Hal 290-295
Hal 290-295
Hal 290-295
Abstract
Thematic learning in elementary schools has several special characteristics that distinguish
it from other learning approaches. Children of school age / 6-12 years are called school age,
because children have finished kindergarten as a real preparatory institution. It is called the
ripe period for learning, because the child has tried to achieve something, but the activity of
playing development is only aimed at getting pleasure when doing the activity itself. It is
called a mature period for school, because children already want new abilities, which can
be provided by schools (Nasution Noehi, 1993: 44).
According to Banett, et al., the characteristics of elementary school age children are as
follows. (1) They are naturally curious and interested in the world around them. (2) Enjoys
playing and prefers to have fun. (3) Likes to organize himself to handle things, explore a
situation and try new ventures. (4) usually thrilled and driven to excel because they do not
like to experience dissatisfaction and reject failures. (5) Learn effectively when satisfied with
the situation that occurs. (6) Learning by working, observing, taking initiative and teaching
other children (Mulyani Sumantri & Nana Syaodih, 2000: 12).
ABSTRAK
Pembelajaran tematik di sekolah dasar memiliki beberapa karakteristik khusus yang
membedakannya dengan pendekatan pembelajaran lain. Anak usia sekolah / 6-12 tahun
disebut masa sekolah, karena anak sudah menamatkan taman kanak-kanak sebagai lembaga
persiapan bersekolah yang sebenarnya. Disebut masa matang untuk belajar, Karena anak
sudah berusaha untuk mencapai sesuatu, tetapi, perkembangan aktivitas bermain yang hanya
bertujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitas itu sendiri.
Disebut masa matang untuk sekolah, karena anak sudah menginginkan kecakapan-kecakapan
baru, yang dapat diberikan oleh sekolah (Nasution Noehi, 1993: 44).
Menurut Banett, dkk., karakteristik anak usia SD, antara lain sebagai berikut. (1) Mereka
secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang
mengelilingi diri mereka sendiri. (2) Senang bermain dan lebih suka bergembira. (3) Suka
mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencoba
usaha-usaha baru. (4) biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi
sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan menolak kegagalan-
kegagalan. (5) Belajar secara efektif ketika merasa puas dengan situasi yang terjadi. (6)
Belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif dan mengajar anak-anak lainnya
(Mulyani Sumantri & Nana Syaodih, 2000: 12).
PENDAHULUAN
Karakteristik anak SD terletak pada perkembangan yang bersifat holistik atau
terpadu. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan
emosional. Aspek perkembangan tersebut saling berkaitan dan akan terpadu dengan
pengalaman kehidupan dan lingkungan. Perkembangan anak SD dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu dimensi sosial-emosional dan dimensi perkembanngan bahasa dan kognisi.
Perkembangan fisik anak usia SD memang tidak sepesat pertumbuhan yang terjadi
pada usia lima tahun sebelumnya. Akan tetapi kemampuan anak dalammengendalikan
tubuhnya dan kemampuan duduk serta merta berada dalam suatu periode yang relative lama
merupakan ciri perkembangan fisik anak usia sekolah dasar.
Karakteristik anak SD terletak pada perkembangan yang bersifat holistik atau
terpadu. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan
emosional. Aspek perkembangan tersebut saling berkaitan dan akan terpadu dengan
pengalaman kehidupan dan lingkungan. Perkembangan anak SD dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu dimensi sosial-emosional dan dimensi perkembangan bahasa dan kognisi.
Perkembangan fisik anak usia SD memang tidak sepesat pertumbuhan yang terjadi pada usia
lima tahun sebelumnya. Akan tetapi kemampuan anak dalam mengendalikan tubuhnya dan
kemampuan duduk serta merta berada dalam suatu periode yang relative lama merupakan
ciri perkembangan fisik anak usia sekolah dasar.
Pengenalan dan pemahaman tentang karakteristik siswa menjadi salah satu dasar
yang sangat penting dalam memberikan pembelajaran dengan beragam model yang sesuai
dengan karakteristik siswa tersebut. Oleh karena itu, merupakan hal yang harus diupayakan
oleh guru dalam mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan siswanya.
Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualialitatif deskriptif dengan jenis
penelitian studi kepustakaan. Data didalm studi ini dikumpulkan melalui teknik dokumentasi
dari berbagai sumber penting yang berkaitan dengan tema Penelitian.
PEMBAHASAN
Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema- tema
tertentu, dalam pengertian lain Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada peserta didik.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
Dan dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh,
tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih
luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain, seperti IPS, bahasa, dan seni.
Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum,
menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika
dalam pendidikan. Unit yang tematik adalah epitome dari seluruh bahasa pembelajaran yang
memfasilitasi siswa untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang dimunculkan sendiri
dan memuaskan rasa ingin tahu dengan penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar
mereka.
5. Harapan, mampu memberikan harapan kepada siswa dan mampu membuat siswa
akuntabel
6. Reaksi guru terhadap siswa, mau dan mampu menerima berbagai masukan, risiko,
tantangan dan selalu memberikan dukungan kepada siswa
7. Manajemen, mampu menunjukkan keahlian dalam perencanaan, pengorganisasian, dan
memiliki tenik dalam mengontrol kelas.
Tujuan pembelajaran yang ideal adalah agar peserta didik mampu mewujudkan
perilaku belajar yang efektif diantaranya seperti yang dinyatakan oleh Ian James Mitchell
dalam disertasinya yang diujikan di Monash University, sebagai berikut:
1. Perhatian siswa yang aktif dan terfokus kepada pembelajaran
2. Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar
3. Siswa mampu menjelaskan hasil belajarnya
4. Siswa difasilitasi untuk berani menyatakan kepada guru apa-apa yang belum dipahami
5. Siswa berani menyatakan ketidaksetujuan
6. Siswa dimotivasi untuk berani meminta informasi yang relevan dengan topik bahasan
lebih lanjut (Suyono dan Hariyanto, 2012:210).
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe atau jenis
dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pemgalaman bermakna pada siswa menurut Depdiknas (dalam
Trianto, 2011:147).
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan
antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan
konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini
diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya,
bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana
sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan
untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
Pengenalan dan pemahaman tentang karakteristik siswa menjadi salah satu dasar
yang sangat penting dalam memberikan pembelajaran dengan beragam model yang sesuai
dengan karakteristik siswa tersebut. Oleh karena itu, merupakan hal yang harus diupayakan
oleh guru dalam mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan siswanya.
Peserta didik kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) sehingga pembelajarannya masih
bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialaminya. Anak usia sekolah
dasar berada pada tahapan operasi konkret.
Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:
1. Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain
secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak,
2. Mulai berpikir secara operasional,
3. Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,
4. Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah
sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan
5. Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.
Karakteristik Pembelajaran Tematik Yang Ideal Pada Sekolah Dasar
PENUTUP
Simpulan
Perkembangan fisik anak usia SD memang tidak sepesat pertumbuhan yang terjadi
pada usia lima tahun sebelumnya. Akan tetapi kemampuan anak dalammengendalikan
tubuhnya dan kemampuan duduk serta merta berada dalam suatu periode yang relative lama
merupakan ciri perkembangan fisik anak usia sekolah dasar.
Karakteristik anak SD terletak pada perkembangan yang bersifat holistik atau
terpadu. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan
emosional. Aspek perkembangan tersebut saling berkaitan dan akan terpadu dengan
pengalaman kehidupan dan lingkungan. Perkembangan anak SD dapat dilihat dari tiga
dimensi, yaitu dimensi sosial-emosional dan dimensi perkembangan bahasa dan kognisi.
Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif
dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Pembelajaran yang ideal hanya mungkin
terjadi jika didukung oleh guru yang ideal.
DAFTAR PUSTAKA
Sun Haji, (2015). Pembelajaran Tematik Yang Ideal Di Sd/Mi. Jurnal. STITNU Al Hikmah
Mojokerto.
BAB I PENDAHULUAN PEMBELAJARAN YANG IDEAL. (2013) “Penerapan
Pembelajaran Tematik Tema Lingkungan Melalui Metode Think Pair Share Untuk
Meningkatkan Kemampuan Diskusi dan Hasil Belajar Matematika dan IPA di Kelas
III SDN Purwantoro 2 Malang”. https://eprints.umm.ac.idpdf
M Muklis, (2012). Pembelajaran Tematik.STAIN Samarinda. journal.