Aspal PKM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.

2 2020 200
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH SERABUT KELAPA SAWIT PADA


CAMPURAN (ASPHALT TREATED BASE) ATB DITINJAU DARI NILAI
PARAMETER MARSHALL TEST

Yusril Yahya1,Ester Priskasari2, Eding Iskak Imananto3


123)
Jurusan Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional Malang
Email : yusrilyahya321@gmail.com 1

ABSTRACT
Increased activity of the oil palm plantation industry in Muara Wahau village, East Kutai Regency, East
Kalimantan Province, which has resulted in piles of waste, one of which is palm oil fiber waste. This research
carried out the utilization of oil palm fiber waste that has not been optimized with the aim of knowing the effect
of adding palm fiber waste to the ATB foundation layer on the characteristic value of the Marshall Test and
knowing the feasibility of palm oil fiber waste as an additive to the ATB mixture. The research was conducted
by looking for the value of KAO with asphalt content variants of 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, and 6% with each of the
variations in asphalt content made by 5 specimens, and obtained KAO of 5.43%.The planning for hot mix again
used KAO asphalt levels and the addition of palm oil waste with variations in levels of 1.5%, 3%, 4.5% and 6%
for each grade made of 3 objects. From the results of the research, the added material for palm oil fiber waste
mixed with ATB affects the characteristic value of Marshall significantly. From the results of testing the
hypothesis Stability Fcount = 12.71, Flow Fcount = 5.47, VIM Fcount = 3344.49, VMA Fhitung = 3347.46, MQ
Fcount = 65.89, VFA Fcount = 3582.70> Ftable = 3.478. And based on the research results, it is stated that palm
oil fiber waste is not suitable for use as an added material, because the results of VIM and VFA have decreased
which do not meet the requirements of the 2018 Highways Specifications.

Keywords : Palm Oil Fiber waste, ATB (Asphalt Treated Base), Parameter Marshall Test.

ABSTRAK

Meningkatnya aktifitas industri perkebunan kelapa sawit di desa Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur,Provinsi
Kalimantan Timur yang menghasilkan tumpukan limbah salah satunya limbah serabut kelapa sawit. Penelitian
ini dilakukan pemanfaatan limbah serabut kelapa sawit yang belum dioptimalkan dengan tujuan mengetahui
pengaruh penambahan limbah serabut kelapa sawit pada lapisan pondasi atas ATB terhadap nilai karakteristik
Marshall Test dan mengetahui kelayakan limbah serabut kelapa sawit sebagai bahan tambah pada campuran
ATB. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai KAO dengan varian kadar aspal 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, dan 6%
dengan masing-masing variasi kadar aspal dibuat sebanyak 5 benda uji, dan diperoleh KAO sebesar 5,43%.
Perencanaan hotmix kembali memakai kadar aspal KAO dan penambahan limbah serabut kelapa sawit dengan
variasi kadar 1,5% , 3% , 4,5% dan 6% tiap kadar dibuat 3 benda. Dari hasil penelitian bahan tambah limbah
serabut kelapa sawit campuran ATB mempengaruhi nilai karakteristik marshall secara signifikan. Dari hasil
pengujian hipotesis Stablitas Fhitung = 12,71,Flow Fhitung = 5,47,VIM Fhitung = 3344,49,VMA Fhitung =
3347,46, MQ Fhitung = 65,89,VFA Fhitung = 3582,70 > Ftabel = 3,478. Dan berdasarkan hasil
penelitian,dinyatakan limbah serabut kelapa sawit tidak layak digunakan sebagai bahan tambah, dikarenakan
hasil VIM dan VFA mengalami penurunan yang tidak memenuhi persyartan Spesifikasi Bina Marga 2018.

Kata kunci : Limbah Serat Kelapa Sawit,ATB (Asphalt Treated Base),Parameter Marshall Test.

1. PENDAHULUAN persayaratan tertentu yang ditetapkan oleh peraturan-


peraturan seperti yang ditetapkan oleh Bina Marga
Campuran material perkerasan jalan sangat seperti berat jenis, kadar penyerapan, kepipihan dan
menentukan kualitas pada lapisan perkerasan aspal, lain-lain. Penelitian ini memanfaatkan limbah serabut
material perkerasan jalan harus memenuhi kelapa sawit sebagai bahan tambah pada campuran
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 201
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

ATB dengan presentase 1,5%,3%,4,5%,6% Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga Prov. Jatim
mengingat tumpukan limbah serabut kelapa sawit 2018 seksi 6.3 : 6-39
semakin banyak serta belum doptimalkan sama sekali
di daerah Kalimantan Timur khususnya di desa Tabel 2. Persyaratan sifat campuran untuk Asphalt
Muara Wahau.
Traeted Base (ATB)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Spesifikasi
pengaruh penambahan limbah serabut kelapa sawit Sifat Campuran
SS STS STK HRS-A HRS-B AC ATB
terhadap karakteristik Marshall Test pada campuran Kadar Aspal Efektif Min 8,0 8,3 6,0 6,3 5,5 - -
Kadar Penyerapan Aspal Max 2,0 2 2 1,7 1,7 1,7 1,7
lapisan aspal beton serta untuk mengetahui kelayakan Kadar Aspal Total (%
Min 9,0 9,3 7,0 7,3 6,5 6 5,8
tehadap berat total)
pada campuran ATB. jenis perkerasan aspal yang Kadar Rongga Udara dari Min 3 3 3 4 4 3 3
digunakan adalah Asphalt Treated Base (ATB) yang campuran padat(%terhadap
Max 9 9 9 6 6 5 5
volume total campuran)
merupakan lapisan pondasi atas konstruksi jalan. Rongga diantara mineral
Min 20 20 20 18 18 15 14
agregat (VMA) (%)
Rongga terisi aspal (VFA)
Min 75 75 75 68 68 65 65
Hipotesis Penelitian : (%)
Stabilitas Marshal (SNI-06-
• Hipotesis Nol (Ho) menyatakan tidak ada 2489-1991) (Kg)
Min 200 200 450 450 800 800 800

pengaruh dari penambahan limbah serabut kelapa Pelelehan (Flow), mm


Min 2 2 2 3 3 2 2
Max 3 3 3 - - 4 4
sawit terhadap pengujian Marshall Test. Marshall Quotient (SNI-06-
Min 80 80 80 250 250 - -
• Hipotesis Alternatif (Ha) menyatakan adanya 2489-1991) (Kg/mm)
Stabilitas Marshal tersisa
pengaruh pada penambhan limbah serabut kelapa setelah perendaman selama
Min 75 75 75 75 75 75 75
sawit terhadap pengujian Marshall Test. 24 jam pada 60° C (%
terhadap stabilitas semula)
Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga Prov. Jatim
Landasan Teori :
2018 seksi 6.3 :6-42
ATB merupakan pondasi atas perkerasan jalan
yang berfungsi meneruskan dan menyebarkan beban Tabel 3. Ketentuan-Ketentuan Aspal Keras
lalu lintas kebagian konstruksi jalan dibawahnya, No. Jenis Pengujian Aspal 60-70
selain itu ATB juga khusus diformulasikan untuk 1. Penetrasi pada 250C (0,1 mm) 60-70
2. Viskositas Dinamis 600C (Pa.s) 160-240
meningkatkan keawetan dan ketahanan kelelehan, 3. Viskositas Kinematis 1350C (cSt) ≥ 300
4. Titik Lembek (0C) ≥ 48
tebal minimum untuk lapisan ATB adalah 5 cm. 5. Daktilitas pada 250C (cm) ≥ 100
6. Titik Nyala (0C) ≥ 232
Lapis aspal pondasi atas memiliki sifat-sifat seperti 7. Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) ≥ 99
8. Berat Jenis ≥ 1,0
open grade, kurang kedap air dan mempunyai nilai Pengujian Residu hasil TFOT :
9. Berat yang hilang (%) ≤ 0,8
struktural. 10. Viskositas Dinamis 600C (Pa.s) ≤ 800
11. Penetrasi pada 250C (%) ≥ 54
12. Daktilitas pada 250C (cm) ≥ 100

Sumber : Spesifikasi Umum DPU Bina Marga Prov.


Jatim 2018 seksi 6.3 : 40

2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berupa pengamatan dan
pemeriksaan terhadap perbandingan nilai pengujian
Marshall Test campuran ATB dengan menggunakan
bahan tambah limbah serabut kelapa sawit
Gambar 1. Lapisan Perkerasan Pengamatan dilakukan di Laboratorium Bahan
Konstruksi Institut Teknologi Nasional Malang.
Tabel 1. Gradasi Agregat untuk Campuran Aspal Adapun Gambar 2. Diagram Alir Penelitian sebagai
berikut:
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 202
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

3. PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Bahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Bahan Konstruksi Institut Teknologi Nasional
Malang pada pengujian aspal dan agregat sebagai
berikut:

Tabel 4. Hasil Pengujian Aspal Dan Agregat

Spesikasi Umum Bina


No Pengujian Hasil
Marga 2018
Pengujian Aspal
1 Penetrasi Sebelum Kehilangan Minyak 60 - 70 69,7 10¯¹ mm
2 Penetrasi Setelah Kehilangan Minyak Min. 54 68,6 10¯¹ mm
3 Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal Min. 232 314/319 °c
Titik Lembek Aspal dan Ter °c
4 Min. 48 54,5
Sebelum Kehilangan Minyak
Titik Lemek Aspal dan Ter °c
5 Min. 48 53,5
Setelah Kehilangan Minyak
6 Berat Jenis Aspal Keras dan Aspal Min. 1 1,057 gr/cm²
7 Kehilangan Berat Minyak Maks. 0,8 0,187 %
8 Daktilitas Sebelum Kehilangan Minyak Min. 100 cm 118 cm
9 Daktilitas Setelah Kehilangan Minyak Min. 100 cm 133,75 cm
10 Perkiraan Temperatur Campuran 150 - 165°C 151 ◦c
11 Perkiraan Temperatur Pemadatan 95 - 140°C 121 ◦c
Pengujian Agregat
10 Berat Isi Agregrat 10/20 1,492 gr/cm³
11 Berat Isi Agregrat 10/10 1,467 gr/cm³
12 Berat Isi Agregrat 5/10 1,399 gr/cm³
13 1,698 gr/cm³
14 Analisa Saringan Agregat 10/20
15 Analisa Saringan Agregat 10/10
16 Analisa Saringan Agregat 5/10
17 Analisa Saringan Agregat 0/5
18 Angka Angularitas 0 - 12 2,274
19 Berat Jenis Agregrat 10/20 Min. 2,5 2.607
20 Penyerapan Agregrat 10/20 Maks. 3% 2.36 %
21 Berat Jenis Agregrat 10/10 Min. 2,5 2,65
22 Penyerapan Agregrat 10/10 Maks. 3% 2,15 %
23 Berat Jenis Agregrat 5/10 Min. 2,5 2,60
24 Penyerapan Agregrat 5/10 Maks. 3% 2,65 %
25 Berat Jenis Agregrat 0/5 Min. 2,5 2,70
26 Penyerapan Agregrat 0/5 Maks. 3% 2,32 %
27 Flakiness Kasar Maks 25% 19,90 %
28 Keausan Agregat Maks. 40% 23,724 %
29 Impact Value 10/10 Maks. 30% 9,390 %
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 203
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Pembuatan Benda Uji Grafik 1. Diagram Diagonal Komposisi


Perencanaan pembuatan benda uji lapisan perkerasan
campuran ATB dilakukan setelah pengujian bahan
memenuhi syarat spesifikasi.

Tabel 5. Benda Uji

Penentuan Kadar Aspal Optimum


Jumlah Benda
Kadar Aspal (%) Uji
( Pb-1) 3
( Pb-0,5) 3
( Pb) 3 ➢ Garis Putus2 I (sebelah Kiri) :
( Pb+0,5) 3 FA0/5=MA5/10+CA10/20+CA10/10
( Pb+1) 3
Pengujian Serabut Kelapa Sawit + ➢ Garis Putus2 II (Sebelah Tengah) :
KAO MA 5/10= CA10/10
Serabut kelapa sawit Jumlah Benda
(%) Uji ➢ Garis Putus2 III ( Sebelah Kanan ) :
1,5 3 CA 10/10= CA 10/20
3 3
4,5 3
6 3 ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengujian Marshall Untuk Mencari KAO :
Jumlah 27
Pengujian ini dilakukan untuk mencari nilai KAO
Bahan-Bahan Material dengan varian kadar aspal 4%,4,5%,5%,5,5% dan
Bahan-bahan yang di pergunakan dalam 6%. Dalam pengujian dengan alat Marshall didapat
Penelitian ini adalah : data stabilitas,flow,vim,vma,mq dan vfa yang
1) Bahan pengikat Aspal Pertamina penetrasi 60/70 kemudian dihitung sehingga didapat nilai dari
2) Material agregat kasar, agregat sedang, agregat karakteristik Marshall.
halus dari AMP PT. SRIWIJAYA DELAPAN
TUJUH, alamat Jl. Raya Kendal Payak, Desa Grafik 2. Hubungan Kadar Aspal Dengan Stabilitas
Kendal Payak Kec. Pakisaji Kab. Malang, Jawa
Timur 65162.
3) Limbah serabut kelapa sawit yang digunakan
sebagai bahan campuran ATB adalah limbah dari
PT. Swakarsa Sinar Sentosa Blok 7, Kecamatan
Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur.
4) Bahan pengisi (filler) yang digunakan adalah
semen dari Semen Gresik.

Perhitungan Persentase Agregat dengan Metode


Grafis
Setelah dilakukan pemeriksaan dan Grafik 3. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan
analisa gradasi untuk mengetahui berat dan
Flow
persentase agregat yang lolos pada masing-
masing saringan, maka selanjutnya dihitung
proporsi agregat dalam campuran dengan
menggunakan metode Grafis seperti pada grafik
dibawah ini :
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 204
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Grafik 4. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Grafik 8. Diagram Batang kadar Aspal Optimum
Vim

Dari hasil semua parameter, untuk menentukan kadar


optimum digunakan rumus :

Grafik 5. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan


Maka kadar aspal optimum didapatkan sebesar
Vma 5,43%.

Hasil pengujian Marshall untuk Serabut Kelapa


sawit dengan KAO :
Pengujian dengan serat kelapa sawit dengan varian
kadar 1,5%,3%,4,5%, dan 6%. Didaptkan hasil
karateristik marshall serat kelapa sawit.

Grafik 9. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit


Dengan Stabilitas

Grafik 6. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Mq

Grafik 10. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit


Dengan Flow

Grafik 7. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Vfa

Grafik 11. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit


Dengan Vim

Dari hasil perpotongan antara garis regresi dengan


batas ketentuan kemudian, di plotkan pada diagram
batang sehingga bisa ditentukan KAO.
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 205
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Grafik 12. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit H0 : Diterima jika nilai p < α(0,05)
Ha : Ditolok jika nilai p > α(0,05)
Dengan Vma
Tabel 7. Uji ANOVA Pada Stabilitas
Anova: Single Factor

SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 3145,6695 1048,5565 0
1,5 3 3013,2054 1004,4018 3301,1549
3 3 2942,8053 980,93509 2430,662
4,5 3 2706,8566 902,28554 280,62585
6 3 2482,2378 827,41261 3101,3438

ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 92691,9287 4 23172,982 12,713147 0,000620577 3,4780497
Within Groups 18227,573 10 1822,7573

Grafik 13. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit Total 110919,502 14

Dengan Mq
Tabel 8. Uji ANOVA pada Flow
Anova: Single Factor

SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 9,41475 3,13825 0
1,5 3 9,8 3,2666667 0,0233333
3 3 10,2 3,4 0,03
4,5 3 10,6 3,5333333 0,0433333
6 3 11 3,6666667 0,0233333

ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 0,5255247 4 0,1313812 5,4742155 0,013424677 3,4780497
Within Groups 0,24 10 0,024

Total 0,7655247 14

Grafik 14. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit Tabel 9. Uji ANOVA Pada VIM
Anova: Single Factor
Dengan Vfa
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 12,135587 4,0451956 0
1,5 3 14,397485 4,7991618 0,0014939
3 3 16,588805 5,5296018 0,0019361
4,5 3 19,754213 6,5847378 0,0012549
6 3 20,518017 6,8393389 0,0015506

ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 16,6836783 4 4,1709196 3344,4922 1,39414E-15 3,4780497
Within Groups 0,01247101 10 0,0012471

Total 16,6961493 14

Tabel 10. Uji ANOVA Pada VMA


Anova: Single Factor

SUMMARY

Tabel 6. Hasil Nilai Karakteristik Marshall Serabut Groups


0
Count
3
Sum
48,363976
Average
16,121325
Variance
0

Kelapa Sawit 1,5


3
3
3
50,34544
52,260945
16,781813
17,420315
0,0011415
0,0014794
Karakteristik kadar Campuran Bahan Tambah Fiber Sawit (%) Spesifikasi Bina 4,5 3 55,027933 18,342644 0,0009589
No
Campuran ATB 1,5 3 4,5 6 Marga 2018 6 3 55,695598 18,565199 0,0011848

1 Stabilitas (Kg) 1004,40 980,94 902,29 827,41 Min. 800


ANOVA
2 Flow (mm) 3,27 3,40 3,53 3,67 2 sampai 4 Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 12,759434 4 3,1898586 3347,4558 1,38799E-15 3,4780497
Within Groups 0,0095292 10 0,0009529
3 VIM (%) 4,80 5,53 6,58 6,84 3 sampai 5
Total 12,768964 14
4 VMA (%) 16,78 17,42 18,34 18,57
Min. 14

5 MQ (kg/mm) 307,64 288,52 255,78 225,50 - Tabel 11. Uji ANOVA Pada MQ
6 VFA (%) 71,40 68,26 64,10 63,16 Min. 65% Anova: Single Factor

SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance

Analisa Statistik Pengaruh Penambahan Varian 0


1,5
3
3
998,80262
922,91369
332,93421
307,6379
0
251,78392
3 3 865,5527 288,51757 0,3105375
Kadar Serabut Kelapa Sawit Terhadap 4,5 3 767,35112 255,78371 114,82856
6 3 676,50563 225,50188 41,340093
Karakteristik Marshall dengan Uji ANOVA Satu
Arah : ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Hipotesis : Between Groups 21520,1332 4 5380,0333 65,889289 3,7973E-07 3,4780497
Within Groups 816,526234 10 81,652623
H0 :Tidak terdapat pengaruh
Total 22336,6595 14
Ha :terdapat pengaruh dari perlakukan
Kriteria Pengujian :
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 206
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

(-1) menunjukan pasangan


Tabel 12. Uji ANOVA Pada VFA data Variabel X dan variabel
SUMMARY
Y memiliki Korelasi Negatif
Groups
0
Count
3
Sum
224,63719
Average
74,879063
Variance
0
yang kuat/erat.
1,5
3
3
3
214,20851
204,77403
71,402835
68,258009
0,029849
0,0333826
Korelasi (+) :Korelasi positinf mendekati
4,5 3 192,30489 64,101629 0,0175482 (+1) menunjukan pasangan
6 3 189,48184 63,160612 0,0206815
data Variabel X dan variabel
ANOVA Y memiliki Korelasi Postif
Source of Variation
Between Groups
SS
290,80436
df
4
MS F P-value
72,70109 3582,7019 9,88623E-16
F crit
3,4780497
yang kuat/erat.
Within Groups 0,2029225 10 0,0202923

Total 291,00728 14
4. PENUTUP
Tabel 13. Analisa Statistik Untuk Semua Hasil
Kesimpulan
Pengamatan Hasil pengujian pengaruh penambahan limbah
serabut kelapa sawit sebagai bahan tambah pada
lapisan Asphalt Treated Base ( ATB) terhadap nilai
karakteristik Masrhall, dapat disimpulkan, sebagai
berikut :
Penambahan limbah serabut kelapa sawit pada
campuran ATB telah mempengaruhi nilai
karakteristik marshall secara signifikan. Hal ini dapat
Analisa Statistik Pengaruh Penambahan Varian dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana :
Kadar Serabut Kelapa Sawit Terhadap StabilitasFhitung=12,71>Ftabel=3,48
Karakteristik Marshall dengan Uji Korelasi: FlowFhitung= 5,47 > Ftabel=3,48
VIM Fhitung= 3344,49 > Ftabel=3,48
Tabel 14. Data Stabilitas Uji Korelasi VMAFhitung=3347,46 > Ftabel=3,48
MQ Fhitung= 65,89 > Ftabel=3,48
VFA Fhitung= 3582,70 > Ftabel=3,48
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan,dapat dinyatakan bahwa limbah serabut
kelapa sawit tidak layak digunakan sebagai bahan
tambah, dikarenakan pada hasil VIM dan VFA
Rumus Uji Korelasi :
n xy − ( x )( y ) mengalami penurunan yang tidak memenuhi
r = persyaratan Spesifikasi Bina Marga 2018.
n x 2
− ( x ) n y − ( y ) 
2 2 2

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat
disarankan hal – hal sebagai berikut :
Contoh Perhitungan Stabilitas Uji Korelasi:
Tidak menabahkan varian kadar limbah serabut
kelapa sawit melebihi 1,5% karena mengakibatkan
penurunan terhadap nilai marshall test.
Melakukan pengujian Soundness Test untuk
mengetahui kekekalan agregat terhadap pengaruh
cuaca.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Buku Panduan Praktikum Bahan Jalan
Tabel 15. Hasil Uji Korelasi Campuran Serabut Institut Teknologi Nasional Malang.
Kelapa Sawit Anonim. 2018. Spesifikasi Umum Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur.
Surabaya.

Kriteria Pengujian :
Korelasi (-) :Korelasi Negatif mendekati
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 207
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG

Ari Edoyanto, 2011 .Morphologi Penampang Kelapa


sawit (Online).
Hadi Rendra Dwi Kurniawan. (2020). Pengaruh
Penambahan Serat serabut Kelapa Pada
Campuran Asphalt Treated Base( ATB )
Ditinjau Dari Uji Marshall, Jawa Timur :
Institut Teknologi Nasional Malang. Malang
P.Eliza Purnamasari (2007), Pengaruh Serabut
Kelapa Sebagai Bahan Tambah Dengan Filler
Serbuk Bentonit Pada HRS-BASE DAN HRS-
WC, Jawa Tengah : Universitas Atmajaya
Yogyakarta.
Ridwan Fahlih N,M , Zainul Arifin , Hendi
Bowoputro. Pengaruh Variasi Kadar Dan
Panjang Serabut Kelapa Terhadap Karakteristik
Marshall Pada Aspal Porus. Jawa Timur :
Universitas Brawijaya.
Su kirman, S. (1999). Perkerasan Lentur Jalan Raya.
Bandung : Nova.
Sukirman, S. 2003 . Beton Aspal Campuran Panas.
Granit. Jakarta
Sukirman, S. 2016 . Beton Aspal Campuran Panas.
Institute Teknologi Nasional.
Yogie Ferdiansyah, ( 2014 ), Pengaruh Penambahan
Serbuk Bambu Terhadap Karakteristik
Campuran Aspal Binder Course ( Ac-Bc ).
Sumatera Selatan : Universitas
Sriwijaya.Palembang.
Zainul Rohman. (2010 ). Pengaruh bahan tambah
serat serabut kelapa pada perkerasan jalan
HRS-BASE dan HRS-WC yang menggunakan
filler abu batu kapur. Jawa Timur : Universitas
Negeri Jember.

You might also like