
dibandingkan kontrol.
Pada kehamilan, kebutuhan folat meningkat lima sampai sepuluh kali lipat
kehamilan multipel, diet yang buruk, infeksi, adanya anemia hemolitik atau
absorpsi folat. Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat umum terjadi
DNA dan ditandai dengan adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk
jenis anemia ini. Selain karena defisiensi asam folat, anemia megaloblastik
juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12 (kobalamin). Folat dan
turunannya formil FH4 penting untuk sintesis DNA yang memadai dan
produksi asam amino. Kadar asam folat yang tidak cukup dapat
Gejala-gejela defisiensi asam folat sama dengan anemia secara umum ditambah
kulit yang kasar dan glositis. Pada pemeriksaan apusan darah tampak prekursor
sitoplasma yang abnormal juga normokrom. MCH dan MCHC biasanya normal,
sedangkan MCV yang besar berguna untuk membedakan anemia ini dari
perubahan fisiologik kehamilan atau anemia defisiensi besi. Untuk MCV, adanya
peningkatan saturasi besi dan transferin serum dan trombosit yang abnormal.
Tanda awal defisiensi asam folat adalah kadar folat serum yang rendah (kurang
dari 3 mg/ml) namun, kadar tersebut merupakan cerminan asupan asam folat
yang rendah pada bebrapa hari sebelumnya yang mungkin meningkat cepat
begitu asupan diperbaiki. Indikator status folat yang lebih baik adalah folat
dalam sel darah merah, yang relatif tidak berubah di dalam eritrosit
yang sedang beredar di sirkulasi sehingga dapat mencerminkan laju
turnover folat pada 2-3 bulan sebelumnya. Folat dalam sel darah merah
kelainan pada jantung, saluran kandung kemih, alat gerak, dan organ
kasus, yang terjadi adalah eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada
A, 2001)
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit (sickle cell anemia)
megaloblastik yang responsif dengan asam folat, terutama pada akhir masa
kehamilan, juga meningkat frekuensinya. Berat lahir bayi dari ibu yang
menderita anemia sel sabit dibawah rata-rata, dan kematian janin tinggi.
intrapartum. Mortalitas ibu dengan penyakit sel sabit telah menurun dari sekitar
2001).
napas pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa
lelah yang berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami
oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan
kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung
menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif . anemia zat besi
juga bisa menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh mudah terinfeksi (IPMG,
2009;Fatimah, 2010)
Tanda anemia menurut FKM UI tahun 2009 adalah pucat (lidah, bibir dalam,
muka, telapaktangan, mudah letih, detak jantung lebih cepat, apatis, pusing,
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr%),
mola hidatidosa, ketuban pecah dini. Menurut Depkes (2015) dampak anemia
pada ibu hamil adalah dapat menimbulkan perdarahan sebelum atau saat
persalinan, meningkatkan resiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah atau
BBLR (<22,5 kg), dan pada anemia berat dapat menyebabkan kematian ibu
dan/atau bayinya.
2. Bahaya Selama Persalinan
sewaktu persalinan, kelahiran prematur, selain itu juga beresiko lebih tinggi
kekuatan mengejan, kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan
tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta,
dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2007).
24
internal ( status reproduksi ibu, dan status kesehatan ibu), faktor eksternal
faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor internal yang terdiri dari
status reproduksi ibu (umur ibu, usia kehamilan, gravida, paritas, dan jarak
kehamilan), dan status kesehatan ibu (status gizi atau ukuran LILA), faktor
1. Umur Ibu
yang sehat dan aman. Kehamilan pada umur <20 tahun dapat
biologis dalam hal ini alat reproduksi belum optimal. Pada usia belia
selama kehamilannya. Wanita yang hamil pada usia yang terlalu tua
>35 tahun pun akan rentan terhadap anemia. Hal ini terkait dengan
lebih besar dari mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang
bayi yang dilahirkan oleh wanita yang telah berusia 25-34 tahun
(Arisman, 2009)
tahun 2004, diperoleh umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
Pada penelitian yang dilakukan oleh yaitu ibu hamil yang anemia yang
asyirah didapatkan ibu hamil yang berusia <20 dan >35 tahun ada 38
yang mengalami anemia dan 20-25 ada 44, sehingga hasil uji statistik
besi pun semakin meningkat. Kebutuhan akan zat besi selama trimester I
II dan III kebutuhan zat besi meningkat tajam menjadi 6,3 mg sehari
pada ibu usia muda (kurang dari 20 tahun) dan kehamilan usia terlalu
tua (lebih dari 35 tahun). Sarimawar dkk (1986) dalam penelitiannya melaporkan
bahwa terdapat hubungan antara umur ibu dengan kejadian anemia. Prevelensi
anemia pada ibu hamil pada kelompok umur kurang dari 20 tahun dan lebih dari
30 tahun lebih tinnggi (77,450 dan (78,6%) dibandingkan dengan kelompok umur
20-30 (72,3%) dan hasil penelitian yang dilakukan oleh yulaeva di Kabupaten
Cirebon tahun 2002 menunjukan hasil yang sama, ada hubungan yang bermakna
antara umur dengan status anemia pada ibu hamil 21,3 % ibu hamil yang
berumur <20 tahun dengan status anemia, 25% yang berumur 20-35 tahun
dengan status anemia 45.5% yang berumur >35 tahun dengan status anemia
(Yulaeva, 2002)
ditemukan pada responden umur beresiko dibandingkan tidak beresiko, hal ini
terkena anemia.
28
3. Gravida
multigravidamemilikiresikotinggiuntukmengalamianemia
kehamilan.
4. Jarak Kelahiran
Seperti halnya paritas, ibu hamil yang memiliki jarak kelahiran terlalu
signifikan, (95% CI antara 0,6-1.2, 1.2, nilai p=0,25) artinya tidak ada
29
yang signifikan dari jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil.
digunakan antara lain: berat badan (BB), panjang badan (PB), atau
tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK), lingkar
berada pada kondisi yang baik. Dalam hal ini kelebihan atau
Cara penilaian status gizi ibu hamil antara lain dengan mengukur
2. Tujuan
ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai
Ambang batas
Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm atau
dibagian merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan
diperkirakan akan emalhirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
perkembangan anak.
Cara pengukuran LILA
pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal, kita ukur lengan kanan). Lengan harus dalam posisi
bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan titik tegang dan kencang.
Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut dan sudah dilipat- lipat
Pengukuran LILA cukup representatif, dimana ukuran LILA erat dengan IMT ibu
hamil yaitu semakin tinggi LILA ibu diikuti pula dengan semakin tinggi IMT ibu.
diketahui sehingga LILA dijadikan indikator status gizi kurang pada ibu hamil
(Ariyani, 2012).
Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm dan lebih
atau sama dengan 23,5 cm. Bila kurang dari 23,5 berarti wanita tersebut
Ukuran LILA dengan anemia bahwa LILA menggambarkan status gizi ibu hamil
gizi kurang. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,
dan untuk mengetahui resiko kurang energi kronis (KEK) atau
karena itu kebutuhan energi dan gizi lainnya meningkat selama kehamilan
terutama peningkatan kebutuhan zat besi. Hal ini disebabkan volume darah
32
dalam tubuh akan meningkat sampai 35%. Ini ekuevalen dengan 450 mg zat
besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Jika kebutuhan zat gizi tidak
Penelitian dari Kusumah tahun 2009 yang menyatakan bahwa status gizi
bermakna
5. Pengetahuan
Secaragarisbesarnyadibagidalam6tingkatpengetahuan (Notoadmodjo,
2007), yaitu:
a. Tahu (know)
b. Memahami (comprehention)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dan seterusnya.
34
d. Analisis (analysis)
pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan
aedes agepti dengan nyamuk biasa, dapat membuat diagram (flow chart) siklus
dalan suatu hubungan yang logis dan komponen- komponen pengetahuan yang
dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
membuat atau meringkas dengan kata-kata atau kalimat sendiri tentang hal-hal
f. Evaluasi (evaluation)
dimasyarakat.
malnutrisi atau tidak, seseorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana,
dan sebagainya.
dimilikinya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mendrofa (2003), menunjukan hasil 95% ibu
hanya 60,3% ibu hamil yang berpengetahuan tentang anemia baik yang
hubungan antara pengetahuan tentang anemia gizi dan tablet tambah darah
kejadian anemia pada ibu hamil.
dengan
36
6. Budaya
tidak terlepas dari faktor budaya setempat. Hal ini disebabkan karena
akan melahirkan bayi berat badan lahir rendah. Tidak heran kalau
anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi terutama di
daerah pedesaan (Peter, 2008).
7. Faktor Pelayanan
Kesehatan
a. ANC
satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali
pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan dua kali pada
yaitu:
Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;
antenatal pertama kali oleh tenaga kesehatan dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4
adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai
dengan standar paling sedikit empat kali sesuai jadwal yang dianjurkan
dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu
terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan
proporsi anemia pada ibu hamil dengan ANC lebih dari 4 kali dengan yang
oleh Marwan
Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu syarat
digunakan untuk pembentukan sel darah merah, zat besi juga berperan
tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga
Ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup penting untuk
makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta, dibutuhkan asupan zat
besi yang lebih banyak. Asupan zat besi yang diberikan oleh ibu hamil
kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut
darah merah.
ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari,) ditambah kebutuhan sel darah
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar
85,1%, data tersebut belum mencapai target program tahun 2014 sebesar 95%.
Provinsi di Indonesia pada tahun 2014 dengan cakupan Fe3 tertinggi terdapat di
pelvis. Menjelang akhir usia kehamilan cukup bulan, uterus mengisi hampir
kurang lebih 1100 gram. Peningkatan ini menyebabkan visera ibu tergeser,
hati, usus, lambung bergeser kearah atas. Pada trimester ketiga kehamilan
untuk diisi sangat terbatas. Tekanan pada lambung dapat mendorong isi
menimbulkan gejala umum berupa nyeri ulu hati. Rongga pelvis juga
Semua hal diatas dapat dianggap perubahan anatomi, tetapi terdapat juga
mencolokpadapenampilanibu,yangkadang-kadangmenyebabkan
a. Homeostasis Volume
waktu tersedia aliran darah yang penuh dan adekuat untuk dialirkan
keventrikel kiri (Gauer Dan Henry, 1976). Mencapai sasaran ini dalam
kehamilan normal agak sulit karena banyaknya faktor yang sangat cepat
Kehamilan normal ditandai oleh dilatasi vena dan arteri serta meningkatnya
kebutuhan untuk akumulasi volume dalam jaringan plasenta dan janin. Oleh
ANP), peptida ini bekerja pada otot polos pembuluh darahh, khususnya
pada pembuluh darah yang lebih dulu dikontraksi oleh angiotensin II,
pelepasan ANP dan peningkatan konsentrasi ANP adalah salah satu faktor yang
suatu keadaan yang tetap, terdapat peningkatan berat progresif sebesar 6-8 kg,
Terdapat peningkatan volume sel darah merah total selama kehamilan, tetapi
hemoglobin dan hematokrit menurun sebanding dengan hitung sel darah merah.
Kebanyakan orang memperkirakan peningkatan volume darah selama
masa kehamilan berjumlah antara 1-2 liter dengan nilai peningkatan rata-
rata 1100 ml atau 42% lebih tinggi dari pada volume darah pada saat tidak
hamil. Volume sel darah merah juga meningkat sekitar 24%, atau 350 ml.
44
Sekali lagi, ini hanya merupakan nilai rata-rata tentu saja bervariasi,
Practice menyatakan bahwa volume darah calon ibu terdiri dari peningkatan
volume plasma (40-60%) yang kurang lebih dua kali peningkatan stimulasi
b. Hemoglobin
Ibu tidak hamil yang sehat, konsentrasi hemoglobin rata-tara adalah 13,7 -14
Perubahan 65% zat besi didalam tubuh terdapat dalam bentuk hemoglobin. Sisa
menyerupai perubahan dalam defisiensi zat besi. Ferritin dan zat besi menurun
Kehilangan zat besi rata-rata setiap hari pada wanita yang sedang
kebutuhan ini meningkat sampai 3-4 mg/hari akibat tututan janin. Suplai
diet zat besi arat-rata pada orang barat adalah 15-20 mg, 5-30%-nya
diabsorpsi. Asupan dan absorpsi diet zat besi yang biasa dikonsumsi tidak
1 gram zat besi tambahan dibutuhkan selama masa kehamilan. Hal ini
dan kearah kiri. Hasil kerja jantung meningkat 5-7 l/g. Volume darah
semakin meningkat, jumlah plasma lebih besar dari jumlah sel darah merah
sebelum hamil. Pada posisi telentang, uterus yang membesar menekan vena
46
gejala-gejala seperti pusing, mual dan rasa akan pingsan (Handerson, 2006).
kekurangan zat besi pada ibu. Kebutuhan zat besi janin paling besar pada usia 4
penyerapan.
Zat besi diserap dari usus dua belas jari dari makanan yang mengandung zat besi
Kebutuhan besi
Secara fisiologis meningkat
Asupan besi
Terjadi hemodilusi kurang
atau peningkatan
volume darah
tetapi tidak
Penurunan
diimbangi dengan
konsentrasi Hb
sel darah merah Jenis anemia kehamilan
<11 gr%
Anemia
defisiensi besi
Dampak buruk Anemia pada Anemia
ibu hamil defisisensi folat
Anemia aplastik
Anemi a penyakit
Bagi ibu Bagi janin
A. KERANGKA KONSEP
48
49
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
1. Usia ibu Usia responden yang diukur Wawancara Kuesioner O = umur < 20 tahun Ordinal
sejak dilahirkan sampai saat 1 = umur 20-35 tahun
3. Trimester III
3. Anemia rendahnya hitung sel darah Pemeriksaan Prosedur 1. Tidak anemia Ordinal
merah dan kadar hemoglobin Hb darah pemeriksaan Hb apabila Hb ≥11
0 anemia apabila
Hb <11 g/dl
4. Status gizi Hasil pengukuran lingkar lengan Mengukur Pita ukur LILA 1= tidak beresiko Ordinal
ibu diukur atas ibu hamil dengan bagian KEK (≥23,5)
skoring.
Fe hamil.
anemia.
kehamilan.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit (Hidayat, 2008). Metode ini
selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan april sampai mei tahun 2017.
1. Populasi
53
54
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I, II dan III yang
tahun 2017. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
rumus slovin:
N=
n = 87/87 (0,052)+1
=87/1.2175
=71,457
=71 orang
Ditambahkan 10% sehingga sampel menjadi 78
2. Kriteria sampel
A. Kriteria inklusi
B. Kriteria eksklusi
akan melahirkan)
D. Instrumen penelitian
Kuesionerdigunakanuntukwawancaradenganrespondententang pengetahuan
b. Budaya
Variabel budaya didapat dari jawaban ibu tentang pantangan makanan yang
mengandung zat gizi tinggi seperti telur, ayam dan daging selama hamil yang
ibu selama hamil. Didapat dengan menanyakan jumlah tablet Fe yang diminum
ibu selama hamil sesuai dengan usia kehamilan. Suplementasi Fe diberikan bagi
ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan. Pada masa
anemia. Ibu yang mengkonsumsi >90 tablet tidak beresiko anemia, namun ibu
yang mengkonsumsi <90 tablet atau tidak sama sekali beresiko menderita
d. Frekuensi ANC
4 kali selama kehamilan. Oleh karena itu, apabila asuhan antenatal > dari 4
kali maka tidak beresiko, namun bila hanya 1-3 kali dianggap beresiko
menjadi 2 yaitu: (1) sesuai standar (≥4 kali), dan (0) tidak sesuai standar
(<4 kali)
e. Pengukuran Status Gizi (LILA)
Variabel LILA diperoleh dari hamil pengukuran LILA ibu hamil dengan
sebelah kiri.
f. Pemeriksaan Hb
kapiler.
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Diperoleh
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Untuk mendapatkan data yang valid dan reabel maka kuesioner tersebut harus
terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan rumus Pearson Product
Variabel adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat
variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi
Product Moment dari pearson. Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih
apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel
(Hidayat, 2007).
Dalam penelitian
ditempat ini uji instrumen
yang memiliki telah yang
karakteristik dilakukan
samapada 30 responden
dengan responden yang telah
dilakukan penelitian. Kuesioner dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari
Tabel 1.4
PERYATAAN PENGETAHUAN
KUESIONER BUDAYA
Sumber data
Data primer diperoleh langsung dari data yang terdapat dipuskesmas
diwakilkan.
yaitu:
mengajukan surat permohonan izin penelitian dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu
kuesioner.
Mengolah data dan menganalisa data sesuai uji statistik yang telah ditetapkan
peneliti.
61
G. Pengeloaan data
a. Memeriksa (Editting)
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
Data entri adalah kegiatan memastikan data yang telah dikumpulkan ke dalam
dimasukkan ke dalam tabel atau database computer agar terlihat ada atau
memasukkan data, maka dari itu peneliti melihat kembali missing yang
tidaknya kesalahan. Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat
berada di hasil oleh data spss.
62
e. Mengeluarkan informasi
dilakukan.
H. Analisa Data
Tujuan dilakukan analisa data adalah untuk mengolah data dalam entuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, serta untuk menguji secara statistik
1. Analisis Deskriptif
Untuk data numerik digunakan nilai mean (rata-rata), median, standard deviasi
I. Etika Penelitian
(Nursalam, 2014):
1. Prinsip manfaat
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang tidak
atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang
full disclosure)
c. Informed consent
ilmu.
Prinsip keadilan (right to justice)
Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treathment) Subjek
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia
(confidentia)
65
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
Tabel 2.1
Iya 45 56,3%
Tidak 35 43,8%
Total 80 100%
Berdasarkan tabel 1.1 Dari 80 Puluh Ibu Hamil Yang Datang Memeriksa Kehamilan
65
66
Tabel 2.2
2017
>35 4 5,0%
Total 80 100%
Berdasarkan Tabel 2.2 Dari 80 Puluh Ibu Hamil Yang Datang Memeriksa Kehamilan
Didapatkan 16 ibu hamil yang berumur dibawah 20 tahun yaitu sebanyak 20,0%, ibu
hamil yang berusia 20-35 tahun sebanyak 75,0%, dan ibu yang usia lebih
dari 35 yaitu 5,0%.
Tabel 2.3
Trimester I 21 26,3 %
Trimester II 33 41,3%
Total 80 100%
66
67
Berdasarkan data pada tabel diatas didapatkan bahwa 21 (26,3%) ibu hamil
berada di usia trimester I, ibu yang berada diusia kehamilan trimester II yaitu
sebanyak 22 (41,3%), dan ibu yang berada ditrimester III yaitu 26 (32,5%).
Tabel 2.4
Baik 41 48,8 %
Kurang 39 51,3 %
Total 80 100%
Berdasarkan Tabel 2.4 Ibu Yang Memiliki Pengetahuan Baik Tentang Anemia,
Penyebab, Tanda Dan Gejala Serta Pencegahannya Ada 41 Ibu (48,8%) Sedangkan
Ibu Yang Memiliki Pengetahuan Cukup Ada 39 (48,8%).
Tabel 2.5
Total 80 100%
67
68
Berdasarkan Tabel 2.5 ibu hamil yang memiliki status gizi kurang yaitu 30 orang
(37,5%) sedangkan yang memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 50 orang (62,5%).
Tabel 2.6
terpenuhi ( ≥ 90 tablet) 32 40 %
Total 80 100%
Berdasarkan data pada tabel 2.6 menunjukan ibu hamil yangmengkonsumsi tablet
Tabel 2.7
Total 80 100%
68
69
Berdasarkan Pada tabel 2.7 ibu hamil yang memiliki pantangan terhadap
makanan yaitu 2 orang (2.5 %) sedangkan tidak ada pantangan yaitu sebanyak 78
Tabel 2.8
Sesuai 48 60 %
Tidak Sesuai 32 40 %
Total 80 100%
Berdasarkan Tabel 2.8 ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC yaitu 48 orang
(60 %) sedangkan ibu yang tidak lengkap melakukan kunjungan ANC yaitu yaitu
69
70
Tabel 3.1
Pengetahuan Ibu
Status anemia
Pengetahua Ya
n Tidak
n % n % Total
Total 35 43,8 45 45 80
Hasil analisis antara pengetahuan ibu dengan status anemia pada ibu hamil
70
71
Tabel 3.2
Usia Ibu
Status anemia
Usia ibu
Tidak Ya
N % N % Total
< 20 tahun 3 8,6 13 28,9 16
Hasil analisis pada tabel 3.2 didapatkan bahwa ibu hamil yang mengalami
anemia terbanyak adalah pada usia ≥ 20-35 tahun yaitu sebanyak 31 (68,9%),
sedangkan pada ibu hamil yang tidak mengalami anemia pada usia tersebut
sebanyak 29 (82,9%), ibu hamil yang berusia <20 tahun yang mengalami anemia
71
72
Tabel 3.3
Usia kehamilan
Status anemia
Usia
kehamilan Tidak Ya
N % N % Total
Trimester I 11 31,4 10 22,2 21
Hasil analisis tabel 3.3 didapatkan ibu hamil yang mengalami anemia terbanyak
adalah pada usia kehamilan semester II yaitu sebanyak 27 (60,0), sedangkan usia
kehamilan yang mengalami anemia terendah pada trimester III yaitu sebanyak 8
72
73
Tabel 3.4
Status anemia
Status
gizi Tidak Ya
N % N % Total
Cukup 13 13,1 37 28,1 30
Total 35 35 45 45 80
Hasil analisis antara status gizi ibu dengan status anemia pada ibu hamil
mengalami anemia, sedangkan pada ibu yang memiliki status gizi cukup
73
74
Tabel 3.5
Fe Tidak Ya
n % N % Total
Total 35 35 45 45 80
Hasil analisis antara konsumsi tablet Fe ibu dengan status anemia pada ibu hamil
74
75
Tabel 3.6
Budaya
Status anemia
Budaya Tidak Ya
n % n % Total
pantangan
pantangan
Total 35 35 45 45 80
Hasil analisis antara pantangan ibu dengan status anemia pada ibu hamil
75
76
Tabel 3.7
Kunjungan ANC
Status anemia
n % n % Total
Total 35 35% 45 45 80
Hasil analisis antara frekuensi ANC ibuhamil dengan status anemia pada ibu hamil
diperoleh bahwa sebanyak 9 (18,0 %) yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali
mengalami anemia, sedangkan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC lebih dari 4 kali
76
BAB VI
PEMBAHASAN
Interpretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan
teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan
Darah adalah suatu substansi cair yang terus menerus beredar yang
Darah sebagian besar terdiri atas cairan dengan berbagai sel dan protein
murni, Sekitar setengah dari volume darah terdiri dari sel darah merah,
oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Anemia adalah suatu kondisi
ketika darah yang tidak memiliki sel darah merah sehat atau kadar
77
78
Tingginya kejadian anemia pada ibu hamil didukung oleh penelitian dari
% ibu mengalami anemia, selain itu penelitian dari rohayati sebanyak 60,5
% ibu dengan anemia dan juga penelitian dari kumala (2012) yaitu 67,4 %.
yang
2. Usiaditetapkan
ibu oleh departemen kesehatan yaitu 40%.
dalam usia tidak beresiko sebanyak 75,0 %. Usia ibu yang termuda yaitu 16
tahun dan yang tertua yaitu 37 tahun. Hasil tidak beresiko penelitian ini
(20-35 tahun) karena pada usia subur lebih banyak eneri yang dimiliki oleh
79
ibu hamil (Hanifah, 2012). Umur rentang ini dianggap cukup dewasa
(kliranayungie, 2012).
Umur ibu saat hamil yang terlalu muda atau terlalu tua akan
3. Usia kehamilan
dilihat dari umur kehamilan lebih banyak pada trimester II yaitu 41,3 %
dibandingkan pada trimester III yaitu 32,5% dan pada trimester I yaitu
26,3%. Hal ini terjadi karena pada trimester kedua terjadi peningkatan volume
kehamilan 65,3 pada trimester II, 58,9% pada trimester III dan 55,3 pada
trimester I. Lautan J dkk (2001) melaporkan dari 31 orang wanita hamil pada
(Amirudin, 2007).
4. Tingkat Pengetahuan
sikap dan perilaku mereka dalam pemilihan makanan yang kemudian akan
masalah besar tentang anemia yang muncul di indonesia pengaruhi oleh
berpengaruh pada individu yang bersangkutan dengan
keterbatasan pengetahuan keluarga khususnya ibu hamil tentang gizi yang
baik.
81
pengetahuan pada ibu hamil yang menderita anemia, paling besar terjadi
pada ibu hamil dengan pengetahuan baik yaitu 23,1%, sedangkan ibu yang
malah terkena anemia lebih banyak, menurut peneliti hal ini sangat mungkin
terjadi karena ibu hamil yamng memiliki pengetahuan yang tinggi belum tentu
sampai kepada tahap melakukan, mereka paham tentang bahaya anemia tetapi
tidak melalukan hal-hal apa saja yang dapat mencegah anemia pada ibu hamil.
Hasil dari wawancara ibu hamil masih merasa mual sehingga tidak dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) yang
menyebutkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang anemia gizi
dan tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil lebih rendah
mengalami anemia.
Green (1980), salah satu faktor predisposisi yang mendasari perubahan perilaku
yang banyak mengandung zat besi dan mengkonsumsi sampai habis tablet
82
Fe, karena semua ibu hami mengharapkan melahirkan dengan selamat dan
5. Ukuran LILA
ibu hamil dan untuk mengetahui resiko kurang energi kronis (KEK). Untuk
LILA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm, namun, bila ukuran
LILA kurang ambang batas 23,5 berarti wanita tersebut beresiko KEK (Suparisa,
2002).
Hasil penelitian didapatkan bahwa proporsi anemia pada ibu hamil dengan
ukuran LILA < 23,5 cm adalah sebesar 16,9 %s sedangkan proporsi anemia pada
ibu hamil dengan ukuran LILA ≥ 23,5 cm yaitu 28,1 %. Hal ini serupa dengan hasil
penelitian dari handayani (2012) juga menunjukan hasil sebesar 46,6 % ibu hamil
bahwa ibu anemia lebih banyak terjadi pada status gizi kurang .
Status gizi merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan
yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh. Apabila asupan gizi sesuai maka
di sebut gizi baik, jika asupan kurang di sebut gizi kurang dan apabila
asupan lebih disebut gizi lebih. Rendahnya Status gizi dapat menyebabkan
83
Pada penelitian ini ibu yang diperiksa LILA nya sudah sesuai dengan
IMT yaitu berat badan dan tinggi badan, responden yang diukur tidak ada yang
mengalami obesitas.
6. Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah
merupakan metode paling efektif untuk menangani defisiensi zat besi dinegara-
dengan proporsi anemia pada ibu hamil yang tidak tepenuhi kebutuhan Fe
Berdasarkan hasil penelitian ini menggambarkan bahwa ibu hamil yang tidak
sedangkan ibu yang terpenuhi dan tidak mengalami anemia yaitu 14,0%. Hal ini
semakin rendah mengalami anemia sedangkan ibu yang tidak patuh lebih rentan
terkena anemia.
Hasil penelitian dari rohayati tahun 2012 juga menggambarka bahwa semakin
patuh ibu maka semakin rendah ibu mengalami anemia yaitu sebesar 61,5%.
Bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh yulaeva (2002) bahwa ibu
hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe justru terkena anemia lebih banyak.
Hasil dari pernyataan responden hampir seluruh ibu hamil menyatakan bahwa
kedua pada umur 12-24 minggu, kunjungan ketiga pada umur kehamilan 24-
(Kemenkes, 2014).
Hasil analisis pada penelitian ini menunjukan bahwa ada perbedaan proporsi
kejadian anemia pada ibu dengan pemeriksaan kehamilan ANC lebih atau sama
dengan 4 kali (kategori lengkap) selama kehamilan ini dengan ibu yang
ini. Proporsi ibu dengan anemia pada kategori ANC lengkap adalah 37,0%
sedangkan ibu anemia pada ketegori tidak lengkap 18,0 %. Hasil analisis juga
didapatkan nilai p value 0,000 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hal tersebut menunjukan bahwa
semakin rendah untuk mengalami anemia sebaliknya semakin ibu tidak terpapar
ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil, diperkuat oleh penelitian
86
8. Budaya
masyarakat. Ibu hamil dan yang akan bersalin dilindungi secara adat, religi, dan
moral dengan tujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. Mereka
menganggap masa tersebut adalah masa kritis karena bisa membahayakan janin
Dari Hasil analisis antara budaya dengan status anemia pada kehamilan
menunjukan bahwa proporsi anemia pada ibu yang memiliki pantangan lebih
yang tidak memiliki pantangan sebanyak (43,9%) ibu yang mengalami anemia.
permasalahan yang muncul pada faktor budaya ini mengacu pada status gizi
proses kelahiran, selain itu didaerah jawa barat ibu yang kehamilannya
memasuki usia 8-9 bulan harus dikurangi makannya agar bayi yang
Terjadinya hubungan yang tidak bermakna ini oleh karena anemia pada ibu
hamil bukan karena pantangan budaya semata tetapi banyak faktor lain yang
Pada variabel budaya peneliti tidak mengobservasi terkait pola makan terhadap
timbulnya bias dalam penelitian ini.
pantangan-pantangan selama hamil sehingga memungkinkan
BAB VII
A. Kesimpulan
Ibu hamil yang menderita anemia di Puskesmas Kecamatan Ciputat tahun 2017
sebanyak 45 orang (56,3%) dan yang tidak menderita anemia sebanyak 35 orang
(43,8 %).jika dilihat dari poroporsi anemia yang dianggap sebagai masalah
populasi (WHO<2008).
48,8 % dan yang memiliki pengetahuan baik yang mengalami anemia yaitu
sebanyak 21,9%.
Ibu hamil di puskesmas kecamatan ciputat yang memiliki usia kehamilan yang
terbanyak yaitu trimester II yaitu 41,3% dan yang mengalami anemia terbanyak
88
89
memiliki usia tidak beresiko yaitu 75,0 % dan yang mengalami anemia
memiliki LILA cukup atau nonKEK yaitu 62,5 % dan yang mengalami
anemia yaitu pada ibu yang memiliki status gizi cukup yaitu sebanyak 628,1 %.
yaitupada ibu yang terpenuhi konsumsi tablet Fe nya yaitu sebanyak 18,0 %.
Ibu hamil di puskesmas kecamatan ciputat yang terbanyak yaitu yang tidak
memiliki pantangan yaitu 87,5 % dan yang mengalami anemia yaitu pada ibu
Ibu hamil di puskesmas kecamatan ciputat yang terbanyak yaitu yang sesuai
yaitu 60 % dan yang mengalami anemia yaitupada ibu yang kunjungan ancnya
kabupaten/kota
90
mengkonsumsi tablet Fe dan cara mendeteksi dini kejadian anemia pada ibu
hamil.
Puskesmas
Upaya melakukan penyuluhan kepada ibu hamil tentang bahaya dari dampak
anemia kehamilan
Cara mengkonsumsi tablet Fe yang baik dan benar yaitu tidak diminum
bersamaan dengan kopi, teh dan tablet kalk serta dikonsumsi minimal 2 jam
setelah makan
adanya program pengawas minum obat ( PMO) dari pihak keluarga sepeti suami,
Mengingatdampakanemiaselamakehamilandapat
kewaspadaan.
Amirudin, Wahyuddin, 2004, Studi Kasus Kontrol Ibu Anemia, 2007 Jurnal
Medical UNHAS, Available from ; http:// med.unhas.ac.id/index.php
studi-kasus-kontrol anemia-ibu
Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Babior BM. 2001. The Megaloblastic Anemia . New York: Mc: Graw-Hil
Badan Penelitian Dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI
Tahun 2013
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Cunningham, F.G., Gant, N.F., Leveno, K.J., Gilstrap, L.C., Hauth, J.C.,
Wenstrom, K.D. 2005. Obstetri Williams. Edisi 21. Jakarta: EGC, pp:18-20, 91, 146-
49, 191-93, 1463-72.
Handayani, Nur. 2009. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
Depok :UI
92
93
Sin sin, Iis. (2008). Seri Kesehatan Ibu Dan Anak Masa Kehamilan Dan
Persalinan. Jakarta: PT.Elex Medi Komputindo
WHO, (2008). Wordwide Prevalence Of Anemia 1993-2005. Http://whq
libdoc.who.int/publications/2008/9789241596657 diakses pada tanggal
28 november 2016
Salmariantity. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Anemia Pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada. Depok ;FKUI
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Suparisa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Thaha, dkk.
(2002). Pangan Dan Gizi. DPP Pergizi Pangan Indonesia
diakses pada tanggal 8 desember 2016.
Ziaei S,Norrozi M. 2007. A Rendomized Placebo Controlled Trial To Determine The
Effect Of Iron Supplementation On Pregnancy Outcome In Pregnant Women With
Haemoglobin >13.2 G/Dl. Obstetric Gynaecology.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
NIM 1113104000023
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan anemia pada ibu hamil di Wilayah kerja puskesmas kecamatan ciputat. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
anemia pada ibu hamil. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk
proses pengumpulan data.
Saya berharap ibu-ibu semua dapat menjawab pertanyaan pada kuesioner ini dengan
jujur. Identitas maupun jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya. Atas
kesediaannya saya mengucapkan terimakasih.
(………………………………)
Responden
Lampiran 3
Descriptives
Statistic Std. Error
Variance ,253
kategori_pengetahuan Std. Deviation ,503
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,416 ,269
Kurtosis -1,874 ,532
Lampiran 4
Total anemia
Kategori_usiaibu
Frequency Percent Valid Cumulative Percent
Percen
t
kategori pengetahuan
pendidikan
kategori Lila
kategori tabletfe
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kategori_budaya
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
kategori_ANC
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Crosstab
Count
Crosstab
totalanemiii Total
tidak anem anemia
Count 23 16 39
Expected Count 17,1 21,9 39,0
Kurang
% within kategori_pengetahuan 59,0% 41,0% 100,0%
Totalanemiii Total
tidak anem anemia
Count 22 8 30
Count 27 21 48
Expected Count 21,0 27,0 48,0
tidak lengkap
% within kategori tabletfe 56,3% 43,8% 100,0%
Count 0 2 2
Expected ,9 1,1 2,0
ada pantangan 0,0% 100,0% 100,0%
Count
0,0% 4,4% 2,5%
% within kategori bud
kategori_bud 35 43 78
% within
34,1 43,9 78,0
totalanemiii Count
44,9% 55,1% 100,0%
tidak ada
Expected Count 100,0% 95,6% 97,5%
% within kategori bud 35 45 80
totalanemiii Count
Crosstab
totalanemiii Total
tidak anem anemia
Count 23 9 32
Expected Count 14,0 18,0 32,0
tidak lengkap
% within kategori_ANC 71,9% 28,1% 100,0%
A. Data demografi
1. Nomer telepon :......................................................
2. Inisial responden :.....................................................
3. Tanggal lahir :......................................................
4. Umur :......................................................
5. Pendidikan terakhir:.....................................................
C. pemeriksaan darah
Apakah selama kehamilan ibu pernah mendapat tablet tambah darah seperti Fe, folat,
sangobion dll ?
1. Pernah
2. Tidak pernah
3. Sampai saat ini berapa jumlah tablet tambah darah yang ibu terima
diminum dan sisa ?
Trimester I
1. Diterima =.................tablet
2. Diminum =.................tablet
3. Sisa =..................tablet
Trimester II
Diterima =.tablet
Diminum =.tablet
Sisa =.tablet
Trimester III
Diterima =.tablet
Diminum =.tablet
Sisa =.tablet
Mual
Baunya tidak enak
Reasanya tidak enak
Warnanya tidak menarik
Lupa minumnya
Bosen meminumnya
1. Trimester I=................kali
2. Trimester II=................kali
3. Trimester III=................kali
F. Budaya
Apakah ada pantangan memakan telur, ikan, daging atau yang berbau amis ?
1. Iya
2. Tidak
Apakah jika mengkonsumsi daging akan menyebabkan ibu perdarahan banyak pada
saat
melahirkan ?
Iya
Tidak
G. Pengetahuan tentang anemia