LP+LK Febris

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

DI RUANG IGD RUMAH SAKIT UNS

DISUSUN OLEH
NAMA : ZALSA DWI RAMDHANI
NIM : 202012080

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2022/2023
A. DEFINISI
Demam merupakan proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk
kedalam tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh
infeksi(bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat –
obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada anak
merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di
hipotalamus.Penyakit – penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat menyerang
sistemtubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam meningkatkan
perkembanganimunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu pemulihan atau
pertahananterhadap infeksi (Sodikin dalam Wardiyah, 2016).

B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. Menurut Guyton , demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak
sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit
bakteri, tumor otak atau dehidrasi. Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris diantaranya:
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media
f. Imunisas

C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala demam antara lain :
1.Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8oC – 40oC)
2.Kulit kemerahan
3.Hangat pada sentuhan
4.Peningkatan frekuensi pernapasan
5.Menggigil
6.Dehidrasi
7.Kehilangan nafsu makan
D. PATHWAYS
E. KOMPLIKASI
Menurut Nurarif (2015) komplikasi dari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Seringterjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik berupa:
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama untuk
menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15 mg/Kg BB akan
menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan puncak pada 2 jam setelah
pemberian. Demam dapat muncul kembali dalam waktu 3-4 jam. Paracetamol
dapat diberikan kembali dengan jarak 6-8 jam dari dosis sebelumnya.Penurunan
suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4OC, sehingga jelas bahwa pemberian obat
paracetamol bukan untuk menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu
tubuh. Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi <2 bulan karena alasan
kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memilikifungsi hati yang
sempurna, sementara efek samping paracetamol adalahhepatotoksik atau
gangguan hati. Selain itu, peningkatan suhu pada bayibarulahir yang bugar (sehat)
tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor lingkungan atau kurang
cairan.Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi, alergi
berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit karena perdarahan
bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran napas),hepatotoksik dan dapat
meningkatkan waktu perkembangan virus seperti padacacar air (memperpanjang
masa sakit).
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki efek anti
peradangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam, bila alergiterhadap
parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari
dosis sebelumnya. Untuk penurun panas dapat dicapai dengandosis 5mg/Kg BB.
Ibu profen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek
penurun demam lebih cepat dari parasetamol.Ibuprofen memiliki efek samping
yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel, sakit
kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang
bahkan koma serta gagal ginjal
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4) Memberikan kompres.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan fisik pada anak demam secara kasar dibagi atas status generalis dan
efaluasi secara detil yang menfokuskan pada sumber infeksi. Pemerksaan status generalis
tidak dapat diabaikan karena menentukan apakah pasien tertolong tokis atau tidak toksis.
Skala penilaian terdiri dari evaluasi secara menagis, reaksi terhadap orangtua, variasi
keadaan, respon social, warna kulit, dan status hidrasi. Pemeriksaan awal :Pemeriksaan
atas indikasi, kultur darah, urin atau feses, pengembalian cairan, Serebrospinal, foto
toraks, Darah urin dan feses rutin, morfolografi darah tepi, hitung jenis leokosit

I. ASUHAN KEPERAWATAN MENURUT TEORI


1.Pengkajian
a. Identitas: Meliputi : nama, tempat/ tanggal lahir, umur, jenis kelamin,
namaorang tua, perkerjaan orang tua, alamat, suku, bangsa, agama
b. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : Klien yang
biasanya menderita febris mengeluh suhu tubuh panas > 37,5 °C,
berkeringat,mual/muntah.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya didapatkan peningktan suhutubuh diatas 37,5 °C, gejala
febris yang biasanya yang kan timbul menggigil,mual/muntah, berkeringat, nafsu
makan berkurang, gelisah, nyeri otot dan sendi.
d. Riwayat kesehatan dulu
Pengakjian yang ditanyakan apabila klien pernah mengalmi penyakit
sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit yang pernah di derita oleh keluarga baik itu penyakit keturunan
ataupun penyakit menular, ataupun penyakityang sama.
f. Genogram
Petunjuk anggota keluarga klien.
g. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Meliputi : prenatal, natal, postnatal, serta data pemebrian imunisasi
padaanak.
h. Riwayat sosial
Pengkajian terhadap perkembangan dan keadaan sosial klien
i. Kebutuhan dasar
1) Makanan dan minuman. Biasa klien dengan febris mengalami nafsu makan,
dan susuh untuk makansehingga kekurang asupan nutrisi
2) Pola tidur. Biasa klien dengan febris mengalami susah untuk tidur karena
klienmerasa gelisah dan berkeringat.
3) Mandi
4) Eliminasi. Eliminasi klien febris biasanya susah untuk buang air besar dan
juga bisamengakibatkan terjadi konsitensi bab menjadi cair.
j. Pemeriksaan fisik
1) Kesadaran. Biasanya kesadran klien dengan febris 15 – 13, berat badan
serta tinggi badan
2)Tanda – tanda vital Biasa klien dengan febris suhunya > 37,5 °C, nadi > 80
x 3)Head to toe
a) Kepala dan leher. Bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau tidak
b) Kulit, rambut, kuku, Turgor kulit (baik-buruk), tidak ada gangguan /
kelainan.
c) Mata. Umumnya mulai terlihat cekung atau tidak.
d) Telinga, hidung, tenggorokan dan mulut. Bentuk, kebersihan, fungsi
indranya adanya gangguan atau tidak, biasanya pada klien dengan febris
mukosa bibir klien akan keringdan pucat.
e) Thorak dan abdomen. Biasa pernafasan cepat dan dalam, abdomen
biasanya nyeri danada peningkatan bising usus bising usus normal pada
bayi 3 – 5
f) Sistem respirasi. Umumnya fungsi pernafasan lebih cepat dan dalam.
g) Sistem kardiovaskuler. Pada kasus ini biasanya denyut pada nadinya
meningkath)Sistem musculoskeletal Terjadi gangguan apa tidak.
i) Sistem pernafasan. Pada kasus ini tidak terdapat nafas yang tertinggal /
gerakan nafasdan biasanya kesadarannya gelisah, apatis atau koma
J. DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GADAR PADA An. Z DENGAN OBS FEBRIS
DI RUANG IGD RS UNS

NAMA : ZALSA DWI RAMDHANI


NIM :202012080
TEMPAT PRAKTIK : IGD RS UNS

PROGRAM DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
TAHUN 2022
A. Format Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

FORMAT PENGKAJIAN IGD, HD EMERGENCY DEPARTEMENT UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA


Nama : An. Z KELUHAN UTAMA : PAIN: □ Ya √ No TRIAGE Alloanamne
Umur : 3 tahun Pasien datang dengan keluhan QUALITY : □ Tumpul □ Tajam □ □ □ □ Autoanamn
Tgl Pengkajian : 9 -11-2022 demam dari kemarin sore,tidak Terbakar □
Jam: 15.30 nafsu makan /minum dan lemas. REGION : -
Dx Medis: Obs Febris H+2 SKALA (0-10): -
TIME : □ Continuous □ Intermittent
INNITIAL ASSESMENT ( PRIMARY SURVEY)
AIRWAY BREATHING CIRCULATION DISABILITY EXPOSU
Bicara:  Spontan jelas □ Vokalisasi Sesak : □Ya √ No Nadi :  Teraba □ Tak Teraba Respon :  A □V □P □U Hipotermia □Y
tidak jelas Cuping Hidung □ Ya √ No Irama :  Reguler □ Irreguler Kesadaran Deformitas □Y
Batuk :  Efektif □ Tidak Efektif □ Pursed Lip : □ Ya √ No Denyut :  Kuat □ Lemah CM □Somnolen □ Delirium □ Hematoma □ Y
Suction Pola Nafas :√ Teratur □ Tidak Akral :  Hangat □ Dingin Sopor □ Soporus koma □ Koma Penetrasi □
Obstruksi : □ Lidah □ Cairan/ Irama :√ Normal □ Cepat □ Warna kulit : Normal □ Pupil :  Isokor □ Anisokor Laserasi □Y
Muntahan/Darah Dalam Pucat □ Jaundice □ Sianosis Reflek Cahaya : + │ + Contusio □ Y
□ Benda Asing □ Lain2 Retraksi dada : □ Ya  No Edema :  < 1 cm □ > 1 cm GCS : E4V6M5 Abrasi □
Suara Nafas : □ Snoring □ Stridor □ Sianosis :□ Ya √ No CRT :  < 3 dtk □ > 3 dtk DS: Edema □Y
Gurgling Bunyi Nafas tambahan :□ Ya √ Tidak ditemukan masalah pada Nyeri □Ya
Artifisial Airway : □ OPA □ ETT □ No DS :Tidak ditemukan masalah disability Suhu : 39
Lain2 Penggunaan otot bantu Nafas □ pada circulation DS :
Ya √ No Keluarga pasie
DS DS: mengatakan pa
Tidak ditemukan keluhan pada Tidak ditemukan masalah pada
demam dari ke
airway breathing sore.
RR : 20x/m, SpO2: 97% HR : 153x/men
S: 39,1oC

Dx : - Dx: - Dx : - Dx: - Dx: Hiperterm


dehidrasi

SECONDARY SURVEY
SIGN SYMPTOM ALLERGY & PAST ILLNESS LAST MEAL EVENT
SIGN: MEDICATION
- Pasien tampak terbaring lemas Pasien demam sejak kemarin sore. Keluarga pasien Pasien datang ke IGD
- Keluarga pasien mengatakan Keluarga pasien mengatakan mengatakan terakhir dengan keluhan
pasien akralnya teraba panas pasien tidak memiliki alergi makan adalah bubur dan demam sejak kemarin
obat dan makanan opor tidak habis sore,nafsu makan dan
SYMPTOM minum menurun serta
Keluarga pasien mengatakan nafsu Pasien mendapat infus Keluarga pasien lemas
makan pasien menurun Asering dan mendapatkan mengatakan nafsu makan
terapi obat Paracetamol infus pasien menurun
1000 mg

HEAD TO TOE
KEPALA LEHER PULMO COR GI&GU GENITALIA,
I : Bentuk bulat, tidak ada I: I: I : EKSTRIMITAS,
benjolan,rambut pendek,, - Dada tampak simetris - Ictus cordis tidak tampak - Abdomen tampak KULIT
P : Tidak ada nyeri tekan - Tidak ada retraksi P : simetris - Akral pasien
dinding dada saat - Tidak terdapat benjolan A: teraba panas
bernapas P: - Bising usus - Genetalia
P: - Perkusi jantung redup 13x/menit pasien tidak
- Dada teraba simetris - Batas jantung normal P: terpasang
- Tidak ada benjolan A: - Tidak ada benjolan kateter
P: - Tidak ada bunyi jantung dan nyeri tekan
- Suara perkusi sonor tambahan P:
disemua lapang paru - Terdengar timpani
A: pada perkusi
- Tidak ada bunyi
napas tambahan

PEMERIKSAAN PENUNJANG
RONGTEN EKG LAB DARAH MRI USG
- Tidak dilakukan pemeriksaan - Tidak dilakukan - DR(darah rutin) sudah - Tidak dilakukan - Tidak
pemeriksaan dilakukan dengan hasil : pemeriksaan dilakukan
Leukosit 17.32 ribu/ul (H) pemeriksaan
MCV 76.0 /UM (L)
MCH 27.1 pg (L)
PDW 8 % (L)
HFLC 2.0 % (H)
Limfosit 14.3 % (L )
Monosit 8.6 % (H)
Neutrofil 76.7 % (H)
- Antigen negatif menunjukkan
hasil pemeriksaan swabnya
tidak terpapar covid-19

TERAPI
- Asering
Untuk mengganti cairan selama dehidrasi (kehilangan cairan) secara akut
- Paracetamol
Untuk menurunkan demam

TTD PERAWAT

ZALSA
ANALISA DATA

NO TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. Rabu, 9 DS: Dehidrasi Hipertermia
November 2022/ - Keluarga pasien mengatakan pasien
15.30 mengeluh demam, dan minumnya
sedikit.
DO:
- Akral pasien teraba panas, Suhu :
39,1oC
2. Rabu, 9 DS: Kelemahan Intoleransi aktivitas
November 2022/ - Keluarga pasien mengatakan pasien
15. 30 mengalami lemas karena demam sudah
sejak kemarin sore
DO:
- Pasien tampak terbaring lemas dan rewel
di bed

Penegakan Diagnosa
1. Hipertermia b.d dehidrasi
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

INTERVENSI

No Tanggal/Waktu Dx Luaran Intervensi Keperawatan Rasional TTD


Keperawatan keperawatan
1 Rabu, 9 Hipertermia b.d Setelah dilakukan O: Identifikasi penyebab - Untuk mengetahui
dehidrasi Tindakan penyebab hipertermia
November hipertermia
keperawatan 1x3 jam pasien
2022/ 15.30 diharapkan demam Monitor suhu tubuh -Untuk mengetahui
pasien menurun perubahan suhu pasien
dengan kriteria hasil :
- Suhu pasien N: Berikan cairan oral ZALSA
-Untuk memenuhi
Kembali normal kebutuhan cairan
36,5OC pasien
E: Anjurkan tirah baring
- Akral pasien tidak -Untuk menurunkan
panas Anjurkan pemberian
demam pasien
cairan oral yang cukup
-Untuk memenuhi
kebutuhan istirahat dan
C: Kolaborasi pemberian
cairan pasien
obat penurun panas -Untuk membantu
menurunkan demam
Kolaborasikan pasien
pemberian cairan dan
elekorlit intravena -Untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan
elektrolit pasien
Rabu, 9 Intoleransi Setelah dilakukan O : Monitor kelemahan -Untuk mengetahui
2 aktivitas b.d tindakan keperawatan fisik tingkat kelemahan fisik
November
kelemahan selama 1×3 jam pasien
2022/ 15.30 masalah intoleransi N : Sediakan lingkungan
-Untuk memenuhi rasa
aktivitas pasien yang nyaman dan aman ZALSA
nyaman pasien
teratasi dengan
kriteria hasil : E : Anjurkan lakukan -Untuk mencegah
aktivitas secara bertahap kekauan sendi dan
- Pasien tidak lemas kelemahan pasien
lagi C : Kolaborasi dengan tambah parah
ahli gizi tentang cara
-Untuk memenuhi
meningkatkan asupan
asupan energi pasien
makanan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO TGL/JAM DIAGNOSA INTERVENSI RESPON TTD/


NAMA
1 Rabu, 9 Hipertermia b.d
November dehidrasi
2022/

Observasi :
S: ZALSA
15.30 - Mengidentifikasi penyebab - Keluarga pasien
mengatakan pasien
hipertermia
demam sejak kemarin
sore
15.35 Memonitor suhu tubuh O: - Akral pasien teraba
panas
- Suhu pasien :39,1 oC
ZALSA
S:
16.15 Terapeutik : - Keluarga pasien
mengatakan pasien
- Memberikan cairan oral
enggan untuk minum
O:
- Pasien tampak terbaring
lemas

16. 20
Edukasi :
S: ZALSA
- Menganjurkan tirah baring - Keluarga Pasien
mengatakan bersedia
dan berikan cairan yang
memberikan cairan oral
cukup yang cukup
O:
- Pasien teampak
terbaring di bed

ZALSA
16.35 Kolaborasi : S:
- Pasien bersedia diberikan
- Mengkolaborasikan
obat penurun panas
pemberian obat penurun O:
- Pasien diberikan obat
panas
penurun panas berupa
infus Paracetamol 1000
mg
S:- ZALSA
16.40 - Mengkolaborasikan O : pasien terpasang infus
pemberian cairan dan Asering sebagai pengganti
elektorlit intravena cairan mealui intravena
2 Rabu, 9 Intoleransi aktivitas
November b.d kelemahan
2022/
15.30 O : Memonitor kelemahan fisik S : Keluarga pasien mengatakan ZALSA
pasien lemas sejak kemarin sore
O: pasien tebaring lemah

15.40 N : Menyediakan lingkungan S: Pasien sudah nyaman dengan ZALSA


yang nyaman dan aman posisinya (terbaring)
O: pasien terbaring dengan
menggunakan selimut
E : Menganjurkan untuk
15.50 melakukan aktivitas secara S : Keluarga pasien menerima ZALSA
bertahap informasi dengan baik
O: Pasien masih terbaring
lemah sambal bermain hp
C : Kolaborasi dengan ahli gizi
16.50
tentang cara meningkatkan S: Keluarga pasien mengatakan ZALSA
asupan makanan pasien tidak mau makan
O: pasien tepasang cairan infus
asering sebagai pengganti
cairan yang hilang

EVALUASI
DIAGNOSA TGL/ JAM TTD/
NO EVALUASI
NAMA
Hipertermia b.d Rabu, 9 November S: Keluarga pasien mengatakan badan pasien masih demam
1 dehidrasi 2022
O: Akral pasien teraba hangat, Suhu : 38,5oC
ZALSA
A: Hipertermia belum teratasi

14.00 P: Lanjutkan intervensi (Memberikan Infus Paracetamol 1000 mg)

Intoleransi Rabu, 9 November S: Keluarga pasien mengatakan pasien masih lemas


2 aktivitas b.d 2022
O: Pasien masih terlihat lemas dan masih terbaring di bed
kelemahan
A: Intoleransi Aktivitas belum teratasi ZALSA

14.00 P: lanjutkan intervensi, (Menganjurkan untuk melakukan aktivitas


secara bertahap)

You might also like