20 +Ana+Fadhilah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JOURNAL OF PHARMACEUTICAL AND SCIENCES

Electronic ISSN: 2656-3088


Homepage: https://www.journal-jps.com

REVIEW ARTICEL JPS |Volume 6 | No. 1 | JAN-MAR | 2023 |pp.199-206

Article Review: Pharmacovigilance Studies on the Incidence of Adverse Drug


Reactions (ADRs)

Review Artikel: Studi Farmakovigilans terhadap Kejadian Advers Drug Reactions


(ADRs)

Hana Fadhilah1), Salman1), Indah Laily Hilmi1)


1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa, Karawang,
Indonesia.
Author e-mail: hana230601@gmail.com

ABSTRACT
Pharmacoepidemiology studies drug use and drug effects in a large population. Pharmacovigilance or
pharmacotherapy belongs to the field of pharmacoepidemiology, which is the study of collecting, detecting,
assessing, understanding, and preventing side effects or problems related to the drugs used. Adverse Drug
Reactions (ADRs) are unwanted responses from a drug that occurs at therapeutic doses of disease.
Pharmacovigilance studies are conducted to prevent and reduce the incidence of ADRs in the community.
This review article aims to determine the importance of pharmacovigilance studies on the incidence of ADRs
in the community by identifying the incidence of ADRs that have causality with the disease. The method used
is to search for article review sources by searching research journals and scientific articles related to
pharmacovigilance studies in pharmacoepidemiology. Data from ten research journals related to
pharmacovigilance studies yielded different results for analyzing ADRs. Many found that drugs or other factors
influence the incidence of ADRs. ADRs can occur due to the patient's therapy for the disease he is suffering
from and produce different complaints or effects in each patient. The literature study that has been carried out
has created data related to pharmacovigilance studies on the incidence of ADRs, such as the incidence factors
and the methods used. The incidence of ADRs can be reduced by applying pharmacovigilance and paying
attention to the factors that cause ADRs.

Keywords: Pharmacovigilance, Adverse Drug Reactions, Side Effect.

ABSTRAK
Farmakoepidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efek obat dalam
populasi yang besar. Pharmacovigilance atau farmakovigilans termasuk ke dalam bidang
farmakoepidemiologi yang merupakan kegiatan pengumpulan, deteksi, penilaian, pemahaman dan
pencegahan dalam efek samping atau masalah terkait obat-obatan yang digunakan. Adverse Drug Reactions
(ADRs) adalah respon yang tidak diinginkan dari suatu obat yang terjadi pada dosis terapi penyakit. Studi
farmakovigilans dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka kejadian ADRs di masyarakat. Tujuan dari
review artikel ini yaitu untuk mengetahui pentingnya studi farmakovigilans terhadap kejadian ADRs yang ada
pada masyarakat dengan mengidentifikasi kejadian ADRs yang memiliki kausalitas dengan penyakit. Metode
yang digunakan melalui proses pencarian sumber review artikel dengan cara penelusuran jurnal penelitian
dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan studi farmakovigilans dalam farmakoepidemiologi.

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 199


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Data yang dihasilkan dari sepuluh jurnal penelitian yang berkaitan dengan studi farmakovigilans menghasilkan
hasil analisis ADRs yang berbeda. Banyak ditemukan kejadian ADRs yang dipengaruhi oleh obat atau dari
faktor lainnya. Kejadian ADRs dapat terjadi akibat terapi yang dilakukan pasien terhadap penyakit yang di
derita dan menghasilkan keluhan atau efek yang berbeda pada setiap pasien. Studi literatur yang telah
dilakukan menghasilkan data yang berkaitan dengan studi farmakovigilans terhadap kejadian ADRs seperti
faktor kejadian dan metode yang digunakan. Kejadian ADRs dapat dikurangi dengan melakukan upaya
penerapan farmakovigilans dan memperhatikan faktor yang menyebabkan terjadinya ADRs.

Kata kunci: Farmakovigilans, Adverse Drug Reactions, Efek samping.

PENDAHULUAN Adverse Drug Reactions (ADRs) adalah


respon yang tidak diinginkan dari suatu obat yang
Farmakoepidemiologi merupakan ilmu yang
terjadi pada dosis terapi penyakit. (BPOM, 2019).
mempelajari tentang penggunaan obat dan efek
Banyaknya reaksi efek samping yang terjadi akibat
obat dalam populasi yang besar dengan tujuan
penggunaan obat yang tidak tepat menjadi alasan
untuk membandingkan ruang lingkup dengan
diperlukannya pemantauan terhadap efek samping
bidang klinik, komunitas dan farmasi sosial serta
obat yang terjadi kepada seseorang yang sedang
memperkirakan kemungkinan terjadinya efek yang
menjalankan pengobatan. Kejadian ADRs dapat
menguntungkan atau memungkinkan kejadian
didentifikasi dengan melakukan pemantauan efek
besarnya efek samping pada populasi tersebut
samping yang terjadi pada pasien menggunakan
(Setianto & Wardani, 2021). Masyarakat perlu untuk
alogaritma naranjo. Alogaritma naranjo adalah
mengetahui dan mengukur risiko terkait dengan
salah satu metode yang menggunakan skala untuk
obat-obatan yang digunakan sehingga masyarakat
pengkajian efek samping yang telah resmi
dapat meminimalisir kerugian yang terjadi dan
digunakan di Indonesia. Sistem pengumpulan data
menemukan masalah jika terjadi kesalahan
menggunakan alogaritma naranjo yaitu melalui
pengobatan atau mendapatkan obat dengan
pertanyaan dan jawaban yang berbentuk kuisioner.
kualitas yang buruk.
Rancangan kuisioner Naranjo bertujuan untuk
Pharmacovigilance atau farmakovigilans
menentukan sebab dari efek samping yang timbul
termasuk ke dalam bidang farmakoepidemiologi
dari penggunaan obat atau dari faktor lainnya (Putra,
yang merupakan kegiatan pengumpulan, deteksi,
2021). Pertanyaan dan jawaban alogaritma naranjo
penilaian, pemahaman dan pencegahan dalam efek
memiliki nilai pada setiap jawaban yang
samping atau masalah terkait obat-obatan yang
menunjukkan besar potensi efek samping pada
digunakan. Kegiatan farmakovigilans berkaitan
terapi yang dilakukan. Analisis menggunakan
dengan pencegahan efek obat yang merugikan
alogaritma naranjo dapat menghasilkan analisis
atau sebagian besar kemungkinan dari adanya
kejadian efek samping secara kuantitatif dan
masalah dalam pengobatan. Tujuan dari
kualitatif (Handayani et al., 2022). Tujuan dari
farmakovigilans yaitu untuk monitoring keamanan
review artikel ini yaitu untuk mengetahui pentingnya
terhadap penggunaan obat sehingga dapat
studi farmakovigilans terhadap kejadian ADRs yang
meminimalkan risiko yang mungkin terjadi akibat
ada pada masyarakat dengan mengidentifikasi
penggunaan obat-obatan (Sholihah & Joko Santoso,
kejadian ADRs yang memiliki kausalitas dengan
2021). Kejadian terhadap efek samping obat yang
penyakit.
tidak diinginkan atau Adverse Drug Reactions
(ADRs) yang sebelumnya tidak terdeteksi ketika
METODE PENELITIAN
evaluasi dan uji klinis, dapat di deteksi melalui
kegiatan farmakovigilans untuk memonitoring efek Proses pencarian sumber review artikel ini
samping yang terjadi (Muthaharah et al., 2017). dilakukan dengan cara penelusuran jurnal
Kualitas hidup pasien dapat dipengaruhi oleh efek penelitian dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan
samping obat yang terjadi. Efek samping obat juga studi farmakovigilans dalam farmakoepidemiologi
dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada melalui database elektronik dari berbagai terbitan
pasien. jurnal nasional dan internasional seperti Google

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 200


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Scholar, Crossref dan PubMed. Sumber data yang HASIL DAN DISKUSI
digunakan terdiri dari 10 jurnal sebagai sumber
Pada literatur banyak ditemukan kejadian
utama, 2 buku dan 3 jurnal sebagai sumber data
ADRs yang dipengaruhi oleh obat atau dari faktor
tambahan yang dipublikasi dari 2017 sampai 2022.
lainnya. Kejadian ADRs dapat terjadi akibat terapi
Pencarian sumber data menggunakan kata
yang dilakukan pasien terhadap penyakit yang di
kunci Farmakovigilans; Studi Farmakovigilans;
derita dan juga menghasilkan keluhan atau efek
pharmacovigilance; Adverse Drug Reactions
yang berbeda pada setiap pasien. Data dari studi
(ADRs), selanjutnya pencarian menggunakan cara
literatur yang telah dilakukan terhadap studi
manual sesuai dengan pustaka yang relevan.
farmakovigilans dan kejadiannya tehadap efek
Pustaka yang diperoleh diseleksi sesuai dengan
samping obat yaitu sebagai berikut.
kriteria yang ditentukan yaitu jurnal yang diterbitkan
selama 5 tahun terakhir yang memuat informasi
tentang studi farmakovigilans, efek samping obat,
dan kejadian Adverse Drug Reactions (ADRs).

Tabel 1 Studi Farmakovigilans Terhadap Kejadian Efek Samping Obat.

No. Penulis Metode Hasil Penelitian


1. Yuwindry, (2020) Intervensi kepada Pengabdian kepada masyarakat terkait
masyarakat dan Alogaritma pengukuran pengetahuan masyarakat
Naranjo mengenai efek samping obat sebagai
penerapan farmakovigilans. Adanya
peningkatan pengetahuan masyarakat
tentang kemampuan dalam memantau
efek samping obat secara mandiri
2. Sholihah & Joko Intervensi kepada Pelaksanaan kegiatan penyuluhan
Santoso, (2021) masyarakat dan Alogaritma tentang efek samping obat untuk
Naranjo meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Adanya peningkatan
pengetahuan masyarakat terkait efek
samping obat setelah dilakukan
intervensi.
3. Muthaharah et al., Analisis kausalitas dan Dari 22 pasien yang menjadi subjek
(2017) Alogaritma Naranjo penelitian pada literatur mendapatkan
resep obat herbal. ADR yang terjadi
pada pasien yang mendapat resep obat
herbal di puskesmas X Yogyakarta
masuk ke dalam kategori probable dan
possible berdasarkan analisis
kausalitas yang dilakukan dengan
gejala yang berbeda yang ditimbulkan
akibat konsumsi obat herbal.
4. Pratiwi et al., (2020) Purposive sampling, dan Pemantauan kejadian ADR dilakukan
Alogaritma Naranjo dalam studi farmakovigilans. Dari 36
responden yang memenuhi kriteria,
kejadian ADR terjadi pada 5 responden
dan berdasarkan skor alogaritma
Naranjo, kejadian ADR terjadi pada 8
orang responden yang mengonsumsi
multivitamin dengan kategori yang
berbeda.

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 201


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
5. Kurniawati & Yuwindry, Purposive sampling, Masyarakat dibedakan berdasarkan
(2021) Analisis Kausalitas dan umur, jenis kelamin, status pekerjaan
Alogaritma Naranjo status Pendidikan dan pendapatan. Dari
31 responden berdasarkan analisis
kausalitas pada literatur, terdapat 6
responden yang mengalami kejadian
efek samping setelah penggunaan obat
herbal.
6. Yuwindry et al., (2022) Alogaritma Naranjo Pada literatur menggunakan 30
responden menunjukkan bahwa 6 orang
mengalami efek samping vaksin
Sinovac kategori Doubtful. 12 orang
mengalami efek samping kategori
Possible, 9 orang mengalami efek
samping kategori Probable, dan 1 orang
mengalami efek samping kategori
Defiinite.
7. Ramdaniah et al., Analisis Kausalitas dan Pada literatur, Sebanyak 86 responden
(2022) Alogaritma Naranjo yang memenuhi kriteria dan terdapat 68
pasien yang mengalami ADRs akibat
penggunaan obat antiepilepsi dengan
reaksi efek samping yang berbeda-
beda.
8. Amal et al., (2021) Purposive sampling, Dari 60 pasien terdiagnosis
Analisis Univariat dan Tuberkulosis yang dijadikan subjek
Alogaritma Naranjo penelitian telah menjalani terapi obat
antituberkulosis dengan kombinasi 4
obat anti-TB. Frekuensi efek samping
obat OAT paling sering yaitu nyeri sendi,
kurang nafsu makan, nyeri otot, dan
gangguan gastrointestinal. Analisis
Naranjo menunjukkan bahwa pada
literatur kejadian ADRs yang di rasakan
responden kemungkinan besar karena
ADR dari OAT yang digunakan.
9. Desiani et al., (2020) Analisis Kausalitas dan Pada literatur disebutkan bahwa
Alogaritma Naranjo terdapat 64 pasien dengan penyakit DM
tipe II yang telah memenuhi kriteria
inklusi. Hasil penelitian pada literatur
menggunakan 2 kategori yaitu usia dan
jenis kelamin. Diketahui terdapat 33
pasien yang tidak mengalami efek
samping, 5 pasien tidak mengamati
terjadinya efek samping sementara
sebanyak 26 pasien mengalami ADR
dengan keluhan yang berbeda-beda.
10. Setianingsih et al., Purposive sampling, Hasil penelitian pada literatur terdapat
(2022) Analisis deskriptif 24 pasien penderita MDR-TB dengan
kategori yang beragam. Pasien MDR-
TB yang paling banyak yaitu dengan
kategori berjenis kelamin perempuan,
berumur 26-45 tahun dengan

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 202


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
pensisikan SMA dan riwayat merokok.
Efek samping obat yang paling sering
timbul pada pasien dengan terapi MDR-
TB yaitu gangguan gastrointestinal

Berdasarkan literatur pertama, peneliti oleh literatur ketiga. Studi farmakovigilans dapat
melakukan upaya pemberdayaan masyarakat untuk dilakukan menggunakan analisis kausalitas untuk
menerapkan farmakovigilans di masyarakat mengetahui derajat kemungkinan terjadinya efek
menggunakan media berupa video edukasi. samping yang terjadi. Obat-obatan herbal juga tidak
Masyarakat yang menggunakan obat sebagai lepas dari kejadian efek samping. Sebanyak 22
pengobatan atau mengurangi rasa sakit akibat pasien sebagai responden yang mendapat resep
suatu penyakit, juga dapat mengalami resiko efek obat herbal, 3 diantaranya teridentifikasi Adverse
samping obat yang tidak diinginkan. Obat selain Drug Reaction (ADR) dengan gejala yang berbeda.
digunakan untuk mengobati atau mengurangi rasa Sudut pandang ADR tidak hanya dari sudut
sakit, juga memiliki efek samping yang dapat pandang obat tetapi juga sudut pandang dari pasien.
menyebabkan penyakit bahkan kematian (Yuwindry, ADR berdasarkan sudut pandang pasien disebut
2020). Studi farmakovigilans dilakukan untuk dengan Adverse Drug Effect (ADE) (Muthaharah et
meminimalisir kejadian tersebut di masyarakat al., 2017). Efek samping yang terdapat pada
sehingga dilakukan edukasi melalui video dan penelitian literatur sebagian besar terjadi karena
workshop tentang penanganan dan pengukuran efek farmakologi dari sediaan obat herbal yaitu
efek samping kemudian dilakukan intervensi jamu yang digunakan dan kandungan simplisia
kepada masyarakat. Sebanyak 59 responden yang yang terkandung dalam sediaan. Faktor lainnya
telah memenuhi kriteria dilakukan intervensi terkait yang menyebabkan efek samping yaitu interaksi
efek samping obat yang dialami dan intervensi antara obat kimia dengan obat herbal pada pasien
tentang efek samping dengan dampaknya pada yang mengonsumsi dua jenis obat yaitu obat kimia
kualitas hidup masyarakat. Hasil yang ditunjukkan dan obat herbal.
oleh masyarakat yang di intervensi mengalami Pengambilan sampel pada studi
peningkatan, sehingga diketahui bahwa video farmakovigilans dapat menggunakan metode
edukasi dapat digunakan sebagai media penambah purposive sampling seperti yang dilakukan pada
informasi dan pengetahuan masyarakat untuk literatur ke empat. Pengambilan sampel yang
mengurangi dan menangani terjadinya ADRs di menggunakan interval waktu selama 1 bulan dan
masyarakat. pengumpulan data dilakukan menggunakan
Pada literatur kedua dilakukan studi kuisioner. Sebanyak 36 responden terdiri dari anak
farmakovigilans terhadap masyarakat untuk usia 5 sampai 11 tahun yang mengonsumsi
mengatahui tingkat pengetahuan masyarakat multivitamin dilakukan identifikasi menggunakan
terhadap efek samping obat. Perlunya pelaporan kuisioner naranjo. Pada hasil penelitian literatur
dari masyarakat tentang reaksi efek samping yang disebutkan bahwa 8 responden mengalami
terjadi sehingga apoteker maupun tenaga kejadian ADR dari beberapa jenis multivitamin. Efek
kesehatan dapat meminimalisir risiko dengan samping paling banyak yaitu pada responden yang
merubah jenis obat yang digunakan, perubahan mengonsumsi multivitamin yang mengandung
dosis atau mencegah terjadinya kontraindikasi. kurkuminoid. Khasiat dari kurkuminoid sendiri dapat
Intervensi kepada masyarakat dilakukan sebelum mempengaruhi nafsu makan karena dapat
dan sesudah pemaparan materi terkait efek mempercepat pengosongan lambung sehingga
samping obat. Dari hasil penelitian yang dilakukan nafsu makan meningkat. Efek samping yang timbul
oleh literatur, terdapat 20 responden yang diberikan terbanyak juga ditemukan pada produk penambah
intervensi dan penyuluhan terkait efek samping imun. Hal ini terjadi karena penggunaan nya yang
obat dan diketahui mengalami peningkatan tidak sesuai dengan aturan yang tepat yaitu
pengetahuan terkait efek samping obat pada konsumsi multivitamin penambah imun seharusnya
masyarakat (Sholihah & Joko Santoso, 2021). dikonsumsi setelah makan supaya tidak
Analisis kausalitas menggunakan alogaritma menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan.
naranjo merupakan metode analisis yang dilakukan Konsumsi multivitamin penambah imun setelah

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 203


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
makan akan menambah penyerapan multivitamin di efek samping pemberian vaksin sinovac (Yuwindry
dalam tubuh secara maksimal (Pratiwi et al., 2020). et al., 2022).
Sebagian besar efek samping yang terjadi pada Berdasarkan literatur ke tujuh, penelitian
penelitian literatur karena cara pakai yang berlebih yang dilakukan secara kuantitatif dengan metode
atau tidak sesuai dengan aturan pakai sehingga penelitian secara prospective. Pengumpulan data
perlu diperhatikan cara penggunaan multivitamin yang digunakan yaitu menggunakan alogaritma
agar tidak menimbulkan ADR. Pada jurnal ke lima naranjo. Sebanyak 86 pasien epilepsi anak yang
menggunakan metode pengambilan sampel secara memenuhi kriteria inklusi menggunakan terapi obat
purposive sampling dan analisis kausalitas anti-epilepsi. ADRs dialami oleh 68 pasien dan
menggunakan alogaritma naranjo. Penelitian pada sebanyak 18 pasien tidak mengalami ADRs. Gejala
literatur menggunakan responden sebanyak 31 ADRs yang umumnya muncul pada pasien dengan
responden masyarakat yang menggunakan obat terapi obat antiepilepsi monoterapi yaitu gangguan
herbal dan memenuhi kriteria inklusi. Responden gastrointestinal (Ramdaniah et al., 2022). Kejadian
dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan ADRs yang muncul pada pasien epilepsi
umur, jenis kelamin, status pekerjaan, status mengalami gejala yang berbeda tergantung reaksi
pendidikan dan status pendapatan. Masyarakat dari setiap individu terhadap terapi obat anti epilepsi.
juga dikelompokkan berdasarkan penggunaan obat Pada literatur ke delapan menggunakan 60
herbal dan menghasilkan masyarakat yang orang pasien tuberkulosis (TB) sebagai responden.
menggunakan obat herbal dari toko obat tradisional Pasien TB melakukan terapi kombinasi Obat anti
dengan jenis obat herbal yang diseduh. Analisis tuberkulosis (OAT) secara rutin dan di wawancara
naranjo yang dilakukan oleh literatur menghasilkan setiap akhir minggu. Responden dibagi menjadi
sebanyak 6 responden melaporkan adanya beberapa kategori berdasarkan karakteristik sosio-
kejadian efek samping dan memiliki kategori demografi. Diketahui faktor risiko utama penyakit
possible yang artinya kejadian efek samping TB adalah perilaku merokok yang dapat
mungkin terjadi (Kurniawati & Yuwindry, 2021). mengurangi hasil terapi penyakit tuberkulosis. Hasil
Sebagian besar efek samping yang terjadi akibat penelitian pada literatur menyebutkan bahwa
adanya alergi yang timbul akibat penggunaan suatu kejadian efek samping OAT yang paling umum
produk, penggunaan dengan dosis yang lebih besar terjadi pada pasien yang menjalani terapi OAT yaitu
atau konsumsi yang berlebih. Konsumsi obat herbal nyeri sendi, kurang nafsu makan, dan nyeri otot.
yang tidak sesuai dengan aturan penggunaan dapat Efek samping utama yang sering timbul yaitu
menimbulkan reaksi efek samping pada tubuh gangguan pencernaan dan nyeri sendi (Amal et al.,
sehingga perlu dilakukan pemantauan terhadap 2021). Pada literatur mengatakan bahwa analisis
penggunaannya. menggunakan alogaritma naranjo menunjukkan
Penelitian yang dilakukan oleh jurnal ke skor 5-8 yang termasuk ke dalam kategori probable
enam menggunakan responden yaitu remaja yaitu kemungkinan besar ADR terjadi dari terapi
perempuan untuk mengetahui efek samping dari OAT yang responden gunakan.
vaksin sinovac terhadap siklus menstruasi yang Farmakovigilans bertujuan untuk meningkat-
dialami. Alogaritma naranjo digunakan dalam kan keselamatan pasien dari pengobatan yang
penelitian literatur untuk menilai kejadian ADR pada didapatkan dan dari kemungkinan kejadian ADR
setiap responden. Terdapat 30 responden yang sifatnya individual (Desiani et al., 2020).
perempuan dan 6 orang diantara nya mengalami Literatur ke sembilan membahas tentang
efek samping yaitu siklus menstruasi yang farmakovigilans obat antidiabetes oral pada pasien
terlambat. Ke enam orang tersebut termasuk ke diabetes melitus tipe 2. Penelitian yang dilakukan
dalam kategori doubtful menurut analisis alogaritma oleh literatur menggunakan sampel sebanyak 64
naranjo yang artinya efek samping akibat vaksin sampel yang mengalami diabetes melitus (DM) tipe
sinovac diragukan dapat terjadi. Sebanyak 12 orang 2. Berdasarkan literatur, pasien yang berjenis
mengalami efek samping dengan kategori possible kelamin peremuan lebih banyak menderita DM
yang berarti mungkin terjadi. Kejadian efek samping dibandingkan dengan laki-laki karena adanya
dengan kategori probable sebanyak 9 orang yang perbedaan aktivitas dan pola atau gaya hidup yang
berarti kemungkinan besar efek samping terjadi dan bereda sehingga mempengaruhi kejadian penyakit.
sebanyak 1 orang di kategorikan sebagai definite Adanya peningkatan lemak pada perempuan yang
yaitu siklus menstruasi yang terlambat merupaka lebih tinggi dari laki-laki juga menjadi faktor risiko

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 204


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
terjadinya DM. Sebanyak 64 pasien responden, dengan obat konvensional, cara konsumsi kurang
terdapat 33 pasien yang tidak mengalami efek tepat. Adanya keluhan ADRs yang berat dapat
samping terapi obat anti diabetes. Dari 5 pasien menyebabkan pasien berhenti melakukan
responden tidak mengetahui karena tidak pengobatan yang dijalani nya. Kondisi ini
mengamati terjadinya efek samping dan sebanyak berbahaya untuk pasien dengan pengobatan yang
26 pasien yang mengalami ADR dengan keluhan konstan seperti Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) pada
yang berbeda. Kejadian ADR dalam kasus pasien Tuberkulosis (Rosyid et al., 2019).
pengobatan anti diabetes paling banyak termasuk
ke dalam kategori possible atau mungkin terjadi. KESIMPULAN
Efek obat yang timbul pada setiap individu berbeda
Studi farmakovigilans terhadap kejadian
karena beberapa faktor seperti obat yang
ADRs dapat dilakukan menggunakan metode
dikonsumsi, penyakit penyerta, dan faktor genetik.
analisis kausalitas, pengumpulan data
ADR dapat dipengaruhi oleh faktor usia karena
menggunakan alogaritma naranjo, dan
adanya perubahan farmakokinetika dalam tubuh
pengumpulan sampel menggunakan purposive
yang menyebabkan fungsi organ tubuh penderita
sampling. ADRs dapat di minimalisir dengan
(Desiani et al., 2020).
melakukan upaya penerapan kepada masyarakat
Literatur selanjutnya yaitu studi
terkait pengetahuan dan informasi dengan melalui
farmakovigilans yang dilakukan pada pasien
penyuluhan, video edukasi dan workshop. Keluhan
dengan pengobatan MDR-TB. Multi-drug-resistant
maupun gelaja efek samping kejadian ADRs
tuberculosis (MDR-TB) adalah kondisi dimana
berbeda pada setiap individu karena reaksi yang
pasien TB telah mengalami resistensi terhadap obat
timbul berbeda dari masing-masing individu.
antibiotik pengobatan TB seperti isoniazid atau
Kejadian ADRs pada pasien tidak hanya
rifampicin. Penelitian pada literatur dilakukan
disebabkan oleh obat-obatan tetapi juga terdapat
terhadap 24 responden penderita MDR-TB dengan
faktor yang dapat memengaruhi terjadinya ADRs
berbagai kategori. Kejadian efek samping paling
pada pasien diantaranya efek farmakologi obat
banyak dialami pada pasien MDR-TB yaitu mual
terhadap setiap individu, adanya interaksi obat dan
dan muntah. Sebanyak 98% dari total pasien
penggunaan obat yang tidak sesuai aturan.
mengalami efek samping mual dan muntah saat
awal dilakukannya pengobatan dan 2% mengalami
REFERENSI
efek samping setelah 6 bulan pengobatan
(Setianingsih et al., 2022). Amal, S., Hidayah, H., Cahyadi Fakultas Farmasi,
Berdasarkan studi literatur yang telah A., Buana Perjuangan Karawang, U., & Barat,
dilakukan maka diperlukan upaya penerapan studi J. (2021). Studi Farmakovigilans Terhadap
farmakovigilans kepada masyarakat untuk Adrs Obat Antituberkulosis Pada Pasien Tb
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Paru Di Rumah Sakit “X” Karawang. In
efek samping obat dan mencegah terjadinya ADRs. Pharma Xplore (Vol. 6, Issue 1).
Upaya penerapan untuk meningkatkan BPOM. (2019). Farmakovigilans (Keamanan Obat)
pengetahuan dan menerapkan farmakovigilans di (D. Andayani, M. D. Agustin, & R. D. Handari,
masyarakat terhadap risiko efek samping dapat Eds.). Badan POM.
melalui video edukasi, workshop atau penyuluhan Desiani, E., Anindhita, M. A., & Effendi, M. R. (2020).
(Yuwindry, 2020). Evaluasi Farmakovigilans Obat Antidiabetes
Studi farmakovigilans umumnya Oral Pada Pasien Rawat Jalan Diabetes
menggunakan metode alogaritma naranjo sebagai Mellitus Tipe II di RSUD Bendan Kota
parameter pertanyaan untuk memantau kejadian Pekalongan. Cendekia Journal of Pharmacy,
ADRs. Analisis yang digunakan pada studi 4(1), 38–45.
farmakovigilans merupakan analisis dengan Handayani, D., Rahmawati, R., Putri, Y. H.,
metode pengambilan sampel yang berbeda, namun Khodijah, P. S., Kurniati, E., & Aniza, V. (2022).
analisis data dengan penilaian yang sama yaitu Evaluasi Adverse Drug Reaction (ADR)
menggunakan alogaritma Naranjo untuk Antidiabetes Pada Geriatri Berdasarkan
mengetahui kejadian ADRs. Faktor yang dapat Algoritma Naranjo Di Kota Bengkulu
mempengaruhi terjadinya ADRs yaitu tingkat Evaluation Of Antidiabetic Adverse Drug
pengetahuan, interaksi obat antara obat herbal Reaction In Geriatrics Based On The Naranjo

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 205


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
Algorithm In Bengkulu City. In Open Journal in Tuberculosic Drug Patients at Islamic
Systems STF Muhammadiyah Cirebon : Sultan Agung Hospital. 16(1), 56–63.
ojs.stfmuhammadiyahcirebon.ac.id (Vol. 7, http://ejurnal.setiabudi.ac.id/ojs/index.php/far
Issue 3). masi-indonesia
Kurniawati, D., & Yuwindry, I. (2021). Studi Setianingsih, S. A., Mayefis, D., & Arifin, H. (2022).
Farmakovigilans Obat Herbal Di Kota Studi Farmakovigilans Pengobatan Mdr-Tb
Banjarmasin Dengan Metode Naranjo. Pada Pasien Rawat Jalan Di Rsud Embung
Journal of Pharmaceutical Care and Sciences, Fatimah Kota Batam Tahun 2020. Jurnal
2(1), 23–35. Surya Medika, 8(2), 263–269.
Muthaharah, M., Perwitasari, D. A., & Kertia, N. Setianto, R., & Wardani, T. S. (2021).
(2017). Studi pharmacovigilance obat di Farmakoepidemiologi. Pustaka Baru Press.
puskesmas X Yogyakarta. Pharmaciana, 7(1), Sholihah, I., & Joko Santoso. (2021). Upaya
17. https://doi.org/10.12928/pharmac- Peningkatan Pengetahuan tentang Efek
iana.v7i1.4227 Samping Obat pada Warga Dasa Wisma
Pratiwi, K. N., Yuwindry, I., & Manto, O. A. D. (2020). dalam Upaya Penerapan Farmakovigilans.
Studi Farmakovigilans Efek Samping PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada
Multivitamin Di Masyarakat Palangka Raya. Masyarakat, 1(2), 149–153. https://doi.org-
Studi Farmakovigilans Efek Samping /10.54259/pakmas.v1i2.110
Multivitamin Di Masyarakat Palangka Raya, Yuwindry, I. (2020). Pemberdayaan Masyarakat
1(1), 28–35. Peso (Pintar Efek Samping Obat) Dalam
Putra, O. N. (2021). Survei cross sectional efek Upaya Penerapan Farmakovigilans Di
samping obat antiretroviral (ARV) pada pasien Masyarakat Dengan Menggunakan Media
HIV rawat jalan dengan algoritma Naranjo. Video Edukasi. In Jurnal Pengabdian Farmasi
Jurnal Ilmiah Farmasi (Scientific Journal of Malahayati (Vol. 3, Issue 2).
Pharmacy), 17(1), 45. Yuwindry, I., Rifqi Dharmawan, M., Muna, N., &
Ramdaniah, P., Monika Ningrum, D., Yuliana, D., Nisa Prawiwi, W. (2022). Pengaruh Vaksin
Eka Bimmahariyanto, D. S., Olivia Umboro, R., Sinovac Terhadap Siklus Menstruasi Pada
Studi, P. D., Fakultas Kesehatan Kesehatan Remaja Perempuan Berbasis Studi
Universitas Qamarul Huda Badaruddin, F., Farmakovigilans Di Banjarmasin Selatan.
Tengah, L., & Program Studi, N. S. (2022a). Jurnal Surya Medika, 8(2), 213–217.
Studi Adverse Drug Reactions Penggunaan
Obat Antiepilepsi Monoterapi Pada Anak di
Rumah Sakit-Studi Farmakovigilans. Jurnal
Ilmu Kefarmasian, 3(2).
Ramdaniah, P., Monika Ningrum, D., Yuliana, D.,
Eka Bimmahariyanto, D. S., Olivia Umboro, R.,
Studi, P. D., Fakultas Kesehatan Kesehatan
Universitas Qamarul Huda Badaruddin, F.,
Tengah, L., & Program Studi, N. S. (2022b).
Studi Adverse Drug Reactions Penggunaan
Obat Antiepilepsi Monoterapi Pada Anak di
Rumah Sakit-Studi Farmakovigilans. Jurnal
Ilmu Kefarmasian, 3(2).
Rosyid, A., Bintang Sabiti, F., Firstie Roshani, D., &
Islam Sultan Agung Semarang, U. (2019).
Gambaran Pharmacovigilance dan Hubungan
Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Obat yang
Tidak Diinginkan (ROTD) Pada Pasien
Peresepan Obat Tuberculosis di Rumah Sakit
Islam Sultan Agung Semarang
Pharmacovigilance Overview and Affecting
Factor Relation of Unwanted Drug Reactions

Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.1|JAN-MAR|2023|pp.199-206 206


Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com

You might also like