0% found this document useful (0 votes)
24 views11 pages

2461-Article Text-5994-1-10-20210225

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 11

Indonesian Accounting Research Journal

Vol. 1, No. 2, February 2021, pp. 359 – 369


©Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bandung

Pengaruh Penerapan Cashless Payment Terhadap Perilaku


Penerimaan E-Samsat Berdasarkan Pendekatan Technology
Acceptance Model

The Influence of Cashless Payment Implementation Toward Acceptance Attitude of E-Samsat


Using Technology Acceptance Model Approach

Reffi Trinovayanti Purwanto


Politeknik Negeri Bandung (D4- Akuntansi Manajemen Pemerintahan)
E-mail: reffi.trinovayanti.amp16@polban.ac.id

Riauli Susilawaty Hutapea


Politeknik Negeri Bandung (D4- Akuntansi Manajemen Pemerintahan)
E-mail: riauli.susilawaty@polban.ac.id

Usmani
Politeknik Negeri Bandung (D4- Akuntansi Manajemen Pemerintahan)
E-mail: usmani@polban.ac.id

Abstract: To increase participation in the payment of Vehicle Tax (PKB), the West Java Provincial
Government implements cashless payment by creating an E-Samsat Jabar, one of the payments can
using Bank ATMs. In reality, there are still obstacles because the user still find it difficults. The
research purposes is to find out how the acceptance of E-Samsat in the implementation of cashless
payment with Technology Acceptance Model (TAM). The research methods is descriptive
quantitative. The sampling technique is purposive sampling and resulted 10 Districts/City in West
Java Province as sample. The analyzed model using SEM-PLS with SmartPLS. The results of this
research shows Perceived Ease of Use has proven to influence Perceived Usefulness and Attitude
Towards Using, Perceived Usefulness has proven to influence Attitude Towards Using, and Attitude
Towards Using has proven to influence Acceptance of E-Samsat. And also prove that Perceived
Usefulness has not influence the Acceptance of E-Samsat.
Keywords: Cashless Payment, Vehicle Tax, E-Samsat, Technology Acceptance Model

1. Pendahuluan
Untuk meningkatkan partisipasi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), pada tahun
2014, Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Jawa Barat bekerja sama dengan PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten, Tbk mengeluarkan layanan E-samsat Jabar. E-Samsat
ini merupakan salah satu penerapan cashless payment.
Cashless payment dinilai dapat memberikan kemudahan salah satunya membuat pengguna dapat
melakukan pembayaran dalam hitungan detik saja. Dengan munculnya cashless payment ini, Pemerintah
dituntut dapat menyediakan fasilitas pelayanan publik yang dapat mendukung inovasi cashless payment.
Salah satu pelayanan publik yang menerapkan inovasi cashless payment ini ada dalam sektor pajak.

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 359


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Pembayaran pajak sangat membantu dalam kerumahtanggan negara dan manfaatmya akan
dirasakan secara luas oleh seluruh masyarakat untuk kepentingan umum. Salah satu jenis pajak dalam
Pajak Daerah ialah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Daud Achmad selaku Pejabat Sekretaris
Daerah Provinsi Jabar mengatakan bahwa PKB menjadi salah satu pajak yang memiliki kontribusi
yang sangat besar dalam struktur Pendapatan Daerah yang terlansir di jabar.tribunnews.com.
Tabel. 1 Realisasi Pendapatan Pajak Provinsi Jawa Barat 2018
No Uraian Realisasi TA 2018 (Rp) %
1 PKB 7.540.768.220.845 41,54
2 BBNKB 5.527.989.187.700 30,45
3 PBBKB 2.512.911.700.663 13,84
4 Pajak Air 52.861.602.273 0,29
5 Pajak Rokok 2.519.085.324.712 13,88
Jumlah 18.153.616.036.193 100
Sumber: LHP LKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2018
Melihat dari Tabel. 1, realisasi terbesar dari pendapatan Pajak Daerah yaitu pendapatan PKB
yang memiliki persentase sebesar 41,54% dari jumlah pendapatan Pajak Daerah TA 2018. Persentasi
tersebut mencerminkan realisasi pendapatan atas PKB sebesar Rp. 7.540.768.220.845, hal ini menjadi
pendapatan yang merupakan penyumbang terbesar dari jumlah pendapatan Pajak Daerah TA 2018.
Untuk memanfaatkan kontribusi PKB yang sangat tinggi, Pemerintah Provinsi Jawa Barat
mengeluarkan layanan E-Samsat Jabar yang dapat mengakomodasi dan membantu Wajib Pajak dalam
membayar PKB secara online dan mudah. E-Samsat Jabar merupakan sistem pembayaran PKB serta
pengesahan STNK yang memanfaatkan teknologi dan informasi. Salah satu cara pembayarannya
dapat melalui ATM Bank yang telah bekerjasama se-Indonesia, terlebih dahulu harus memiliki Kode
Bayar yang dapat diperoleh melalui Aplikasi Sambara atau SMS Gateway atau Website BAPENDA.
E-samsat dinilai sangat membantu untuk memberikan kemudahan sehingga Wajib Pajak tidak perlu
mengeluarkan tenaga lebih untuk datang dan megantri di Samsat Outlet karena bisa dilakukan melalui
ATM Bank.
Tabel. 2 Jumlah Pembayaran PKB Melalui E-samsat Menggunakan ATM Bank di Provinsi Jawa
Barat Tahun 2014-2019
Tahun Jumlah Pembayaran PKB (Rp) Jumlah Kabupaten/Kota yang Berkontribusi
2014 165.690.700 23
2015 1.210.783.800 27
2016 8.083.582.600 27
2017 15.787.133.900 27
2018 223.821.802.200 27
2019* 30.696.039.800 27
Sumber: Open Data Jawa Barat (https://data.jabarprov.go.id/) kemudian diolah oleh penulis
*update terakhir bulan September 2019
Berdasarkan Tabel. 2, dapat dilihat jumlah pembayaran PKB melalui E-Samsat menggunakan
ATM Bank kurang diminati karena pembayaran PKB yang diterima BAPENDA jauh berbeda dengan
realisasi PKB yang didapat, walaupun penerimaan dari E-Samsat mengalami kenaikan tiap tahunnya.
Hal ini menjadi pertanyaan bagaiaman persepsi pengguna akan adanya E-Samsat ini.
Hal tersebut dibuktikan bahwa masih saja banyak kendala dan keluhan dari pengguna E-samsat.
Seperti dilansir pada halaman website BAPENDA, salah satu kendalanya yaitu adanya perbedaan NIK

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 360


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Wajib Pajak yang tercatat di Samsat dengan NIK Wajib Pajak yang terdapat di rekening. Hal ini
diperkuat dengan ulasan E-Samsat yang mayoritas isinya keluhan Wajib Pajak yang merasa kesulitan.
Keluhan lain juga terdapat dalam website lapor.go.id, salah satu pengguna melaporkan bahwa
tidak bisa melakukan pencetakan SKPD, karena dianggap belum melakukan pembayaran. Oleh karena
itu, para Wajib Pajak ini sangat menyayangkan adanya E-Samsat, karena pada awalnya dinilai sangat
memberikan kemudahan tetapi sebaliknya, bahkan ada yang dikenakan denda keterlambatan
dikarenakan kendala dalam menggunakan E-samsat ini.
Dengan permasalahan yang ada, analisa kerangka kerja cashless payment diperlukan untuk
mengetahui bagaimana tingkat penerimaan E-Samsat oleh peggunanya demi mendukung sistem yang
efektif dan efisien. Menurut Kusuma, et al (2015), dalam hal mengenani penerimaan teknologi,
Technology Acceptance Model (TAM) menjadi salah satu model yang frekuensi penggunaannya
tinggi. TAM digunakan untuk menganalisis tingkat penerimaan layanan pajak online E-Samsat di Jawa
Timur. Dalam mesnilai tingkat penerimaan dinilai dengan menggunakan model 4 (empat) dimensi
yaitu Perceived Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Acceptance of E-Samsat.
Penerapan cashless payment dalam pembayaran pajak dengan memanfaatkan inovasi E-Samsat
yang menggunakan berbagai jenis model telah banyak dilakukan penelitian tetapi dengan
menggunakan model TAM masih terbatas. Menurut Hertiarani (2016), implementasi E-Samsat
menunjuk pada perluasan kemudahan, percepatan dan pemberian administrasi yang lebih responsif,
memanfaatkan teknologi komunikasi dan inovasi melalui ATM. Saragih, et al. (2018) menyimpulkan
bahwa layanan E-Samsat berencana untuk menyediakan pelayanan publik sebagai bentuk aktualisasi
reformasi perpajakan demi terselenggaranya pembayaran yang lebih efektif dan efisien.
2. Kajian Pustaka
2.1. Cashless Payment
Cashless payment bukan berarti kondisi kekurangan uang tunai tetapi menunjukkan budaya
seseorang yang melakukan transaksi secara digital (Ramya, et al:2017). Menururt Thirupathi, et. al.
(2019), adapun kelebihan dari adanya cashless payment yaitu proses pembayaran dapat dilakukan tanpa
membutuhkan waktu untuk mengantri ketika melakukan pembayaran, tidak memberikan beban biaya
layanan atau biaya pemrosesan apa pun, serta semua transaksi yang dilakukan akan tercatat otomatis
atau dapat dikatakan memiliki catatan uang digital.
2.2. Pajak Kendaraan Bermotor
Berdasarkan wewenang pemungutnya, Pajak tergolong menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan
Pajak Daerah. Salah satu contoh Pajak Daerah yaitu Pajak Kendaraan Bermotor. Menurut Undang-
undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, yang dimaksud Pajak
Kendaraan Bermotor, yang diselanjutnya disebut PKB, adalah pajak atas kepemilikan dan/atau
penguasaan kendaraan bermotor.
2.3. Sistem Informasi Pajak Kendaraan Bermotor Online
Menurut SE Direktur Jenderal Pajak nomor SE-42/PJ/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengamanan Transaksi Elektronik Layanan Pajak Online, menyatakan bahwa Pajak online merupakan
sebuah sistem elektronik yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pajak atau pihak lain yang ditunjuk
oleh DJP yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk melakukan transaksi elektronik. Pembayaran pajak
secara online juga diterapkan dalam pembayaran PKB dapat memanfaatkan layanan dari SAMSAT
online.
2.4. Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model/TAM)
Model TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis (1986), dan kemudian disempurnakan oleh
Davis et al. (1989) berdasarkan model Theory of Reasoned Action (TRA) diperkenalkan oleh Ajzen

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 361


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

dan Fishbein (1980). Adapun 5 (lima) konstruk dalam model TAM yaitu Perceived Ease of Use, Perceived
Usefulness, Attitude Toward Using Technology, Behavioral Intention to Use, dan Actual Technology Use.
Penelitian ini mengadopsi TAM yang dikutip dari Gahtani (2001) kemudian dimodifikasi oleh
Tangke (2004) yang telah banyak dipakai pada penelitian-penelitian, salah satunya dilakukan oleh Alvin
dan Kurniawati (2019). Menurut Gahtani dalam Tangke (2004), Behavioral Intention dan Actual Usage
diganti menjadi IT Acceptance, hal ini dikarenakan pada dasarnya konstruk ini merupakan indikator
untuk mengukur IT Acceptance. Maka dari itu konstruk TAM pada penelitian ini yaitu Perceived Ease of
Use, Perceived Usefulness, Attitude Toward Using, dan Acceptance of E-Samsat.

Gambar. 1 Model TAM yang Diadopsi oleh Gahtani (2001) Kemudian Dimodifikasi oleh Tangke
(2004)
Adapun hipotesis penelitian yaitu:
H1 : Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Perceived Usefulness
H2 : Perceived Ease of Use berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Attitude Towards Using
H3 : Perceived Usefulness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Attitude Towards Using
H4 : Perceived Usefulness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Acceptance of E-Samsat
H5 : Attitude Towards Using berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Acceptance of E-Samsat
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu
seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat yang menunaikan pembayaran menggunakan E-
Samsat melalui ATM Bank sebagai penerapan cashless payment yaitu berjumlah 27 Kabupten/Kota.
Teknik sampling yang diterapkan adalah nonprobability sampling dengan pendekatan purposive sampling.
Sehingga didapatkan sampel berjumlah 10 Kabupaten/Kota.
Model SEM-PLS merupakan model yang digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini
menggunakan software SmartPLS versi 3.2.8. Analisis yang dilakukan oleh SEM-PLS terdiri dari outer
model, inner model, dan pengujian hipotesis.
4. Hasil dan Pembahasan
Penyebaran kuesioner kepada responden dilakukan secara online melalui Google Form. Data yang
diperoleh yaitu sebanyak 114 responden.
4.1. Pengujian Outer Model (Model Pengukuran)
Pengujian ini terdiri dari uji validitas konstruk dan uji realibilitas instrumen, yang terdiri dari
Validitas Konvergen, Validitas Diskriminan, dan Uji Reabilitas.
1. Validitas Konvergen (Convergent Validity)
Validitas Konvergen berkaitan dengan prinsip bahwa pengukur suatu konstruk seharusnya
memiliki korelasi yang tinggi (Abdillah & Hartono, 2015). Uji ini dilihat dari nilai loading factor dan nilai
Average Variance Extracted (AVE).

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 362


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Gambar. 2 Outer Loadings 1


Tabel. 3 Nilai Average Variance Extracted (AVE)

Sumber: Data diolah, 2020


Melihat Gambar. 2, variabel Acceptance of E-Samsat terdapat 1 indikator yaitu AE1 dengan nilai
loading factor <0,7, sehingga indikator tersebut lebih baik dihapus dan dilakukan perhitungan kembali.
Sedangkan Tabel. 3, menunjukkan Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Attitude Towards Using, dan
Acceptance of E-Samsat memiliki nilai AVE lebih besar dari 0,5.
1.1. Validitas Konvergen (Convergent Validity) setelah Modifikasi
Pada tahap ini, indikator AE1 dihapus dan dilakukan perhitungan kembali terhadap indikator
yang tersisa untuk memperoleh keyakinan bahwa semua indikator memiliki loading factor > 0,7.
Berikut adalah hasil perhitungan kembali yaitu:

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 363


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Gambar. 3 Outer Loadings 2


Tabel. 4 Nilai Average Variance Extracted (AVE)
Variabel Average Variance Extracted (AVE)
Perceived Usefulness 0,642
Perceived Ease of Use 0,659
Attitude Towards Using 0,690
Acceptance of E-Samsat 0,763
Sumber: Data diolah, 2020
Melihat hasil perhitungan model setelah dimodifikasi pada Gambar. 3, seluruh indikator telah
memenuhi kriteria, sehingga dapat digunakan lebih lanjut dalam penelitian. Kemudian berdasarkan
Tabel. 4 terdapat peningkatan nilai AVE pada variabel Acceptance of E-Samsat setelah dilakukan
penghapusan indikator AE1 menjadi 0,763
2. Validitas Diskriminan (Discriminant Validity)
Validitas Diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur suatu konstruk yang
berbeda seharusnya tidak memiliki korelasi yang tinggi (Abdillah & Hartono, 2015). Uji ini didasarkan
dari nilai cross loading yang harus > 0,7 serta membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan
kriteria memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 364


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Gambar. 4 Nilai Cross Loading


Tabel. 5 Tabel Akar AVE Model PLS

Sumber: Data diolah, 2020

Gambar. 5 Fornell Larcker Kriteria


Berdasarkan Gambar. 4, Tabel. 5, dan Gambar. 5, menunjukan bahwa seluruh indikator nilai
cross loading > 0,7, dan nilai akar AVE mempunyai nilai yang lebih besar dari nilai korelasi antar
konstruk lainnya, serta validitas diskriminan dapat dikatakan telah terpenuhi.
Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 365
Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

3. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat bagaimana tingkat konsistensi dari instrumen
penelitian. Terdapat 2 (dua) cara untuk mengukur suatu reliabilitas yaitu dilihat dari nilai Composite
Reliability dan Cronbach's Alpha.
Tabel. 6 Hasil Uji Reabilitas

Sumber: Data diolah, 2020


Berdasarkan Tabel. 6, Composite Reliability memiliki nilai > 0,7, serta nilai Cronbach's Alpha
memiliki nilai > 0,6. Hal ini berarti bahwa konstruk yang diuji memiliki reabilitas yang memadai.
4.2. Pengujian Inner Model (Model Struktural)
Evaluasi dalam inner model dapat melihat R2 untuk variabel laten dan nilai koefisien path untuk
mengukur tingkat signifikansi antarkonstruk dalam model struktural.

Gambar. 6 Nilai R2
Melihat Gambar. 6, Acceptance of E-Samsat memiliki nilai R2 sebesar 0,586 ysng berarti bahwa
Attitude Towards Using dan Perceived Usefulness memengaruhi Acceptance of E-Samsat sebesar 58,6%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Attitude Towards Using memiliki nilai R2 sebesar 0,694
yang berarti Perceived Usefulnes dan Perceived Ease of Use mempengaruhi Attitude Towards Using sebesar
69,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Perceived Usefulness memiliki nilai R2 sebesar
0,607 yang berarti Perceived Ease of Use memengaruhi Perceived Usefulnes sebesar 60,7%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
4.3. Pengujian Hipotesis
Dalam menguji keterkaitan antara variabel maka dilakukan uji hipotesis. Hipotesis diterima jika
nilai t-statistic > 1,96 serta p-value < 0,05.

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 366


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Tabel. 7 Ringkasan Hasil Bootstrapping

Sumber: Data diolah, 2020


Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel. 7 menunjukan Perceived Ease of Use berpengaruh
terhadap Perceived Usefulnes. Dari penerimaan H1 ini menunjukkan bahwa penerapan cashless payment
pada layanan pembayaran PKB dengan E-Samsat melalui ATM Bank yang mudah digunakan akan
dianggap bermanfaat oleh pengguna E-Samsat itu sendiri. Pengguna E-Samsat merasakan adanya
kemudahan saat menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank yang meningkatkan persepsi bahwa
pembayaran PKB menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank berguna sehingga akan membantu
menyelesaikan transaksi lebih cepat. Semakin pengguna E-Samsat merasakan kemudahan seperti E-
Samsat yang fleksibel digunakan, mudah dipelajari, fitur yang jelas dan mudah dipahami, mudah untuk
adaptasi, langkah-langkah yang mudah untuk diingat, akan memudahkan dalam penggunaan E-Samsat
tersebut. Hal ini terbukti dengan kuesioner yang telah disebar yang menunjukkan bahwa sebagian
besar pengguna E-Samsat itu sendiri merasakan kemudahan tersebut sehingga pembayaran PKB
menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank menjadi lebih efektif, transaksi menjadi lebih mudah dan
cepat, serta membuat pekerjaan lainnya menjadi lebih mudah. Dengan demikian, ketika seseorang
merasakan kemudahan dalam penggunaan E-Samsat maka seseorang tersebut akan merasakan bahwa
E-Samsat itu berguna bagi dirinya.
Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Towards Using, maka H2 diterima. Dari
penerimaan H2 ini menunjukkan bahwa penerapan cashless payment pada layanan pembayaran PKB
dengan E-Samsat melalui ATM Bank yang memiliki banyak kemudahan, akan menghadirkan
ketertarikan dan sikap positif untuk peggunaan E-Samsat. Semakin mudahnya pengguna E-Samsat
dalam melakukan pembayaran PKB menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank, maka akan memicu
sikap positif dari pengguna E-Samsat tersebut untuk selalu menerima pembayaran menggunakan E-
Samat. Hal ini terbukti dengan kuesioner yang telah disebar yang menunjukkan bahwa sebagian besar
pengguna E-Samsat itu sendiri merasakan kemudahan tersebut sehingga pengguna E-Samsat
menunjukkan sikap positif atas penggunaan layanan pembayaran PKB menggunakan E-Samsat
melalui ATM Bank seperti reaksi penerimaan, sikap senang menggunakan, kenyamanan menggunakan
dalam penggunaan layanan E-Samsat tersebut.
Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap Acceptance of E-Samsat, maka dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak. Dari penolakan H4 ini menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh tidak selalu

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 367


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

diiringi dengan penerimaan seseorang untuk menggunakan E-Samsat. Pengguna E-Samsat yang
merasakan manfaat adanya layanan pembayaran PKB dengan E-Samsat melalui ATM Bank sebagai
penerapan cashless payment belum tentu akan membuat pengguna E-Samsat tersebut memiliki
kecenderungan untuk selalu menerima penggunaan E-Samsat melalui ATM Bank dalam melakukan
pembayaran PKB. Dilihat berdasarkan tanggapan responden, persentase jumlah responden yang
kurang setuju tertinggi terdapat dalam AE3 yaitu sebesar 28%, AE3 berisikan pernyataan mengenai
pengguna E-Samsat selalu menggunakan layanan E-Samsat melalui ATM Bank setiap waktu
datangnya pembayaran PKB. Hal yang menjadi penyebab pengguna tersebut belum memiliki
kecenderungan untuk selalu menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank yaitu tidak selalu cara
pembayaran PKB menggunakan E-Samsat melalui ATM Bank, tetapi ada cara pembayaran PKB
lainnya yang dapat digunakan Wajib Pajak diantaranya mendatangi langsung Samsat Outlet,
menggunakan layanan Samsat Drive Thru, dan lainnya,
Attitude Towards Using berpengaruh terhadap Acceptance of E-Samsat, maka dapat disimpulkan
bahwa H5 diterima. Dari penerimaan H5 ini menunjukkan bahwa pengguna E-Samsat yang telah
menujukkan sikap positif dan sikap senang menggunakan E-Samsat akan memperlihatkan sikap
penerimaan terhadap hadirnya layanan pembayaran PKB dengan E-Samsat melalui ATM Bank dan
pengguna E-Samsat merasa puas dengan adanya layanan tersebut yang dilihat berdasarkan tanggapan
responden mengenai kepuasan penggunaan. Hal ini mencerminkan penerimaan E-Samsat oleh
pengguna. Sikap awal yang positif akan memotivasi minat yang semakin tinggi untuk menfaatkan
layanan E-Samsat tersebut.
5. Penutup
5.1. Simplan
Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik simpulan yaitu:
1. Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Perceived Usefulness.
2. Perceived Ease of Use berpengaruh terhadap Attitude Towards Using.
3. Perceived Usefulness berpengaruh terhadap Attitude Towards Using .
4. Perceived Usefulness tidak berpengaruh terhadap Acceptance of E-Samsat.
5. Attitude Towards Using berpengaruh terhadap Acceptance of E-Samsat.
5.2. Saran
Adapun saran dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi pihak BAPENDA Jawa Barat
BAPENDA Jawa Barat diharapkan dapat lebih meningkatkan sosialisasi cara pembayaran yang
menerapkan cashless payment melalui ATM Bank ini. Serta dapat diharapkan juga melalukan inovasi
dalam hal penyediaan suatu sistem untuk dilakukannya pembayaran PKB lima tahunan secara online
dengan membuat sistem validasi data dengan sistem upload data.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitian selanjutnya dapat menambah sampel serta mampu melalukan penelitian
mengenai penerapan cashless payment pada layanan pembayaran PKB yang lain seperti layanan Samsat
J’Bert atau Samsat Online 3 Provinsi dan mengenai pembayaran PKB lima tahunan yang belum bisa
dilakukan secara online.

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 368


Reffi Trinovayanti Purwanto, Riauli Susilawaty Hutapea, Usmani

Daftar Pustaka
Abdillah, W., & Hartono, J. (2015). Partial Least Square (PLS)-Alternatif Structural Equation Modeling
(SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Abdussalam, M. S. (2019). Target Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor di Jabar Naik 63 Persen, Pemprov
Jabar Optimistis. Diambil kembali dari https://jabar.tribunnews.com/2019/10/24/target-
pendapatan-pajak-kendaraan-bermotor-di-jabar-naik-63-persen-pemprov-jabar-optimistis.
Diakses tanggal 14 November 2019
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2016). Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas
LKPD Provinsi Jabar Tahun Anggaran 2018.
Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat. (2017). E-Samsat Jabar Kode Bayar Tidak Terdaftar.
Diambil kembali dari https://bapenda.jabarprov.go.id/2017/06/21/e-samsat-jabar-kode-
bayar-tidak-terdaftar/. Diakses tanggal 25 November 2019
Davis, F. D. (1986). A Technology Acceptance Model for Empirically Testing New End-user Information System:
Theory and Result. Massachusetts, USA: Sloan School of Management, Massachusets Institute
of Technology.
Davis, F. D., & P.R., W. (1989). User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoritical
Models. Management Science.
Hertiarani, Wiwiet. (2016). Implementasi Kebijakan E-Samsat di Jawa Barat. Inspektorat Pengawasan
Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Kusuma, Dimas Mahendra, Wing Wahyu Winarno, dan Dani Adhipta. (2015). Pengaruh Kepercayaan
Masyarakat Jawa Timur terhadap Tingkat Penerimaan Layanan Pajak Online E-Samsat Jatim.
Universitas Gadjah Mada.
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat. (2019). Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Provinsi
Jawa Barat. Diambil kembali dari https://www.lapor.go.id/instansi/dinas-pendapatan-
daerah-pemerintah-provinsi-jawa-barat-10484. Diakses tanggal 02 Januari 2020
Open Data Jawa Barat. (2019). Jumlah Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Melalui E-Samsat
Berdasarkan Bank Penerima. Diambil kembali dari
https://data.jabarprov.go.id/dataset/jumlah-pembayaran-pajak-kendaraan-bermotor-
melalui-e-samsat-berdasarkan-bank-penerima. Diakses tanggal 02 Januari 2020
Ramya, N., Sivasakhti, D., & Nandhini, M. (2017). Cashless Transaction: Modes, Advantages and
Disadvantages.
Saragih, A. H., Susilawati, N., & Hendrawan, A. (2016). Reformasi Administrasi Pelayanan Publik: Studi
pada Penerapan Kebijakan Electronic Samsat (E-Samsat) di Provinsi DKI Jakarta.
Tangke, N. (2004). Analisa Penerimaan Penerapan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Dengan
Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Thirupathi, M., Vinayagamoorthi, D., & Mathiraj, D. S. (2019). Effect of Cashless Payment Methods: A
Case Study Perspective Analysis.
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Indonesian Accounting Research Journal ISSN: 2747-1241 (Online) | 369

You might also like