Materi Pembelajaran Pai

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Jurnal Ilmu Pendidikan Islam

Prodi Pendidikan Agama Islam Prodi Pendidikan Agama Islam


Universitas Islam Lamongan Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06,
Vol. 06, No. 02, September No.hlm.
2022, 02, September
167-184 2022, hlm. 167-184

KOMPONEN MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN


ORIENTASINYA PADA MADRASAH IBTIDAIYAH
Uci Nurhayati1 ; Muhammad Nu’man2
1,2 Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Email: uci.uinsby@gmail.com1; abahlabaksa@gmail.com2

Article History: Abstract: PAI material is the subject matter or subject


Received : 27-04-2022 matter in the field of Islamic studies which is carried out in a
Revised : 06 – 06-2022 planned manner in order to prepare students to recognize,
Accepted : 01- 09-2022 understand, appreciate, believe in, practice Islamic
teachings and have Islamic character and be followed by
guidance to respect other religions concerning harmony
Keyword : between religious communities until realized national unity
Intrucional material, PAI, and integrity. Islamic religious education is given by
Islamic of primary school following the guidance that religion is taught to humans
with a vision to create humans who fear Allah SWT and
have noble character and aim to produce honest, fair,
virtuous, ethical, mutual respect, disciplined, harmonious,
and productive humans. Both personal and social. In this
case, it is applied through education. Education is the first
and most important guide for a Muslim. Thus, it is necessary
to instill in students to become individuals who understand
and understand religious teachings and practice them in
everyday life. The research method used is a type of library
research.

Kata Kunci: Materi PAI adalah materi pelajaran yang disampaikan


Materi Pembelajaran, PAI, secara terencana untuk menyiapkan peserta didik dalam
Madrasah Ibtidaiyah mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
mengamalkan ajaran Islam. Melalui metode penelitian
sutudi kepustakaan, penelitian ini menghasilkan temuan
yang secara konseptual menyimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam diberikan kepada Madrasah Ibtidaiyah
memiliki visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan
untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis
dan produktif, baik personal maupun sosial.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Pendahuluan
Agama adalah risalah yang disampaikan Allah kepada Nabi sebagai petunjuk bagi
manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam
penyelenggaraan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan tanggung
jawab kepada Allah dan masyarakat sekitarnya.1 Agama memiliki peran yang amat yang
penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya
mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari
betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-
nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan
membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berkahlak mulia. Akhlak mulia mencakup mencaku etika,
budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pedidikan Agama. Peningkatan potensi
spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,
serta pengalaman nilia-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif
kemsyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada
optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia
yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis
dan produktif, baik personal maupun sosial. Dalam hal ini diterapkan melalui sebuah
pendidikan. Pendidikan adalah suatu pedoman awal dan terpenting dari seorang
muslim.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam
kurikulum pendidikan nasional. Dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003
pasal 30 Bab IV dirumuskan bahwa “pendidikan keagamaan berfungsi untuk
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.2
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan di atas dapat diketahui bahwa
pendidikan agama Islam di sekolah tidak dimaksudkan untuk sekedar memberikan
wawasan atau pengetahuan keagamaan kepada siswa, tetapi lebih merupakan upaya
untuk membentuk siswa menjadi pribadi yang beragama. Pribadi yang beragama
artinya pribadi yang mengerti dan memahami ajaran-ajaran agama serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1 Basuki dan Ulum, M. Miftahul. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. (Ponorogo: STAIN Po Press, 2007).
2 Undang-undang sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 Bab IV Nomor. 02 Tahun 2003.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Diskusi dan Pembahasan


1. Konsep Dasar dan Eksistensi Mata Pelajaran PAI di Madrasah Ibtidiyah
Materi atau bahan pelajaran atau juga dikenal dengan materi pokok meruakan
subtansi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Materi pokok adalah
materi pelajaran bidang studi yang dipegang atau diajarkan oleh guru. Keberhasilan
pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang
materi pembelajaran.3
Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan
perwujudan ibadah kepada- Nya. Dalam Al-Quran banyak ayat yang menunjukkan
perintah tersebut, antara lain dalam Qs. An-Nahl ayat 125 sebagai berikut:4

َ ِ ‫ُا ْد ُع ِا ىٰل َس ِب ْي ِل َرب َِك ِِبلْ ِح ْْكَ ِة َوالْ َم ْو ِع َظ ِة الْ َح َس نَ ِة َو َجا ِدلْهُ ْم ِِبل َّ ِ ِْت‬
‫ِه َا ْح َس ُ ُۗن ِا َّن َرب َّ َك ه َُو َا ْع َ َُل ِب َم ْن ضَ َّل َع ْن‬
‫َس ِب ْي ِ ِٖل َوه َُو َا ْع َ َُل ِِبلْ ُم ْهتَ ِد ْي َن‬
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs. An-Nahl:
125)

Materi pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari


silabus, yakni perencanaan tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan
pembelajaran. Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran
(instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dikuasai peserta didik dalam rangka memnuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasarn. Sasaran tersebut harus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi
tersebut harus di capai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar koompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Pendidikan agama Islam dapat diartikan sebagai program yang terencana dalam
menyiakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani
ajaran Islam serta diikuti tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
dengan kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan
bangsa.5

3 M. Yusuf Ahmad, Siti Nurjanah, “Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
Kecerdasan Emosional Siswa”, Jurnal Al-Hikmah, Vo. 13, No. 1, (2016).
4 Aziz Hidayatullah, Budianti, Ruswandi, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar”,

Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 18. No 02. (2020)


5 Alim Muhamad, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 6.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Pendidikan agama Islam ada dua kelompok yaitu: pertama, pendidikan Islam
merupakan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan atau didirikan dengan Hasrat
dan niat untuk mengajarkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Kedua, pendidikan Islam adalah
sistem pendidikan yang dikembangkan dari ajaran nilai-nilai Islam.6
Materi PAI adalah materi pelajaran atau materi pokok bidang studi Islam yang
dilakukan secara terencana guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, mengamalkan ajaran Islam dan berakhlak secara
Islam serta diikuti tuntunan untuk menghoormati agama lain dalam hubungan dengan
kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.7
Pembelajaran pendidikan Islam adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri sesorang peserta didik. Inilah yang merupakan sebagai inti
dari proses pembelajaran. Perubahan tersebut bersifat:
1. Intensional, yaitu perubahan yang terjadi karena pengalaman atau praktek yang
dilakukan, proses pembelajaran dengan sengaja dan disadari, bukan terjadi karena
kebetulan.
2. Positif-aktif, perubahan yang bersifat positif -aktif. Perubahan bersifat positif yaitu
perubahan yang bermanfaat sesuai dengan harapan pelajar, disamping mnghasilkan
sesuatu yang baru dan lebih baik disbanding sebelumnya, sedangkan perubahan
yang bersifat aktif yaitu perubahan yang terjadi karena usaha yang dilakukan
pelajar, bukan terjadi dengan sendirinya.
3. Efektif fungsional, perubahan yang bersifat efektif yang dimana adanya perubahan
yang memberikan pengaruh dan manfaat bagi pelajar. Adapun yang bersifat
fungsional yaitu perubahan yang relative tetap serta dapat diproduksi atau
dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.8

2. Fase-fase perkembangan Psikologi Siswa MI


Fase Thufulah Akhir/ kanak-kanak akhir (7-14 tahun). Fase ini lazim disebut
sebagai masa sekolah. Anak sudah mempunyai kemampuan untuk belajar menulis,
membaca dan berhitung. Jean Piaget menyebut masa ini dengan fase operasi konkret (7-
11) dan operasi formal (11-15). Pada zaman khalifah Abbasiyah, negara membatasi usia
wajib belajar bagi anak-anak, minimal tujuh tahun. Karena pelajaran membaca dan
menulis pada anak kurang dari usia tersebut dianggap dapat melemahkan smani dan
akal mereka. Di sini artinya, betapa fase perkembangan anak sangat penting
diperhatikan sebagai acuan didaktis.9
Fase Tamyiz/mampu membedakan (7-10 tahun). Secara istilah kata Tamyiz
adalah kekuatan daya pikir yang dengannya anak mampu menemukan dan menetapkan
beberapa makna (perkataan). Sedangkan secara tanda Tamyiz, para ulama memberikan
pendapat yang beragam tentang tanda-tanda Tamyiz. Sebagian ada yang berpendapat

6 Muhamimi, Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo, Manajmen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), 3-4.
7 Erwin, Materi Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Nadi Offset, 2009), 7.
8 M. Yusuf Ahmad, siti Nurjanah, Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Kecerdasan Emosional Siswa, Jurnal Al-Hikmah, Vo. 13, No. 1, 2016


9 Moh Faishol Khusni, “Fase Perkembangan Anak dan Pola Pembinaanya dalam Presektif Islam”, Jurnal

Perempuan Anak, Vol.02, No.02, (2018).


Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

bahwa indikator Mumayyiz (seseorang yang telah Tamyiz) adalah anak mampu
memahami suatu pembicaraan dan mampu menjawab (pertanyaan) dari lawan
bicaranya.
Seorang anak yang Mumayyiz adalah anak yang sudah mencapai usia dimana
seorang anak sudah mulai bisa membedakan mana hal yang bermanfaat baginya dan
mana hal yang membahanyakan dirinya, sebagian ulama menyatakan bahwa pada usia
ini seorang anak memiliki kemampuan dalam otaknya untuk bisa menggali arti dari
suatu hal. Dalam kenyataannya, pada masa ini seorang anak mampu melakukan
beberapa hal secara mandiri, seperti makan dan minum.
Fase Tamyiz merupakan fase dimana seseorang anak dipersiapkan atau harus
mempersiapkan dirinya melakukan peran sebagai Abdullah. Sebagai hamba Allah SWT.
anak perlu memahami siapa Allah SWT. (melalui tauhid) dan bagaimana aturan-aturan
Allah SWT. berlaku di atas bumi demi menjaga keberlangsungan hidup manusia. Fase ini
sesungguhnya dimaksudkan agar manusia siap menjalankan tugas-tugasnya sebagai
manusia tatkala manusia telah menjadi manusia dewasa yang terbebani hukum (taklif).
Anak tidak lagi bersifat egosentris, artinya anak tidak lagi memandang diri
sendiri sebagai pusat perhatian lingkungannya. Anak mulai memerhatikan keadaan
sekelililingya dengan objektif. Karena timbul keinginannya untuk mengetahui
kenyataan, keinginan itu akan mendorongnya untuk menyelidiki segala sesuatu yang
ada di lingkungannya. Anak keluar dari lingkungan keluarga dan memasuki lingkungan
sekolah, yaitu lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan jasmani dan
rohani. Mereka mengenal lebih banyak teman dalam lingkungan sosial yang lebih luas,
sehingga peranan sosialnya semakin berkembang.
Sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya, pada fase Tamyiz ini anak
sudah siap untuk mempelajari ilmu-ilmu hukum terkait bagaimana berhubungan
dengan Allah SWT. maupun aturan hukum lain, seperti ibadah, muamalah, jinayat, dan
munakahat. Pendidikan pokok syari’atnya setidaknya diharapkan tuntas pada usia 10
tahun atau 12 tahun sehingga ketika mendapat sudah baligh siap menjadi mukallaf.
Adanya perintah mengajarkan sholat mengisyaratkan bahwa anak telah memiliki
perkembangan perasaan intelek, kedisiplinan, perkembangan religiusitas dan
perkembangan jiwa sosial. Perintah sholat juga mengajarkan kedisiplinan, salah satunya
melalui diperintahkan untuk sholat adalah ajaran didaktis yang erat kaitannya dengan
perkembangan anak. Menanamkan disiplin sholat lima waktu bukanlah hal yang mudah
jika tidak dimulai dari dini, sehingga membutuhkan masa antara untuk sebelum benar-
benar terkena hukum taklif. Pada usia ini anak masih belum dihukum (dipukul) ketika
belum mampu menjalankan perintah sholat dengan semestinya. Hal yang paling penting
ditananamkan adalah memahami makna sholat dan kecintaan melakukannya.
Perkembangan berfikir berkembang secara berangsur-angsur, ingatan anak
menjadi kuat sekali sehingga biasanya mereka senang sekali menghafal banyak-banyak.
Anak mengalami masa kegembiraan dalam belajar sehingga pengetahuannya dan
kemampuannya terus bertambah.
Oleh karena itulah, pada masa ini keterampilan-keterampilan fundamental,
seperti membaca, menulis dan berhitung telah dikuasai dengan sangat baik.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Perkembangan bahasa anak pada fase ini telah sampai pada kemampuan kestabilan
bahasa. Dimulai sejak usia enam tahun, bahasa anak sudah semakin stabil, gaya tuturnya
sudah sistematis dan mampu mengutarakan idenya dengan bahasa yang tepat.
Landasan fase ini adalah adanya fase antara pasca Tamyiz hingga sebelum baligh.
Jika fase Tamyiz berakhir pada usia 10 tahun (dengan dipukul jika tidak mau sholat dan
memisahkan tempat tidurnya), maka fase ini berangkat dari 10 tahun sampai seorang
anak menjadi baligh, baik dengan bermimpi/haid atau sudah menginjak usia 15 tahun.
Amrad sendiri dalam bahasa arab berarti pemuda. Pengertian lebih jelas
mengenai Amrad adalah pemuda yang selumrahnya sudah tumbuh jenggot dan
kumisnya, namun belum tumbuh.
Fase Amrad dipersiapkan seseorang menjadi khalifah (wakil Allah). Oleh karena
itu, hal mendasar yang harus diajarkan adalah kesadaran akan tanggung jawab terhadap
semua makhluk, karena manusialah yang menjadi wakil Allah yang akan mengatur,
menjaga, mengolah semua yang ada di bumi ini. Seperti Nabi Muhammad SAW, sejak
umur 12 tahun beliau terlibat dalam perang Fijar yang dilakukan oleh orang-orang
Quraisy, beliau berperan dalam kelancaran pasokan senjata bagi pasukan yang
berperang.
Tidak hanya itu, pada fase ini tepatnya usia 12 tahun, Nabi Muhammad SAW, juga
telah mulai diajak berdagang oleh pamannya Abu Thalib ke negeri Syam. Dengan
berdagang berarti Nabi telah belajar mengenai pengelolaan keuangan, mengamalkan
kejujuran dan keadilan dalam berdagang, menjalin komunikasi dan interaksi dengan
orang lain dan tentu saja belajar mengenai prinsip-prinsip bisnis lainnya.
Pada fase Amrad ini anak telah berkembang pesat secara fisik, psikologis dan
kemampuannya untuk mengembangkan dirinya sendiri. Secara intelektual, pada usia ini
anak sudah memilki kemandirian berfikir abstrak, sehingga ilmu-ilmu nadzari, yaitu
ilmu-ilmu yang mengandalkan logika yang kuat, sudah tepat diajarkan kepada anak.
Filsafat, matematika fisika, astronomi sudah dapat diajarkan kepada anak-anak tanpa
meninggalkan ilmu-ilmu yang dlaluri (empiris dan rasional) tentu juga harus
dilanjutkan.
Dalam fase ini seorang anak memerlukan pengembangan potensipotensinya
untuk mencapai kedewasaan dan kemampuan bertanggung jawab penuh. Anak
membutuhkan latihan dan kepercayaan untuk menjadi manusia yang bertanggung
jawab sebagai calon manusia dewasa. Ia membutuhkan dorongan, peluang-peluang dan
ketersediaan ruang (terutama ruang psikis) untuk melakukan eksperimentasi yang
memungkinkan anak kelak mencapai taklif dalam makna yang sesungguhnya, tidak
sekedar tuntutan formal fikih semata.
Kemampuan lain yang perlu dilatihkan pada fase ini adalah penguasaan atas
keterampilan hidup (life skill). Karena suatu saat nanti seorang anak harus bekerja. Pada
saat dewasa mereka harus mampu mandiri, menanggung kehidupan sendiri dan
keluarganya. Maka, menjelang dewasa ia harus melakukan proses latihan yang dapat
menjadikannya mandiri secara ekonomi dengan mulai belajar bekerja/ berwirausaha.
Selain hal-hal tersebut di atas, Syeikh Abdullah Nashih Ulwan memberi
peringatan tentang tanggung pendidikan seksual anak. Pendidikan seksual adalah upaya
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada


anak, sejak ia mengenal masalah-maslah yang berkenaan dengan naluri seks dan
perkawinan. Dimana jika seorang anak telah mencapai masa pubertas, usia 12 sampai
15 tahun, maka pendidik harus berterus terang atau menjelaskan, bahwa apabila keluar
air mani dengan memancar dan bersyahwat, berarti ia telah baligh dan telah menjadi
mukallaf, begitupula dengan seorang gadis jika telah haidh maka ia juga telah baligh dan
menjadi mukallaf. Inilah salah satu hikmah diperintahkannya memisahkan tempat tidur
anak laki-laki dan perempuan mengingat usia ini kematangan seksual telah tumbuh.
Berbeda dengan fase sebelumnya, maka di usia 7-14 tahun ini bimbingan
dititikberatkan pada pembentukan disiplin yang lebih tegas. Anakanak dibiasakan
mentaati peraturan dan penyelesaian tugas-tugas atas dasar tanggung jawab.
Membiasakan anak-anak dengan sholat tepat waktu adalah penekanan yang sudah
dapat diberikan pada fase ini.
Pada fase pubertas ini, biasanya anak sedang mencari jati diri dan sering
menampakkan perilaku memberontak atau bersikap acuh. Oleh karena itu, para
orangtua, pendidik dan lingkungan sosialnya harus lebih waspada dan mengambil
langkah-langkah antisipatif untuk mencegah terjadinya halhal yang tidak diinginkan.
Masa bermasalah pada fase ini yang biasanya disebut dengan “masa kejam”
(sekitar usia 10-11 tahun) meskipun hanya berlangsung singkat (sekitar 1 tahun), tetapi
jika tidak dibimbing dengan benar akan berdampak pada masa-masa selanjutnya.10

3. Lingkup dan Materi PAI di Madrasah Ibtidaiyah


Adapun pengertian setiap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Madrsah Ibtidaiyah adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur’an Hadist
Al-Qur'an Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak kalah pentingnya adalah
menumbuhkan rasa cinta dan penghargaan tinggi kepada Al-Qur'an dan Hadis
sebagai pedoman hidup;
2. Akidah-Akhlak
Akidah merupakan akar atau pokok agama. Akidah berkaitan dengan rasa
keimanan yang akan mendorong seseorang melakukan amal shaleh, berakhlak
karimah dan taat hukum. Sedangkan akhlak merupakan buah ilmu dan keimanan.
Akhlak menekankan pada bagaimana membersihkan diri dari prilaku tercela
(madzmumah) dan menghiyasi diri dengan prilaku mulia (mahmudah) dalam
kehidupan sehari-hari melalui latihan kejiwaan (riyadlah) dan upaya
sungguhsungguh untuk mengendalikan diri (mujahadah). Sasaran utama
pendidikan akhlak adalah hati nurani, karena baik-buruknya prilaku tergantung
kepada baik dan berfungsinya hati nurani;

10 Ibid., 102.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

3. Fikih
Fikih merupakan sistem atau seperangkat aturan syari'at yang berkaitan
dengan perbuatan manusia (mukallaf). Aturan tersebut terkait hubungan manusia
dengan Allah Swt. (hablum minallah), sesama manusia (hablum minannas) dan
dengan makhluk lainnya (hablum ma `al ghairi) dalam kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Fikih menekankan pada pemahaman yang
benar mengenai ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam
ibadah dan muamalah dalam konteks keIndonesiaan, sehingga semua prilaku
sehari-hari sesuai aturan dan bernilai ibadah.
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan
perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari masake masa.
Pembelajaran SKI menekankan pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah
(pelajaran) dari sejarah masa lalu untuk menyikapi dan menyelesaikan
permasalahan masa sekarang dan kecenderungan masa depan. Keteladanan yang
baik dan ibrah masa lalu menjadi inspirasi generasi penerus bangsa untuk
menyikapi dan menyelesaiakan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek,
seni dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya.11

Tabel 1
Lingkup Materi PAI di Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan KMA No.18312

Al-Qur’an Hadits
Lingkup Semester Materi
Memahami Huruf hija’iyah beserta tanda bacanya
(Fathah, Kasrah, dan Dlammah)
Ganjil
Memahami Q.S. alFatihah (1), an-Nas (114), al
Falaq (113), al-Ikhlas (112) dan al-Lahab (111)
Memahami huruf hijs’iysh beserta tanda bacanya
Kelas 1 (Fathatain, Kasratain, Dlammatain, Sukun,
Tasydid)
Genap Memahami Q.S. an-Nashr (110), al-Kafirun (109),
alKautsar (108), al-Ma'un (107) dan al-Quraisy
(106)
Memahami hadits tentang kebersihan
Mengetahui cara menulis huruf hija’iyah secara
terpisah dan bersambung.
Kelas 2 Ganjil Memahami hukum bacaan ghunnah
Memahami Q.S. al-Fiil (105), al- Humazah (104), al
Ashr (103) dan atTakatsur (102)

11 KMA Nomor 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah
12 Ibid.
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Memahami hadits tentang keutamaan belajar Al-


Qur’an.
Memahami Q.S. alQari'ah (101), al-Ashr (103), al
'Adiyat (100), alZalzalah (99) dan al-Bayyinah (98)
Memahami hukum bacaan Al Qamariyah dan Al
Genap
Syamsiyah
Memahami hadits tentang hormat kepada orang
tua
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. alFatihah
(1), an-Nas (114), al-Falaq dan al-Ikhlas (112)
Ganjil Memahami hukum bacaan Qalqalah
Memahami arti dan kandungan hadits tentang
shalat berjamaah.
Kelas 3 Memahami arti dan isi kandungan Q.S. alKafirun
(109) dan an-Nasr (110) Q.S. al-Lahab (111) dan
al-Fiil (105)
Genap
Memahami hukum bacaan Mad Thabi’i
Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang
persaudaraan.
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al-Ashr
(103) dan al-Quraisy (106) Q.S. al-Ma'un (107) dan
at-Takatsur (102)
Ganjil
Menerapkan hukum bacaan idhhar dan ikhfa'
Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang
takwa dan niat.
Kelas 4
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. alQariah
(101) dan alZalzalah (99)
Menerapkan hukum bacaan idgham bighunnah,
Genap
idgham bilaghunnah, dan isglab
Memahami arti dan isi kandungan tentang
silahturahmi
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al- 'Adiyat
(100) dan at-Tin (95)
Ganjil
Menganalisis arti dan isi kandungan hadits tentang
menyayangi anak yatim.
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. alHumazah
Kelas 5
(99) dan alBayyinah (98)
Menerapkan hukum bacaan Waqaf dan
Genap
Washal
Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang
ciri-ciri orang munafik
Kelas 6 Ganjil Memahami arti dan isi kandungan Q.S. al-'Alaq
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

(96) kandungan Q.S. al-Qadr (97)


Menerapkan hukum bacaan tafkhim, tarqiq
dan jawazul wajhain
Memahami arti dan isi kandungan hadits tentang
keutamaan memberi.
Memahami arti dan isi kandungan Q.S. adlDluha
(93) Q.S. alInsyirah (94)
Genap
Memahami arti dan isi kandunga hadits tentang
amal saleh
Akidah Akhlak
Lingkup Semester Materi
Mengenal Allah Swt. melalui dua kalimah syahadat
Menerapkan pengucapan kalimat Basmalah dan
hamdalah dalam melakukan setiap perbuatan
yang baik
Mengenal al-Asma'ul Husna
Ganjil
Menerapkan hidup sehat dan bersih
Menerapkan adab ke kamar mandi, mandi dan
berpakaian
Kelas 1 Memahami kisah keteladanan Nabi
Muhammad Saw.
Memahami makna arRahmaan, dan ar-Rahiim
Memahami enam rukun iman
Menerapkan adab belajar
Genap Menerapkan sikap hormat, kasih sayang, dan
sopan santun terhadap orang tua dan guru
Menerapkan berkata baik, berkata jujur dan
budaya antri dalam kehidupan sehari-hari
Menerapkan ketentuan membaca ta'awwudz
Memahami makna alHafiizh, dan al-Waliy
Menerapkan sikap berterima kasih dan rendah
hati serta cara membiasakannya
Ganjil
Menerapkan adab bersin dan menguap
Memahami akhlak tercela egois, berkata kasar,
berbohong dan cara menghindarinya
Kelas 2
Memahami kisah keteladanan Nabi Nuh a.s
Memahami makna al-'Alum, al-Khobiir
Memahami sifat wajib Allah Swt.
Memahami sikap santun menghargai teman baik
Genap
di rumah maupun di sekolah
Menerapkan adab makan dan minum
Memahami manfaat gemar membaca dan rajin
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Memahami kisah keteladanan Nabi Musa a.s


Memahami makna sikap bersyukur
Memahami makna arRazzaaq dan al-Wahhaab
Memahami sepuluh nama-nama malaikat Allah
Ganjil Swt yang wajib diketahui dan tugas-tugasnya
Menerapkan sikap taat dan patuh terhadap Allah
Swt, RasulNya, kedua orang tua, dan guru
Memahami kisah keteladanan Nabi Ismail a.s
Memahami makna al-Kabiir dan al JAdhiim
Kelas 3
Memahami keimanan adanya Surga dan Neraka
Menerapkan sikap pantang menyerah, pemberani,
dan
Genap tolong-menolong
Menerapkan adab terhadap tetangga dan
lingkungan
Memahami larangan sikap durhaka kepada orang
tua melalui kisah kan’an
Memahami makna dan ketentuan penerapan
kalimat: Subhaanallaah, Maasyaa Allah dan Allahu
Akbar.
Memahami makna al-Malik, al-Aziiz dan al-
Qudduus
Memahami makna iman kepada kitab-kitab Allah
Ganjil Swt
Menganalisis makna perilaku amanah dalam
kehidupan sehari-hari
Memahami makna sikap tabah dan sabar
menghadapi cobaan melalui kisah Bilal bin Rabah
Kelas 4
Memahami cara menghindari sifat kikir dan kufur
nikmat dalam kisah Tsa'labah
Memahami makna dan ketentuan mengucapkan
salam (Assalamu'alaikum)
Memahami makna asSalaam dan al-Mu'min
Memahami makna iman kepada nabi dan rasul
Genap Allah Swt dan sifat-sifatnya
Memahami makna nifak dan ciri-ciri sifat munafik
Memahami adab berteman melalui kisah
persahabatan Nabi Muhammad Saw. dan Abu
Bakar Ash Shiddiq
Memahami makna dan ketentuan penerapan
Kelas 5 Ganjil kalimat hauqalah (Laa haula walaa quwwata illa
billaah hil `aliyyil adhiim)
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Memahami makna alAsma' al-Husna (al Qowiyy, al


Qayyum)
Menganalisis makna iman kepada hari akhir
(kiamat)
Menerapkan adab bertamu
Memahami sikap teguh pendirian, dermawan, dan
tawakkal melalui kisah Nabi Ibrahim As.
Memahami makna dan ketentuan penerapan
kalimat tarji' (inna lillahi wainna ilaihi raji'un)
Memahami al Asma' al Husna (al Muhyi, al Mumith
dan al Baai'its) dan artinya
Genap Menganalisis makna alam barzah atau alam kubur
Menerapkan sifat disiplin dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari
Memahami akhlak tercela serakah, dan kikir
melalui kisah Qarun dan cara menghindarinya
Memahami makna dan ketentuan Istighfaar
Memahami makna alGhaffaar dan al-Afuww
Menganalisis iman kepada Qada dan Qadar Allah
Swt
Ganjil Menerapkan sifat pemaaf, tanggung jawab, adil,
dan
bijaksana dalam kehidupan sehari-hari
Memahami makna dan implikasi sifat pemarah,
Kelas 6 fasik, dan pilih kasih serta cara menghindarinya.
Memahami makna dan keutamaan kalimat Tahlil
(laa ilaaha illa Allaah)
Memahami makna alWahid, al-Ahad dan
ashShamad
Genap
Menerapkan akhlak yang baik terhadap binatang
dan tumbuhan
Memahami makna dan hikmah sifat sabar dan
taubat yang dicontohkan Nabi Ayyub a.s.
Fiqih
Lingkup Semester Materi
Memhami rukun Islam
Memahami kalimah syahaadatain
Ganjil
Menerapkan tata cara menyucikan najis
Kelas 1 Menerapkan tata cara istinja'
Menerapkan tata cara wudhu
Genap Memahami tata cara wudhu
Memahami tata cara tayammum
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Memahami hikmah wudhu dan tayammum


Menerapkan tata cara adzan dan iqamah
Memahami arti pentingnya adzan dan iqamah
Ganjil
Menerapkan Gerakan dan bacaan sholat fardlu
Memahami ketentuan shalat fardlu
Kelas 2
Menerapkan tata cara shalat berjamaah
Memahami ketentuan shalat berjamaah
Genap
Menerapkan zikir setelah shalat fardlu
Menerapkan do’a setelah shalat fardlu
Memahami shalat sunnah rawatib
Memahami ketentuan shalat jama’ dan qasar
Ganjil Menganalisis ketentuan shalat bagi orang yang
sakit
Kelas 3 Menganalisis ketentuan shalat bagi musafir
Memahami ketentuan puasa Ramadhan
Menganalisis keutamaan bulan Ramadhan
Genap
Memahami ktentuan puasa Sunnah
Menerapkan tata cara shlaat Tarawih dan Witir
Memahami ketentuan khitan
Menganalisis tanda-tanda baligh dan
konekwensinya ibadah
Ganjil Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi
perempuan sesuai syarat dan rukun
Kelas 4 Menerapkan mandi setelah ihtilaam (mimi basah)
bagi laki-laki sesuai syarat dan rukun
Menerapkan tta cara shalat jum’at
Memahami ketentuan shalat Dhuha
Genap
Memahami ktenetuan shalat tahajjud
Memahami ketentuan sholat ‘idain
Menerapkan ketentuan Zakat Fitrah
Menerapkan ketentuan infaq
Ganjil Menerapkan ketentuan sedekah
Menganalisis ketentuan zakat fitrah, infaq, dan
Kelas 5 sedekah
Memahami ketentuan qurban
Memehamai ketentuan haji dan umrah
Genap
Menerapkan tata cara haji
Menerapkan tata cara umraj
Menganalisis ketentuan makanan halal dan haram
dikonsumsi
Kelas 6 Ganjil
Menganalisis binatang yang halal dan haram
dikonsumsi
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Memahami ketentuan jual beli


Memehamai ketentuan pinjam-meminjam
Genap
Memahami larangan ghasab
Memahami ketentuan barang temuan (lughathah)
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Lingkup Semseter Materi
Memahami tradisi masyarakat Arab sebelum Islam
Memahami mata pencaharian masyarakat Arab
sebelum Islam
Memahami agama dan kepercayaan masyarakat
Ganjil
Arab sebelum Islam
Memahami masa kanakkanak Nabi Muhammad
Kelas 3 Saw
Memahami masa remaja Nabi Muhammad Saw
Memahami masa dewasa Nabi Muhammad Saw
Memahami peristiwa kerasulan Nabi Muhammad
Genap Saw
Memahami bukti-bukti kerasulan Nabi
Muhammad Saw
Memahami ketabahan Nabi Muhammad Saw. dan
para sahabat dalam berdakwah
Memahami ciri-ciri kepribadian Nabi Muhammad
Ganjil
Saw. Sebagai rahmat bagi seluruh alam
Memahami sebab-sebab dan peristiwa sahabat
hijrah ke Habasyah
Memahami peristiwa penting dan sebab-sebab
Kelas 4
Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Thaif
Menganalisis latar belakang dan peristiwa Isra'
Mi'raj Nabi Muhammad Saw
Genap
Memahami keadaan masyarakat Yatsrib sebelum
hijrah Nabi Muhammad Saw
Menganalisis sebab-sebab dan peristiwa hijarah
Nabi Muhammad SAW ke Yastrib.
Menganalisis upaya yang dilakukan Nabi
Muhammad Saw. Dalam membina masyarakat
Madinah
Menganalisis upaya Nabi Muhammad Saw. Dalam
Kelas 5 Ganjil menegakkan berbagai kesepakatan dengan
kelompok nonmuslim
Menganalisis sebab-sebab dan peristiwa Fathu
Makkah
Menganalisis cara-cara Rasulullah Saw. Dalam
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

menjaga perdamaian dengan kaum Quraisy dalam


peristiwa Fathu Makkah
Menganalisis peristiwaperistiwa pada masa
menjelang akhir hayat Rasulullah Saw.
Menganalisis kisah teladan Abu Bakar asSiddiq
sebagai sahabat dan khalifah
Menganalisis kisah teladan Umar bin Khattab
sebagai sahabat dan khalifah
Genap
Menganalisis kisah teladan Usman bin Affan
sebagai sahabat dan khalifah
Menganalisis kisah teladan Ali bin Abi Talib
sebagai sahabat dan khalifah
Menganalisis biografi Sunan Maulana Malik
Ibrahim dan perannya dalam mengembangkan
Islam di Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Ampel dan perannya
dalam mengembangkan Islam di Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Giri dan perannya
Ganjil
dalam mengembangkan Islam di Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Bonang dan
perannya dalam mengembangkan Islam di
Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Drajat dan perannya
Kelas 6 dalam mengembangkan Islam di Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Kalijaga dan
perannya dalam mengembangkan Islam di
Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Muria dan perannya
dalam mengembangkan Islam di Indonesia
Genap Menganalisis biografi Sunan Kudus dan perannya
dalam mengembangkan Islam di
Indonesia
Menganalisis biografi Sunan Gunung Jati dan
Perannya dalam mengembangkan Islam di
Indonesia

4. Implementasi Materi PAI di MI


Menurut Abdul Majid dan Dian Andayani dalam buku Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kometensi bahwa Pendidikan Agama Islam adalah uaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

mengimani ajaran agama Islam. 13 Pendidikan Agamanmerupakan salah satu mata


pelajaran wajib yang harus diikuti oleh setiap siswa di sekolah, baik tingkat SD, SLTP,
SLTP maupun PERHURUAN Tinggi. Hal ini terusrat dalam Undang-undang sistem
pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 13 butir (a) yang menyatakan bahwa
“Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik seagama”.14
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama
diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT dan berakhlaq mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusi
yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis, dan
produktif, baik personal maupun sosial.
Pendidikan agama Islam, yang dimaksud agama islam yang berada di sekolah
dapat diartikan sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai-nilai dari
Islam melalui proses pembelajaran, seperti di dalam kelas maupun di luar kelas yang
dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pendidikan bukan hanya sekdar untuk menstranfer informasi tentang ilmu pengetahuan
dari guru kepada peserta didik, melainkan suatu proses pembentukan karakter.
Terdapat tiga misi utama pendidikan yaitu Pewarisan pengetahuan (Transfer of
Knowledge), Pewarisan Budaya (Transfer of Culture), Pewarisan Nilai (Transfer of
Value).15
Berikut implementasi dari Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam pembentukan
karakter siswa yang ada di MI Miftakhul Falah Kedu. Pembelajaran Akidah Akhlak di MI
Miftakhul Falah mencakup 3 aspek pemahaman konsep, keterampilan proses, dan
amaliyah atau aplikasi. Adapun ruang lingku materi akidah akhlak di MI Miftakhul falah
terfokus pada aspek: a) Aqidah, aspek ini memberikan gambaran aqidah Islamiyah
berlandaskan Al-Aqur’an dan As-Sunnah. Aspek ini membahas rukun iman Islam sebagai
hal yang ertama dan utama dalam akidah seorang muslim; b) Akhlak, aspek ini
memberikan gambaran tentang akhlak adalah suatu hal yang sangat penting dalam
pembentukan pribadi muslim. Karena menyangkut masalah hati dan jiwa manusia yang
merupakan sumber perubahan, pengembangan, dan peningkatan diri; c) Tarikh/
sejarah, memberikan kemmapuan dasar kepasa siswa untuk mengenal dan mempelajari
peristiwa-peristiwa sejarah dan peradaban Islam. Dan menumbuhkan sikap para
peserta didik untuk menghargai para tokoh pelaku sejarah dan pencita peradaban yang
membawa kemajuan dan kejayaan Islam serta menanamkan nilai-nilai keteladanan para
pembawa risalah dan kreativitas peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Konsep
tariks disini adalah ditinjau dari segi akhlak para sahabat dan para tabi’in.
Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak di MI
Miftakhul Falah dilaksanakan dengan tiga acara yaitu kegiatan pembelajaran di dalam

13 Abdul Majid dan Dian ANdayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan
Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 130.
14 Hisyam Muhammad Fiqyh Aladdin, Alaika M. Bagus Kurnia PS, Peran Materi Pendidikan Agama Islam di

Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan, Jurnal penelitian Agama Vol 10, No. 2, 2019.
15 Eliham, Abdullah Syahid, Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Mmebentuk Karakter

Pribadi yang Islami, Jurnla Edumaspul, Vol. 2 No.1 2018.


Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

kelas, kegiatan diluar kelas dan kegiatan diluar sekolah. Cara tersebut memberikan
kemudahan dalam pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak dengan
materi-materi yang ada dan menggunakan metode pembiasaan, keteladanan, refleksi,
serta metode-metode yang mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.16

Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam diberikan
dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.
Materi PAI adalah materi pelajaran atau materi pokok bidang studi Islam yang
dilakukan secara terencana guna menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, mengamalkan ajaran Islam dan berakhlak secara
Islam serta diikuti tuntunan untuk menghoormati agama lain dalam hubungan dengan
kerukunan antara umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Adapun lingkup materi pembelajaran PAI dibagi menjadi beberapa mata pelajaran
yakni, seperti: Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, dan juga Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI).
Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak di MI
Miftakhul falah dilaksanakan dengan tiga acara yaitu kegiatan pembelajaran di dalam
kelas, kegiatan diluar kelas dan kegiatan diluar sekolah. Cara tersebut memberikan
kemudahan dalam pendidikan karakter dalam pembelajaran akidah akhlak dengan
materi-materi yang ada dan menggunakan metode pembiasaan, keteladanan, refleksi,
serta metode-metode yang mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Referensi
Abdullah, Abdurrahman Saleh. 2007. Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-
Qur’an, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ahmad, M. Yusuf siti Nurjanah, 2016. Hubungan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan Kecerdasan Emosional Siswa, Jurnal Al-Hikmah, Vo. 13, No. 1.
Ahmadi, Abu. 1986. Metodik Khusus Pendidikan Agama (MKPA), Bandung: Armico.
Aladdin, Hisyam Muhammad Fiqyh, Alaika M. Bagus Kurnia PS. 2019. Peran Materi
Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam Membentuk Karakter Kebangsaan, Jurnal
penelitian Agama Vol 10, No. 2.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers.
Basuki dan Ulum, M. Miftahul. 2007 Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN
Po Press.

16Lubna handayani, “Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa
Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Falah Kedu”, E-Journal Cakrawala. Vol. 4 No. 1. (2020).
Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Lamongan
Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam Vol. 06, No. 02, September 2022, hlm. 167-184

Eliham, Abdullah Syahid. 2018. Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam
Mmebentuk Karakter Pribadi yang Islami, Jurnla Edumaspul, Vol. 2 No.1 2018.
Erwin. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Nadi Offset.
Fauzi, Rahmat. 2011. Penerapan Metode Pembelajaran Picture And Picture Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa KelasVIII D SMP NEGERI 14 Surakarta
Tahun Pelajaran 2011/2012. Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 3.
Handayani, Lubna. 2020. Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Pembentukan
Karakter Siswa Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Falah Kedu, EJournal Cakrawala. Vol.
4 No. 1.
Hidayatullah, Aziz. Budianti, Ruswandi, 2020. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Agama Islam. Vol. 18. No 02.
Khusni, Moh Faishol. 2018. Fase Perkembangan Anak dan Pola Pembinaanya dalam
Presektif Islam, Jurnal erempuan Anak, Vol.02, No.02.
KMA Nomor 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal.
130
Muhamad, Alim. 2006. Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 6
Muhamimi, Suti’ah, Sugeng Listyo Prabowo. 2012. Manajmen Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Mujib, Abdul. 2006. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana.
Rahman, Nazarudin. 2009. Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik,
dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, Yogyakarta: Pustaka
Felicha.
Ramayulis. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam, cet ketiga, Jakarta, Kalam Mulia.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, (Jakarta : Quantum
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, jakarta : Quantum
Teaching.
Undang-undang sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 Bab IV Nomor. 02 Tahun 2003.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers.
Yamin, Martinis. 2008. Profesional Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta : Gaung Persada
Press.

You might also like