Indah R. Bule Logo, 2019
Indah R. Bule Logo, 2019
Indah R. Bule Logo, 2019
Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaiakan
studi pada program studi diploma III Keperawatan dan mendapatkan gelar Ahli
Madya Keperawatan
MOTTO
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam
segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur”.
Filipi 4:6
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih
dan penyertaa-nNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis Ilmiah ini tepat
pada waktunya.
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny. D. M Dengan Infark Miokard pada ST Elevasi (STEMI) DI RUANG ICCU
RSUDProf. Dr. W. Z. Johannes Kepang” di susun untuk memenuhi syarat akademik dalam
rangka menyelesaikan pendidikan DiplomaKIeIIperawatan Kupang.
Sangat disadari bahwa dalampenulisanKarya Tulis Ilmiah ini ada begitu banyak tangan
yang membantu untuk mengoreksi, memberikan bahan dalam informasi yang dibutuhkan
serta banyak pikiran yang disumbang. Untuk itduapkaesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhinggapakdea :
1. Ibu Yoani Maria V. B. Aty, S.Kep,M.Kep selaku pembimbing yang dengan sabar dan
bijaksanan membantu dan menyumbangkan-i di ed ne y a dengan mengoreksi,
merevisi serta melengkapi dalam penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak Dominggus Gonsalves S . K eNps,, Msc selaku penguj.i I
3. Ibu Agustina Valen Somi, SST selaku penguji Kli.nik
4. Ibu R. H . Kristin, SKM.,M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Kupang yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian studi
kasus
5. Bapak Dr. Florentianus Tat, SKp, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Kupang
6. Ibu Margaretha Teli, S.Kep, Ns, M-SPcH selaku Ketua Program Studi D
III Keperawatan
7. Ibu Direktur RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang yang sudah memberikan izin
kepada penuliusntuk melakukan penelitia. n
8. Ibu Era Dorihi Kale, Ns, M.Kep, Sp. Kep.MsBelaku pembimbing akademik
yang senantiasa memberi semangat dan motivasi kepada penulis s4etlahuan
menjadi mahasiswi di POLTEKKES Kupang.
9. Seluruh dosen dan staf kepegawaian yanggadnencaranya masin-mg asing
telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Bapak Thobias Bule Log,o Mama Henderika Waduyang selalu memberikan
dukungan dan selalu mendoa.kan
11. Kaka Deky, Kaka Adhy, Kaka Asty, Kaka Marni, Kaka F e n nsya, udara dan saudari
saya yang slea l u mendukung dan memberikan dukungan kepada saya baik
secara moril maupun materi.
12. Teman-teman seperjuanagn Edang, Ahad, Cici, dan Yuyuynang selalu
memberi semangat motivasi, dan membatu dalam hal apapun.
13. Teman-teman kelompok tugas akhir IbuMery Marginy dan Pak Claudino
Pereira yang selalu mendukung dan memberi semangat dalam bentuk apapun.
Kesempurnaan hanya milik Tuhan semata karena itu penulis sungguh menyadari
bahwa masih banyak kekurangan pada karya tulis ilmiah ini. Penulis s a n ggaht amr aepnk a n
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan tulisan ini.
KupangJuli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Pernyataan KeaslniaTulisan......................................................................i.
Lembar Persetujuan................................................................................i.i.
Biodata......................................................................................................i.ii
Kata Penganta.r........................................................................................ iv
Daftar isi....................................................................................................v
Daftar Lampiran........................................................................................ vi
Abstrak.................................................................................................................. vii
BAB 1 Pendahuluan
1.1.Latar Belakang..................................................................................1.
1.2.............................................................................................................Rumusan Masala..h 2.
1.3.............................................................................................................Tujuan Studi Kassu 2.
1.4.............................................................................................................Manfaat Studi Kasus3.
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1. KonsepInfark Miokard ST Elevasi (STEM.I.)......................................4.
2.1.1. Defenisi............................................................................................4
2.1.2. Etiologi.............................................................................................4
2.1.3. Patofisiologi ..........................................................................................6..
2.1.4. Pemeriksaan Penunjan..g................................................................8
2.1.5 Penatalaksanaan.......................................................................................10
2.1.6 Komplikasi…............................................................................................11
2.3. Konsep Asuhan Keprawa t…an....................................................12
2.3.1. Pengkajian.....................................................................................12
2.3.2. Diagnosa.........................................................................................15
2.3.3. Intervens.i........................................................................................15
BAB 3 Hasil Studi Kasus Dan Pembahasan
3.1. Hasil Studi Kasu.s....................................................................................1 8
3.1.1. Pengkajian.....................................................................................18
3.1.2. Perumusan Diagno.s..a 1.....................................................................9
3.1.3. Intervensi Keperawata.n...............................................................20
3.1.4. Implementasi Keperaat.a..n............................................................21
3.1.5. Evaluasi Keperawata..n 2.................................................................2
3.2. Pembahasa..n....................................................................................23
3.2.1. Pengkajian.....................................................................................23
3.2.2. Diagnosa Keperawa.t.a 2....................................................................4
3.2.3. Intervensi Keperawata.n...............................................................25
3.2.4. Implementasi Keperawat.a..n..........................................................26
3.2.5......................................................................Evaluasi Keperawatan 2. 6
3.3. Keterbatasan Studi K a s u. .s...........................................................27
BAB 4 Penutup
4.1. Kesimpulan........................................................................................ 28
4.2. Saran................................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Asuhan Keperawata.n...............................................................................3. .0
Lembar Konsultasi…...........................................................................................52
ABSTRAK
Karya Tulis Ilmiah Oleh Indah Rosita Bule Logo, Nim : PO.530320114021, dengan
judul Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. D. M Dengan Infark
Miokard pada ST Elevasi (STEMI) DI RUANG ICCU RSUDProf. Dr. W. Z.
Johannes Kepang”
Latar Belakang: ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot
jantung secara permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses
degeneratif maupun di pengaruhi oleh banyak faktor yang ditandai keluhan nyeri
dada, peningkatan enzim jantung dan SeTvaesl i pada pemeriksaan EKG (Doengos,
2003).Berdasarkan laporanWorld HealthOrganization (WHO) pada tahun 2008,
infark miokardmerupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak
7,25 juta (12,8%) kematian terjadi akibat penyakit ini di selurunhiad. uMenurut data
statistik National Health and Nutrition ExaminationSurvey (NHANES) 2007– 2010,
prevalensi infark miokard lebih banyak diderita la– kliaki dibandingkan perempuan.
Kejadian ini mulai meningkat pada la–kilaki saat berusia ≥ 45 tahun dan perempuan
≥55 tahun(Hastuti dkk, 201)3..Peran perawat dalam pelayanan di ruangan ICCU ada 3
yaitu independent (mandiri), dependent, serta interdependen. Peran perawat sebagai
independen dimana perawat dapat melakukan perannya secara mandiri. Peran perawat
sebagai dependen dimana perawat me l ank utki nad a ka n berdasarkan instruksi dari
dokter ketika dokter tidak ada di tempat. Peran perawat kolaborasi yaitu tindakan
perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan lainnya.
Kesimpulan dari studi kasus ini adalah tidak t e r d a pk ea st enjangan antara teori dan
praktek, dimana pada tahap pengkajian pada riwayat penyakit dahulu dan penyakit
keluarga sesuai dengan teori dan kasus nyata yang ditemukan. Dan untuk diagnosa
keperawatan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan k a s u, sp an dy a akasus nyata
terdapat 3 masalah kesehatan yang sesuai dengan teori. Untuk evaluasi keperawatan
tidak terjadi kesenjangan antara teori dan pra. ktek
PENDAHULUAN
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data dasar tentang informasi status terkini
pasien, sehingga setiap perubahan bisa diketahui sesegera mungkin. Pengkajian keperawatan
harus sistematis dan ditujukan untk mengidentifikasi kebutuhan jantung pasien untuk
menentukan prioritas kebutuhan.
1. Tingkat Kesadaran, orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan orang dipantau
dengan ketat.terkadang terjadi perubahan status penginderaan mental akibat terapi
medis atau syok kardiogenik yang mengancam. Perub aehnagninpderaan berarti
bahwa jantung tidak mampu memompa darah yang cukup untuk oksigenasi otak.
Fungsi motorik dan tingkat kesadaran dapat diuji secara bersamaan melalui
kemampuan berespon perintah sederhana. Misalnya, respons pasien untuk
“menggenggam tangan saya” memumgkinkan perawat mengkaji status mental
maupun kekuatan genggaman ma-sminagsing tangan.
2. Nyeri Dada, ada atau tidaknya nyeri dada adalah -ssatunya temuan terpenting
pada pasien dengan miokard infark akut. Pada setiap episode nyeri
dad ad, ichatrautsEKG
dengan 12 lead. Pasien bisa juga ditanya mengenai beratnya nyeri dengan skala angka
0 sampai 10, dimana 0 tidak nyeri dan 10 terasa nyeri paling berat.
3. Frekuensi dan Irama Jantung, frekuensi dan irama jantung dipantau t e- mr uesn e r u s
ditempat tidur dengan monitor. Frekuensi dipantau akan adanya kenaikan dan
penurunan yang tidak dapat dijelaskan; irama dipantau akan adanya deviasi terhadap
irama sinus. Bila terjadi disritmia tanpa nyeri dada, maka parameter klinis lain selain
oksigenasi yang a dk ue a t harus dicari, seperti kadar kalium serum terakhir. Pada
beberapa kasus mungkin diperlakukan terapi medis antidisritmia.
4. Bunyi Jantung, bunyi jantung harus diauskultasi dengan stetoskop yang baik. Bagian
bell stetoskop digunakan untuk mendengarkan nraednad a h . Sedangkan
diafragma untuk mendengarkan suara bernada tingBgeglli.stetoskop diletakkan diatas
kulit dada dengan ringan, sebaliknya diafragma ditekan dengan mantap.
5. Catat Bunyi yang Tidak Normal, mencakup bunyi jantung tiga (S3) yang dikenal
sebagai gallop ventrikel dan bunyi jantung empat (S4), yang dikenal sebagai gallop
atrial atau presistolik. Biasanya setelah terjadi miokard infark akan timbul bunyi S3
dihasilkan saat darah dalam ventrikel menghantam dinding yang tidak lentur dari
jantung yangrusak. Bunyi S3 merupakan tanda awal gagal ventrikel kiri yang
mengancam. Deteksi dini S3 yang diikuti penatalaksanaan medis yang agresif dapat
mencegah edema paru yang mengancam jiwa.
6. Mur-mur jantungatau friction rub, perikardium dapat didengar dengan mudah
sebagai bunyi tambahan. Bunyi ini lebih kompleks untuk didiagnosa namun dapat
terdengar dengan mudah dan harus dilaporkan segera. Adanya murmur yang
sebelumnya tidak ada dapat menunjukkan perubahan fungsi otot dm,
i os ek ad ra n g k a n friction rub menunjukkan adanya perikarditis.
7. Tekanan Darah, tekanan darah diukur untuk menentukan respon terhadap nyeri dan
keberhasilan terapi, khususnya terapi vasodilator, yang dikenal dapat menurunkan
tekanan darah. Pengukuran tekanadni npae r l u diperhatikan dengan cermat.
Tekanan
nadi adalah perbedaan angka antara tekanan sistole dan diastole. Penurunan tekanan
nadi biasa terjadi setelah miokard infark.
8. Denyut Nadi Perifer, denyut nadi perifer dievaluasi frekuensi dan volumenya.
Perbedana frekuensi denyut nadi perifer dan frekuensi denyut jantung
menegaskan adanya disritmia seperti fibrilasi atrium. Denyut nadi perifer paling sering
dievaluasi untuk menentukan kecukupan aliran darah ke ekstremitas. Denyut nadi
perifer yang melemah bisa mruepakan petunjuk bahwa sedang terjadi penyumbatan
aliran darah.
9. Tempat Infus Intravena, sering diperiksa kelancarannya dan akan adanya-tanda
radang. Berbagai obat diberikan secara intravena untuk mencegah perubahan kadar
enzim serum yang dapat tedrijabila obat diinjeksikan secara intramuscular. Maka
penting sekali dipasang satu atau dua infuse intravena pada pasien yang mengalami
nyeri dada agar selalu tersedia akses untuk pemberian obat darurat.
10. Warna Kulit dan Suhu, kulit dievaluasi untuk m e n g eht au i apakah warnanya merah
muda, hangat dan kering, yang menunjukkan sirkulasi perifer yang baik. Karna warna
kulit setiap orang berbeda, maka tempat terbaik untuk memeriksa warna kulit adalah
pada kuku, selaput mukosa mulut, dan cuping telinga. Pada gt t et emr speab u t akan
tampak biru atau ungu pada pasien yang mengalami kesulitan untuk mempertahankan
kebutuhan oksigen. Pasien yang kulitnya dingin, lembab, atau berkeringat dingin
(diaforesis) mungkin merupakan respon terhadap terapi medis atau kolaps
kardiovaskuler yang berlanjut seperti pada syok kardiogenik.
11. Paru, setiap peningkatan atau penurunan frekuensi pernapasan harus diawasi, seiring
dengan adanya kesulitan napas. Gerakan napas harus teratur dan tanpa hambatan
aliran udara.
12. Napas Pendek, dengan atauatnpa sesak dan batuk adalah kunci tanda klinis yang
harus diperhatikan. Batuk kering pendek sering merupakan tanda gagal jantung. Dada
diauskultasi adanyawheezing atau krekel.Wheezing diakibatkan oleh udara yang
melintasi jalan sempit, krekel terjadi abpila udara bergerak melalui air dan bila
terjadi miokard infark akut, biasanya menunjukkan gagal jantung.
13. Fungsi Gastrointestinal, mual dan muntah dapat terjadi. Jumlah yang dimuntahkan
harus dicatat, dan muntahan diperiksa akan adanya darah. Pembatuapsaann as
makanan hanya berupa makanan cair, dapat meringankan kerja jantung dengan cara
mengurangi aliran darah yang diperlukan untuk mencerna makanan padat. Jika
diperlukan prosedur invasive, maka kemungkinan aspirasi isi lambung ke paru dapat
dikurangi bilapasien hanya menelan makanan cair. Abdomen dipalpasi adanya nyeri
tekan keempat kuadran. Setiap kuadran diauskultasi adanya bising usus. Dicatat juga
ada atau tidaknya flatus. Setiap feses yang dikeluarkan diperiksa adanya darah,
khususnya pada pasien yamngendapat o b a- ot batan yang mempengaruhi
pembekuan darah.
14. Status Volume Cairan, pengukuran haluaran urin sangat penting, terutama dalam
hubungannya dengan asupan cairan. Pada sebagian besar kasus, cairan yang seimbang
atau yang cenderung negatif akan l eb ai hi k karena pasien dengan miokard infark
harus menghindari kelebihan cairan dan kemungkinan terjadinya gagal jantung.
Pasien harus diperiksa adanya edema. Perawat harus waspada terhadap berkurangnya
haluaran urin (oliguria), suatu tanda awal syok kard iiokgeand alah hipotensi yang
disertai oliguria.(Suddarth, 2014).
1. Penghilangan nyeri dada, penghilangan nyeri dada adalah prioritas utama pada pasien
dengan miokard ifnark, dan terapi medis diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut,
sehingga penatalaksanaan nyeri dada merupakan usaha kolaborasi antara dokter dan
perawat. Metode yang dipakai untuk menghilangkan nyeri dada sehubungan dengan
miokard infark adalah pemberiatenrapiVasodilator danobat anti koagulan intravena.
Nitrogliserin dan heparin adalah obat pilihan.
2. Oksigen, harus diberikan bersama dengan terapi medis untuk menjamin penghilang
nyeri secara maksimal. Menghirup oksigen meskipun dengan dosis rendah mampu
meningkatkan kadar oksigen dalam sirkulasi dan mengurangi nyeriberhubungan dengan
rendahnya kadar oksigen dalam sirkulasi. Cara pemberian biasanya melalui kanula
hidung dan kecepatan aliran oksigen ini harus dicatat. Apabila tidak terjadi proses
penyakit al in yang menyertai, kecepatan aliran 2 sampai 4 liter permenit biasanya
dapat mempertahankan kadar saturasi oksigen 96% sampai 100% secara adekuat.
3. Tanda Vital, dikaji lebih sering selama pasien merasakan nyeri.
4. Istirahat Fisik, ditempat tidur dengan b a dh au n kepala dinaikkan atau kursi jantung
(cardiac chair) dapat membantu mengurangi nyeri dada dan dispnea. Posisi kepala
yang lebih tinggi akan menguntungkan berdasar alasan berikut; volume tidal dapat
diperbaiki karena tekanan isi perut terhadap dia fr abgemrakurang sehingga
pertukaran
gas akan lebih baik,drainase lobus atas paru lebih baik, dan aliran balik vena ke jantung
(preload) berkurang, sehingga mengurangi kerja jantung.
5. Memperbaiki Fungsi Respirasi, pengkajian fungsi pernapasan yang teraturitiddaanntel
membantu perawal mendeteksi ta-nt adnad a awal komplikasi yang berhubungan dengan
paru. Menganjurkan pasien untuk bernapas dalam dan merubah posisi sesering
mungkin akan mencegah pengumpoulan cairan didasar paru.
6. Meningkatkan Perfusi Jaringan yangdeAkuat, menjaga agar pasien tetap ditempat
tidur atau kursi sangat membantu mengurangi konsumsi oksigen jantung. Memeriksa
suhu kulit dan denyut nadi perifer sesering mungkin perlu dilakukan untuk
mengetahui bahwa perfusi jaringan adekuat. Oksigen d a pbaet rdi ki a n untuk
meningkatkan suplai oksigen dalam sirkulasi.
7. Pengurangan Kecemasan, membina hubungan saling percaya dalam perawatan pasien
sangat penting untuk mengurangi kecemasan. Beri kesempatan pada pasien sesering
mungkin untuk berbagi rasa mengenapi rkiheatinan dan ketakutan. Rasa diterima akan
membantu pasien mengetahui bahwa perasaan seperti itu masuk akal dan nrmal.
8. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah, cara paling efektif untuk
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program p earna wd ai r ti setelah pulang dari
rumah sakit adalah dengan memberikan pendidikan mengenai proses penyakitnya.
Bekerja sama dengan pasien dalam mengembangkan perencanaan yang dirancang
untuik memenuhi kebutuhan khusus, akan meningkatkan potensial kepatuhan.
9. Pemantauan dan Pelaksanaan Komplikasi Potensial, komplikasi yang dapat terjadi
setelah infark miokardium disebabkan oleh kerusakan pada jantung dan sistem hantaran
akibatnya menurunnya aliran darah koroner. Pasien dipantau dengan ketat bila terdapat
perubahan frekuensi, irama, serta bunyi jantung, tekanan darah, nyeri dada, status
pernapasan, haluaran urin, suhu , warna kulit, perubahan penginderaan, dan perubahan
nilai laboratorium.(Suddarth, 2014).
2.2.4 Evaluasi
nafasteraturdannormal,S:36,50C,SPO2: 90%.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pada tahapengkajian dilakukan dengan metode wawancdanaobservasi : Ny.D.
M mengatakansakit kepala dan sesak napas yang dirasbaekarknurang,hasil
pemeriksaan GDS kembali normalp, asien msaih menggunakaonksigen nassal
kanul 4 lp. m
2. Setelah dilakukan pengkajiadnan analisa kasus muncul 3 diagnosa yaitu 1. Penurunan
curah jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung, 2. Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan antara suplai dan kebutuhan o,ks3i.geKnetidakstabilan glukosa
dalam datah berhubungan denganaknugrpengetahuan manajemen diabetes.
3. Intervensi yang direncanakan pada kasus terdiri dari: diagnosa pertama penurunan
curah jantung berhubungan denganrupbeahan irama jantung terdap4at rencana
keperawatanyang ditetapka,ndiagnosa kedua intoleransi aktaifsit berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara supladian kebutuhan oksigen terdapa6t
rencana
keperawatan yang ditetapka, ndan diagnosa ketiga ketidakstabilan glukosa dalam darah
berhubungan dengan kurang pengetahuan manajemen diabetes terdapat 3 rencana
keperawatan yang ditetapkan.
4. Implementasi keperawatan untuk diagnosa pertama penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan irama j a n t udni agg, n o s a kedua intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara sduapnlaikebutuhan oksig,endan
diagnosa ketiga ketidakstabilan glukosa dalam darah berhubungan dengan kurang
pengetahuan manajemen d i a b ,est eems ua tindakan yang direncanakan dilakukan
kepada pasien.
5. Hasil evaluasi keperawatan didapatkan bahwa diagnosa keperawatan penurunan curah
jantung berhubungan dengan perubaharanmai jantungteratasi sebagidaina,gnosa
keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen teratasi s e b a g, i adna n diagnosa ketiga ketidakstabilan glukosa dalam
darah berhubnugan dengan kurang pengetahuan manajemen diabetes teratasi sebagian.
4.2. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
bagi mahasiswa/i di kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes KuPpraondgi D III
keperawatan kupang,huksusnya pada keperawatan kritis terutama pada
pembelajaran tentang Asuhan Keperawatan Kritis.
2. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan asuhan k eapwe ar t a n di ruangan khususnya di ruaInCgCU.
3. Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi perawat yang melakukan
tindakan darurat lebih menekankan keperawatan secara cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer. C. S & Bare. B. ( 2 0 1 4B)u. ku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8. Jakarta: EGC
Morton, P. G., Fontaine, D., Hudak, C.M., & Gallo, B. M. (201K1E).PERAWATAN KRITIS.
Jakarta: EGC
Baradero, M., Dayrit, M., & Siswadi, Y. (2008S)e.ri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskuler. Jakarta: EGC
Doengoes, M. E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Pasien. Jakarta: EGC
Ewinanto., Santoso, E., Putranto, N., Tedjasukmana, P., Sukmaw., aRni,f qRi , S., Kasiman,
S. (2018). Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut Edisi Keempat. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
Hastuti, Y. E., Elfi, E.F., & Pertiwi. D. (2013). Hubungan Kadar Troponin T dengan Lama
PerawatanPasien Infark Miokard Akut di RSUP Dr. M. Djamil Padang, 424
LAMPIRAN
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKES KEMENKES KUPANG
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Ny. D. M
Umur : 62 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga Alamat : Namosain
Nomor registrasi : 515678
Diagnosa medik : STEMI Post Trombolitik + Anemia
Tanggal MRS : 06 Juli 2019 Jam :16.15
Tanggal pengkajian0:8 Juli 2019 Jam : 09.00
3. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh badan terasa lemah, sesak napas, nyeri ulu hati dan mual.
d. RiwayatPenyakitKeluarga
Genogram
Keterangan :
Laki – kaki
Perempuan
Meninggal
Pasien
Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg Nadi : 105x/menit SPO2 : 90%
Suhu : 36,5°Celsius RR : 23x/menit
4. Pengkajian Primer
A. Airways (jalan nafas)
Sumbata:n
(-) benda asing (-) bronscospasme
(-) darah (-) sputum (-) lendir
() lain-lain sebutkan: -
B. Breathing (pernafasan)
Sesak dengan:
() aktifitas (√)tanpa aktifitas
() menggunakan otot tambahan
Frekuens:i 23x/menit
Irama: () teratur (√) tidak teratur
Kedalaman:() dalam (√) dangkal
Reflek batuk : () ada (√) tidak ada
Batuk:
(-) produktif (-) non
produktif Sputum : () ada-)(
tidak Warna:-
Konsistens:i-
Bunyi napa:s
() ronchi () creakles ()
BGA: tidak dilakukanpemeriksaan.
C. Circulation
a. Sirkulasi perifer
Nadi :
105x/menit
Irama: () teratur√() tidak
Denyut: () lemah (√) kuat () tidak kuat
TD: 110/70mmHg
Ekstremitas :
(√) Hangat () Dingin
Warna Kulit :
( ) cyanosis (√) Pucat () Kemerahan
Nyeri Dada :-() Ada (-)
Tidak Karakteristik nyeri
dada :
(-) Menetap (-) Menyebarkeleher
(-) Seperti ditusu-ktusuk
(-) Seperti ditimpah benda berat
Capillary refill :
(√) < 3 detik () > 3 detik
Edema :
() Ya (-) Tidak
Lokasi edema :
(-) Muka (-) Tangan
-() Tungkai -() Anasarka
4. Intoksikasi
(-) Makanan
(-) Gigitan
Binatang (-)
Alkohol
(-) Zat kimia
(-) Obat-obatan
(-) Lain – lain : Tidak ada intoksikasi
D. Disability
Tingkat kesadaran :
(√) CM ( ) Apatis ( ) Somnolent ( ) Sopor ( ) Soporocoma (Coma)
Pupil : (√) Isokor ( ) Miosis ( ) Anisokor ( ) Midriasis ( ) Pin poin
Reaksi terhadap cahaya :
Kanan (√) Positif () Negatif
Kiri (√) Positif () Negatif
GCS : E :4 M: 5 V : 6
Jumlah :15
5. Pengkajian Sekunder
a. Musculoskeletal / Neurosensoril
(-) Spasme otot
(-) Vulnus
(-) Krepitasi
(-) Fraktur
(-) Dislokasi
(-) Kekuatan Otot :
4 4
4 4
b. Integumen
(-) Vulnus
(-) Luka Bakar
c. Psikologis
Pasien tampak gelisah
Kurang pengetahuan
Terapi/ Pengobatan
Analisa Data
Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Penurunan curah jantung berhubun NOC : keefektifan pompa jantung (0400) NIC : perawatan jantung
dengan perubahan irama jantung Tujuan : pasien akan menunjukan keefektifan po (4040) Intervensi :
jantung 1) Pastikan tingkat aktifitas pasien ya
Kriteria Hasil : tidak membahayakan curah jantu
1) Tekanan darah sistol(040001) atau memprovokasi serangan jantu
2) Tingkat kelelahanberkurang(040017) 2) Monitor EKG
3) Pucat(040031) 3) Lakukan penilaian komperhen
4) Edema perifer(040013) padasirkulasi perifer
4) Monitor sesak nafadsankelelahan
Ketidakstabilan glukosa dalam dar NOC : Ketidakstabilan kadar glukosa darah (00002) NIC : Manajemen hiperglikemia
berhubungan dengan kura Tujuan : Pasien akan menunjukan Intervensi :
pengetahuan tentang manajem kestabiklaandar glukosa darah 1) Pantau kadar glukosa dalam darah
diabetes Kriteria hasil : 2) Pantau tand-atanda hiperglikemia
1) Kadar glukosa darah (2300) 3) Instruksikan pasien dan keluarg
2) Keparahan hiperglikemia (2111) terhadap pencegahan, pengen
3) Menajemen diabetes (1820) manajemen diabetes, d
hiperglikemia
Intoleransiaktivitasberhubunganden NOC : toleransi terhadap aktifitas(0005) NIC : peningkatan latihan(0200)
nketidakseimbangansuplaidankebut
Tujuan : Intervensi :
anoksigen
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien 1) Kajistatusfisiologispasienyang
menunjukan melakukan aktifitas secara mandiri den menyebabkan kelelahan
kriteria hasil: 2) Tingkatkan tirah
1. frekuensi nadi ketika beraktifitas(000502) baring/pembatasan kegiatan
2. kemudahan bernafas saat aktiftas(000508) (misalnya, meningkatkan jumlah
3. tekanan darashistolik ketika waktu istirahatpasien)
beraktifita(s000504) 4.temuanhasil 3) Bantupasiendalamaktivitassehari–
EKG(000506) hariyang teratursesuai kebutuhan
5. kemudahan dalam melakukan aktifitas hidup haria pasien
(000518)
4) Monitor respon oksigen pasien
(misalnya, tekanan nadi, tekanan
darah, respirasi)
Catatan Perkembangan
2019
2019
12.00
Ketidakseimbanga 09.00 1. Memantau kadar glukosa dala S : Pasien mengeluh lem
glukosa darah darah
berhubungan Hasil : Glukosa darah puasa 1 O:
dengan kuran mg/dL - Keadaan umum
pengetrahuan 09.15 2. Memantau tand- pasien lemah
atanda
tentang manajeme hiperglikemia - Glukosa darah
diabetes Hasil : Pasien lemas, lesu, sering mer puasa 182 mg/dL
lapar, sering haus A : Masalah belum terata
P : Lanjutkan intervensi-1
2
CatatanPerkembangan
09.15
11.00
Intoleransi aktifitas 09.15 1. Mengkajistatusfisiologispasienya S:
berhubungan ng menyebabkan kelelahan Pasienmengatakanm
dengan Hasil : pasien lelah saa erasalemah
ketidakseimbangan diberikan posisi duduk O:
suplai dan 2. Meningkatkan tirah - Pasientampa
kebutuhan oksigen baring/pembatasan kegiatan beristirahatde
10.00 (misalnya, meningkatkan nganposisitid
jumlah waktu istirahatpasien) urterlentang
Hasil : pasien hanya berbari - ADL masih
ditempat tidur dengan posi dibantu
terlentang sepenuhnya
3. Bantupasiendalamaktivitassehari oleh keluarga
– hariyang teratursesuai dan perawat
kebutuhan pasien A : Masalah belum
Hasil : semua aktivitas pasi teratasi
dibantu keluarga dan perawat P : Lanjutkan
4. Monitor respon oksigen intervensi 1-3
12.00 pasien (misalnya, tekanan
nadi, tekanan darah, respirasi)
12.30
Ketidakseimbanga 09.00 1. Memantau kadar glukosa dala S : Pasien mengelu
glukosa darah darah lemah
berhubungan Hasil : Glukosa darah puasa I
dengan kuran mg/dL, GDS II 73 mg/dL O:
pengetrahuan 2. Memantau tand- - Keadaan
tentangmanajemen 09.15 atanda hiperglikemia umum pasien
diabetes Hasil : Pasien lemas, lesu, sering mer lemah
lapar, sering haus - Glukosa
darah puasa
93 mg/dL,
GDS II 73
mg/dL
A : Masalah teratas
sebagian
P : Lanjutkan
intervensi 1-2
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
LEMBAR KONSULTASI