Andi Alfaudziah - Laporan Warna Tanah

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

Laporan Geologi dan Ilmu Tanah Hutan

PENETAPAN KANDUNGAN KAPUR DAN


WARNA TANAH

NAMA : ANDI ALFAUDZIAH


NIM : M031231031
KELAS : GEOLOGI DAN ILMU TANAH HUTAN A
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : JESSICA FERNANDA

LABORATORIUM SILVIKULTUR DAN FISIOLOGI POHON


FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2024
DAFTAR ISI
SAMPUL.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum....................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanah...................................................................................................................3
2.2 Warna Tanah........................................................................................................5
2.3 Faktor Yang Memengaruhi Kapur.......................................................................8
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan waktu...............................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................................9
3.3 Prosedur...............................................................................................................9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil...................................................................................................................11
4.2 Pembahasan.......................................................................................................11
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................................13
5.3 Saran..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
LAMPIRAN...............................................................................................................15

ii
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Warna tanah (sering disebut sebagai warna matriks tanah) merupakan
penciri tanah yang penting, warna tanah dapat memberi petunjuk terkait
oksidatif atau reduktif tanah, kondisi drainase tanah, kecukupan bahan
organic di dalam tanah yang di wakilinya, materi mineral tanah. Meskipun
penting, pengamatannya mudah dan sangat cepat. Karena kemudahannya,
warna sering di pakai sebagai petunjuk awal dari karakter tanah yang
bersangkutan (Arifin, 2016).
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang perlu
diketahui karena dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah
tersebut.anah berwarna gelap mencirikan kandungan bahan organic yang
tinggi, warna kelabu menunjukkan pengaruh air yang dominan, warna merah
menunjukkan bahwa tanah sudah mengalami pelapukan yang lanjut.
Meskipun mudah terlihat, pengamatan warna harus di lakukan secara tepat
dan terstandarisasi. !ika tidak, masing-masing oraang bisa memberi bacaan
berbeda terkait warna tanah yang dilihatnya. Warna tanah ditentukan dengan
cara membandingkan dengan warna yang terdapat pada munsell soil color
chart (Arifin, 2016)
. Warna dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu kilap (hue), nilai (value),
dan kroma (chroma), menurut nama yang tercantum dalam jalur yang
bersangkutan kilap berhubungan dengan panjang gelombang cahaya, nilai
berhubungan dengan keberhasilan warna dam kroma adalah kemurnian
relative dari spectrum warna (Arifin, 2016)
Keberadaan kapur tanah erat kaitannya dengan keberadaan kalsium
atau magnesium. Magnesium berasal dari mineral fero-magnesium dan
kalsium dari feldspor dan akumulasi bahan kapur (karbonat), dolomit, kalsit,
dan gipsum sebagai mineral sekunder. Kandungan Ca dan Mg yang tinggi
dalam tanah berhubungan dengan taraf perkembangan tanah tersebut.

iii
Semakin kuat pelindian, semakin kecil kandungan kedua hara tersebut.
Kandungan kapur tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
komposisi batuan induk dan iklim. Manfaat dari pengapuran tanah antara lain
untuk menaikan harga pH tanah, menyediakan Ca dan Mg untuk tanaman,
yang berperan pada serapan dan pergerakan unsur P didalam jaringan
tanaman, meperbaiki struktur tanah serta memperbaiki pembentukan bintil-
bintil akar (Safuan, 2005).

I.2 Tujuan dan Kegunaan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kandungan kapur dalam tanah dengan kedalaman 30,
60, dan 90 cm.
2. Untuk mengetahui warna tanah pada kedalaman 30, 60, dan 90 cm.
Adapun kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui informasi
mengenai hubungan kapur tanah dengan sifat tanah dan mengetahui
here/veslus, dan nama tanah pada setiap lapisan.

iv
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Tanah
Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan
pendekatan edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan
tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan
cara-cara pengamatan tanah di lapang disebut "Pedologi". Dalam hal ini
tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara
khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian
penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula
dalam bidang pertanian maupun non pertanian misalnya pembuatan
bangunan (teknik sipil). Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman disebut "edaphologi". Dalam edaphologi yang
dipelajari adalah sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-
sifat tanah (Gunawan, 2019)

Bagi pertumbuhan tanaman seperti pemupukan pengapuran dan lain-


lain. penting terhadap pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman, karena
tanah selain berfungsi sebagai tempat/media tumbuh tanaman, menahan dan
menyediakan air bagi tanaman juga berperan dalam menyediakan unsur hara
yang diperlukan tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Secara
fisik, tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan
udara. Secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau
nutrisi(senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl). Secara biologi berfungsi
sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan
hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman
(Gunawan, 2019).

v
Tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh
tanaman darat. Sifat tanah yang berbeda mengakibatkan setiap tanaman
mempunyai respon yang berbeda pula (Hermital., 2019).

Sifat kimia tanah menggambarkan karakteristik bahan kimia tanah


dalam lingkungan yang sangat penting untuk memperdiksi fungsi tanah dari
sudut pandang kelarutan dan ketersediaan unsur dalam tanah. Proses kimia
tanah merupakan semua proses reaksi kimia yang dapat meningkatkan atau
menurunkan tingkat ketersediaan unsur hara tanaman. Komponen kimia
tanah antara lain pH tanah, kapasitas tukar kation, unsur hara baik makro
maupun mikro (Gunawan, 2019)

Tanah merupakan benda alami pada permukaan kulit bumi yang terdiri
dan terbentuk atas bahan-bahan mineral sebesar 45%, bahan organic 5%,
udara atau gas 25%, dan air sebanyak 25% dari keseluruhan jumlah volume
tanah dan membentuk struktur tubuh tanah. Bahan-bahan pembentuk tanah
tersebut merupakan hasil dari pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, serta
digunakan sebagai media/medium pertumbuhan tanaman. Adanya akibat dari
keberlangsungan proses pembentukan tanah, maka terbentuk pula
perbedaan secara morfologi, fisis, kimia, dan biologi tanah yang bervariasi.
Tanah sebagai penyedia unsur-unsur hara yang merupakan asupan nutrisi
bagi tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan memiliki
sifat yang dinamis, dimana tanah dapat mengalami perkembangan setiap
waktunya. Karakteristik yang dimiliki tanah pada setiap daerah berbeda-beda
tergantung bagaimana kondisi daerahnya. Pengelompokkan tanah dapat
dilakukan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifatnya (Sari, 2022)

Tanah memiliki tiga komponen sebagai pendirinya, yaitu padat (butir


pasir, debu, liat, dan bahan organic), cair (air di dalam pori tanah), dan udara
(di dalam pori atau rongga tanah). Ketiga komponen tanah yang seimbang
dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang ada di atasnya.

vi
Apabila tanah terlalu kering atau kekurangan air hingga mengalami
kekeringan, meskipun memiliki udara yang cukup, tanah tersebut masih
kurang baik bagi tanaman dan dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu.
Sebaliknya, apabila tanah terlalu basar bahkan hampir seluruh pori-pori tanah
berisi air, maka tanah akan kekurangan udara, hal ini dapat menyebabkan
akar tanaman kesulitan bernafas. Oleh karena itu dibutuhkan analisa dan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor dan profil tanah untuk
mengetahui sifat-sifat berupa, tekstur, tekstur, dan warna tanah untuk
mengetahui kelanjutan tanah yang baik sebagai media penanaman dan
penunjang kegiatan yang berlangsung di atasnya (Sari, 2022)

2.2 Warna Tanah


Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak
digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai
efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara langsung berpengaruh lewat
dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah. Warna seringkali
digunakan sebagai indikator kesuburan Warna tanah merupakan petunjuk
untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna
tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap (Abam, 2019)

Warna tanah merupakan salah satu sifat tanah yang nyata dan dapat
dengan mudah ditentukan. Adanya perubahan bahan kimia dari unsur-unsur
tertentu di dalam tanah, misalna peranan mineral besi serta bahan organik
menyebabkan tanah memiliki perbedaan warna yaitu kelabu tua, coklat,
merah dan kuning. Tanah yang berwarna gelap atau hitam umumnya
disebabkan oleh tingginya bahan organik yang terdekomposisi, bahan
organik akan menghasilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terjadi

vii
modifikasi yang dipengaruhi mineral besi oksida atau garam-garam (Abam,
2019)

Warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena


warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah
tersebut. Saat ini, untuk menentukan warna tanah peneliti membandingkan
warna pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku Munsell
disusun dalam tiga variable yaitu:
a. Hue merupakan warna spektrum yang dominan sesuai dengan
panjang gelombangnya.
b. Value menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan banyaknya
sinar yang dipantulkan.
c. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum
(Astiningrum dkk., 2018)
Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang paling mudah
diamati. Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah
antara lain: kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase tanah dan
lain-lainnya (Sumarniasih, 2016)

Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan warna


spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma menunjukkan
intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan
warna tanah dengan warna baku pada Munsell Soil Color Chart. Penentuan
warna meliputi : warna dasar tanah (matrix) dan warna karatan (jika ada).
Karena kelembaban mempengaruhi warna yang terbentuk, maka penentuan
warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan warna ditulis
menurut urutan hue, value, chroma, misalnya 10 YR ¾ (coklat) (Sumarniasih,
2016).

Tanah memiliki banyak bentuk dan memiliki fitur sendiri yang


menentukan kekuatan dan kelemahan dalam pemanfaatan yang berbeda.

viii
Salah satu sifat yang paling sering digunakan oleh para peneliti untuk
menggambarkan dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan warna.
Pengklasifikasian jenis tanah yang biasa digunakan yaitu bagan warna tanah
Munsell dengan 238 warna standar berbentuk chip persegi panjang. Namun,
proses pencocokan sampel dengan chip warna bergantung pada
keterampilan pengamatan subjektif dari pengguna (Lamsani dkk., 2023)

2.3 Faktor Yang Memengaruhi Kapur

Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat


fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad rerk tanah. Perlu diketahui bahwa
tanah yang memiliki kandungan kapur yang tinggi, belum tentu tanah tersebut
juga memiliki tingkat kesuburan yang tinggi bisa terjadi suatu kapur itu
menjadi racun karena kapur akan menyerap unsur hara dari dalam tanah,
dimana unsur hara tersebut dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya.
(Tan H. 1998). Pemberian pupuk organik dapat mempengaruhi sifat fisik
tanah. Warna tanah dari cerah akan berubah menjadi kelam. Hal ini
berpengaruh pada sifat fisik tanah. Bahan organik akan membuat tanah
menjadi gembur dan lepas-lepas, sehingga aerasi menjadi lebih baik serta
lebih mudah perakaran tanaman (Rayes, 2017)

ix
III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum kapur dan warna tanah ini dilakukan pada tanggal Mei
2024, jam 12.30 WITA-selesai. di lokasi Laboratorium Silvikultur dan Fisiologi
Pohon, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum pengambilan sampel
tanah ini, antara lain sebagai berikut:

A. Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum yaitu :
1. Wadah plastic, digunakan untuk tempat contoh tanah
2. Sendok, untuk mengambil sampel tanah.
3. Label stiker, untuk menandai kedalaman tanah.
4. Munsell Soil Colour Chart, digunakan untuk melihat warna
tanah
5. Pipet tetes, digunakan untuk mengambil cairan larutan.

B.Bahan

Bahan yang di gunakan dalam praktikum yaitu :

1. Larutan Hydrochloric acid (HCI) 6 N


2. Tanah dengan kedalaman yang berbeda-beda yaitu pada
kedalaman 30, 60, dan 90 cm.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur untuk menentukan kapur dan warna tanah pada kedalaman


30, 60, dan 90 cm. yaitu sebagai berikut

x
A. Prosedur mengamati kapur tanah
1. Siapkan wadah plastic untuk tempat contoh tanah .
2. Gunakan sendok untuk mengambil sampel tanah.
3. Tempelkan label stiker untuk menandai kedalaman tanah.
4. Campurkan larutan Hydrochloric acid (HCI) 6 N ke permukaan
masing-masing tanah yang telah di siapkan, yaitu masing-
masing pada kedalaman 30, 60, dan 90 cm.
5. Amati perubahan/reaksi yang terjadi.
6. Catat pada lembaran kerja praktikum.
B. Prosedur mengamati warna tanah
1. Ambil segumpal massa tanah dalam keadaan lembab.
2. Tetapkan warna tanah dengan cara membandingkan dengan
daftar warna yang terdapat pada “Munsell Soil Colour Chart”.

xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum pengamatan warna tanah adalah:
No Contoh Tanah Kapur Warna Keterangan
Tanah
Satuan
1 Tanah Terusik Tidak ada -
Kedalaman 30 cm reaksi
2 Tanah Terusik Tidak -
Kedalaman 60 cm adareaksi
3 Tanah Terusik Tidak ada -
Kedalaman 90 cm reaksi
4 Tanah Agregat - Hue : 5YR Dark
Kedalaman 30 cm Value : 3/ Reddish
Chroma : /6 Brown
5 Tanah Agregat - Hue : 7,5YR Bright Brown
Kedalaman 60 cm Value : 5/
Chroma : /8
6 Tanah Agregat - Hue : 5YR Reddish
Kedalaman t90 cm Value : 4/ Brown
Chroma : /6

4.2 Pembahasan

Percobaan praktik penentuan kadar kapur dan warna tanah ini dilakukan
pada tanggal 13 Mei 2024 di Laboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin. Tanah yang digunakan dalam percobaan ini adalah
tanah terusik dan tanah agregat. Pengujian dilakukan pada suhu 32°C dan
cuaca cerah.

Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang paling mudah diamati.
Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah antara lain:
kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase tanah dan lain-lainnya
(Sumarniasih, 2016). Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan
warna spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma
menunjukkan intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara
membandingkan warna tanah dengan warna baku pada Munsell Soil Color

xii
Chart. Penentuan warna meliputi : warna dasar tanah (matrix) dan warna
karatan (jika ada). Karena kelembaban mempengaruhi warna yang terbentuk,
maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan
warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma(Sumarniasih, 2016).

Pada tanah terusik, tidak terjadi reaksi pada semua kedalaman. Hal ini
terjadi karena tanah yang terdegradasi dengan kandungan kapur yang
sangat rendah, sehingga tidak terdeteksi dalam penguji dan adanya
kontaminan atau gangguan lain pada contoh tanah terusik yang mengganggu
proses pengujian(Tan H, 1998). Bahan organik adalah salah satu penentu
warna tanah yang paling penting. Semakin tinggi kandungan bahan organic
maka warna tanah semakin gelap. Hal ini menyebabkan perubahan warna
pada tanah agregat pada kedalaman yang berbeda-beda(Rayes, 2017).
Pada tanah agregat, konsentrasi bahan organic lebih tinggi pada lapisan
permukaan dan menurun pada lapisan. Oleh karena itu, warna tanah pada
kedalaman 30 cm lebih gelap dibandingkan pada kedalaman 60 dan 90 cm.
Salah satu faktor yang memengaruhi warna tanah adalah mineral.
Mineral yang berbeda memiliki warna yang berbeda. Pada tanah agregat,
kandungan mineral tertentu lebih banyak terdapat pada lapisan bawah tanah
sehingga warna tanah pada kedalaman 60 dan 90 cm lebih merah
dibandingkan pada kedalaman 30 cm. Tekstur tanah mengacu pada
bagaimana partikel tanah tersusun. Struktur tanah yang berbeda dapat
mempengaruhi bagaimana cahaya dipantulkan dari tanah .Pada agregat,
struktur tanah biasanya lebih padat pada lapisan tanah bagian bawah. Oleh
karena itu, warna tanah pada kedalaman 60 dan 90 cm lebih terang
dibandingkan pada kedalaman 30 cm.

xiii
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :

1. Penetapan kandungan kapur tanah setelah diteteskan larutan


Hydrochloric acid (HCL) 6 N kepermukaan masing-masing tanah, tidak
terdapat perubahan reaksi yang menunjukkan tidak adanya kandungan
kapur pada masing-masing tanah.
2. Pada sampel contoh tanah kedalaman 30cm didapatkan hasil Hue senilai
5 Value senilai 3, dan Chroma senilai 6 dengan warna Dark Reddish
Brown. Sampel kedalaman 60cm didapatkanhasil Hue senilai 7,5, Value
senilai 5, dan. Chroma senilai 8 dengan warna yang sesua iyaitu Bright
brown. Sampel kedalaman 90cm didapatkan hasil Hue senilai 5, Value
senilai 4, dan Chroma senilai 6, dengan warna Reddish Brown.

5.2 Saran

1. Saran Untuk Laboratorium:

Tingkatkan fasilitas lab sehingga memudahkan asisten dalam menjelaskan


dan memudahkan praktikan menjalani praktikum

2.Saran Untuk Asisten:

Tetap semangat dalam menghadapi praktikan yang masih membutuhkan


banyak bimbingan dari para asisten

xiv
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N., Aminah, N., & Sahidin, S. 2017. Pengaruh Aplikasi Kapur
Terhadap Kandungan Kapur Tanah dan Hasil Jagung (Zea mays L.)
Pada Inceptisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.
Gusmara H, A. D. Nusantara, B. Hermawan, F. Barchia, K. S. Hendarto,
Hasanudin, Sukisno, Riwandi, P. Prawito, Y. H. Bertham, Z. Muktamar.
2016. Dasar- Dasar Ilmu Tanah ITN-100. Bengkulu: Universitas
Bengkulu
Hutapea, S. 2017. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Medan
Hardjowigeno, S. 2015. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediatama Sarana Perkasa.
Hanafiah, K. A. 2018. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Depok : Rajawali Pers.
Lamsani, M., P. R. A., C, M., S, E. R. 2023. Sistem identifikasi warna tanah
Munsell menggunakan sensor warna tcs3200 Dan kelembaban Yl-69.
Sebatik, 27(1), 379-389.
Rayes, L. M. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bali: Makang UB Press.
Rosmayati, R., Huda, N., & Kuswanto, H. 2018. Pengaruh Berbagai Dosis
Kapur Terhadap Kandungan Kapur Tanah dan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mays L.) Pada Ultisol. Jurnal Agroteknologi Tropika.
Sunarta, I. N. 2016. Penuntun Praktikum Sifat Fisik Tanah. Denpasar:
Universitas Udayana.
Salam, A. K. 2020. Ilmu Tanah. Bandar Lampung : Global Mada
Triana, T. 2016. Peran Tungku Tigo Sajarangan dalam Penyelesaian
Sengketa Tanah Ulayat di Nagari Salareh Aia Kabupaten Agam
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Utomo, M., Sabrina, T., Sudarsono, Lumbanraja, J., Rusman, B., Wawan.
2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Jakarta: Kencana.

xv
LAMPIRAN

Proses pengecekan Hue, Value, dan Chroma pada tanah

Pengamatan Kapur Dalam Tanah

xvi
Proses pengecekan warna tanah kedalaman 30, 60, dan 90cm

xvii

You might also like