Jurnal Ilmiah Farmako Bahari: Erma Yunita, Dheanissa Galuh Permatasari, Deni Lestari
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari: Erma Yunita, Dheanissa Galuh Permatasari, Deni Lestari
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari: Erma Yunita, Dheanissa Galuh Permatasari, Deni Lestari
ARTICLE HISTORY
Received: 31 May 2020 Revised: 14 August 2020 Accepted: 18 August 2020
Abstract
Moringa leaves are a plant that has many health benefits. Some of them mention that
Moringa leaves have antibacterial activity. This study aims to determine the
antibacterial activity of Moringa oleifera Lam leaf extract against P. aeruginosa bacteria.
The test group consisted of 5 groups variations in the concentration of Moringa leaf
extract 2%, 4%, 6%, 8%, and 10%, a positive control group, and negative control. An
antibacterial activity test was carried out using the wells diffusion method. Incubation
was carried out at 37˚C for 24 hours. Observations are made by measuring the
diameter of the inhibition zone. The results of the antibacterial activity test of Moringa
leaf extract against P. aeruginosa bacteria showed an inhibition zone at a concentration
of ≥4%. The highest inhibition zone value was obtained at a concentration of 10% with
an average inhibition zone diameter of 19.60 ± 0.67 mm. The results of phytochemical
screening showed that Moringa leaf extract contained flavonoids, saponins, terpenoids
and tannins. Based on the results obtained, it can be concluded that Moringa leaf
extract has antibacterial activity against P. aeruginosa bacteria..
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 189
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
aeruginosa. Zona hambat yang terbentuk semakin besar seiring dengan peningkatan
konsentrasi ekstrak.
Pendahuluan
Metode
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan petri disposable (Labware),
timbangan digital (Icis 3000 series), autoklaf, spider, borer, konikal (onemed), jarum
ose, pinset, bunsen, incubator (Memert), Encase, Hot Plate, mikropipet (Sciloget Smart
Gen-Net), jangka sorong, alat-alat gelas (Iwaki) seperti beaker, erlenmeyer, tabung
reaksi dan kaca arloji.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol daun
kelor yang diperoleh dari penelitian Fatimah pada tahun 20198, isolat bakteri P.
aeruginosa ATTC 27853 yang diperoleh dari Balai Laboraturium Kesehatan dan
Kalibrasi Yogyakarta, Nutrient Agar (Oxoid), Siprofloksasin (PT. Quantum Labs),
akuades steril (PT. IKA Pharmindo), gelatin serta bahan kimia seperti n-heksan, HCl,
NaCl, etanol, serbuk Mg, reagen Dragendroff, dan reagen Liebermann-Burchard.
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 190
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
Prosedur
1. Uji Penapisan Fitokimia
a. Uji Flavonoid
Ekstrak daun kelor ditambahkan 100 mL air, dididihkan selama 5 menit,
kemudian disaring. Filtrat sebanyak 0,5 g ditambahkan serbuk Mg dan
1 mL HCl pekat, kemudian dikocok kuat. Uji positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna merah-jingga pada filtrat9.
b. Uji Saponin
Ekstrak daun kelor ditambahkan 10 mL air sambil dikocok selama 1 menit, lalu
ditambahkan 2 tetes HCl 1 N. Bila busa yang terbentuk tetap stabil selama 7
menit, maka ekstrak positif mengandung saponin9.
c. Uji Steroid dan Terpenoid
Ekstrak dilarutkan dalam heksan, dikocok perlahan dan dibiarkan selama
beberapa menit. Fase terlarut heksan dipisahkan dan ditambahkan reagen
Liebermann-Burchard. Adanya steroid akan membentuk lapisan cincin warna
biru atau hijau, sedangkan terpenoid memberikan warna merah atau ungu 9.
d. Uji Alkaloid
Sampel sebanyak 3 mL diletakkan dalam cawan porselin kemudian ditambahkan
5 mL HCl 2 M, diaduk dan kemudian didinginkan pada temperatur ruang. Setelah
dingin ditambahkan 0,5 g NaCl lalu dilakukan pengadukan dan disaring. Filtrat
yang diperoleh ditambahkan HCl 2M sebanyak 3 tetes, lalu ditambahkan reagen
Dragendroff. Terbentuknya endapan jingga pada tabung menunjukkan adanya
alkaloid9.
e. Uji Tanin
Sebanyak 1 mL ekstrak ditambahkan dengan sedikit larutan gelatin dan 5 mL
NaCl 10%. Reaksi positif apabila terbentuk endapan kekuningan 9.
2. Uji Aktivitas Antibakteri Secara Difusi Sumuran
Uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri P. aeruginosa dilakukan dengan
menggunakan media Nutrient Agar (NA). Stok media yang telah siap kembali
dilakukan sterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121˚C selama 15 menit.
Langkah selanjutnya adalah pembuatan suspensi bakteri uji dengan mengambil
satu ose bakteri murni kemudian ditanamkan dalam NA yang langsung diinkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37˚C. Suspensi bakteri dibuat dengan membandingkan
kekeruhan menggunakan standar Mc. Farland 0,5. Selanjutnya, pembuatan media
uji dan pembuatan sumuran yang dilakukan secara pour plate. Media NA yang
sudah dingin dan suspensi bakteri uji sebanyak 20 µL ditambahkan secara
bersamaan, kemudian media NA dibiarkan hingga memadat, selanjutnya dibuat
sumuran menggunakan borrer 6 mm. Langkah berikutnya menambahkan ekstrak
daun kelor sebanyak 20 µL/sumuran pada lubang sumuran dengan konsentrasi 2%,
4%, 6%, 8%, dan 10% serta kontrol positif siprofliksasin 5µg/sumuran dan kontrol
pelarut etanol 70% sebanyak 20 µL/sumuran. Inkubasi dilakukan pada suhu 37˚C
selama 24 jam 10. Pengamatan dilakukan dengan mengukur diameter zona hambat
menggunakan jangka sorong. Diameter hambat adalah besarnya diameter
pengukuran dikurangi diameter sumuran 11.
Hasil
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 191
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
Hasil uji pada Tabel I menunjukkan bahwa dalam ekstrak etanol daun kelor
terkandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid dan tanin.
Hasil diameter zona hambat yang diperoleh dibandingkan dengan standar perfoma
antibiotik siproflokasin dari Clinical and Laboratory Standard Institute (CLSI) 201212,
dimana interpretasi daya hambat dikategorikan berdasarkan besaran nilai dimater
zona hambat. Nilai zona hambat ≤15 mm dikategorikan resisten, zona hambat 16-20
mm dikategorikan intermediet dan zona hambat ≥21 mm dikategorikan sensitif 12.
Pembahasan
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 192
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
dilakukan, diketahui bahwa dalam ekstrak etanol daun kelor terkandung senyawa
flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid dan tannin. Penelitian lainnya menyebutkan jika
kandungan fitokimia dalam daun kelor diantaranya tanin, steroid dan triterpenoid,
flavonoid, saponin, antarquinon, dan alkaloid serta mengandung mineral, asam amino
esensial, antioksidan, dan vitamin14.
Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kelor dilakukan dengan metode difusi
sumuran menggunakan bakteri P. aeruginosa. Kelompok uji antibakteri terdiri dari 5
kelompok perlakukan ekstrak daun kelor dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%
dan 10%, kontrol positif siprofloksasin, kontrol pelarut etanol 70%. Jumlah volum
larutan uji yang dimasukkan dalam tiap sumuran adalah 20 µL. Inkubasi dilakukan pada
suhu 37°C selama 24 jam 10. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil uji aktivitas
antibakteri ekstrak daun kelor dapat dilihat pada Tabel II. Kelebihan metode difusi
sumuran yaitu lebih mudah mengukur zona hambat yang terbentuk dikarenakan
sampel beraktivitas tidak hanya dipermukaan atas NA tetapi juga sampai ke bawah15.
Metode ini juga dapat menghasilkan zona hambat yang lebih baik karena adanya daya
osmolaritas pada lubang sumuran 16. Berdasarkan data pada Tabel II dapat diketahui
bahwa ekstrak daun kelor responsif terhadap bakteri P. aeruginosa.
Penggunaan siprofloksasin sebagai kontrol positif didasarkan sensitivitas antibiotik
tersebut terhadap bakteri P. aeruginosa6,12. Kontrol positif siprofloksasin menunjukkan
adanya aktivitas antibakteri yang ditandai dengan adanya zona hambat yang terbentuk
di sekitar lubang sumuran setelah diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37˚C dengan
diameter zona hambat rata-rata 27,01±0,80 mm. Kepekaan antibiotik siprofloksasin
terhadap bakteri P. aeruginosa dapat diinterpretasikan sensitif12. Etanol 70% yang
digunakan sebagai kontrol pelarut menunjukkan tidak adanya aktivitas antibakteri,
ditandai dengan tidak terbentuknya zona hambat di sekitar sumuran. Hasil uji aktivitas
antibakteri ekstrak daun kelor menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap
pertumbuhan P. aeruginosa pada konsentrasi ≥4%, sedangkan pada konsentasi 2%
tidak menunjukkan adanya zona hambat (Tabel II). Hal ini menggambarkan bahwa
pada konsentrasi 2%, ekstrak daun kelor belum memberikan efek sebagai antibakteri.
Nilai diameter zona hambat ekstrak daun kelor yang dihasilkan pada penelitian ini
hanya pada rentang 13,68-19,60 mm, dimana interpretasi masih berada pada kategori
resisten-intermediet12. Hal ini terjadi karena konsentrasi tertinggi ekstrak daun kelor
yang digunakan pada penelitian ini masih cukup kecil. Kenaikan zona hambat seiring
dengan peningkatan konsentrasi ekstrak daun kelor memberikan gambaran bahwa
konsentrasi yang lebih tinggi lagi memungkinkan untuk menghasilkan zona hambat
yang lebih tinggi.
Kemampuan daya aktivitas antibakteri ekstrak daun kelor terhadap bakteri P.
aeruginosa dikarenakan adanya kandungan kimia dalam ekstrak daun kelor. Senyawa
flavonoid dan tanin diketahui dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif
maupun Gram negatif17. Daun kelor yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol
dapat menarik sebagian besar senyawa aktif yang berada di daun kelor tersebut,
sehingga ekstrak dapat menghambat bakteri yang sedang mengalami pertumbuhan.
Hal ini dapat terjadi karena senyawa metabolit sekunder yang ada di daun kelor seperti
flavonoid, alkaloid dan senyawa fenolik lainya 18.
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 193
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dikatahui bahwa ekstrak etanol daun kelor memiliki
aktivitas anitibakteri terhadap bakteri auroginosa P. aeruginosa pada konsentrasi ≥
4%. Kemampuan daya aktivitas antibakteri ekstrak daun kelor dikarenakan adanya
kandungan senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan terpenoid.
Daftar Pustaka
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 194
E-ISSN: 2715-9949
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Erma Yunita
Vol. 11; No. 2; Juli 2020
Halaman 189-195
P-ISSN: 2087-0337
www.journal.uniga.ac.id 195
E-ISSN: 2715-9949