Andi Alfaudziah - Laporan Warna Tanah
Andi Alfaudziah - Laporan Warna Tanah
Andi Alfaudziah - Laporan Warna Tanah
ii
I. PENDAHULUAN
iii
Semakin kuat pelindian, semakin kecil kandungan kedua hara tersebut.
Kandungan kapur tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
komposisi batuan induk dan iklim. Manfaat dari pengapuran tanah antara lain
untuk menaikan harga pH tanah, menyediakan Ca dan Mg untuk tanaman,
yang berperan pada serapan dan pergerakan unsur P didalam jaringan
tanaman, meperbaiki struktur tanah serta memperbaiki pembentukan bintil-
bintil akar (Safuan, 2005).
iv
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tanah
Secara umum tanah dapat dipelajari dengan pendekatan pedologi dan
pendekatan edaphologi. Ilmu yang mempelajari proses-proses pembentukan
tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan
cara-cara pengamatan tanah di lapang disebut "Pedologi". Dalam hal ini
tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara
khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Walaupun demikian
penemuan-penemuan dalam bidang pedologi akan sangat bermanfaat pula
dalam bidang pertanian maupun non pertanian misalnya pembuatan
bangunan (teknik sipil). Apabila tanah dipelajari dalam hubungannya dengan
pertumbuhan tanaman disebut "edaphologi". Dalam edaphologi yang
dipelajari adalah sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan
tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-
sifat tanah (Gunawan, 2019)
v
Tanah memiliki arti yang lebih khusus dan penting sebagai media tumbuh
tanaman darat. Sifat tanah yang berbeda mengakibatkan setiap tanaman
mempunyai respon yang berbeda pula (Hermital., 2019).
Tanah merupakan benda alami pada permukaan kulit bumi yang terdiri
dan terbentuk atas bahan-bahan mineral sebesar 45%, bahan organic 5%,
udara atau gas 25%, dan air sebanyak 25% dari keseluruhan jumlah volume
tanah dan membentuk struktur tubuh tanah. Bahan-bahan pembentuk tanah
tersebut merupakan hasil dari pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, serta
digunakan sebagai media/medium pertumbuhan tanaman. Adanya akibat dari
keberlangsungan proses pembentukan tanah, maka terbentuk pula
perbedaan secara morfologi, fisis, kimia, dan biologi tanah yang bervariasi.
Tanah sebagai penyedia unsur-unsur hara yang merupakan asupan nutrisi
bagi tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan memiliki
sifat yang dinamis, dimana tanah dapat mengalami perkembangan setiap
waktunya. Karakteristik yang dimiliki tanah pada setiap daerah berbeda-beda
tergantung bagaimana kondisi daerahnya. Pengelompokkan tanah dapat
dilakukan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifatnya (Sari, 2022)
vi
Apabila tanah terlalu kering atau kekurangan air hingga mengalami
kekeringan, meskipun memiliki udara yang cukup, tanah tersebut masih
kurang baik bagi tanaman dan dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu.
Sebaliknya, apabila tanah terlalu basar bahkan hampir seluruh pori-pori tanah
berisi air, maka tanah akan kekurangan udara, hal ini dapat menyebabkan
akar tanaman kesulitan bernafas. Oleh karena itu dibutuhkan analisa dan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor dan profil tanah untuk
mengetahui sifat-sifat berupa, tekstur, tekstur, dan warna tanah untuk
mengetahui kelanjutan tanah yang baik sebagai media penanaman dan
penunjang kegiatan yang berlangsung di atasnya (Sari, 2022)
Warna tanah merupakan salah satu sifat tanah yang nyata dan dapat
dengan mudah ditentukan. Adanya perubahan bahan kimia dari unsur-unsur
tertentu di dalam tanah, misalna peranan mineral besi serta bahan organik
menyebabkan tanah memiliki perbedaan warna yaitu kelabu tua, coklat,
merah dan kuning. Tanah yang berwarna gelap atau hitam umumnya
disebabkan oleh tingginya bahan organik yang terdekomposisi, bahan
organik akan menghasilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terjadi
vii
modifikasi yang dipengaruhi mineral besi oksida atau garam-garam (Abam,
2019)
viii
Salah satu sifat yang paling sering digunakan oleh para peneliti untuk
menggambarkan dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan warna.
Pengklasifikasian jenis tanah yang biasa digunakan yaitu bagan warna tanah
Munsell dengan 238 warna standar berbentuk chip persegi panjang. Namun,
proses pencocokan sampel dengan chip warna bergantung pada
keterampilan pengamatan subjektif dari pengguna (Lamsani dkk., 2023)
ix
III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat
Alat yang di gunakan dalam praktikum yaitu :
1. Wadah plastic, digunakan untuk tempat contoh tanah
2. Sendok, untuk mengambil sampel tanah.
3. Label stiker, untuk menandai kedalaman tanah.
4. Munsell Soil Colour Chart, digunakan untuk melihat warna
tanah
5. Pipet tetes, digunakan untuk mengambil cairan larutan.
B.Bahan
x
A. Prosedur mengamati kapur tanah
1. Siapkan wadah plastic untuk tempat contoh tanah .
2. Gunakan sendok untuk mengambil sampel tanah.
3. Tempelkan label stiker untuk menandai kedalaman tanah.
4. Campurkan larutan Hydrochloric acid (HCI) 6 N ke permukaan
masing-masing tanah yang telah di siapkan, yaitu masing-
masing pada kedalaman 30, 60, dan 90 cm.
5. Amati perubahan/reaksi yang terjadi.
6. Catat pada lembaran kerja praktikum.
B. Prosedur mengamati warna tanah
1. Ambil segumpal massa tanah dalam keadaan lembab.
2. Tetapkan warna tanah dengan cara membandingkan dengan
daftar warna yang terdapat pada “Munsell Soil Colour Chart”.
xi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil praktikum pengamatan warna tanah adalah:
No Contoh Tanah Kapur Warna Keterangan
Tanah
Satuan
1 Tanah Terusik Tidak ada -
Kedalaman 30 cm reaksi
2 Tanah Terusik Tidak -
Kedalaman 60 cm adareaksi
3 Tanah Terusik Tidak ada -
Kedalaman 90 cm reaksi
4 Tanah Agregat - Hue : 5YR Dark
Kedalaman 30 cm Value : 3/ Reddish
Chroma : /6 Brown
5 Tanah Agregat - Hue : 7,5YR Bright Brown
Kedalaman 60 cm Value : 5/
Chroma : /8
6 Tanah Agregat - Hue : 5YR Reddish
Kedalaman t90 cm Value : 4/ Brown
Chroma : /6
4.2 Pembahasan
Percobaan praktik penentuan kadar kapur dan warna tanah ini dilakukan
pada tanggal 13 Mei 2024 di Laboratorium Kehutanan Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin. Tanah yang digunakan dalam percobaan ini adalah
tanah terusik dan tanah agregat. Pengujian dilakukan pada suhu 32°C dan
cuaca cerah.
Warna tanah merupakan salah satu ciri tanah yang paling mudah diamati.
Warna tanah dapat digunakan untuk menduga sifat-sifat tanah antara lain:
kandungan bahan organik, kondisi drainase, aerase tanah dan lain-lainnya
(Sumarniasih, 2016). Warna disusun atas 3 variabel yaitu Hue menunjukkan
warna spektrum. Value menunjukkan kecerahan warna dan Chroma
menunjukkan intensitas warna. Warna tanah ditentukan dengan cara
membandingkan warna tanah dengan warna baku pada Munsell Soil Color
xii
Chart. Penentuan warna meliputi : warna dasar tanah (matrix) dan warna
karatan (jika ada). Karena kelembaban mempengaruhi warna yang terbentuk,
maka penentuan warna dilakukan pada kondisi kering dan lembab. Penulisan
warna ditulis menurut urutan hue, value, chroma(Sumarniasih, 2016).
Pada tanah terusik, tidak terjadi reaksi pada semua kedalaman. Hal ini
terjadi karena tanah yang terdegradasi dengan kandungan kapur yang
sangat rendah, sehingga tidak terdeteksi dalam penguji dan adanya
kontaminan atau gangguan lain pada contoh tanah terusik yang mengganggu
proses pengujian(Tan H, 1998). Bahan organik adalah salah satu penentu
warna tanah yang paling penting. Semakin tinggi kandungan bahan organic
maka warna tanah semakin gelap. Hal ini menyebabkan perubahan warna
pada tanah agregat pada kedalaman yang berbeda-beda(Rayes, 2017).
Pada tanah agregat, konsentrasi bahan organic lebih tinggi pada lapisan
permukaan dan menurun pada lapisan. Oleh karena itu, warna tanah pada
kedalaman 30 cm lebih gelap dibandingkan pada kedalaman 60 dan 90 cm.
Salah satu faktor yang memengaruhi warna tanah adalah mineral.
Mineral yang berbeda memiliki warna yang berbeda. Pada tanah agregat,
kandungan mineral tertentu lebih banyak terdapat pada lapisan bawah tanah
sehingga warna tanah pada kedalaman 60 dan 90 cm lebih merah
dibandingkan pada kedalaman 30 cm. Tekstur tanah mengacu pada
bagaimana partikel tanah tersusun. Struktur tanah yang berbeda dapat
mempengaruhi bagaimana cahaya dipantulkan dari tanah .Pada agregat,
struktur tanah biasanya lebih padat pada lapisan tanah bagian bawah. Oleh
karena itu, warna tanah pada kedalaman 60 dan 90 cm lebih terang
dibandingkan pada kedalaman 30 cm.
xiii
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N., Aminah, N., & Sahidin, S. 2017. Pengaruh Aplikasi Kapur
Terhadap Kandungan Kapur Tanah dan Hasil Jagung (Zea mays L.)
Pada Inceptisol. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.
Gusmara H, A. D. Nusantara, B. Hermawan, F. Barchia, K. S. Hendarto,
Hasanudin, Sukisno, Riwandi, P. Prawito, Y. H. Bertham, Z. Muktamar.
2016. Dasar- Dasar Ilmu Tanah ITN-100. Bengkulu: Universitas
Bengkulu
Hutapea, S. 2017. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Medan
Hardjowigeno, S. 2015. Ilmu Tanah. Jakarta: Mediatama Sarana Perkasa.
Hanafiah, K. A. 2018. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Depok : Rajawali Pers.
Lamsani, M., P. R. A., C, M., S, E. R. 2023. Sistem identifikasi warna tanah
Munsell menggunakan sensor warna tcs3200 Dan kelembaban Yl-69.
Sebatik, 27(1), 379-389.
Rayes, L. M. 2017. Morfologi dan Klasifikasi Tanah. Bali: Makang UB Press.
Rosmayati, R., Huda, N., & Kuswanto, H. 2018. Pengaruh Berbagai Dosis
Kapur Terhadap Kandungan Kapur Tanah dan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mays L.) Pada Ultisol. Jurnal Agroteknologi Tropika.
Sunarta, I. N. 2016. Penuntun Praktikum Sifat Fisik Tanah. Denpasar:
Universitas Udayana.
Salam, A. K. 2020. Ilmu Tanah. Bandar Lampung : Global Mada
Triana, T. 2016. Peran Tungku Tigo Sajarangan dalam Penyelesaian
Sengketa Tanah Ulayat di Nagari Salareh Aia Kabupaten Agam
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Utomo, M., Sabrina, T., Sudarsono, Lumbanraja, J., Rusman, B., Wawan.
2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan. Jakarta: Kencana.
xv
LAMPIRAN
xvi
Proses pengecekan warna tanah kedalaman 30, 60, dan 90cm
xvii