Keamanan Informasi Data Pribadi Pada Media Sosial: Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No.

1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739


E-ISSN : 2685-5240

KEAMANAN INFORMASI DATA PRIBADI PADA MEDIA SOSIAL

Mesra Betty Yel1), Mahyuddin K. M. Nasution2)


1
Graduate Program Of Computer Science,
2
Department Of Computer Science
Faculty of Computer Science and Information Technology,
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
bettymesra86@gmail.com

ABSTRACT
The development of information technology and the internet today has changed the way
humans communicate. One of them is the development of social media, social media has
become a part of life to obtain, share and disseminate information. With the development of
social media, the issue of information security and privacy has also become an important
issue at this time. Social media as a source of leaking confidential information has become
common nowadays. Without realizing it, a lot of data about someone's privacy has been
leaked on the internet. Distributed privacy data can be caused by negligence or service
providers. Information system security is an asset that must be protected. Security is
generally defined as "quality or state of being secure to be free from danger". The research
method is using the blended method. This research was conducted by searching and
understanding the literature or related to information security on social media and library
research. The six main points to consider when using an online application system regarding
data privacy are security and data protection, user awareness, control arrangements, risk
management, transparency, and ethics. Trust needs to be built into the design of Internet
services, both through design and development activities for the management of a system that
prioritizes user priority. It is possible that the user is given a choice of control mechanisms
over whether or not to disclose personal information and its use.
Keywords: Social media data security

ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan internet saat ini telah mengubah cara manusia dalam
melakukan komunikasi. Salah satunya adalah perkembangan media sosial, media sosial sudah
menjadi bagian dari kehidupan untuk memperoleh, membagikan dan menyebarluaskan
informasi. Semakin berkembangnya media sosial maka masalah keamanan informasi dan
privasi juga menjadi hal yang penting saat ini. Media sosial sebagai salah satu sumber
bocornya informasi rahasia sudah menjadi hal yang umum saat ini. Tanpa disadari, banyak
data mengenai privasi seseorang yang telah bocor di internet. Data privasi yang tersebar bisa
disebabkan oleh kelalaian maupun penyedia layanan. Keamanan sistem informasi merupakan
aset yang harus dilindungi keamanannya. Keamanan secara umum diartikan sebagai “quality
or state of being secure to be free from danger”. Metode penelitian dilakukan adalah
menggunakan metode blended. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari dan serta
memahami literatur atau yang berhubungan keamanan informasi pada media social dan
penelitian pustaka. Enam poin utama yang harus dipertimbangkan saat menggunakan sistem

92
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

aplikasi online terkait privasi data yaitu keamanan dan data perlindungan, kesadaran
pengguna, pengaturan kontrol, manajemen risiko, transparansi, dan etika. Perlu dibangun
kepercayaan ke dalam rancangan layanan Internet, baik melalui kegiatan rancang bangun
pengelolaan suatu sistem yang lebih mengedepankan user priority. Memungkinkan, user
diberikan pilihan mekanisme kontrol terhadap perlu tidaknya dalam mengungkapkan
informasi pribadi dan penggunaannya.

Kata Kunci: Keamanan data media social


1. PENDAHULUAN sering kali kurang mendapat perhatian dari
para pemilik dan pengelola sistem informasi.
Perkembangan teknologi informasi Perkembangan media sosial yang awalnya
dan internet saat ini telah mengubah cara berfungsi untuk memudahkan pengguna
manusia dalam melakukan komunikasi. Salah melakukan melakukan interaksi sosial
satunya adalah perkembangan media sosial, dengan menggunakan teknologi melalui
media sosial sudah menjadi bagian dari internet sehingga mengubah cara penyebaran
kehidupan untuk memperoleh, membagikan informasi sebelumnya yang bersifat
dan menyebarluaskan informasi . Media penyebaran informasi yang dapat diterima
sosial merupakan salah satu media yang oleh banyak pengguna yang menggunakan
sangat popular saat ini karena menyediakan media social seperti media sosial facebook,
kemudahan dan kecepatan yang Instagam,twitter, whatsapp maupun media
memungkinkan seseorang membuat dan sosial lainnya[3]
mendistribusikan sebuah informasi. Era
teknologi informasi saat ini tidak hanya Sebuah riset pada tahun 2019 oleh
untuk berbalas pesan dan saling bertukar perusahaan media We Are Social yang
informasi namun juga memberikan bekerja sama dengan Hootsuite,yang merilis
kemudahan dalam melakukan segala hal. data perkembangan jumlah pengguna internet
Banyak manfaat yang diperoleh dari di Indonesia yang menyatakan bahwa
kemajuan teknologi informasi. Tentunya semakin pesat kenaikan pengguna internet
penggunaan teknologi informasi pun ikut yakni sebanyak 20 persen dibandingkan
mengalami berkembang pesat, salah satunya jumlah pada tahun 2018, dalam rilisnya
terjadi pada bidang komunikasi. Semakin dinyatakan bahwa ada 150 juta pengguna
berkembangnya media sosial maka masalah media sosial di Indonesia. Pada tahun
keamanan informasi dan privasi juga menjadi sebelumnya yaitu tahun 2018, masyarakat
hal yang penting saat ini. Media sosial online dikejutkan berita bocornya 87 juta
sebagai salah satu sumber bocornya data pribadi pengguna Facebook yang dicuri
informasi rahasia sudah menjadi hal yang oleh Firma Cambridge Analytica, terlebih
umum saat ini[1]. Privasi merupakan lagi sekitar satu juta data pribadi yang dicuri
keleluasaan pribadi. Privasi melekat pada tersebut berasal dari Indonesia. Hasil survei
setiap manusia dan patut untuk dihargai. CSIS pada Agustus 2017 menyebutkan 54,3
Pada era teknologi informasi ini, data persen generasi milenial menggunakan media
mengenai privasi seseorang telah banyak online setiap harinya, sebanyak 81,7 persen
tersebar pada internet. Tanpa disadari, generasi milenial menggunakan Facebook,
banyak data mengenai privasi seseorang yang 70,3 persen menggunakan Whatsapp dan
telah bocor di internet. Data privasi yang 54,7 persen menggunakan Instagram. Ini
tersebar bisa disebabkan oleh kelalaian menjadikan peran media sosial sangat krusial
maupun penyedia layanan[2]. Keamanan untuk mempersuasi dan sekaligus juga
sistem informasi menjadi hal penting dalam memberikan kerentanan pada generasi
bermedia sosial, masalah keamanan ini millennial.[4]
93
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

Situs jejaring sosial adalah tempat sendiri dapat dibagi menjadi beberapa
online dimana pengguna dapat membuat kelompok, antara lain proyek kolaborasi
sebuah profil dan jaringan personal yang (misalnya Wikipedia), blog dan microblog
dapat menghubungkan dengan pengguna (misalnya Twitter), situs jejaring sosial (mis.
lainnya. Bagi masyarakat modern, media Facebook, LinkedIn, MySpace), komunitas
sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan konten (misalnya YouTube, Flickr), virtual
untuk memperoleh atau membagikan social dunia (mis. Second Life) [5][6].
informasi. Media sosial merupakan salah satu Seiring dengan keterbukaan terhadap data
media yang trend saat ini, karena dan informasi, maka perlindungan terhadap
menyediakan kemudahan dan kecepatan informasi menjadi hal yang wajib. Dalam
yang memungkinkan seseorang membuat dan beberapa tahun terakhir, perkembangan pesat
mendistribusikan sebuah konten. Media dan biaya yang lebih rendah dalam teknologi
sosial didefinisikan sebagai sekelompok informasi dan komunikasi telah membuatnya
aplikasi berbasis Internet yang membangun lebih mudah diakses dan nyaman. Akibatnya,
fondasi ideologis dan teknologi Web 2.0, dan jumlah pengguna internet telah meledak.
memungkinkan penciptaan dan pertukaran Penyalahgunaan data juga menjadi perhatian
konten yang dibuat penggunanya [4]. Internet khusus. Banyak pelanggaran data yang
of Things didefinisikan sebagai infrastruktur terjadi karena implementasi yang buruk atau
jaringan global yang dinamis dengan tidak adanya kontrol keamanan baik di
konfigurasi sendiri dan komunikasi yang perusahaan swasta maupun di organisasi
dapat dioperasikan. Secara sederhana dapat pemerintahan. Banyak negara yang berusaha
didefenisikan IoT berarti kemampuan untuk meningkatkan persyaratan keamanan dan
membuat segala sesuatu di sekitar kita mulai menerapkanya di undang-undang mereka.
dari (mis. mesin, perangkat, ponsel, dan Namun, sebagian besar kerangka keamanan
mobil) bahkan (kota dan jalan) dapat bersifat reaktif dan tidak mengatasi ancaman
terhubung ke Internet dengan perilaku yang yang relevan. Beberapa alasan mengapa data
cerdas dan dengan mempertimbangkan pribadi penting untuk dilindungi yaitu
keberadaan jenis otonomi dan privasi.
Kemajuan teknologi informasi dan 1. Data pribadi menyangkut hak asasi
komunikasi, menghasilkan data dalam dan privasi yang harus dilindungi,
jumlah yang luar biasa. Data yang dihasilkan seperti tercantum dalam:
tidak akan bernilai jika mereka tidak dapat – Deklarasi Universal tentang Hak
dianalisis, ditafsirkan dan dipahami. Asasi Manusia (Universal Declaration
Sedangkan menurut Boyd, situs jejaring of Human Rights, 1948);
sosial adalah layanan berbasis web yang – UU Nomor 12 Tahun 2005 tentang
memungkinkan individu untuk (1) membuat Pengesahan International Covenant
profil publik atau semi-publik dalam sistem, on Civil and Political Rights;
(2) mengartikulasikan daftar pengguna lain – UU No. 36 Tahun 2009 tentang
dengan siapa mereka dapat berbagi koneksi, Kesehatan mengatur tentang rahasia
dan (3) melihat dan mencari daftar koneksi kondisi pribadi pasien;
mereka dan yang dibuat oleh orang lain – UU No. 10 Tahun 1998 tentang
dalam sistem. Lebih jauh, Kaplan dan Perbankan mengatur data pribadi
Haenlein mendefinisikan media sosial mengenai nasabah penyimpan dan
sebagai “sekelompok aplikasi berbasis simpanannya.
Internet yang dibangun di atas fondasi 2. Data adalah aset atau komoditas
ideologis dan teknologi Web 2.0, dan bernilai tinggi di era big data dan
memungkinkan pembuatan dan pertukaran ekonomi digital,
konten yang dibuat pengguna”. Media sosial – Volume data di tahun 2015
diperkirakan mencapai 8 triliun GB
94
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

dan akan naik 40 kali lipat di tahun dengan cara dilindungi dari musuh dan
2020. (OECD, 2018); bahaya dengan tinjauan sebagai berikut:
– Aplikasi AI berbasis data 1. Physical Security yang memfokuskan
diproyeksikan dapat berkontribusi strategi untuk mengamankan pekerja
sebesar 13 triliun US Dollar bagi atau anggota organisasi, aset fisik, dan
ekonomi global pada tahun 2030 tempat kerja dari berbagai ancaman
(McKinsey,2018). meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa
3. Pelanggaran privasi dan otorisasi, dan bencana alam.
penyalahgunaan data pribadi makin 2. Personal Security yang overlap dengan
banyak terjadi, “phisycal security” dalam melindungi
– Contoh aktivitas: digital dossier, orang – orang dalam organisasi.
direct selling, location-based 3. Operation untuk tujuan tertentu, khusus
messaging; bagi pemilik data saat informasi ini
– Contoh kasus: Cambridge Analytica dikumpulkan. Privacy menjamin
(2018). keamanan data bagi pemilik
4. Masyarakat belum sepenuhnya sadar informasidari orang lain.
akan pentingnya melindungi data 4. Identification
pribadi, Sistem informasi memiliki karakteristik
– Jumlah pengguna internet di identifikasi jika bisa mengenali
Indonesia terus meningkat, namun penggunaannya. Identifikasi adalah
tidak seluruhnya menyadari langkah pertama dalam memperoleh
pentingnya perlindungan data pribadi; hak akses ke informasi yang
– Lebih dari 30% pengguna internet diamankan. Security yang Identifikasi
Indonesia belum sadar bahwa data umumnya dilakukan dengan
dapat diambil (APJII, 2017).[7] penggunaan user name dan user ID.
5. Authentication
Kajian di bidang keamanan informasi Autentikasi terjadi pada saat sistem
terus berlangsung terus menerus dan ini dapat membuktikan bahwa pengguna
menjadi tumpuan dari riset yang mungkin memang benar-benar orang yang
dikembangkan dengan melihat beberapa memiliki identitas yang diklaim.
kajian yang bersifat lanjutan, yang 6. Authorization
melibatkan tidak saja bidang ilmu terkait Setelah identitas pengguna
seperti sistem komputer, sistem memfokuskan strategi untuk
informasi, sains komputer, teknik diautentikasi, sebuah proses yang
informatika, dan teknologi informasi, disebut autorisasi memberikan jaminan
tetapi secara bergandengan sesuai dengan bahwa pengguna (manusia dan
kebutuhan melibatkan bidang ilmu lain, komputer) telah mendapatkan
seperti manajemen, sains sosial, hukum autorisasi secara spesifik dan jelas
dan etika[8]. untuk mengakses, mengubah, atau
menghapus isi dari informasi.
2. METODOLOGI
7. Accountability
2.1. Keamanan Sistem Informasi Karakteristik ini dipenuhi jika sebuah
Keamanan sistem informasi merupakan sistem dapat menyajikan data semua
aset yang harus dilindungi keamanannya. aktivitas terhadap informasi yang telah
Keamanan secara umum diartikan sebagai dilakukan, dan siapa yang melakukan
“quality or state of being secure to be free aktivitas itu. Keamanan mengamankan
from danger”. Untuk menjadi aman adalah kemampuan organisasi atau perusahaan
untuk bekerja tanpa gangguan.

95
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

8. Communications Security yang mengurangi privasi dengan memperluas


bertujuan mengamankan media ukuran data online yang dapat diakses oleh
komunikasi, teknologi komunikasi dan klien yang berbeda. Kepercayaan dicirikan
isinya, serta kemampuan untuk sebagai keyakinan bahwa orang, pertemuan,
memanfaatkan alat ini untuk mencapai atau perusahaan dapat dipercaya. Ini sering
tujuan organisasi. memiliki hubungan yang berlawanan dengan
9. Network Security yang memfokuskan perlindungan, jika dilihat fakta bahwa
pada pengamanan peralatan jaringan individu perlu mengetahui data orang lain
data organisasi, jaringannya dan isinya, dengan tujuan akhir untuk
serta kemampuan untuk menggunakan mempercayainya[9]
jaringan tersebut dalam memenuhi
fungsi komunikasi data organisasi. 2.2. Penelitian Terdahulu
Perlindungan pada Informasi tersebut Mayoritas informan sudah
dilakukan untuk memenuhi aspek menggunakan media sosial lebih dari 10
keamanan informasi. tahun, dan yang paling lama sudah
menggunakan media sosial selama 19 tahun,
Aspek-aspek keamanan informasi hal ini menggambarkan bahwa pengguna
seharusnya dikontrol untuk perlindungan media sosial sudah menggunakan media
informasi yang terkait dengan keamanan sosial sejak platform tersebut muncul
informasi yaitu: pertama kali, hal ini mengindikasikan teori
Technology Acceptance Model (TAM) yang
a. Privacy menyebutkan kemudahan pemakaian dan
Informasi yang dikumpulkan, persepsi kegunaan teknologi yang menjadi
digunakan, dan disimpan oleh penentu penggunaan teknologi tersebut,
organisasi adalah dipergunakan hanya dapat disimpulkan bahwa mayoritas
informasi terdiri dari perlindungan pengguna mengganggap media sosial
terhadap aspek Confidentiality, bermanfaat dan mudah untuk dipakai
Integrity dan Avalability yaitu : dikalangan generasi milenial. Ini
b. Confidentiality (kerahasiaan) menunjukkan bahwa mayoritas pengguna
Aspek yang menjamin kerahasiaan data media sosial sangat akrab dengan media
atau informasi, memastikan bahwa sosial. Namun lamanya pengguna dalam
informasi hanya dapat diakses oleh menggunakan media sosial selama bertahun-
orang yang berwenang dan menjamin tahun tidak menggunakan kata sandi sangat
kerahasiaan data yang dikirim, diterima rendah karena tidak satupun pengguna selalu
dan disimpan. memperbarui kata sandi mereka secara
c. Integrity (integritas) teratur. Bahkan hasil yang lebih
Aspek yang menjamin bahwa data mengkhawatirkan adalah tentang kepedulian
tidak dirubah tanpa ada ijin pihak generasi milenial terhadap pentingnya
yang berwenang (authorized), prosedur keamanan dalam persepsi
menjaga keakuratan dan keutuhan kemudahan penggunaan ditunjukkan dari
informasi serta metode prosesnya pernyataan hampir setengah responden akan
untuk menjamin aspek integrity ini. melewatkan prosedur keamanan di media
d. Availability (ketersediaan) sosial jika mereka terlalu rumit dan bahkan
Aspek yang menjamin bahwa data akan akan menggunakan situs web yang tidak
tersedia saat dibutuhkan,memastikan user aman asalkan itu dapat membantu. Dalam hal
yang berhak dapat menggunakan informasi pengaturan keamanan, hasilnya menunjukkan
dan perangkat terkait.[3]. Perlindungan bahwa individu yang lebih sadar akan
adalah prasyarat untuk pengungkapan diri pengaturan kata sandi mereka umumnya
secara online, namun pengungkapan diri juga memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi
96
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

tercermin dari niat mereka memberikan Penelitian oleh [10] untuk mengukur
perhatian lebih jauh dalam menciptakan kata kesadaran responden terhadap risiko yang
sandi yang lebih rumit untuk berperilaku dapat terjadi dari kebocoran informasi
aman saat menggunakan media sosial.[4] pribadi. Responden ditanya apakah mereka
Hasil analisis yang telah dilakukan memposting pribadi yang nyata informasi di
oleh [1] bahwa beberapa mahasiswa yang akun mereka, data menunjukkan bahwa dua
telah mendapatkan mata kuliah keamanan pertiga (66%) responden khawatir tentang
informasi telah menerapkan tindakan- penyalahgunaan informasi pribadi di akun
tindakan dalam menjaga keamanan informasi media sosial. Selain itu, 69% dari responden
di media sosial. Akan tetapi untuk mahasiswa tidak ingin orang asing melihat informasi
yang belum mendapatkan pemahaman pribadi mereka. responden juga ditanya
mendalam tentang keamanan informasi apakah penyedia akun mereka membagikan
masih melakukan tindakan yang tidak informasi profil mereka dengan situs web
mencerminkan penjagaan informasi di media lain. Data menunjukkan sepertiga (35%)
sosial. Hal lain yang dapat dilihat adalah menjawab ya. Ini menyoroti kebutuhan untuk
mahasiswa Prodi Sistem Informasi telah mengembangkan kerangka kerja yang
memahami pentingnya keamanan informasi memberi pengguna wewenang untuk
akan tetapi perilaku mereka tidak mengizinkan atau melarang situs web
mencerminkan keamanan informasi, mereka menggunakan informasi data pribadi. Hasil
juga belum memanfaatkan pengaturan privasi menunjukkan bahwa pengguna berhati-hati
di media sosial.[1] dalam menerima permintaan pertemanan dari
orang asing. Meskipun 71 persen responden
Privasi merupakan hal yang sangat menerima undangan untuk menambahkan
krusial apalagi di era Teknologi Informasi orang yang tidak dikenal sebagai teman dan
saat ini. Data pribadi adalah data yang berupa sebanyak 68 persen menolak permintaan ini.
identitas dan penanda personal seseorang
yang bersifat pribadi. Di berbagai negara 2.3. Metode Penelitian
digunakan pula istilah informasi pribadi atau Metode penelitian dilakukan adalah
privacy. Adapun bahwa perlindungan privasi menggunakan metode blended. Penelitian ini
(dalam berbagai bentuk), sangat penting dilakukan dengan cara mencari, membaca,
dalam era internet saat ini dan juga tentunya mempelajari, serta memahami literatur atau
sebagai pertimbangan penting bagi orang yang berhubungan keamanan informasi pada
yang memiliki tujuan untuk melakukan media social, serta dengan penelitian pustaka.
penelitian menggunakan Internet. Namun, Secara umum, penelitian metode campuran
perkembangan pesat dari masyarakat merupakan penelitian yang melibatkan
menyebabkan tantangan terkait dengan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data
privasi karena meningkatnya kebutuhan kuantitatif dan kualitatif dalam satu studi
pengungkapan diri pada tingkat interpersonal tunggal atau dalam serangkaian studi yang
dan juga organisasi. Perlu adanya hukum- menyelidiki fenomena mendasar yang
hukum khusus yang mengatur tentang privasi sama.[11] Penelitian metode campuran
di Indonesia. Berbagai negara maju telah adalah desain penelitian dengan asumsi
memiliki peraturan khusus tentang filosofis serta metode penyelidikan. Sebagai
perlindungan data pribadi, namun hingga metodologi, ini melibatkan asumsi filosofis
saat ini Indonesia belum mempunyai yang memandu arah pengumpulan dan
peraturan tersebut. Masalah ini hanya diatur analisis data dan campuran data kualitatif dan
dalam Pasal 26 UU ITE dan beberapa pasal kuantitatif dalam satu studi atau serangkaian
lainnya [2] studi. Kombinasi ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang masalah

97
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

penelitian dibandingkan menggunakan satu Komunikasi dalam teknologi informasi


pendekatan saja[12] membahas tentang bagaimana cara seseorang
dapat berkomunikasi satu sama lain melalui
teknologi informasi tanpa dipantau oleh
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pihak ketiga. Karena setiap orang memiliki
batasan privat, oleh karena itu kita juga harus
Privasi merujuk padanan dari Bahasa
menghargai batasan tersebut. Hanya melalui
Inggris privacy adalah kemampuan satu atau
undang-undang dan metode tertentu, maka
sekelompok individu untuk mempertahankan
batasan pada privasi komuniasi dapat
kehidupan dan urusan personalnya dari
diabaikan [2]
publik, yang mana seseorang mengontrol
4. Privasi Online
arus informasi mengenai diri sendiri.
Berbagai data dan informasi yang
Penggambaran lainnya mengenai privasi
dikumpulkan dengan peningkatan frekuensi
adalah hak individu untuk menentukan
dan dalam konteks yang berbeda, membuat
apakah dan sejauh mana seseorang bersedia
individu menjadi lebih transparan. Bahkan,
membuka dirinya kepada orang lain.
terkadang seseorang dengan mudahnya
1. Fungsi Privasi
Ada tiga fungsi privasi, yaitu: menyebarkan opininya melalui akun jejaring
sosial yang akrab dan digandrungi remaja.
a. Pengatur dan pengontrol interaksi
interpersonal yang berarti sejauh biaya sosial dan finansial yang ditanggung
untuk memperoleh dan menganalisis data ini
mana hubungan dengan oang lain
diinginkan meningkat tajam seiring dengan kemajuan
teknologi. Fenomena ini menimbulkan
b. Merencanakan dan membuat strategi
untuk berhubungan dengan orang masalah antara lain privasi. Ada
kekhawatiran bahwa Internet dapat mengikis
lain, yang meliputi keintiman atau
jarak dalam berhubungan dengan privasi [13]dan bahwa masalah privasi dalam
interaksi sosial secara offline atau tatap muka
orang lain.
c. Memperjelas identitas diri sumber semakin diperbesar masalah tersebut dalam
interaksi secara online . Ada sejumlah
2. Privasi Data
Data dapat dikatakan data pribadi jika pada ancaman khusus ketika melakukan transaksi
secara online berkaitan dengan privasi.
data tersebut dapat digunakan untuk
Sebagai contoh, pengaruh saat berselancar
mengenali atau mengidentifikasi seseorang,
melalui media internet berarti bahwa saat
contoh dari data pribadi adalah nomor
identitas mahasiswa beserta nama mahasiswa beraktifitas secara online, secara tidak
langsung kita meninggalkan data berupa
tersebut pada absensi. Nomor identitas
tersebut dapat digunakan sebagai salah satu jejak digital dibanyak bidang kehidupan kita
yang sebelumnya dianggap "offline."
cara untuk mengidentifikasi mahasiswa
tersebut. Namun, apabila pada absensi Perkembangan yang sangat cepat dengan
daya komputasi, seperti pengolahan
tersebut hanya terdapat kumpulan nomor
identitas mahasiswa tanpa dilengkapi dengan kecepatan, meningkatkan kapasitas
penyimpanan, konektivitas komunikasi yang
nama mahasiswa tersebut, maka hanya
disebut data. Alasannya karena data tersebut lebih luas, dan ukuran kapasitas koneksi
dengan biaya rendah semua pada akhirnya
belum bisa digunakan untuk mengidentifikasi
seseorang mempengaruhi privasi. Oleh karena itu, ada
isu-isu privasi penting terkait dengan
3. Privasi Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan aktivitas online. Tentu saja, ada juga manfaat
bagi kemajuan teknologi yang dijelaskan
penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang seperti (layanan pribadi, kenyamanan,
efisiensi ditingkatkan). Pengguna dapat
dimaksud dapat dipahami. Privasi
98
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

memberikan informasi berharga tentang diri kerahasiaan pada saat pemilu. Privasi dan
mereka sendiri untuk mengambil keuntungan anonimitas adalah 2 hal yang sangat erat
dan manfaat. Seperti aktifitas yang dilakukan kaitannya dan mirip. Tetapi prinsipnya
American Life Survey (2001) melaporkan Anonimitas adalah untuk privasi sedangkan
bahwa lebih dari dua-pertiga dari pengguna privasi belum tentu membutuhkan
bersedia untuk berbagi informasi pribadi anonimitas, walaupun biasanya memerlukan.
mereka di bawah beberapa keadaan. Dalam Privasi bisa saja didapat dengan menerapkan
beberapa situasi, privasi ekspresif dapat sekuritas misalnya enkripsi. Contohnya, saat
diperoleh melalui hilangnya privasi informasi mengirimkan e-mail yang disertai alamat dan
kepada pihak ketiga. Misalnya, seseorang nama, namun isinya diacak untuk mencegah
mungkin mengungkapkan informasi pribadi orang lain melihat isi e-mail. Di media digital
dan informasi kartu kredit untuk kenyamanan seperti internet, apapun service yang
menyelesaikan sebuah transaksi online. digunakan sedikitnya seseorang telah
Dengan cara ini, koleksi pribadi, informasi membuka identitasnya sendiri. Bagaimana
privasi ini dapat dianggap sebagai "pedang dan apa tentang diri seseorang tersebut yang
bermata dua" dapat diketahui orang lain. Berikut ini
5. Kebebasan Informasi langkah-langkah yang bisa dilakukan guna
menjaga privasi ketika berselancar di dunia
Kebebasan termasuk suatu yang bersifat maya.
asasi, yang umumnya para ahli memiliki 1. Mengubah pengaturan privasi atau
konsepsi yang sama bahwa kebebasan ada keamanan. Pahami dan gunakan fitur
pada setiap insan. Secara ekripsi, kebebasan setting pengamanan ini seoptimal
senantiasa ada batasan baik kelemahan yang mungkin.
bersifat internal maupun eksternal. Pada 2. Buat kata sandi sekuat mungkin.
dasarnya kebebasan bukan berarti berbuat Ketika melakukan registrasi online,
kehendak hati melainkan ada batasnya untuk sebaiknya lakukan kombinasi antara
mengakui dan menghormati hak dan huruf besar dan kecil, angka, dan
mewajibkan setiap manusia pada umumnya. simbol supaya tak mudah terlacak.
Informasi telah mengenalkan suatu etika 3. Rahasiakan password yang dimiliki.
baru, bahwa setiap pihak yang mempunyai 4. Jangan gunakan pertanyaan mengenai
informasi memiliki naluri yang senantiasa tanggal lahir, alamat, nama ibu karena
mendesiminasikan kepada pihak lain, begitu pertanyaan tersebut hampir selalu
pula sebaliknya. Teknologi informasi digunakan sebagai pertanyaan
menjanjikan bahwa komunitas abad 21 akan keamanan untuk database bank dan
memiliki jaringan komunikasi dan teknologi kartu kredit. Ini memberi peluang
multi media sebagai tulang punggunanya. bagi peretas untuk mencuri identitas
Penghargaan atas privasi dalam komunitas dan mencuri uang.
informatika yang mengglobal, amat sangat 5. Selalu log out. Selalu ingat untuk
berbeda dalam suasana yang fiscal, demikian keluar dari akun, khususnya jika
pula dalam kepentingan atas privasi data. menggunakan komputer fasilitas
Keperluan menjaga kerahasiaan data dan umum.
informasi pribadi tampak menjadi prioritas 6. Wi-FI. Buat kata sandi untuk
untuk meletakkan kepercayaan dalam menggunakan wi-fi, jika tidak,
jaringan interaksi komunikasi. mungkin saja ada penyusup yang
6. Anonimitas dalam Aktifitas Online masuk ke jaringan.
Anonimitas adalah tidak beridentitas. 7. Jangan berbagi informasi sensitif
Contohnya bagi masyarakat peserta pemilu yaitu menghindari pembagian
tentu saja ketika nyoblos tidak menuliskan informasi yang bersifat pribadi.
nama pada kertas suara. Ini untuk menjamin
99
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

8. Persulit cara log in ke akun yaitu dalam mengungkapkan informasi pribadi dan
dengan memilih kata sandi yang kuat penggunaannya.
dan unik, serta menyalakan two-
factor authentication. 5. SARAN
9. Gunakan aplikasi dengan end-to-end
Hingga saat ini masih banyak kasus
encryption Ini merupakan fitur di
penyalahgunaan data pribadi dalam sistem
aplikasi chatting untuk menjaga
online. Beberapa kasus adalah
keamanan data pribadi di media
mengungkapkan bahwa peningkatan
sosial.
kesadaran pengguna akan pentingnya
10. Selalu cek aplikasi yaitu memastikan
melindungi data pribadi. Penelitian ini masih
sudah memahami berbagai akses
merupakan studi pendahuluan, sehingga
yang dibutuhkan oleh aplikasi.[14]
masih banyak hal yang dapat digali
11. Enam poin utama yang harus
berdasarkan penelitian ini, perlu dibangun
dipertimbangkan saat menggunakan
sebuah algoritma dan sistem untuk menjaga
sistem aplikasi online terkait privasi
keamanan dan kerahasiaan data privacy
data yaitu keamanan dan data
perlindungan, kesadaran pengguna,
pengaturan kontrol, manajemen
risiko, transparansi, dan etika.[15] DAFTAR PUSTAKA

4. KESIMPULAN [1] H. Gunawan, “Pengukuran Kesadaran


Keamanan Informasi Dan Privasi
Isu privasi dan kepercayaan adalah Dalam Sosial Media,” J. Muara Sains,
sangat krusial tidak hanya untuk desain Teknol. Kedokt. dan Ilmu Kesehat.,
sistem komputer tapi juga bagaimana vol. 5, no. 1, p. 1, 2021, doi:
penelitian dilakukan secara online. Beberapa 10.24912/jmstkik.v5i1.3456.
point penting adalah keamanan dan data
perlindungan, kesadaran pengguna, [2] I. T. Islamy, S. T. Agatha, R. Ameron,
pengaturan kontrol, manajemen risiko, B. H. Fuad, Evan, and N. A.
transparansi, dan etika. Pengembang sistem Rakhmawati, “Pentingnya Memahami
pada instansi yang mengelola informasi Penerapan Privasi di Era Teknologi
personal harus menerapkan pedoman atau Informasi,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu
SOP (Standar Operasional Prosedur) untuk Komput., vol. 11, no. 2, pp. 21–28,
membatasi jumlah informasi pribadi yang 2018.
dikumpulkan dan peran kebijakan privasi [3] T. Agustin, “Analisis Keamanan
(privacy policy) yang membutuhkan Sistem Informasi Terhadap Data
pengungkapan jati diri pada dasar Must Pribadi di Media sosial,” 2020.
Know (apa saja informasi yang perlu
diketahui), karena berdasarkan asumsi umum [4] D. Revilia and N. Irwansyah, “Social
bahwa semua administrator pengelola Media Literacy: Millenial’s
informasi memiliki akses penuh ke data Perspective of Security and Privacy
pengguna, sehingga ada kemungkinan untuk Awareness,” J. Penelit. Komun. Dan
perlunya regulasi yang cukup ketat. Perlu Opini Publik, vol. 24, no. 1, pp. 1–15,
dibangun kepercayaan ke dalam rancangan 2020, doi: 10.33299/jpkop.24.1.2375.
layanan Internet, baik melalui kegiatan
rancang bangun pengelolaan suatu sistem [5] M. M. AMANDA LENHART, “Social
yang lebih mengedepankan user priority. Networking Websites and Teens: An
Memungkinkan, user diberikan pilihan Overview,” 2008.
mekanisme kontrol terhadap perlu tidaknya
100
Jurnal Informatika Kaputama (JIK), Vol. 6 No. 1, Januari 2022 P-ISSN : 2548-9739
E-ISSN : 2685-5240

[6] D. M. Boyd and N. B. Ellison, “Social [11] N. L. Leech and A. J. Onwuegbuzie,


network sites: Definition, history, and “A typology of mixed methods
scholarship,” J. Comput. Commun., research designs,” Qual. Quant., vol.
vol. 13, no. 1, pp. 210–230, 2007, doi: 43, no. 2, 2009, doi: 10.1007/s11135-
10.1111/j.1083-6101.2007.00393.x. 007-9105-3.
[7] L. Rizkinaswara, “Pahami Kebijakan [12] John W. Creswell and Vicki L. Piano
Privasi di Media Sosial untuk Clark, “Designing and Conducting
Lindungi Data Pribadi,” Mixed Methods Research,” Aust. N. Z.
https://aptika.kominfo.go.id/, 2019. . J. Public Health, vol. 31, no. 4, 2007,
doi: 10.1111/j.1753-
[8] M. K. M. Nasution, “Keamanan 6405.2007.00096.x.
Informasi : Pendahuluan Keamanan
Informasi : Pendahuluan,” no. [13] R. T. Rust, P. K. Kannan, and N.
September, 2018, doi: Peng, “The customer economics of
10.13140/RG.2.2.12303.64160. internet privacy,” Journal of the
Academy of Marketing Science, vol.
[9] N. Senthil Kumar, K. Saravanakumar, 30, no. 4. 2002, doi:
and K. Deepa, “On Privacy and 10.1177/009207002236917.
Security in Social Media - A
Comprehensive Study,” Phys. [14] H. P. Yuwinanto, “Privasi online dan
Procedia, vol. 78, no. December 2015, keamanan data,” Palimpsest (Iowa.
pp. 114–119, 2016, doi: City)., no. 031, p. 11, 2015.
10.1016/j.procs.2016.02.019.
[15] D. Puspa, A. Soegiharto, A. Nizar
[10] N. Aldhafferi, C. Watson, and S. Hidayanto, and Q. Munajat, “Data
A.S.M, “Personal Information Privacy Privacy, What Still Need
Settings of Online Social Networks Consideration in Online Application
and Their Suitability for Mobile System?,” J. Sist. Inf., vol. 16, no. 1,
Internet Devices,” Int. J. Secur. Priv. pp. 49–63, 2020, doi:
Trust Manag., vol. 2, no. 2, pp. 1–17, 10.21609/jsi.v16i1.941.
2013, doi: 10.5121/ijsptm.2013.2201.

101

You might also like