Skripsi Ayi Riski Mahendra

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 91

INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT PENDATANG

TERHADAP ADAT ISTIADAT DI GAMPONG PURWODADI


KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Selaku Tugas Akhir


Agar Dapat Memperoleh Gelar Serjana Sosiologi
Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar

Oleh

AYIE RISKI MAHENDRA


NIM : 1705905020067

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH
2021

i
i
ii
iii
iv
v

ABSTRACT

The social interaction of the immigrant community of Purwodadivillage,


Kuala coastal district, Nagan Raya regency with the local community of Nagan
Raya regency towards costoms, there are many differences between the two
camps, therefore there will certainly be many pros and cons that occur between
the Nagan Raya community and the Purwodadi Village community.

The results of the study can be concluded that the social interaction
relationship between the immigrant community in Purwodadi Village and the
local community of Nagan Raya is going well. The people of both respect each
other and also have a strong sense of tolerance between the two. The inhibiting
factor of social interaction between the local community of Nagan Raya and the
immigrant community of Gampong Purwodadi in terms of customs because
according to the indigenous immigrant community the death of the Nagan Raya
community is more burdensome to one party and also excessive, and the driving
factor is the local community of Nagan Raya and also the immigrant community
of Gampong Purwodadi have a strong attitude of tolerance between fellow
customs.

Keywords: Sosial Interaction, Local People, Customs


vi

ABSTRAK

Interaksi sosial masyarakat pendatang Gampong Purwodadi Kecamatan


Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya dengan masyarakat lokal Kabupaten Nagan
Raya terhadap adat istiadat banyak terdapat perbedaan diantara kedua belah kubu,
oleh karna itu pasti akan terdapat banyak hal pro dan kontra yang terjadi antara
masyrarakat Nagan Raya dengan masyarakat Gampong Purwodadi.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan interaksi sosial antara
masyarakat pendatang di Gampong Purwodadi dengan masyarakat lokal Nagan
Raya berjalan dengan baik.Masyarakat keduanya saling menghormati dan juga
memiliki rasa toleransi yang kuat walaupun berbeda tradisi diantara keduanya.
Faktor penghambat interaksi sosial antara masyarakat Lokal Nagan Raya dengan
masyarakat pendatang Gampong Purwodadi dari segi adat istiadat karna menurut
masyarakat pendatang adat kematian masyarakat Nagan Raya lebih memberatkan
kepada satu pihak dan juga berlebihan, dan faktor pendorongnya adalah
masyarakat Lokal Nagan Raya dan juga masyarakat pendatang Gampong
Purwodadi memiliki sikap toleransi yang kuat antara sesama adat-istiadat.

Kata Kunci :Interaksi Sosial, Masyarakat Lokal, Adat Istiadat


vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan

kepada Allah SWT yang mana telah diberikan umur panjang, kesehatan, lahir dan

batin sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal sebagai langkah awal untuk

menyelesaikan tugas akhir dengan sungguh banyak keterbatasan. Shalawat

beriring salam tidak lupa pula penulis sanjung sajikan kepada seorang tokoh yang

tidak berdasi, yang tidak pernah duduk di atas kursi, yang tidak tau apa apa itu

korupsi yaitu baginda Nabi Besar Muhammad SAW, dan seluruh keluarga dan

sahabatnya.

Penelitian ini diajukan untuk memenuhi seluruh persyaratan agar dapat

memperoleh gelar serjana pada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Teuku Umar (UTU) dengan tema “Interaksi

Masyarakat Pendatang Terhadap Adat Istiadat Di Gampong

Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”

Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna, dan juga masih banyak kesalahan yang di dapatkan. Peneliti sangat

berharap terhadap kritikan dan saran dari pelajar dan para pembaca agar dapat

menyempurnakan tulisan ini.Berkat bantuan dan juga dukungan dari berbagai

pihak dalam kesulitan ini dapat di selesaikan dengan sedemikian rupa oleh

penulis. Oleh karna itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak-pihak yang telah memberikan semangat dan juga dorongan kepada

saya, yaitu :
viii

1. Ibunda Rosmawati dan juga Ayahanda Erlis yang telah memberikan

kasih sayang , doa, serta juga motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas akhir.

2. Bapak Prof. Dr. Jasman J Ma’ruf SE.,MBA selaku rektor Universitas

Teuku Umar.

3. Bapak Basri SH., MH selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Teuku Umar.

4. Bapak nurkhalis, S.Sos,I.,M.Sosio selaku ketua Jurusan Ilmu Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Teuku Umar.

5. Ibu Yeni Sri Lestari, M,soc, Sc selaku pembimbing I yang begitu

penulis sanjung dan banggakan. Yang selalu memberikan arahan dan

juga bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

6. Bapak Dr. Afrizal Tjoetra M.Si selaku pembimbing akademik dan juga

penguji 1 skripsi saya yang sudah membimbing saya dari semester 1

hingga semester akhir dalam melaksanakan proses belajar dan juga

memberikan saran dan juga kritikan yang membangun sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi.

7. Ibu Dr. Arfriani Maifizar, SE, M.Si selaku penguji skripsi 2 skripsi

saya yang juga memberikan saran, kritikan, dan juga motivasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi.

Meulaboh, Juni 2021

Penulis

AYIE RISKI MAHENDRA


NIM : 1705905020067
ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...........................................................ii
LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN.......................................iii
LEMBAR PERNYATAAN............................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................vii
KATA PENGANTAR....................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................x
DAFTARTABEL............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................12
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................13
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................13
1.4.1 Manfaat Teoritis.....................................................................13
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................13
1.5 Sistematika Pembahasan.................................................................14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................16


2.1 Kajian Terdahu...............................................................................16
2.2 Interaksi Sosial................................................................................19
2.2.1 Pengertian Interaksi Sosial....................................................19
2.2.2 Syarat Terjadinya interaksi Sosial.........................................20
2.2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial.............................................21
2.3 Pengertian Masyarakat....................................................................30
2.4 Masyarakat Pendatang....................................................................30
2.5 Teori Interaksi Sosial......................................................................31

BAB III METODE PENELITIAN................................................................36


3.1 Lokasi Penelitian............................................................................36
3.2 Pendekatan Penelitian.....................................................................36
3.3 Informan Penelitian........................................................................37
3.4 Sumber Data...................................................................................37
3.5 Teknik Pengumpulan Data.............................................................38
3.6 Teknik Analisis Data......................................................................38
3.7 Jadwal Penelitian............................................................................40

BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................41


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………...41
4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...................................................41
4.2 Hasil Penelitian...............................................................................45
x

4.2.1 Interaksi Masyarakat Desa Purwodadi Terhadap Adat


Istiadat Di Kabupaten Nagan Raya.........................................45
4.2.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Interaksi
Masyarakat Dengan Masyarakat Nagan Raya......................50

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................54
5.1 Pandangan Masyarakat Pendatang Di Desa Purwodadi
Mengenai Adar Istiadat Di Kabupaten Nagan Raya .....................54
5.2 Faktor Yang Mendorong Dan Menghambat Interaksi
Masyarakat Pendatang Di kabupaten Nagan Raya..........................58

BAB VI PENUTUP.........................................................................................60
6.1 Kesimpulan.....................................................................................60
6.2 Saran...............................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................62
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 2 : Pedoman Wawancara

Lampiran 3 : Data Informan

Lampiran 4 : Dokumentasi
xii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Nama Tabel Halaman

2.1 Persamaan Dan Perbedaan Relavan...........................................................17

3.1 Jadwal Penelitian.......................................................................................40

4.1 Daftar Dusun Desa Purwodadi..................................................................43

5.1 Jumlah Penduduk Desa Purwodadi...........................................................44

6.1 Jenis-Jenis Pekerjaan Desa Purwodadi......................................................44


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Aceh adalah salah satu provinsi yang berada di wilayah Republik

Indonesia yang kaya akan ragam adat-istiadat dan budaya. Dalam perspektif

masyarakat Aceh kebudayaan memiliki peran yang penting dalam kehidupan

sehari-hari, Budaya merupakan suatu konsepsi yang membangunkan sebuah

minat. Secara formal, budaya berdefinisi sebagai kepercayaan, tatanan

pengetahuan, pengalaman, makna, agama, sikap, nilai, peranan, hirarki, waktu,

konsep alam semesta,hubungan ruang, serta objek-objek materi dan milik yang

diperoleh dari sekelompok besar masyarakat dari berbagai generasi melalui upaya

kelompok dan individu. (mulyana dan rakhmat, 2006)

Kebudayaan adalah suatu hal yang sangat komplek dan luas, contohnya

yang berhubungan dengan cara hidup manusia, yang berkaitan dengan adat

istiadat serta tata karma. Kebudayaan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

masyarakat, setiap suku memiliki kebudayaan yang berbeda antara satu dengan

lainnya, hal ini merupakan bentuk dari keberagaman di Indonesia yang sifat

masyarakat pada umumnya sangat kental akan kebudayaan dan keberagamannya

atau sering disebut dengan heterogen serta masih sangat banyak kebudayaan yang

masih dipertahankan hingga sampai saat ini. (Noviola, 2012).

Menurut Ki Hajar Dewantara kebudayaan merupakan buah budi manusia

yang bearti yaitu hasil dari perjuangan setiap manusia terhadap dua buah pengaruh

1
2

yang kuat yaitu adalah zaman dan juga alam yang merupakan bukti nyata tentang

keberhasilan hidup manusia untuk mengatasi berbagai macam rintangan serta juga

kesukaran dalam hidupnya yang bertujuan untuk mencapai pada keselamatan dan

juga kebahagiaan yang besifat tertip dan juga damai.

Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten di Aceh yang dibentuk

menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2002 yaitu akan dibentuknya

Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues,

Kabupaten Aceh Tamiang, dan Kabupaten Nagan Raya, di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam,padatanggal 2 Juli 2002 sebagaimana hasil pemekaran dari

Kabupaten induknya, yaitu Kabupaten Aceh Barat dengan 10 wilayah kecamatan,

222 desa, dan 30 Mukim. Masing-masing kecamatan, yaitu: Darul Makmur, Tripa

Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Tadu Raya, Beutong, Beutong Ateuh, Seunagan,

Suka Makmue, Seunagan Timur.(BPS Nagan Raya, 2020).

Penelitian ini mengkaji tentang interaksi masyarakat pendatang terhadap

adat istiadat di Gampong Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Masyarakat pendatang di GampongPurwodadi

merupakan masyarakat pendatang yang sudah lama tinggal/menetap di Kabupaten

Nagan Raya dan juga mereka sudah berbaur dengan masyarakat Nagan Raya

khususnya dalam hal adat istiadat kematian.

Gampong Purwodadi merupakan Gampong yang berada di Kecamatan

Kuala Pesisir, kabupaten Nagan Raya,Provinsi Aceh, penduduk di Gampong

Purwodadi selain penduduk asli akan tetapi juga terdapat masyarakat pendatang.

Dalam segi adat kematianMasyarakat pendatang menganggap bahwa


3

semuamasyarakat Nagan Raya memiliki adat istiadat yang berlebihan dan juga

lebih memberatkan kepada sebelah pihak khususnya dalam hal segi adat Kematian

(khenduri ureung mate).

Masyarakat pendatang menganggap yang bahwasanya adat masyarakat

Nagan Raya lebih memberatkan kepada sebelah pihak seperti ketika pada hari

pertama meninggal, di Kabupaten Nagan Raya pihak keluarga yang terkena

musibah mereka langsung menyiapkan makanan untuk para tamu yang melayat

pada hari pertama dan sampai hari ke tujuh, disini masyarakat pendatang tidak

setuju karna menurut mereka padahal pihak keluarga yang meninggal sedang

dalam keadaan berduka jadi dengan mereka menyiapkan makanan untuk para

tamu itu malah akan lebih menyusahkan mereka karna mungkin saja mereka

sedang tidak ada uang dan juga sedang dalam kondisi musibah dan juga masih

banyak adat-adat lainnya yang menurut masyarakat pendatang yang tinggal di

desa Purwodadi ini lebih dibesar besarkan.

Ada pepatah Masyarakat Aceh mengatakan “Mate aneuk meupat

jeurat,gadeh adat pat tamita” Karna landasan inilah yang menjadikan Masyarakat

Nagan Raya sampai saat ini masih mempertahankan adatnya khusunya dalam hal

segi peringatan kematian.

Sebagaimana yang dianjurkan dalam agama Islam, penduduk Kabupaten

Nagan Raya menyakini meninggal itu merupakan sebuah kejadian yang akan di

alami oleh semua insan. Semua orang yang hidup di muka bumi ini akan

mengalami kematian ketika sampai waktu yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Agar kita dapat mempertanggung jawabkan semua kelakuan kita ketika


4

masihhidup di dunia. Dan juga dipercayai bahwa semua oeang yang meninggal

akan di hidupkan lagi di alam baqa sampai tibanya hari akhirat, yaitu dimana

setiap manusia akan di adili. Atas dasar itulah setiap ada peristiwa kematian akan

dipandang sebagai sesuatu hal yang sangat penting oleh masyarakat Nagan Raya.

1. Pengumuman kematian (seunetot)

Ketika ada masyarakat yang meninggal maka biasanya akan

dibilangka geuthinggai geutanyoe atau ka diewoe neubak Allah. Setiap

sanak keluarga yang ditinggalkan mereka nanti akan minta pertolongan

kepada masyarakat untuk memberitahu kematian sanak keluarganya

kepada kepala Desa, aparat Desa serta juga kepada warga Desa

lainnya.

Pengumuman orang yang meninggal kepada masyarakat lainnya

akan dilakukan oleh orang yang ditugaskan oleh kepala Desa ataupun

imam masjid untuk memukul beduk yaitu tiga kali pukulan sebagai

tanda orang yang meninggal. Agar masyarakat tahu yang bahwasanya

ada warga Desanya yang telah meninggal. Lain halnya ketika

menyampaikan kepada keluarga jauhnya akan disuruh seseorang atau

lebih agar dapat menyampaikan kabar duka tersebut.atau yang lebih

dikenal dengan istilah seuneutot.

Jika orang tua dari suami meninggal, pihak keluarga dari linto

baroe akan menyuruh salah satu orang agar membawa batee ranup

agar dapat memberi kabar kepada pihak bisan bahwa orang tua suami

telah meninggal. Ketika proses seuneutot ini dilangsungkan


5

makateungku imum dan juga masyarakat lainnyaakan mengurus

jenazah serta juga membersihkan tempat dimana mayat akan di buat

khenduri.

Warga Desa yang hadir melayat akan membawakanuang seikhlasnya

atau juga barang-barang lainnyasebagai rasabentuk duka cita.

2. Mengurus jenazah

Hal-hal yang dlakukan pada saat mengurus jenazah yaitu seperti

memandikan,mengkafani, mensholatkan, serta menguburkannya.

Sebelum mayat dikebumikan terlebih dahulu akan dilakukan adat yaitu

meu inseng ngon rumoh tangga( yaitu sebuah ceramah singkat untuk

orang-orang yang masih hidup dan juga menyampaikan ketabahan

untuk keluarga yang ditinggalkan serta juga meminta permohonan

maaf kepada orang yang telah meninggal tersebut, dan tentang hutang

piutang, serta yang terakhir yaitu memberi kabar kepada warga lainnya

bahwa akan dilaksanakan khenduri tujuh hari tujuh malam secara

berturut-turut di rumah duka). Sesudah itu khenduri hanya akan

dilakukan saat malam-malam tertentu saja (pada malamatot). Pada

malam kesepuluh, ke lima belas, kedua puluh, kedua puluh lima,

ketiga puluh, ketiga puluh lima,keempat puluh,dan yang terakhir pada

malam empat puluh empat. Pada saat ceramah selesai,mayat akan

langsung dibawa oleh masyarakat lainnya ke kuburan untuk di

makamkan.Ini semua memang sudah menjadi tugas serta kewajiban

warga setempat untuk mengurus mayat tersebut yaitu mulai dari saat
6

memandikan sampai dengan menguburkannyan sampai semuanya itu

selesai.

Dari segi adat kematian, jika yang meninggal adalah orang tua

pembelai pria, maka orang tua pembelai wanita akan membawakan

yang namanya “tilam gulong”serta berbagai peralatan-peralatan

manndi lainnya yang akan disatukan dalam dalong, yaitu seperti:

a. Dua buah ikat sirih, gambir, tembakau, minyak wangi, sabun

wangi, kapas, keumeunyan, boh krut, dan kain kaffan 5 (lima) yard,

uang sedekah sealakadar saja.

b. Satu ekor kambing, beras 10 bambu, kelapa lebih kurang 20 buah,

Lombok, garam, bawang, dan bumbu-bumbunya. Semua barang

tersebut akan disatukan dalam sebuahdalong dan juga peuluman

dan batee ranup, semua barang tersebut akan dibawa pada hari

meninggalnya yaitu sebelum jenazah di makamkan. Dan juga yang

nantinya kain putih yang digunakan untuk kaffan serta barang-

barang yang digunakan untuk memandikan jenazah akan

diserahkan kepada orang tua di Gampong tersebut.

Ketika mayat dimandikan disediakannnya alat-alat khusus seperti

batang pisang,sugi mandam berbalut kain hitam, bunga dan juga daun-

daun yang ditentukan yang akan digunakan sebagai wangi-wangian.

Mayat diletakkan diatas tilam gulong. Selesai dikaffankan maka

jenazah akan dimasukkan dalam kerenda dan akan di sholatkan oleh


7

teungku secara berjamaah. Tetapi ada juga mayat yang sholatkan

setelah dikaffankan terlebih dahulu setelah itu baru dikuburkan.

Pada saat mayat akan diturunkan dari rumah duka, maka akan

diberhentikan sejenak di dekat tangga rumah untuk

dilakukannyapeubreuh pade, serta juga pada saat para ahli family

menyampaikan beberapa patah kata yaitu antara lain permohonan maaf

kepada seluruh masyarakat atas segala macam bentuk kesalahan-

kesalahan yang mana telah dilakukan oleh jenazah semasa hidupnya

dan setelah itu baru jenazah akan dimasukkan dalam kerenda menuju

ke pemakaman untuk di kebumikan.

Pemakamam jenazah (seumiyup), biasanyaakan dikuburkan di

pemakaman umum tetapi ada juga di pemakaman pribadi milik

keluarga yang sering disebutkan denganbhom. Pada saat sampai

dikuburan maka mayat akan langsung dimasukkan ke dalam

kubur.Pada saat lobang kuburan selesai ditutup dengan tanah, dan juga

ditimbun dengan baik. Maka akandisirami dengan mengunakan air

yang telah dipakaikan wangi-wangian dan bunga-bunga sebanyak tiga

kali mulai dari kepala sampai ke ujung kaki yang dilakukan oleh

teungku. Kemudian di bagian kepala dan dikaki akan ditanami

pohonkeunawah jika belum ada batu nisan.

Tikar akan dibentangkan dikepala ditempat teungku akan duduk

untuk membaca “talkin”. yaitu bagi orang yang telah dikuburkan untuk

memberitahukan kepada orang yang telah di meninggal yang


8

bahwasanya orang tersebut telah meninggalkan dunia dan telah berada

di alam kubur.

3. Takziyah, yaitu melayat ke rumah duka, warga sering melakukan

takziah yaitu pada saat malam hari untuk membacakan doa dan Al-

Qur’an untuk orang yang meninggal tersebut. Takziyah biasanya

dilakukan secara berturut-turut tujuh malam, siap itu akan dilanjutkan

lagi takziyah pada saat malam ke sepuluh, kelima belas, ke dua puluh,

kedua puluh lima, ketiga puluh, ketiga puluh lima, ke empat puluh, dan

yang terakhir pada empat puluh empat dan kegiatan tersebut rutin

dilakukannya sejak saat jenazah dimakamkan. Ketika takziyah

dilakukan biasanya orang-orang akan membawakan kue-kue, beras,

gula kopi, dan juga uang. biasa biasanya orang akan membawa

bunggong jaroe berupa beras, kelapa, kue-kue, gula kopi, uang, dan

lain-lain.

4. Khenduri keu ureung mate

Ketika ada orang yang meninggal pasti akan dibuatkan sebuah acara

khenduri, san itu sudah dilakukannya dari berbagai generasi dari nenek

monyang mereka. Bagi warga kabupaten Nagan Raya, penyelenggaraan

khenduri itu dilakukan mulai dari hari pertama sampai hari ketujuh secara

berturut-turut.(uroe seuneuren trouh uroe seunujoeh). Membakar menyan

(teut kemeunyan) biasanya dilakukan ketika menjelang waktu malam hari

berturut-turut tujuh hari dan itu bertujuan agar roh arwah selalu

bersamanya menurut keyakinan masyarakat Nagan Raya.Seterusnya pada


9

malam ke sepuluh, kelima belas, ke dua puluh ke dua puluh lima, ketiga

puluh, dan ketiga puluh lima. Dan terkhusus pada malam empat puluh dan

empat puluh empat khenduri nya dibuat yang lebih besar daripada malam-

malam sebelumnya.

Saat hari kedua yaitu malam ketiga sanak keluarganya akan memyediakan

“apam” (toet apam). Kemudian pada saat hari kelima menantu dan juga warga

setempat akan membawakan idang karah, kayu bakar.

Khenduri mulai dari hari pertama sampai ke enam dilakukan

sealakadarnya saja, dan pada hari ketujuh akan dibuatkan khenduri yang lebih

besar dari pada hari-hari sebelumnya karna pihak keluarga akan menyembelih

kambing ataupun kerbau jika keluarga tersebut mampu.Khenduri seunujoeh

adalahkhenduri yang memperingati hari ketujuh yaitu dengan cara membagikan

makanan untuk fakir miskin,anak yatim, dan juga sanak keluarga, dan juga

dilakukannya acara tahlilan oleh warga setempat. Biasanya tahlilan pada malam

ketujuh lebih lama dilakukannya serta juga pesertanya lebih banyak dari pada

pada saat-saat sebelumnya. Karna sanak keluarga dari jauh semuanyaakan datang

untuk menghadiri pulang untuk menghadiri acara khenduridi hari ketujuh.Dan

juga pada di hari ketujuh akan dilakukannya menanambatee nisanoleh tengku

meunasah dan setelah itu akan dibawakan dalam satu idang nasi pulut (idang

bueleukat). “mate ureung inong dijok cawan, mangkom bue, ranup, uang sedekah,

tikar, akan tetapi jika meninggal orang laki-laki Cuma dikasih sedekahnya saja.

Kemudian pada hari 40 di adakannya semua persiapan dan juga perlengkapank

akan dilakukan lebih cepat dari pada sebelumnya untuk dilaksanakannya khenduri
10

empat puluh. Sebelum acara empat puluh dilakukan biasanya pihak

perempuanakan membuatkan kue-kue untuk disantap oleh orang-orang yang

mengaji.Dan selanjutnya saat malam empat puluh empat diadakannya khenduri

sealakadarnya saja sebagai bentuk rasa hormat terhadap orang yang telah

meninggal.Oleh karna itu biasanya pada saat hari meugang masyarakat Nagan

Raya pasti akan membuat khendurikecil-kecilan untuk memperingati orang yang

telah meninggal. Kemudian ketika lebaran tiba keluarga jugaakan diadakannya

ziarah ke pemakaman. Ada juga di beberapa tempat di adakan khenduri besaryang

melibatkan seluruh pihak keluarga yang ada sanak keluarganya di kuburan

tersebut untuk melakukan khenduri di kuburan yang dilakan pada hari kedua

ataupun ketiga setelah siap hari lebaran yang juga disebut dengan khenduri jeurat.

Setelah khenduri 44 ada juga khenduri reutoh( yaituseratus hari kematian) dan

juga khenduri thoen( tepat satu tahun kematian). Semua itu dibuat agar para

kerabat-kerabat dan juga sanak saudara yang belum sempat berkunjung dpaat

melayat lagi ke rumah duka. Semua adatdidalam khenduri itupun tidak jauh beda

daripada khenduri-khenduri yang sebelumnya dilakukan. Akan tetapi menurut

kebiasaan yang dilakukan khenduri seratus lebih kecil daripada khenduri saat hari

ketujuh dan juga empat puluh empat baik itu dari suguhan makanan dan lain-lain

yang disediakan oleh pihak rumah.

Arti dari makna “tilam gulong” dari pihak menantu adalah,

a. Bentuk rasa kemuliaan dari menantu

b. Bantal-bantal untuk tempat Al-Qur’an saat mengaji dan berdoa.

c. kediaman jenazah saat di sholatkan.


11

Selanjutkan kata-kata dari permintaan maaf dari pihak keluarga

jenazah kepada semua masyarakat yang pernah tersakiti oleh jenazah

semasa hidupnya.

Saat hari empat puluh usai maka tilam gulong tersebut akan di bawa

pulang lagi ke rumah ke kediaman menantunya tersebut.Arti dan juga

awal mulanya terlahir “tilam gulong” merupakan kesepakatan bersama

daripada raja dahulu dan juga ulama yang berasal dari Nagan Raya

yaitu adalah :

a. Teungku Chik Di Kulu (ulama)

b. Teungku Chik Di Kila (ulama bernama Abdul Gafur)

c. Teungku Meurah Jernang ( Raja Nagan Pertama)

Karna kesepakatan dari ketiga tokoh diatas tersebut oleh karna itu

diperlukan agar terjadi kesejahteraan masyarakat adat.

5. Reuhab

Reuhabmerupakan salah satu adat yang sangat kental bagi

masyarakat Nagan Raya.Reuhab bearti kamar sakral yangdipakai oleh

jenazah semasa hidupnya.Tradisi ini merupakan adat yang begitu

kental bagi masyarakat Nagan Raya dan akan sangat dianggap sebagai

bentuk sebuah penghinaan jika ada masyarakat lokal yang tidak

mengunakan adat kematian tersebut.

Selain juga di anggap kamar sakral bagi orang yang telah

meninggal, reuhab ini juga dianggap sebagai bentuk harta benda yang

ditinggalkan oleh almarhum/almarhumah semasa hidupnya. Sering kali


12

barang yang di ditinggalkan itu sepertti pakaian yang terakhir kalinya

dikenakan oleh almarhum/almarhumah tersebut akan disimpan di

dalam di dalam kamar sakral tersebut selama empat puluh empat hari.

Sistematisnya reuhab ialah dengan cara dilakukannya pengajian

yaitu mengundang teungku atau tokoh agama setempat.Pada saat

pengajian tersebut pihak rumah akan turut menyertakan barang-barang

wajib yang juga akan di doakan saat pengajian tersebut. Contoh nya

yaitu seperti pakaian terakhir almarhum/almarhumah, tikar dan juga

kain yang digunakan saat mengangkut jenazah. Selain itu juga akan

disertakan pula dua buah bantal yang ditaruhkan pada kepala dan juga

bantal guling,mukena,Al-Qur’an dan juga harta benda lainnya. pada

saat membuat reuhab juga akan disusun yang namanya tilam

meugulong yang dibawakan oleh beragai pihak dan juga sanak

keluarga terdekat.

Maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil permasalahan ini sebagai judul

Skripsi penulis, karna penulis ingin mengkaji dan mengetahui lebih dalam lagi

mengenai “Interaksi Sosial Masyarakat Pendatang Terhadap Adat Istiadat di

Gampong Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana interaksi masyarakat GampongPurwodadi terhadap adat

istiadat di Kebupaten Nagan Raya ?


13

2. Faktor apa saja yang mendorong dan menghambat interaksi

masyarakat pendatang di Kabupaten Nagan Raya ?

1.2 Tujuan Penelitian

Maka dari itu tujuan melakukan penelitian ini agar dapat mengetahui :

1. Bagaimana interaksi masyarakat pendatang di Desa Purwodadi Kabupaten

Nagan Raya terhadap adat istiadat.

2. Faktor apa saja yang mendorong dan menghambat interaksi masyarakat

pendatang di Kabupaten Nagan Raya.

1.4 Manfaaat penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Secara Teoritis mamfaat dari penelitian ini adalah agar bisa memberikan

tambahan wawasan kepada pembaca maupun penulis tentang Interaksi

Masyarakat Pendatang Terhadap Adat Istiadat di Gampong Purwodadi Kecamatan

Kuala Kabupaten Nagan Raya. Serta agar dapat menumbuhkan efektivitas berfikir

secara ilmiah, metodologi, dan sistematis penulis pada saat menyusun salah satu

syarat langkah awal pada saat melanjutkan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara Praktis yang diharapkan disini adalah supaya masyarakat

pendatang yang tinggal di Gampong Purwodadidapat berinteraksi dengan baik

serta juga memiliki sikap toleransi diantara kedua kubu tersebut. Maka dengan

dilakukannya penelitian ini dapat membuat masyarakat pendatang dengan


14

masyarakat lokal bisa menjalin silaturrahmi dengan baik dan dapat saling berbaur

antara kedua adat istiadat tersebut.

Sistematika Pembahasan

Untukmempermudah dalam penulisan ini, penulis memilah penulisan ini

dalam beberapa item sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Pada pendahuluan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada bagian ini membahas tentang penelitian terdahulu, teori interaksi

sosial, pengertian masyarakat, adat budaya Nagan Raya.

BAB III : Metode penelitian

Pada bab ini peneliti menjelaskan enam prosedur dalam menulis karangan

ini yaitu, sebuah sumber data dan teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan

data jadwal penelitian, instrument data, dan teknik analisa data.

BAB IV : Hasil Penelitian

1. Pada bab ini akan menjelaskan isi dari topik yang sudah ditentukan

yaitu hasil penelitian tentang Bagaimana interaksi masyarakat

Gampong Purwodadi terhadap adat istiadat di Kebupaten Nagan Raya.

2. Bagaimanakah faktor yang mendorong dan menghambat interaksi

masyarakat pendatang di Kabupaten Nagan Raya.


15

BAB V : Pembahasan

1. Pada bab ini membahas terkait hasil dari penelitian tentang Pada bab

ini akan menjelaskan isi dari topik yang sudah ditentukan yaitu hasil

penelitian tentang Bagaimana interaksi masyarakat Gampong

Purwodadi terhadap adat istiadat di Kabupaten Nagan Raya.

2. Bagaimanakah faktor yang mendorong dan menghambat interaksi

masyarakat pendatang di Kabupaten Nagan Raya.

BAB VI : Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas tentang kesimpulan secara keseluruhan dari hasil

penelitian dan adanya saran untuk selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Kajian Terdahulu

Penelitian dari Sopar, dan Arfriani Maifizar, deengan “Judul Perkawinan

Campur Antara Etnis Jawa Dengan Etnis Aceh Di Kecamatan Pante Ceureumen

Kabupaten Aceh Barat” pada penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa interaksi

antara etnis Jawa dengan etnis Aceh di Kacematan Pante Ceureumen dilakukan

melalui hubungan sosial ekonomi, sosial politik dan juga sosial budaya.

Perkawinan campur antara etnis Jawa dan etnis Aceh di Kecamatan Pante

Ceureumen di dorong oleh faktor-faktor kesamaan pendidikan, perkerjaan, tempat

tinggal, agama dan juga karena jodoh serta dijodohkan dan perkawinan campur

antara etnis Jawa dan juga etnis Aceh di Kecamatan Pante Ceureumen

mengunakan norma adat perkawinan kedua etnis yang telah disepakati.

Penelitian dari Saddami, dengan judul “Interaksi Sosial Masyarakat

Pendatang Dengan Masyarakat Lokal Di Gampong Blang Teungku Kecamatan

Seunagan Timur Kabupaten Nagan Raya” penelitian ini mengunakan penelitian

kualitatif deskriptif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil interaksi

sosial antara masyarakat pendatang dengan masyaakat lokal di Gampong Blang

Teungku tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Penelitian oleh Teuku Aprina dengan judul “Interaksi Sosial Dalam

Kehidupan Masyarakat Pasca Tsunami Di Gampong Langkak Kecamatan Kuala

Pesisir Kabupaten Aceh Barat” penelitian ini mengunakan penelitian

16
17

kualitatif.Tujuan penelitian ini adalah untuk bentuk-bentuk interaksi sosial dalam

kehidupan masyarakatdan faktor yang berkonstribusi terhadap perubahan interaksi

sosial dalam kehidupan masyarakat pasca-tsunami di Gampong Langkak

Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.

Penelitian ini dilakukan oleh Rafli Firdaus dengan judul “Interaksi Sosial

Masyarakat Di Desa Lafakha Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue” penelitian

ini mengunakan penelitian Kualitatif Deskriptif. Penelitian ini bertujuan agar

dapatadalah mengetahuiyaitu bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial antara

pemilik lahan kelapa antara di pulau dengan masyaarakat di desa Lafakha serta

juga agar dapat memahami bagaimana dampak dari interaksi sosial terhadap

harmonisasi sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Lafakha.

Penelitian ini dilakukan oleh “Rismawati Rahman” Penelitian ini berjudul

“Interaksi Sosial Masyarakat Muslim Dan Non-Muslim Di Kelurahan Badang

Nipa Kecamatan Sinjai Utari KebupatenSinjai ”.jenis penelitian yang digunakan

yaitu penelitian lapangan yaitu kualitatif deksriptif. Berdasarkan dari hasil

penelitian memperlihatkan bahwa terjadinya interaksi yang baik sehingga

terjadinya kerjasama,asimilasi,akomodasi dan juga semacam bentuk persaingan

yang sehat di dalam bidang ekonomi.

Penelitian ini dilakukan oleh “Halikin” dengan judul “Analisis Pola

Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap Masyarakat Lokal Di Sumatra Barat”

penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan

teoriInteraksionalisme Simbolik.Dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial

masyarakat pada daerah penelitian yaitu antara masyarakat Lokal dan pendatang

berhubungan dengan baik antara keduanya. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap
18

masyarakat yang selalu bersemangat masyarakat pendatang yang selalu rajin

ketika mengikuti berbagai kegiatan ketika menyemarakkan berbagai bentuk acara

keagamaan khususnya yang ada kaitannya dengan hari-hari besar Islam.

Tabel 2.1 Tabel Persamaan dan Perbedaan

No Judul Persamaan Perbedaan

1. Perkawinan Campur Sama-sama Pada penelitian ini lebih

Antara Etnis Jawa Dengan mengunakan metode menfokuskan pada adat

Etnis Aceh Di Kecamatan penelitian kualitatif perkawinan sedangkan

Pante Ceureumen deskriptif. Serta juga penelitian saya lebih kepada

kabupaten Aceh Barat sama-sama meneliti adat kematian. Dan juga

tentang permasalahan penelitian ini dilakukan di

adat-istiadat. Kabupaten Aceh Barat

sedangkan penelitian saya

dilakukan di Kabupaten

Nagan Raya.

Interaksi sosial masyarakat Sama-sama


Pada penelitian ini melihat
19

masyarakat pendatang mengunakan metode bagaimana interaksi

dengan masyarakat Lokal penelilitian kualitatif masyarakat pendatang dengan

di Gampong Blang deskriptif. Dan lokasi masyarakat Lokal sedangkan

Teungku Kecamatan penelitian sama-sama penelitian saya tentang

Seunagan Timur di Kabupaten Nagan interaksi sosialnya dalam

Kabupaten Nagan Raya. Raya masalah adat

2. Interaksi sosial dalam Penelitian ini juga Pada penelitian ini melihat

kehidupan masyarakat mengunakan metode tentang interaksi masyarakat

pasca tsunami di Gampong penelitian kualitatif pascas sesudah tsunami

Langkak Kecamatan Kuala deskriptif , lokasi sedangkan pada penelitian

Kabupaten Nagan Raya penelitian sama-sama saya melihat tentang interaksi

di kabupaten Nagan soal antara masyarakat

Raya. pedatang Gampong

Purwodadi dengan Masyaakat

lokal Nagan Raya

3. Interaksi Sosial Masyarajat Sama-sama Lokasi penelitian skripsi ini

Di Desa Lafakha mengunakan metode di Desa Lafakha Kabupaten

Kecamatan Alafan penelitian secara Simeulue, Sedangkan

Kabupaten Simeulue kualitatif deskriptif. penelitian saya di Gampong

Purwodadi Kabupaten Nagan

Raya

4. Inetraksi Sosial Sama-sama Pada penelitian ini bertujuan

Masyarakat Muslim Dan mengunakan metode untuk melihat bagaimana

Non Muslim Di Kelurahan penelitian kualitatif interaksi antara masyarakat


20

Badang Nipa Kecamatan deskriptif dan juga yang beragama Islam dengan

Sinjai Utari Kabupaten masalah interaksi yang non Islam, sedangkan

Sinjai sosial penelitian saya untuk meilihat

bagaimana interaksi sosial

masyarakat pendatang dengan

masyarakat Lokal Nagan

Raya dalam hal adat-istiadat.

5. Analisis Pola Interaksi Sama-sama Penelitian ini berlokasi di

Masyarakat Pendatang mengunakan metode Sumatra Utara sedangkan

Terhadap Masyarakat penelitian kualitatif penelitian saya berlokasi di

Lokal Di Sumatra Barat deskriptif dalam Nagan Raya

melakukan penelitian

2.2 Interaksi Sosial

2.2.1 Pengertian Interaksi sosial

Menurut Soerjono Soekanto dalam Zainuddin Ali ,interaksi sosial

adalah sebuah hubungan sosial yang dinamis, yaitu yang menyangkut

hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang saling berhubungan antara

orang-perorangan, kelompok-kelompok manusia serta juga antar

perorangan dengan kelompok manusia

Menurut pendapat dari Boner dalam Ahmadi menyatakan rumusan

masalah interaksi sosial yang bahwasanya sebuah hubungan yang terjadi

antara dua individu dan juga lebih dimana suatu perilaku individu yang

saling mempengaruhi,dan mengganti perilaku individu yang lainnya.


21

Koentjaraningrat mengemukakan bahwasanya interaksi sosial

diartikan sebagai sebuah hubungan antara dua kelompok atau lebih atas

dasar adanya aksi dan reaksi.

Hubungan antar manusia dan juga relasi-relasi sosial menentukan

struktur dari masyarakat.Hubungan juga didasarkan juga pada

komunikasi.Komunikasi adalah dasar eksistensi sebuah masyarakat.

Ikatanantara manusia dengan relasi-relasi sosial, satu hubungan dengan

yang lainnya warga-warga dari suatu masyarakat, baik itu dalam hal

individu atau juga bisa perorangan dan juga kelompok-kelompok serta di

antara kelompok dari manusia itu sendiri, serta juga mewujudkansebuah

seni dinamikanya perkembangan dan juga perubahan masyarakat. Jika kita

lihat komunikasi atau juga hubungan tersebut sebelum memiliki bentuk-

bentuk yang konkrit, yang sebanding dengan nilai-nilai sosial dalam suatu

lingkungan masyarakat.

Menurut pendapat Elly M. Setiadi dan Usman Kolip interaksi

sosial adalah sebuah hubungan sosial yang dinamis dan berkaitan dengan

orang-perorangan.Kelompok perkelompok maupun perindividu terhadap

kelompok ataupun bisa juga sebaliknya.

2.2.2 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial terjadi dikarenakan adanya saling mengerti dari maksud

dan juga tujuan masing-masing pihak didalam sebuah hubungan sosial. Yang

dimaksud dengan interaksi adalah hubungan timbal balik dari setiap individu dan

juga kelompok yang disebabkan oleh tingkah laku relatif dari pihak lain maka
22

karna itu ia akan mempengaruhi sifat orang lain melalui sebuah kontak, yang

dimaksud kontak itu bisa saja berlangsung secara fisik, contohnya seperti

mengobrol, melakukan pendengaran melalui beberapa bagian badan dan

sebagainya. Dan bisa juga secara tidak langsung contohnya melalui

surat,sms,email,dan lain-lain yang memang penggunaannya secara jarak jauh.

Maka karna itu, sebuahinteraksi sosial tidak mungkin terwujud jikatidak

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Yang dimaksud koontak sosial adalah sebuah aksi individu dan juga

kelompok seperti halnya isyarat yang mempunyai tujuan dan maksud

bagi perilaku serta juga penerima dari aksi tersebut dengan melakukan

reaksi.

2. Komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada

orang lain yang dilakukannya secara langsung maupun dengan alat

bantu agar orang lain memberi tanggapan atau suatu tindakan tertentu.

2.2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Di dalam bentuk interaksi sosial sering terjadi yaitu kerja sama, persaingan

bahkan juga pertentangan dan pertikaian. Di dalam setiap pertikaian sering

kali akan terdapat dapat suatu penyelesaian. Atau bisa saja penyelesaian

tersebut hanya akan didapat untuk sebentar saja, oleh karna itu proses ini

disebut dengan akomodasi. Berikut adalah macam-macam bawah dari

interaksi sosial, yaitu:

a. Kerja sama

Kerja sama ditimbulkan karna orientasi orang perorangan terhadap

kelompoknya yaitu in-group dan kelompok lainnya yang merupakan


23

out-group. Kerja sama akan mungkin bertambah kuat apabila adanya

bahaya-bahaya dari luar yang mengancam dan juga tindakan dari luar

yang menyinggung kesetiaan yang secara tradisional atau jua

institusional yang mengancam terhadap suatu kelompok. Betapa

pentingnya kerja sama digambarkan oleh Charles H. Cooley dalam

Soerjono Soekanto dikatakan bahwa:

kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka

mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan juga di saat yang

bersamaan pula mempunyai cukup pengetahuan dan juga pengendalian

tehadap diri mereka sendiri untuk memenuhi kepentingan kepentingan

tersebut. Kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama

dan dengan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting

dalam kerja sama yang berguna.

Dalam hubungan dengan kebudayaan suatu masyarakat, kebudayaan

sendiri lah yang mengarahkan dan juga mendorong terjadinya kerja

sama.Lain hal nya dengan keadaan yang menjumpai pada masyarakat

Indonesia yang umumnya.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah sebuah langkah agar dapat menyelesaikan setiap

pertentangan tanpa menjatuhkan pihak lawan, sehingga lawan-

lawannya tersebut kehilangan jati dirinya. Menurut Gillin dan Gillin

dalam Soejono Soekantomenjelaskanyang bahwasanya akomodasi

merupakan sebuah istilah yang digunakan oleh para sosiolog ketika

mengambarkan sebuah proses dalam hubungan-hubungan sosial yang


24

sama. Maksudnya adalah dengan pengertian adaptasi (adaptation)

yang gunakan oleh para ahli biologi yang memperlihatkan sebuah cara

yang dimana setiap makhluk hidup akan melakukan adaptasi dengan

lingkungan barunya.

Maksud pengertian itu ialah sebuah dimana orang-perorangan atau

kelompok-perkelompok manusia yang saling mengadakan penyesuaian

diri untuk teratasi ketegangannya. Dan tujuan dari akomodasi dapat

berubah-ubah sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu:

1. Agar dapat menghilangkan setiap pertikaian antara individu per

individu dan juga kelompok-kelompok orang dikarenakan oleh akibat

dari berbeda pemahamannya. Serta juga untuk menghalangi terjadinya

sebuah pertikaian baik itu untuk sementara maupun temporer.

2. Kadang-kadang akomodasi di usahakan agar terjalinnya kerja sama

antara kelompok-kelompok sosial yang bertindak akibat dari faktor-

faktor sosial psikologis dan juga dari kebudayaan. Hidupnyaakan

terpisah contohnya seperti yang di jumpai pada masyarakat-masyarakat

yang mengenal sistem berkasta.

3. Akan mengusahakan peleburan pada kelompok-kelompok sosial yang

terpisah, contohnya seperti melaui perkawinan campuran dan juga

asimilasi dalam konteks yang luas. Akomodasi dapat dikatakan

sebagai suatu proses yang dapat mempunyai beberapa bentuk, yaitu:

a. Coercion, yaitu sebuah bentuk akomodasi yang proses nya

dilaksanakan oleh suatu paksaan. Coercion adalah sebuah bentuk

akomodasi, yang dimana salah satu pihak berada dalam


25

situasiyang lemah sekali jika dibandingkan dengan pihak lawan.

Pelaksanaan nya dapat terjadi secara fisik yaitu langsung,

maupun secara psikologis secara tidak langsung. Contohnya

seperti perbudakan suatu coercion, yang dimana interaksi sosial

di dasarkan oleh penguasaan penuh setiap majikannya ataupun

budak-budaknya, yaitu adalah yang terakhir akandianggap sama

sekali tidak akan memiliki hak apapun.

b. Compromise, yaitu adalah bentuk akomodasi yang dimana setiap

pihak yang terlibat masing-masingakan menringankan setiap

tuntutannya, untuk tercapai sebuah penyelesaian terhadap setiap

pertikaian. Sikap supaya dapat melaksanakannya compromise

bearti yaitu salah satu pihak harus bersedia untuk memahami dan

juga begitupun sebaliknya dengan pihak lainnya.

c. Arbitration, yaitu adalahcara untuk mencapai compromise jika

pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup untuk

melakukannya sendiri. Setiap pertentangan diselesaikan oleh

pihak atau juga suatu badan yang memiliki kedudukan tinggi itu

dibandingkan dengan setiap pihak yang bertentangan tersebut.

Contohnya seperti penyesesaian suatu perselisihan perbuatan.

d. Mediation, yaitu hampir sama dengan arbitration. Pada

mediation di undanglah pihak luar yang netral untuk

menyelesaikan perselisihan yang ada.


26

e. Conciliation, yaitu sebuah usaha yang berupaya untuk memenuhi

keinginan pihak-pihak yang berselisihagar tercapai persetujuan

bersama.

f. Tolerantion, sering disebut dengan tolerant-participation, ini

adalah sebuah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan yang

formil bentuknya, kadang-kadang tolerantion terjadi secara tidak

sadar dan juga tanpa adanya perencanaan, ini dikarenakan oleh

perilaku orang-orang atau kelompok-kelompok manusia.

g. Stalamete,sebuah bentuk akomodasi, dimana setiap pihak-pihak

yang bertentangan disebabkan oleh power yang seimbang, yang

berhenti pada sebuah titik tertentu didalam melakukan

pertentangannya.

h. Adjudication, yaitu merupakan penyelesaian perkara atau

sangketa ketika di pengadilan.

c. Asimilasi

Asimilasi adalah sebuah proses sosial dalam sebuah taraf kelanjutannya,

dimana jugaakan ditandai dengan adanyausaha-usaha untuk mengurangi

setiap perbedaan yang kemungkinan ada diantara orang perorangan

bahkan juga kelompok-kelompok manusia serta juga meliputi usaha-usaha

untuk melindungi kesatuan tindak, sikap, dan juga proses mental dalam

mempertimbangkan kepentingan dan juga tujuan bersama. Proses

munculnya asimilasi yaitu apabila ada kelompok-kelompok manusia yang

memiliki kebudayaan yang berbeda. Untuk lebih jelas maksud atas ialah:
27

1. Setiap orang yang sebagai masyarakat kelompok-kelompok

tadi yang saling bergaul secara langsung dan juga intensif

dalam waktu yang lama.

2. Setiap kebudayaan serta juga kelompok-kelompok manusia

tersebut masing-masing berubah dan juga akan saling

menyesuaikan diri.

Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya sebuah

asimilasi adalah sebagai berikut:

a. Sikap toleransi

b. Kesempatan-keempatan dibidang ekonomi yang seimbang

c. Suatu sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya

d. Sikap yang terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

e. Memiliki persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

f. Pernikahan campuran (Amulgamations)

g. Adanya bersama dari luar

Penyebab yang dapat menjadi sebuah penghalang terjadinya asimilasi

yaitu:

1. Terisolirnya sebuah kehidupan suatu golongan tertentu didalam

masyarakat (golongan minoritas) salah satunya seperti orang indian di

amerika serikat yang di haruskan tinggal di daerah tertutup (Reservation).

2. Memiliki kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan yang sedang

dihadapi.

3. Memiliki perasaan takut terhadap kekuatan dari kebudayaan yang dihadapi

tersebut.
28

4. Firasat bahwa sebuah kebudayaan golongan dan jugakelompok tertentu

lebih hebat daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.

d. Akulturasi

Yang dimaksud dengan akulturasi adalah sebuah proses sosial yang

terjadi, jika sebuah kelompok di dalam masyarakatmanusia danjuga

sebuah kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari adat

budaya asing yang sedemikian rupa sehingga dengan lambat laun

unsur-unsur dari budaya asing tersebut dapat disambut serta juga di

olah di dalam kebudayaannya sendiri.

1. Proses Sosial Disosiatif

Pengertian dari makna proses sosial disosiatif yaitu kondisi realitas sosial

dalam keadaan diharmoni dikarnakan dampak dari adanya hambatan di

dalam antar anggota masyarakat.

a. Persaingan (competition)

Makna dari persaingan yaitu perjuangan yang dilaksanakan oleh

perorangan dan juga kelompok.Dan tujuan dari persaingan adalah

untuk mendapatkan kemenangan atau hasil yang memuaskan secara

kompetitif, tanpa melakukan kekerasan di pihak lawan.

 Persaingan ekonomi, persaingan dibidang ekonomi timbul

karena terbatasnya persediaan jika dibandingkan dengan

jumlah konsumen.

 Persaingan kebudayaan, persaingan dalam kebudayaan terjadi

ketika para pedangan barat berdagang di pelabuhan-pelabuhan


29

jepang atau juga sewaktu pendeta-pendeta Kristen meluaskan

agamanya di jepang.

 Persaingan kedudukan dan peranan, di dalam diri seseorang

maupun di dalam kelompok terdapat kegiataan-kegiatan untuk

di akui sebagai orang dan juga kelompok yang mempunyai

kedudukan dan juga peranan penting.

Persaingan ras, sebenarnya juga termasuk dalam persaingan di bidang

kebudayaan.

e. kontraversi

kontraversi merupakan bentuk proses sosial yang berada diantara

persaingan dan juga pertentangan atau juga konflik. Wujud kontroversi

adalah antara lain sikap tidak senang, baik itu secara sembunyi-

sembunyi maupun secara terang-terangan seperti perbuatan

menghalangi, menghasut, menfitnah, dam juga berkhianat, provokasi

dan juga intimidasi yang ditunjukkan kepada perorangan atau juga

kelompok terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap

tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai

juga menjadi konflik dan juga petentangan. Bentuk-bentuk kontroversi

diantaranya yaitu:

 Perbuatan perlawanan, penolakan, dan lain-lain.

 Menyangkal pernyataan orang lain di muka umum.

 Melakukan penghasutan.

 Berkhianat.

 Mengejutkan lawan-lawan dll.


30

f. Konflik (conflict)

Pengertian dari konflik adalah proses sosial antara perorangan ataupun

kelompok masyarakat yang tertentu. Biasanya disebabkan karna

adanya perbedaan pemahaman dan juga keperluan yang begitu

mendasar, sampai terjadinya gap atau pemisah yang sangat mengganjal

dalam interaksi sosial pada mereka yang melakukan kericuhan

tersebut. Adapun bentuk-bentuk konflik sebagai berikut:

 Pertentangan pribadi, masalah ini sangat sering terjadi sejak

awal memulai perkenalan dikarenakan sudah saling tidak

menyukai diantara satu sama lain.jika awalan buruk tersebut

dibiarkan maka rasa benci diantara keduanya pasti akan

tumbuh.

 Pertentangan rasial, pihak-pihak akan mengetahui tentang

adanya setiap perbedaaan-perbedaan antar mereka yang sangat

sering dalam memunculkan pertikaian.

 Pertentangan diantara kelas-kelas sosial, pada umumnya

perselisihan ini terjadi dikarnakan oleh setiap perbedaan

kepentingan misalnya sebuah kepentingan antara mandor

dengan buruh.

 Pertentangan politik, pada umumnyapertentangan ini

menyangkut baik pada golongan-golongan dalam satu

masyarakat, serta juga antara Negara-negara yang

berkedaulatan.
31

 Pertentangan yang bersifat internasional, ini terjadi

dikarenakan adanya setiap kelainan-kelainan kebutuhan yang

sesudahnya masuk ke kedaulatan Negara. Oleh karna itu,

konsep interaksi sosial yaitu sebuah ikatan yang terdapat di

antara setiap orang. baik itu dalam hal asosiatif maupun

disosiatif.

2.3 Pengertian Masyarakat

Jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal

kata socious yaitu adalah kawan. Dan juga kata “masyarakat” berasal dari bahasa

arab yaitu syirk artinya bergaul. Para ahli seperti Mac. Iver, J.L.Gillin dan J.P.

Gillin sepakat yang bahwasanya terjadinya saling bergaul dan interaksi

dikarnakan mempunyai nilai-nilai, norma-norma, dan juga cara-cara yang menjadi

setiap kebutuhan semua orang oleh karna itu masyarakat adalah keutuhan di hidup

semua manusia yang melakukan suatu interaksi sebagaimana sistem adatnya

tersebut yang berperilakucontinue serta mempunyai ikatan oleh sebuah rasa

identitas bersama.

Masyarakat adalah suatu kesatuan yang hidup berubah karna proses

masyarakat. Dalam bermayarakat sangat sering terjadinya saling pengaruh dan

memengaruhi sesama antar kehidupan individu dengan kehidupan bermasyarkat

(Soetomo, 2009).

Istilah masyarakat dapat diartikan bahwa tidak adanya ciri-ciri atau ruang

lingkup yang khusus sehingga dapat menjadi sebuah pegangan pada saat mengkaji

secara ilmiah masyarakat itu sendiri mencakup banyak hal baik itu yang buta

huruf,buta warna,cacat, sehingga ke masyarakat yang normal atau sempurna, serta


32

juga dapat dilihat dari kelompok kecil sampai ke kelompok besar (soekanto 1983).

Definisi masyarakat adalah golongan besar dan kecil yang terbentuk dari beberapa

masyarakat, baik masyarat menetap maupun masyarakat pendatang.

2.4 Masyarakat Pendatang

Masyarakat pendatang dapat di definisikan sebagai masyarakat yang

datang dari suatu daerah ke daerah lainnya yang disebabkan karna mutasi

serta hidup suatu masyatakat dapat bersatu dengan masyarakat lainnya

dimana menimbulkan perbedaan dari segi suku,ras, budaya, serta adat-

istiadat pada masyarakat lokal.

Menurut George W. Barclay bahwa penduduk pendatang adalah sumber

perubahan jumlah penduduk yang dikarenakan oleh aliran imigrasi yang

mudah terpengaruh dengan fluktuasi.Maka dari itu hal ini memberikan

respon terhadap berbagai pengaruh terhadap masyarakat. Menurutpendapat

Abu Ahmad Kaelani H.D masyarakat pendatang bisa terdapat di dearah

desa,kabupaten, pulau, dan Negara. Jadi dapat kita ambil kesimpulan dari

pendapat yang dikemukakan oleh para ahli bahwa penduduk pendatang yang

dimaksud pada penelitian ini yaitu masyarakat yang berasal dari daerah lain

yang mempunyai suatu kepentingan ataupun sebuah alasan yang

mengharuskan masyarakat tersebut harus berimigrasi ketempat tinggal

barunya tersebut.

2.5 Teori Interaksi Sosial

1. Interaksi Sosial
33

Manusia merupakan makhluk sosial, dimana yang bergantung dan

juga membutuhkan individu lain atau juga manusia lainnya. di dalam

hidup bermasyarakat, manusia di tuntut untuk berinteraksi dengan

sesame secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

Secara etimologis, interaksi terdiri dari dua kata, yakni action

(aksi), dna juga inter (antara). Jadi interaksi sosial adalah suatu rangkaian

tingkah laku yang terjadi antara dua orang atau lebih dari dua atau

beberapa orang yang saling mengadakan respons secara timbal balik.Oleh

karna itu interaksi dapat pula diartikan sebagai saling mempengaruhi

perilaku masing-masing.Hal ini dapat terjadi antara individu dengan

individu, individu dengan kelompok, atau juga antara kelompok dengan

kelompok.

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial

yang dinamis.Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan

antara individu satu dengan individu lainnya, antara kelompok satu

dengan kelompok lainnya, dan juga maupun antara individu dengan

kelompok.Di dalam interaksi juga terdapat simbol, dimana simbol

diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya

oleh mereka yang menggunakannya.

Menurut H. Bonner dan Ahmadi interaksi sosial adalah suatu

hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan

individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau juga memperbaiki

kelakuan individu yang lain. Definisi tersebut menggambarkan


34

kelangsungan timbal baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih

manusia tersebut.

Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial.Tanpa

interaksi sosial tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang

perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan

hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru

akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau juga kelompok-

kelompok manusia bekerja sama, saling berinteraksi, dan juga seterusnya

untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan,

pertikaian,dan lain sebagainya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Di dalam interaksi sosial terdapat faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi interaksi tersebut, yaitu faktor yang menentukan hasil

atau tidaknya interaksi tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi

interaksi sosial adalah sebagai berikut:

a. Situasi sosial, tingkah laku individu harus dapat menyesuaikan diri

terhadap situasi yang di hadapi.

b. Kekuasaan norma kelompok, individu yang menaati norma-norma

yang ada, dalam setiap berinteraksi individu tersebut tidak akan

pernah berbuat suatu kerusuhan, berbeda hal nya dengan individu

yang tak menaati norma-norma yang berlaku, pasti akan

menimbulkan kekacauan dalam kehidupan sosialnya dan kekuasaan

norma tersebut berlaku untuk semua individu dalam kehidupan

sosialnya.
35

c. Tujuan pribadi masing-masing individu, adanya tujuan pribadi yang

dimiliki oleh masing-masing individu akan berpengaruh terhadap

perilakunya ketika melakukan berinteraksi.

d. Penafsiran situasi, setiap situasi mengandung arti bagi setiap individu

sehingga mempengaruhi individu untuk melihat dan menafsirkan

situasi tersebut.

3. Hambatan-hambatan Dalam Berinteraksi Sosial

Dalam berinteraksi terdapat faktor yang dapat membuat proses

interaksi terhambat. Faktor yang menghambat proses interaksi tersebut

adalah:

a. Perasaan takut untuk berkomunikasi, adanya prasangka terhadap

individu ataupun kelompok individu tidak jarang menimbulkan rasa

takut untuk berkomunikasi. Padahal sebenarnya berkomunikasi

merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya integritas.

b. Adanya pertentangan pribadi, adanya pertentangan antarindividu akan

mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada pada gologan-golongan

tertentu.

4. Kerangka Teori

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tentang bagaimana

interaksi sosial masyarakat pendatang di Gampong Purwodadi dengan

masyarakat lokal Nagan Raya terhadap adat-istiadat serta faktor-faktor

yang mendorong dan menghambat terjadinya interaksi sosial antara


36

masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal di Kabupaten Nagan

Raya.Teori yang digunakan untuk menganalisis fenomena dalam

penelitian ini adalah teori interaksi sosial. Teori interaksi sosial melihat

pola tindakan dan juga reaksi individu dalam menanggapi orang lain.Hal

tersebut dilandasi juga dari fokus sosiologi yang bahwasanya manusia

berperilaku berbeda ketika berada dalam sebuah kelompok.

Ketika manusia sendirian, manusia berperilaku berbeda daripada

saat berada di sekitar orang lain. Pada kelompok sosial, memiliki

serangkaian perilaku dan juga sikap unik tersendiri.Menurut teori

interaksi sosial, perilaku sosial masyarakat ditentukan oleh tekanan sosial

yang dihadapi. Artinya adalah perilaku diciptakan salah satunya sebagai

respon terhadap lingkungan sekitar, khususnya kelompok sosial serta

cara manusia berperilaku di dalam kehidupan masyarakat dapat

menentukan perilaku manusia tersebut.

Terkait dengan penelitian ini, oleh karna itu peneliti mengunakan

teori interaksi sosial agar dapat menganalisis serta juga mengungkapkan

bagaimana interaksi sosial yang terjadi antara masyarakat pendatang

dengan masyarakat lokal di Kabupaten Nagan Raya terhadap adat-istiadat

serta juga apa saja faktor penghambat dan yang mendorong interaksi

masyarakat pendatang dengan penduduk lokal yang ada di Kabupaten

Nagan Raya.
37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengunakan metode kualitatif

deskriptif. Kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

melihat kejadian yang terjadi dalam masyarakat sosial, contohnya seperti

persepsi,tindakan,perilaku masyarakat, dan motivasi dengan cara

melakukan wawancara dengan beberapa informan serta dokumentasi

dengan cara snawball sampling

Lokasi penelitian ini dikakukan di Desa Purwodadi kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Dikarenakan masyarakat pendatang

di Gampong Purwodadi banyak menggangap bahwa Nagan Raya

merupakan kota yang memiliki banyak adat istiadat.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengunakan metode pendekatan

kualitatif yang bersifat deskriptif yang dapat memberikan gambaran

terhadap kejadian yang berkesinambungan.Pendekatan ini merupakan

salah satu metode untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang bertujuan

untuk dapat menemukan informasi dari informan baik itu yang terjadi

dalam individu masyarakat bahkan kelompok sosial dalam kehidupan

sehari-hari secara detail yang dapat dipertanggungjawabkan (Basrowi dan

Sukidin, 2002:2).

38
39

Taylor dan Bogdan dalam Bagong Suyanto dan Sutinah

berpendapat penelitian kualitatif adalah penelitian yang bisa menghasilkan

sebuah data deskriptif yaitu tentang kata-kata lisan dan juga tertulis, serta

perilaku laku yang bisa dicermati dari orang-orang yang diteliti.

3.3 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang dipilih oleh peneliti

untuk dapat menemukan jawaban dari setiap permasalahan.Informan yang

dipilih disini merupakan orang yang benar-benar mengetahui terkait

permasalahan yang diteliti serta mampu untuk diwawancarai sehingga

menghasilkan sebuah data. Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

Masyarakat pendatang di Kabupaten Nagan Raya dengan usia

minimal usia 20 tahun.

3.4 Sumber Data

Sumber data merupakan suatu komponen yang sangat penting

ketika melakukan sebuah penelitian, karna sangat berpengaruh pada

infoman untuk bisa mendapatkan informasi karna sebuah informasi tidak

dapat diperoleh begitu saja tetapi harus memiliki data yang akurat.Sumber

data ini tediri dari hasil data primer dan data sekunder.

a. Data primer yang dimaksud di dalam penelitian ini yaitu berupa hasil mentah

dari lapangan yang didaptkan dari hasil wawancara dengan responden.

b. Data primer ini adalah data yang di peroleh dari sumber lain tanpa melibatkan

informan. sumber data yang dimaksud yaitu sumber data yang yang diperoleh
40

dari artikel, serta juga hasil dari penelitian yang memiliki keterkaitan dengan

masalah yang akan yaitu adalah “Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap

Adat Istiadat Di Kabupaten Nagan Raya Gampong Purwodadi Kecamatan

Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini langsung dilakukan

oleh peneliti dengan penuh kesadaran, Teknik pengumpulan data ini terdiri

dari:

1. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan mengamati suatu objek secara

langsung secara detail yang bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang permasalahan yang ingin diikuti.

2. Wawancara

Wawancara ,merupakan salah satu cara agar mendapatkan data

pada penelitian kualitatif. Pada saat wawancara akan adanya pembicaraan

antara si peneliti dengan informan untuk mendapatkan informasi yang

akurat. Pada saat penelitian ini wawancara dilakukan guna mendapatkan

sebuah informasi dari sumber data atau objek penelitian yang dilakukan di

lapangan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data primer dan data

sekunder.Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang

diperoleh dari beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis data


41

Analisis data pada penelitian kualitatif sudah terlebih dahulu

peneliti lakukan sebelum terjun ke lapangan.Selama dilapangan, serta

pada saat selesainya dilapangan. Analisis data pada penelitian ini terlebih

dahulu dilakukan sebelum merumuskan permasalahan agar dapat

menjelaskan permasalahan tersebut dengan konkrit dan jelas. Pada

penelitian kualitatif ini lebih difokuskan ketika melakukan proses

pendapatan data yang berlangsung di lapangan. (Dadang, 2011:261).

Berikut ini adalah penjelasan tentang tahapan-tahapan yang

dilakukan oleh peneliti pada saat menganalisis data.

a. Analisis sebelum di lapangan.

Langkah ini merupakan hasil dari studi pendahuluan sebelumnya

yang akan digunakan untuk mengetahui arah, fokus, dan lokasi penelitian.

b. Analisis selama dilapangan

Analisis selama dilapangan merupakan suatu kegiatan dimana

peneliti melakukan analisis data dengan mengklarifikasi data yang

merupakan data dari obervasi dan hasil wawancara dilapangan.

c. Reduksi data

reduksi data merupakan sbuah proses pemilihan pemusatan dan

penyederhanaan data. Data yang didapatkan dapat memberikan penjelasan

yang baik serta gambaran yang jelas.

d. Penyajian data

Setelah proses reduksi data berhasil dilakukan, maka penyajian

data merupakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan. Data yang


42

disajikan dalam bentuk tabel, skema, serta dalam bentuk teks, harus

dikelompokkan sesuai dengan sub babnya masing-masing.

3.7 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian yang di lakukan oleh peneliti dapat di lihat pada table di

bawah ini :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Bulan

No Kegiatan September Oktober Oktober September Oktober November

2020 2020 2020 2020 2020 2020

1 Persiapan Penelitian

2 Pengumpulan Data

Sekunder

3 Penelitian Awal dan

Seminar Proposal

4 Penelitian Lapangan

5 Pengolahan Data dan

Penulisan Hasil

Penelitian

6 Seminar Hasil dan

Sidang Akhir
43
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tempat penelitian yaitu adalah lokasi yang telah ditentukan oleh peneliti

untuk melakukan penelitian agar dapat menemukan jawaban dari para informan

yang telah ditentukan oleh peneliti.Jadi adapun tempat penelitian yang telah

ditentukan oleh peneliti adalah di Desa Purwodadi Kecamatan Kuala Pesisir

Kabupaten Nagan Raya.

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang berada di

Provinsi Aceh dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabupaten

Nagan Raya berjarak tempuh sekitar 287 km dari ibukota Provinsi atau

membutuhkan waktu dalam perjalanan lebih kurang enam jam dari Banda Aceh.

Kabupaten Nagan Raya didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun

2002 tentang pembentukan Kabupaten Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Jaya,

Nagan Raya, Aceh Tamiang, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tanggal 2

juli 2002 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten induk yaitu Aceh Barat.

Di awali oleh pembentukannya, Kabupaten Nagan Raya hanya terdiri dari

5 (lima) kecamatan, yakni Beutong, Darul Makmur, Kuala, Seunagan, dan

Seunagan Timur. Sejalan dengan kebutuhan daerah dan juga tuntutan pelayanan

kepada masyarakat, Kecamatan yang ada pada saat itu di mekarkan dari 5 (lima)

menjadi 10 (sepuluh) Kecamatan,sehingga wilayah administrasi Kabupaten Nagan

Raya terdiri dari 10 (sepuluh) wilayah Kecamatan, 222 (dua ratus dua puluh dua)

desa, dan 30 (tiga puluh) mukim. Luas daratan masing-masing kecamatan yaitu:

44
45

Darul Makmur (1.027,93 km2), Tripa Makmur (189,41 km2), Kuala (120,89

km2), Kuala Pesisir (76,34 km2), Tadu Raya ( 347,19 km2), Beutong (1.017,32

km2), Beutong Ateuh Banggalang (405,92 km2), Seunagan (56,73 km2), Suka

Makmue (51,56 km2), Sunagan Timur (256,61 km2).

Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Nagan Raya adalah sebagai

berikut.

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten

Aceh Barat.

2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat Daya dan

samudera Indonesia

4. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues serta Kabupaten

Aceh Barat Daya.

Kata Nagan memiliki kemiripan dengan nama lima kecamatan

yang ada di Kabupaten tersebut, namun secara arti bahasa sampai sejauh

ini sama sekali tidak ada dalam kosakata bahas Aceh dan juga belum

ditemukan landasan historis, maupun juga hasil penelitian yang jelas

terkait dari mana penyebutan nama tersebut muncul. Sedangkan raya

berarti besar, menunjukkan semua kecamatan yang ada di Nagan Raya,

kendati di dalam nama Kecamatan tersebut tidak tercantum kata “Nagan”.

Misalnya Kecamatan Beutong, sebagai salah satu kecamatan yang berada

di wilayahnya

Gampong Purwodadi adalah sebuah Daerah yang berada di

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.Gampong


46

Purwodadi sendiri tidak berbatasan dengan laut dan juga diluar kawasan

hutan. Di Gampong Purwodadi terdapat 445 keluarga, dan juga kepala

desa,sekretaris desa serta juga 13 aparatur pemerintahan,kemudian ada

juga BPD/lembaga masyarakat dengan jumlah anggota 11 orang.

Gampong Purwodadi dengan luas pertanian dan perkebunan yang cukup

luas, serta Gampong Purwodadi terbagi menjadi 5 dusun yaitu yang

pertama Karang Anyar, kedua Sidodadi, ketiga Sido Mukti, keempat Sido

Mulyo, dan yang terakhir Sukaramai, dengan adanya bahasa yang

digunakan sehari hari di kampung tersebut untuk berinteraksi yaitu bahasa

Indonesia, tetapi ada juga yang mengunakan bahasa Aceh tapi sangat

jarang sekali. Sedangkan jumlah penduduk Gampong Purwodadi

sebanyak 1,262 jiwa yaitu yang terdiri dari 635 jiwa laki-laki dan 627 jiwa

perempuan.

Tabel 4.1 Daftar Dusun Desa Purwodadi

No Nama Dusun Laki-kaki Perempuan Jumlah

1. Karang anyar 136 125 261

2. Sidodadi 96 77 173

3. Sido mukti 169 122 291

4. Sido mulyo 128 136 264

5. Sukaramai 129 144 273

Sumber: Status Desa Purwodadi, 2020


47

Tabel 4.2 Jenis-Jenis Pekerjaan Masyarakat Purwodadi

NO Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Petani 91 25 116

2 Nelayan 0 0 0

3 Buruh Tani/Buruh Nelayan 3 2 5

4 Buruh Pabrik 0 0 0

5 PNS 22 35 57

6 Pegawai Swasta 30 4 34

7 Wiraswasta 48 6 54

8 TNI 2 10 12

9 POLRi 0 0 0

10 Dokter (Swasta/Honorer) 0 1 1

11 Bidan (Swasta/Honorer 0 0 0

12 Perawat (Swasta/Honorer) 3 30 33

13 Pekerjaan lainnya 15 15 30

Sumber: Status Desa Purwodadi, 2020

4.2.1 Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian peneliti dapat menjelaskan berbagai macam hasil

yang ditemukan oleh informan sesuai dengan yang ditentukan. Setelah itu data

yang didapatkan akan diolah kembali dari data mentah dengan menggunakan

teknis data yang relavan maka dari itu penulis dapat menemukan hasil sesuai
48

dengan rumusan masalah. Hasil yang di dapatkan dari masyarakat yang benar

benar mengetahui terkait dengan permasalahan.

4.3.1 Interaksi Masyarakat Desa Purwodadi Terhadap Adat Istiadat Di

Kebupaten Nagan Raya

Dari hasil lapangan yang diperoleh penulis yaitu masyarakat pendatang di

Desa Purwodadi yang mana interaksinya terhadap adat istiadat di Kabuaten Nagan

Raya mereka tidak terlalu berbaur dengan adat istiadat Nagan Raya karna bagi

mereka adat yang ada di Kabupaten Nagan Raya terlalu berlebihan. Maka dari

hasil penelitian yang di dapatkan pada informan yang bernama “Sugeng

Haryanto” yang menjelaskan bahwa :

“…Saya pribadi tidak terlalu setuju dengan adat istiadat yang ada di
Kabupaten Nagan Raya karna bagi saya itu dilakukan secara berlebihan dan juga
memberatkan kepada sebelah pihak ,misalnya ketika ada acara kematian, itu kan
di Nagan Rayamereka pada hari pertama meninggal langsung menyiapkan
makanan untuk para tamu yang melayat itu berturut-turut sampai hari ketujuh,
padahal pihak rumah sedang dalam keadaan berduka atau bahkan sedang tidak
punya uang maka jangan kita bebankan lagi dengan memberikan makanan
langsung pada hari pertamanya, kalo kami disini ketika ada acara kematian gitu
masyarakat kampung yang membawakan ke rumah duka makanan untuk di
hidangkan pada tamu-tamu yang jauh…” (Wawancara dengan Sugeng Haryanto,
Jumat, tanggal 05 Februari 2021, Pukul 10:05 WIB)

Dari hasil wawancara yang di dapatkan dari informan “Sugeng Haryanto”

menunjukkan bahwa Informan tidak terlalu setuju dengan adat istiadat Nagan

Raya dan juga mengatakan bahwa Adat yang ada di Kabupaten Nagan Raya lebih

memberatkan kepada sebelah pihak dalam segi adat kematian karna di Nagan

Raya pada hari pertama meninggal pihak rumah harus langsung menyiapkan

makanan untuk tamu yang melayat itu berturut turut sampai hari ketujuh, berbeda

dengan masyarakat Purwodadi, mereka dibawakan oleh tetangga makanannya

untuk di hidangkan kepada para tamu yang jauh.


49

selanjutnya hal ini juga diperkuat oleh informan selanjutnya yang

bernama “Misriani” beliau juga memiliki pendapat yang sama dengan informan

yang pertama yaitu “Sugeng Haryanto”bahwa beliau juga kurang setuju dengan

Adat di Kabupaten Nagan Raya yang menurutnya memberatkan sebelah pihak

sehingga dengan adat tersebut dapat menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

“…saya kurang setuju dengan Adat di Kabupaten Nagan Raya yang


memberatkan sebelah pihak contohnya seperti pada acara khenduri kematian
masyarakat nagan raya pas hari pertama meninggal tu langsung menyiapkan
hidangan makanan untuk tamu yang ngelayat, seharusnya jangan gitu karna
mereka lagi berduka jangan lagi menyiapkan makanan seperti itu kita harus
mengerti keadaannya mereka, dan masih banyak juga disini adat-adat lainnya
dalam hal adat kematian. ” (Wawancara dengan “Misriani” Jumat, tanggal 05
Februari 2021, Pukul 10:22 WIB)”

Menurut pendapat informan tersebut beliau kurang setuju dengan adat di

Kabupaten Nagan Raya lebih memberatkan sebelah pihak seperti pada acara

kematian di Nagan Raya yang pada hari pertama langsung menyiapkan makanan

untuk para tamu beliau menganggap itu memberatkan sebelah pihak serta masih

banyak juga adat-adat kematian lainnya yang menurut beliau berlebihanhal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan informan “Misriani” :

Pernyataan dari kedua informan diatas juga diperkuat oleh informan asli

Nagan Raya “Rosmawati” masyarakat lokal Nagan Raya beliau selaku masyarakat

asli Nagan Raya memang merasa terbebani dengan segala macam adat-istiadat

tersebut, tetapi mereka memang harus melakukan itu semua karna tradisi tersebut

sudah dilakukannya secara turun temurun dari leluhur mereka.

“…saya pribadi sebenarnya kurang setuju karna merasa terbebani dengan


adat kematian disini karna memang adat di Nagan Raya ini berlebihan, contohnya
seperti ketika membawakan tilam gulong yang bermacam-macam isi di dalamnya
dan juga kami harus membawakan kue yang banyak secara ramai-ramai ketempat
kematian tersebut, dan jika tidak mengikuti adat tersebut maka pasti akan menjadi
buah bibir masyarakat, terlepas dari itu semua kami memang harus melakukan
50

adat tersebut karna sejak dulu dari nenek-nenek monyang sudah melakukannya
kami dan pasti nya ada sebab mengapa adat tersebut seperti itu di Nagan Raya jadi
kami memang harus meneruskan adat tersebut…”(Wawancara dengan
“Rosmawati”, Senin 2 Mei 2021, Pukul 9:15 WIB)

Menurut informan “Rosmawati” yang merupakan masyarakat lokal Nagan

Raya menurut beliau adat di Nagan Raya memang berlebihan dibandingkan

dengan adat di Kabupaten lainnya seperti membawakan tilam gulong, bawa kue

dalam jumlah banyak ke rumah duka serta masih banyak lagi, maka oleh karna itu

walau bagaimanapun mereka harus meneruskan adat-istiadat tersebut karna

mereka harus meneruskan adat yang sudah dilakukan oleh nenek monyang

mereka sejak jaman dulu.

“…menurut pendapat saya adat istiadat di Nagan Raya memang berbeda


dengan daerah-daerah lainnya, karna memang adat Nagan begitu banyak dan
rumit jadi agak susah untuk di terapkan bagi kami yang masyarakat pendatang
disini,dan saya pribadi pun sama sekali tidak ada permasalahan dengan adat
tersebut, ya walaupun kita kurang setuju tapi kita harus menghormati adat-istiadat
tersebut...” (Wawancara dengan “Katiron” , Jumat, tanggal 5 februari 2021, Pukul
10:51 WIB)”

Sesuai pendapat informan “Katiron” beliau menganggap memang adat di

Kabupaten Nagan Raya berbeda dibandingkan Kabupaten lainnya, tetepi terlepas

dari itu semua beliau sama sekali tidak ada permasalahan akan adat-istiadat

tersebut dan juga menghormatinya.

“…ya memang adat kami disini sangat berbeda dengan masyarakat di


dearah-daerah lainnya, banyak sekali adat-istiadat yang ada di Nagan Raya tapi
tidak ada di Kabupaten lain, karna itulah Nagan Raya ini disebut daerah rameune,
tapi hal itulah yang membuat Nagan Raya berbeda dengan daerah lainnya
memiliki ciri khas tersendiri…”(Wawancara dengan “Rosmanidar”, Senin 3 Mei
2021 Pukul 9:44 WIB)”

Menurut informan “Rosmanidar” masyarakat lokal Nagan Raya memang

adat di Kabupaten Nagan Raya tidak seperti di Kabupaten lain karna banyak adat-
51

adat yang dimiliki oleh masyarakat Nagan Raya tidak ada di dearah lain, karna

itulah Nagan Raya disebut sebagai kota meurameune, dan juga karna inilah yang

membuat Kabupaten Nagan Raya memiliki ciri khas tersendiri dibanding

Kabupaten lain.

“…Saya rasa tidak semua masyarakat Nagan Raya menerapkan adat-


istiadat tersebut, saya yakin kalau masih banyak masyarakat asli Nagan Raya yang
tidak selalu memakai adat Nagan disetiap apapun acara yang mereka buat, karna
tidak semua masyarakat Nagan ini orang-orang kaya semua jadi pasti ada yang
ketika ingin membuat acara mereka sedang kekurangan ekonomi …”
(Wawancara Dengan “Sumarni”, Jumat, 5 februari 2021 Pukul 11: 18 WIB)”

pendapat informan “Sumarni” beliau yakin tidak semua masyarakat Nagan

Raya menerapkan semua adat –istiadat tersebut di setiap acara atau pesta yang di

gelarnya, karna menurut beliau tidak semua masyarakat Nagan Raya berasal dari

keluarga yang mampu secara ekonominya.

Namun berbeda pendapat dengan masyarakat Purwodadi disisi lain

masyarakat lokal Nagan Raya “Muslim” mengatakan bahwa mereka harus

mengikuti semua adat-istiadat Nagan Raya karna itu memang sudah menjadi

kewajiban bagi mereka, setiap ada acara yang di adakan di Nagan Raya mereka

selalu mengikuti sesuai adat yang berlaku.

“…Kami masyarakat Nagan Raya selalu mengikuti semua adat istiadat


yang ada disini karna memang itu sudah menjadi kewajiban sebagai penduduk
lokal Nagan Raya, disini kami setiap ada acara apapun itu harus kami lakukan
sesuai adat yang berlaku…”(Wawancara dengan “Muslim”, 3 Mei 2021, Pukul
10:04 WIB).
Menurut pendapat masyarakat lokal Nagan Raya “Muslim” bahwa mereka

selalu mengikuti adat istiadat yang ada di Nagan Raya karna memang itu sudah

menjadi kewajiban bagi mereka harus mengikuti semuanya sesuai adat yang

berlaku.
52

“…menurut saya masyarakat Nagan Raya ini baik-baik serta mudah


berbaur dan juga memiliki toleransi yang kuat, karna mereka sama sekali tidak
pernah berbuat diskriminasi terhadap kami masyarakat etnis jawa, dan mereka pun
menerima dengan baik setiap adat-istiadat yang kami lakukan disini di Gampong
Purwodadi…” (Wawancara dengan “Suryono”, Jumat, 5 februari 2021, Pukul
11:26 WIB)”

Menurut informan “Suryono” masyarakat Nagan Raya merupakan orang

yang baik dan juga mudah berbaur serta memiliki toleransi yang kuat dengan

mereka yang notabed nya masyarakat etnis jawa, serta juga menerima dengan

sangat baik setiap adat istiadat yang mereka lakukan di Gampong Purwodadi

“…selama saya tinggal disini tidak pernah terjadi pertikaian antara kami
dengan masyarakat asli Nagan Raya, kami baik-baik saya karna kami disini pun
sudah lama tinggalnya, dan banyak juga masyarakat Nagan Raya yang bersaudara
dengan kami disini dan saya pun sering pergi ke daerah seunagan sana dan orang-
orang pun ramah …” (Wawancara Dengan “Misriani”, Jumat, 5 februari 2021,
Pukul 10: 35 WIB)”

Menurut informan “Misriani” selama beliau tinggal di Gampong

Purwodadi tidak pernah terjadinya permasalahan antara Masyarakat pendatang

dengan Penduduk asli Nagan Raya, serta banyak juga masyarakat Nagan Raya asli

yang merupakan saudara dari mereka dan menurut informan “misriani” penduduk

Nagan Raya orang nya juga ramah-ramah.

Pendapat yang sama juga di utarakan oleh Masyarakat Nagan Raya

“Samsul Bahri” menurut beliau tidak pernah terjadi pertikaian antara masyarakat

lokal Nagan Raya dengan masyarakat Purwodadi, selama ini mereka hidup

dengan rukun-rukun saja antara kedua belah pihak dan memang mereka saling

menghormati serta juga memiliki toleransi antara keduanya.

…”kami sama sekali tidak pernah terjadi masalah ataupun pertikaian


dengan masyarakat Gampong Purwodadi selama ini kami hidup aman-aman saja
karna memang kami saling menghormati antara sesama adat-istiadatnya, karna
memang mereka tidak pernah menganggu ketika kami mengadakan acara dan
53

kami pun tidak pernah mengusik acara mereka…”(Wawancara dengan “Samsul


Bahri” Senin, 3 Mei 2021, Pukul 10:44 WIB)

Menurut informan masyarakat lokal Nagan Raya “Samsul Bahri” tidak

penah terjadi pertikaian diantara keduanya karna mereka sama-sama bertoleransi

satu sama lain dan juga saling menghormati kedua adat-istiadat tersebut.

4.2.3 Faktor Pendukung Dan Penghambat Interaksi Masyarakat Pendatang

Dengan Masyarakat Nagan Raya

“…Saya tidak terlalu mengerti dengan adat-istiadat Kabupaten Nagan


Raya secara penuh, tapi memang menurut yang saya tau adat Nagan Raya begitu
rumit ketika saya denger-denger dan saya liat ketika masyarakat Nagan Raya
membuat acara seperti memperingati kematian, karna setau saya banyak adat-adat
ketika memperingati acara kematian seperti membawa tilam gulong dari pihak
dara baroe jika yang meninggal dari pihak linto baroe,tot apam,bawa kue dalam
jumlah yang banyak dan masi banyak lagi…”( Wawancara dengan “Saman”,
Jumat, 5 februari 2021, pukul 11:46 WIB)”

Menurut informan “Saman” beliau cuma tahu adat Nagan Raya sekilasnya

saja, tapi memang menurut beliau adat Nagan Raya begitu banyak ketika

memperingati acara kematian seperti membawakan tilam gulong,tot

apam,membawakan segalam macam kue dan lain-lain.

…”tidak, mereka tidak mengurusi dan juga tidak memahami adat kami,
tetapi mereka tidak juga menganggu kami ketika melakukan adat istiadat di
Purwodadi, ya kami tidak mempermasalahkan kalau memang misalnya mereka
tidak memahami adat kami, tapi yang kami inginkan Cuma toleransi dari
masyarakat Nagan Raya saja…”( Wawancara “Suryono”, Jumat, 5 Februari 2021,
Pukul 11:30 WIB)”

Informan “Suryono” berpendapat bahwa masyarakat Nagan Raya tidak

mengurusi serta juga tidak memahami adat istiadat Gampong Purwodadi, karna

bagi mereka dengan masyarakat Nagan Raya menghormati adat mereka saja

sudah cukup.
54

Informan “Zainal Abidin” juga menambahkan bahwa masyarakat Nagan

Raya pada umumnya tidak mengikuti dan juga tidak memahami segala macam

adat istiadat masyarakat pendatang di Gampong Purwodadi,yang mengikuti nya

mungkin masyarakat lokal Nagan Raya yang memiliki hubungan keluarga dengan

masyarakat Purwodadi, terlebih dari itu mereka Cuma menghormati saja segala

macam adat istiadat tersebut.

…”Tidak, kami tidak mengikuti segala macam adat istiadat masyarakat


pendatang di Gampong Purwodadi, mungkin ada yang mengikuti tapi itu mereka
yang memiliki hubungan keluarga dengan mereka, tetapi kalau kami sendiri tidak
ada, kami cuma menghormati adat-istiadat mereka saja…”Wawancara dengan
“Zainal Abidin”, Senin 3 Mei 2021, Pukul 11:05 WIB).

Informan “Zainal Abidin” mengatakan bahwa mereka tidak mengikuti

segala macam bentuk adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat Gampong

Purwodadi, mungkin saja ada masyarakat Nagan Raya yang melakukannya tapi

itu mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan masyarakat Pendatang

Purwodadi, terlebih dari itu mereka menghormati segala macam adat istiadat di

Gampong Purwodadi.

…”Kami disini masyarakat Purwodadi sering mengikuti adat-adat Nagan


Raya di tempat saudara kami yang penduduk asli Nagan Raya,dan kami pun ada
juga ikut acara yang mereka buat walaupun kami tidak terlalu mengerti sih tetapi
kami berusaha sebisa mungkin yang bisa kami lakukan untuk menyesuaikan diri
dengan setiap adat istiadat di Nagan Raya…”(Wawancara dengan “Katiron”
Jumat, 5 Februari 2021, Pukul 10:56 WIB)”

Menurut informan Katiron masyarakat Purwodadi juga sering mengikuti

adat Nagan Raya karna ada juga masyarakat Kabupaten Nagan Raya yang

merupakan saudara mereka. Mereka tidak terlalu mengert dengan adat-istiadat

Nagan tatapi mereka mencoba sebisa mungkin yang mereka bisa lakukan ketika

ketika ada acara di tempat saudaranya penduduk Nagan Raya


55

…”Enggak, sama tidak pernah merasakan atau mendengar rasis dari


masyarakat Nagan Raya terhadap kami, karna kami berhubungan baik memang
dengan masyarakat Nagan Raya, orang-orang disini ramah jadi mereka tidak
pernah memandang kami ataupun berdiskriminasi terhadap kami…”(Wawancara
dengan “Sutrisno”, Jumat, 5 Februari 2021, Pukul 15:09 WIB)”

Menurut pandangan informan “Sutrisno” mereka sama sekali tidak pernah

merasakan atau rasis dari masyarakat Kabupaten Nagan Raya, mereka

berhubungan baik dengan penduduk Nagan Raya dan bagi mereka Masyarakat

Nagan Raya orang yang baik dan juga ramah.

Pendapat yang sama pun dijelaskan oleh informan “Samsuardi” bahwa

tidak pernah terjadi diskriminasi atau pun rasisme dari masyarakat Nagan Raya

terhadap masyarakat Purwodadi karna mereka menganggap bahwa jika siapapun

yang sudah tinggal di Nagan Raya sudah menjadi bagian dari mereka jadi kedua

nya hidup dengan baik dan damai.

…”kami tidak pernah berbuat rasis terhadap masyarakat Gampong


Purwodadi karna bagi kami masyarakat Nagan Raya siapapun yang sudah tinggal
dan menetap Nagan Raya sudah menjadi keluarga kami serta bagian dari kami,
jadi kami hidup dengan baik dan tentram dengan setiap masyarakat
pendatang…”(Wawancara dengan “Samsuardi” Senin 3 Mei 2021, Pukul 11:21
WIB).
Menurut informan “Samsuardi” tidak pernah terjadi diskriminasi antara

kedua belah pihak masyarakat Pendatang di Gampong Puwodadi maupun

masyatakat lokal Kabupaten Nagan Raya karna siapapun yang sudah menetap di

Nagan Raya sudah mereka anggap sebagai bagian dari mereka itu sendiri.

…”Sama sekali tidak, hubungan kami dengan Masyarakat Kabupaten


Nagan Raya baik-baik saja walaupun dalam pelaksanaan adat nya berbeda, karna
ketika saya keluar ke daerah-daerah Jeuram misalnya mereka ramah dengan kami,
dan juga ketika masyarakat seperti puloe ie,langkak datang kesini kami pun akrap
dengan mereka…”(Wawancara dengan “Saman”, Jumat 5 Februari 2021,Pukul
15:11 WIB)”
56

Menurut pandagan informan “Saman”dengan perbedaan adat yang antara

masyarakat pendatang dengan masyarakat Nagan Raya sama sekali tidak

menyebabkan terjadinya masalah dalam hubungan keharmonisan keduanya, kedua

nya sama-sama berhubungan dengan baik.Pernyataan dari infoman “Saman” juga

didukung oleh pernyaan oleh informan “Samsinar” yang merupakan penduduk

lokal Kabupaten Nagan Raya yang mengatakan bahwa perbedaan budaya dan

adat-istiadat pada kedua belah kubu tidak merusak hubungan baik antara

keduanya, mereka tetap hidup berdampingan dengan baik antara keduanya.

…”Sama sekali tidak, kami tetap menghormati adat mereka dan mereka
pun menghormati adat kami, kami dengan masyarakat pendatang memiliki
hubungan yang baik sama sekali tidak pernah terjadi pertikaian antara kami
dengan masyarakat Purwodadi ataupun masyarakat pendatang lainnya yang ada di
Nagan Raya…”(Wawancara dengan “Samsinar” Senin 3 Mei, Pukul 11:54 WIB).

Menurut “Samsinar” mereka memiliki hubungan yang baik dengan

masyarakat pendatang manapun yang berada di Kabupaten Nagan Raya karna

mereka menghormati satu sama lain dan tidak pernah terjadi permasalahan dengan

masyarakat pendatang masyarakat Nagan Raya.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pandangan Masyarakat Pendatang Di Desa Purwodadi Mengenai Adat

Istiadat Di Kabupaten Nagan Raya

Pada sub bab ini peneliti membahas terkait dengan pembahasan sesuai

dengan hasil dari penelitian, penulis menjelaskan yang di dapatkan pada informan

yang sudah memberikan informasi kepada penulis namun selain itu juga

pembahasan ini juga di kaitkan teoriInteraksi Sosial, yaitu interaksi dimana yang

terdapat pada masyarakat pendatang dan juga masyarakat Nagan Raya yang

bahwasanya masyarakat pendatang tersebut tidak terlalu ingin berbaur dengan

adat Nagan Raya karna pandangan mereka terhadap adat-istiadat di Nagan Raya

begitu berlebihan dan juga memberatkan kepada kelompok-kelompok tertentu

yang berasal dari golongan kurang mampu. Karna Teori interaksi sosial melihat

pola tindakan dan juga reaksi individu dalam menanggapi orang lain. Hal tersebut

dilandasi juga dari fokus sosiologi yang bahwasanya manusia berperilaku berbeda

ketika berada dalam sebuah kelompok.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang di dapatkan pada informan

selama di lapangan bahwa masyarakat pendatang berpandangan masyarakat

Nagan Raya memiliki adat istiadat yang berlebihan serta suka juga memberatkan

terhadap pihak-pihak tertentu.Maka dari itu masyarakat pendatang tidak terlalu

ingin berbaur dalam segi adat-istiadat di Kabupaten Nagan Raya.

Seperti pemikirandari Elly M. Setiadi dan Usman Kolip mengemukakan

pendapat bahwa tentang interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial

57
58

yang bersifat dinamis berkaitan dengan orang-perorangan.Kelompok

perkelompok maupun perorangan terhadap kelompok ataupun juga sebaliknya

oleh karna itu dalam memahami suatu peristiwa manusia memiliki cara-cara

tertentu.Interaksi simbolik memaknai sebuah objek sosial. Serta sikap dan juga

rencana-rencana tindakan sebagai suatu yang terisolasi satu sama lainnya.

Masyarakat pendatang berinteraksi dengan baik dengan masyarakat Nagan

Raya, akan tetapi masyarakat pendatang ini memiliki batasan-batasan untuk

berhubungan dengan masyarakat Nagan Raya. Seperti yang telah di jelaskan oleh

informan semenjak di lapangan yang menunjukkan bahwa masyarakat pendatang

di desa Purwodadi tidak terlau ingin berbaur dari segi adat istiadat serta juga tidak

terlalu setuju dengan adat-istiadat di Kabupaten Nagan Raya. Karna mereka

memiliki persepsi bahwa adat yang dilakukan masyarakat Nagan Raya begitu

rumit/berlebihan dan juga memberatkan masyrakat yang kurang mampu akan adat

istiadatnya, tetapi terlepas dari itu semua masyarakat pendatang dengan

masyarakat asli Nagan Raya memiliki hubungan yang baik dan juga harmonis

tidak pernah terjadi pertikaian antara kedua belah pihak karna kedua kelompok

tersebut menghormati dan memiliki toleransi terhadap masing-masing adat yang

dipercayainya.

Selanjutnya, masyarakat lokal Nagan Raya juga menjelaskan bahwa adat

di Nagan Raya memang berlebihan dibandingkan dengan adat di Kabupaten

lainnya seperti membawakan tilam gulong, bawa kue dalam jumlah banyak ke

rumah duka, dan masih banyak lagi maka terlepas dari itu semua mereka harus

meneruskan adat-istiadat tersebut karna mereka harus meneruskan adat yang

sudah dilakukan oleh nenek monyang mereka sejak jaman dulu.


59

Masyarakat adalah sekumpulan individu-induvidu yang terdapat pada

sebuah wilayah.Dalam bermasyarakat memang tidak luput dari interaksi sosial

baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelomok dengan

kelompok.Dalam berkehidupan sosial tentu saja setiap individu memiliki watak

dan pemikiran yang berbeda-beda antara satu dan lainnya. Masyarakat adalah

suatu kesatuan yang hidup berubah karna proses bermasyarakat. Dalam

bermayarakat sangat sering terjadinya saling pengaruh dan memengaruhi sesama

antar kehidupan individu dengan kehidupan bermasyarkat (Soetomo, 2009).

Informan menjelaskan bahwa memang adat di Kabupaten Nagan Raya

berbeda dibandingkan Kabupaten lainnya, tetapi terlepas dari itu semua beliau

sama sekali tidak ada permasalahan akan adat-istiadat tersebut dan juga

menghormatinya.

Selanjutnya informan dari masyarakat lokal Nagan Raya juga menjelaskan

adat di Nagan Raya sama sekali tidak sama dengan daerah di Kabupaten lainnya

banyak adat istiadat Nagan Raya tidak ada di dearah lain, karna itulah Nagan

Raya disebut sebagai kota meurameune, dan juga karna inilah yang membuat

Kabupaten Nagan Raya memiliki ciri khas tersendiri dibanding Kabupaten lain.

Hal ini sesuai dengan pemikiran Elly M. Setiadi dan Usman Kolip yang

mengemukakan pendapat bahwa tentang interaksi sosial yaitu hubungan-

hubungan sosial yang dinamis berkaitan dengan orang perorangan.Kelompok

perkelompok maupun perorangan terhadap kelompok ataupun juga sebaliknya.

Menurut hasil yang ditemukan di lapangan bahwa masyarakat Purwodadi

yakin tidak semua masyarakat Nagan Raya menerapkan semua adat –istiadat

tersebut di setiap acara atau pesta yang di gelarnya, karna menurut beliau tidak
60

semua masyarakat Nagan Raya berasal dari keluarga yang mampu secara

ekonominya.

Akan tetapi masyarakat nagan raya berbeda pendapat dengan masyarakat

purwodadi, masyarakat nagan raya menjelaskan bahwa mereka selalu mengikuti

adat istiadat yang ada di Nagan Raya karna memang itu sudah menjadi kewajiban

bagi mereka harus mengikuti semuanya sesuai adat yang berlaku.

Hubungan masyarakat Purwodadi dengan Masyarakat Kabupaten Nagan

Raya berjalan baik walaupun ketika dalam pelaksanaan adat-istiadat dan

berpendapatnya berbeda, dan juga ketika masyarakat asli pribumi Nagan Raya dan

masyarakat pendatang bertemu mereka saling bertegur sapa satu sama lain. Hal

ini sesuai dengan penjelasan teori bahwa seseorang akan berperilaku berbeda

dalam kehidupan sosial. Maksudnya adalah masyrakat akan memiliki pemikiran

atau perilaku yang tidak sama dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian yang didapatkan semenjak di lapangan informan

menjelaskan bahwa selama tinggal di Gampong Purwodadi tidak pernah

terjadinya permasalahan antara Masyarakat pendatang dengan Penduduk asli

Nagan Raya, serta banyak juga masyarakat Nagan Raya asli yang merupakan

saudara dari mereka dan penduduknya pun ramah-ramah.

Hal ini juga diperkuat oleh masyarakat lokal Nagan Raya bahwa memang

tidak penah terjadi pertikaian diantara keduanya karna mereka sama-sama

bertoleransi satu sama lain dan juga saling menghormati kedua adat-istiadat

tersebut.
61

5.2 Faktor Yang Mendorong Dan Menghambat Interaksi Masyarakat


Pendatang Di Kabupaten Nagan Raya

Pada saat berinteraksi sosial tentu saja terdapat berbagai faktor pendukung

dan penghambat yang terjadi dalam masyarakat, sesuai dengan hasil wawancara

yang di dapatkan bahwa faktor penghambat bagi masyarakat purwodadi adalah

dari segi adat kematian dan pernikahan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan

informan yang menjelaskan bahwa adat Nagan Raya begitu rumit ketika

mendengar dan melihat ketika masyarakat Nagan Raya membuat acara baik itu

acara pernikahan dan juga ketika ada memperingati kematian, banyak sekali adat-

adat di dalam prosesi pernikahan tersebut dan juga sama hal nya ketika

memperingati kematian seperti membawa tilam gulong dari pihak dara baroe jika

yang meninggal dari pihak linto baroe, dan juga melakukantot apam.

Bagi masyarakat pendatang masyarakat Nagan Raya tidak mengurusi serta

juga tidak memahami adat istiadat yang ada di Gampong Purwodadi, karna bagi

mereka sendiri dengan masyarakat Nagan Raya menghormati adat mereka saja itu

sudah lebih dari cukup. Sesuai dengan penjelasan dari informan bahwa

Masyarakat Purwodadi sering mengikuti adat-adat Nagan Raya di tempat sanak

keluarganya yang penduduk asli Nagan Raya,dan mereka juga mengikuti acara

yang diadakan oleh masyarakat Nagan Raya walaupun mereka tidak terlalu

mengerti tapi mereka berusaha sebisa mungkin untuk dapat bekerja sama ketika

ada acara di tempat saudaranya tersebut.

Masyarakat Purwododi berpendapat bahwa masyarakat Nagan Raya tidak

mengurusi serta juga tidak memahami adat istiadat Gampong Purwodadi, karna

bagi mereka dengan masyarakat Nagan Raya menghormati adat mereka saja

sudah cukup.
62

Hal ini juga diperkuat oleh mayarakat Nagan Raya bahwa mereka tidak

mengikuti segala macam bentuk adat istiadat yang dilakukan oleh masyarakat

Gampong Purwodadi, mungkin saja ada masyarakat Nagan Raya yang

melakukannya tapi itu mereka yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan

masyarakat Pendatang Purwodadi, terlebih dari itu mereka menghormati segala

macam adat istiadat di Gampong Purwodadi.Masyarakat pendatang di Gampong

Purwodadi berhubungan baik serta menghormati satu sama lain. Penduduk

Purwodadi sama tidak pernah merasakan atau mendengar rasisme atau

diskriminasi dari masyarakat Nagan Raya, dikarenakan hubungan baik yang

dibangun oleh kedua pihak tersebut.

Menurut masyarakat Nagan Raya tidak pernah terjadi diskriminasi atau

pun rasisme dari masyarakat Nagan Raya terhadap masyarakat Purwodadi karna

mereka menganggap bahwa jika siapapun yang sudah tinggal di Nagan Raya

sudah menjadi bagian dari mereka jadi kedua nya hidup dengan baik dan damai.

Hal ini juga sama pendapat dengan informan selanjutnya yang merupakan

masyarakat lokal Nagan Raya dengan perbedaan adat yang antara masyarakat

pendatang dengan masyarakat Nagan Raya sama sekali tidak menyebabkan

terjadinya masalah dalam hubungan keharmonisan keduanya, kedua nya sama-

sama berhubungan dengan baik.Menurut masyarakat lokal Nagan Raya mereka

memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat pendatang manapun yang

berada di Kabupaten Nagan Raya karna mereka menghormati satu sama lain dan

tidak pernah terjadi permasalahan dengan masyarakat pendatang masyarakat

Nagan Raya.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Sebagaimana hasil dari penelitian yang telah dilakukan tentang “Interaksi

Sosial Masyarakat Pendatang Terhadap Adat Istiadat Di Gampong Purwodadi

Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya” maka dapat disimpulkan:

1. Interaksi sosial masyarakat Gampong Purwodadi dengan masyarakat lokal

Kabupaten Nagan Raya terhadap adat istiadatberjalan dengan baik. Kedua

masyarakat saling menghormati dan memiliki rasa toleransi yang kuat

terhadap masing-masing adat istiadat yang dianut oleh masyarakat

Gampong Purwodadi dan masyarakat lokal Kabupaten Nagan Raya

2. Faktor penghambatnya terdiri dari segi adat istiadatnya karena masyarakat

Gampong Purwodadi menilai bahwa adat di Kabupaten Nagan Raya begitu

berlebihan dan memberatkan sebelah pihak khususnya dalam khenduri

kematian. Sedangkan faktor pendorongnya yaitu walaupun diantara

keduanya memiliki perbedaan pada setiap adatnya tetapi diantara kedua

masyarakat tersebut saling menghormati terhadap masing-masing

perbedaan adat-istiadat.

6.2 Saran

Disini penulis dapat memberikan beberapa saran yang kiranya bisa

bermamfaat bagi masyarakat pendatang di Kabupaten Nagan Raya.

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan agar masyarakat Gampong

Purwodadi serta juga masyarakat pendatang lainnya untuk tetap selalu

63
64

berinteraksi dengan baik dengan masyarakat lokal Nagan Raya dan juga

saling hormat-menghormati setiap adat istiadatyang dijakankan oleh kedua

belah pihak. Seperti semboyan yang mengatakan bahwa “Bhineka Tunggal

Ika” yang artinya adalah berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Makna dari

semboyan ini adalah walaupun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai

macam suku bangsa,adat-istiadat,ras dan juga agama yang beraneka ragam

tetapi keseluruhannya merupakan suatu persatuan dan juga kesatuan.

2. Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat Gampong Purwodadi

dengan Masyakakat Kaabupaten Nagan Raya tidak canggung dalam

berinteraksi sehingga tidak ada penghalang untuk keduanya bisa menjalin

silaturrahmi dengan baik di antara keduanya.


65

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (1999). Psikologi Sosial. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Maifizar Arfriani, Sopar. 2020. "Perkawinan Campur Antara Etnis Jawa Dengan Etnis
Aceh Di Kecamatan Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat". Volume 6, Nomor 2.

Aprina, T. (2017). Interaksi Sosial Dalam kehidupan Masyarakat Pasca Tsunami


Di Gampong Langkak Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya.
Universitas Teuku Umar.Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik .

Basrowi, & Sukidin. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro.


Surabaya Insan Cindikia.

Badan Pusat Statistik. Nagan Raya. (2010).

Cooley, C., & Horton. (1964). Sociologycal Theory and Social Research. New
York: Henry Holt and Company.

Deddy Mulyana, M., & Jalaluddin, R. (2006). Komunikasi Antarbudaya-Panduan


Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung:Remaja
Rosdakarya.

Firdaus, R. (2020). Interaksi Sosial Masyarakat Di Desa Lafakha Kecamatan


Alafan Kabupaten Simeulue. Universitas Teuku Umar.Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik .

George, W. B. (1984). Teknik Analisa Kependudukan Bina Aksara . Jakarta.

H.D, K. A. (1982).Kependudukan di Indonesia dan Berbagai Aspek . Semarang:


Mutiara Permata.

Halikin. (2014). Analisis Pola Interaksi Masyarakat Pendatang Terhadap


Masyarakat Lokal Di Sumatra Barat. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan .

Ki, H. D. (1994). Kebudayaan . Yogyakarta: Penerbit Majelis Luhur Persatuan


Tamansiswa.

Martina, S. T. (2017). label menyebabkan individu menjadi deviant.

Rahman, R. (2018). Interaksi Sosial Masyarakat Muslim dan Non Muslim Di


Kelurahan BlangNipa Kecamatan Sinjai Utara Kabuapten Sinjai.
Universitas Islam Negeri Alauddin.Fakultas Ushuluddin Filsafat Dan
Politik .
66

Sa’dyah, Chumidatus., & N.d, Dadang. Argo. “EKONOMI 2.

Saddami. (2016). Interaksi Sosial Masyarakat Pendatang Dengan Masyarakat


Lokal Di Gampong Blang Teugku Kecamatan Seunagan Timur Kabupaten
Nagan Raya. Universitas Teuku Umar Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik .

Setiadi, E. M., & Usman, K. (2011). Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial Teori Aplikasi dan Pemecahannya. J
akarta:Kencana.

Soekanto, S. (1983). Beberapa Teori Tentang Struktur Masyarakat. Jakarta:


Kanisius : Yogyakarta.

Soekanto, S. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Grafindo


Persada.

Soetomo. (2009). Pembangunan Masyarakat Merangkai sebuah Kerangka.


Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suyanto, B. (2007). Metode Penelitian Sosial . Jakarta: Kencana.


67

LAMPIRAN

Lampiran : 1

RIWAYAT HIDUP PENULIS

A. Biodata Pribadi

Nama : Ayie Riski Mahendra

Tempat Tanggal Lahir : Alue Ie Mameh, 05 Agustus 1999

Agama : Islam

No Handphone : 082246391901

Domosili : Nagan Raya, Kuala, Alue Ie Mameh

B. Biodata Orang Tua Wali

Nama Ayah : Erlis

Pekerjaan : Petani

Alamat : Nagan Raya, Kuala, Alue Ie Mameh

Nama Ibu : Rosmawati

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Alamat : Nagan Raya, Kuala, Alue Ie Mameh

C. Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar : SDN Alue Ie Mameh

Sekolah Menengah Pertama :MTsN Negeri 1 Jeuram

Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 1 Seunagan


68

Lampiran 2

PEDOMAN WAWANCARA

STIGMA MASYARAKAT PENDATANG TERHADAP ISTILAH

RAMEUNE DI KABUPATEN NAGAN RAYA

A. IDENTITAS INFORMAN

1. Nama :

2. Dusun :

3. Pekerjaan :

4. Status :

5. Umur :

B. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN

1. Apakah anda setuju dengan adat-istiadat yang ada di Kabuaten Nagan

Raya

2. Bagaimana menurut anda dengan adat-istiadat di Kabupaten Nagan Raya

3. Apakah anda menganggap bahwa masyarakat Nagan Raya semua

menerapkan adat-istiadat tersebut

4. Bagaimana pandangan anda terhadap karakteristik masyarakat Nagan

Raya

5. Apakah pernah terjadi konflik adat antara masyarakat pendatang dengan

penduduk lokal Kabupaten Nagan Raya

6. Apakah masyarakat Purwodadi paham dengan adat-istiadat Kabupaten

Nagan Raya
69

7. Apakah masyarakat Nagan Raya sering terlibat dalam pelaksanaan adat

masyarakat Purwodadi

8. Apakah masyarakat pendatang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan adat

istiadat masyarakatb Nagan Raya

9. Apakah pernah terjadi rasisme dari masyarakat Nagan Raya terhadap

masyarakat pendatang

10. Apakah dengan perbedaan kebudayaan dapat berpengaruh pada hubungan

antara masyarakat pendatang dengan masyarakat lokal Nagan Raya


70

Lampiran 3

DAFTAR NAMA INFORMAN

Nama : Sugeng Haryanto

Dusun : Sidodadi

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Menikah

Umur : 42 Tahun

Inisial :Katiron

Dusun : Karang anyar

Pekerjaan : Petani

Status : Menikah

Umur : 45 tahun

Inisial :Misriani

Dusun : Sidodadi

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Status : Menikah

Umur : 37 Tahun

Inisial :Kamidi

Dusun : Sido Mukti

Pekerjaan : Petani

Status : Menikah
71

Umur : 44 Tahun

Inisial :Sumarni

Dusun : Suka Ramai

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Status : Menikah

Umur : 67 Tahun

Inisial :Suryono

Dusun : Sido Mulyo

Pekerjaan : PNS

Status : Menikah

Umur : 50 Tahun

Inisial :Sutrisno

Dusun : Suka Ramai

Pekerjaan : Wiraswasta

Status : Menikah

Umur : 42 Tahun
72

DOKUMENTASI

WAWANCARA DENGAN INFORMAN SUGENG HARYANTO


73

WAWANCARA DENGAN INFORMAN KATIRON


74

WAWANCARA DENGAN INFORMAN KAMIDI


75

WAWANCARA DENGAN INFORMAN MISRIANI


76

WAWANCARA DENGAN INFORMAN SUMARNI


77

WAWANCARA DENGAN INFORMAN SURYONO


78

WAWANCARA DENGAN INFORMAN SUTRISNO

You might also like