Npioh, Jurnal Yohana Kretia 41-47
Npioh, Jurnal Yohana Kretia 41-47
Npioh, Jurnal Yohana Kretia 41-47
1, 2022
e-ISSN. 2723-0112
Abstract. This study aims to analyze the financial performance of PT. Kimia Farma, Tbk. The type of
research used is descriptive research with a quantitative approach. The data used is financial statement
data. The data source used is secondary data. The data analysis technique used is financial ratio analysis.
With the results of the study showing that: Liquidity Ratio to show or measure the company's ability to pay
off its short-term debt through the Current Ratio, Quick Ratio and cash ratio indicators are in a "not good"
condition while the indicator Inventory to Net Working Ratio is in a " Good" state. Solvency ratio to measure
or see the extent to which the company's asets are financed by debt through the indicators Debt Ratio, Debt
to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Times Interest Earned Ratio and Operating Income to
Liabilities Ratio are in a “not good” state. Activity ratios to measure how effectively the company uses its
asets through the indicators Accounts Receivable Turn Over Ratio, Working Capital Turn Over Ratio,
inventory turnover, Fixed Asets Turn Over Ratio, and Total Asets Turn Over Ratio are in a “not good”
condition. Profitability ratio to measure the company's ability to generate profits. Through the indikators,
Return On Asets Ratio, Return On Equity Ratio, Operating Profit Margin Ratio and Net Profit Margin Ratio
are in a "Not Good" condition.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT. Kimia Farma, Tbk. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan
adalah data laporan keuangan. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis rasio keuangan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa: Rasio Likuiditas
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya melalui indikator
Current Ratio, Quick Ratio dan cash ratio berada dalam keadaan, “kurang baik” sedangkan inventory to net
working ratio berada dalam keadaan “baik”. Rasio solvabilitas untuk mengukur atau melihat sejauh mana
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang melalui indikator Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt
to Equity Ratio, Times Interest Earned Ratio dan Operating Income to Liabilities Ratio berada dalam
keadaan “Kurang Baik”. Rasio aktivitas untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam menggunakan
aset yang dimilikinya melalui indikator Accounts Receivable Turn Over Ratio, Working Capital Turn Over
Ratio, Fixed Asets Turn Over Ratio, Total Asets Turn Over Ratio dan inventory turn over ratio berada dalam
keadaan “Kurang Baik”. Rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba. Melalui indikator Return On Asets Ratio, Return On Equity Ratio, Profit Margin Ratio dan Net Profit
Margin Ratio berada dalam keadaan “Kurang Baik”.
diketahui apakah kinerja perusahaan baik atau tidak. satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
Kinerja perusahaan tidak selalu baik, dititik tertentu mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan.
perusahaan dapat mengalami penurunan kinerja
dengan sela macam fakktor penyebabnya. Untuk itu Jenis-Jenis Rasio Keuangan
penulis tertarik untuk melakukan analisis rasio 1. Rasio Likuiditas
keuangan di perusahaan tersebut untuk dapat Arief dan Edi (2016:57) mengatakan bahwa
mengukur kinerja perusahaan dari tahun ke tahun rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan
sehingga dapat dijadikan tolak ukur dalam untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
pengambilan keputusan untuk periode berikutnya. memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ada
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis beberapa jenis rasio likuiditas, yaitu:
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
a) Current ratio = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
“Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Kinerja 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Keuangan” Studi Kasus Pada PT. Kimia Farma, b) Quick ratio =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Tbk. 𝐾𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑆𝑒𝑡𝑎𝑟𝑎 𝐾𝑎𝑠
c) Cash Ratio= 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Sehingga yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kinerja d) Inventory to Net Working Capital
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
keuangan pada PT Angkasa Pura 1 (Persero) =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
berdasarkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas” dan tujuan
2. Rasio solvabilitas
penelitian adalah “Untuk Mengetahui Kinerja
Arief dan Edi (2016:57) berpendapat rasio
Keuangan PT Angkasa Pura 1 (Persero) berdasarkan
solvabilitas adalah rasio yang mengukur sejauh
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan
mana pembelanjaan dilakukan oleh hutang yang
rasio profitabilitas”
dibandingkan dengan modal, dan kemampuan
untuk membayar bunga dan beban tetap lain.
Tinjauan Pustaka
Ada beberapa jenis rasio solvabilitas, yaitu:
Kinerja Keuangan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Fahmi (2018:142) mendefinisikan kinerja a) Debt Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 x 100%
keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
b) Debt to Equity Ratio = 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
x
untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
100%
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
c) Long-term debt to equity ratio =
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
x 100%
Laporan Keuangan 𝐸𝐵𝐼𝑇
d) Times interest earned = x 100%
Kasmir (2016:7), Pengertian laporan 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
dibawah rata-rata industry, karena perusahaan hanya besar pula operasional perusahaan dibiayai oleh
memiliki kas atau setara kas sebanyak 0,24 kali dari hutang. Maka dapat disimpulkan bahwa debt to
total hutang lancar, sehingga Rp.1 hutang lancar equity ratio perusahaan dari tahun 2018-2020 dalam
hanya dapat dijamin oleh Rp.0,24 kas atau setara keadaan yang “kurang baik”.
kas. Dengan itu, dapat disimpulkan bahwa cash Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
ratio perusahaan selama tiga tahun dapat jumlah long-term debt to equity ratio PT. Kimia
dikategorikan dalam keadaan “kurang baik”. Farma, Tbk tahun 2018 adalah 0.58 kali, tahun 2019
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui 0.48 kali dan tahun 2020 0.51 kali. Dengan rata-rata
inventory to Net Working Capital ratio PT. Kimia selama tiga tahun sebesar 0.52 kali. Jika rata-rata
Farma, Tbk pada tahun 2018 adalah sebesar 130%, industry long-term debt to equity ratio adalah
(Rp.1.30) kemudian menurun menjadi -59% sebesar 10 kali (Kasmir 2015), maka long-term debt
(Rp.0.59) ditahun 2019 dan menurun lagi menjadi - to equity ratio perusahaan pada tahun 2018-2020
35% (Rp.0.35) ditahun 2020. Jika rata-rata industry berada dibawah rata-rata industry atau perusahaan
inventory to net working capital ratio adalah sebesar memiliki hutang jangka panjang sebesar 0.52 kali
12% (Kasmir 2015), maka dapat dikatakan bahwa dari modal sendiri. Dengan ini dapat disimpulkan
inventory to net working capital ratio perusahaan bahwa long-term debt to equity ratio PT. Kimia
berada diatas standar industry, atau sebesar 83% Farma, Tbk dalam keadaan “baik”.
pertahun. Dengan demikian dapat disimpulkan Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
bahwa kinerja keuangan PT. Kimia Farma, Tbk jumlah times interest earned PT. Kimia Farma, Tbk
dilihat dari inventory to net working capital ratio ditahun 2018 adalah 3.32 kali, kemudian ditahun
selama tiga tahun dapat dikategorikan dalam 2019 turun menjadi 0.77 kali dan ditahun 2020
keadaan “baik”. menjadi 0.12 kali. Jika rata-rata industry times
interest earned sebesar 10 kali (Kasmir 2015), maka
Tabel 2. Hasil analisis rasio solvabilitas times interest earned PT. Kimia Farma pada tahun
Rasio Tahun Rata- Standar 2018-20120 berada dibawah rata-rata industry yaitu
Keuangan 2018 2019 2020 rata industri biaya bunga hanya dapat ditutup oleh 0.65 kali dari
DR 63% 59% 59% 60% 35%
DtER 173% 147% 147% 153% 90%
laba sebelum bunga dan pajak. Dengan ini dapat
L-TDtER 0.58 0.48 0.51 0.52 10 kali disimpulkan bahwa times interest earned
TIER 3.32 0.77 0.12 0.65 10 kali perusahaan berada dalam keadaan yang “kurang
OItLR 0.13 0.4 0.6 0.7 0.5kali baik”.
Sumber: Data diolah (2021) Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
Dari perhitungan, dapat diketahui bahwa debt jumlah rasio operasional terhadap kewajiban PT.
ratio PT. Kimia Farma, Tbk pada tahun 2018 yaitu Kimia farma, Tbk ditahun 2018 sebesar 0.13 kali,
63% (Rp.0.63), ditahun 2019 59% (Rp.0.59) dan kemudian ditahun 2019 menurun menjadi 0.04 kali,
ditahun 2020 59% (Rp.0.59). Dari angka-angka sedangkan ditahun 2020 kembali meningkat
tersebut dapat dilihat bahwa debt ratio perusahaan menjadi 0.06 kali. Jika rata-rata industry operating
mengalami peningkatan selama tiga tahun berturut- income to liabilities ratio adalah sebesar 0.5 kali
turut. Jika rata-rata industry debt ratio adalah 35% (Herry 2015), maka dapat dikatakan kemampuan
(Kasmir 2015), maka dapat disimpulkan bahwa debt laba operasional dalam membayar kewajiban
ratio perusahaan adalah diatas rata-rata industry, perusahaan berada dibawah rata-rata industry, atau
yaitu 60% selama tiga tahun. Hal ini tidak berarti setiap Rp.1 kewajiban hanya dapat ditutupi oleh
kinerja perusahaan “baik”, karena ukuran dari debt 0.07 laba operasional. Dengan ini dapat disimpulkan
ratio adalah semakin tinggi nilainya maka semakin bahwa operating income to liabilities ratio
besar kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi perusahaan selama tahun 2018-2020 berada dalam
hutang atau kewajibannya. Sehingga dari hasil keadaan “kurang baik”
analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
perusahaan selama tiga tahun berturut-turut dalam Tabel 3. Hasil analisis rasio aktivitas
kedaan yang “kurang baik”. Rasio Tahun Rata- Standar
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui keuangan 2018 2019 2020 rata industri
jumlah debt to equity ratio PT. Kimia Farma, Tbk ARTOR 6.38 4.44 8.98 6,11 15 kali
ITOR 3.97 3.29 4.07 3.74 20 kali
tahun 2018 adalah 173% (Rp.1.73), tahun 2019 WCTOR 1.32 1.27 1.64 1.40 6 kali
147% (Rp.1.47) dan ditahun 2020 147% (Rp.1.47) . FATOR 1.70 0.85 0.87 1.01 3 kali
Jika rata-rata industry debt to equity ratio adalah TATOR 0.74 0.51 0.65 0.58 2 kali
90% (Kasmir 2015) maka debt to equity perusahaan Sumber: Data diolah (2021)
berada diatas rata-rata industry. Seperti halnya pada Dilihat dari hasil perhitungan diatas, dapat
debt ratio, semakin besar nilainya maka semakin diketahui bahwa accounts receivable turn over pada
44
Productivity, Vol. 3 No. 1, 2022
e-ISSN. 2723-0112
tahun 2018 adalah 6.38 kali, ditahun 2019 4.44 kali ROER 12% 86% 1% 3% 30%
dan ditahun 2020 8.98 kali. Jika rata-rata industry OPMR 11% 1% 6% 7% 23%
NPMR 6% 5% 1% 2% 20%
receivable turn over ratio adalah 15 kali (Kasmir 1%
2015), maka dapat disimpulkan rasio perputaran Sumber : Data diolah (2021)
piutang perusahaan berada dalam keadaan “kurang Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
baik” atau berada dibawah rata-rata industry yaitu bahwa return on asset PT. Kimia Farma pada tahun
6.11 kali. 2018 adalah sebesar 4% (Rp.0.04), kemudian
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui menurun menjadi -86% (Rp.0.86) ditahun 2019, dan
rasio perputaran persediaan pada tahun 2018 adalah selanjutnya naik menjadi 1% (Rp.0.01) ditahun
3,97 kali, kemudian mengalami penurunan ditahun 2020. Jika rata-rata industri return on asset ratio
2019 yaitu 3,29 kali dan selanjutnya kembali adalah sebesar 20% (Hery 2015), maka dapat dilihat
meningkat menjadi 4.07 kali ditahun 2020. Jika bahwa return on asset ratio perusahaan sangat jauh
rata-rata inventory turn over ratio adalah 20 kali dibawah standar. Dengan ini, dapat disimpulkan
(Kasmir 2015), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa kinerja keuangan perusahaan dilihat dari
inventory turn over ratio PT. Kimia Farma, Tbk pengembalian atas asset perusahaan selama tiga
tahun 2018-2020 berada dalam keadaan “kurang tahun tersebut dalam keadaan “kurang baik”.
baik” atau berada dibawah rata-rata industry yaitu Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
3.74 kali. bahwa return on equity PT. Kimia Farma, Tbk pada
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui tahun 2018 adalah sebesar 12% (Rp.0.12),
bahwa capital turn over ratio pada tahun 2018 kemudian mengalami penururnan ditahun 2019 dan
adalah 1.32 kali, kemudian menurun menjadi 1.27 2020 menjadi 1% (Rp.0.01). Jika rata-rata industry
kali ditahun 2019 dan kembali meningkat menjadi adalah sebesar 30% (Hery 2015), maka dapat
1.64 kali ditahun 2020. Jika rata-rata industry dikatakan bahwa return on equity PT. Kimia Farma,
capital turn over ratio adalah 6 kali (Kasmir 2015), Tbk selama tiga tahun berturut-turut sangat jauh
maka dapat disimpulkan capital turn over ratio PT. dibawah standar industry atau hanya sebesar 1%.
Kimia Farma, Tbk selama tiga tahun dalam keadaan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kinerja
“kurang baik” karena berada dibawah rata-rata keuangan perusahaan berada dalam keadaan
industry yaitu 1.40 kali. “kurang baik” dilihat dari rasio pengembalian atas
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui ekuitas.
bahwa fixed asset turn over ratio pada tahun 2018 Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
adalah 1.70 kali, kemudian ditahun 2019 0.85 kali bahwa operating profit margin ratio PT. Kimia
dan ditahun 2020 0.87 kali. Jika rata-rata industry Farma, Tbk ditahun 2018 adalah 11% (Rp.0.11),
fixed asset turn over ratio adalah sebesar 3 kali kemudian menurun menjadi 5% (Rp.0.05) ditahun
(Hery 2015), maka perputaran asset tetap PT. Kimia 2019, dan selanjutnya kembali meningkat menjadi
Farma, Tbk selama tiga tahun berturut-turut masih 6% (Rp.0.06) ditahun 2020. Jika rata-rata industry
berada dibawah rata-rata industry yaitu 1.01 kali. untuk operating profit margin ratio adalah sebesar
Sehingga itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja 23% (Hery 2015), maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan dilihat dari rasio perputaran set tetap operating profit margin ratio perusahaan masih
berada dalam keadaan “kurang baik” berada dibawah standar atau hanya sebesar 7%
Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui pertahun. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa total asset turnover pada tahun 2018 adalah bahwa kinerja keuangan perushaan dilihat dari
0.74 kali, sedangkan ditahun 2019 menurun menjadi marjin laba operasional selama tiga tahun tersebut
0.51 kali, dan selanjutnya kembali meningkat sedang dalam keadaan yang “kurang baik”.
menjadi 0.65 kali ditahun 2020. Jika rata-rata Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui
industry total asset turnover ratio adalah 2 kali net profit margin ratio PT. Kimia Farma, Tbk pada
(Hery 2015) maka dapat dikatakan bahwa fixed tahun 2018 adalah sebesar 6% (Rp.0.06) sedangkan
asset turnover ratio PT. Kimia Farma,Tbk pada ditahun 2019 dan 2020 menurun menjadi 1%
tahun 2018-2020 masih berada dibawah rata-rata (Rp.0.01) Jika rata-rata industry net profit margin
industry, atau dapat disimpulkan bahwa kinerja ratio adalah sebesar 20% (Hery 2015), maka dapat
keuangan perusahaan dilihat dari perputaran total dikatakan bahwa net profit margin ratio perusahaan
aktiva berada dalam keadaan “kurang baik”. masih berada sangat jauh dibawah standar industry
atau hanya sebesar 2% pertahun. Dengan demikian
Tabel 4. Hasil analisis rasio profitabilitas dapat disimpulkan bahwa margin laba bersih PT.
Rasio Tahun Rata- Standar
keuangan 2018 2019 2020 rata industri
Kimia Farma, Tbk selama tiga tahun tersebut sedang
ROAR 4% - 1% 1% 20% berada dalam keadaan “kurang baik”.
45
Productivity, Vol. 3 No. 1, 2022
e-ISSN. 2723-0112
Pura 1 (Persero). Jurnal Administrasi Bisnis. Fahmi, Irham. 2017. Analisis Kinerja Keuangan.
Vol 2 (2) Alfabeta. Bandung.
Azwar, S. 1997. Metode Penelitian. Cetakan 1. Kasmir, 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Yogyakarta: Pustaka Belajar. Rajawali Pers.
Fahmi, I. 2018. Analisis Kinerja Keuangan, Cetakan Kasmir, 2016. Analisa Laporan Keuangan, Jakarta:
ke Empat. Bandung: Alfabeta. PT. Raja Grafindo Persada.
Harahap, S. S. 2016. Analisis Kritis Atas Laporan Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis.
Keuangan, cetakan ke sepuluh. Jakarta: PT. Bandung. Alfabeta.
Raja Grafindo Persada. www.kimiafarma.co.id
Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: www.idx.co.id
PT Grasindo
47