6263-Article Text-24547-1-10-20230306

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259

Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)


DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

Optimalisasi Ketahanan Energi Melalui Kebijakan Pengurangan


Konsumsi Gas Elpiji di Indonesia

Ronald Sianipar1*
1Prodi Ketahanan Energi, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan
Republik Indonesia, Indonesia

Abstract
This article aims to analyze energy security policies in Indonesia related to reducing the use of
fossil energy by increasing the use of renewable energy. The problem is focused on the idea of
the Government of Indonesia to switch the use of Liquefied Petroleum Gas (LPG) based energy
to electricity-based energy, especially for household consumers. To approach this problem,
theoretical references from scarcity and energy security theories are used, related to current
LPG-based energy management in Indonesia and plans for the future. The data were collected
through secondary data, literature review, and field studies and were analyzed qualitatively.
The results of this study indicate that renewable energy used as a basis for electrical energy is
expected to reduce dependence on fossil energy, namely LPG gas. The policy accompanying this
energy transition uses a price ceiling policy on LPG gas and an alternative LPG policy.
Government policy emphasizes the ceiling price, which sets the highest retail price (HET) for
LPG gas. This alternative policy is supported by the use of electricity from renewable energy,
including water, wind, biomass, and solar. Another energy alternative is new energy, namely
dimethyl ether (DME), which is obtained from processed coal with low calories. In terms of
implementation, to maintain a stable supply in the market, it is necessary to monitor and
evaluate so that The Gass can still maintain the gas supply and It can control the energy
demand for households..

Kata Kunci : Energy Security, Liquefied Petroleum Gas, Renewable Energy, Price ceiling,
Public Policy

Pendahuluan Penggunaan energi sudah dimulai dari


Pengembangan energi jaman perang dunia I dimana kapal
terbarukan menjadi salah satu cara perang Inggris sudah menggunakan
mengurangi ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber
energi yang bersumber dari fosil. penggerak mesin kapal yang mana
Studi kasus dalam kebijakan energi sebelumnya menggunakan bahan
dan pertahanan ini adalah tentang bakar batubara. Kebijakan ini
gagasan peralihan penggunaan energi dilakukan saat Winston Churchill
Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebagai Panglima Angkatan Laut
menjadi energi berbasis listrik. Inggris (Yergin, 2006). Penggunaan
Penduduk dan teknologi merupakan minyak bumi di Benua Eropa sebagai
dua faktor kunci yang menggunakan penggerak mesin juga diikuti negara-
energi dalam setiap aktivitasnya. negara di Amerika dan Asia untuk

*) Corresponding Author 62
Email : ronald.sianipar@pu.go.id
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

mendukung kebutuhan rumah tangga accessibility, jangkauan harga atau


dan juga kebutuhan perang. Akibatnya affordability, dan penerimaan atau
ada kebijakan untuk menjaga minyak acceptability (Dewan Energi Nasional,
dalam negeri agar pertahanan negara 2019). Apabila empat aspek tersebut
tetap terjaga. Salah satu antisipasi sudah terwujud maka aspek
yang dilakukan adalah embargo OPEC selanjutnya yang paling penting
terhadap negara Amerika Serikat dan adalah keberlanjutan atau
sekutunya yang menyebabkan sustainability (Universitas Pertahanan
banyaknya industri yang bangkrut Republik Indonesia, 2021). Peranan
dan berujung pada resesi ekonomi energi sangat penting dalam
dunia (Amadeo, 2022). menopang ketahanan politik dan
Kelangkaan minyak bumi pada pemerintahan, sosial, dan budaya.
awalnya disebabkan oleh dua faktor, Ketahanan energi secara langsung
yaitu disparitas permintaan dan akan mendorong ketahanan ekonomi
pasokan (Amineh & Houweling, bersinergi dengan ketahanan politik,
2018). Permintaan energi global ketahanan sosial, dan ketahanan
sangat tinggi menciptakan potensi budaya. Dimana ujungnya adalah
kelangkaan energi. Permintaan dan terciptanya kesejahteraan,
pasokan juga dipengaruhi teknologi kemandirian masyarakat, negara yang
tanpa mempertimbangkan persediaan aman, dan berdaulat. Secara makro,
minyak bumi yang ada saat ini. hubungan penaranan energi dalam
Disamping itu laju pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada Gambar 1
penduduk yang sangat cepat di berikut ini (Supriyadi, 2021).
beberapa negara yang menyebabkan
tingginya permintaan energi untuk
mengelola kebutuhan pokok rumah
tangga (Sheffield, 2016).
Berkembangnya jaman menjadikan
minyak dan gas menjadi kebutuhan
pokok. Dalam hal memasak, dulu
rumah tangga menggunakan kayu
bakar. Terjadi pergeseran menjadi
minyak tanah pada era orde baru Gambar 1. Hubungan ketahanan energi dan
(Rachman, 2015). Akibat kelangkaan ketahanan ekonomi
minyak tanah, sumber energi untuk Sumber: Supriadi, 2022
memasak diganti dengan
Pada penelitan terdahulu yaitu
menggunakan gas liquid petroleum gas
dalam pengelolaan energi suatu
(LPG). Gas LPG terdiri dari gas
negara, Daniel Yergin (2006)
hidrokarbon yang mudah terbakar
menyatakan bahwa ketahanan energi
(propane, butana, isobutana) yang
dibagi dalam dua dimensi yaitu
dikombinasikan dengan pemurnian
indepensi dan interdepensi.
minyak bumi (Purnadi & Arijanto,
Independensi menekankan pada
2014).
pemenuhan kebutuhan energi dari
Konsep ketahanan energi di
dalam negeri. Sementara interdepensi
Indonesia diukur berdasarkan empat
menekankan pada pemenuhan energi
aspek utama yaitu ketersediaan atau
yang tergantung dari pasokan negara
availability, kemudahan akses atau

63
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

lain. Posisi Indonesia dalam hal ini meneliti pada kondisi obyek yang
menggunakan dua dimensi tersebut. alamiah yang dimulai dari mencari
Bahkan saat ini lebih banyak permasalahan, kemudian tinjauan
ketergantungan dengan negara lain literatur, menemukan gap, kemudian
dalam hal pasokan energi, terutama membangun kesimpulan awal,
untuk energi fosil. Dalam hal LPG merencanakan penggunaan data,
aspek ketersediaan masih ada melakukan konstruksi pengumpulan
meskipun dalam beberapa tahun ke data, menggunakan kerangka teori
depan aspek ini kemungkinan besar pendukung, pengumpulan data,
akan diganti karena pasokan LPG pasti melakukan kodifikasi, menemukan
habis. Hal ini dilihat juga dari aspek informasi baru, triangulasi, konstruksi
affordability (kemampuan membeli) teori, melakukan konfimasi teori, dan
masyarakat yang semakin kecil akibat terakhir adalah melakukan konstruksi
harga LPG akan naik tajam melebihi teori baru (Bungin, 2020). Desain
harga aceran tertinggi yang penelitian yang digunakan adalah
ditetapkan oleh Pemerintah. fenomenologi untuk memahami
Permasalahan utama yang saat kondisi kelangkaan gas LPG di
ini terjadi adalah pertamina selaku Indonesia pada waktu saat ini. Subjek
unit usaha dibawah pemerintah yang penelitian adalah stakeholder yang
mengelola LPG telah menaikkan harga terkait dengan penelitian diantaranya
LPG Non-subsidi menjadi Rp 15.500 Kementerian ESDM, Pelaku Usaha
per kilogram yang berlaku sejak bulan LPG, dan Masyarakat/Rumah Tangga
Februari 2022. Sehingga dapat dilihat dengan menggunakan teknik
bahwa harga dasar LPG non subsidi 12 purposive sampling (Arikunto, 2010).
kg menjadi Rp. 186.000. Namun saat Objek penelitian adalah LPG dan
ini permintaan naik tidak diiringi alternatif pengganti LPG yaitu energi
dengan produksi yang seimbang, baru terbarukan. Teknik
akibatnya harga LPG non subsidi naik pengumpulan data dalam penelitian
10 % dalam beberapa bulan saja ini menggunakan observasi dan
menjadi Rp 201.000 untuk LPG 12 kg. dokumentasi.
Apabila dirata-ratakan harga LPG
Non-subsidi menjadi Rp 16.750 per
kilogram.
Melihat kondisi LPG saat ini di
Indonesia, tujuan dari penelitian ini
diantaranya untuk menganalisis
ketersediaan pasokan dan harga gas
LPG di Indonesia dan menganalisis
Gambar 2. Analisis ekonomi price ceiling dan
pemanfaatan energi terbarukan price floor
sebagai pengganti energi LPG di Sumber: Slowman et al (2012)
Indonesia.
Observasi dalam penelitian ini
Metode Penelitian menggunakan dua pendekatan. Pada
Metode yang digunakan dalam gambar 2 dapat dilihat bahwa
penelitian ini adalah kuasi kualitatif. pendekatan pertama yang digunakan
Metode Kuasi Kualitatif merupakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
metode yang digunakan untuk

64
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

yang dikombinasikan dengan kecenderungan beberapa negara yang


penerapan pendekatan ekonomi yaitu meningkatkan volume cadangan
price ceiling melalui kurva supply- penyangga energi. Berdasarkan data
demand (Sloman, Wride, & Garrat, Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2012). Pendekatan kedua adalah 2022, pada tahun 2021 Impor LPG
menggunakan analisis kebijakan Indonesia sebesar 6,42 juta ton
ketahanan energi. Kedua metode ini
dengan nilai Rp 58 Triliun. Secara
dikombinasikan untuk memperoleh
volume hanya berbeda sedikit dengan
kebijakan yang optimal dalam
menyelesaikan permasalahan tahun 2020, yakni 6,35 juta ton
kelangkaan LPG di Indonesia. Pada dengan nilai Rp 37 Triliun (Martha,
kurva supply-demand, digambarkan 2022). Angka ini dapat diartikan
kondisi pasokan dan harga gas LPG di bahwa terjadi kenaikan harga yang
pasar domestik Indonesia, kemudian luar biasa pada LPG global. Tentu
dianalisis penentuan kebijakan price angka ini akan membawa dampak
ceiling pada kondisi tesebut. yang besar pada pengelolaan subsidi
Kemudian metode kedua adalah LPG di dalam negeri, dan juga akan
bagaimana energi baru terbarukan terciptanya masalah-masalah lain
dapat mengganti energi LPG pada (trickle-down effect).
masa sekarang dan pada masa
Sesuai dengan teori yang
mendatang. Sementara pengumpulan
disampaikan oleh Amineh dan
data melalui dokumentasi adalah
terkait peraturan-peraturan Houweling (2005). Dimensi
pendukung dan juga dokumentasi interdependensi ini semakin jelas
survei. terlihat bahwa LPG Indonesia tidak
mampu diproduksi di dalam negeri,
Hasil dan Pembahasan namun sangat tergantung dengan
Kelangkaan LPG di pasar peran luar negeri dalam hal bahan
membuat pemerintah melakukan baku LPG seperti propane (C3H8) dan
berbagai intervensi pada pasar, butana (C4H10). Impor LPG Indonesia
sehingga teori Adam Smith tentang dapat dilihat pada table dibawah ini.
“invisible hand” sulit untuk diterapkan
lagi di Indonesia. Pemerintah akan Tabel 1. Negara Eksportir LPG
NEGARA BERAT NILAI
melakukan intervensi atau campur (ribu kg) (ribu USD)
tangan pada pasar melalui penentuan Amerika 3.780.000 2.410.000
dan penetapan harga tertinggi. Serikat
Kenaikan harga komoditas LPG pasti Uni Emirat 1.230.000 792.520
akan menimbulkan beberapa Arab
Arab Saudi 935.300 624.550
permasalahan, dimana ada yang
Qatar 369.490 217.780
mendukung dan kontra terhadap
Kuwait 141.370 79.000
kebijakan itu.
Bahrain 93.000 51.420
Teori kelangkaan (scarcity)
Angola 44.870 27.290
menjelaskan bahwa pergerakan harga
Nigeria 44.000 27.290
LPG disebabkan beberapa alasan.
Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)
Alasan pertama adalah adanya

65
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

Alasan kedua adalah dari tabel 1 mengatasi masalah ini adalah


diatas, teori kelangkaan melalui penetapan kebijakan harga
interdepedensi dapat dilihat bahwa maksimum atau sering disebut
import LPG didominasi AS, negara- dengan price ceiling (Idris, 2021).
negara di Timur Tengah, dan juga Price ceiling merupakan kebijakan
negara-negara di Afrika (International pemerintah dengan menentukan
Energy Agency, 2022). Dapat dilihat harga jual paling tinggi. Dengan
bahwa keamanan jalur transportasi demikian komoditas masih dapat
produsen LPG ke konsumen di dibeli oleh konsumen/masyarakat
Indonesia adalah salah satu faktor (Mankew, 2020). Maksud penetapan
kenapa harga LPG di dalam negeri price ceiling pada LPG adalah bahwa
meningkat. Perdagangan minyak LPG tidak diperbolehkan dijual
melalui selat Hormuz (17,0%) dan dengan harga lebih tinggi dari yang
Selat Malaka (15,2%), Kawasan telah ditetapkan oleh Pemerintah
tersebut adalah alur laut yang padat (Samuelson & Nordhaus, 2010).
dan juga rawan dengan pembajakan, Dengan kata lain Pemerintah
oleh karena itu biaya risiko keamanan menetapkan Harga Eceran Tertinggi
transportasi dibebankan kepada (HET). Jika Price ceiling ditentukan
negara yang mengimpor agar dapat sama dengan atau lebih tinggi dari
menutupi risiko pembajakan. harga keseimbangan di pasar, maka
penentuan harga ini tidak
berpengaruh besar, sifatnya hanya
untuk mencegah produsen/penjual
LPG menaikan harga dari harga
keseimbangan. Permasalahan akan
timbul ketika price ceiling lebih
rendah daripada harga keseimbangan.

Gambar 3. Alur konektivitas terpadat


transportasi minyak global
sumber: Energy International Agency,
2021

Alasan ketiga adalah perilaku


pemburu rente dalam impor dan
distribusi LPG. Kelangkaan pasokan
LPG menjadikan ladang potensial bagi Gambar 4. Kurva Permintaan dan
pemburu rente yang memanfaatkan Penawaran LPG
ketidakstabilan LPG. Pemburu rente sumber: analisis penulis pada Januari
ini tidak hanya kalangan pelaku usaha, 2023
akan tetapi keterlibatan pejabat dalam
negara sangat potensial di dalamnya Pada Gambar 4 di atas dapat kita
(Umiyani, 2023). lihat bahwa harga pasar (harga
Dalam menyelesaikan masalah keseimbangan) LPG saat ini adalah Rp
kelangkaan LPG, Salah satu kebijakan 16.750 per kg (pantauan pasar pada
yang sesuai digunakan untuk Bulan Desember 2022). Harga ini

66
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

dipandang terlalu tinggi. Penetapan oleh siapa pun meskipun itu bukan
harga LPG ini diatur dalam Penetapan masyarakat miskin.
ini tertuang dalam Keputusan Menteri
ESDM Nomor 253.K/12/MEM/2020
tentang Harga Patokan Liquefied
Petroleum Gas (Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral, 2020).
Pemerintah menentukan dan
menetapkan price ceiling/Harga
Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp.
15.500 per kg sejak Februari 2022
agar harga LPG dapat dijangkau oleh
masyarakat (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2022). Namun
pada harga Rp 15.500 per kg kuantitas
demand lebih besar daripada
kuantitas supply (Qd > Qs). Dengan Gambar 4. Harga LPG 12 kg
harga tersebut, kuantitas yang (sumber: diolah oleh peneliti, 2023)
diminta sebesar 1,7 kg, sementara
jumlah kuantitas yang ditawarkan Kebijakan yang kedua adalah
dengan harga tersebut adalah sebesar mencari alternatif energi lain, yaitu
0,7 kg. Sehingga menciptakan peralihan energi berbahan LPG
kekurangan. Kondisi ini berpotensi menjadi energi dengan bahan energi
menimbulkan pasar gelap, akibatnya listrik untuk rumah tangga. Indonesia
untuk memperoleh LPG sebesar 0,7
sangat mungkin mendapatkan surplus
kg, konsumen mampu membayar
listrik yang dapat digunakan sebagai
hingga seharga Rp. 17.500 per kg.
Kondisi ini yang terjadi saat ini. Harga alternatif LPG dengan melihat potensi
ini hanya menguntungkan pedagang, sumber daya energi baru dan
sementara masyarakat yang terbarukan.
membutuhkan tidak akan kebagian.
Kebijakan Price ceiling atau
Harga Eceran Tertinggi ini harus
segera disikapi oleh Pemerintah
Indonesia. Analisis diatas belum
memasukkan faktor subsidi untuk
memudahkan analisis. Faktor subsidi
dapat dilihat sebagai kebijakan yang
masih dipertahankan namun sisi
pengawasannya masih sulit
dilaksanakan. Saat ini subsidi LPG
untuk kapasitas tabung 3 kg untuk
masyarakat miskin atau
berpenghasilan rendah. Namun
kriteria miskin dalam pengelolaan ini
masih belum jelas seperti apa,
sehingga LPG 3 kg ini dapat diakses

67
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

energi baru dan terbarukan. Namun


untuk peralihan penggunaan kompor
listrik sebagai pengganti kompor
dengan bahan LPG belum ada
ketentuan.

Grafik 2. Eksisting dan potensi energi baru


terbarukan di Indonesia
Sumber: diolah penulis dari Dewan Energi
Nasional, 2023
Gambar 3. Kebutuhan LPG dan Subsitusi
2015-2040
Dari Grafik diatas dapat dilihat sumber, Imam Supriadi, 2022
bahwa kapasitas energi yang
terpasang atau terpakai untuk Dalam pengembangan energi
mendukung kebutuhan listrik masih nasional, tentu harus sejalan dengan
sedikit dibandingkan potensi yang ada kebijakan nasional. Pada tahun 2030,
(kisaran 0,1-0,7%). Artinya potensi diprediksi bahwa kebutuhan gas
EBT Indonesia untuk mendukung Indonesia sebesar 5,2 ribu bpod,
listrik pengganti LPG sangat bisa sementara produksi diperkirakan
digunakan dan tidak akan habis hanya 2,6 bopd. Dengan skema
(Sianipar, Boedoyo, & Sasongko, business as usual (BaU), Pemerintah
2022). Selain itu, pengganti LPG dapat Indonesia tentu harus melakukan
juga dengan produksi Dimetyl Ether impor agar kebutuhan gas elpiji di
(DME). DME merupakan hasil olahan dalam negeri tetap terpenuhi. Dengan
batubara dengan kalori rendah, semakin langkanya LPG maka dengan
berupa senyawa bening, tidak pertimbangan anggaran negara yang
memiliki warna, dan tidak beracun. ada, tentu akan mengurangi kuantitas
Namun teknologi saat ini hanya yang diimpor. Kemungkinan lain
mendukung untuk menghasilkan adalah kuantitas yang diimpor tetap,
panas yang lebih rendah dibanding namun harga LPG di dalam negeri
LPG (Rauf, Widodo, & Nawir, 2018). akan mengalami kenaikan yang tidak
Kebijakan yang ketiga adalah sedikit.
kebijakan energi baru yang mengelola Namun apabila kebijakan
energi LPG menjadi lebih efisien. Salah Pemerintah Indonesia dengan
satunya adalah adalah percepatan melakukan transisi energi yang
pembangunan infrastruktur mendukung penggunaan listrik
ketenagalistrikan melalui Peraturan sebagai mengganti LPG akan sangat
Presiden No. 4 Tahun 2016 pasal 14 membantu. Dengan cara peningkatan
dengan mengutamakan pemanfaatan penggunaan energi baru terbarukan.

68
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

Paling signifikan adalah Wujud Gas Gas


pembangunan solar panel di rumah
Cadangan impor 38,8
tangga, penggunaan tenaga angin dan
miliar
biomassa secara komunitas,
ton
selanjutnya peralihan menggunakan
kompor listrik. Selain itu penggunaan Simpan di Bisa Bisa
bahan turunan batubara yaitu tabung
Dimethyl Ether (DME) masih potensi
Sumber: Kementerian ESDM (2023)
untuk dimanfaatkan karena
pasokannya di dalam negeri masih
Dari perbandingan diatas dapat
sangat besar (Dewan Energi Nasional,
dilihat bahwa DME memiliki banyak
2021). DME merupakan alternatif
potenesi untuk menggantikan LPG
bahan bakar yang memiliki kemiripan
dimasa depan. Secara berangsur-
dengan komponen LPG, yaitu
angsur kebijakan ini dapat terlaksana
mengandung unsur propana (C3H8)
karena cadangan batubara Indonesia
dan butana (C4H10). DME merupakan
masih besar. Pada Gambar 4 dapat
senyawa bening yang tidak beracun,
dilihat bahwa sebagian besar
tidak menghasilkan NOx, tidak
batubara Indonesia diekspor karena
menghasilkan particulate matter,
kebutuhan dalam negeri sudah
tidak mengandung belerang, memiliki
terpenuhi. Kebutuhan batubara di
nyala api yang biru, memiliki massa
Indonesia umumnya digunakan untuk
jenis 0,74 pada 60/60 oF. Dengan
pembangkit listrik. Dengan jumlah
demikian DME dapat digolongkan
pasokan yang besar dan adanya
bahan yang ramah lingkungan.
kebijakan hilirisasi batubara menjadi
Perbandingan LPG dan DME dapat
Dimethil ether maka kebutuhan LPG
dilihat pada Tabel 2 berikut.
dapat tergantikan.

Tabel 2. Perbandingan LPG dan DME Mongolia 28


Pembanding Liquefied Dimetyl Kanada 36
Petroleum Ether Kolombia 72
Gas (LPG) (DME) Afrika Selatan 81

Sumber Gas Bumi Batubara Amerika… 84


Rusia 217
Efisiensi 53,75- 64,7- Australia 393
Kompor 59,13% 68,9%
Indonesia 455
Kesetaraan 1,56-1,76 1,56- 0 200 400 600
Energi 1,76
Nilai kalori 50,56 30,5 Gambar 4. Negara Pengekspor Batubara Pada
MJ/kg MJ/kg Tahun 2019
Sumber: IEA, 2021
Emisi Per 930 kg CO2 745 kg
Tahun CO2 Dengan adanya kebijakan
transisi ini, maka ketahanan energi
Waktu 1,2 kali 1 kali dengan menjaga kebutuhan gas
memasak lebih cepat rumah tangga secara nasional. Secara

69
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

garis besar, melalui kebijakan ini akan negara di Wilayah Timur Tengah, dan
menghemat anggaran negara untuk juga negara-negara di Afrika. Harus
sebesar Rp 56 Triliun. Hal ini membuka peluang impor dari negara
diasumsikan apabila pengguna yang memiliki jalur logistik yang lebih
kompor listrik sejumlah 19 juta rumah aman. Terakhir adalah antisipasi
tangga sejak 2021, dan mencapai 30 perilaku pemburu rente dalam impor
juta rumah tangga pada tahun 2030. dan distribusi LPG di dalam negeri
dengan melibatkan pengawasan
Kesimpulan gabungan antar instansi dan
Dari analisis diatas, pemberikan efek jera pada pelaku
permasalahan kelangkaan LPG untuk yang merugikan negara dan
mendukung ketahanan energi di masyarakat.
Indonesia dapat melalui beberapa
cara mulai dari perencanaan,
Ucapan Terima Kasih
implementasi, dan juga monitoring
evaluasi agar semakin baik. Pertama Ucapan Terima kasih Peneliti
adalah dengan menerapkan sangat berterima kasih kepada Rektor
pemutakhiran dengan cepat mengenai Universitas Pertahanan Republik
kebijakan harga maksimum atau Indonesia yang telah mendanai
sering disebut dengan price ceiling, penelitian ini sehingga menjadi
kedua adalah mencari alternatif langkah saya untuk berbakti kepada
energi lain, yaitu peralihan energi NKRI dan berkontribusi dalam
berbahan LPG menjadi energi dengan pertahanan NKRI.
bahan energi listrik (kompor listrik)
Referensi
dari energi terbarukan dan dari DME.
Ketiga adalah kebijakan energi baru Amadeo, K. (2022, 04 30). OPEC Oil
yang mengelola energi LPG menjadi Embargo. Retrieved from The
lebih efisien dimana peralihan Balance Money:
dilakukan secara lebih masiv dan https://www.thebalancemone
bertahap. Dimana akan ada y.com/opec-oil-embargo-
penghematan anggaran negara causes-and-effects-of-the-
sebesar Rp 56 Triliun tiap tahun. crisis-3305806
Dari sisi monitoring dan
Amineh, P. M., & Houweling, H. (2018).
evaluasi, ada beberapa aspek yang
Central Eurasia in Global
dipantau guna mempertahankan
pasokan LPG tetap aman dengan Politics: Conflict, Security and
harga yang masih dapat dijangkau Development. Brill.
masyarakat. Aspek tersebut adalah Arikunto, A. (2010). Research
antisipasi kecenderungan beberapa
Methodology. Malang: UMM.
negara yang meningkatkan volume
cadangan penyangga energi, Bungin, B. (2020). Metodologi
khususnya akibat perang dan Penelitian Kualitatif. Jakarta:
perubahan iklim. Kedua adalah Kencana.
antisipasi interdependensi import
LPG didominasi Negara Amerika Dewan Energi Nasional. (2019). Buku
Serikat, Negara Tiongkok, dan negara- Ketahanan Energi Indonesia

70
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

2019. Jakarta: Dewan Energi Surabaya: Universitas


Nasioal. Airlangga.
Dewan Energi Nasional. (2021). Rauf, A. S., Widodo, S., & Nawir, A.
Potensi Energi di Indonesia. (2018). Peningkatan NIlai
Jakarta: Dewan Energi Kalori pada Batubara Lignit
Nasional. dengan Metode Aglomerasi Air
dan Minyak Sawit pada PT
Idris, M. (2021, 12 28). Pertamina
Indonesia Power UJP PLTU
Naikkan Harga LPG
Barru. Jurnal Geomine.
Nonsubsidi, Ini Rincian Harga
Terbarunya. Retrieved from Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D.
Kompas: (2010). Economics. McGraw-
https://money.kompas.com/r hill.
ead/2021/12/28/081743626
Sheffield, J. (2016). World population
/pertamina-naikkan-harga-
and energy demand growth:
lpg-nonsubsidi-ini-rincian-
The potential role of fusion
harga-terbarunya?page=all
energy in an efficient world.
International Energy Agency. (2022). The royal society., 377-395.
IEA Statistics. International
Sianipar, R., Boedoyo, M. S., &
Energy Agency.
Sasongko, N. A. (2022).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Application of LCA (Life Cycle
Mineral. (2020). Penetapan Assessment) to Solar Energy
Harga LPG. Jakarta: Development in Indonesia.
Kementerian ESDM. International Journal of
Innovative Science and
Mankew, G. N. (2020). Principles of
Research Technology, 128-
Microeconomics. South-
132.
Western Cengange Learning.
Sloman, J., Wride, A., & Garrat, D.
Martha, F. P. (2022). Nilai Impor LPG
(2012). Economics. Harlow:
Indonesia Meroket, Ini Negara-
Pearson Education Limited.
negara Pengirimnya. Jakarta:
Ekonomi Bisnis. Supriyadi, I. (2021). Ketahanan
Energi. Sentul: Universitas
Purnadi, H., & Arijanto, A. (2014).
Pertahanan RI.
Pengaruh Bahan Bakar Gas
LPG terhadap Emisi Gas Buang Umiyani, A. (2023, 02 13). Mafia
Sepeda Motor Karburator. Selewengkan BBM dan LPG
Jurnal Teknik Mesin, 398-404. Subsidi, DPR Desak Pertamina
Terapkan Syarat KTP.
Rachman, A. S. (2015). Preferensi
Retrieved from IDX Channel:
Rumah Tangga Dalam Memilih
https://www.idxchannel.com/
Jenis Bahan Bakar Utama
economics/mafia-
Untuk Memasak Di Indonesia.
selewengkan-bbm-dan-lpg-

71
JURNAL DESENTRALISASI DAN KEBIJAKAN PUBLIK (JDKP) E-ISSN : 2722-5259
Vol. 04 No. 01 (Maret 2023)
DOI : 10.30656/jdkp.v4i1.6263

subsidi-dpr-desak-pertamina-
terapkan-syarat-ktp
Yergin, D. (2006). Ensuring Energy
Security. Foreign Affairs, 69-
82.

72

You might also like