20 +Ana+Fadhilah
20 +Ana+Fadhilah
20 +Ana+Fadhilah
ABSTRACT
Pharmacoepidemiology studies drug use and drug effects in a large population. Pharmacovigilance or
pharmacotherapy belongs to the field of pharmacoepidemiology, which is the study of collecting, detecting,
assessing, understanding, and preventing side effects or problems related to the drugs used. Adverse Drug
Reactions (ADRs) are unwanted responses from a drug that occurs at therapeutic doses of disease.
Pharmacovigilance studies are conducted to prevent and reduce the incidence of ADRs in the community.
This review article aims to determine the importance of pharmacovigilance studies on the incidence of ADRs
in the community by identifying the incidence of ADRs that have causality with the disease. The method used
is to search for article review sources by searching research journals and scientific articles related to
pharmacovigilance studies in pharmacoepidemiology. Data from ten research journals related to
pharmacovigilance studies yielded different results for analyzing ADRs. Many found that drugs or other factors
influence the incidence of ADRs. ADRs can occur due to the patient's therapy for the disease he is suffering
from and produce different complaints or effects in each patient. The literature study that has been carried out
has created data related to pharmacovigilance studies on the incidence of ADRs, such as the incidence factors
and the methods used. The incidence of ADRs can be reduced by applying pharmacovigilance and paying
attention to the factors that cause ADRs.
ABSTRAK
Farmakoepidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dan efek obat dalam
populasi yang besar. Pharmacovigilance atau farmakovigilans termasuk ke dalam bidang
farmakoepidemiologi yang merupakan kegiatan pengumpulan, deteksi, penilaian, pemahaman dan
pencegahan dalam efek samping atau masalah terkait obat-obatan yang digunakan. Adverse Drug Reactions
(ADRs) adalah respon yang tidak diinginkan dari suatu obat yang terjadi pada dosis terapi penyakit. Studi
farmakovigilans dilakukan untuk mencegah dan mengurangi angka kejadian ADRs di masyarakat. Tujuan dari
review artikel ini yaitu untuk mengetahui pentingnya studi farmakovigilans terhadap kejadian ADRs yang ada
pada masyarakat dengan mengidentifikasi kejadian ADRs yang memiliki kausalitas dengan penyakit. Metode
yang digunakan melalui proses pencarian sumber review artikel dengan cara penelusuran jurnal penelitian
dan artikel ilmiah yang berkaitan dengan studi farmakovigilans dalam farmakoepidemiologi.
Berdasarkan literatur pertama, peneliti oleh literatur ketiga. Studi farmakovigilans dapat
melakukan upaya pemberdayaan masyarakat untuk dilakukan menggunakan analisis kausalitas untuk
menerapkan farmakovigilans di masyarakat mengetahui derajat kemungkinan terjadinya efek
menggunakan media berupa video edukasi. samping yang terjadi. Obat-obatan herbal juga tidak
Masyarakat yang menggunakan obat sebagai lepas dari kejadian efek samping. Sebanyak 22
pengobatan atau mengurangi rasa sakit akibat pasien sebagai responden yang mendapat resep
suatu penyakit, juga dapat mengalami resiko efek obat herbal, 3 diantaranya teridentifikasi Adverse
samping obat yang tidak diinginkan. Obat selain Drug Reaction (ADR) dengan gejala yang berbeda.
digunakan untuk mengobati atau mengurangi rasa Sudut pandang ADR tidak hanya dari sudut
sakit, juga memiliki efek samping yang dapat pandang obat tetapi juga sudut pandang dari pasien.
menyebabkan penyakit bahkan kematian (Yuwindry, ADR berdasarkan sudut pandang pasien disebut
2020). Studi farmakovigilans dilakukan untuk dengan Adverse Drug Effect (ADE) (Muthaharah et
meminimalisir kejadian tersebut di masyarakat al., 2017). Efek samping yang terdapat pada
sehingga dilakukan edukasi melalui video dan penelitian literatur sebagian besar terjadi karena
workshop tentang penanganan dan pengukuran efek farmakologi dari sediaan obat herbal yaitu
efek samping kemudian dilakukan intervensi jamu yang digunakan dan kandungan simplisia
kepada masyarakat. Sebanyak 59 responden yang yang terkandung dalam sediaan. Faktor lainnya
telah memenuhi kriteria dilakukan intervensi terkait yang menyebabkan efek samping yaitu interaksi
efek samping obat yang dialami dan intervensi antara obat kimia dengan obat herbal pada pasien
tentang efek samping dengan dampaknya pada yang mengonsumsi dua jenis obat yaitu obat kimia
kualitas hidup masyarakat. Hasil yang ditunjukkan dan obat herbal.
oleh masyarakat yang di intervensi mengalami Pengambilan sampel pada studi
peningkatan, sehingga diketahui bahwa video farmakovigilans dapat menggunakan metode
edukasi dapat digunakan sebagai media penambah purposive sampling seperti yang dilakukan pada
informasi dan pengetahuan masyarakat untuk literatur ke empat. Pengambilan sampel yang
mengurangi dan menangani terjadinya ADRs di menggunakan interval waktu selama 1 bulan dan
masyarakat. pengumpulan data dilakukan menggunakan
Pada literatur kedua dilakukan studi kuisioner. Sebanyak 36 responden terdiri dari anak
farmakovigilans terhadap masyarakat untuk usia 5 sampai 11 tahun yang mengonsumsi
mengatahui tingkat pengetahuan masyarakat multivitamin dilakukan identifikasi menggunakan
terhadap efek samping obat. Perlunya pelaporan kuisioner naranjo. Pada hasil penelitian literatur
dari masyarakat tentang reaksi efek samping yang disebutkan bahwa 8 responden mengalami
terjadi sehingga apoteker maupun tenaga kejadian ADR dari beberapa jenis multivitamin. Efek
kesehatan dapat meminimalisir risiko dengan samping paling banyak yaitu pada responden yang
merubah jenis obat yang digunakan, perubahan mengonsumsi multivitamin yang mengandung
dosis atau mencegah terjadinya kontraindikasi. kurkuminoid. Khasiat dari kurkuminoid sendiri dapat
Intervensi kepada masyarakat dilakukan sebelum mempengaruhi nafsu makan karena dapat
dan sesudah pemaparan materi terkait efek mempercepat pengosongan lambung sehingga
samping obat. Dari hasil penelitian yang dilakukan nafsu makan meningkat. Efek samping yang timbul
oleh literatur, terdapat 20 responden yang diberikan terbanyak juga ditemukan pada produk penambah
intervensi dan penyuluhan terkait efek samping imun. Hal ini terjadi karena penggunaan nya yang
obat dan diketahui mengalami peningkatan tidak sesuai dengan aturan yang tepat yaitu
pengetahuan terkait efek samping obat pada konsumsi multivitamin penambah imun seharusnya
masyarakat (Sholihah & Joko Santoso, 2021). dikonsumsi setelah makan supaya tidak
Analisis kausalitas menggunakan alogaritma menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan.
naranjo merupakan metode analisis yang dilakukan Konsumsi multivitamin penambah imun setelah