SPEKTEKEmbung Editan
SPEKTEKEmbung Editan
SPEKTEKEmbung Editan
SPESIFIKASI TEKNIK
Perencanaan Pembangunan
Embung Penampung Air
DS. RANCAJAYA, KEC. PATOKBEUSI,
KAB. SUBANG – JAWA BARAT
Jl. Uranus Tengah III No. 65, Komp. Margahayu Raya Barat, Bandung 40286
Jl. Cijagra I, Komp. Pengairan No. 8, Bandung 40265 Tlp./Fax. 022 7310014
email : teknoyasakonsultanindonesia@yahoo.co.id Copyright: w
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
i
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
ii
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
iii
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
iv
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
BAB I - UMUM
1.1 DISKRIPSI PEKERJAAN
Saat ini Kebun Produksi Sukamandi mengelola lahan seluas 309.35 hektar dengan
bentang alam mencapai 3.55 km. Kebutuhan air untuk proses produksi benih sumber
maupun gabah konsumsi berasal dari air irigasi yang di Kelola PJT II yang dialirkan
melalui saluran sekunder dan tersier yang berupa saluran pasangan batu dan saluran
berupa tanah.
Disisi lain air irigasi yang berasal dari PJT II merupakan air berbayar, yang mana pada
saat musim penghujan banyak air yang berlebih dan terbuang, tetapi pada saat musim
kemarau air yang dialirkan oleh PJT II tidak mencukupi untuk mengairi sawah terjauh.
Untuk mengatasi hal tersebut, Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP)
mengusulkan adanya pembangunan embung yang diharapkan menjadi solusi
tampungan, sehingga mampu menampung air berlebih saat musim hujan dan
membantu kebutuhan air saat musim kemarau.
Dengan adanya embung diharapkan waktu tanam menjadi serempak dan dapat
mengurangi potensi serangan hama sampai 20% sehingga produksi padi dapat
meningkat ± 5 ton per hektar. Selain itu dengan adanya embung dapat mengurangi
potensi genangan saat musim hujan seluas 30 ha serta dapat digunakan saat musim
kemarau Ketika sedang terjadi keterbatasan air mencakup 10% sehingga dapat
diperoleh peningkatan hasil panen sebesar 75 ton.
1
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
2. Free Intake
Direncanakan Menggunakan pasangan batu
• Elevasi Ambang Intake = El. 14.556 m
• box culvert = 2 bh @ 0.60 x 0.60 m
• Tinggi Dinding = 3m
• Tinggi Ambang = 1.20 m
3. Rumah Pompa
A. Rumah Pompa :
• Tipe = Dinding & Atap Beton bertulang
(K-250) dan (K-125)
• Panjang = 12.5 m
• Lebar = 7m
B. Dalam rumah pompa terdapat dua (3) buah bak kontrol struktur beton K-250
yaitu:
I. Suplai dari sungai Citempur
• Panjang = 2m
• Lebar = 1m
• Tinggi = 4.7 m
II. Suplai dari PJT II
• Panjang = 2m
• Lebar = 1.25 m
• Tinggi = 4.7 m
• Pompa Submersible = 2 unit
III. Out Let Irigasi
• Panjang = 2m
• Lebar = 2m
• Tinggi = 5.8 m
• Pompa Submersible = 2 unit
2
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Dalam kasus tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan atau jalan pintas yang bisa
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat jalan masuk
sementara atau jalan pintas dalam lokasi. Kontraktor harus melengkapi perlengkapan
yang diperlukan untuk melintasi sungai, saluran air atau lainnya dan bila perlu harus
ditingkatkan atau diperkuat fasilitas yang ada yang dipergunakan untuk masuk ke
3
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
lokasi pekerjaan. Apabila Kontraktor menggunakan jalan masyarakat yang telah ada,
maka pada saat pekerjaan selesai Kontraktor wajib memperbaiki jalan tersebut paling
tidak seperti kondisi semula, namun akan terpuji jika akan lebih baik dari kondisi
semula.
2. Kantor Lapangan untuk Direksi dan Kontraktor
Kontraktor harus mengadakan, melengkapi dan memelihara fasilitas kantor untuk
operasionalnya sendiri di lapangan baik untuk staf dan pekerja Kontraktor sampai
pelaksanaan pekerjaan selesai. Lokasi kantor lapangan tersebut harus atas
persetujuan Direksi.
Untuk kantor lapangan Direksi, Kontraktor harus menyiapkan kantor/mess untuk
Direksi dan Konsultan kemudian diperbaiki kembali sebelum diserahkan.
Kontraktor harus menyediakan, melengkapi dan memelihara fasilitas kantor lapangan
Direksi, seperti 6 buah meja ½ biro, 12 buah kursi plastik, 1 buah meja rapat, papan
tulis 90 cm x 180 cm, 2 buah lemari arsip, air bersih, listrik dan lain-lain untuk
digunakan selama waktu pelaksanaan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai
oleh Direksi, maka kantor kontraktor tersebut harus dibongkar.
3. Umum
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan kecuali disebutkan lain dalam kontrak. Semua peralatan dan
material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus memenuhi standard yang
disebutkan dalam Spesifikasi dan memenuhi persyaratan PUBB, PBI, PKKI dan
Standard lain yang cocok seperti JIS, ASTM, BSCP sebagaimana ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mencukupi
pelaksanaan dan melengkapi pekerjaan. Jika dianggap perlu Direksi akan
menginstruksikan menambah pengadaan bahan dan peralatan. Pengadaan untuk
tambahan bahan ini menjadi beban biaya Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan
bahan dan perlengkapan lengkap dan menjaga cadangan yang cukup untuk suku
cadang sehingga menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu.
4. Peralatan dan Bahan Konstruksi
Kontraktor harus menyediakan semua keperluan peralatan dan bahan atau material
konstruksi agar mutu pelaksanaan dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai
spesifikasi yang diterapkan. Direksi jika perlu, mengistruksikan kepada Kontraktor
untuk menambah peralatan dan material konstruksi atas beban biaya Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan material konstruksi tersebut lengkap
dengan suku cadang untuk menjamin efesiensi dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Bahan - bahan Pengganti
Kontraktor harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan bahan yang
sesuai dengan spesifikasi, apabila material yang dimaksud tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kekuasaannya, maka Kontraktor wajib mengusulkan material
pengganti dengan kualitas setara. Usul Penggantian material harus dilakukan secara
4
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
tertulis kepada Direksi untuk disetujui. Perubahan material tidak akan mengubah harga
satuan di dalam daftar kuantitas dan harga.
6. Spesifikasi Standar
Kecuali ditentukan lain, semua material dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan
syarat-syarat didalam Standar Nasional Indonesia (SNI, SII, SKSNI, dsb). Apabila
tidak tersedia, dapat dipakai JIS (Japanese Industrial Standard), ASTM (American
Sociaty for Testing and Materials) atau BSCP (British Standards Code of Practice).
Standar - standar yang dipergunakan tersebut harus yang berlaku 30 hari sebelum
Surat Penawaran. Atas persetujuan Direksi Standar Nasional lainnya dapat juga
dipergunakan. Kontraktor harus mempunyai dan menyediakan dilapangan
sekurangnya satu salinan SNI, JIS & ASTM yang disetujui, yang ditentukan dalam
Spesifikasi, terutama sekali harus menyediakan di lapangan satu salinan SNI, JIS &
ASTM atau Perincian Nasional lainnya mengenai bahan-bahan yang sedang
disediakan atau mutu pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan
penggunaan oleh Direksi. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya
diperinci disini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional SNI, JIS, ASTM, haruslah
bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan apakah semua
atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk kegunaan dalam pekerjaan,
cocok untuk maksud tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan
menentukan.
7. Pemeriksaan terhadap Peralatan dan Bahan - bahan
Peralatan dan bahan - bahan yang disediakan oleh Kontraktor harus menjadi hal
pokok yang diperiksa selama kontrak berlaku, dan bila perlu dianalisa laboratorium
terhadap bahan-bahan harus dilakukan dengan biaya dari Kontraktor sendiri
sebagaimana disetujui Direksi. Semua bahan yang disediakan Kontraktor harus
diperiksa sebelum dikirim ke tempat pekerjaan oleh Kontraktor sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi, semua informasi yang berkenaan
dengan peralatan, bahan contoh yang diperlukan untuk pemeriksaan. Pemeriksaan
terhadap peralatan dan bahan-bahan atau pemeriksaan yang terabaikan tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk tetap mengadakan peralatan
dan bahan-bahan yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
8. Rencana dan Pemberitahuan Mobilisasi
Segera setelah pengajuan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, Kontraktor harus
mengajukan kepada Direksi rencana mobilisasi personil, peralatan dan bahan-bahan
secara lengkap. Kontraktor harus selalu memberitahukan kepada Direksi setiap
kedatangan personil, alat dan bahan - bahan dilapangan.
1. Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan pembuatan embung,bangunan-bangunan, Kontraktor
terlebih dahulu harus mengadakan pengukuran pada bidang kerja untuk situasi,
potongan memanjang dan melintang, yaitu dengan pengawasan Pengawas Proyek
5
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
dan Konsultan. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini minimal adalah alat Waterpas
dan Teodolite.
Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang
berfungsi sebagai titik tetap yang lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi. Data
ketinggian dan detail penjelasan tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai
pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap ini dan
membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak lebih
dari 1 kilometer. Ketelilitian pengukuran harus selalu dalam batas - batas
keseksamaan sebagai berikut :
a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari posisi yang
ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa
kembali ketitik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 √L dimana L
adalah panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan tidak melewati 0,25 cmdari titik tinggi yang benar.
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang
dari 2 cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak
lebih dari 0,25 cm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada pemasangan
pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.
Hasil pengukuran berupa data dan gambar sket hasil pengukuran, harus diserahkan
kepada Direksi. Oleh Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila terdapat kesalahan,
baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka Kontaktor
harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi.
Hasil pengukuran yang benar akan dipakai sebagai dasar pembuatan gambar kerja
(construction drawing) dalam menentukan lokasi, tempat bangunan air atau bangunan
pelengkap lainnya. Oleh karena itu Kontraktor tidak diperbolehkan memulai suatu
pekerjaan saluran/bangunan sebelum posisi, ukuran - ukurannya, dan ketinggian-
ketinggiannya disetujui oleh Direksi.
Jika pada waktu pengukuran dijumpai ketidaksesuaian antara gambar dengan
keadaan lapangan maka Kontraktor harus secepatnya melapor kepada Direksi dan
Konsultan untuk mendapat penyelesaiannya.
6
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
1.13 LAIN-LAIN
7
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
8
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Istilah galian dan urugan kembali (backfill) dalam Spesifikasi ini dipakai pada semua
pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan berikut :
• Clearing dan stripping
• Galian termasuk pekerjaan pembuatan parit-parit,
• Urugan kembali (backfill) dan pekerjaan tumpuan,
• Pembuangan dan penggunaan material,
• Galian-galian dan urugan kembali lainnya sesuai instruksi Direksi.
Suatu rencana kerja khusus tentang bagaimana Kontraktor akan melaksanakan
pekerjaan galian dan urugan kembali (backfill) untuk tiap-tiap bagian pekerjaan yang
sifatnya khusus harus diajukan kepada Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum
pekerjaan yang dimaksud dimulai untuk diketahui.
Kontraktor harus membuang hasil galian yang tidak terpakai pada tempat-tempat yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai arahan Direksi.
Semua tanah dalam area pembebasan tanah perlu diadakan pembersihan seperti
yang diarahkan oleh Direksi. Semua jalur trase rencana saluran, jalan dan fasilitas
lainnya harus bebas dari pepohonan dan semak belukar serta material/bangunan
yang kiranya akan mengganggu atau menghambat pelaksanaan pekerjaan, bahan-
bahan yang demikian itu akan dibuang ketempat pembuangan yang disetujui Direksi.
Pada umumnya pepohonan yang mengganggu jalannya konstruksi akan dibuang dan
pohon dan bangunan sepanjang batas pembebasan tanah akan dibebaskan sebatas
perluasan maksimal yang ditunjuk Direksi dan akan tetap menjadi milik Pemilik
Proyek. Semua bahan dan perlengkapan yang masih dapat digunakan, diselamatkan
dan diserahkan kepada Direksi ditempat pekerjaan.
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan sebelum pelaksanaan konstruksi
dimulai.
Kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan kontraktor, akan diperbaiki atau diganti
atas biaya Kontraktor.
Pembayaran pembersihan lokasi (Clearing and Grubbing) dilakukan berdasarkan luas
pembersihan lokasi sesuai dengan Gambardan Spesifikasi Teknik atau mengikuti
petunjuk Direksi. Pembayaran untuk pekerjaan Pembersihan dibuat berdasarkan
harga satuan per meter persegi dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Upah pekerja,
material dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian pembersihan lokasi,
dianggap, sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan Pembersihan lokasi
tersebut di atas.
2.3 STRIPPING
Penyiapan area atau kaki tanggul maka kontraktor terlebih dahulu harus melakukan
stripping (pengupasan) top soil (tanah permukaan) ditempat-tempat yang akan
dilakukan pekerjaan timbun. Top soil adalah lapisan atas tanah yang biasanya
9
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
mengandung humus, material organik, akar rumput, tufa yang mungkin terkumpul di
permukaan tanah.Kedalaman stripping yang diukur vertikal minimal 30 cm atau seperti
petunjuk dari Direksi.
Dalam rangka membantu dan mengidensifikasi material hasil galian dan jenis-jenis
pekerjaan galian, maka perlu dibuat suatu pedoman umum tentang tingkat pelapukan
suatu jenis batuan setempat. Klasifikasi tingkat pelapukan batuan dibuat berdasarkan
kondisi struktur dan massa batuan.
Struktur batuan didefinisikan sebagai bagian batuan yang homogen dan terbentuk
diantara retakan, bidang dasar, patahan serta kerusakan lain pada sebuah massa
batuan.
Massa batuan didefinisikan sebagai seluruh batuan termasuk semua retakan, bidang
dasar, patahan maupun kerusakan lain termasuk satu atau lebih substansi batuan
lain.
Klasifikasi tingkat pelapukan massa batuan tidak hanya tergantung pada sifat dan
komposisi struktur batuan, tetapi munculnya ciri-ciri dan kerapatan retakan.
Batuan dengan tingkat pelapukan I dan II adalah bahan batu seperti yang umumnya
dikenal di dalam bidang engineering. Tingkat pelapukan V dan VI adalah material
tanah biasa (common soil) sedangkan tingkat III dan IV merupakan bentuk transisi
antara tanah dan batu. Bentuk transisi ini dalam lingkup terbatas di lapangan sering
disebut sebagai "cadas muda" yang selanjutnya disebut batuan lapuk atau weathered
rock.
Gradasi tingkat pelapukan III sampai IV seringkali kurang jelas namun batasan ini
umumnya nampak jelas pada perubahan batuan lapuk (weathered rock) dengan
batuan segar.
2.5.1 UMUM
Kontraktor harus bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over excavation) dan
Kontraktor wajib menimbun dan memadatkan kembali dengan bahan timbunan sesuai
dengan garis rencana atau menurut pengarahan Direksi. Biaya atas penggalian lebih,
penimbunan kembali, pengisian dengan material beton atau cara lainnya akibat
kesalahan penggalian merupakan tanggung jawab Kontraktor.
Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan
sementara (stock pile) atau tempat lain sesuai dengan pengarahan Direksi. Hasil
galian yang tidak layak untuk bahan timbunan harus dibuang ke tempat pembuangan
(spoil bank) yang telah ditentukan. Kontraktor wajib meratakan dan merapikan spoil
bank. Biaya meratakan dan merapikan spoil bank sudah termasuk di dalam harga
pekerjaan galian terbuka.
Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan di lapangan
dan dibuat berita acara yang ditandatangani oleh Direksi, Konsultan dan Kontraktor.
Pada setiap pekerjaan penggalian, Kontraktor wajib mengendalikan dan menguras air
agar tempat penggalian tetap kering untuk mengantisipasi keruntuhan formasi galian
akibat air.
10
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pembayaran pekerjaan galian terbuka akan dilakukan sesuai harga yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan (Bill of Quantity).
Untuk tujuan pengukuran volume dan pembayaran, pekerjaan galian harus dibagi
menjadi beberapa kategori berdasarkan metode yang diterapkan sebagai berikut :
a. Galian Tanah termasuk cadas biasa digali dengan mempergunakan excavator
adalah berupa penggalian pada seluruh jenis tanah residual. Jenis material yang
termasuk didalam kategori tanah (common soil) adalah batuan dengan tingkat
pelapukan V dan VI. Jenis material ini diantaranya meliputi semua residual soil
yang umumnya disebut "tanah", tanah liat (clay), lanau (silt), pasir, kerikil, cobble,
deposit alami sirtu dan boulder lepas yang volume butirannya kurang dari 1 m3.
b. Pekerjaan Tanah Keras / Berbatu adalah berupa Galian tanah keras/berbatu
adalah galian lapis tanah keras/berbatuyang dapat dibongkar secara efektif
dengan menggunakan "ripper' atau "breaker".
Semua galian-terbuka harus dikerjakan sesuai dengan garis, kemiringan dan ukuran
yang tercantum pada gambar atau atas petunjuk Direksi. Apabila terjadi perubahan
kemiringan galian, maka setiap penambahan atau pengurangan volume galian
sebagai hasil perubahan desain harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
Kelebihan galian yang dilakukan oleh Kontraktor tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi, harus diperbaiki oleh dan atas biaya Kontraktor. Jika diperlukan, kelebihan
galian harus ditimbun dan dipadatkan dengan material yang sesuai atau sama dengan
sekitarnya. Pengadaan material dan pengerjaan perbaikan galian-lebih menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Dasar dan tebing yang telah selesai digali haris dirapikan
dan dipadatkan. Bila sewaktu-waktu tebing galian longsor akibat kegiatan peralatan
berat atau sebab lain karena kelalaian Kontraktor, maka kontraktor harus memperbaiki
tanpa ada tambahan pembayaran.
Bila dalam metoda kerja galian diperlukan penimbunan sementara tanah hasil galian
(stock-piling) sebelum tanah tersebut diangkut ke lokasi penimbunan permanen
sebagai tanggul atau bangunan permanen lainnya sehingga berakibat 2 (dua) kali
kerja atau double-handling, maka biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor untuk
kegiatan tersebut, dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan galian
atau timbunan.
Galian ini meliputi semua galian tanah, tanah keras/berbatu dan galian batu pejal.
Galian pada bangunan harus dilakukan dengan cara yang aman, sesuai dengan garis
dan elevasi rencana dan harus disetujui oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain, galian
pada bangunan dibuat berdasarkan kemiringan talud dan ukuran sebagai berikut :
Selama pelaksanaan pekerjaan, Koordinator Proyek bisa merubah kemiringan dan
ukuran galian.
11
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Jika volume galian tidak mencukupi untuk pekerjaan timbunan, maka Kontraktor harus
mencari material yang cocok untuk timbunan sebanyak yang diperlukan. Lokasi, batas
kedalaman dan kemiringan galian pada lokasi borrow pit harus mengikuti petunjuk
Direksi. Kontraktor harus membuang semua material yang menurut pendapat Direksi
tidak cocok untuk bahan timbunan. Kontraktor harus mengatur pekerjaan galian pada
lokasi borrow pit dan kegiatan penimbunan di lokasi pekerjaan dengan cara sesuai
Persyaratan Teknik.
Tidak diijinkan adanya kecerobohan yang menyebabkan bahan galian jatuh di jalan
menuju lokasi pekerjaan sehingga menyebabkan kotor dan licin.
Tidak ada pembayaran terpisah untuk pekerjaan galian pada Borrow Pit. Biaya
pekerjaan galian pada borrow pit tercakup pada Harga Satuan pekerjaan Timbunan.
Semua tanah-baik dari hasil galian diupayakan untuk digunakan untuk pekerjaan
timbunan sesuai dengan ketentuan teknik.
12
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Material yang baik untuk timbunan tidak diperbolehkan tercampur dengan material
yang tidak cocok untuk timbunan.
Kandungan air untuk tanah timbunan harus dikontrol sedemikian sehingga mendekati
kadar air optimum untuk memudahkan pemadatan.
Tanah galian yang tidak cocok untuk timbunan harus dibuang atas biaya Kontraktor.
Kontraktor harus merapikan dan mengatur lokasi buangan (disposal area) sehingga
membentuk profil yang rapih dan teratur dengan tinggi maksimum 2 meter dengan
batas - batas yang disetujui oleh Koordinator Proyek. Kontraktor harus mematuhi
peraturan–peraturan setempat dan menjaga hubungan baik dengan penduduk dan
instansi terkait.
Semua biaya pekerjaan pembuangan hasil galian yang diuraikan didalam Pasal ini
harus dicakup pada harga satuan galian seperti yang tercantum dalam Daftar Harga
dan Kuantitas.
Tidak ada pemisahan pembayaran untuk pengangkutan material hasil galian karena
biaya ini sudah termasuk didalam harga satuan untuk masing-masing galian di dalam
Daftar Harga dan Kuantitas.
Material hasil galian yang dinyatakan jelek oleh Direksi harus disingkirkan dari lokasi
pekrjaan atau dibuang ke tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar atau
menurut petunjuk Direksi.
Kontraktor wajib menempatkan material jelek hasil galian tersebut dengan rapi, tidak
mudah tererosi, tidak menggangu aktifitas lapangan dan masyarakat sekitar, jika perlu
harus dibentuk sesuai arahan Direksi.
Tidak ada biaya khusus dalam penentuan, pengadaan, penempatan dan perapian,
tempat pembuangan material jelek hasil galian. Semua biaya yang menyangkut
pembuangan, penempatan dan peratan harus sudah termasuk dalam harga satuan
item pekerjaan galian
13
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
B. Pekerjaan Galian
Pengukuran untuk pembayaran galian dibuat dalam satuan volume meter kubik (m3),
diukur dari muka tanah asli sampai dengan garis elevasi dasar galian dengan
kemiringan sesuai gambar atau sesuai arahan Direksi. Pembayaran pekerjaan galian
dilakukan sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan galian mencakup
semua biaya upah pekerja, material dan peralatan yang diperlukan untuk menggali,
membentuk dan mengangkut hasil galian ke lokasi yang ditentukan, pengeringan
lokasi pekerjaan selama penggalian dan biaya pengadaan bahan peledak berikut
peledakannya termasuk pengisian kembali pada galian yang melebihi gambar.
Pengisian kembali kelebihan galian dari gambar pada galian batu harus dilakukan
dengan pembetonan atau sesuai persetujuan Direksi.
2.6 TIMBUNAN
2.6.1 UMUM
14
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Sumber material untuk timbunan tanggul yang bersumber bekas galian embung harus
seleksi bahan timbunan bebas gumpalan besar, kayu, bahan-bahan lain yang
mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 10 cm dan memiliki gradasi sedemikian
rupa agar pemadatan berjalan lancar.
Bila menurut pendapat Direksi, suatu bahan tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-
batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan
yang lebih besar dari 15 cm dan lebih kecil dari 5 cm tidak diijinkan digunakan, dan
presentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk
kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan urugan
kecuali disetujui oleh Direksi.
Bahan timbunan yang disimpan di dekat lokasi pekerjaan untuk waktu lebih dari 12
jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada
bahan timbunan yang telah disetujui tersebut.
Setiap lapisan bahan timbunan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai
kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
2.6.3 PERSIAPAN
Timbunan kembali harus dilakukan lapis demi lapis, rata tidak bergelombang, dengan
ketebalan tidak lebih dari 15 cm, ditebar sedemikian sehingga mengisi rongga-rongga,
sehingga tidak terdapat kantong dan retakan. Pemadatan harus dilakukan hingga
mencapai setidaknya 95% terhadap kepadatan menurut test laboratorium AASHTO
T99.
15
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Kadar air material backfill mesti dijaga pada kondisi optimum atau sesuai arahan
Direksi dan dijaga seragam dalam lapisan. Jika kadar air melebihi kadar optimum,
pelaksanaan pemadatan tidak boleh dijalankan, kecuali dengan keputusan dari
Direksi.
Untuk timbunan kembali yang berdekatan dengan bangunan, termasuk pipa–pipa
beton, bilamana tidak memungkinkan dicapai pemadatan yang memadai dengan
peralatan rolling, timbunan kembali harus dipadatkan dengan tamper mekanis dengan
berat yang sesuai, sehingga pemadatan dapat tercapai sesuai persyaratan. Kerusakan
bangunan sebagai akibat dari pekerjaan backfill harus diperbaiki dengan biaya sendiri
dari Kontraktor.
Penempatan dan perataan material random dilakukan diatas pondasi. Material harus
dihampar dan diratakan secara continue, horizontal, lapis demi lapis dengan tebal tiap
lapis maksimum 30 centimeter setelah dipadatkan.
setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang sesuai dengan
ketentuan agar dihasilkan pemadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air
yang seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus
dipadatkan dengan merata dengan menggunakan Baby Roller Double Drum, vibratory,
sheeps foot atau tamping rollers atau alat pemadat lain.Pembentukan kemiringan
permukaan timbunan harus dilakukan atas persetujuan dan petunjuk Direksi untuk
mengalirkan air hujan sebelum dan selama penimbunan.
Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan
biasanya dimulai dari sisi terluar menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian rupa
agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan sama.
Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus menerus untuk setiap
600 m3, atau menempatkan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di
beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik,
harus disediakan mesin gilas tambahan.
Jika material telah memenuhi syarat dan telah dihampar dan diratakan sesuai
Spesifikasi Teknik maka material harus segera dipadatkan dengan menggunakan alat
yang disetujui Direksi sehingga air yang masih bisa merembes tidak akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi struktur bangunan.
Pekerjaan penggalian dan penggunaan hasil galian harus sedemikian rupa sehingga
bahan-bahan yang akan dipadatkan akan tercampur dengan baik untuk menjamin
hasil pemadatan, kedapan dan stabilitas yang terbaik yang dapat dilaksanakan.
Pemadatan harus dilakukan dengan peralatan mesin yang cocok untuk tipe pekerjaan
ini atau dengan manusia.
1) Pemadatan dengan Peralatan Mesin
Mesin penggilas untuk pemadatan harus dilengkapi dengan batang pembersih. Bila
menggunakan mesin penggilas pemadat tipe kaki biri-biri, tombol pemadat dan batang
pembersih harus dipelihara secara layak dan ruang antar kaki-kaki pemadat harus
dijaga agar tetap bersih dari bahan-bahan (tanah, dan lain-lain) yang menghalangi
16
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
A. Pengawasan kelembaban
Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan dan
permukaan yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang
disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air
sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau
permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu
basah harus dikeringkan sampai mencapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan
bantuan peralatan mekanis.
B. Penggilasan
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas atau
dipotong sesuai petunjuk Direksi, untuk memastikan adanya tanah lunak yang ada di
lokasi. Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan
pemadat lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai dengan
petunjuk Direksi.
17
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada tempat rendah.
Bila ditemukan tempat basah, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi agar
dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus
diawasi selama pelaksanaan dan harus disetujui Direksi sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
C. Kepadatan tanah kohesif
Untuk tanah yang mengandung 30 % atau lebih berat partikel yang melalui saringan
no. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D1557-90,
dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat
pemadatan harus memenuhi persyaratan berikut.
• Pemadatan umum 95 -3 Wo +3
• Jalan utama dan daerah parkir kendaraan
95 -4 Wo +2
berat (1 m lapisan tanah)
• Jalan penghubung dan daerah parkir
95 -4 Wo +3
kendaraan ringan (0,5 m lapisan atas)
• Lantai gudang dan bengkel (0,5 m lapisan
95 -4 Wo +2
atas)
18
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pembayaran untuk material free drain (lulus air), backfill dengan material random,
lantai kerja untuk struktur non-drainage, dan perata permukaan dari gravel akan dibuat
berdasarkan harga satuan per meter kubik seperti yang ada didalam Daftar Kuantitas
dan Harga, yang sudah termasuk biaya untuk tenaga kerja, alat, material yang
diperlukan untuk menggali dan mendapatkan material ini dari sumbernya atau dari
tempat lain yang ditunjuk oleh Direksi, proses pencampuran, transportasi menuju
lokasi penempatan, penghamparan dan pemadatan serta usaha lain yang diperlukan.
19
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar yang telah disetujui oleh
Direksi. Pembayaran pekerjaan beton dan komponennya dihitung dengan metode
pembayaran bobot pekerjaan Lumpsum Fixed Price Pekerjaan beton harus dilakukan
dengan ke hadiran dan pengawasan Direksi.
Perencanaan campuran beton berdasarkan mix design harus dilakukan sebelum
pelaksanaan pekerjaan beton dimulai dan harus mendapat persetujuan Direksi.
Kontraktor harus mengajukan proposal kepada Direksi untuk persetujuan yang berisi
penjelasan secara detail tentang alat untuk memproduksi bahan beton seperti pasir,
gravel dan bahan lain seperti semen, alat untuk memproduksi beton seperti molen, alat
angkut, cara penanganan, memproses, mengangkut, menuang, menangani pasca
pengecoran, pengendalian mutu, penyediaan air dan kalibrasi peralatan. Kontraktor
harus melengkapi proposal tersebut dengan bagan alir (flow chart), Gambar dan
penjelasan tertulis secara detail.
Peralatan yang akan digunakan harus diuji coba terlebih dahulu dan hasilnya harus
memuaskan Direksi sebelum digunakan.
Jika unit alat yang dipakai ditolak oleh Direksi karena tidak sesuai dengan Spesifikasi
Teknik maka Kontraktor harus mengganti alat tersebut atas biaya Kontraktor.
4.2 SEMEN
Semen yang dipakai dalam pekerjaan harus semen Portland dari perusahaan yang
disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan
NI-2 (PBI-71) atau ASTM C150 atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah
Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada tiap pesanan atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan
khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontaktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau
dari pabrik yang dapat diusulkan kepada Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut
pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Kontraktor
harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus mengajukan proposal kepada Direksi
berisi informasi detail mengenai semen yang akan dibeli. Semen yang dikirim ke lokasi
proyek harus disertai sertifikat mutu dan hasil pengujian dari pabrik yang memproduksi
semen tersebut. Sertifikat tersebut harus diserahkan kepada Direksi.
Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan semen yang memadai, dapat
melindungi semen dari hujan dan penyerapan air oleh semen. Jika semen dikemas
dalam zak, maka zak berisi semen harus diletakkan minimal 30 cm diatas lantai
gudang dan tumpukan zak semen dibatasi hingga maksimal 10 zak.
20
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Sistem penyimpanan harus diatur agar semen yang masuk dulu harus dipakai terlebih
dahulu. Lama penyimpanan semen dalam gudang maksimum 90 hari atau sesuai
petunjuk Direksi.
Kontraktor harus menjamin kesediaan semen dalam gudang selalu ada untuk setiap
pekerjaan yang membutuhkan semen.
Direksi berhak untuk mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap berat semen
dalam tiap zak. Jika ditemukan berat semen dalam zak tidak sesuai dengan yang
tertera dalam pembungkus semen, maka kontraktor harus mengganti semen yang ada
digudang dengan semen baru.
4.4 AGREGAT
4.4.1 UMUM
Material yang digunakan untuk memproduksi agregat baik berupa agregat halus
berupa pasir atau agregat kasar berupa kerikil/gravel berasal dari sumber yang
disetujui Direksi.
Bahan Agregat untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal 3.3 dan 3.4 Standar
Nasional Indonesia NI-2 (PBI-1971) serta Pasal 11 dan 12 dari NI-3/PUBI (Persyaratan
Umum untuk Bahan Bangunan di Indonesi) atau ASTM C33.
Agregat halus (pasir) didefinisikan sebagai agregat dengan ukuran butir maksimum
adalah 5 mm. Syarat agregat halus harus keras, padat, tahan lama, bukan pecahan
batu lapuk, bebas dari debu, lanau, lempung, material organic dan material asing
lainnya.
Material agregat halus harus bergradasi baik (well graded) dan memenuhi Spesifikasi
sebagai berikut :
21
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
10 100
5 90-100
2.5 80-90
1.2 50-90
0.6 25-65
0.3 10-35
0.15 2-10
0.088 kurang dari 5
Fineness modulus (FM) agregat halus harus antara 2.5 dan 3.3 tidak boleh
mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari 5 (lima) %, dan kehilangan berat
pada tes sodium sulfate soundness (5 putaran) tidak boleh melebihi 10%.
Spesifikasi agregat halus diatas masih mungkin dirubah atas persetujuan Direksi
dengan pertimbangan kondisi material di lapangan.
Agregat kasar (gravel) didefinisikan sebagai agregat dengan ukuran butir minimal
adalah 5 mm. Syarat agregat kasar harus keras, padat, tahan lama, bukan pecahan
batu lapuk, bersudut baik, bebas dari debu, lanau, lempung, material organic dan
material asing lainnya.
Material agregat kasar harus memenuhi Spesifikasi sebagai berikut:
Prosentase Berat Butiran yang Lolos Lubang
Ukuran Saringan (%)
Lubang Saringan
Ukuran Agregat (mm)
(mm)
80-40 40-20 20-5
100 100
80 100-90
60 70-45
50 - 100
40 15-0 100-90
30 - -
25 - 55-20 100
20 5-0 15-0 100-90
15 - -
10 5-0 55-20
5 - 10-0
2.5 - 5-0
0.088 < 1.5 < 1.5 < 1.5
Agregat kasar tidak boleh mengandung material lumpur (clay lumps) lebih dari 0.25 %.
Kehilangan berat pada tes sodium sulfate soundness 5 putaran tidak boleh melebihi
12%.
22
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Kehilangan berat tidak boleh melebihi 10% pada tes Los Angeles Abration 100
putaran, dan kehilangan berat tidak boleh melebihi 40% pada tes Los Angeles Abration
500 putaran.
Bentuk agregat kasar tidak boleh terlalu pipih dan terlalu lonjong. Ukuran panjang
butiran tidak boleh melebihi 3 kali ukuran tebal atau lebarnya.
Spesifikasi agregat kasar diatas masih mungkin dirubah atas persetujuan Direksi
dengan pertimbangan kondisi material di lapangan.
Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan permintaan
Direksi secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan
kepada Direksi setiap copy laporan tes.
4.4.4 AIR
Baja tulangan untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia NI-
2 (PBI – 1971) atau ASTM A615 atau tulangan pabrik sesuai dengan ASTM A185
seperti ditunjukkan dalam Gambar (mutu U24 untuk D < 13 dan BJ 41 untuk D≥ 13
(ulir))
23
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi satu kutipan sertifikat dari pabrik
mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya.
Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang dilapangan, jika
dibutuhkan oleh Direksi.
Pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas.
4.5.1 BEKISTING
Bekisting (formwork) harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan.
Kontraktor harus menyerahkan rencana dan penjelasan tentang bekisting dan harus
membuat contoh-contoh bekisting untuk mendapat pengesahan Direksi.
Didalam pekerjaan bekisting dikenal 2 (dua) tipe, yaitu tampilan muka kasar (un-
exposed) F1 dan tampilan muka halus (exposed) F2, penggunaan tipe tersebut akan
ditentukan oleh Direksi. Bekisting dengan tampilan muka kasar tersusun dari triplek 9
mm yang dilapisi minyak untuk papan bekisting, sedangkan untuk tampilan muka halus
tersusun dari bahan triplek 12 mm dilapisi minyak untuk papan bekisting. Papan
bekisting harus dibuat rapi dan di sokong kuat dengan kayu atau bahan lain, sehingga
papan bekisting tidak akan berubah posisi sesudah proses pembetonan selesai dan
hasil akhir harus rata sesuai dengan bidang papan bekisting.
Sebelum pengecoran dimulai papan bekisting harus diperiksa dengan teliti dan
dibersihkan. Pembetonan hanya dicuaca panas atau kering, Kontraktor harus
membuat rencana bekisting dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan
beton dapat dilihat untuk dirawat (curing) sesegera mungkin. Papan Bekisting hanya
boleh dibuka dibawah pengawasan seorang mandor yang berwenang harus diberi alat
penyokong yang cukup pada waktu pembukaan bekisting, untuk menghindari
kegoncangan atau pembalikan tegangan dalam beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka bekisting
belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan
lainnya, maka Direksi boleh memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan
bekisting dan Kontraktor tidak boleh menuntut kerugian atas penundaan tersebut.
Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling sedikit untuk pembukaan
bekisting harus menurut daftar dibawah ini.
a. Muka sisi balok, lantai dan dinding : 3 hari
b. Bagian bawah : 21 hari
24
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
4.6 BETON
25
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Target Batas
Tipe Sruktur Beton Slump Penolakan Keterangan
(cm) (cm)
• Struktur 8 13 atau Sesuai
• Pelat, tebal < 30 cm 8 13 dengan mix
• Beton massa & pelat tebal 6 11 design
>30 cm dg aggregat 40 mm
Pengujian slump harus dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi.
Jumlah dan frekuensi pengujian akan ditentukan oleh Direksi dengan
mempertimbangkan jenis struktur dan volume beton yang dibuat.
4.7.2 PEMASANGAN
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar - gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap ada pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton.
Pengelasan tempel untuk memasang dengan tepat batang bersilang dengan sudut
yang tegak lurus harus mendapat persetujuan dari Direksi. Pengelasan lainnya tidak
diperbolehkan. Pengokoh ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi.
Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkualitas sama dengan bahan
tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan Spesifikasi. Tulangan
utama dan tulangan pembagi harus disambung sesuai dengan ketentuan dari tulangan
anyaman. Kontraktor tidak boleh mencor beton sekeliling tulangan baja tersebut
sampai Direksi memeriksa dan menyetujui.Pengisi Sambungan (Joint Filler)
Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan pada semua
sambungan. Apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus berupa fiber board yang
direndam dalam bitumen seperti "Expandite Flexcell" atau bahan sejenis yang disetujui
oleh Direksi.
26
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan harus
disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi sambungan dan
ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di dalam daftar kuantitas
dan harga, harus mengisi seluruh ruangan antara muka beton dan sambungan kecuali
yang terisi dengan penahan air dan penutup sambungan.
Pengisi sambungan dipasang rapat sehingga menutupi sisi - sisinya untuk keluarnya
semen. Kontraktor harus menyediakan sertifikat uji dari pabrik untuk setiap jenis
penahan dan macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan metoda pengujian
standar.
Pembayaran sambungan ekspansi (expansion joint) dan pengisi sambungan (joint
filler) dihitung dalam satuan meter persegi dengan tebal seperti yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.
27
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
5.1.1 UMUM
Pasangan batu pada umumnya digunakan sebagai pondasi atau dinding bangunan
yang menahan beban vertikal atau horizontal relatif tidak terlalu besar, biasa juga
digunakan sebagai dinding atau pelindung saluran yang ada di sepanjang jaringan
irigasi.
Pasangan batu merupakan satu kesatuan yang kuat (tidak mudah lepas) dari susunan
batu gunung atau batu kali atau batu bata yang diatur sedemikian rupa dengan perekat
dan mengisi rongga antar batu berupa mortar. Pengisian mortar di bagian belakang
dinding/talud pasangan batu harus rata dengan permukaan batu sesuai garis rencana.
Pasangan batu harus mempunyai sifat kedap air, dalam arti tidak bocor bila pasangan
batu digunakan sebagai penahan air, misalnya sebagai dinding saluran, bak
penampung air atau lainnya.
Pembayaran pekerjaan pasangan batu berdasarkan harga yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan.
5.1.2 BAHAN-BAHAN
1. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland Cement dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional
Indonesia NI-8 dan Pasal 3.2. NI-2 (PBI -71) atau ASTM C150 atau standar lain
yang diakui oleh pemerintah Indonesia.
Sertifikat tes oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe
semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh
Direksi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan
atau dari pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang
menurut pendapat Direksi tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan
Kontraktor harus memindahkan ke luar daerah pekerjaan.
2. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan batu yang ditunjukkan dalam gambar
rencana seperti pasangan batu, pasangan batu kosong, bronjong dan lainnya,
haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen, ukuran batu
berkisar antara 20 cm hingga 30 cm. Batu harus bersih dari campuran zat besi,
noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, dan batu tersebut
harus batu gunung atau batu kali, paling lama satu jam sebelum dipasang batu
harus dibasahi air.
28
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
3. Bata
Semua bata harus baru dan bermutu paling baik dari sejenisnya dan harus
mengikuti ketentuan Standar Nasional Indonesia NI-10. Bata-bata itu harus keras,
utuh, dan dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus, dan tajam sudut-
sudutnya.
4. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
a. Berat jenis antara 2.50 ~ 2.65
b. Modulus kehalusan 2.30 ~ 3.10
c. Kadar lumpur lebih kecil dari 5%
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekerasan yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
5. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 standar Nsional Indonesia NI-
3 (PUBI) serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang
bisa mengotori air dalam jumlah berapa saja yang dapat:
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30
menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20% apabila
dites sesuai standar ASHTO T26.
b. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang
sedang mengeras.
c. Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik
tidak boleh lebih dari 0,5 %o dalam berat. Kontraktor harus mengadakan
percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan
catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi untuk persetujuannya
sebelum meletakkan pekerjaan beton pada pekerjaan tetap.
5.1.3 MORTAR
Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1 pc : 3
psr atau 1pc : 4 psr seperti yang disebutkan dalam gambar rencana untuk masing-
masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat semen
dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering permukaan (saturated surface dry). Untuk
menghasilkan campuran yang betul-betul merata, maka campuran bahan. Tempat
penampungan mortar hasil pengadukan harus terbuat dari kotak kayu atau seng atau
bahan lain yang tidak mempengaruhi kualitas mortar selama dalam penampungan.
29
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar
supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya. Batu untuk permukaan
harus terpilih dan diletakkan dengan hati - hati sehingga tebalnya mortar tidak kurang
dari pada rata-rata 1 cm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang terlihat harus
disiar atau diplester sesuai dengan Gambar rencana.
Mortar untuk siaran berupa campuran 1 PC : 2 Pasir dengan permukaan siaran diaci,
pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
b. Siar rata (rata dengan muka batu)
c. Siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi, maka
siaran yang dimaksud adalah siar timbul.
Mortar plesteran berupa campuran semen dan pasir dengan tebal 2 cm dengan
perbandingan macam pekerjaan plester sebagai berikut :
a. Mortar 1 pc : 2 pasir dengan permukaan diaci
b. Mortar 1 pc : 3 pasir dengan permukaan diaci
c. Mortar 1 pc : 4 pasir dengan permukaan tanpa diaci.
Apabila tidak ada catatan khusus pada gambar atau perintah tertulis dari Direksi maka
plesteran yang dimaksud adalah 1 pc : 4 psr dengan permukaan diaci.
Sebelum pekerjaan siaran dan plesteran dimulai semua bidang permukaan batu dan
sambungan diantara batu harus dibersihkan dari kotongan dan sisa-sisa mortar lepas.
Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sikat kawat hingga permukaan mortar
menjadi kasar dan setelah itu disiram sampai semua kotoran dan sisa mortar lepas
bersih dari permukaan.
30
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Tembok penahan, talud miring dan tembok kepala harus dilengkapi dengan pipa
peresapan yang berfungsi untuk mengeluarkan air tanah. Pipa peresapan harus dibuat
dari pipa PVC sepanjang tebal pasangan batu ditambah 5 cm dengan diameter sekitar
40 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan atau sesuai dengan
pengarahan Direksi. Setiap ujung pemasukan pipa PVC harus dilengkapi dengan
saringan seperti dalam gambar. Saringan terbuat dari lapisan ijuk yang membungkus
lubang pipa, dan dikelilingi kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan
ijuk.
Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah diyakini tidak
bocor dan mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar rencana. Pengurugan
tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk urugan dari bahan
material lolos air (pasir kasar dan gravel) pemadatan dilakukan dengan cara
menggenangi urugan sampai jenuh dan memadatkan dengan pemadatan tangan
(hand tamping) jika air sudak kering, bila bahan urugan berupa tanah acak (random
fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan pemadatan tangan (hand tamping)
sampai pemadatan 90% standar proctor.
31
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pekerjaan drainase pada Daftar Kuantitas dan Harga Pekerjaan terdiri dari box culvert,
, Pipa HDPE dan V-Notch flow meter sebagai bagian dari bangunan drainase yang
permanen.
Kontraktor harus menyediakan pengadaan material yang diperlukan untuk pekerjaan
drainase, dan pipa-pipa yang dipakai harus sesuai dengan saran Direksi.
Untuk menghindari saluran yang tersumbat pada waktu pekerjaan yang dilaksanakan,
Kontraktor harus lebih berhati-hati, dan bila ada saluran yang tersumbat atau terhalang
oleh sesuatu sebelum penyerahan pekerjaan, harus dibersihkan sesuai pengarahan
dari Direksi atau diganti biaya tanggung Kontraktor. Tidak diijinkan ada pipa yang
rusak yang dipakai untuk pekerjaan ini.
Saluran tersebut ukuran 0.6 m x 0.6 m x 0.1 m saluran dari bangunan intake ke bak
penampungan rumah pompa dan saluran outlet dari embung ke bak rumah pompa
yang terbuat dari box Culvert harus dibuat dari bahan seperti yang disarankan Direksi
seperti terlihat pada Gambar atau seperti yang disarankan Direksi.
Material filter dari kerikil harus terdiri dari kerikil alamyang sudah dipilih ata ubatuan
yang ditumbuk.
Saluran tersebut dengan tebal 20 mm saluran dari bak rumah pompa ke embung yang
terbuat dari pipa HDPE harus dilengkapi dan dipasang sesuai yang terdapat pada
gambar dan saran Direksi.
Pipa-pipa ini harus diletakkan sesuai dengan garis dan tingkatan yang sudah
ditentukan.
32
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
33
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
34
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Pintu sorong-baja, kerangka penghantar, alat pengangkat manual dan bagian- bagian
pendukung lengkap dengan perlengkapan yang perlu harus didesain, diserahkan dan
dipasang di lokasi oleh Kontraktor.
Pintu sorong harus dipergunakan untuk drainasi air dari wilayah pemukiman dan untuk
mencegah aliran balik yang merusak dari air banjir sungai.
Kontraktor harus berhati-hati dalam penyiapan desain dan pabrikasi pintu tersebut
untuk mengatasi vibrasi sewaktu dalam keadaan operasi dan bocoran air ketika pintu
tertutup penuh.
Pengaturan letak peralatan pintu sorong dan detail-detailnya harus sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar-gambar dalam Volume IV.
Toleransi-toleransi yang tidak ditentukan disini, harus ditentukan oleh Kontraktor sendiri dengan
persetujuan Direksi.
35
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
36
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
37
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
38
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
3. Flange
39
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
7.5.1 UMUM
Spesifikasi pompa disini adalah merupakan persyaratan minimal bagi pompa- pompa
yang digunakan dalam pekerjaan mekanikal proyek ini. Standard yang berlaku bagi
pekerjaan ini adalah :
ASTM : American Society of Testing Material.
Pompa yang dimaksud untuk sistem penyediaan air irigasi, Pompa air submersible
adalah salah satu jenis pompa yang berfungsi memindahkan air dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan motor penggerak.
40
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
41
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
8.1 UMUM
42
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Lot adalah satuandari sebuah produksi atau grup, pemaketan (packages), diambil
dengan tujuan pengambilan sampel atau pemeriksaan statistik, yang memiliki
beberapa sifat yang sama seperti peralatan pembuatan, pemaketan pengiriman,
atau yang lainnya.
8.3 BAHAN
memberikan sifat - sifat kekuatan untuk geomembran HDPE halus dan kasar untuk
masing- masing ketebalan dimana ketebalan yang akan dipasang harus sesuai
dengan Gambar.
43
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Tabel. Syarat Fisik, Mekanis dan kimiawi Geomembrane High Density Polyethlene
(HDPE) Halus
44
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
8.5 PELAKSANAAN
8.6 PENYAMBUNGAN
d. Penggalian saluran harus dilakukan sesuai dengan rincian dalam Gambar. Setiap
penggalian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan galian rata dan
bebas dari kotoran, batu, kerikil agar mempermudah peletakan geomembran.
45
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
Geomembran harus diukur berdasarkan jumlah meter persegi yang terpasang dan
memenuhi persyaratan kualitas, dihitung dari garis batas pembayaran pada
Gambar atau dari garis batas pembayaran yang ditentukan secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan. Pengukuran ini tidak meliputi tumpang tindih sambungan.
46
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
BAB IX – GEOTEXTILE
9.1 UMUM
a. Geotekstil non woven ≥200 harus dari jenis yang jenis geotextile tidak dianyam yang
dibuat melalui proses termal, kimia, dan mekanis. Bahan pembuatan Geotextile Non
Woven yaitu polimer polyester atau PET maupun polypropylene (PP) yang diolah
dengan proses Needle Punch dan Heat Bonded.
b. Geotekstil harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh mikro biologi.
c. Setiap rol geotekstil yang dikirimkan ke lapangan, harus mempunyai tingkat/kelas
dan nomor produksi yang tertera jelas pada panjang interval tertentu untuk maksud
pemeriksaan visual.
47
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
timbunan tidak boleh lebih dari 50 cm, dan penimbunannya harus dilakukan pada
satu arah dan dimulai dari satu titik tertentu. Peralatan konstruksi tidak boleh berada
langsung di atas geotekstil dan baru dapat diijinkan beroperasi di atasnya bila tinggi
urugan telah mencapai paling tidak 30 cm. Kerusakan geotekstil selama
penimbunan material urugan harus diperbaiki atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Geotextile harus diukur berdasarkan jumlah meter persegi yang terpasang dan
memenuhi persyaratan kualitas, dihitung dari garis batas pembayaran pada
Gambar atau dari garis batas pembayaran yang ditentukan secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan. Pengukuran ini tidak meliputi tumpang tindih sambungan.
48
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
49
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
b. Kurva – S
Kurva S populer dalam penyelenggaraan proyek, sehingga jika belum
mengenalnya dianggap belum memahami manajemen proyek. Seperti mengenali
POAC dalam manajemen Dasar, P4 dalam Manajemen bisnis dan analisis SWOT
dalm Manajemen Strategik.
Penampilan varian ditampilkan dalam bentuk grafis. Dalam penyelenggaraan
Kurva-S:
• Sumbu vertical – nilai kumulatif biaya atau penyelesaian pekerjaan, dan
• Sumbu horizontal – waktu kalender.
50
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
3. Pembayaran yang dilakukan dari waktu ke waktu merupakan cara umum dalam
penyelenggaraan proyek. Dalam pengelolaan pembayaran perlu diperhatikan
keinginan yang berbeda dari masing-masing pihak; yaitu pemilik proyek dan
kontraktor/perusahaan konsultan.
Dikenal beberapa cara pembayaran yang berdasarkan atas:
a. Biaya yang sesungguhnya telah dikeluarkan,
b. Kurun waktu tertentun secara periodic,
c. Kemajuan pekerjaan dan kinerja yang telah dicapai:
• Metode milestone
• Metode milestone dan presentase penyelesaian,
d. Pembayaran berdasarkan perkiraan pengeluaran.
4. Monitoring Biaya
a. Data yang diperlukan
Data yang diperlukan untuk penerapan analisis ini adalah : ACWP (Actual Cost
of Work Performed) dan BCWP (Budgeted Cost of Work Performance).
b. Memahami hasil
Selisih atau varian biaya (Cost variance, CV) dipakai untuk menentukan
apakah proyek masih dalam batas anggaran atau tidak.
51
SPESIFIKASI PEKERJAAN PERENCANAAN PEMBUATAN EMBUNG PENAMPUNG AIR
a. Revisi Jadwal
b. Menyusun ulang patokan
4. Nilai Hasil
Selisih/varian jadwal (Schedule variant, SV) adalah selisih anatar BCWP dan
BCWS yang dihitung dengan persamaan:
SV = BCWP – BCWS
Nilai negative berarti pelaksanaan kegiatan terlambat dari jadwal.
5. Langkah Perbaikan
Dengan diketahuinya kurun waktu penyelesaian proyek, timbul pertanyaan apakah
waktu penyelesaian proyek selanjutnya dapat dipercepat, seperti misalnya dengan
menambah tenaga kerja, peralatan atau lembur. Untuk mengertahui bagaimana
perubahan biaya yang terjadi akibat perubahan waktu penyelesaian proyek,
dilakukan analisis hubungan antara waktu terhadap biaya atau time-cost trade off.
2. Teknik paling umum untuk penjaminan mutu adalah audit mutu, yang memeriksa
produk dan proses secara acak untuk melihat apakah standar mutunya sudah
terpenuhi atau belum.
3. Metode yang dipakai dalam mengendalikan mutu tergantung pada jenis obyek dan
ketepatan yang diinginkan. Pengendalian mutu pada proyek ini memakai metode
pengujian dengan mengambil sample.
5. Analog dengan audit manajemen maka dilakukan pula audit pada aspek mutu
untuk mengetahui sejauh mana program QA/QC telah dilaksanakan. Hal-hal yang
diaudit meliputi bagian berikut ini:
a. Program menyeluruh untuk mencapai sasaran mutu
b. Kriteria fit for use dan aman
c. Mengikuti peraturan atau hukum dan prosedur
d. Memenuhi spesifikasi dan kriteria
e. Identifikasi dan koreksi kekurangan yang menyebabkan obyek yang tidak
memenuhi mutu
f. Dokumen yang mencatat hasil implementasi program QA/QC.
52