Peran Proprotein Convertase Subtilisin / Kexin Type 9 (Pcsk9) Sebagai Kontrol Dislipidemia Pada Cardiovascular Disease
Peran Proprotein Convertase Subtilisin / Kexin Type 9 (Pcsk9) Sebagai Kontrol Dislipidemia Pada Cardiovascular Disease
Peran Proprotein Convertase Subtilisin / Kexin Type 9 (Pcsk9) Sebagai Kontrol Dislipidemia Pada Cardiovascular Disease
ABSTRACT
The cause of the highest morbidity and mortality worldwide is cardiovascular disease. The estimated
annual incidence of myocardial infarction in the US is 550,000 new attacks and 200,000 recurrent
attacks with the mean age at the time of first attack being 65.1 years for men and 72.0 years for
women. Whereas in Indonesia itself, based on data from the National Basic Health Research
(RISKESDAS) in 2018, 1.5% of the entire population in Indonesia suffers from cardiovascular disease
with nearly 80% affecting the population aged> 45 years and it is more common in women than men.
Lipid-lowering therapy with statins is very useful for the prevention of primary and high-risk
atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD). PCSK9 inhibitor is a new drug that responds very
well to hypercholestrolemia conditions, PCSK9 was discovered 14 years ago, which is responsible for
the occurrence of familial hypercholesterolemia. PCSK9 is located at the LDL and ApoB receptors on
the short arm of chromosome Ip32.3 and all three are associated with cholesterol metabolism.
Improvements in cardiovascular outcomes were observed with combination treatment statin with
ezetimibe, but these improvements not significant, and the results on monotherapy with ezetimibe
were limited so that the proprotein convertase subtilisin / kexin type 9) inhibitors evolocumab and
alirocumab have been associated with reduced LDL-C levels and cardiovascular events from 20%
become 5.9% .
ABSTRAK
Penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi di seluruh dunia adalah penyakit kardiovaskular.
Perkiraan insiden infark miokard tahunan di AS adalah 550.000 serangan baru dan 200.000 serangan
berulang dengan usia rata-rata pada saat serangan pertama adalah 65,1 tahun untuk pria dan 72,0
tahun untuk wanita. Sedangkan di Indonesia sendiri, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
Nasional (RISKESDAS) tahun 2018, 1,5% dari seluruh populasi di Indonesia menderita penyakit
kardiovaskular dengan hampir 80% diderita oleh populasi dengan usia > 45 tahun dan lebih banyak
terjadi pada wanita dibandingkan pria. Terapi penurun lipid dengan statin sangat bermanfaat untuk
pencegahan penyakit kardiovaskular atherosclerotic primer dan risiko tinggi (ASCVD). PCSK9
inhibitor adalah obat baru yang memberikan respon yang sangat bagus terhadap kondisi
hiperkolestrolemia, PCSK9 ditemukan 14 tahun yang lalu, yang bertanggung jawab terhadap
terjadinya hiperkolesterolemia familial. PCSK9 terletak pada reseptor LDL dan ApoB pada lengan
pendek kromosom Ip32.3 dan ketiganya berhubungan dengan metabolisme kolesterol. Perbaikan
dalam hasil kardiovaskular diamati dengan pengobatan kombinasi statin dengan ezetimibe, namun
perbaikan ini sangat terbatas, dan pada monoterapi dengan ezetimibe hasilnya tidak signifikan
sehingga proprotein convertase subtilisin / kexin tipe 9 inhibitor evolocumab dan alirocumab telah
dikaitkan dengan pengurangan kadar LDL-C dan angka kejadian kardiovaskular resiko berkurang dari
20% menjadi 5.9%.
376
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
377
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
378
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
lebih tinggi karena paparan seumur hidup karena kurangnya data kohort nasional di
terhadap peningkatan kadar kolesterol LDL sebagian besar negara. Penting untuk
plasma. Sehingga setiap populasi yang disadari bahwa keakuratan penilaian faktor
berbeda akan memiliki cara penilaian risiko dalam memperkirakan risiko di masa
risikonya sendiri. Namun, ini tidak praktis depan akan sulit dipastikan.1,10,11
Prinsip dasar dalam terapi farmakologis kemudian hari. Jenis terapi farmakologis
untuk dislipidemia adalah untuk menurunkan yang dapat digunakan pada pasien
risiko terjadinya penyakit kardiovaskular di dislipidemia seperti yang tertera pada tabel 2.
379
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
380
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar LDL-C pada pasien, hal ini dapat dilihat
pada gambar 114,15 jumlah reseptor LDL yang lebih banyak di
permukaan sel. Ekspresi reseptor LDL yang
lebih tinggi pada permukaan sel mengarah
pada peningkatan clearance yang akan
menghasilkan penurunan kadar LDL, hal ini
dijelaskan pada gambar 3. Penelitian pra-
klinis yang telah dilakukan memberikan hasil
yang menjanjikan, pengembangan inhibitor
terapi PCSK9 telah dilaporkan dari fase 2
dan 3 studi klinis, perkembangan ini terjadi
pada pasien familial hiperkolesterolemia atau
kondisi statin-toleran dengan pencapaian
kadar LDL-C yang kurang optimal.
Hiperkolesterolemia berat dapat terjadi tanpa
adanya riwayat keluarga dengan
hiperkolesterolemia maupun dengan riwayat
Gambar 1. Patofisiologi PCSK9 keluarga seperti pada hiperkolesterolemia
familial (FH).12
381
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
perempuan yang berumur kurang dari 60 pada pasien intoleran statin dengan resiko
tahun). Selain itu, individu berusia 21 tahun sangat tinggi seperti pasien dengan infark
atau lebih yang memiliki peningkatan kadar miokard, diabetes mellitus, penyakit arteri
kolesterol LDL ≥ 190 mg/dL memiliki perifer dengan LDL-C > 70 mg/dl.
peningkatan risiko seumur hidup CVD dan
direkomendasikan pemberian terapi statin
dosis tinggi dan pertimbangan penggunaan
obat non statin. Namun meskipun kadar
kolesterol LDL ≥ 190 mg/dL mencerminkan
hiperkolesterolemia berat, banyak orang
yang memiliki kadar peningkatan tersebut
tidak memiliki FH yang ditentukan secara
genetik. Pemberian Statin akan
menyebabkan terjadinya penurunan dari
jumlah kolesterol di hati yang menyebabkan
terjadinya aktivasi SREBP-2 dan
peningkatan jumlah PCSK9.
Pemberian statin selama 14 hari dengan
dosis 40 mg/day menyebabkan peningkatan
plasma PCSK9 68 + 85%. Taylor (2016) Gambar 4. Pemilihan Pemberian PCSK9
meta analisis pada 15 penelitian untuk
menilai efek pemberian statin (termasuk Saat ini, ada tiga inhibitor PCSK9 yang
atorvastatin 10 – 80 mg/hari dan simvastatin telah dievaluasi terhadap risiko penyakit
dan rouvastatin 10 – 40 mg/hari kardiovaskular yaitu evolocumab,
meningkatkan konsentrasi PCSK9 sebesar 41 alirocumab dan bococicumab.13
ng/ml. 14Menurut PERKI, pasien dengan
risiko penyakit kardiovaskular sangat tinggi EVOLUCUMAB
dengan kadar kolesterol LDL ˃ 140 mg/dL Evolucumab adalah PCSK9 inhibitor
direkomendasikan untuk diterapi dengan human monoclonal antibody. Dosis
kombinasi statin-inhibitor PCSK9 seperti evolocumab yang direkomendasikan adalah
yang ditunjukkan pada gambar 4. 140 mg secara subkutan setiap dua minggu
Selain bagi pasien dengan risiko CVD atau 420 mg setiap bulan. Waktu yang
sangat tinggi, kombinasi statin-inhibitor diperlukan untuk mencapai dosis maksimum
PCSK9 juga diindikasikan bagi pasien adalah 3-4 hari setelah pemberian dosis
hiperkolesterolemia familial heterozigot tunggal. Penurunan kadar LDL sama baik
dengan hanya sekitar 20% pasien yang dengan pemberian 140 mg setiap 2 minggu
mencapai target terapi kolesterol LDL ˂ 100 atau 420 mg sekali sebulan dengan efek pada
mg/dL dengan terapi statin, ezetimibe, hari ke 14. Percobaan MENDEL pada 614
dan/atau bile acid sequestrant. Sementara pasien hiperkolesterolemia yang diberikan
itu, terapi dengan statin-inhibitor PCSK9 evolucumab dibandingkan dengan
menurunkan kadar kolesterol LDL sebesar penggunan ezetimibe dan placebo.
49-55% pada pasien tersebut. Pemberian Evolucumab menyebabkan penurunan kadar
terapi PCSK9 menurut American College of 55-57 % dibandingkan placebo dan 38 -40%
Cardiology diberikan pada pasien dengan dibandingkan dengan ezetimibe. Penelitian
kadar LDL-C lebih dari 70 mg/dl setelah ini diperkuat oleh LAPLACE pada 631
diberikan tambahan terapi ezetimibe hal ini orang penderita hiperkolesterolemia yang
dijelaskan pada gambar 4. 6,12 diberikan dosis evolucumab selama 10 -12
Penelitian FOURIER menyebutkan minggu didapatkan penurunan kadar LDL-C
pemberian PCSK9 dapat langsung diberikan 66-75 % dibandingkan dengan placebo dan
382
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
383
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
pemberian dan pengurangan efek dari Update: A Report from the American
pemberian. Penelitian ODYSSEY yang Heart Association. Vol. 135,
berhubungan dengan major cardiovascular Circulation. 2017. 146–603 p.
effect (MACE) tidak terlalu signifikan pada 4. Erwinanto, Santoso A, Putranto JNE,
penggunaan bococicumab. Penelitian Tedjasukmana P, Sukmawan R,
FOURIER menyebutkan rata-rata LDL Suryawan R, dkk. Panduan Tata
dengan pemberian bococizumab (109,3 Laksana Dislipidemia. Perhimpunan
mg/dl) dibandingkan dengan alirocumab Kardiovaskular Indonesia. 2017 : 1-80
(96.1 mg/dl) atau evolucumab (95.6 5. Wiciński M, Żak J, Malinowski B,
mg/dl).16 Popek G, Grześk G. PCSK9 signaling
pathways and their potential importance
SIMPULAN in clinical practice. EPMA J.
Dislipidemia merupakan faktor risiko 2017;8(4):391–402.
primer untuk terjadinya Penyakit 6. Arsana PM, Rosandi R, Manaf A,
Kardiovaskular, Obat penurun LDL adalah Budhiarta AAG, Permana H, Sucipta
statin, ezetimibe, bile acid sequestrant, dan KW, dkk. Panduan Pengelolaan
inhibitor PCSK9, Proprotein Convertase Dislipidemia di Indonesia. Perkumpulan
Subtilisin / Kexin Type 9 (PCSK9) adalah Endokrinologi Indonesia. 2015 : 1-41
gen yang terletak pada kromosom 1p32.3 7. Rosenson RS, Hegele RA, Fazio S,
diproduksi oleh hati, saluran pencernaan, dan Cannon CP. The Evolving Future of
ginjal. PCSK9 berfungsi meningkatkan kadar PCSK9 Inhibitors. J Am Coll Cardiol
LDL Cholesterol (LDL-C) melalui degradasi [Internet]. 2018;72(3):314–29.
LDL-Receptor (LDLR), Tiga inhibitor 8. Anderson TJ, Grégoire J, Pearson GJ,
PCSK9 yang telah dievaluasi terhadap Barry AR, Couture P, Dawes M, et al.
penurunan risiko penyakit kardiovaskular Canadian Cardiovascular Society
yaitu evolocumab, alirocumab dan Guidelines for the Management of
bococizumab. Evolucumab menyebabkan Dyslipidemia for the Prevention of
penurunan kadar LDL-C yang lebih efektif Cardiovascular Disease in the Adult.
pada pasien dengan intoleran statin dan Can J Cardiol. 2016;32(11):1263–82.
terapi ezetimibe 9. Hendrani AD. Dyslipidemia
management in primary prevention of
DAFTAR PUSTAKA cardiovascular disease: Current
guidelines and strategies. World J
1. Catapano AL, Graham I, De Backer G,
Cardiol. 2016;8(2):201.
Wiklund O, John Chapman M, Drexel
10. Pećin I, Hartgers ML, Hovingh GK,
H, et al. 2016 ESC/EAS Guidelines for
Dent R, Reiner E. Prevention of
the Management of Dyslipidaemias. Eur
cardiovascular disease in patients with
Heart J. 2016;37(39):2999-3058l.
familial hypercholesterolaemia: The role
2. Jellinger PS, Handelsman Y, Rosenblit
of PCSK9 inhibitors. Eur J Prev Cardiol.
PD, Bloomgarden ZT, Fonseca VA,
2017;24(13):1383–401.
Garber AJ, et al. American Association
11. Bandyopadhyay D, Ashish K, Hajra A,
of Clinical Endocrinologists and
Qureshi A, Ghosh RK. Cardiovascular
American College of Endocrinology
Outcomes of PCSK9 Inhibitors: With
Guidelines for Management of
Special Emphasis on Its Effect beyond
Dyslipidemia and Prevention of
LDL-Cholesterol Lowering. J Lipids.
Cardiovascular Disease. Endocr Pract.
2018;2018:1–13.
2017;23(April):1–87.
12. Karatasakis A, Danek BA, Karacsonyi J,
3. Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE,
Rangan B V., Roesle MK, Knickelbine
Cushman M, Das SR, Deo R, et al.
T, et al. Effect of PCSK9 inhibitors on
Heart Disease and Stroke Statistics’2017
384
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.2 (June, 2021): 376-385 Jurnal Human Care
385