0% found this document useful (0 votes)
30 views16 pages

5360 18550 1 PB

This document discusses a study that aimed to determine the factors that cause hypertension in the Medan Tenggara sub-district in 2021. The study used a quantitative cross-sectional design with 98 family samples. Data was collected through medical records from 2020-2021 and questionnaires distributed to residents. The factors found to cause hypertension were tobacco use, fruit and vegetable consumption, risky foods, processed flour foods, and history of other diseases. The highest affected age group was 41-50 years old. Risk behaviors included tobacco use, consumption of salty, sweet, fatty, preserved and seasoned foods, and instant noodles.

Uploaded by

Arifin Iping
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
30 views16 pages

5360 18550 1 PB

This document discusses a study that aimed to determine the factors that cause hypertension in the Medan Tenggara sub-district in 2021. The study used a quantitative cross-sectional design with 98 family samples. Data was collected through medical records from 2020-2021 and questionnaires distributed to residents. The factors found to cause hypertension were tobacco use, fruit and vegetable consumption, risky foods, processed flour foods, and history of other diseases. The highest affected age group was 41-50 years old. Risk behaviors included tobacco use, consumption of salty, sweet, fatty, preserved and seasoned foods, and instant noodles.

Uploaded by

Arifin Iping
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

p-ISSN: 2598-1218 Volume 5 Nomor 2 Tahun 2022

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v5i2.649-664


FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN HIPERTENSI
DI KELURAHAN MEDAN TENGGARA
Delfriana Ayu, Addina Fitri Sinaga, Nabila Syahlan, Siti Maharani Siregar,
Shakila Sofi, Rahmad Siddiq Zega, Adellia Rusdi, Annisa, Tengku Anisa Dila

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara


rahmadsiddiq8@gmail.com

Abstract

Lately, hypertension is still the biggest challenge in Indonesia. How not, hypertension is a condition that
is often found in primary health care. This is a health problem with a high prevalence of 25.8%. This
study aims to determine the factors that cause hypertension in the kelurahan of Medan Tenggara in 2021.
This research method uses quantitative research methods, with a cross sectional study approach. Samples
were taken for respondent data using the Slovin formula (1960), and the number of samples obtained was
98 families (family cards). The process of collecting data by looking at medical records recorded in 2020
and 2021 and conducting field observations to 11 neighborhoods in the Southeast Medan village by
distributing questionnaires to the public. In conclusion, the factors that cause hypertension in the Medan
Tenggara sub-district are tobacco use behavior (smoking), fruit and vegetable consumption behavior,
risky foods, flour processed foods and a history of other diseases. Based on the results of the data from
the research conducted, it can be concluded that the majority of the highest age affected by hypertension
are from the 41-50 year age category occupying the highest number in the Southeast Medan sub-district,
namely 28 respondents (28.5%), with the distribution of tobacco use (smoking) ) (23.5%), with the
distribution of consuming salty foods (34.7%), sweet foods (67.3%), fatty (39.8%), preservatives (17.3%)
and seasonings. (49.0%) and consume instant noodles (29.6%).

Keywords: Hypertension, Risk factors, Health.

Abstrak

Belakangan ini, hipertensi masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Bagaimana tidak, hipertensi
merupakan kondisi yang sering didapatkan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu
merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi di wilayah kelurahan
Medan Tenggara pada tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian Kuantitatif,
dengan pendekatan cross sectional study. Sampel yang diambil untuk data responden dengan
menggunakan Rumus Slovin (1960), dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 98 KK (Kartu keluarga).
Proses pengumpulan data dengan melihat Rekam medik yang tercatat pada tahun 2020 dan 2021 dan
dilakukan observasi lapangan ke 11 lingkungan yang ada di kelurahan Medan Tenggara dengan
penyebaran kuesioner kepada masyarakat. Kesimpulannya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
hipertensi di kelurahan Medan Tenggara yaitu perilaku penggunaan tembakau (merokok), perilaku
mengkonsumsi buah dan sayur, makanan berisiko, makanan olahan tepung dan adanya riwayat penyakit
lainnya. Berdasarkan hasil data dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan, mayoritas usia yang
paling tinggi terkena hipertensi ialah dari kategori Usia 41-50 tahun menduduki angka tertinggi di
wilayah kelurahan Medan Tenggara yaitu sebanyak 28 responden (28,5 %), dengan distribusi penggunaan
tembakau (merokok) (23,5%), dengan distribusi mengonsumsi makanan yang asin sebanyak (34,7%),
makanan yang manis (67,3%), berlemak (39,8%), berpengawet (17,3%) dan bumbu penyedap (49,0%)
serta mengonsumsi mie instan (29,6%).

Kata kunci: Hipertensi, Faktor resiko, Kesehatan.

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│649


MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

PENDAHULUAN dengan beberapa kekhasan klinis,


seperti riwayat hipertensi, obesitas dan
Hipertensi adalah kelainan faktor-faktor lain yang menyertainya,
sistem sirkulasi darah yang seperti diabetes, hipertrofi ventrikel kiri,
mengakibatkan peningkatan tekanan albuminuria dan disfungsi ginjal.
darah diatas nilai normal atau tekanan Adapun pola hidup sehat yang
darah ≥140/90 mmHg (Kemenkes RI, disarankan di antaranya penurunan berat
2014). Hipertensi badan, mengurangi asupan garam,
atau yang biasa disebut tekanan olahraga, mengurangi konsumsi
darah tinggi merupakan peningkatan alkohol, dan berhenti merokok. (Dipiro
tekanan darah sistolik di atas batas et al. 2011 dalam Soenarta et al. 2015).
normal yaitu lebih dari 140 mmHg dan Kejadian hipertensi termasuk
tekanan darah diastolik lebih dari 90 masalah kesehatan yang umum dihidap
mmHg (WHO, 2013 dalam Ferri, oleh masyarakat indonesia dan salah
2017). Belakangan ini, hipertensi masih satu penyakit tidak menular penyebab
menjadi tantangan terbesar di Indonesia. kematian nomor satu di dunia setiap
Bagaimana tidak, hipertensi merupakan tahunnya. Seringkali peningkatan
kondisi yang sering didapatkan pada tekanan darah ini tidak menunjukkan
pelayanan kesehatan primer kesehatan. gejala atau dikenal dengan istilah silent
Hal itu dikarenakan masalah kesehatan killer. Namun hipertensi banyak dialami
dengan prevalensi yang tinggi, yaitu pada penduduk usia lanjut tetap saja
sebesar 25,8%. (Riskesdas 2013). remaja dapat mengalami hipertensi.
Beberapa faktor risiko yang Menurut hasil Riskesdas 2018, proporsi
tidak dapat diubah yaitu: Usia, Jenis prevalensi hipertensi berdasarkan
kelamin, Laki-laki mempunyai risiko pengukuran pada kelompok umur 18-24
lebih tinggi mengalami peningkatan tahun mencapai 13,2%. Yang
tekanan darah dibanding perempuan, menunjukkan terjadinya peningkatkan
setelah memasuki menopause, sebanyak 4,5% dibandingkan data
prevalensi hipertensi pada perempuan Riskesdas 2013 (Kemenkes RI, 2019).
naik, setelah usia 65 tahun, akibat faktor Adanya pandemi Covid-19
hormonal pada perempuan kejadian berisiko untuk meningkatkan kejadian
hipertensi lebih tinggi daripada laki- hipertensi pada remaja dimana
laki; Riwayat keluarga. Faktor risiko berpengaruh pada asupan gizi dari
yang dapat diubah yaitu: Merokok; makanan yang dikonsumsi yang
Kurang makan buah dan sayur; menyebabkan obesitas, berkurangnya
Konsumsi garam berlebih; Berat badan aktivitas fisik, dan meningkatnya stress.
berlebih/kegemukan (obesitas); Kurang Akses untuk pelayanan kesehatan pada
aktivitas fisik; Konsumsi alkohol remaja saat ini belum menjadi prioritas.
berlebihan; Dislipidemia; Diet Tinggi Variabel yang berhubungan dengan
Lemak; Stres. kejadian hipertensi pada lansia di adalah
Adapun pengaruh tidak jenis kelamin, pendidikan, riwayat
signifikan antara BMI, tingkat keluarga, obesitas, asupan lemak dan
pendidikan, dan olahraga terhadap aktivitas fisik, dianjurkan kepada lansia
tekanan darah. Akan tetapi, ada agar selalu menjaga kesehatan, pola
pengaruh signifikan antara merokok dan makan dan selalu menjalankan pola
konsumsi makanan yang tinggi garam hidup sehat serta mengendalikan
serta tinggi lemak terhadap tekanan tekanan darah kepada petugas kesehatan
darah. Hipertensi resisten ditandai agar selalu memberikan penyuluhan dan

650
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

arahan terutama mengenai kejadian cara menyebarkan kuesioner dan


hipertensi. (Rizky et al. 2021). melakukan wawancara kepada
Menurut WHO, pada tahun 2015 masyarakat yang berada di Kecamatan
menunjukkan sebanyak 1,13 Miliar Medan Tenggara. Penelitian ini
orang di dunia mengidap penyakit menggunakan instrument berupa
Hipertensi dan di Indonesia sendiri kuesioner, yang bertujuan untuk
sebanyak 63.309.620 orang menderita mendapatkan data karateristik
Hipertensi. Untuk Provinsi Sumatera responden dan untuk mengetahui
Utara sendiri memiliki prevalensi faktor-faktor yang menyebabkan
Hipertensi menurut Riskesdas sebesar terjadinya hipertensi diwilayah
29,19%. Dari data rekam medik Kelurahan Medan Tenggara pada Tahun
Puskesmas Medan Denai pada tahun 2021.
2020 dan 2021, terdapat penyakit
hipertensi menduduki urutan ke 2 dari
10 penyakit terbesar yang ada di
Puskesmas Medan Denai dengan
jumlah 1298 orang dan 576 orang. Hal
ini membuat penulis tertarik untuk
melakukan penelitian di wilayah
kelurahan Medan Tenggara. Tujuan
yang mendasari dilakukannya penelitian
ini yaitu meneliti apa yang menjadi
faktor-faktor penyebab penyakit Gambar 1. Proses pengumpulan data primer
hipertensi cukup tinggi pada masyarakat
yang ada di wilayah kelurahan Medan Pada penelitian ini dalam
Tenggara. Masyarakat yang terkena menghitung banyak sampel yang
penyakit hipertensi, dengan jumlah diambil untuk data responden dengan
yang tinggi menjadikan hipertensi menggunakan Rumus Slovin (1960),
sebagai prioritas masalah dalam dan didapatkan jumlah sampel sebanyak
penelitian ini. 98 KK Responden. Rumus Slovin
adalah salah satu rumus yang biasa
METODE digunakan untuk menghitung
banyaknya populasi objek yang belum
Metode penelitian ini diketahui karakteristiknya secara
menggunakan metode penelitian spesifik. Dengan rumus ini dapat
Kuantitatif, dengan pendekatan cross menghitung banyaknya sampel yang
sectional study. Waktu dan tempat akan di ambil dari populasi tersebut.
penelitian dilaksanakan pada tanggal 06 Maka Rumus Slovin yang digunakan
Oktober 2021 di Kecamatan Medan sebagai berikut :
Tenggara, Kota Sumatera Utara pada
tahun 2021. Sampel pada penelitian ini
adalah masyarakat yang berada di
wilayah Kelurahan Medan Tenggara, Catatan :
Sumatera Utara pada tahun 2021 n = Banyaknya Sampel
sebanyak 98 KK (Kartu keluarga). N = Banyaknya Populasi
Pengumpulan data primer dilakukan e2 = Taraf nyata/batas
dengan observasi langsung ke wilayah kesalahan
kelurahan Medan Tenggara, dengan

651
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

Pada penentuan banyaknya Diagram 2. Data Karakteristik Responden


sampel yang akan di ambil pada saat menurut Jenis Kelamin
observasi, dilakukan penghitungan
sampel dengan rumus slovin, dimana Jenis Kelamin Frekuensi
120
taraf nyata/batas kesalahan yang dapat 100
digunakan sebesar 5 % atau 10 %. 80
Semakin tinggi taraf nyata/batas 60
kesalahan, maka semakin sedikit sampel 40
yang akan diambil. 20
0
HASIL DAN PEMBAHASAN Laki-laki Perempuan TOTAL

1. Hasil Berdasarkan diagram 2, dapat


Penelitian ini dilakukan di dilihat untuk karakteristik responden
Kelurahan Medan Tenggara, Kota berdasarkan Jenis Kelamin, didapat data
Medan. Pengumpulan data ini dimulai jenis kelamin Perempuan memiliki
pada tanggal 6 – 15 Oktober 2021. jumlah terbanyak yaitu 69 responden
Proses pengumpulan data dengan (70,4 %) dibandingkan yang berjenis
melihat Rekam medik “10 Penyakit kelamin Laki-laki jumlahnya lebih
Terbesar di Puskesmas Medan Denai” sedikit yaitu 29 responden (29,5 %).
yang tercatat pada tahun 2020 dan 2021.
Kemudian dilakukan observasi Diagram 3. Data Karakteristik Responden
lapangan ke 11 Lingkungan yang ada di menurut Pendidikan Terakhir
kelurahan Medan Tenggara dengan Pendidikan Terakhir
penyebaran kuesioner kepada Frekuensi
150
masyarakat.
100
Diagram 1. Data Karakteristik Responden 50
menurut Usia
Frekuensi 0
Usia Persen (%)
120
100
80
60
40 Berdasarkan diagram 3, dapat
20
0 dilihat untuk karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir, yang
berpendidikan terakhir SMA memiliki
jumlah terbanyak yaitu 48 responden
(48,9%). Dibandingkan responden yang
berpendidikan terakhir S2 jumlahnya
Berdasarkan diagram 1, dapat
lebih sedikit yaitu 2 responden (2,04%).
dilihat untuk karakteristik responden
berdasarkan Usia, kategori 41-50 tahun
menduduki angka tertinggi di wilayah
kelurahan Medan Tenggara yaitu
sebanyak 28 responden (28,5 %), dan
untuk jumlah kategori 81-90 tahun yaitu
tidak ada responden (0 %).

652
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

Diagram 4. Data Karakteristik Responden (28,5%). Ketentuan UMR di Sumatera


menurut Pekerjaan Utara sebesar Rp. 2.500.000
Frekuensi
Pekerjaan Diagram 6. Penggunaan Tembakau
Persen (%) (Merokok)
120
100
80 Penggunaan Tembakau (Merokok)
60 Frekuensi
40 120 Persen
20 Mean
0 100
Kepala…

TOTAL
IRT
Pengajar
Wiraswasta

Buruh
ART

Advokat

Pensiunan
Mahasisswa
PNS

Tidak bekerja
80

60

40

20
Berdasarkan diagram 4, dapat
0
dilihat untuk karakteristik responden
Ya Tidak Total
berdasarkan pekerjaan, diwilayah
kelurahan Medan Tenggara para istri
mayoritas sebagai IRT (Ibu rumah Berdasarkan diagram 10, faktor
tangga) yaitu sebanyak 43 responden penyebab hipertensi berdasarkan
(43,8%), dan yang berprofesi sebagai penggunaan tembakau (merokok)
wiraswasta memiliki urutan kedua didapatkan bahwa kategori pengguna
terbanyak setelah IRT yaitu sebanyak tembakau (merokok) sebanyak 23
29 responden (29,5%). Untuk jumlah responden (23,5%) dan yang termasuk
terkecil yaitu 1 responden (1,02%) yang kategori tidak pengguna tembakau
bekerja sebagai advokat, buruh dan (tidak merokok) sebanyak 75 responden
mahasiswa. (76,5%). Akan tetapi sebagian besar
kategori tidak pengguna tembakau
Diagram 5. Data Karakteristik Responden adalah perokok pasif karena terkena
menurut Penghasilan paparan dari asap rokok perokok aktif,
Frekuensi dan dapat dilihat dari tabel diatas rata-
Penghasilan Persen (%) rata (mean) penggunaan tembakau
120 (merokok) yaitu 1,77.
100
Tabel 1. Konsumsi Buah dan Sayur
80
60 Konsumsi Buah Frekuensi Persen Mean
40 dan Sayur (%)
20 Sering 52,0
0 Buah 51

1,3
Kadang 47 48,0
– kadang
Berdasarkan diagram 5, dapat
dilihat untuk karakteristik responden Sering 86 87,8
berdasarkan penghasilan, dimana lebih Sayur
banyak yang berpenghasilan dibawah Kadang 12 12,2
UMR yaitu 66 responden (67,3%). – kadang
Sedangkan yang berpenghasilan di atas
UMR hanya berjumlah 28 responden

653
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

Berdasarkan tabel 1, faktor Kadang- 81 82,7


penyebab hipertensi berdasarkan kadang
konsumsi buah didapatkan bahwa
responden yang mengkonsumsi buah Berdasarkan tabel 2, dapat
dalam kategori sering sebanyak 51 dilihat faktor penyebab hipertensi
responden (52,0%) dan yang termasuk berdasarkan konsumsi makanan
dalam kategori kadang-kadang berisiko yaitu : Makanan manis,
sebanyak 47 responden (48,0%). didapatkan bahwa responden yang
Sedangkan responden yang mengkonsumsi makanan manis dalam
mengkonsumsi sayur dalam kategori kategori sering sebanyak 66 responden
sering sebanyak 86 responden (87,8%) (67,3%) dan yang kategori kadang-
dan yang kategori kadang-kadang kadang sebanyak 32 responden
sebanyak 12 responden (12,2%), dan (32,7%). Makanan asin, didapatkan
dapat dilihat dari tabel diatas rata-rata bahwa responden yang mengkonsumsi
(mean) faktor konsumsi buah dan sayur makanan asin dalam kategori sering
yaitu 1,3. sebanyak 34 responden (34,7%) dan
yang termasuk dalam kategori kadang-
Tabel 6. Konsumsi Makanan Beresiko kadang sebanyak 64 responden
Makanan Frekuensi Persen Mean (65,3%). Makanan berlemak,
Berisiko (%) didapatkan bahwa responden yang
Sering 66 67,3 mengkonsumsi makanan berlemak
Makanan dalam kategori sering sebanyak 39
Manis responden (39,8%) dan yang termasuk
Kadang- 32 32, 7
kadang dalam kategori kadang-kadang
Sering 34 34,7 1,67 sebanyak 59 responden (39,8%).
Makanan Makanan dibakar, didapatkan bahwa
Asin Kadang- 64 65,3 responden yang mengkonsumsi
kadang makanan yang dibakar dalam kategori
Makanan Sering 39 39,8 sering sebanyak 16 responden (16,3%)
Berlemak dan yang termasuk dalam kategori
Kadang- 59 60,2
kadang-kadang sebanyak 82 responden
kadang
Makanan Sering 16 16,3 (83,7%). Makanan olahan pengawet,
Dibakar didapatkan bahwa responden yang
Kadang- 82 83,7 mengkonsumsi makanan yang olahan
kadang pengawet dalam kategori sering 17
Makanan Sering 17 17,3 responden (17,3%) dan yang termasuk
Olahan dalam kategori kadang-kadang
Pengawet Kadang- 81 82,7 sebanyak 81 orang (82,7%). Bumbu
kadang
penyedap, didapatkan bahwa responden
Bumbu Sering 48 49,0
Penyedap
yang mengkonsumsi bumbu penyebab
Kadang- 50 51,0
dalam kategori sering sebanyak 48
kadang responden (49,0%) dan yang termasuk
Kopi Sering 20 20,4 dalam kategori kadang-kadang
sebanyak 50 responden (51,0%). Kopi,
Kadang- 78 79,6 didapatkan bahwa responden yang
kadang mengkonsumsi kopi dalam kategori
Minuman Sering 17 17,3 sering sebanyak 20 responden (20,4%)
Berkafein dan yang termasuk dalam kategori

654
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

kadang-kadang sebanyak 78 responden responden yang mengkonsumsi roti


( 79,6%). Minuman berkafein, dalam kategori sering sebanyak 69
didapatkan bahwa responden yang responden (70,4%) dan yang termasuk
mengkonsumsi minuman berkafein dalam kategori kadang-kadang
dalam kategori sering sebanyak 17 sebanyak 29 responden (29,6%).
responden (17,3%) dan yang termasuk Biskuit, didapatkan bahwa responden
dalam kategori kadang-kadang yang mengkonsumsi biskuit dalam
sebanyak 81 responden (82,7%). kategori sering sebanyak 64 responden
Dari hasil data yang didapatkan (65,3%) dan yang termasuk dalam
dan hasil observasi langsung dilapangan kategori kadang-kadang sebanyak 34
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean) responden (34,7%).
responden yang mengkonsumsi Dari hasil data yang didapatkan
makanan berisiko yaitu sebesar 1,67. dan hasil observasi langsung dilapangan
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean)
Tabel 7. Konsumsi Makanan Olahan Tepung responden yang mengkonsumsi
Makanan Olahan Frekuensi Persen Mean makanan olahan tepung yaitu sebesar
Tepung (%)
1,51.

Mie Sering 29 29,6 Tabel 8. Riwayat Penyakit Responden


Instant Kadang- 69 72,4
kadang Riwayat Penyakit Frek Persen Mean
Sering 27 27,6 uensi (%)
Mie
1,51 Diabetes Ya 3 3,1
Basah Kadang- 71 72,4
kadang
Roti Sering 69 70,4 Tidak 95 96,9

Kadang- 29 29,6 Jantung Ya 4 4,1


kadang Koroner 1,98
Biskuit Sering 64 65,3 Tidak 94 95,9

Kadang- 34 34,7 Gagal Ya 1 1,0


kadang Jantung
Tidak 97 99,0
Berdasarkan tabel 3, dapat
dilihat faktor penyebab hipertensi
Ginjal Ya 0 0
berdasarkan konsumsi makanan olahan
tepung yaitu : Mie instan, didapatkan
Tidak 98 100
bahwa responden yang mengkonsumsi
mie instan dalam kategori sering
Stroke Ya 2 2,0
sebanyak 29 responden (29,6%) dan
yang termasuk dalam kategori kadang-
Tidak 96 98,0
kadang sebanyak 69 responden
(72,4%). Mie basah, didapatkan bahwa
responden yang mengkonsumsi mie
basah dalam kategori sering sebanyak Berdasarkan tabel 4, dapat
27 responden (27,6%) dan yang dilihat faktor penyebab hipertensi
termasuk dalam kategori kadang- berdasarkan riwayat penyakit yaitu:
kadang sebanyak 71 responden Diabetes, didapatkan bahwa responden
(72,4%). Roti, didapatkan bahwa yang mempunyai riwayat penyakit

655
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

diabetes berjumlah 3 responden (3,1%) 7 Kelainan Periodental 312


dan yang tidak mempunyai riwayat 8 Kelainan Pulpa 215
penyakit diabetes sebanyak 95 9 Katarak 185
responden (96,9%). Jantung koroner,
10 Diare 122
didapatkan bahwa responden yang
mempunyai riwayat penyakit jantung
koroner sebanyak 4 responden (4,1%) Tabel b. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas
dan yang tidak mempunyai riwayat Medan Denai 2021
penyakit jantung koroner sebanyak 94 NO Nama Penyakit Jumlah
responden (95,9%). Gagal jantung, 1 ISPA 736
didapatkan bahwa responden yang 2 Hipertensi 576
mempunyai riwayat penyakit gagal 3 Infeksi Penyakit Usus 358
Lain
jantung sebanyak 1 responden (1,0%)
4 Penyakit pada Sistem 292
dan yang tidak mempunyai riwayat Otot
penyakit gagal jantung sebanyak 97 5 Penyakit Kulit Alergi 239
responden (99,0%). Ginjal, didapatkan 6 Kelainan Refraksi 206
bahwa tidak ada responden yang 7 Penyakit pada Saluran 183
mempunyai riwayat penyakit ginjal, Pernapasan Atas
dengan jumlah 98 responden (100%). 8 Gingvitis dan Penyakit 152
Stroke, didapatkan bahwa responden Periodental
yang mempunyai riwayat penyakit 9 Katarak 119
stroke sebanyak 2 responden (2,0%) 10 Penyakit Pulpa dan 85
dan yang tidak mempunyai riwayat Jaringan Periapikal
penyakit stroke sebanyak 96 responden
(98,0%). Pada penelitian ini diambil
Dari hasil data yang didapatkan sampel sebanyak 98 KK (Kepala
dan hasil observasi langsung dilapangan keluarga) dengan menggunakan Rumus
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean) Slovin (1960), untuk dilakukan
reponden yang memiliki riwayat wawancara secara langsung. Setelah
penyakit yaitu sebesar 1,51. dilakukan observasi ke 11 lingkungan
yang ada di wilayah kelurahan Medan
2. Pembahasan Tenggara, dari hasil observasi yang
Data Rekam Medik “10 dilakukan di lapangan dengan
Penyakit Terbesar di Puskesmas Medan mengumpulkan data menggunakan
Denai” pada tahun 2020 dan 2021 yang kuesioner. Kemudian di masukkan ke
didapatkan dari Puskesmas Medan dalam Master Tabel untuk di olah
Denai yaitu pada tabel dibawah ini. datanya berbentuk tabel dan
Tabel a. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas
Medan Denai 2020 diinterpretasikan serta dianalisis sesuai
NO Nama Penyakit Jumlah dengan variabel yang diteliti. Oleh
karena itu, deskripsi variabel dilakukan
1 ISPA 1409
sebagai berikut.
2 Hipertensi 1298
3 DM 882
4 DYSPEPSIA 522
5 FEBRIS 349
6 DKA 325

656
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

berdasarkan Jenis Kelamin, didapat data


jenis kelamin Perempuan memiliki
jumlah terbanyak yaitu 69 responden
(70,4 %) dibandingkan yang berjenis
kelamin Laki-laki jumlahnya lebih
sedikit yaitu 29 responden (29,5 %).
Jenis kelamin adalah faktor risiko yang
tidak dapat diubah, dimana laki laki
mempunyai risiko lebih tinggi
Gambar 2. Pengumpulan data menggunakan mengalami peningkatan tekanan darah
Kuesioner dibanding perempuan, setelah
memasuki menopause, prevalensi
Berdasarkan diagram 1, rasio hipertensi pada perempuan naik, setelah
usia tertinggi dari pasien hipertensi usia 65 tahun, akibat faktor hormonal
diketahui berada pada kategori 41-50 pada perempuan kejadian hipertensi
tahun (28,5%). Hal ini tidak sesuai lebih tinggi dari pada laki-laki. Hal ini
dengan penelitian oleh Amanda dan juga berkaitan dengan karateristik usia
Martini (2018), dan kasus hipertensi yang terkena hipertensi yaitu kategori
pada kelompok usia >50 tahun banyak 41-50 tahun menduduki angka tertinggi
terjadi karena mereka memasuki masa di wilayah kelurahan Medan Tenggara.
lansia. Hipertensi pada usia lanjut dapat Dari observasi yang dilakukan secara
terjadi penambahan usia yang langsung, dengan mewawancarai
menyebabkan kekauan pada arteri masyarakat di wilayah kelurahan Medan
sehingga tekanan darah pada lansia Tenggara, perempuan yang sudah
meningkat (Seke et al. 2016). Faktor menoupose dan lanjut usia lebih banyak
usia memiliki pengaruh yang besar yang terkena hipertensi, yang umurnya
terhadap kejadian hipertensi arteri, berkisar diatas 40 tahun.
karena risiko hipertensi meningkat Berdasarkan diagram 3, dapat
seiring bertambahnya usia seseorang, dilihat untuk karakteristik responden
demikian juga tekanan darah. Hal ini berdasarkan pendidikan terakhir, yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, berpendidikan terakhir SMA memiliki
antara lain perubahan alami pada jumlah terbanyak yaitu 48 responden
jantung dan pembuluh darah manusia, (48,9%). Dibandingkan responden yang
yang terjadi secara alami sebagai proses berpendidikan terakhir S2 jumlahnya
penuaan (Sheps et al. 2020). lebih sedikit yaitu 2 responden (2,04%).
Hal ini menunjukkan bahwa adanya
pengaruh pendidikan dengan angka
hipertensi yang tinggi di Kelurahan
Medan Tenggara. Kurangnya
pengetahuan masyarakat tentang pola
hidup bersih dan sehat dapat
berpengaruh terhadap kesehatan
mereka. Masyarakat di Medan Tenggara
yang mayoritas berpendidikan terakhir
Gambar 3. Mewawancarai masyarakat
SMA, mereka tidak memiliki
secara langsung
pengetahuan bagaimana perilaku, pola
Berdasarkan diagram 2, dapat hidup, pola makanan yang sehat untuk
dilihat untuk karakteristik responden sehari-hari agar terhindar dari makanan-

657
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

makanan yang berisiko terjadinya 19. Hal ini berpengaruh terhadap


penyakit hipertensi, yang dapat kesehatan masyarakat, dengan
membahayakan kesehatan mereka. pendapatan yang kurang mereka tidak
Kebanyakan masyarakat yang berada di dapat membeli makanan yang bergizi
kelurahan tersebut berpendidikan dan sehat, yang harga nya lebih mahal,
terakhir SMA mempengaruhi dan lebih memilih mengkonsumsi
pengetahuan masyarakat tentang makanan yang banyak mengandung
pencegahan dan penyakit apa saja yang bumbu penyedap seperti mie instant.
dapat menjadi faktor-faktor hipertensi, Berdasarkan diagram 6, faktor
semakin tinggi pendidikan seseorang penyebab hipertensi berdasarkan
semakin besar pengetahuan tentang penggunaan tembakau (merokok)
hipertensi dan risiko yang terkait didapatkan bahwa kategori pengguna
dengannya, serta semakin besar tembakau (merokok) sebanyak 23
pengendalian hipertensi (Sutrisno et al. responden (23,5%), akan tetapi sebagian
2018). besar kategori tidak pengguna tembakau
Berdasarkan diagram 4, dapat adalah perokok pasif karena terkena
dilihat untuk karakteristik responden paparan dari asap rokok perokok aktif,
berdasarkan pekerjaan, diwilayah dan dapat dilihat dari tabel diatas rata-
kelurahan Medan Tenggara, rata (mean) penggunaan tembakau
masyarakatnya bekerja sebagai (merokok) yaitu 1,77. Nikotin dalam
Wiraswasta dengan jumlah 29 tembakau bertanggung jawab atas
responden (29,5%), dan untuk para istri peningkatan tekanan darah segera
mayoritas tidak bekerja yaitu hanya setelah isapan pertama. Nikotin diserap
sebagai IRT (Ibu rumah tangga) dengan oleh pembuluh darah kecil di paru-paru
43 responden (43,8%), dan yang bekerja dan beredar dalam aliran darah. Hormon
sebagai Kepling, PNS, ART, Guru, kuat ini mempersempit pembuluh darah
Buruh, Advocat hanya beberapa orang. dan membuat jantung bekerja lebih
Bahkan ada yang tidak bekerja sama keras dengan meningkatkan tekanan.
sekali dan ada yang mengharapkan hasil Setelah itu merokok dua batang,
dari pensiunannya. Berdasarkan tekanan sistolik dan diastolik meningkat
diagram 5, dapat dilihat untuk 10 mmHg. Tekanan darah pada tetap
karakteristik responden berdasarkan pada tingkat ini hingga 30 menit setelah
penghasilan, dimana lebih banyak yang berhenti (Sheps, 2005). Mekanisme
berpenghasilan dibawah UMR yaitu 66 yang mendasari hubungan antara
responden (67,3%) dan berpenghasilan merokok dan tekanan darah adalah
di atas UMR berjumlah 28 responden proses inflamasi (Nurhidayat,2018).
(28,5%). Dari diagram 4 dan 5, dapat Dari hasil data tersebut, perilaku
disimpulkan bahwa pekerjaan dan penggunaan tembakau (merokok) baik
penghasilan masyarakat di wilayah itu secara aktif dan pasif menjadi salah
kelurahan Medan Tenggara masih satu faktor penyebab masyarakat
kurang untuk mencukupi kehidupan terkena hipertensi di wilayah Medan
keluarga dalam sehari-hari. Dimana Tenggara, dimana asap rokok masuk ke
kebutuhan kehidupan yang tidak ada dalam paru-paru dan beredar dalam
habisnya, apalagi dimasa pandemi aliran darah, yang dapat mempersempit
seperti sekarang ini. Banyak dari pembuluh darah dan membuat jantung
mereka pada masa pandemi Covid-19 bekerja lebih keras dengan
mengalami penurunan dalam meningkatkan tekanan darah tinggi
penghasilan, sebelum pandemi Covid- yang dapat menyebabkan terjadinya

658
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

penyakit hipertensi. Nikotin dalam faktor yang akan menyebabkan terkena


tembakau bertanggung jawab atas hipertensi, karena buah-buahan sangat
peningkatan tekanan darah segera bermanfaat bagi tubuh dan kesehatan.
setelah isapan pertama, nikotin yang Untuk perilaku mengkonsumsi sayur,
terdapat dalam rokok yang dapat dapat dilihat bahwa kategori sering jauh
membahayakan kesehatan. lebih banyak dari pada kategori kadang-
kadang, hal ini baik untuk masyarakat
wilayah kelurahan Medan Tenggara,
karena sayur adalah makanan yang
berguna untuk tubuh manusia, yang
mengandung banyak zat-zat dan vitamin
yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Dengan begitu, dapat mencegah
penyakit di dalam tubuh salah satunya
seperti hipertensi.
Gambar 4. Responden yang menggunakan
Buah dan sayuran segar
tembakau (merokok)
merupakan sumber terbaik dan
Bedasarkan Tabel 1, untuk mengandung kalium dan magnesium
perilaku mengkonsumsi buah (Choirun dan Umdastus 2014).
didapatkan dalam kategori sering 51 Penelitian yang dilakukan (Wulandari
responden (52,0%) dan kategori 2020) juga menyatakan hal yang sama
kadang-kadang 47 responden (48,0%). tidak ada hubungan antara konsumsi
Sedangkan untuk mengkonsumsi sayur sayur dan buah dengan tekanan darah
didapatkan dalam kategori sering sistolik dan diastolik. Hal yang sama
sebanyak 86 responden (87,8%) dan juga terjadi pada penelitian (Sakinah, et
yang kategori kadang-kadang sebanyak al 2019) yang dilakukan, dan
12 responden (12,2%), dan dapat dilihat menemukan bahwa konsumsi sayur dan
dari tabel diatas rata-rata (mean) faktor buah tidak berhubungan dengan
konsumsi buah dan sayur yaitu 1,3. Dari terjadinya hipertensi.
hasil data yang didapatkan dan hasil Berdasarkan tabel 2, dapat
observasi langsung dilapangan masih dilihat faktor penyebab hipertensi
ada masyarakat di wilayah kelurahan berdasarkan konsumsi makanan
Medan Tenggara masih ada yang tidak berisiko yaitu makanan manis,
mengkonsumsi buah dan sayur. Dapat makanan asin, makanan berlemak,
dilihat dari tabel, ada juga yang makanan dibakar, makanan olahan
mengkonsumsinya kadang-kadang yang pengawet, bumbu penyedap, kopi,
menjadi salah satu faktor pemicu minuman berkafein. Dari hasil data
terjadinya atau rentan terkena yang didapatkan dan hasil observasi
hipertensi. Perilaku mengkonsumsi langsung dilapangan ditemukan bahwa
buah dalam kategori sering dan kadang- nilai rata-rata (mean) responden yang
kadang hanya selisih 4 % saja, yang mengkonsumsi makanan berisiko yaitu
berarti masyarakat yang ada di wilayah sebesar 1,67. Makanan yang berisiko
kelurahan Medan Tenggara masih menjadi faktor terbesar yang
banyak yang kurang mengkonsumsi menyebabkan hipertensi terhadap
buah, dimana kita tau bahwa buah itu masyarakat yang ada di wilayah
sangat bermanfaat bagi tubuh dan kelurahan Medan Tenggara. Kebiasaan
banyak mengandung vitamin yang pola makan yang tidak beraturan dan
dibutuhkan oleh tubuh. Ini menjadi

659
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

tidak memikirkan resiko-resiko ini diikuti oleh peningkatan ekskresi


makanan yang mereka makan. kelebihan garam dan normalisasi status
Pada tabel 2, yang hemodinamik. Overdosis natrium
mengkonsumsi makanan asin dalam menyebabkan peningkatan komposisi
kategori sering sebanyak 34 responden natrium dalam larutan ekstrakurikuler
(34,7%) dan yang termasuk dalam (Ekaningrum, 2021).
kategori kadang-kadang sebanyak 64 Pada table 2, perilaku konsumsi
responden (65,3%). Dari wawancara makanan yang manis (67,3%), makanan
yang dilakukan para penderita berlemak (39,8%), makanan yang
Hipertensi dulunya sering memakan dibakar (16,3 %), makanan yang
makanan yang asin, apalagi ketika berpengawet (17,3%) dan bumbu
memasak makanan dirumah untuk penyedap (49,0%) responden. Perilaku
penggunaan garam melebihi 1 sendok konsumsi makanan yang manis beresiko
teh dalam sehari. Menurut WHO, batas juga dapat menyebabkan masalah lain
maksimal dari makan garam dalam satu seperti halnya pada pangan yang
hari adalah 1 sendok teh atau setara memiliki rasa manis. Makanan manis
dengan 6 gram. Setelah terkena mengandung karbohidrat sederhana dan
hipertensi, baru mereka mengetahui dan tinggi kalori. Makanan berlebihan
mengurangi mengkonsumsi garam dengan kepadatan energi tinggi dan
setiap hari nya, dan itu pun mereka aktivitas fisik ringan juga merupakan
lakukan setelah dianjurkan oleh dokter faktor obesitas atau kegemukan. Disisi
atau tenaga medis tempat mereka lain makanan yang berlemak
melakukan pengobatan. Tidak hanya mengandung lemak jenuh dan
penderita hipertensi, masyarakat yang mengandung kolestrol. Asupan lemak
tidak memiliki hipertensi juga yang tinggi dapat menyebabkan
mengkonsumsi garam dalam sehari penyumbatan pembuluh darah karena
melebihi 1 sendok teh. Hal inilah yang banyaknya lemak yang menempel pada
menjadi faktor penyebab masyarakat dinding pembuluh darah. Kondisi ini
terkena hipertensi. dapat menyebabkan jantung memompa
Pola makan yang baik untuk lebih banyak tekanan darah dan
penderita hipertensi adalah dengan meningkatkan tekanan darah
mengurangi konsumsi garam dan (Ekaningrum,2021).
lemak, pola makan dan sedikit garam Pada tabel 2, mengonsumsi
makan banyak sayur dan buah untuk minuman kopi terdapat sebanyak
menghindari organ, otak, kuah santan (20,4%) dan minuman berkafein
kental, kulit ayam dan banyak minum sebanyak (17,3%) responden. Penelitian
air putih (Arista, 2013). Makanan asin lain mengungkapkan bahwa hanya
atau mengandung tinggi natrium dapat konsumsi minuman berkafein yang
mempengaruhi hipertensi. Subjek berkontribusi terhadap terjadinya
dengan asupan natrium tinggi lebih hipertensi. Kebiasaan meminum kopi
beresiko 6 kali untuk menderita dan minuman berkafein sering
hipertensi dibandingkan dengan orang dikonsumsi oleh laki-laki di wilayah
yang mempunyai asupan natrium yang kelurahan Medan Tenggara. Meminum
cukup. Efek asupan natrium terjadi pada kopi setiap pagi yang disediakan oleh
tahun melalui peningkatan volume istrinya ataupun yang dibeli diwarung
plasma, curah jantung, dan tekanan kopi ketika sedang duduk santai
darah. Mekanisme ini ditekankan pada diwarung kopi. Kebiasaan-kebiasaan ini
pasien dengan hipertensi, karena situasi

660
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

yang menjadi faktor penyebab adrenalin, membuat jantung berdetak


masyarakat terkena hipertensi. lebih cepat dan lebih keras, dan
Berdasarkan tabel 3, dapat menyebabkan tekanan darah lebih cepat
dilihat faktor penyebab hipertensi naik. Selain itu, MSG juga merangsang
berdasarkan konsumsi makanan olahan sistem saraf simpatis, menyebabkan
tepung yaitu mie instan, mie basah, roti, tidak hanya rangsangan vaskular, tetapi
dan biskuit. Dari hasil data yang juga pelepasan noradrenalin dan
didapatkan dan hasil observasi langsung adrenalin ke dalam darah melalui
dilapangan ditemukan bahwa nilai rata- medula adrenal. Hormon darah
rata (mean) responden yang norepinefrin untuk vasokonstriksi.
mengkonsumsi makanan olahan tepung Faktor-faktor seperti ketakutan dan
yaitu sebesar 1,51. Makanan yang kecemasan dapat mempengaruhi
diolah dari tepung menjadi salah satu responpembuluh darah terhadap
faktor yang menyebabkan masyarakat rangsangan vasokonstriktor, yang dapat
terkena hipertensi. Untuk mie instan meningkatkan tekanan darah (Mardhina,
didapatkan bahwa responden yang 2014 dalam Ginting, 2015).
mengkonsumsi mie instan dalam Pada tabel 3, perilaku
kategori sering sebanyak 29,6% mengkonsumsi mie basah terdapat (27,6
responden. Mie instan adalah makanan %), Roti (70,4%), dan Biskuit (65,3%)
yang sudah biasa menjadi kaan cepat responden. Mie basah juga di olah
saji di masyarakat, dimana mie instan dengan tepung yang tidak baik jika
menjadi menu favorit sehari-hari, akan dikonsumsi sering. Mie basah yang
tetapi bahaya mengkonsumsi mie instan banyak di jual, baik dalam keadaan
bagi kesehatan tidak baik. mentah maupun sudah dimasak. Mie
Hasil penelitian Kim (2019) basah yang sudah dimasak seperti mie
menyebutkan bahwa konsumsi mi aceh, mie ayam, dan lainnya menjadi
instan dikaitkan dengan peningkatan makanan yang sering dikonsumsi
laju tekanan darah tinggi. Hal ini masyarakat, selain enak dimakan juga
dikarenakan mie instan merupakan mudah didapatkan dimana pun.
salah satu makanan yang memiliki Sedangkan roti dan biskuit banyak
bahan pengawet dan kandungan yang responden yang memakannya setiap
tinggi. Kandungan natrium mi instan hari, dimakan memakan roti dan biskuit
dari Super Marker Products Survey sudah mejadi kebiasaan mereka.
berkisar antara 1095 hingga 1308 mg Makanan yang diolah dengan tepung
per kemasan, atau rata-rata keseluruhan adalah makann yang kaya akan
1256 mg natrium (Sutrisna et al. 2018). karbohidrat, dimana berdampak pada
Kandungan natrium minimal mi gangguan kesehatan. Indeks glikemik
instan adalah sekitar 600 mg/paket porsi yang tinggi pada tepung dapat
(Destriatania, 2015). Selain natrium dan berpotensi berbagai penyakit seperti
lemak, mi instan juga mengandung penyakit jantung koroner, obesitas, dan
MSG (monosodium glutamat). Hal ini tekanan darah tinggi. Terjadinya
membuat rasa mie instan menjadi asin, tekanan darah tinggi, maka akan terkena
manis dan asam. Kadar natrium dalam penyakit hipertensi. Hal ini yang
MSG merupakan salah satu faktor yang menjadikan makanan olahan tepung
dapat menyebabkan tekanan darah menjadi salah satu faktor resiko
tinggi. Natrium dapat membangun penyebab hipertensi di wilayah
cairan dalam tubuh, merangsang kelurahan Medan Tenggara karena
kelenjar adrenal untuk melepaskan

661
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

masyarakat yang sering memakan (2015) faktor risiko yang berhubungan


makanan olahan tepung. dengan PJK pada orang dewasa di
Penyebab lain dari tekanan Rumah Sakit Umum Daerah Semarang
darah tinggi adalah penyakit ginjal yang dimana berhubungan dengan hipertensi
disebut hipertensi ginjal (renal dan PJK berhubungan dengan orang
hipertensi) yaitu penyakit ginjal yang yang beresiko terkena penyakit
dapat mempengaruhi kelenjar adrenal, hipertensi ada 5,091 orang yang
termasuk glomerulonephritis menderita hipertensi, PJK dibandingkan
pielonefritis, nekrorisis tubular akut, orang yang tidak terkena penaykit
dan tumor ginjal. Penyakit pembuluh hipertensi (Pada et al. 2018). Penelitian
darah akan menyebabkan lainnya dilakukan oleh Novriyanti, et al
arteriosclerosis, thrombosis, emboli pada tahun 2014 di Poliklinik kardiologi
kolestetol aneurisma, hyperplasia, RSUP Dr. Mohammad Hoesain
penyakit endokrin seperti diabetes, Palembang, penderita penyakit jantung
hipertiroidisme, dan hipertensi korener menderita tekanan darah tinggi
sekunder. (hipertensi) dengan lama 11-15 tahun.
Berdasarkan tabel 4, dapat Hal ini membuat pengidap penyakit
dilihat faktor penyebab Hipertensi Jantung Koroner yang mengidap
berdasarkan riwayat penyakit yaitu hipertensi selama 11-15 tahun
diabetes, jantung koroner, gagal mempunyai resiko sebesar 2,957 kali
jantung, ginjal, dan stroke. Dari hasil dibandingkan periode penyakit
data yang didapatkan dan hasil hipertensi 1-10 tahun (Monica et al.
observasi langsung dilapangan 2019).
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean)
reponden yang memiliki riwayat SIMPULAN
penyakit yaitu sebesar 1,51. Dari hasil
data yang didapatkan masyarakat di Penelitian yang dilakukan di
wilayah kelurahan Medan Tenggara kelurahan Medan Tenggara dan data
sedikit yang memiliki riwayat penyakit dari puskesmas Medan Denai,
lain. Riwayat penyakit menjadi salah masyarakat di wilayah tersebut banyak
satu faktor-faktor penyebab hipertensi, yang menderita penyakit hipertensi.
tetapi di wilayah kelurahan Medan Tingkat penyakit hipertensi yang tinggi
Tenggara tidak dominan menyebabkan ternyata disebabkan oleh beberapa
hipertensi pada masyarakat karena dari faktor-faktor resiko. Faktor-faktor yang
data yang didapatkan hanya beberapa menyebabkan terjadinya hipertensi di
responden yang memiliki riwayat kelurahan Medan Tenggara yaitu
penyakit tersebut. perilaku penggunaan tembakau
Dari penelitian sebelumnya Prof. (merokok), perilaku mengkonsumsi
Dr. R. D. Kandou Manado, seorang buah dan sayur, makanan berisiko,
profesor di Rumah Sakit Umum Daerah makanan olahan tepung dan adanya
Semarang menemukan bahwa ada riwayat penyakit lainnya. Berdasarkan
hubungan antara tekanan darah tinggi hasil data dari penelitian yang dilakukan
dan kejadian PJK, dan responden yang dapat disimpulkan, mayoritas usia yang
menderita tekanan darah tinggi berisiko paling tinggi terkena hipertensi ialah
lebih besar 2,6 kali terkena PJK dari dari kategori Usia 41-50 tahun
pada orang yang tidak memiliki menduduki angka tertinggi di wilayah
tekanan darah tinggi. Hasil penelitian kelurahan Medan Tenggara yaitu
ini sejalan dengan penelitian Fadika sebanyak 28 responden (28,5 %),

662
Delfriana Ayu,dkk. Faktor - Faktor Yang Menyebabkan Hipertensi Di Kelurahan …

dengan distribusi penggunaan tembakau sumatera utara. Universitas


(merokok) (23,5%), dengan distribusi Sumatera Utara. Available at:
mengonsumsi makanan yang asin http://repositori.usu.ac.id/handle/
sebanyak (34,7%), makanan yang manis 123456789/41537.
(67,3%), berlemak (39,8%), Monica, R. F., dkk. 2019. Hubungan
berpengawet (17,3%) dan bumbu Hipertensi Dengan Penyakit
penyedap (49,0%) serta mengonsumsi Jantung Koroner Pada Pasien
mie instan (29,6%). Gagal Jantung Di Rsud Ulin
Banjarmasin. Homeostasis: 2(1),
UCAPAN TERIMA KASIH pp. 121–124. Available at:
http://ppjp.ulm.ac.id/journals/ind
Ucapan terimakasih kami dari ex.php/hms/article/view/438.
PBL-DR FKM UINSU Kelompok 01 Nastiti, W. N. 2017. Hubungan
Medan kepada Dosen Pembimbing Aktivitas Fisik, Merokok, dan
Lapangan (DPL) Ibu Delfriana Ayu A, Riwayat Penyakit Dasar dengan
S.ST, M.Kes. Penelitian ini dapat Kejadian Hipertensi pada
dilaksanakan dengan baik berkat Kelompok Usia 20-44 tahun.
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu Skripsi, Universitas Jember.
peneliti mengucapkan terima kasih Available at:
kepada stakeholder kelurahan Medan http://repository.unej.ac.id/handl
Tenggara, pihak puskesmas Medan e/123456789/
Denai, serta seluruh kepala lingkungan Nurhidayat, S. 2018. Hubungan
1 s/d 11 wilayah medan tenggara yang Frekuensi Merokok Dengan
telah memberikan kerja sama yang baik Kejadian Hipertensi Pada
dalam penelitian ini. Masyarakat. Jurnal Kesehatan
Mesencephalon: 4(1). doi:
10.36053/mesencephalon.v4i1.7
DAFTAR PUSTAKA 1.
Pada, K. et al. 2018. HUBUNGAN
Ekaningrum, A. Y. 2021. HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI
ASUPAN NATRIUM, LEMAK, DENGAN KEJADIAN
GANGGUAN MENTAL PENYAKIT JANTUNG
EMOSIONAL, DAN GAYA KORONER PADA PASIEN
HIDUP DENGAN YANG BEROBAT DI RUMAH
HIPERTENSI PADA DEWASA SAKIT UMUM PUSAT Prof.
DI DKI JAKARTA. Journal of Dr. R. D. KANDOU
Nutrition College: 10(2), pp. 82– MANADO. KESMAS, 7(4).
92. doi: Available at:
10.14710/jnc.v10i2.30435. http://repository.unej.ac.id/handl
GINTING, F. L. 2015. FAKTOR- e/123456789/85616
FAKTOR YANG Seke, P. A., dkk. 2016. HUBUNGAN
MEMENGARUHI KEJADIAN KEJADIAN STRES DENGAN
HIPERTENSI PADA LANSIA PENYAKIT HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PADA LANSIA DI BALAI
PUSKESMAS SILINDA PENYANTUNAN LANJUT
KABUPATEN SERDANG USIA SENJAH CERAH
BEDAGAI TAHUN 2013. KECAMATAN MAPANGET
repositori institusi universitas KOTA MANADO. e-journal

663
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 Tahun 2022 Hal 649-664

Keperawatan(e-Kp), 4, pp. 1–69. OF HYPERTENSION


Sutrisno, S., dkk. 2018. HUBUNGAN DISEASE. Jurnal Kesehatan
TINGKAT PENDIDIKAN Prima, 11(2), 150.
DAN SIKAP TERHADAP https://doi.org/10.32807/jkp.v11i
PERILAKU PENGENDALIAN 2.9
HIPERTENSI PADA LANSIA Nuraeni, E. 2019. Hubungan Usia Dan
DI DESA JONO Jenis Kelamin Beresiko Dengan
KECAMATAN Kejadian Hipertensi Di Klinik X
TAWANGHARJO Kota Tangerang. Jurnal JKFT,
KABUPATEN GROBOGAN. 4(1), 1.
The Shine Cahaya Dunia Ners, https://doi.org/10.31000/jkft.v4i
3(2). doi: 1.1996
10.35720/tscners.v3i2.121.
Pradono, J. 2014. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI
TERJADINYA HIPERTENSI
DI DAERAH PERKOTAAN
(Analisis Data Riskesdas 2007).
Gizi Indonesia, 33(1), pp. 59–
66. doi:
10.36457/gizindo.v33i1.83.
Pratama, I. B. A., dkk. 2020. Analisis
Faktor yang Mempengaruhi
Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu.
Prosiding Seminar Nasional
Pascasarjana UNNES, 3(1), pp.
408–413.
Arifa, S. I., dkk. 2017. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian
Penyakit Ginjal Kronik Pada
Penderita Hipertensi Di
Indonesia. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 13(4),
319.
https://doi.org/10.30597/mkmi.v
13i4.315
Aristi, D. L. A., dkk. 2020. Hubungan
Konsumsi Makanan Tinggi
Natrium dengan Kejadian
Hipertensi pada Buruh Tani di
Wilayah Kerja Puskesmas Panti
Kabupaten Jember. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan,
23(1), 53–60.
https://doi.org/10.22435/hsr.v23i
1.2741
Linda, L. 2018. THE RISK FACTORS

664

You might also like