Buku Diabetes Mellitus
Buku Diabetes Mellitus
Buku Diabetes Mellitus
PENAPISAN DM Gestasional menekankan pada adanya hubungan lamanya toleransi dan gangguan end – organ terutama
Low Risk mata, ginjal dan jantung dengan luaran kehamilan.
Blood glucose testing not routinely required if all of the following characteristics are
present :
Member of an ethnic group with a low prevalence of gestational diabetes DM GESTASIONAL
No known diabetes in first – degree relatives
Age less than 25 years Definisi intoleransi Karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali semasa hamil. Wanita
Weight normal before pregnancy dengan
No history of abnormal glucose metabolism
No history of poor obstetrical outcome Diagnosis berdasarkan 100 gram OGTT
Carpenter
Average Risk o Puasa : > 95 mg / dl
Perform blood glucose testing at 24 – 28 weeks using one of the following : o 1 jam PP : > 180 mg / dl
Average risk – women of Hispanic, African, Native American, South of East Asian origins o 2 jam PP : > 155 mg / dl
High risk – women with marked obesity, strong family history of type 2 diabetes, prior o 3 jam PP : > 140 mg / dl
gestational diabetes, or glucosuria National Diabetes Data Group (1979)
o Puasa : > 105 mg / dl
High Risk o 1 jam PP : > 190 mg / dl
Perform blood glucose testing as soon as feasible : If gestational diabetes is not diagnosed, blood o 2 jam PP : > 165 mg / dl
glucose testing should be repeated at 24 – 28 weeks or at any time a patient has symptoms or o 3 jam PP : > 145 mg / dl
signs suggestive of hyperglycemia
DM Gestasi :
Permasalahan :
Gangguan intoleransi glukosa berbagai tingkat yang muncul atau tediagnosis pertama kali saat
kehamilan / Diabetes yang diinduksi oleh kehamilan
Ibu :
Dibedakan dengan DM Pragestasional yaitu : wanita diabetes yang hamil / Diabetes
1) Resiko terjadi rekurensi
mendahului kehamilan.
2) Menjadi DM tipe 2
Page 1 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
Janin : PENANGANAN.
Kelainan pada fetus tak meningkat Seorang wanita hamil dg DM memerlukan terapi insulin bila kadar gula puasa > 100 gr / dl
atau 2 jam PP > 120 mg / dl.
Pada A1 bahaya – Terapi diet : 30 – 35 Kcal/kg BB ideal terbagi dalam 3 jadwal dengan satu atau dua kali
Pada A2 resiko kematian janin ~ DM pragestational, tu pada 4-8 mg terakhir Osmotically snack. Diit haruslah tinggi protein (125 gr/hr ), tinggi serat, tinggi karbohidrat.
Induced Villous Edema akibat kegagalan transport oksigen yang disebabkan oleh edema villi Adanya kadar gula melebihi nilai ambang akan meningkatkan terjadinya kematian perinatal.
yang diinduksi oleh tekanan osmotik yg tinggi dari hiperglikemia Untuk mengurangi risiko tersebut, yang mungkin disebabkan oleh hiperglikemi janin dengan
Makrosomia : akibat hiperinsulinemia janin, maka perlu ditambah insulin selain diit.
Patofisiologi : Terapi insulin akan mengurangi kadar gula ibu ( juga kadar glukosa dan ibsulin janin ).
1) Hiperinsulinemia, peningkatan IGF ½ stimulasi pertumbuah somatis dan adipositas Dengan demikian dapat mengurangi kejadian makrosomi, hipoglikemi neonatus,
2) Obesitas ibu hiperbilirubinemia dan RDS.
Bahaya : distosia bahu penumpukan lemak pada badan dan bahu ~ berbeda dengan LGA ! Dosis insulin : > 28 minggu mulai dengan kombinasi 20 U NPH insulin (human) dan 10 U
reguler insulin (human), dicampur dalam 1 spuit dan disuntikkan setiap pagi sebelum
Manajemen (ringkas) : sarapan. Bila usia kehamilan lebih muda dapat diberikan separoh dosis di atas.
Page 2 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
Bila direncanakan induksi persalinan : oksitosin dimasukkan dalam Normal saline (dalam Efek neonatal : ( terutama akibat DM + PE )
Piggyback). Kadar gula darah diukur tiap 1 atau 2 jam dengan target 70 – 120 mg/dl. Bila Jangka pendek
kadar gula > 120 mg/dl, tambahkan 10 U/L dalam cairan infus. 1. RDS : keterlambatan maturasi paru pada DM
Harus dihindarkan terjadinya hiperglikemia ok akan menyebabkan asidosis pada janin. 2. Hipoglikemia : akibat hiperinsulinemia janin sebagia respon hiperglikemia ibu
3. Hipokalsemia : 7 ng/dl
TINDAK LANJUT penyebab tidak jelas diduga karena aberasi magnesium oleh karena DM, asfiksia, preterm,
Karena wanita hamil dengan DM cenderung untuk menderita DM seterusnya, maka harus usia kehamilan, PE
dilakukan test 75 gr OGTT pada 2 jam kira kira 6 minggu post partum. Kriteria DM bila 4. Hiperbilirubinemia : ok preterm dan polisetemia resiko trombosis
kadar gula plasma : 5. Kardiak hipertrofi : hipertrofi kardiomiopathy CHF ( kongestif )
a. puasa : > 140 mg/dl pada dua kali kesempatan atau 2 jam PP : > 200 mg/dl
b. 30, 60 atau 90 menit : > 200 mg/dl. (salah satu) Jangka panjang
1. Gangguan kognitf
2. Resiko DM 1-3 %. Bila ayah+ : DM 6 %, bila kedua ortu + : 20 %
3. Gangguan pertumbuhan : resiko makrosomia bila gula darh ibu > 130.
DM PRAGESTASIONAL
Dapat dideteksi pada uk 24 minggu. AC yang berlebihan pada uk 32 mg
Penegakan dx sama dengan diatas : anamnesa dan skreening yang penting anamnesa
Efek pada ibu
Efek pada janin :
1. Nefropathy diabetik
1. Aborsi : tm 1 terutama HbA1C > 12 % ataw GDP > 120
30 % tipe 1
2. Preterm : 9 %
4-20 % tipe 2
3. Malformasi : 5-10 %, ½ dari kematian perinatal.
subklinikal meningkat secara ceat bila HbA1c > 10 %. Diawali dengan mikroalbumin
Ingat DM pragest tidal berhub dengan kelainan kromosom.
lalu mikroproteinuri dan setelah 5 10 tahun protein uri > 300/mg dalam 24 jam. Bila
Jenis :
ada hipertensi end stage. Insiden klas F : 5 %
Caudal regresi, Spina bifida
PE + nefropathy ½ kasus persalinan preterm
Hydrocephali, Anencephally
Bila hipertensi + nefropathy 58 % menjadi PE terutama bila SK > 1,5 dan prot uri >
Situs inversi
3 g/ 24 jam
Kelainan jantung (transposition of the great vessels, ASD, VSD)
Kehamilan tidak menyebabkan eksaserbasi nefropathy diabetik
Atresia anal/rectal
Kelainan ginjal : agenesis, kista ginjal, ureter duplek
2. Retinopathy diabetik
Patofisiologi : (Fuel Mediated teratogenesis)
7 thn 50 %
1. Hiperglikemia stress oksidatif embriotoksisk
20 thn 90 %
2. Hiperglikemia gangguan gen spesifik defisiensi asam arakidonat NTD
Lesi 1 : mikroaneurysma dengan perdarahan keluar cairan serous yang membentuk
eksudat keras ( non proliferatif/ kelas D
4. Sudden death (34-36 mgg Unexplained Fetal Demisse)
Bila makin parah terjadi oklusi iskemia infark cotton wool exudat proliferatif
Pada umumnya yang LGA
Progresifitas retinopathy ~ penurunan BB janin
Penurunan pH , peningkatan pCO2, sam laktat dan eritropoitin
Tx : photokoagulasi
hiperglikemia gangguan O2 transpor
Hydropic plasenta edema villi
3. Neuropathy
3.hiperglikemia hiperosmoler edema villi gangguan transpor
bersifat simetrikal sensori motor
vaskulopathy
dapt terjadi gastropathy mual , muntah, problem nutrisi
ketoasidosis
TX: metoclropamid + H2 antagonis
5. Hydramnion
Fetal poliuri ok fetal hiperglikemia
4. Preeklampsia
6. IUGR
tidak berhubungan denga kontrol gula darh
Slowing abdominal growth and plateauing of cessation of weight gain
Kematian perinatal 20 x
asimetric IUGR (>> DM vasculopathy, DM > 10 th)
Faktor Resiko : vaskulopathy, proteinuri, hipertensi kronik
Page 3 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
Page 4 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
3. TM 2
DETEKSI DIABETES PADA IBU Evaluasi serum AFPresiko NTD. Pada DM serum AFP rendah so hati 2 interpretasinya
Dulu : screening dilakukan secara terbatas pada wanita dengan keluaraga DM atau BOH
(IUFD dengan sebab tak jelas) atau bayi cacat / makrosomia. Adanya kegemukan, 4.TM 3
hipertensi, dan glukosuria juga merupakan faktor risiko. Mx gula darah/minggu
Sekarang : direkomendasikan agar screening dilakukan pada semua wanita hamil 24 –28 Evaluasi pertumbuhan janin dan IUGR. Antepartum testing / minggu
mgg dengan mengukur kadar gula 1 jam setelah mengkosumsi 50 gr glukosa. Bila > 140
mg/dl dilanjutkan dengan OGTT. 4. Persalinan
Ideal dekat aterm
DM KLAS A Umur kehamilan pasti : fetal lung maturasi tdk perlu . Persalinan > 38 minggu
Karena pada klas ini angka kejadian IUFD masih lebih tinggi dari populasi normal, maka : Bila tidak pasti L/S > 2: terminasi
a. harus berkunjung tiap minggu. Bila hipertensi : terminasi
b. Diet 1800 – 2200 kalori. Persalinan preterm : beta simpatomimetik jangan
c. Bila kadar GDP > 105 mg/dl atau 2 JPP > 120 mg/dl beri insulin dan monitor Kelas B/C cenderung SC untuk mencegah trauma akibat bayi besar
kesejahteraan janin dimulai pada 34 minggu. Induksi sering gagal ok kelainan vaskular.
Bila pada kehamilan sebelumnya penderita memerlukan insulin, pernah IUFD, hipertensi Penting pengurangan dosis insulin pada persalinan utk mencegah hipoglikemi
atau cenderung preeklamsia pada kehamilan sekarang. Maka ia diperlakukan sama dengan postpartum
penderita IDDM (dalam hal monitor kesejahteraan janin) walaupun klasifikasinya tidak
berubah. 5. Kontrasepsi
Tidak ada yang tepat
Estrogen : tomboemboli, atroke, infark miokard
Progesteron : minimal efek
IUD : resiko infeksi
Terbaik : steril
Page 5 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
PENANGANAN Kontrasepsi
Estrogen dalam kontrasepsi oral menyebabkan trombo emboli. Meningkatkan risiko stroke.
Prakonsepsi Progestin-only oral atau parenteral dapat digunakan ok efek pada metabolisme karbohidrat
Regulasi kadar gula darah sebelum dan pada awal kehamilan. minimal.
Pengukuran kadar Hb A1 atau Hb A1-c akan menggambarkan keadaan kadar gula dalam IUD meningkatkan risiko infeksi
sirkulasi pada 4 – 6 mgg terakhir berguna untuk menilai metabolisme awal. (risiko Steril postpartum dianjurkan pada penderita DM pragestasional.
malformasi akan meningkat bila kadarnya > 10%).
Pemberian folat 400 g/hr akan mengurangi risiko defek neural tube bila diberikan pra Penyulit jangka pendek : makrosomia dgn segala akibatnya : distosia bahu, trauma
konsepsi dan awal kehamilan. persalinan, jaundice, peningkatan angka SC; hipoglikemia neonatus (ok insulin janin masih tinggi)
Penyulit jangka panjang : DM nyata pd ibu, obesitas & DM nyata pd bayi dan anak
Trimester I
Regulasi kadar gula darah biasanya dengan diet dan insulin. OAD tidak dianjurkan ok dapat Suspect DM
menimbulkan hiperglikemi pada janin kelainan kongenital (bila diberikan pada awal masa
kehamilan). Gula darah 2 jam PP
Kadar glukosa pada trimester I tidaklah stabil, diikuti dengan periode stabil dan kemudian
diikuti dengan peningkatan kebutuhan insulin pada usia 24 minggu. Peningkatan ini < 135 mg/ dl >135 mg/dl
disebabkan oleh meningkatnya produk hormon-hormon selama kehamilan yang merupakan
antagonis insulin.
Kadar glukosa darah sedapat mungkin dipertahankan sampai 143 mg/dl untuk mendapatkan PAN teratur OGTT (3 jam )
outcome yang baik.
BSN N BSN N BSN abnormal
Trimester II
OGTT N OGTT abnormal
Dilakukan pemeriksaan kadar fetoprotein serum pada 16 – 20 mgg dan usg pada 18 – 20
mgg untuk mendeteksi adanya defek neural tube atau kelainan yang lain. Ulangan OGTT DM Klas A DM Klas B - F
Tiap trimester
Trimestes III Diet (2000 – 2200 kal)
Kunjungan tiap minggu untuk mengevaluasi kadar gula darah dan adanya preeklamsia. BSN tiap 2 minggu
Serial usg dengan interval 3 – 4 mgg untuk menilai adanya IUGR atau makrosomia dan juga
jumlah air ketuban. (mulai 26-32 minggu tergantung adanya risiko untuk terjadinya IUFD). Deliver at term Komplikasi (-) Kompliikasi (+)
MRS untuk DM yang tak terkontrol dan hipertensi.
Untuk menghemat beaya rumah sakit : pada IDDM sejak usia kehamilan 34 minggu sampai
melahirkan. MRS
Page 6 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
Waktu persalinan :
Penanganan (lihat Bagan)
Stress test (-) diulang tiap minggu dilahirkan bila L/S > 3
Medik
Diet DM : cukup diet tanpa insulin (1200 – 1800 kal / hari)
Bila (-)
Insulin : untuk penderita yang sebelumnya mendapat insulin diteruskan dengan dosis
Meragukan diulang dalam 24 jam pemeriksaan estriol
yang sama sampai dijumpai tanda – tanda dosis perlu ditingkatkan (monitor
Darah tiap hari
BSN / red urine). Insulin tidak boleh diberikan 3 jam pertama sebelum Bila (+) <3
partus (ok saat inpartu kebutuhan glukosa meningkat)
Stress test (+) L / S dilahirkan
Obstetrik >3
Ibu hamil dengan BSN > 120 mg/dl OGTT Pemberian betametason bila penundaan tidak bisa dilakukan.
a. Bila BSN (N), OGTT (N) ulang OGTT tiap trimester tunggu
persalinan sampai seaterm mungkin.
b. Bila BSN (N), OGTT abnormal. Klas A diet, PAN lebih sering, II. Komplikasi
ulangan BSN tiap 2 minggu. A. Ibu
1) Bila komplikasi (-) tunggu partus seaterm mungkin. Makin berat kelainan akibat DM: nefropati, vasculopati.
2) Bila komplikasi (+) MRS (evaluasi gula darah/hr, RFT, pemeriksaan retina, Komplikasi oleh karena adanya kehamilan : ketoasidosis, toxemia, hidramnion,
urinalisis dan kultur urine) kemudian tentukan umur kehamilan & fetal assesment. infeksi saluran kencing.
c. Klas B – F MRS (sama dengan b2) Pada persalinan : inersia & atoni uteri, distosia bahu (ok bayi besar), kelahiran
Untuk C dan b2 < 30 mgg : kontrol tiap 2 minggu. mati, meningkatnya partus buatan (termasuk SC), mudah infeksi.
> 30 minggu : fetal assesment Pada kala nifas : infeksi puerpuralis, penyembuhan luka lama.
MRS pada minggu ke 34 test maturasi paru pada minggu 36 bila matur : terminasi.
B. Janin
Abortus, partus prematurus, kel letak, insufisiensi plasenta sampai kematian dalam
ASPEK OBSTETRI KEHAMILAN DENGAN DIABETES rahim. Makrosomia, hipoglikemia, RDS, kelainan bawaan, hiperbilirubinemia,
hipoklasemia.
I. Perawatan kehamilan dengan diabetes dibagi 2 yaitu :
a. Perawatan dari kelainan metabolisme karbohidrat. PENGARUH KEHAMILAN DAN PERSALINAN PADA DM memperberat
Diabetes dan kehamilan diusahakan selalu euglikemia (akan menurunkan Metabolisme KH emesis gravidarum
perinatal mortality, icterus neonatorum, kelainan bawaan) Pembesaran rahim memerlukan glikogen
Menghindari obat anti diabetes oral (teratogenik) Janin butuh KH untuk pertumbuhannya
Diet : - kenaikan BB minimal 11 Kg Pancreas dan adrenal janin mempengaruhi metabolisme.
- Protein 1,5 gr/KgBB/hr Insulinase yang dihasilkan plasenta.
- Kalori 2000 – 2200 kal / hari dimana 65 % terdiri atas karbohidrat Hormon plasenta : koriosomatotropin, estrogen, progeteron mengurangi khasiat
insulin.
b. Perawatan kehamilan. Persalinan membutuhkan energi.
PAN lebih sering dengan konsultasi internis dan ahli gizi. Laktasi mengambil nutrisi dari ibu terutama KH
MRS pada trimester II untuk evaluasi DM nya.
Trimester III evaluasi usia kehamilan dengan USG dan keadaan janin dengan OCT PENGARUH DM TERHADAP :
dan estriol urine. 1. KEHAMILAN :
Maturasi janin dilihat pada L/S ratio air ketuban (matur bila L/S > 3) Infertil
Evaluasi janin : Abortus / Prematuritas / IUFD
o Klas A mulai 37 minggu Hidramnion
o Klas B/C mulai 36 minggu Preeklampsia / eklampsia
o Klas D – R mulai 34 minggu Kelainan letak oleh karena bayi besar
Insufisiensi plasenta
Page 7 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
2. PERSALINAN
Inersia uteri HPP
Distosia bahu
Lahir mati oleh karena asfiksia
Sering tindakan SC oleh karena CPD
Mudah infeksi
3. NIFAS
Infeksi sampai sepsis
Luka persalinan / operasi sukar sembuh.
4. ANAK
Cacat bawaan
Bayi besar
Dismatur
Asfiksia terutama > 36 minggu IUFD
Kematian neonatal oleh karena hipoglikemia
Persalinan yang sukar
Kelainan saraf & jiwa dibelakang hari.
PATOFISIOLOGI
KEHAMILAN: DIABETOGENIK
HIPOGLIKEMIA PUASA
HIPERGLIKEMIA POSTPRANDIAL
HIPERINSULINISME
RESISTENSI INSULIN
FREINKEL:
FACILITATED ANABOLISM DAN ACCELERATED STARVATION (konsentrasi asam lemak HIPOTESIS PEDERSEN 1
bebas, TG, dan Cholesterol pd wanita hamil puasa yang lebih tinggi)
Penelitian terakhir : DMG terjadi akibat kombinasi resistensi insulin dan sekresi insulin yang
berkurang dengan waktu paruh insulin yang tidak berubah. Akibat hormon kortisol, Progesteron, GROWTH
hCS, prolaktin, dan Estradiol, Human Placental Lactogen. PLASMA
GLUCOSE
Glukosa substrat utama metabolisme oksidasi dalam rahim digunakan terbesar oleh otak AMINO ACIDS INSULIN
ditransfer secara fasilitasi – difusi dgn mediasi protein Glut1&3 LIPIDS
‘ MIXED
Fetal Origin Hipotesis (David Barker) NUTRIENTS ‘
Rangsangan / adaptasi yg tjd saat periode kritis di awal kehidupan dapat mengubah ekspresi
genom janin dampak menetap pd suatu rangkaian proses fisiologis yg disebut pemrograman
janin – yg pada gilirannya merupakan predisposisi dari penyakit kardiovaskuler, metabolik, &
endokrin saat dewasa.
Page 8 of 9
Dr Gunawan Rusuldi (AWA)
FETAL
GESTATIONAL
HYPERINSULINEMIA DIABETES
hermanto-obesitas-DM gestational-kehamilan-Sept’03
NEONATAL
EARLY ( to 20 WEEKS )
OESTROGEN TISSUE GLYCOGEN STORAGE
and
PROGESTERONE HEPATIC GLUCOSE PRODUCTION
LATE ( 20 – 40 WEEKS )
hCS ‘ DIABETOGENIC ‘
GLUCOSE TOLERANCE
PROLACTIN INSULIN RESISTANCE
BOUND AND FREE CORTISOL HEPATIC GLYCOGEN STORES
HEPATIC GLUCOSE PRODUCTION
Page 9 of 9