Rini - 2014
Rini - 2014
Rini - 2014
net/publication/283663664
CITATIONS READS
11 6,223
2 authors, including:
Rini Rini
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta
18 PUBLICATIONS 194 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rini Rini on 06 April 2016.
1
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
PENDAHULUAN
Otonomi daerah di Indonesia telah dijalankan sejak adanya Undang-
Undang no. 5 Tahun 1974, yang kemudian disempurnakan dengan adanya
Undang-Undang no. 32 Tahun 2004. Otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Dalam hal ini pemerintah daerah diberikan keleluasaan
untuk mengatur segala urusan dalam daerah tersebut.
Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuanganantara pemerintah pusat dan daerah menyebutkan bahwa
pendelegasiankewenangan yang diserahkan tersebut dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu, mendayagunakan potensi keuangan daerah sendiri dan melalui
mekanisme perimbangan keuangan pusat-daerah dan antar daerah.
Kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri dilakukan dalam
wadah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sumber utamanya adalah pajak
daerah dan retribusi daerah. Sedangkan pelaksanaan perimbangan keuangan
dilakukan melalui dana perimbangan yang terdiri atas dana bagi hasil, dana
alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
Kewenangan untuk memanfaatkan sumber keuangan sendiri ini dapat
memicu penyalahgunaan penggunaan dana yang didapat untuk memperkaya
diri beberapa kepentingan saja. Dalam Purnomo, dkk (2007) pergeseran relasi
kekuasaan ini diduga mendorong terjadinya locus korupsi di tingkat lokal
dimana ‘transaksi’ politik banyak terjadi di gedung dewan. Praktek korupsi di
daerah bahkan sudah dimulai sebelum seseorang duduk dalam jabatan kepala
daerah; untuk bisa mendapat dukungan suara dari anggota DPRD, calon kepala
daerah melakukan suap kepada anggota DPRD –praktek yang lebih dikenal
sebagai ‘money politic’.
Desentralisasi pengelolaan keuangan negara turut menggeser ruang
korupsi ke level daerah. Hasil penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) pada
tahun 2012 menunjukkan jumlah kasus korupsi pada sektor keuangan daerah
cukup tinggi yaitu sektor kedua setelah sektor pendidikan. Hal ini menyebabkan
kekhawatiran yang cukup tinggi bagi masyarakat dan menyebabkan
ketidakpercayaan masyarakat kepada pemerintah. Lembaga yang paling rawan
2
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
3
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
4
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
5
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
6
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
METODE
Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan
eksploratif dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran deskriptif mengenai
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan
keterkaitannya dengan tingkat korupsi di pemerintah daerah Kabupaten di
Indonesia. Alasan peneliti memilih LKPD Kabupaten dalam penelitian ini karena
banyaknya kasus korupsi yang terjadi di lingkungan pemerintah kabupaten.
Dalam penelitian kualitatif ini sampel yang digunakan sebesar 100% dari
populasi agar mencapai keakuratan hasil, serta didukung oleh ketersediaan data
yang didapat oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
populasi yang telah memiliki kriteria tertentu. Adapun kriteria tersebut adalah
LKPD Kabupaten tahun 2011 yang digunakan merupakan LKPD yang telah
diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) dan telah
diberikan opini oleh BPK RI. Serta data korupsi tahun 2011 yang telah
berkekuatan hukum tetap dan bukan dugaan korupsi yang didapat dari KPK RI.
Jenis data yang digunakan peneliti pada penelitian mengenai
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten (LKPD) dan
kaitannya dengan korupsi di Indonesia adalah data sekunder. Data sekunder
adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dan melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) (Indriantoro dan
Supomo, 2002). Dalam penelitian ini data sekunder yang dipilih adalah data
dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, peraturan
dan kebijakan. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2012).
Data yang digunakan merupakan data dari catatan atas laporan
keuangan pemerintah daerah kabupaten tahun 2011. Dari data ini akan dibuat
daftar checklist untuk mengetahui kelengkapan komponen dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan terbaru. Data kedua adalah data kasus korupsi kabupaten tahun
2011. Dari data ini akan dibuat perbandingan antara hasil checklist, opini audit
7
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
8
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
kualitas pengelolaan dan penyajian atas suatu laporan keuangan (Buku II IHPS
Semester I Tahun 2013). Berdasarkan pendapat di atas maka dalam penelitian
ini, perkembangan opini yang diberikan oleh BPK RI digunakan untuk menilai
perkembangan kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah. Dalam
penelitian ini, opini yang digunakan adalah opini yang diberikan oleh BPK RI.
Peneliti ini mencoba memahami bagaimana syarat sebuah Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dapat mendapat opini dari BPK RI karena opini
audit merupakan salah satu dari tolak ukur dari kualitas pelaporan
keuangan.
Pengungkapan laporan keuangan berkaitan erat dengan pemberian opini
oleh BPK RI. Salah satu kriteria pemeriksaan atas laporan keuangan,yang
dilakukan dalam rangka memberikan pendapat/opini atas kewajaran informasi
keuangan,yang disajikan dalam laporan keuangan salah satunya berdasarkan
pada pengungkapan yanglengkap (full disclosure). Oleh karena itu
pengungkapan (disclosure) merupakan hal yang sangat penting dalam
pemeriksaan untuk mengeluarkan opini atas laporan keuangantersebut.
(Hartati, 2011).
PEMBAHASAN
Peningkatan kualitas pelaporan keuangan pemerintah pusat/daerah
ditunjukkan dengan peningkatan opini dari BPK RI (Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat Audited, 2008). Adanya kenaikan persentase opini
WTP,secara umum menggambarkan adanya perbaikan yang dicapai oleh entitas
pemerintahan daerah dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar
sesuai dengan prinsip yang berlaku. Penyajian suatu laporan keuangan yang
wajar merupakan gambaran dan hasil dari pengelolaan keuangan yang lebih
baik. Opini yang diberikan atas suatu laporan keuangan merupakan cermin bagi
kualitas pengelolaan dan penyajian atas suatu laporan keuangan (Buku II IHPS
Semester I Tahun 2013). Setiap tahunnya opini yang diterbitkan oleh BPK RI
atas audit LKPD Kabupaten mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
dilihat dari bertambahnya opini WTP dan berkurangnya opini TW dan TMP
yang dapat dilihat pada tabel 2.
9
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
10
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
pemeriksaan Laporan Keuangannya oleh BPK RI. Skor terendah sebesar 42 poin
yang diterima oleh Kabupaten Tambrauw di Provinsi Papua Barat yang
mendapatkan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP). Rata-rata dari jumlah
skor pengungkapan LKPD Kabupaten seluruh Indonesia adalah 84. Sebanyak
173 Kabupaten di Indonesia tahun 2011 tingkat pengungkapan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerahnya masih di bawah rata-rata dan sebanyak 219
LKPD skor tingkat pengungkapannya di atas rata-rata skor tingkat
pengungkapan LKPD Kabupaten seluruh Indonesia.
Hasil dari penilaian pengungkapan laporan keuangan kabupaten tersebut
memperjelas bahwa tingkat pengungkapan laporan keuangan itu tidak
mempengaruhi opini yang diberikan oleh BPK RI. Opini WTP merupakan opini
terbaik tidak hanya dihasilkan oleh kabupaten yang memiliki nilai tingkat
pengungkapan laporan keuangan yang tinggi, bahkan nilai LKPD yang mendapat
opini WTP ada yang lebih rendah daripada LKPD yang mendapat opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) atau TMP seperti Kabupaten Nagan Raya yang
memiliki tingkat pengungkapan sebesar 72 dan mendapat opini WTP nilainya
jauh di bawah Kabupaten Asahan yang mendapat nilai 90 dan memiliki opini
WDP. Kabupaten Batubara memiliki skor 72 yang sama dengan Kabupaten
Nagan Raya, namun Batubara mendapat opini TMP. Terdapat banyak keadaan
tersebut di dalam penelitian ini yang dapat menunjukkan bahwa tingkat
pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten tidak
memiliki keterkaitan dengan opini yang BPK RI berikan.
Ditinjau dari nilai yang didapat, cukup jauh jarak skor pengungkapan
penuh dan rata-rata skor tingkat pengungkapan Kabupaten di Indonesia. Hal ini
tidak sejalan dengan tingkat kenaikan opini. Opini yang didapat di tahun 2011
lebih baik atau mengalami peningkatan dibandingkan dengan opini tahun-tahun
sebelum.
Dalam glosarium Transparency International Indonesia, korupsi
merupakan penyalahgunaan wewenang untuk kepentingan pribadi.
Bentuk/jenis tindak pidana korupsi adalah kerugian keuangan negara, suap
menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan
kepentingan dalam pengadaan dan gratifikasi (KPK, 2006). Perkembangan
11
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
12
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
13
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
14
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
15
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
16
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
(LKPD) disusun berdasarkan laporan keuangan yang dibuat oleh seluruh SKPD
(Satuan KerjaPerangkat Daerah).
Mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (PPKD), laporan
keuangan SKPD yang telah disusun oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) selanjutnya disampaikan
kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai dasar
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Laporan keuangan
SKPD disampaikan kepada kepala daerah melalui PPKD paling lambat
dua bulan setelah akhir tahun anggaran/periode akuntansi berakhir.
SIMPULAN
Perkembangan kualitas pelaporan keuangan pemerintah daerah
Kabupaten ditinjau dari pengungkapannya semakin baik dari tahun ke
tahun yang dapat dinilai dari berkurangnya opini Tidak Memberikan
Pendapat dan Tidak Wajar. Perkembangan kualitas ini juga didukung oleh
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 yang memperbaharui
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 untuk menyajikan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah dengan basis akrual, namun pada
penelitian ini seluruh Laporan Keuangan Pemerintah Daerah belum
melakukan peraturan terbaru karena masih ada penyesuaian hingga
tahun 2014.
Pada penelitian ini diketahui bahwa tidak terdapat kaitan antara
tingkat pengungkapan LKPD Kabupaten dengan opini yang diberikan oleh
BPK RI. Hal ini disebabkan oleh pada tingkat pengungkapan LKPD tidak
mencakup pertanggungjawaban dari angka pada LKPD tersebut, sehingga
belum tentu LKPD yang memiliki tingkat pengungkapan yang baik akan
mendapat opini yang baik juga. Hal ini dibuktikan dengan data yang telah
diteliti.
Perkembangan korupsi pada pemerintahan daerah Kabupaten di
Indonesia masih sangat banyak pada tahun 2011 terbukti dengan
meningkatnya kasus korupsi di Pemkab/Pemkot dan Bupati/walikota yang
melakukan TPK dibandingkan dengan tahun 2010. Dalam data yang
17
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
Arens, A.A. et.al. 2010. Auditing and Assurance Services An Integrated Approach,
13th edition. New Jersey: Pearson Education Inc.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2007. Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara. Jakarta: BPK RI.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2013. Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan BPK RI Semester II Tahun 2012. Jakarta: BPK RI.
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. 2013. Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan BPK RI Semester I Tahun 2013. Jakarta: BPK RI.
Boynton, W.C. et.al. 2006. Modern Auditing, Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.
18
Jurnal Etikonomi Vol. 13 No. 1 April 2014
Gerring, J. & S. Thacker. 2004. Political Institutions and Corruption: The Role of
Unitarism and Parliamentarism. Cambridge: Cambridge University
Press.
Halim, A. 2001. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta:
Salemba Empat.
Hartati, Y. 2011. Analisis Pengungkapan Laporan Keuangan Opini Wajar Tanpa
Pengecualian (Study Kabupaten Padang Pariaman & Kota Pariaman).
Jurnal Universitas Andalas.
Liestiani, A. 2008. Pengungkapan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
kabupaten/ Kota di Indonesia. (Skripsi Tidak Dipublikasikan). Depok:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Majalah Akuntan Indonesia Edisi Mei 2013.
Majalah Akuntan Indonesia Edisi Oktober 2013
Indriantoro, N & B. Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi
& Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Nuraeni. 2012. Pengaruh Karakteristik Pemerintah Daerah terhadap Kualitas
Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. (Skripsi Tidak
Dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Puspasari, N & E. Suwardi. 2012. Pengaruh Moralitas Individu dan Pengerndalian
Internal Terhadap Kencederungan Kecurangan Akuntansi: Studi
Eksperimen Pada Konteks Pemerintahan Daerah. Simposium Nasional
Akuntansi.
Purnomo, R. & Damayanti. 2007. Memerangi Korupsi DPRD: Studi Kasus
Penanganan Korupsi Pemerintahan Daerah. Penelitian Bank
Dunia.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Santoso, P. 2010. Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Terhadap
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah Fraud. Jurnal
Universitas Parahyangan.
Soekrisno, A. 2004. Auditing. Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
19
OPINI AUDIT DAN PENGUNGKAPAN ATAS LAPORAN KEUANGAN...
20