LP+LK Febris
LP+LK Febris
LP+LK Febris
DISUSUN OLEH
NAMA : ZALSA DWI RAMDHANI
NIM : 202012080
B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. Menurut Guyton , demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak
sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit
bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris diantaranya:
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media
f. Imunisas
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala demam antara lain :
1.Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8oC – 40oC)
2.Kulit kemerahan
3.Hangat pada sentuhan
4.Peningkatan frekuensi pernapasan
5.Menggigil
6.Dehidrasi
7.Kehilangan nafsu makan
D. PATHWAYS
E. KOMPLIKASI
Menurut Nurarif (2015) komplikasi dari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Seringterjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam. Paracetamol
dapat diberikan kembali dengan jarak 6-8 jam dari dosis sebelumnya.Penurunan
suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4OC, sehingga jelas bahwa pemberian obat
paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu
tubuh. Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi <2 bulan karena alasan
kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memilikifungsi hati yang
sempurna, sementara efek samping paracetamol adalahhepatotoksik atau
gangguan hati. Selain itu, peningkatan suhu pada bayibarulahir yang bugar (sehat)
tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor lingkungan atau kurang
cairan.Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit karena perdarahan
bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran napas),hepatotoksik dan dapat
meningkatkan waktu perkembangan virus seperti padacacar air (memperpanjang
masa sakit).
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti
peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergiterhadap
parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari
dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengandosis 5mg/Kg BB.
Ibu profen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek
penurun demam lebih cepat dari parasetamol.Ibuprofen memiliki efek samping
yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit
kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang
bahkan koma serta gagal ginjal
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4) Memberikan kompres.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan
efaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan status generalis
tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien tertolong tokis atau tidak toksis.
Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orangtua, variasi
keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi. Pemeriksaan awal :Pemeriksaan
atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan, Serebrospinal, foto
toraks, Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit
SECONDARY SURVEY
SIGN SYMPTOM ALLERGY & PAST ILLNESS LAST MEAL EVENT
SIGN: MEDICATION
- Pasien tampak terbaring lemas Pasien demam sejak kemarin sore. Keluarga pasien Pasien datang ke IGD
- Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan mengatakan terakhir dengan keluhan
pasien akralnya teraba panas pasien tidak memiliki alergi makan adalah bubur dan demam sejak kemarin
obat dan makanan opor tidak habis sore,nafsu makan dan
SYMPTOM minum menurun serta
Keluarga pasien mengatakan nafsu Pasien mendapat infus Keluarga pasien lemas
makan pasien menurun Asering dan mendapatkan mengatakan nafsu makan
terapi obat Paracetamol infus pasien menurun
1000 mg
HEAD TO TOE
KEPALA LEHER PULMO COR GI&GU GENITALIA,
I : Bentuk bulat, tidak ada I: I: I : EKSTRIMITAS,
benjolan,rambut pendek,, - Dada tampak simetris - Ictus cordis tidak tampak - Abdomen tampak KULIT
P : Tidak ada nyeri tekan - Tidak ada retraksi P : simetris - Akral pasien
dinding dada saat - Tidak terdapat benjolan A: teraba panas
bernapas P: - Bising usus - Genetalia
P: - Perkusi jantung redup 13x/menit pasien tidak
- Dada teraba simetris - Batas jantung normal P: terpasang
- Tidak ada benjolan A: - Tidak ada benjolan kateter
P: - Tidak ada bunyi jantung dan nyeri tekan
- Suara perkusi sonor tambahan P:
disemua lapang paru - Terdengar timpani
A: pada perkusi
- Tidak ada bunyi
napas tambahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG
- Tidak dilakukan pemeriksaan - Tidak dilakukan - DR(darah rutin) sudah - Tidak dilakukan - Tidak
pemeriksaan dilakukan dengan hasil : pemeriksaan dilakukan
Leukosit 17.32 ribu/ul (H) pemeriksaan
MCV 76.0 /UM (L)
MCH 27.1 pg (L)
PDW 8 % (L)
HFLC 2.0 % (H)
Limfosit 14.3 % (L )
Monosit 8.6 % (H)
Neutrofil 76.7 % (H)
- Antigen negatif menunjukkan
hasil pemeriksaan swabnya
tidak terpapar covid-19
TERAPI
- Asering
Untuk mengganti cairan selama dehidrasi (kehilangan cairan) secara akut
- Paracetamol
Untuk menurunkan demam
TTD PERAWAT
ZALSA
ANALISA DATA
Penegakan Diagnosa
1. Hipertermia b.d dehidrasi
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
INTERVENSI
Observasi :
S: ZALSA
15.30 - Mengidentifikasi penyebab - Keluarga pasien
mengatakan pasien
hipertermia
demam sejak kemarin
sore
15.35 Memonitor suhu tubuh O: - Akral pasien teraba
panas
- Suhu pasien :39,1 oC
ZALSA
S:
16.15 Terapeutik : - Keluarga pasien
mengatakan pasien
- Memberikan cairan oral
enggan untuk minum
O:
- Pasien tampak terbaring
lemas
16. 20
Edukasi :
S: ZALSA
- Menganjurkan tirah baring - Keluarga Pasien
mengatakan bersedia
dan berikan cairan yang
memberikan cairan oral
cukup yang cukup
O:
- Pasien teampak
terbaring di bed
ZALSA
16.35 Kolaborasi : S:
- Pasien bersedia diberikan
- Mengkolaborasikan
obat penurun panas
pemberian obat penurun O:
- Pasien diberikan obat
panas
penurun panas berupa
infus Paracetamol 1000
mg
S:- ZALSA
16.40 - Mengkolaborasikan O : pasien terpasang infus
pemberian cairan dan Asering sebagai pengganti
elektorlit intravena cairan mealui intravena
2 Rabu, 9 Intoleransi aktivitas
November b.d kelemahan
2022/
15.30 O : Memonitor kelemahan fisik S : Keluarga pasien mengatakan ZALSA
pasien lemas sejak kemarin sore
O: pasien tebaring lemah
EVALUASI
DIAGNOSA TGL/ JAM TTD/
NO EVALUASI
NAMA
Hipertermia b.d Rabu, 9 November S: Keluarga pasien mengatakan badan pasien masih demam
1 dehidrasi 2022
O: Akral pasien teraba hangat, Suhu : 38,5oC
ZALSA
A: Hipertermia belum teratasi