Aplikasi Mikrokontroler Arduino Pada Sistem Irigasi Tetes UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica Juncea)
Aplikasi Mikrokontroler Arduino Pada Sistem Irigasi Tetes UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica Juncea)
Aplikasi Mikrokontroler Arduino Pada Sistem Irigasi Tetes UNTUK TANAMAN SAWI (Brassica Juncea)
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
ABSTRACT
ABSTRAK
Mikrokontroler Arduino Uno (ATMega328) merupakan sebuah perangkat kontrol otomatis yang
dapat berfungsi mengontrol, mengambil serta menyimpan data sehingga dapat digunakan untuk
merancang rangkaian elektronik kendali on/off irigasi. Untuk mengetahui kinerja dari rangkaian
kendali on/off irigasi perlu dilakukan penerapan di bidang budidaya pertanian. Tanaman sawi
dipilih untuk pengujian karena merupakan tanaman yang sensitif terhadap irigasi. Tujuan penelitian
ini menerapkan sistem kontrol berbasis mikrokontroler Arduino pada irigasi tetes untuk budidaya
tanaman sawi serta membandingkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi menggunakan
irigasi otomatis berbasis mikrokontroler dengan tanaman sawi menggunakan irigasi manual yang
disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode eksperimental dengan percobaan lapangan. Parameter pengamatan berupa perubahan kadar
lengas, kinerja sistem kendali on/off irigasi, jumlah air irigasi, tinggi tanaman, jumlah daun
tanaman, panjang dan lebar daun tanaman, berat tanaman dan produktivitas tanaman. Setting point
untuk kadar lengas yaitu batas bawah 25,47% dan batas atas 28,73%. Selama pengujian terjadi tiga
kali pemberian air yaitu pada 11, 16 dan 20 hari setelah tanam dengan jumlah pemberian air 5.200
228
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
ml. Tinggi tanaman sawi dengan irigasi otomatis yaitu 21,26 cm dan irigasi manual yaitu 22,6 cm;
jumlah daun tanaman sawi dengan irigasi otomatis 13 helai dan irigasi manual 13,4 helai; panjang
dan lebar daun tanaman sawi dengan irigasi otomatis yaitu 17,07 cm dan 8,05 cm sedangkan
dengan irigasi manual yaitu 20,75 cm dan 9,73 cm; produktivitas tanaman sawi dengan irigasi
otomatis 13,54 ton/ha dan irigasi manual 17,41 ton/ha.
229
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
Mulai
Studi Pustaka
Persiapan
Perancangan Instalasi
Irigasi Tetes
Irigasi Otomatis Irigasi Manual
Perancangan Perhitungan
Rangkaian Irigasi Kebutuhan Air
Otomatis Tanaman
Penanaman Penanaman
Membandingkan Produktivitas
Tanaman
Selesai
230
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan pada
penelitian ini meliputi:
231
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
Tabel 1. Nilai Debit Setiap Emitter dan kadar air kapasitas lapang sebesar 30% dan
coefficient of uniformity (CU) titik layu permanen sebesar 18%. Setting point
Debit Instalasi Debit Instalasi yang digunakan adalah batas bawah dengan
Emiter
Irigasi Otomatis Irigasi Manual nilai ADC 500 atau 25,47% kadar lengas tanah
ke-
(ml/jam) (ml/jam) dan batas atas dengan nilai ADC 550 atau
1 900 920 28,73% kadar lengas tanah. Setting point batas
2 900 880 bawah diatur agar melebihi dari persentase
3 890 910 kadar lengas tanah pada titik layu permanen,
4 920 900 ini dilakukan untuk mencegah tanaman
5 900 900 mengalami kekurangan air yang bisa
6 920 880 mengganggu proses pertumbuhannya.
7 920 880 Sementara setting point batas atas diatur agar
8 880 900 lebih rendah dari kapasitas lapang untuk
9 910 930 mencegah terjadinya kelebihan air yang dapat
10 920 890 merusak tanaman. Setting point ini akan
Rata- memberi perintah pada mikrokontroler secara
906 899 otomatis untuk mengalirkan air kepada
Rata
CU (%) 98,68 98,53 tanaman sawi saat tanaman membutuhkan air
dan menghentikan aliran air jika kebutuhan air
Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui sudah terpenuhi.
bahwa kedua instalasi memiliki persentase Selain setting point untuk kadar lengas
coefficient of uniformity (CU) di atas 95%, tanah ditentukan juga setting point untuk suhu
yaitu 98,68% untuk jaringan irigasi otomatis solenoid valve. Suhu solenoid valve perlu
dan 98,53% untuk jaringan irigasi manual. dikontrol untuk mencegah kerusakan pada
Berdasarkan kriteria ASAE (The Asean Society solenoid valve akibat suhu yang terlalu tinggi
of Agricultural Economists) nilai persentase saat solenoid valve menyala. Suhu operasi dari
coefficient of uniformity (CU) pada kedua solenoid valve yaitu kisaran 20oC sampai 70oC.
instalasi termasuk dalam kriteria sangat baik, Setting point untuk solenoid valve yaitu
sehingga dapat diterapkan untuk pengujian temperatur atas sebesar 50oC dan temperatur
sistem kendali on/off irigasi. bawah sebesar 35oC. Pada saat suhu solenoid
valve telah mencapai temperatur atas secara
2. Perancangan Sistem Kendali On/Off Irigasi otomatis solenoid valve akan mati dan proses
Perancangan sistem kendali on/off pemberian air irigasi akan tertunda dan akan
irigasi adalah pembuatan rangkaian elektronika diteruskan kembali sampai suhu solenoid valve
berbasis mikrokontroler yang berfungsi mencapai temperatur bawah.
sebagai pengontrol irigasi. Selanjutnya dibuat
bahasa pemrograman sebagai perintah untuk 3. Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman
menjalankan rangkaian. Sebelum membuat Kebutuhan air tanaman merupakan
bahasa pemrograman, terlebih dahulu jumlah air yang digunakan oleh tanaman agar
dilakukan proses kalibrasi sensor kadar lengas dapat tumbuh normal. Kebutuhan air tanaman
tanah. Dari hasil kalibrasi sensor kadar lengas dapat diketahui melalui evapotranspirasi
tanah didapatkan persamaan hubungan antara tanaman (ETc) yang terlebih dahulu dicari
nilai ADC yang terbaca oleh mikrokontroler nilai evapotranspirasi potensial (ETo) dengan
dengan persentase kadar lengas, yaitu y = aplikasi CROPWAT. Dari hasil perhitungan
0,0655x - 7,2842. Kemudian persamaan dengan CROPWAT didapatkan nilai
tersebut dimasukkan ke dalam bahasa Evapotranspirasi potensial (ETo) bulan Maret
pemrograman untuk menampilkan bacaan adalah 3,88 mm/hari. Sehingga dapat diketahui
kadar lengas oleh sensor pada LCD (Liquid rencana jumlah pemberian air untuk instalasi
Crystal Display) dan data yang tersimpan pada irigasi tetes secara manual selama pengujian
SDcard. sebagai berikut.
Dalam bahasa pemrograman diatur
setting point untuk mengatur irigasi pada
tanaman sawi. Setting point ditentukan
berdasarkan kisaran kadar air tanah kapasitas
lapang dan titik layu permanen. Persentase
232
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
31
Kadar Lengas Tanah (%)
30
29
28
27
26
25
24
23
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Hari Setelah Tanam (HST)
Gambar 2. Perubahan Kadar Lengas Tanah pada Irigasi Otomatis
Perubahan kadar lengas tanah yang bahwa setiap hari terdapat penurunan kadar
ditunjukkan oleh grafik di atas dapat diketahui lengas tanah yang disebabkan evaporasi dan
233
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
transpirasi oleh tanaman. Evaporasi adalah dengan air untuk transpirasi dari tubuh
perubahan air menjadi uap air, dalam hal ini tanaman. Pada grafik juga terlihat peningkatan
terjadi pada tanah. Kemudian transpirasi adalah kadar lengas yang disebabkan oleh adanya
peristiwa uap air meninggalkan tanaman dan pemberian air oleh sistem kendali on/off
memasuki atmosfer. Transpirasi dari tubuh irigasi.
tanaman pada siang hari dapat melampaui
evaporasi dari permukaan air atau permukaan Kinerja Sistem Kendali On/Off Irigasi Tetes
tanah basah, tetapi sebaliknya pada malam hari Selama pengamatan diketahui solenoid
lebih kecil bahkan tidak ada transpirasi. valve menyala tiga kali, yaitu pada saat umur
Peristiwa evaporasi dan transpirasi sering tanaman 11, 16 dan 20 hari setelah tanam
disebut evapotranspirasi yaitu kebutuhan (HST).
konsumtif tanaman yang merupakan jumlah air
untuk evaporasi dari permukaan areal tanaman
32.00
Kadar Lengas Tanah (%)
30.00
28.00
26.00
Selenoid Valve ON
24.00
22.00
22:30:02 22:35:00 22:39:59 22:44:59 22:49:59
Waktu
32.00
Kadar Lengas Tanah (%)
30.00
28.00
26.00
Selenoid valve ON
24.00
22.00
16:50:03 16:55:01 17:00:01 17:05:00 17:09:59
Waktu
234
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
32.00
28.00
26.00
Selenoid Valve ON
24.00
22.00
9:20:46 9:25:46 9:30:47 9:35:48 9:40:49 9:45:47
Waktu
Gambar 5. Grafik Kadar Lengas Pada 20 HST
3000
Pemberian air (ml)
2500
Irigasi Otomatis
2000
Irigasi Manual
1500
1000
500
0
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Umur Tanaman (HST)
235
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.5, No. 2, September 2016
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17
Hari Ke
Gambar 7. Grafik Pertumbuhan Tinggi
Tanaman
236
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
237
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol.4, No. 2, September 2016
238