Aspal PKM
Aspal PKM
Aspal PKM
2 2020 200
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
ABSTRACT
Increased activity of the oil palm plantation industry in Muara Wahau village, East Kutai Regency, East
Kalimantan Province, which has resulted in piles of waste, one of which is palm oil fiber waste. This research
carried out the utilization of oil palm fiber waste that has not been optimized with the aim of knowing the effect
of adding palm fiber waste to the ATB foundation layer on the characteristic value of the Marshall Test and
knowing the feasibility of palm oil fiber waste as an additive to the ATB mixture. The research was conducted
by looking for the value of KAO with asphalt content variants of 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, and 6% with each of the
variations in asphalt content made by 5 specimens, and obtained KAO of 5.43%.The planning for hot mix again
used KAO asphalt levels and the addition of palm oil waste with variations in levels of 1.5%, 3%, 4.5% and 6%
for each grade made of 3 objects. From the results of the research, the added material for palm oil fiber waste
mixed with ATB affects the characteristic value of Marshall significantly. From the results of testing the
hypothesis Stability Fcount = 12.71, Flow Fcount = 5.47, VIM Fcount = 3344.49, VMA Fhitung = 3347.46, MQ
Fcount = 65.89, VFA Fcount = 3582.70> Ftable = 3.478. And based on the research results, it is stated that palm
oil fiber waste is not suitable for use as an added material, because the results of VIM and VFA have decreased
which do not meet the requirements of the 2018 Highways Specifications.
Keywords : Palm Oil Fiber waste, ATB (Asphalt Treated Base), Parameter Marshall Test.
ABSTRAK
Meningkatnya aktifitas industri perkebunan kelapa sawit di desa Muara Wahau Kabupaten Kutai Timur,Provinsi
Kalimantan Timur yang menghasilkan tumpukan limbah salah satunya limbah serabut kelapa sawit. Penelitian
ini dilakukan pemanfaatan limbah serabut kelapa sawit yang belum dioptimalkan dengan tujuan mengetahui
pengaruh penambahan limbah serabut kelapa sawit pada lapisan pondasi atas ATB terhadap nilai karakteristik
Marshall Test dan mengetahui kelayakan limbah serabut kelapa sawit sebagai bahan tambah pada campuran
ATB. Penelitian dilakukan dengan mencari nilai KAO dengan varian kadar aspal 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, dan 6%
dengan masing-masing variasi kadar aspal dibuat sebanyak 5 benda uji, dan diperoleh KAO sebesar 5,43%.
Perencanaan hotmix kembali memakai kadar aspal KAO dan penambahan limbah serabut kelapa sawit dengan
variasi kadar 1,5% , 3% , 4,5% dan 6% tiap kadar dibuat 3 benda. Dari hasil penelitian bahan tambah limbah
serabut kelapa sawit campuran ATB mempengaruhi nilai karakteristik marshall secara signifikan. Dari hasil
pengujian hipotesis Stablitas Fhitung = 12,71,Flow Fhitung = 5,47,VIM Fhitung = 3344,49,VMA Fhitung =
3347,46, MQ Fhitung = 65,89,VFA Fhitung = 3582,70 > Ftabel = 3,478. Dan berdasarkan hasil
penelitian,dinyatakan limbah serabut kelapa sawit tidak layak digunakan sebagai bahan tambah, dikarenakan
hasil VIM dan VFA mengalami penurunan yang tidak memenuhi persyartan Spesifikasi Bina Marga 2018.
Kata kunci : Limbah Serat Kelapa Sawit,ATB (Asphalt Treated Base),Parameter Marshall Test.
ATB dengan presentase 1,5%,3%,4,5%,6% Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga Prov. Jatim
mengingat tumpukan limbah serabut kelapa sawit 2018 seksi 6.3 : 6-39
semakin banyak serta belum doptimalkan sama sekali
di daerah Kalimantan Timur khususnya di desa Tabel 2. Persyaratan sifat campuran untuk Asphalt
Muara Wahau.
Traeted Base (ATB)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Spesifikasi
pengaruh penambahan limbah serabut kelapa sawit Sifat Campuran
SS STS STK HRS-A HRS-B AC ATB
terhadap karakteristik Marshall Test pada campuran Kadar Aspal Efektif Min 8,0 8,3 6,0 6,3 5,5 - -
Kadar Penyerapan Aspal Max 2,0 2 2 1,7 1,7 1,7 1,7
lapisan aspal beton serta untuk mengetahui kelayakan Kadar Aspal Total (%
Min 9,0 9,3 7,0 7,3 6,5 6 5,8
tehadap berat total)
pada campuran ATB. jenis perkerasan aspal yang Kadar Rongga Udara dari Min 3 3 3 4 4 3 3
digunakan adalah Asphalt Treated Base (ATB) yang campuran padat(%terhadap
Max 9 9 9 6 6 5 5
volume total campuran)
merupakan lapisan pondasi atas konstruksi jalan. Rongga diantara mineral
Min 20 20 20 18 18 15 14
agregat (VMA) (%)
Rongga terisi aspal (VFA)
Min 75 75 75 68 68 65 65
Hipotesis Penelitian : (%)
Stabilitas Marshal (SNI-06-
• Hipotesis Nol (Ho) menyatakan tidak ada 2489-1991) (Kg)
Min 200 200 450 450 800 800 800
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini berupa pengamatan dan
pemeriksaan terhadap perbandingan nilai pengujian
Marshall Test campuran ATB dengan menggunakan
bahan tambah limbah serabut kelapa sawit
Gambar 1. Lapisan Perkerasan Pengamatan dilakukan di Laboratorium Bahan
Konstruksi Institut Teknologi Nasional Malang.
Tabel 1. Gradasi Agregat untuk Campuran Aspal Adapun Gambar 2. Diagram Alir Penelitian sebagai
berikut:
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 202
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
3. PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Bahan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium
Bahan Konstruksi Institut Teknologi Nasional
Malang pada pengujian aspal dan agregat sebagai
berikut:
Grafik 4. Hubungan Antara Kadar Aspal Dengan Grafik 8. Diagram Batang kadar Aspal Optimum
Vim
Grafik 12. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit H0 : Diterima jika nilai p < α(0,05)
Ha : Ditolok jika nilai p > α(0,05)
Dengan Vma
Tabel 7. Uji ANOVA Pada Stabilitas
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 3145,6695 1048,5565 0
1,5 3 3013,2054 1004,4018 3301,1549
3 3 2942,8053 980,93509 2430,662
4,5 3 2706,8566 902,28554 280,62585
6 3 2482,2378 827,41261 3101,3438
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 92691,9287 4 23172,982 12,713147 0,000620577 3,4780497
Within Groups 18227,573 10 1822,7573
Dengan Mq
Tabel 8. Uji ANOVA pada Flow
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 9,41475 3,13825 0
1,5 3 9,8 3,2666667 0,0233333
3 3 10,2 3,4 0,03
4,5 3 10,6 3,5333333 0,0433333
6 3 11 3,6666667 0,0233333
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 0,5255247 4 0,1313812 5,4742155 0,013424677 3,4780497
Within Groups 0,24 10 0,024
Total 0,7655247 14
Grafik 14. Hubungan Antara Serabut Kelapa Sawit Tabel 9. Uji ANOVA Pada VIM
Anova: Single Factor
Dengan Vfa
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
0 3 12,135587 4,0451956 0
1,5 3 14,397485 4,7991618 0,0014939
3 3 16,588805 5,5296018 0,0019361
4,5 3 19,754213 6,5847378 0,0012549
6 3 20,518017 6,8393389 0,0015506
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 16,6836783 4 4,1709196 3344,4922 1,39414E-15 3,4780497
Within Groups 0,01247101 10 0,0012471
Total 16,6961493 14
SUMMARY
5 MQ (kg/mm) 307,64 288,52 255,78 225,50 - Tabel 11. Uji ANOVA Pada MQ
6 VFA (%) 71,40 68,26 64,10 63,16 Min. 65% Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
Total 291,00728 14
4. PENUTUP
Tabel 13. Analisa Statistik Untuk Semua Hasil
Kesimpulan
Pengamatan Hasil pengujian pengaruh penambahan limbah
serabut kelapa sawit sebagai bahan tambah pada
lapisan Asphalt Treated Base ( ATB) terhadap nilai
karakteristik Masrhall, dapat disimpulkan, sebagai
berikut :
Penambahan limbah serabut kelapa sawit pada
campuran ATB telah mempengaruhi nilai
karakteristik marshall secara signifikan. Hal ini dapat
Analisa Statistik Pengaruh Penambahan Varian dilihat dari hasil pengujian hipotesis dimana :
Kadar Serabut Kelapa Sawit Terhadap StabilitasFhitung=12,71>Ftabel=3,48
Karakteristik Marshall dengan Uji Korelasi: FlowFhitung= 5,47 > Ftabel=3,48
VIM Fhitung= 3344,49 > Ftabel=3,48
Tabel 14. Data Stabilitas Uji Korelasi VMAFhitung=3347,46 > Ftabel=3,48
MQ Fhitung= 65,89 > Ftabel=3,48
VFA Fhitung= 3582,70 > Ftabel=3,48
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan,dapat dinyatakan bahwa limbah serabut
kelapa sawit tidak layak digunakan sebagai bahan
tambah, dikarenakan pada hasil VIM dan VFA
Rumus Uji Korelasi :
n xy − ( x )( y ) mengalami penurunan yang tidak memenuhi
r = persyaratan Spesifikasi Bina Marga 2018.
n x 2
− ( x ) n y − ( y )
2 2 2
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat
disarankan hal – hal sebagai berikut :
Contoh Perhitungan Stabilitas Uji Korelasi:
Tidak menabahkan varian kadar limbah serabut
kelapa sawit melebihi 1,5% karena mengakibatkan
penurunan terhadap nilai marshall test.
Melakukan pengujian Soundness Test untuk
mengetahui kekekalan agregat terhadap pengaruh
cuaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Buku Panduan Praktikum Bahan Jalan
Tabel 15. Hasil Uji Korelasi Campuran Serabut Institut Teknologi Nasional Malang.
Kelapa Sawit Anonim. 2018. Spesifikasi Umum Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur.
Surabaya.
Kriteria Pengujian :
Korelasi (-) :Korelasi Negatif mendekati
Student Journal GELAGAR Vol. 2 No.2 2020 207
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG