Jurnal Makna Pendidikan Islam
Jurnal Makna Pendidikan Islam
Jurnal Makna Pendidikan Islam
Sitiauliah87@gmail.com, nurizmula@gmail.com
Abstract
Islamic education is a system, which has components that as a whole support the realization
of the ideal Muslim figure. The main meaning of education in Islam is to seek the pleasure of
Allah SWT. With education, it is hoped that good, moral, qualified individuals will be born,
so that they will benefit themselves, their families, their communities, their country and
humanity as a whole. Because humans are the main focus of education, educational
institutions should focus on the substance of humanity, creating a system that supports the
formation of good humans, which is the main goal of education. In the Islamic view, humans
not only consist of physical and material components, but also consist of spiritual and soul
components. Therefore, an educational institution not only produces students who will have
material prosperity, but also what is more important is giving birth to individuals who have
good selves so that they will become human beings who are useful for the ummah and they
will find happiness in the world and in the world. Hereafter. Educational institutions need to
direct students to discipline their minds and souls, have intelligent minds and good qualities
and souls, carry out good and correct actions, have extensive knowledge, which will protect
them from mistakes, and have wisdom and justice.The meaning of education in its entirety in
the Islamic context is inherent in the connotation of the terms “ta’lim, tarbiyah and ta’dib”
which must be understood together. These three terms contain deep meaning regarding
humans, society and the environment which in their relationship with God are
interconnected with each other.
Keywords : Meaning of education; Al-Qur’an; Distinctive Islamic Education
Abstrak
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem, yang memiliki komponen-komponen yang secara
keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan. Makna utama
pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan
akan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada
dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan.
Disebabkan manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka seyogianyalah institusi-
institusi pendidikan memfokuskan kepada substansi kemanusiaan, membuat sistem yang
mendukung kepada terbentuknya manusia yang baik, yang menjadi tujuan utama dalam
pendidikan. Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan
materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan
bukan saja memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga
yang lebih penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik
sehingga mereka akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi ummat dan mereka
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan perlu mengarahkan
anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifatsifat
dan jiwa yang baik, melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki
pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki
hikmah dan keadilan. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks
1|Page
Jurnal Multidisiplin Indonesia
Islam, inheren dengan konotasi istilah “ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib” yang harus dipahami
secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut
manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling
berkaitan satu sama lain.
Pendahuluan
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem, yang memiliki komponenkomponen yang
secara keseluruhan mendukung terwujudnya sosok muslim yang diidealkan. Makna utama
pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan
lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya,
keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan. Disebabkan
manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka seyogianyalah institusi-institusi pendidikan
memfokuskan kepada substansi kemanusiaan, membuat sistem yang mendukung kepada
terbentuknya manusia yang baik, yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan. Prof. H.
Muhamad Daud Ali, S.H. berpendapat bahwa pendidkan adalah usaha sadar yang dilakukan
oleh manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai-nilai yang
dimilikinya kepada orang lain dalam masyarakat.
Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan materi,
namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja
memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih
penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga mereka
akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi ummat dan mereka mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan
akal dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifatsifat dan jiwa yang baik, melaksanakan
perbuatanperbuatan yang baik dan benar, memiliki pengetahuan yang luas, yang akan
menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), sesuai dengan sumber
pengambilan datanya yang berupa hasil bacaan dari bahan-bahan pustaka yang ada pada
penulis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan langkah-
langkah: reduksi data, pemaparan, dan interpretasi atau pengambilan kesimpulan guna
menjawab permasalahan penelitian. Pemilihan metode ini dipandang sebagai salah satu tahap
tersendiri, yaitu studi pendahuluan (preliminary research) untuk memahami lebih dalam gejala
2|Page
Judul Artikel
Nama Penulis
yang berkembang di tengah pendidikan. Dan kami menggunakan kitab-kitab menurut pendapat
seperti Hans Wehr, Fahrur Rozi, al-Jauhari . Data tersebut bersumber dari bahan-bahan pustaka
berupa laporan hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan pustaka lainnya yang relevan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. “Metodologi adalah proses, prinsip,
dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Menurut
Sugiyono (2007: 1), metode penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan melakukan observasi.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan
dengan caranonparticipant observation terhadap kalangan pendidikan.
A. At-ta’lim
Kata ta’lim asal katanya, adalah ‘allama, yu’allimu, ta’lim, Dalam bahasa Arab,
ta’lim berarti pengajaran. Secara istilah, ta’lim merujuk pada pengajaran yang
menyampaikan pengertian, pengetahuan, dan/atau keterampilan. Dalam konteks
pendidikan Islam, sering kali kata taklim digunakan. Secara sederhana, ta’lim dapat
didefinisikan sebagai ‘transfer ilmu pengetahuan. Kata ta’lim menurut Hans Wher dapat
berarti pemberitahuan tentang sesuatu, nasihat , perintah, pengarahan, pengajaran,
pelatihan, pembelajaran, pendidikan, dan pekerjaan sebagai magang, masa belajar suatu
keahlian.
Mengacu pada definisi ini, ta’lim berarti adalah usaha terus menerus manusia sejak lahir
hingga mati untuk menuju dari posisi “tidak tahu” ke posisi “tahu” seperti yang
digambarkan dalam surat An Nahl ayat 78. َ
َوُهّٰللا َاْخ َرَج ُك ْم ِّم ْۢن ُبُطْو ِن ُاَّم ٰه ِتُك ْم اَل َتْع َلُم ْو َن َش ْئًـۙا َّوَج َعَل َلُك ُم الَّس ْم َع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۙة َلَعَّلُك ْم َتْش ُك ُرْو َن
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (An-Nahl : 78).
3|Page
Jurnal Multidisiplin Indonesia
Al-Qur’an dan Sunnah Sebagai Sumber Filosofi, Paradigma, Dan Metodologi Pendidikan
Islam
Al-Qur’an dan Sunnah dianggap sebagai sumber utama pendidikan Islam, filsafat,
paradigma, dan metodologi. Mereka dijadikan acuan untuk membuat dan mengembangkan
konsep, prinsip, teori, dan teknik pendidikan Islam. Berikut ini adalah beberapa cara
penggunaan Al-Qur’an dan Sunnah dalam pendidikan Islam:
1. Filosofi: Al-Qur’an dan Sunnah memberikan landasan filosofi bagi pendidikan Islam.
Mereka menekankan pentingnya mencari pengetahuan dan memahami dunia di sekitar
kita.
2. Al-Qur’an dan Sunnah dijadikan landasan paradigma pendidikan Islam. Mereka
memberikan kerangka komprehensif untuk memahami dunia dan peran pendidikan di
dalamnya.
3. Metodologi: Al-Qur’an dan Sunnah memberikan metodologi pendidikan Islam. Mereka
menekankan pentingnya pembelajaran berdasarkan pengalaman, berpikir kritis, dan
refleksi.
4|Page
Judul Artikel
Nama Penulis
komprehensif untuk memahami dunia dan peran pendidikan di dalamnya, dan menekankan
pentingnya mencari pengetahuan, berpikir kritis, dan refleksi.
Prinsip-prinsip pokok dan distingtif pendidikan Islam meliputi beberapa hal yang
menjadi dasar dalam pendidikan Islam. Berikut adalah beberapa prinsip pokok dan distingtif
pendidikan Islam:
1. Prinsip berwawasan semesta: Pendidikan Islam harus memiliki pandangan yang luas
dan mampu mengakomodasi perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat.
2. Prinsip integrasi: Pendidikan Islam harus mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan
dan ajaran Islam, sehingga tercipta kesatuan dalam pendidikan.
3. Prinsip idealisme: Pendidikan Islam harus mengarahkan individu untuk mencapai
citacita yang ideal, yaitu menjadi manusia yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi
masyarakat.
4. Prinsip keterpaduan: Pendidikan Islam harus mengintegrasikan antara aspek jasmani
dan rohani, sehingga tercipta keterpaduan dalam pendidikan.
5. Prinsip kemandirian: Pendidikan Islam harus mengembangkan kemampuan individu
untuk mandiri dan mampu mengambil keputusan yang tepat.
6. Prinsip keutamaan: Pendidikan Islam harus memberikan prioritas pada nilai-nilai
keutamaan, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
7. Prinsip kesinambungan: Pendidikan Islam harus mengembangkan kemampuan individu
untuk terus belajar dan mengembangkan diri sepanjang hayat.
8. Prinsip kesetaraan: Pendidikan Islam harus memberikan kesempatan yang sama bagi
semua individu untuk mendapatkan pendidikan.
9. Prinsip keadilan: Pendidikan Islam harus memberikan perlakuan yang adil bagi semua
individu, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.
10. Prinsip keilmuan: Pendidikan Islam harus mengembangkan kemampuan individu untuk
memahami ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari prinsip-prinsip pokok dan distingtif pendidikan Islam di atas, dapat disimpulkan
bahwa pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berbeda dengan pendidikan lainnya.
Pendidikan Islam harus mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dan ajaran Islam, serta
mengembangkan kemampuan individu untuk mandiri dan mampu mengambil keputusan yang
tepat. Selain itu, pendidikan Islam juga harus memberikan prioritas pada nilai-nilai keutamaan,
seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
Kesimpulan
Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam memiliki konsep dasar
yang berbeda dengan pendidikan lainnya. Konsep dasar pendidikan Islam meliputi at-ta’lim, at-
tarbiyah, dan at-ta’dib. At-ta’lim merujuk pada proses transfer ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan. At-tarbiyah mengacu pada proses pembentukan individu berdasarkan ajaranajaran
Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad SAW. At-ta’dib mengacu pada proses
pembentukan akhlak yang baik dan perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Al-Qur’an dan
sunnah menjadi sumber utama dalam pendidikan Islam yang menjadi dasar filosofi, paradigma,
dan metodologi pendidikan Islam. Prinsip-prinsip pokok dan distingtif pendidikan Islam
meliputi prinsip berwawasan semesta, integrasi, idealisme, keterpaduan, kemandirian,
5|Page
Jurnal Multidisiplin Indonesia
Daftar Pustaka
Daud Ali, Muhamad dan Daud, Habiba. Lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1995
Dubes , Dagobert D., et. All., Dictionary of Philosophy, Otawa: Little Field, Adam & Co.
Otawa, 1977. Tim Perumus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2007.
Hans Wehr, 1974, Mu’jam al-Lughah al-Arabiyah al-Mu’asharah, Beirut.
Kemas Badaruddin, 2009, Filsafat Pendidikan Islam,Yogjakarta, Pustaka Pelajar.
M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung, 1996, Mizan), hal. 172.
Mahmud Yunus, 2003, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung.
Mu’zam al-Lukhatul al-‘Arabiyah, 1993, “Mu’zam al-Faazul al-Qur’an alKarim”, Mesir:
lBeirut, Juz 1.
Muhammad Nasib ar-Rifa’i, 2012, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Gema Insani, Cet.1.
NataAbuddin, Kafita Selekta Pendidikan Islam, Angkasa, Bandung:2003.
Omar Muhammad al-Toumy Al-Syaibany, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan
Bintang
Rasyid Ridha, 1403 H, Tafsir al-Manar, Dar al-Manar, Juz 1.
Rosyadi, Khoiron, Pendidikan Profetik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Sa’id Ismail Ali, 1428 H., Ushulul At-tarbiyah Al-islamiah, Mesir, Dar-Al-salam.
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, Remaja Rosda Karya, Bandung: 2001.
6|Page