PUPR BAB I - Perhitungan Volume RAB
PUPR BAB I - Perhitungan Volume RAB
PUPR BAB I - Perhitungan Volume RAB
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
validasi dan penyempurnaan Modul Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan
dan RAB sebagai Materi Substansi dalam Diklat Teknis Perencanaan Irigasi
Tingkat Dasar. Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dasar
Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang Sumber Daya Air (SDA).
Modul Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB disusun dalam 6
(enam) bab yang terbagi atas Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup.
Penyusunan modul yang sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta
pelatihan dalam memahami Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
dalam perencana rawa lebak. Penekanan orientasi pembelajaran pada modul ini
lebih menonjolkan partisipasi aktif dari para peserta.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber Validasi, sehingga modul ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang
senantiasa terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi,
kebijakan dan peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
GLOSARIUM ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 - Contoh harga satuan Pokok Kegiatan ........................................... IV-4
Tabel 4. 2 - Contoh Perhitungan Satuan Pokok Kegiatan ................................. IV-6
Tabel 4. 3 - Contoh Daftar Harga Satuan Dasar Upah ...................................... IV-8
Tabel 4. 4 - Analisa Harga Satuan Dasar Bahan............................................. IV-10
Tabel 4. 5 - Uraian Analisa Harga Satuan Bahan olahan ................................ IV-13
Tabel 4. 6 - Daftar Harga Satuan Dasar Bahan............................................... IV-15
Tabel 4. 7 - Nilai CRF (D)................................................................................ IV-17
Tabel 4. 8 - Uraian analisis alat Dump Truk .................................................... IV-21
Tabel 4. 9 - Uraian analisis alat Excavator ...................................................... IV-22
Tabel 4. 10 - Analisis Biaya dan Sewa Peralalatan Per-jam............................ IV-24
Tabel 4. 11 - Uraian analisis alat Whell Loader ............................................... IV-25
Tabel 4. 12 - Uraian analisis alat Excavator 150 HP (0,9 M) ........................... IV-25
Tabel 4. 13 - Faktor Depresiasi Nilai Alat ........................................................ IV-26
Tabel 4. 14 - Prosentase Depresiasi Nilai ....................................................... IV-27
Tabel 4. 15 - Perbandingan 3 Macam Depresiasi............................................ IV-28
Tabel 4. 16 - contoh form standar untuk perekam analisi masing harga satuan
........................................................................................................................ IV-29
DAFTAR GAMBAR
Gambar V. 1 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 1 ......................................... V-3
Gambar V. 2 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 2 ......................................... V-4
Gambar V. 3 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 3 ......................................... V-4
Gambar V. 4 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 4 ......................................... V-5
Gambar V. 5 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 5 ......................................... V-6
Gambar V. 6 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 6 ......................................... V-6
Gambar V. 7 - Contoh Daftar Kuantitas dan Harga 7 ......................................... V-7
Deskripsi
Modul Perhitungan Volume, Analisis Harga Satuan dan RAB ini terdiri dari tiga
kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas Spesifikasi
Teknis, belajar kedua membahas harga satuan pekerjaan dan ketiga
perhitungan biaya pekerjaan,
Peserta diklat mampu memahami dan menjelaskan spesifikasi teknis dan
rencana anggaran biaya dalam rangka menunjang perencanaan irigasi rawa.
Persyaratan
Dalam mempelajari Perhitungan Volume, Analisis Harga Satuan dan RAB ini
peserta diklat dilengkapi dengan modul bahan ajar dan metode dan media
lainnya yang dibutuhkan.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah
dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,
adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board
dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan
ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu
memahami spesifikasi teknik, memahami faktor faktor yang mempengaruhi
biaya, memahami harga satuan pekerjaan, memahami harga standar/harga
satuan upah, bahan dan peralatan, memahami perhitungan biaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lahan rawa merupakan lahan marjinal dengan permasalahan biofisik dan
sosial-ekonomi yang khas, sehingga upaya pengembangannya
memerlukan strategi perencanaan dan teknik pengelolaan yang tepat.
Upaya pembangunan pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan
saat ini semakin dihadapkan pada tantangan yang bertambah kompleks.
Adanya kompetisi peruntukan lahan dan pesatnya alih fungsi lahan
produktif untuk kegiatan non pertanian akhir-akhir ini mendorong
pentingnya arahan pengembangan pertanian pada lahan-lahan marjinal,
termasuk lahan rawa yang berpotensinya baik.
Guna mendukung pola tanam sebagian tanaman pangan , diperlukan
penataan jaringan irigasi beserta bangunan airnya. Salah satu faktor
keberhasilan untuk lahan pertanian terletak pada keserasian pengaturan
air / sistem suplai dan drainase dalam mengantisipasi keberadaan lahan
sehingga dapat berdaya guna dan berhasil guna secara optimal. Dalam
mewujudkan rencana tersebut diperlukan upaya penataan dan
pemasangan bangunan baru serta yang sudah ada secara terpadu,
konsisten dan berpedoman pada fungsi pelestarian rawa dan
pemanfaatannya secara lestari dan berkelanjutan.
Untuk mendukung hal di atas diperlukan pengetahuan penyusunan
spesifikasi teknik, analisa harga satuan dan rencana anggaran biaya
dalam rangka penyusunan dokumen tender.
Maksud dari spesifikasi Teknik , analisa harga satuan dan rencana
anggaran biaya untuk mendapatkan harga yang wajar dan terukur yang
dipergunakan dalam tender dokumen sebagai pelelangan kepada
kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut.
Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan harga penawaran yang
optimum sesuai dengan kondisi lapangannya, agar pekerjaan yang sudah
diikat dalam kontrak nantinya dapat diselesaikan tepat waktu dan tepat
mutu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-1
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Secara garis besar spesifikasi teknik, analisa harga satuan dan rencana
anggaran biaya ini terdiri dari :
Spesifikasi teknik,
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya
Harga satuan pekerjaan
Harga standar/harga satuan upah, bahan dan peralataan
Perhitungan biaya konstruksi/biaya pekerjaan
1.2 Deskripsi
Modul Perhitungan Volume, Analisis Harga Satuan dan RAB ini terdiri
dari tiga kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar membahas
Spesifikasi Teknis, harga satuan pekerjaan, analisis harga satuan,
perhitungan biaya langsung
Peserta diklat mampu memahami dan menjelaskan spesifikasi teknis dan
rencana anggaran biaya dalam rangka menunjang perencanaan irigasi
rawa.
1) Spesifikasi Teknis
2) Hargas Satuan pekerjaan
3) Analisis Harga Satuan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-2
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi I-3
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIK
Setelah mengikuti Pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
speseifikasi teknik
2.1 Umum
Dalam melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak, seorang
pelaksana dilapangan dituntut untuk betul-betul memahami, menguasai
dan melaksanakan dengan seksama ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Spesifikasi Umum dan Teknik agar pekerjaan berjalan sesuai yang
diinginkan oleh Direksi .
Spesifikasi pekerjaan Sumber Daya Air yang ditulis disini merupakan uraian
penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis yang diambil
dari Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk proyek-proyek
pekerjaan Sumber Daya Air.
Oleh karena tulisan tentang Spesifikasi pekerjaan sumber daya air ini
hanya merupakan pedoman umum, maka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai spesifikasi, Pelaksana pekerjaan rawa juga harus tetap memahami
dan menguasai teks asli dari Spesifikasi proyek yang dikelola sebagai
bagian atau pemahaman dan penguasann dokumen kontrak secara
keseluruhan .
Pada dasarnya setiap ketentuan yang ada dalam suatu pay item dapat atau
bahkan kemungkinan diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu pay item
yang lain sehingga spesifikasi ini dapat melengkapi satu sama lain .
2.2.1 Galian
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan,
pembuangan atau pembuatan stok tanah atau cadas atau material
lain pada badan jalan atau sekitarnya yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak.
b) Pekerjaan pada umumnya diperlukan untuk pembuatan selokan
dan saluran air, unntuk pembuatan formasi galian atau pondasi
untuk pipa, gorong-gorong galian atau struktur lainnya, untuk
pembuangan material yang tak terpakai atau longsoran, untuk
bahan galian konstruksi atau pembuangan material sisa dan
umumnya untuk pembentukan suatu tempat kerja yang sesuai
dengan spesifikasi dan yang memenuhi garis, ketinggian dan
penampang melintang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi.
c) Kecuali untuk kepentingan pembayaran, ketentuan yang berlaku
untuk seluruh pekerjaan galian yang dilakukan dengan kontrak,
dan seluruh galian dapat merupakan galian biasa.
d) Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak
diklasifikasikan sebagai galian cadas.
e) Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh
bervariasi dari yang ditentukan lebih dari 2 cm pada setiap titik.
f) Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran
air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas dari permukaan
itu tanpa terjadi genangan.
2) Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian elevasi
yang ditentukan dalam Gambar atau petunjuk Direksi dan semua
pekerjaan penebangan pohon dan pencabutan akar pada daerah
yang harus sudah dilakukan menurut Pasal dalam kontrak dan
2) Urugan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini harus dibagi
menjadi dua jenis, yaitu urugan biasa dan urugan pilihan. Urugan
pilihan akan digunakan di daerah berawa, saluran air dan lokasi
serupa dimana material yang plastis sulit untuk dipadatkan
dengan baik. Urugan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng
yang curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
urugan lainnya dimana kekuatan urugan adalah faktor kritis.
3) Pelaporan
4) Sumber Material
Bahan urugan harus dipilih dari sumber yang disetujui sesuai dengan
5) Urugan pilihan
a)
digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi. Seluruh
urugan lain yang digunakan harus ditentukan atau disetujui
sebagai hal tersebut sesuai dengan spesifikasi yang tercantum
dalam kontrak.
b) Bila tinggi dari urugan satu meter atau kurang, dasar pondasi
dari uragan harus dipadatkan benar-benar (termasuk
penggaruan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan)
sehingga 15 cm bagian atas memenuhi persyaratan kepadatan
yang ditentukan untuk urugan yang dipasang diatasnya.
7) Pemasangan Urugan
e) Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipa atau
saluran beton atau struktur, maka operasi harus dilakukan agar
urugan selalu kira-kira sama tingginya pada kedua sisi struktur.
f) Bila beban urugan dapat ditimbun pada satu sisi dari tembok
kepala, atau tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok
1) Uraian
a) Pekerjaan timbunan ini dimaksudkan untuk meninggikan
permukaan tanah terhadap permukaan tanah disekitarnya.
2) Pelaporan
a) Dua hari sebelum memulai pekerjaan persiapan, Kontraktor
harus menyediakan laporan hasil pengukuran daerah kerja dan
hasil setting out kepada Direksi.
3) Jadwal Kerja
a) Kontraktor harus menyiapkan jadwal kerja yang disesuaikan
dengan kondisi lingkungan setempat, misalnya dengan
memperhatikan curah hujan, kondisi pasang surut permukaan
air, kondisi jalan akses menuju tempatt pekerjaan dan lokasi
sumber bahan
d) Pembentukan timbunan
Tanah timbunan yang berkadar air tinggi dibiarkan kering
selama kurang lebih 2 (dua) bulan atau menurut Direksi.
2.3 Penebangan Pohon dan Pencabutan Akar
2.3.1 Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penebangan pohon, pencabutan akar,
pengupasan, pemindahan dan pembuangan semua tumbuh-tumbuhan dan
sampahnya dari dalam daerah yang batas-batasnya telah ditentukan,
kecuali objek yang ditetapkan ditempatnya atau akan dipindahkan menurut
seksi lain dari spesifikasi ini. Termasuk kedalam pekerjaan ini juga adalah
perlindungan dari pada gangguan atau kerusakan terrhadap tumbuhan atau
objek yang ditetapkan tetap di dalamnya.
a) Pemindahan tunggul, akar dan benda lainnya yang tidak dapat hancur
pada kedalaman lebih dari 1 m di bawah permukaan subgrade tidak
diperhatikan
c) Pada daerah yang akan dibentuk bulat pada bagian atas daerah
galian, tunggul harus dipotong sama tinggi atau lebiih rendah dari
pada garis kemiringan akhir.
Jika material yang dapat busuk/hancur dibakar, maka pembakaran ini harus
diawasi terus menerus oleh orang yang mampu dan dilakukan pada saat
dan dengan cara yang tepat sehigga tumbuh-tumbuhan disekelilingnya,
bangunan disekitarnya atau apapun yang ditetapkan tetap di tempatnya
tidak terancam bahaya.
Material yang tidak dapat dibakar dan dapat hancur dapat dibuang dengan
cara dan pada lokasi yang disetujui oleh Direksi didalam atau diluar daerah
proyek. Jika pembuangan ini dapat dilakukan dengan dikubur, sampah
harus diletakkan dalam lapisan-lapisan yang merata, setiap lapis harus
ditutup atau dicampur dengan tanah dan terjadinya rongga harus dihindari.
Lapisan paling atas harus ditutup dengan paling sedikit 30 cm tanah atau
material lain yang disetujui dan harus diratakan dan dipadatkan. Jika
daerah pembuangan di luar proyek, kontraktor harus membuat persetujuan
dengan pemilik tanah secara tertulis. Biaya yang ditimbulkannya harus
dimasukkan ke dalam harga satuaan penawaran. Salinan persetujuan ini
harus diserahkan kepada Direksi.
Dahan di atas badan jalan harus dipangkas untuk memberikan suatu tinggi
bebas setinggi 6 m di atas badan jalan. Semua pemangkasan harus
dilakukan oleh seorang yang ahli sehingga tidak mematikan pohonnya.
2.3.3 Pengupasan
2.4.1 Uraian
a) Beton dan beton bertulang pada umumnya akan dipergunakan untuk :
(a) Lantai jembatan, tiang pancang, kepala jembatan, plat injak
dan tiang sandaran
(b) Bangunan gorong-gorong
(c) Patok DMJ dan pekerjaan pelengkap
Semua bangunan yang akan dibangun, termasuk rinciannya,
diperlihatkan pada gambar. Didalam harga satuan dari beton
bertulang kontraktor harus mencantumkan biaya-biaya termasuk biaya
buruh untuk pekerjaan 100 kg besi beton per m3 beton.
b) Syarat dari PBI NI 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila
terdapat pertentangan dengan syarat dalam spesifikasi ini, dalam hal
ini syarat dari spesifikasi ini harus dipakai.
2.4.2 Toleransi
a) Toleransi dimensi
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ................................+ 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ...........................................+ 15 m
Panjang balok, pelat dek, kolom dinding,
atau antara tembok kepala ...........................................-0 dan +10 mm
b) Toleransi
Siku (selisih) dalam panjang diagonal .......................................10 mm
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis) yang dimaksud)
untuk panjang s/d 3 m ................................................................12 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3m-6m.....................15 mm
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m ......................20 mm
2.4.3 Bahan-bahan
1) Semen
2) Pasir
a) Pasir debu batu / pasir buatan pasir yang terbuat dari batu
alam galian
Pasir atau agregat halus harus bersih dan bebas dari gumpulan
tanah liat, benda-benda lunak dan berlapis, serpih, alkali atau bahan
organik, lempung, mika, batu bara halus dan semua benda-benda
perusak dan berbahaya lainnya. Jumlah prosentase berat tanah liat
dan lumpur tidak boleh melebihi 2 persen. Agregat halus tersebut
harus tajam, berbentuk kubus, keras, padat dan tahan lama.
3) Agregat kasar
Ukuran nominal (yang besar) dari agregat tergantung atas tolok ukur
yang berbeda seperti pemberian jarak besi beton, ukuran besi,
penutup beton dan akan diberitahukan oleh Direksi kepada
kontraktor. Ukuran agregat maksimum harus 25,4 mm (1 inchi),
sedangkan agregat untuk beton pracetal harus lewat ayakan ½ inci.
4) Air
5) Bahan Tambahan
Coran dan adukan harus dibuat dari semen, agregat dan air seperti
yang telah ditentukan. Tidak ada bahan lainnya yang harus
dicampurkan dengan coran tersebut tanpa sebelumnya disetujui oleh
Direksi.
Kontraktor dapat menggunakan alat penghambat (retarder) untuk
memudahkan persiapan sambungan konstruksi sebagaimana
disetujui oleh Direksi.
6) Penulangan Beton
Semua baja yang digunakan untuk penulangan beton harus dalam
keadaan baru dan terbuat dari kelas dan ukuran yang sesuai dengan
Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 (NI-2) dan harus
disetujui oleh Direksi.
Jika diminta oleh Direksi, kontraktor harus menyerahkan sertifikat
pengujiani dari pabrik pembuat semua besi dan beton yang
disediakan untuk disahkan oleh Direksi.
7) Contoh Bahan
Paling lambat 60 hari sebelum dimulainya kegiatan pengecoran,
kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh dari agregat-
agregat dan besi beton yang diusulkan oleh kontraktor untuk
digunakan dalam pekerjaan. Selanjutnya tidak ada perubahan bahan
yang diizinkan tanpa adanya persetujuan dari Direksi.
b) Agregat-agregat
c) Tulangan Beton
Besi beton harus selalu dijaga bebas dari kerusakan dan
pencemaran dan pada waktu pengecoran harus bersih dan
bebas dari semua kotoran pabrik yang terlepas, debu dan karat
serta bahan pelapis seperti cat, minyak atau segala sesuatu
yang dapat mengurangi perekatan. Besi beton harus dikirimkan
Meskipun telah ada sertifikat dari pabrik asal dan sertifikat pengujian dan
analisa dari vendor, setelah bahan-bahan tersebut diangkut ke lokasi kerja
Direksi, atas kebijaksanannya sendiri, dapat melakukan pengujian kembali
guna memastikan bahwa semua bahan-bahan tersebut telah sesuai
dengan standar. Hal ini juga dijelaskan pada sub pasal (Bahan dan Cara
Kerja) dari syarat-syarat umum kontrak.
Direksi dapat mengambil contoh bahan dari pabrik pembuat atau dari
bahan kiriman yang ada di lokasi kerja dan menyerahkan contoh-contoh itu
ke laboratorium untuk diadakan pengujian. Kontraktor dapat menyaksikan
pengujian tersebut jika kontraktor menginginkan. Direksi tetap memiliki hak
menolak setiap bahan sebagai akibat dari pengujian tersebut, walaupun
sertifikat dari pabrik pembuat telah menyatakan bahwa hasil pengujian dari
bahan tersebut telah memenuhi syarat
ahli harus selalu siap membantu orang yang telah disetujuinya dalam
pengawasan pembuatan coran.
Kelas dan mutu adukan beton harus sesuai dengan Peraturan Adukan
Beton Bertulang Indonesia PBI 1971 (NI-2) sebagaimana daftar
tabulasi dibawah ini:
Untuk coran mutu B1 dan K 125, yaitu campuran seman yang normal,
pasir dan agregat harus digunakan dengan perbandingan volume
1:2:3 atau 1:1 ½:21/2.Jumlah semen untuk setiap meter kubik coran
harus berkisar antara 300 dan 325 kg.Untuk mutu K 175 dan mutu-
ran Yang
3) Pencatatan
Kontraktor harus membuat catatan-catatan dari setiap pengujian, yang
berisikan informasi sebenarnya dalam satuan-satuan metrik. Kontraktor
harus membuat catatan tersebut dalam bentuk yang telah disetujui oleh
Direksi dan harus menyerahkan catatan-catatan tersebut kepada
direksi dalam rangkap tiga paling lambat tiga hari setelah setiap
pengujian dilaksanakan. Kontraktor juga harus membuat dan
menyerahkan catatan-catatan mengenai temperatur di tempat
pengecoran dan temperatur-temperatur coran dan bahan coran untuk
disetujui oleh Direksi.
4) Inti beton
Bagian inti beton tersebut harus memiliki diameter kira-kira 150 mm dan
bilamana memungkinkan harus memiliki perbandingan tinggi/diamter
sama dengan dua. Jika tidak mungkin mengambil inti beton tengah
dengan perbandingan tinggi/diameter seperti ini, maka faktor korksi
yang diberikan dalam British Standard 1881 harus diterapkan untuk
memberikan kekuatan yang sama dari silinder yang memiliki
perbandingan tinggi/diameter dama dengan dua. Kekuatan inti kubus
beton yang sama tersebut harus ditentukan dengan mengalikan
kekuatan silinder yang telah dikoreksi dengan 5/4.
Faktor koreksi yang diijinkan untuk usia bagian inti beton diperlihatkan
dalam Tabel dibawah ini. Jika kekuatan tekan dari bagian inti beton
yang disesuaikan untuk perbandingan tinggi/diameter dan usia seperti
disebutkan sebelumnya gagal mencapai kekuatan tekan minimum pada
usia 28 hari sebagaimana telah ditentukan, maka beton yang dimaksud
harus dipotong, dibongkar, dan digantikan dengan beton hingga
memuaskan direksi.
Hubungan Usia-Kekuatan (Mencapai 100% pada usia 28 hari)
Hari 0 2 4 6 8
0 - 40,0 60,0 71,0 77,5
10 81,5 87,5 90,0 90,0 71,0
20 94,0 96,0 97,5 98,5 100,0
30 101,0 102,0 103,5 104,5 105,5
40 106,5 107,5 108,0 109,5 110,0
50 110,5 111,0 112,0 112,5 113,0
60 114,0 114,5 115,0 115,5 116,0
70 116,5 117,0 117,5 118,0 118,5
80 119,0 119,5 119,5 120,0 120,5
90 121,0 121,5 11,0 122,0 122,5
100 123,0 123,5 123,5 124,0 124,5
120 126,5 126,5 127,0 127,0 127,0
140 129,0 129,5 129,5 130,0 130,0
160 131,5 131,5 132,0 132,0 132,5
180 133,5 134,0 134,0 134,5 134,5
200 135,5 135,5 136,0 136,0 136,5
250 139,5 140,0 140,0 140,0 140,0
300 143,0 143,0 143,0 143,0 143,5
350 146,0 146,0 146,0 146,0 146,0
Alat untuk mengukur jumlah air tersebut (water batcher) harus secara
teliti menunjukkan berat yang diinginkan dan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga suplai air akan berhenti secara otomatis
apabila jumlah yang benar yang ditetapkan oleh campuran rencana
telah dimsukkan kedalam alat penggiling (mill). Jumlah air yang
ditambahkan dapat juga lebih kecil dari pada yang terkandung didalam
alat pengukur air apabila telah diperoleh kekentalan yang diinginkan.
2.4.7 Cetakan
1) Rancangan cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, garis, mutu, dan ukuran-ukuran
beton seperti diperlihatkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan
oleh direksi. Kontraktor harus bertanggungjawab atas rancangan dari
semua cetakan, bahan yang akan digunakan dan rancangan cetakan
harus disetujui oleh direksi sebelum pembuatan cetakan tersebut
dimulai, meskipun demikian, persetujuan semacam itu tidak akan
2) Pembuatan cetakan
Cetakan harus terbuat dari logam, kayu berlaapis logam, kayu lapis,
papan yang dipres, atau dari papan yang diserut halus, berada dalam
kondisi baik sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan permukaan
akhir seperti yang telah ditentukan. Permukaan akhir beton yang halus
akan diperlukan bilamana permukaan tersebut merupakan bagian dari
saluran. Cetakan-cetakan untuk permukaan beton semacam itu dapat
dibuat baik dari kayu maupun dari logam dan bentuk serta ukuran yang
dikehendaki harus benar dalam segala hal, serta harus memiliki
kekuatan dan ketegaran yang cukup untuk mempertahankan posisi dan
bentuknya pada saat adanya beban dan kegiatan penuangan dan
penggetaran beton/coran.
Semua cetakan bila didirikan harus kokoh. Alat-alat yang sesuai dan
memadahi untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan dari
beton yang sudah selesai harus disediakan. Sebelum dilakukan
pengecoran permukaan cetakan harus diminyaki dengan minyak yang
biasa diperdagangkan yang secara efektif dapat mencegah lengketnya
beton pada cetakan dan tidak akan mengotori beton. Semua bahan
untuk melepaskan lekatan hanya dapat digunakan setelah disetujui
odireksi. Perhatian khusus harus diberikan dalam penggunaan minyak
cetakan, agar jangan sampai minyak tersebut terkena besi baja beton,
karena akan mengakibatkan hilangnya daya lekat.
Penyangga-penyangga ukuran 20 x 20 mm harus diletakkan di sudut-
sudut cetakan guna menghasilkan ujung-ujung yang menyerong pada
hati dan setiap tonjolan yang terdapat pada permukaan tersebut harus
segera diperbaiki smpai disetujui oleh direksi.
Untuk beton atau coran yang terbuat dari semen portland type I , waktu
minimum untuk pembukaan cetakan harus seperti yang terdaftar dibawah
ini :
2) Pembuatan
Besi baja harus dipotong dari batang-batang besi baja yang lurus,
bebas dari bekas puntiran, bengkok atau kerusakan-kerusakan lainnya.
Semua besi beton harus disediakan dengan ukuran panjang
sebagaimana diperlihatkan pada gambar. Kecuali bila diperlihatkan
pada gambar, atau diijinkan oleh direksi, maka penyambungan besi
beton tidak akan diperkenankan.
Sambungan tidak boleh kurang dari panjang yang diperlihatkan pada
gambar, dan harus selalu mematuhi ketentuan standar yang relevan.
Besi beton harus disusun sesuai dengan Standar Beton Bertulang
Indonesia PBI 1971 (NI-2),dan harus paling kecil berjarak 400 mm
untuk baja utama dan 200 mm untuk kawat melintang (baja pembagi).
Kontraktor harus memahami semua keterangan yang diberikan pada
gambar dan spesifikasi mengenai persyaratan yang tepat dari besi baja
beton yang harus digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan. Kontraktor
harus mempersiapkan sendiri jadwal pembengkokan besi baja beton
tersebut.
Pengelasan besi baja beton yang kecil sebelumnya harus mendapat ijin
dari direksi. Besi beton tersebut harus dilas dengan las listrik. Contoh-
contoh sambungan yang dilas harus diuji terhadap keruntuhan.
Keretakan-keretakan yang terjadi diluar sambungan dan besi yang dilas
harus memiliki kekuatan 100% sama seperti besi beton yang tidak
dilas. Hanya tukang las yang mampu dan berpengalaman yang
memiliki sertifikat pengelasan yang masih berlaku dan diakui oleh
direksi yang akan diijinkan melakukan pekerjaan tersebut.
3) Pemasangan
Besi beton harus selalu dilindungi dari kerusakan. Harus dipatuhi para
pekerja yang ingin mencapai setiap bagian pekerjaan agar tidak berdiri
diatas besi beton yang tidak ditopang.
Tidak diijinkan adanya penonjolan satu dengan lainnya dari batang besi
yang akan dipasangkan. Batang besi dengan bekas puntiran atau
bengkok yang tidak diperlihatkan pada gambar tidak boleh digunakan.
Kawat besi berdiameter 1.3 mm yang telah diperkuat harus digunakan
untuk mengikat besi beton pada titik pertemuan yang terletak pada
jarak yang cukup dekat untuk menjaga agar baja besi beton tersebut
berada pada posisinya yang benar. Kawat-kawat tersebut tidak boleh
menonjol keluar melewati selimut beton.
Kontraktor harus dianggap telah menyediakan biaya untuk semua
buruh dan bahan-bahan untuk penyangga baja besi beton untuk
menjaga agar baja besi beton tersebut berada pada posisinya yang
benar selama dilakukan pengecoran dan pemadatan beton. Penyangga
ersebut tidak perlu diperlihatkan dalam gambar.
Penyangga dari pipa plastik adalah cara-cara yang lebih disukai untuk
memegang besi beton tersebut pada tempatnya. Balok-balok beton jika
digunakan untuk memasangkan besi beton pada cetakan, harus
ditanamkan. Dalam segala hal harus dipergunakan penyangga-
penyangga yang memadai untuk besi beton yang horizontal sehingga
tidak terjadi pelengkungan pada batang-batang besi atau ayunan besi
beton. Dimana bagian dari penyangga akan ditampakkan pada
permukaan-permukaan beton yang dirancang untuk menerima
plesteran yang licin, maka penyangga-penyangga tersebut harus
terbuat dari bahan yang tidak merusak. Baja bagian atas pada beton
bertulang harus ditopang sebagaimana mestinya.
1) Pengangkutan adukan
Semua adukan beton harus diangkut dari alat pengaduk (mixer) ke
tempat penggunaan terakhir secepat yang dapat dilakukan dengan
cara-cara yang dapat mencegah timbulnya ketidakhomogenan
adukan. Adukan beton harus dituangkan pada posisinya yang terakhir
tidak lebih lambat dari 30 menit setelah dikeluarkan dari alat
pengaduk. Adukan beton yang sebagian telah mengeras dalam
keadaan apapun tidak boleh dimasukkan kedalam pekerjaan
pengecoran. Pengecoran harus dilaksanakan sedemikian rupa guna
mencegah keterlambatan yang tidak perlu pada waktu penuangan
lapisan adukan segar diatas lapisan yang terdahulu.
Ember-ember adukan dimana saja dipergunakan harus dapat segera
mengeluarkan sisa campuran adukan beton yang kecil dan alat
pembuang harus dirancang agar dapat mengeluarkan paling kecil 0.35
m3, yang merupakan porsi muatan pada suatu tempat. Ember-ember
tersebut harus sesuai untuk penyambungan dan penggunaan alat
peluncur dimana saja diperlukan pada lokasi yang sempit.
2) Pengecoran
Bagian dalam dari cetakan yang terbuat dari kayu dibasahi dengan air
bersih segera sebelum menuangkan adukan beton kecuali bila
cetakan-cetakan tersebut telah dilapisi dengan bahan pembalut yang
disetujui. Tidak ada pembalut cetakan selain daripada air yang harus
digunakan setelah menuangkan adukan beton kedalam cetakan.
Dalam segala hal air yang berlebihan (atau pembalut cetakan) harus
dibuang sebelum adukan beton dituangkan.
Pada tempat dimana lantai dan balok beton dicor secara terus
menerus bersmaan dengan dinding dan tiang, dinding dan tiang
tersebut harus dicor paling tidak setelah dua jam, atau lebih lama bila
diperintahkan oleh direksi, sebelum melakukan pengecoran pad lantai
dan balok tersebut.
3) Pemadatan Coran
Selama dan segera setelah pengecoran, adukan beton harus
dipadatkan secara merata dan diaduk mengelilingi besi beton dan
dimasukan kedalam sudut-sudut cetakan dengan menggunakan jenis
alat penggetar mekanik yang sesuai yang dipergunakan sedemikian
rupa sehingga setiap bagian adukan beton dipadatkan secara merata
4) Beton Baru
Harus diperhatikan agar tidak menimbulkan goncangan atau getaran
pada beton/ coran telah disetel paling tidak sampai beton tersebut
berusia tiga hari. Jika beton/ coran dipadatkan dengan menggunakan
getaran, maka beton/coran yang baru tersebut tidak boleh dituangkan
kecuali getaran ulang dari lapisan bagian bawah mengakibatkan beton
berubah bentuk. Bila penundaan pengecoran terlalu lama, maka
permukaan beton harus diperlakukan sebagai sambungan konstruksi.
6) Sambungan-sambungan Konstruksi
Segera setelah pengecoran selesai dikerjakan, permukaan beton
paling atas dan paku penguat sambungan harus segera dan secara
hhati-hati dilindungi dari keadaan yang mungkin akan merusak
permukaan beton dan paku sambungan tersebut.
Sambungan-sambungan konstruksi yang diperlihatkan pada Gambar-
gambar adalah sambungan horizontaal, dan tidak boleh dirubah tanpa
terbuat dari adukan semen pasir 1:2 atau lapisan adukan semen yang
tebalnya kira-kira 20 mm yang ditempatkan pada sambungan
konstruksi. Adukan tersebut harus memiliki proporsi yang sama antara
semen dan pasir sebagaimana campuran beton yang biasa, kecuali
bila diperintahkan lain. Perbandingan air dan semen dari adukan
tersebut tidak boleh melebihi perbandingan air dan semen dari beton
yang akan ditempatkan di atasnya, dan konsistensi adukan tersebut
harus sesuai bagi cara-cara pemasangan dan pekerjaan yang telah
ditetapkan disini. Adukan semen tersebut harus disebarkan secara
merata dan diusahakan harus menutupi semua permukaan yang tidak
rata. Beton harus segera ditempatkan di atas adukan yang masih
segar seperti tersebut di atas.
Pada waktu menempatkan beton pada sambungan-sambungan
konstruksi yang telah dibentuk tindakan pencegahan khusus harus
diambil guna memastikan bahwa beton yang baru tersebut betul-betul
menempel dengan baik pada permukaan sambungan konstruksi,
dengan cara pembenaman dalam tanah serta penggalian yang
dilakukan secara hati-hati dengan bantuan alat yang sesuai.
ditentukan oleh pabrik pembuat, dan dengan air yang cukup sehingga,
setelah bahaan-bahan tersebut tercampur secara merata, adukan
semen akan melekat satu sama lainnya apabila diremas-remas menjadi
bentuk bola dan tidak akan mengeluarkan air.
Jika adanya keraguan mengenai kecukupan atau beton yang dicor dan
prkeras, maka Direksi berwenag untuk mengadakan pengeboran inti-
inti contoh pada beton yang dicurigai dan melakukan pengujian pada
inti-inti beton tersebut atas biaya Kontraktor sendiri terkecuali bila beton
tersebut terbukti memenuhi persyaratan Spesifikasi.
Untuk pekerjaan lain yang berhubungan atau yang hampir sama dan tidak
tercakup dalam bab yang mencakup pekerjaan dengan batu, kerikil, pasir
dan batu saring atau yang dipecahkan ini, akan dibahas di bab lainnya.
Batu yang akan digunakan dalam pekerjaan tersebut di atas haruslah batu
alam keras yang bersih dan disetujui oleh Direksi, juga tidak diperbolehkan
terdapat patahan, retakan, kotoran tanah, lubang pasir dan berbagai cacat
lainnya. Sumber material untuk pekerjaan pasangan batu harus
memperoleh persetujuan Direksi terlebih dahulu.
1) Umum
Pasangan batu akan digunakan dalam pembangunan berbagai bangunan
dan pendukungnya yang mencakup namun tidak terbatas kepada,
bangunan hidraulik, pelapis saluran dan bangunan pelindung, saluran
drainase, dinding penahan (retaining walls), penahan lereng, pondasi untuk
bangunan, pembatas jalan, dan lain sebagainya. Semua pekerjaan
pasangan batu harus dilaksanakan berdasarkan persyaratan yang tersebut
dalam bab ini, dan juga kepada persyaratan garis, level, gradasi dan
a) Batu
(d) Pekerjaan Pasangan Batu Muka dan Siar Pasangan Batu Muka
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Direksi, bagian miring atau
vertikal dari pasangan dinding penahan, pelapis saluran, saluran
buang, dan pasangan pengukuh dan pelindung lereng, harus diberikan
lubang drainase atau lubang buangan air pada interval satu setiap 4
meter persegi dari permukaan pasangan yang terbuka atau yang
ditentukan oleh Direksi.
Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Direksi, lubang drainase dan
lubang buangan air harus dibuat dari pipa PVC 50 millimeter. Pada
lubang drainase dan lubang buangan air pada pasangan penahan air
harus dipasang katup bola (ball valves) atau katup buka tutup (flap
valves) yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditunjukkan
oleh Gambar atau Direksi.
e) Plesteran
Plesteran pasangan batu harus dipasang pada dinding, lantai, pelapis
saluran, dan pasangan batu lainnya sebagaimana yang ditunjukkan
pada Gambar atau oleh Direksi dengan mengikuti aturan sebagai
berikut :
Kecuali ditunjukkan lain oleh Gambar atau hal lainnya yang telah
disetujui oleh Direksi, sebelum pengurugan bagian belakang
pasangan batu yang tidak akan terlihat dari luar, pasangan batu
harus diberi plester kasar dengan campuran adukan semen 1
bagian semen dan 4 bagian pasir dalam besaran volume
sebagaimana tersebut dalam Sub-Bab 13.2.2 di atas, dengan
ketebalan 20 millimeter.
Harus diperhatikan agar plesteran kasar tersebut tidak menutupi
atau menghalangi lubang buangan air, lubang drainase dan
dinding lainnya yang telah dibuat pada pekerjaan pasangan batu,
dan pengurugan tidak boleh dimulai sebelum pemeriksaan dan
pemberian persetujuan oleh Direksi pada saat pekerjaan
pasangan batu dan plesteran telah selesai dilaksanakan.
(c) Perlindungan dan Perawatan
Untuk melaksanakan pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang
tidak baik, dan perlindungan dan perawatan pekerjaan yang telah
selesai, Kontraktor harus merujuk kepada kondisi yang sama
untuk pekerjaan beton.
f) Contoh Pekerjaan
Lapisan drainase bagi pasangan batu pelapis saluran dan pelat lantai
pada bangunan hidraulik harus dipasang sesuai dengan Gambar atau
atas petunjuk Direksi dengan cara yang sama dengan yang telah
disebutkan di atas.
Sejauh Direksi mengizinkan, filter sintetis geotextile dapat
dipergunakan sebagai pengganti lapisan lantai kerja dari material filter
halus yang harus dipasang, dengan tidak ada pemberian biaya
tambahan dari Pemilik (employer) atas penyediaan geotextile tersebut.
Pabrik yang memproduksi, jenis maupun ketebalan dari geotextile
harus mendapatkan persetujuan Direksi, dan pemasangan serta
penyambungannya harus berdasarkan petunjuk Pabrik yang
memproduksinya. Penggunaan ijuk atau material organik yang dapat
melapuk lainnya tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai lapisan
filter pada pekerjaan permanen, kecuali telah disetujui atau
ditunjukkan oleh Direksi.
c) Adukan Semen
Pasangan batu muka khusus dan muka Batu Candi harus dipasang
secara berurutan seperti pada pemasangan batu bata. Muka
Satu lapis lantai kerja dari pasir yang dipadatkan atau material filter
drainase yang bergradasi, harus dipasang dengan ketebalan
menurut Gambar atau yang ditunjukkan oleh Direksi, untuk
memberikan permukaan rata yang paralel dengan permukaan
pasangan batu kosong . Kecuali ditentukan lain pada Gambar atau
yang ditunjukkan oleh Direksi, lapis lantai kerja harus dipasang
berdasarkan petunjuk seperti yang telah tersebut dalam ayat 13.2.10
Timbunan Kembali dan Lantai kerja.
3) Pasangan Batu Kosong Kering
Jika ditunjukkan dalam Gambar atau oleh Direksi, Kontraktor harus
menyediakan dan memasang pasangan batu kosong yang terdiri dari
batu bersudut yang berukuran kira-kira seragam dan ditata dengan
pemukulan palu sehingga batu tersebut dapat tertata rapat. Setiap
batu harus berukuran panjang dan lebar tidak kurang dari 20
Material untuk batu lindung rip-rap harus terdiri dari campuran partikel
dengan ukuran yang bergradasi, keras, padat dan dapat tahan lama.
Ukuran partikel maximum dan minimum harus berdasarkan
persyaratan pada Gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi
namun secara umum ukurannya harus berada di antara 100 millimeter
dan 600 millimeter. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar atau oleh
Direksi, kisaran ukuran partikel harus berdasarkan pada ketebalan
lapisan sedemikian rupa sehingga ukuran partikel minimum tidak
melebihi sepertiga (1/3) ketebalan lapisan dan ukuran partikel
maksimum tidak melebihi ketebalan lapisan. Material harus cukup
bergradasi di antara ukuran maksimum dan minimum. Jumlah total
dari material halus pada batu lindung rip-rap termasuk lempung,
lanau, pasir atau serpihan batu yang diizinkan adalah tidak melebihi
5% dari volumenya.
Seluruh material dan sumbernya, untuk batu lindung rip-rap harus
mendapatkan persetujuan Direksi.
3) Persiapan Muka Dasar untuk Batu Lindung Rip-Rap
2.9 Kayu
1) Umum
Bagian ini mencakup semua pekerjaan kayu yang tercantum di dalam
Gambar Kerja atau yang ditetapkan berikut ini. Juga mencakup
ketetapan-ketetapan dalam seluruh gambar, semua pengaku,
perapihan, dan lain-lain yang dibutuhkan bagi pemasangan
sambungan, fitting listrik, serta peralatan mesin-mesin.
Bagian ini juga mencakup semua jenis pekerjaan yang tidak termasuk
ke dalam bagian lainnya dari spesifikasi ini yang diperlukan untuk
menjamin kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan kayu dan
sambungan.
2) Kayu dan Penggunaannya
Semua kayu yang dipergunakan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian akhir pekerjaan ini harus mempunyai mutu yang terbaik
sesuai dengan tujuan penggunaannya, yang telah dikeringkan secara
seksama dan dirawat sesuai dengan rencana penggunaannya dan
secara keseluruhan memenuhi persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI.5.
Semua kayu-kayu harus disusun terikat pada ujungnya begitu tiba di
tempat pekerjaan dan kayu-kayu yang telah dikerjakan harus
senantiasa dilindungi dari pengaruh cuaca.
Kayu-kayu yang akan dipergunakan pada pekerjaan penyelesaian
akhir harus diseleksi dan bebas dari mata atau cacat lainnya.
Kadar air kayu harus diawasi dengan teliti dan Konsultan berhak untuk
memeriksakan kayu yang manapun kepada lembaga pengujian yang
berwenang atau melaksanakan metode pengujian yang telah diakui.
Kontraktor atas kerugiannya sendiri harus mengganti semua kayu
yang ternyata mengerut atau rusak pada bangunan yang telah selesai
yang disebabkan kurang sempurnaannya kayu itu dikeringkan atau
yang disebabkan oleh hal-hal lain.
Jenis kayu adalah sebagai berikut ini :
a) Gantungan plafond dan kerangka dinding kamper
c) Pintu-pintu jati
3) Finishing
Semua pekerjaan perataan harus dikerjakan dengan mesin dan kayu
untuk finishing harus diketam dan diampelas dengan tangan sehingga
diperoleh permukaan yang licin dan rata yang siap untuk dicat
maupun dipelitur. Pada hasil pekerjaan yang telah selesai tidak boleh
terlihat bekas-bekas mesin, palu, atau cacat lainnya. Semua kepala
paku harus dibenamkan dan tonjolan-tonjolan yang tidak perlu harus
dihilangkan.
4) Pemasangan
Semua paku harus dari jenis terbaik dan pada bagian bangunan yang
terlihat harus dibenamkan dengan rapi dan lubangnya harus diisi
dengan dempul. Hanya paku yang digalvanisir yang boleh
dipergunakan pada pekerjaan bagian luar
5) Pengecatan
Permukaan kayu yang akan dicat harus di-dempul dan diampelas
sebelum diberi lapisan dasar (cat meni). Semua kayu harus diberi
lapis dasar terlebih dahulu sebelum terkena pengaruh cuaca. Semua
permukaan sambungan dan bekas potongan pada pekerjaan kayu
untuk finishing bagian luar harus dicat dasar sebelum dipasang.
Pengecatan selanjutnya harus berupa satu lapis bawah yang telah
disetujui dan dua lapis cat sangat mengkilap (high gloss paint) sebagai
finishing
6) Lapis Tahan Lembab
Suatu lapis tahan lembab harus dipasang di antara semua
permukaan kayu yang akan kontak dengan beton atau pekerjaan blok-
blok. Lapis tahan lembab harus berupa bahan bitumen siap pakai
(bituminous fabric), paling sedikit selebar kayu tersebut, dan baut-
bautnya harus dipotong secara rapi.
7) Pelat-pelat
Pelat-pelat harus cukup panjang disambungkan pada sambungan-
sambungan dan sudut-sudutnya. Pelat-pelat harus dipasang tepat
pada pasangan batu atau blok-blok beton dengan baut-baut
berdiameter 10 mm atau cara lain yang disetujui dengan as ke as
tidak lebih dari 600 mm.
8) Pengukuran dan Pembayaran
Harga satuan di dalam kontrak untuk kisi-kisi kayu yang dihitung
berdasarkan meter kubik kecuali pintu dalam meter persegi harus
sudah termasuk biaya pengadaan material, fabrikasi, pengangkutan
ke lokasi proyek, pemasangan. Pengecatan termasuk pengecatan
pelat-pelat kayu, pengaku, dan lain-lain dihitung berdasarkan meter
persegi.
2.10 Latihan
1. Sebutkan bagian bagian dalam pengerjaan Pekerjaan Tanah !
2. Sebutkan persyaratan temapt yan sudah ditentukan dan ditebang serta
dicabut dalam tanah !
3. Sebutkan pekerjaan yang ada di di bagian spesifikasi teknis !
2.11 Rangkuman
Pada dasarnya setiap ketentuan yang ada dalam suatu pay item dapat atau
bahkan kemungkinan diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu pay item
yang lain sehingga spesifikasi ini dapat melengkapi satu sama lain .
BAB III
HARGA SATUAN PEKERJAAN
Setelah mengikuti Pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
harga satuan pekerjaan
3.1 Umum
Biaya suatu pekerjaan tergantung dari jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Untuk irigasi jenis pekerjaan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
; pertama pekerjaan saluran irigasi dan kedua pekerjaan bangunan irigasi.
3.2 Komponen Biaya
Komponen yang membentuk biaya adalah volume dan harga satuan
pekerjaan ditambah dengan overhead dan profit. Sumber data harga
satuan dasar upah atau bahan yang digunakan dalam perhitungan analisa
harga satuan pekerjaan adalah sebagai berikut :
III - 1
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
biaya transport dan tempat tinggal, yang disebut biaya mobilisasi dan
demobilisasi.
3.4 Bahan
Bahan terdiri dari 2 macam yaitu : bahan dasar dan bahan olahan.
Bahan dasar adalah seperti batu kali / gunung, pasir sungai / gunung dan
lain-lainnya, yang masih asli diambil dari alam.
Bahan olahan untuk keperluan tertentu adalah bahan dasar yang diolah
misalnya menjadi batu pecah, baik oleh tangan manusia maupun mesin
pemecah batu.
Harga bahan dasar adalah harga bahan yang terdapat di pasaran. Yaitu
bahan yang dimiliki oleh masyarakat, toko atau pemasok, yang diambil dari
sungai atau dari gunung
Harga bahan dilokasi pekerjaan atau base camp adalah harga dasar bahan
ditambah biaya angkutan. Biaya angkutan sendiri terdiri dari biaya memuat
dan membongkar baik oleh tenaga manusia maupun peralatan dan biaya
angkut oleh kendaraan.
Harga dasar bahan hasil pabrikan seperti semen, besi beton, baja, cat dan
lain-lainnya, diperoleh dari pabrik atau agen tunggal.
3.5 Koefisien
Nilai koefisien untuk bahan dan upah yang dilakukan secara manual
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap
kemampuan seseorang dalam mengerjakan satu-satuan pekerjaan dan
jumlah bahan yang diperlukan. Daftar koefisien ini telah tersusun dalam
buku analisa harga satuan yang terkenal dengan buku BOW ( Burgerliyke
Openbace Werken). Dewasa ini mungkin tidak sesuai lagi, karena ini
produk zaman Belanda yang sudah sangat lama berlalu. Selain itu BOW
tidak menggunakan alat-alat berat. Dewasa ini besaran koefisien sudah ada
III - 2
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Harga satuan pekerjaan terdiri dari sekelompok harga upah, bahan dan
peralatan yang dikalikan dengan suatu koefisien masing-masing untuk
memperoleh harga satuan pekerjaan (misalnya Rp/m1, Rp/m2, Rp/m3,
Rp/ton dan lain-lain) yang diperoleh melalui suatu analisa yang disebut
dengan analisa harga satuan.
Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan dalam modul ini ialah
harga satuan dari suatu jenis pekerjaan pada pekerjaan saluran dan
bangunan irigasi.
Kedua jenis terakhir, yakni biaya tak langsung dan keuntungan, umumnya
pada perhitungan harga satuan pekerjaan dihitung dalam satu hitungan
sebesar <10% dari biaya langsung, dan disebut sebagai overhead dan
keuntungan.
III - 3
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Dengan demikian, biaya langsung akan terdiri dari total biaya upah tenaga
kerja, biaya bahan dan biaya peralatan untuk memproduksi satu satuan
jenis pekerjaan.
Bila L adalah simbol tenaga kerja, M sebagai simboI dari bahan, dan E
sebagai simbal peralatan, dan biaya langsung sebagai D, maka biaya
langsung adalah :
D=L+M+E
Yang dimaksud dengan tenaga disini ialah setiap tenaga yang siap di
tempat pekerjaan untuk memproduksi suatu satuan jenis pekerjaan
tertentu.
III - 4
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
III - 5
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Perlu diketahui, bahwa untuk memasukkan tenaga, bahan dan / atau alat
sebagai komponen langsung memroses satu satuan jenis pekerjaan, biaya-
biaya untuk komponen tersebut sudah mencakup seluruh biaya yang harus
dikeluarkan (actual cost), sedemikian rupa, sehingga komponen-komponen
tersebut ada dan siap bekerja di tempat jenis pekerjaan yang akan
diproduksi, yang merupakan harga satuan komponen.
III - 6
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Biaya tidak langsung yang ikut membentuk harga satuan pekerjaan adalah
semua biaya yang harus dikeluarkan dalam memroses produk satu satuan
jenis pekerjaan.
Biaya-biaya tersebut antara lain biaya overhead, resiko, asuransi, pajak dan
lain-lain biaya yang harus dikeluarkan dalam menghasilkan satu satuan
jenis pekerjaan
Biaya ini antara lain, tetapi tidak terbatas pada dan tidak selamanya harus
meliputi :
III - 7
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
1) Asuransi
2) Pajak
Yang dimaksud pajak di sini adalah semua jenis pungutan Yang
harus dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya satu satuan jenis
pekerjaan.
Termasuk dalam kategori pajak per satuan jenis pekerjaan ini antara
lain jenis-jenis sumbangan, pungutan dll yang diperkirakan terjadi
dalam proses pelaksanaan pekerjaan, namun sulit menghitung
besamya, tetapi harus dikeluarkan untuk mendukung terwujudnya
pekerjaan yang bersangkutan
Biaya-biaya tersebut di muka berupa biaya umum, resiko pekerjaan,
asuransi, pajak, dll. Dalam menghitung harga satuan pekerjaan,
pada umumnya dikelompokkan menjadi biaya umum (overhead)
Dari uraian tersebut maka untuk memproduksi satu satuan jenis pekerjaan
dibutuhkan biaya tidak langsung dan keuntungan yang harus ditambahkan
sebesar presentase tertentu dari biaya langsung ke biaya tidak langsung.
Besarnya presentase tersebut + 10%
III - 8
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
1. Sebutkan data harga satuan dasar upah atau bahan yang duginakan
dalam perhitungan analisis haraga satuan pekerjaan !
2. Sebutkan Uraian kualifiaksi tenaga dan kodenya !
3. Uraiakan bahan yang sudah siap dalam menghitung harga komponen
di tempat pekerjaan untuk secara langsung !
3.11 Rangkuman
Biaya suatu pekerjaan tergantung dari jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Untuk irigasi jenis pekerjaan terdiri dari 2 bagian utama yaitu
; pertama pekerjaan saluran irigasi dan kedua pekerjaan bangunan irigasi.
Perlu diketahui, bahwa untuk memasukkan tenaga, bahan dan / atau alat
sebagai komponen langsung memroses satu satuan jenis pekerjaan, biaya-
biaya untuk komponen tersebut sudah mencakup seluruh biaya yang harus
dikeluarkan (actual cost), sedemikian rupa, sehingga komponen-komponen
tersebut ada dan siap bekerja di tempat jenis pekerjaan yang akan
diproduksi, yang merupakan harga satuan komponen.
Biaya umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk terwujudnya satu satuan
pekerjaan tertentu
Biaya ini antara lain, tetapi tidak terbatas pada dan tidak selamanya harus
meliputi:
III - 9
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
III - 10
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
BAB IV
ANALISA HARGA SATUAN
Setelah mengikuti Pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
analisa harga satuan
Harga satuan dasar ini adalah harga dari masing-masing upah, bahan dan
alat yang dipakai sebagai dasar perhitungan analisa harga satuan yang
dipakai sebagai dasar perhitungan RAB Harga Satuan Pokok Kegiatan
(HSP).
Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) adalah suatu harga dari jenis
kegiatan untuk menyeleasaikan dan berfungsinya suatu bangunan.
Di dalam penyajian ini dibatasi untuk bangunan-bangunan di bidang
pengairan.
Harga satuan pokok kegiatan (HSPK) ini dikelompokkan menjadi :
a) Kelompok yang bersifat umum
4.2.2 HSP
Disusun berdasarkan analisa harga satuan dari setiap jenis pekerjaan yang
umumnya masih mengacu ke BOW dan juga berdasarkan analisa dari
proyek yang dinilai dapat dipertanggung jawabkan (khusus untuk pekerjaan
yang tidak tercantum di BOW) dengan menggunakan HSD sesuai hasil dari
butir 5.2.1
4.2.3 HSPK
6) HSPK ini telah disepakati bersama dengan Bappenas dan DJA, kecuali
HSPK bertanda *).
Penggunaan HSPK bertanda *), harus didukung dengan analisa biaya
dalam rangka mendapatkan persetujuan DUP dari Bappenas / DJA.
4.4 Contoh Harga Satuan Pokok Kegiatan
Sumber data didapat dari ketetapan yang dikeluarkan Menteri Tenaga Kerja
mengenai besarnya Upah minimum Regional yang diadakan peninjauan
kembali setiap tahun (Lihat lampiran keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No. Kep-02/Men/1996) mengenai UMR pada 25 wilayah di Indonesia.
Pengertian
Komponen upah dasar tenaga kerja adalah Upah berdasar UMR disamping
itu ada tunjangan, seperti :
1) Makan
2) Transport
3) Pengobatan
4) Rumah atau tempat tinggal sementara atau tempat penampungan
sementara pekerja selama proyek berjalan
Untuk suatu perusahaan baik yang bergerak dalam bidang pembangunan
atau lainnya maka dasar upah, selain berdasar UMR dipertimbangkan pula
adanya upah lokal dan upah mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah
(lokasi pekerjaan)
4.7 Bahan
Bahan yang diperhitungkan ada dua macam, yaitu :
a) Berupa bahan dasar (batu kali / gunung, pasir sungai / gunung dan lain-
lain).
b) Berupa bahan olahan (misalnya agregrat kasar dan halus hasil produksi
mesin pemecah batu dan lain sebagainya).
Data harga satuan bahan dasar harus sesuai dengan kriteria mengenai
sumber-sumber data harga satuan dasar yang digunakan sepertit yang
telah dikemukakan pada pendahuluan modul ini.
Harga bahan di quarry lain dengan harga bahan dasar bila dikirim ke base
camp atau ke tempat pekerjaan, karena untuk terakhir ini ada biaya
tambahannya yaitu biaya pengangkutan material dari quarry ke base camp
atau tempat pekerjaan dan biaya-biaya lainnya seperti retribusi dan biaya
operasional alat-alat berat di quarry.
Harga
No Uraian Kode Koef. Satuan Satuan
(Rp)
I. ASUMSI
1. Menggunakan alat berat
2. Kondisi jalan : sedang/baik
3. Jarak quarry ke lokasi base camp L 5.00 Km
4. Harga satuan pasir di quarry Rp 1.00 M3 8.000,00
M01
5. Harga satuan dasar excavator Rp E01 1.00 Jam 36.076,50
6. Harga satuan dasar dump truk Rp E08 1.00 Jam 22.948,54
II. URUTAN KERJA
1. Pasir digali dengan excavator
2. Excavator sekaligus memuat pasir
hasil galian ke dalam dump truk
3. Dump truk mengangkut pasir ke
lokasi base camp
III. PERHITUNGAN
EXCAVATOR (E10)
Kapasitas bucket V 0.50 M3
Faktor bucket Fb 0.90 -
Faktor efisiensi alat Fa 0.83 -
Waktu siklus Ts1
- Menggali / memuat T1 0.50 Menit
- Lain-lain T2 0.50 Menit
Ts1 1.00 Menit
Harga
No Uraian Kode Koef. Satuan Satuan
(Rp)
Kecepatan rata-rata kosong V2 50.00 Km/jam
Waktu siklus
- Waktu tempuh isi = (L / v1)x60 T1 7.50 Menit
- Waktu tempuh kosong ((L / T2 6.00 Menit
v2)x60
- Muat = (V / Q1) x 60 T2 10.71 Menit
- Lain-lain T4 1.00 Menit
Kap. Prod / jam = {(VxFax60)/Ts2)} Ts2 25.21 Menit
Biaya Dump Truk / M3 = (1:Q2) x Q2 7.90 M3/jam
Rp. E08 Rp 2 2.904,22 Rupiah
1) Masukan (Input)
a) Jarak quarry (bila bahan dasar batu bulat) diambil dari qarry,
yaitu jarak yang diperhitungkan sebagai jarak angkut dari
tempat pengambilan suatu bahan (batu bulat) quarry ke lokasi
di mana alat pemecah batu berada.
b) Harga Satuan Dasar Bahan
Harga ini adalah harga satuan dasar batu kali berupa data
autentik yang tersedia (sesuai kriteria berupa sumber data
harga satuan dasar)
Harga ini merupakan biaya yang terdiri dari biaya pasti, biaya
operasi dan biaya pemeliharaan.
e) Kapasitas Alat
Merupakan kapasitas alat pemecah batu (stone crusher) dan
wheel loader.
3) Keluaran (output)
I. ASUMSI
1. Bahan baker (batu dan pasir)
diterima di lokasi alat pemecah batu
(base Camp)
2. Kegiatan dilakukan di dalam lokasi
base camp
3. Hasil produksi alat pemecah batu :
- Agregrat halus H 20.000 %
- Agregrat Kasar K 80.000 %
4. Berat jenis bahan dasar :
- Batu / gravel D1 1.800 Ton/m3
- Pasir D2 1.670 Ton/m3
- Batu pecah D3 1.800 Ton/m3
Hsb
Pasir : 10% x Rp 2 Hs 2 1.250.000 Rupiah
Waktu pencampuran (blending) Tc 0,033 Jam/M3
dengan wheel loader
Biaya pencampuran : Tc x Rp 4 Hs 3 1.506.910 Rupiah
Harga satuan agregrat halus / M1 : HsAH 22.128.020 Rupiah
Hs 1 + Hs 2 + Hs 3 PPN 2.212.800 Rupiah
HsAH 24.340.820 Rupiah
Untuk harga satuan dasar bahan yang lainnya seperti batu kali, batu
belah dan sebagainya dengan melalui perhitungan analisa harga
satuan dasar bahan sperti tersebut di atas dapat diperoleh harga
satuan dasar bahan tersebut.
Dibawah ini contoh harga dasar satuan bahan dasar, bahan olahan
dan bahan baku atau bahan jadi.
Harga
No uraian Kode Satuan Keterangan
Satuan (Rp)
18. Kayu perancah M018 M3 140.000,00 Lokasi Pekerjaan
19. Bensin M019 Liter 700,00 Pertamina
20. Solar M020 Liter 380,00 Pertamina
21. Minyak Pelumas M021 Liter 4.500,00 Pertamina
22. Filter plastik M022 M2 2.500,00 Lokasi Pekerjaan
23. Pipa galvanis M023 Btg 45.000,00 Lokasi Pekerjaan
24 Pipa porus M024 M 4.500,00 Lokasi Pekerjaan
3
25. Agregrat base kelas A M025 M 20.989,98 Base Camp
26. Agregrat base kelas B M026 M3 20.445,62 Base Camp
27. Agregrat base kelas C1 M027 M3 11.107,42 Base Camp
3
28. Agregrat base kelas C2 M028 M 11.107,42 Base Camp
29. Geotexile M029 M2 4.000,00 Lokasi Pekerjaan
30. Aspal emulsi M030 Kg 800,00 Base Camp
31. Thinner M031 Liter 3.000,00 Lokasi Pekerjaan
32. Glass bit M032 Kg 8.000,00 Lokasi Pekerjaan
33. Pelat rambu M033 Bh 60.000,00 Lokasi Pekerjaan
1
34. Rel pengaman (guard rail) M034 M 15.000,00 Lokasi Pekerjaan
3
35. Beton Kelas K-275 M035 M 122.504,51 Lokasi Pekerjaan
36. Beton Kelas K-175 M036 M3 113.746,45 Lokasi Pekerjaan
37. Baja tulangan M037 Kg 1.700,25 Lokasi Pekerjaan
38. Kapur sebagai fillter M038 M3 22.500,00 Hasil proses
3
39. Chipping M039 M 21.523,46 Base camp
40. Cat M040 Kg 4.000,00 Base camp
4.8 Peralatan
Biaya pemakaian suatu alat dapat dirinci ke dalam dua komponen biaya
utama :
4.8.1 Biaya pemilikan (biaya pasti = initial cost atau capital cost)
Biaya pemilikan alat adalah biaya untuk pemilikan kembali yang diterapkan
sebagai biaya penyusutan dan biaya pembayaran bunga atas nilai modal
G = {(B-C) x D + F } / W
Dimana :
G = biaya pemilikan (biaya pasti) per jam
B = Harga alat setempat
C=Nilai sisa (salvage value), yaitu nilai / harga dari peralatan yang
bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir.
D=Faktor pengembalian modal atau factor angsuran, biasa disebut C.R.F,
dan dapat dihitung dengan rumus :
Ix(1 i ) A
D (C.R.F) = dimana
(1 i ) A 1
i = Bunga tiap tahun
A = Umur pemakaian dalam tahun atau umur ekonomis peralatan
(economic life years) dalam tahun yang lamanya tergantung dari tingkat
penggunaan dan standar dari pabrik pembuatannya.
Tabel di bawah ini memberikan nilai CRF (D) berdasar bunga pinajaman
yang besarnya beragam dari 10% - 15%.
Tabel 4. 7 - Nilai CRF (D)
Besar nilai ini diambil sebesar 2 per mil dari initial cost atau 2 per mil dari
nilai sisa alat.
= 0,002 x B
= 0,02 x C
Catatan :
Biaya-biaya untuk bahan bakar dan pelumas dihitung atas dasar banyaknya
bahan bakar dan oli yang digunakan per jam oleh mesin berdasarkan HP-
nya. Untuk konsumsi bahan bakar dan oli, digunakan taksiran per jam
berikut :
Ketepatan taksiran tersebut akan dipengaruhi juga oleh umur alat, yang
cenderung lebih boros untuk alat lama.
unit instalasi produksi, harga-harga ini digunakan untuk analisa biaya dan
penetapan harga satuan dalam lembaran kerja analisa biaya.
Contoh analisa biaya sewa peralatan per jam kerja, lihat table 5.6 dan table
5.7, 5.8, 5.9, dan 5.10.
Harga alat dalam contoh analisis tersebut mengacu kepada buku panduan
analisa harga satuan ditjen binamarga, dep pu. No. 028/T/BM/1995.
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan EXCAVATOR 80 140 HP E09
2. Tenaga Pw 125,0 HP
3. Kapasaitas Cp 8,0 Ton
4. Alat baru :
a. Umur ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000,00 Jam
c. Harga alat B 91.000.000 Rupiah
5. Alat yang dipakai :
a. Umur ekonomis A1 5.0 Tahun Alat Baru
1
b. Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000,0 Jam Alat Baru
1
c. Harga alat B 91.000.000 Rupiah Alat Baru
B. BIAYA PASTI PER JAM KERJA
1. Nilai sisa alat = 10% x B C 9.100.000 Rupiah
2. Faktor angsuran modal
=(( i x (1+i) A1 )/ ((1+i) A1-1) D 0,33438 -
3. Biaya pasti per jam :
a. Biaya pengembalian modal
= (B1 C) x D / W 1 E 13.692,85 Rupiah
b. asuransi, dll
= (0,0002 x B1) / W 1 F 91,00 Rupiah
Biaya pasti per jam = (E + F) G 13.783,85 Rupiah
C. BIAYA OPERASI PER JAM KERJA
1. Bahan Bakar =
2. Pelumas =
(0,01-0,02 ltr/HP/jam) x Pw x Mp I 5.625,00 Rupiah
3. Perawatan dan perbaikan =
(12,5% - 17,5%) x B1 / W 1 K 5.687,50 Rupiah
4. Operator = (1 orang/jam) x U1 L 2.000,00 Rupiah
5. Pembantu Operator (1 orang/jam)xU2 M 1.000,00 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 20.000,00 Rupiah
(H+I+K+L+M)
D. TOTAL BIAYA SEWA ALAT/JAM
S 34.033,85 Rupiah
= (G+P)
E. LAIN - LAIN
1. Tingkatan suku bunga I 20.00 %Tahun
2. Upah operator/sopir/mekanik U1 2.000,00 Rp/Jam
3. Upah pembantu U2 1.000,00 Rp/Jam
operator/Pmb.sopir/Pmb.mekanik
4. Bahan bakar bensin Mb 700,00 Liter
5. Bahan bakar solar Ms 380,00 Liter
6. Minyak pelumas Mp 4.500,00 Liter
7. PPn diperhitungkan pada lembar
rekapitulasi biaya pekerjaan
A. URAIAN PERALATAN
1. Jenis Peralatan EXCAVATOR 80 140 HP E10
2. Tenaga Pw 80,0 HP
3. Kapasaitas Cp 0,5 M3
4. Alat baru :
a. Umur ekonomis A 5,0 Tahun
b. Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000,00 Jam
c. Harga alat B 120.000.000 Rupiah
5. Alat yang dipakai :
a. Umur ekonomis A1 5.0 Tahun Alat Baru
Dari hasil perhitungan melalui uraian analisa alat, maka didapat harga
satuan berbagai jenis peralatan, yaitu tabel biaya sewa alat per-jam kerja,
seperti contoh terlampir dibawah ini.
Tabel 4. 10 - Analisis Biaya dan Sewa Peralalatan Per-jam
Rp 765.000.000,00
URAIAN HARGA
(Rp)
Umur Deperesiasi : 5 Tahun 8000 jam
Suku Bunga : 20 % pertahun
Faktor Angsuran Modal : 0,3344
Biaya Peralatan per jam :
Jumlah 279.922,61
Dibulatkan 279.923,00
Rp 945.000.000,00
URAIAN HARGA
(Rp)
Umur Deperesiasi : 5 Tahun 8000 jam
Suku Bunga : 20 % pertahun
Faktor Angsuran Modal : 0,3344
Biaya Peralatan per jam :
Jumlah 335.600,21
Dibulatkan 335.601,00
1 2 3 4
0 0 0 300
1 5/15 90 180
2 4/15 72 108
3 3/15 54 54
4 2/15 36 18
5 1/15 18 0
Dalam hal alat yang digunakan tidak baru lagi, maka harga alat, umur
ekonomis, dan nilai sisa harus ditaksir berdasarkan data alat yang
bersangkutan dan harga pasar yang berlaku
1 2 3 4
1 54 90 120
2 54 72 72
3 54 54 43,2
4 54 36 25,9
5 54 18 15,6
Setelah didapat harga standard untuk upah, bahan dan perlatan tadi, maka
dapat dihitung harga satuan pekerjaan melalui analisa harga satuan
pekerjaan dengan menggunakan formulir standard untuk perekaman
analisa masing-masing harga satuan seperti berikut ini :
Tabel 4. 16 - contoh form standar untuk perekam analisi masing harga satuan
Perkiraan Harga Jumlah Harga
No Komponen satuan
Kuantitas Satuan (Rp.) (Rp.)
A. TENAGA
1. Pekerja L01 Jam 6,8273 900,00 6.144,59
2. Tukang L02 Jam 6,3655 1.200,00 1.683,55
3. Mandor L03 Jam 0,6827 1.250,00 853,41
JUMLAH HARGA TENAGA 8.636,55
B. BAHAN
1. Batu kali M02 Jam 1,1700 14.900,00 17,433.00
2. Semen Pc M12 Jam 176,0000 7.000,00 1.232.000,00
3. Pasir M01 Jam 0,3675 12.500,00 4.593,75
JUMLAH HARGA BAHAN 1.254.026,75
C. PERALATAN
1. Conc. Mixer E06 Jam 0,6827 9.608,76 6.560,20
2. Water Tanker E23 Jam 0,4241 19.952,95 8.461,97
3. Alat Bantu Ls 1,000 250,00 250,00
JUMLAH HARGA PERALATAN 15.272,17
D. Jumlah Harga Tenaga, Bahan Dan Peralatan (A+B+C) 1.277.935,47
E. Overhead & Profit 10% x D 127.793,55
F. Harga Satuan Pekerjaan (D+E) 1.405.729,02
Note :
a) Satuan dapat berdasarkan atas jam operasi untuk tenaga kerja dan
peralatan, volume dan atau ukuran berat untuk bahan-bahan
4.13 Rangkuman
Harga satuan adalah suatu harga yang dapat dipakai untuk menganalisa
biaya suatu kegiatan pembangunan dibidang pengairan mencangkup
kegiatan : Bangunan Besar (Dam), Sungai, Irigasi, Rawa, Pantai dan Air
Tanah.
Upah Minimum Regional (UMR) adalah upah pokok terendah termasuk
tunjangan tetap yang diterima oleh pekerja di wilayah tertentu dalam satu
propinsi dan ini adalah tingkat pengupahan minimal tenaga kerja untuk
setiap kualifikasi tenaga kerja.
Biaya pemilikan alat adalah biaya untuk pemilikan kembali yang diterapkan
sebagai biaya penyusutan dan biaya pembayaran bunga atas nilai modal
peralatan. Pengembalian modal dan bunga, setiap tahun dihitung. Cara
penghitungan yang umum dipakai adalah metode garis sebagai berikut :
G = {(B-C) x D + F } / W
Dimana :
G = biaya pemilikan (biaya pasti) per jam
B = Harga alat setempat
C=Nilai sisa (salvage value), yaitu nilai / harga dari peralatan yang
bersangkutan setelah umur ekonomisnya berakhir.
D=Faktor pengembalian modal atau factor angsuran, biasa disebut C.R.F,
dan dapat dihitung dengan rumus :
Ix(1 i ) A
D (C.R.F) = dimana
(1 i ) A 1
i = Bunga tiap tahun
A = Umur pemakaian dalam tahun atau umur ekonomis peralatan
(economic life years) dalam tahun yang lamanya tergantung dari tingkat
penggunaan dan standar dari pabrik pembuatannya
BAB V
PERHITUNGAN BIAYA PEKERJAAN
Setelah mengikuti Pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menjelaskan
perhitungan biaya pekerjaan
5.1 Umum
Perhitungan biaya konstruksi atau biaya suatu pekerjaan atau suatu proyek
adalah untuk mengetahui berapa besar biaya suatu pekerjaan atau proyek,
sehingga sipemilik pekerjaan / proyek dapat menyediakan biaya untuk
pekerjaan tersebut.
Oleh karena itu didalam menghitung biaya perlu diteliti dengan cermat
mengenai jenis dan volume pekerjaan, harga-harga bahan dan upah, harga
atau sewa peralatan.
Harga bahan berasal dari harga dasar bahan ditambah biaya mengolah dan
biaya angkutan.
Harga upah berasal dari harga upah setempat atau harga upah setempat
ditambah biaya mendatangkan tenaga kerja (mobilisasi atau demoblisasi).
Untuk pekerjaan yang besar faktor peralatan sangat dominan oleh karena
itu harga satuan pekerjaan ditentukan oleh harga bahan, upah dan
peralatan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-1
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Jenis mana yang akan dipakai dalam perhitungan biaya tergantung dari
persyaratan yang ditentukan dalam dokumen tender.
Namun ada juga yang menentukan dalam harga satuan pekerjaan tidak
boleh overhead dimasukkan. Overhead pekerjaan dimasukkan dalam
rekapitulasi biaya, kemudian ditambahkan biaya PPn.
5.4 PPn
PPn adalah pajak pertambahan nilai yang besarnya ditentukan oleh
pemerintah. Selama ini besarnya adalah 10% dari biaya konstruksi.
Besarnya biaya suatu penawaran pekerjaan adalah biaya konstruksi
ditambah biaya PPn.
Ketentuan ini mulai berlaku di awal tahun 80-an, sebelumnya yang lazim
adalah biaya fisik pekerjaan / konstruksi ditambah dengan biaya overhead
(biaya tidak terduga) yang besarnya antara 10 15 % dari biaya fisik (Real
Cost).
5.5 Biaya Lumpsum
Biaya lumpsum adalah biaya suatu jenis pekerjaan yang tidak dapat dirinci
dengan jelas atau jenisnya banyak, tetapi kecil-kecil. Biasanya dari
kumpulan pekerjaan-pekerjaan kecil tersebut dijadikan satu dan satuan
pengukurannya lumpsum yang besarnya tidak berdasar harga satuan
pekerjaan.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-2
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
B = V x H
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-3
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-4
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-5
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-6
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-7
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
B = V x H
Perhitungan biaya konstruksi disusun dalam suatu format yang disebut
daftar kuantitas dan harga (BoQ = Bill of Quantity), sering juga disebut
Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-8
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi V-9
Modul 09 Perhitungan Volume, Analisa Harga Satuan dan RAB
BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
1) Spesifikasi Teknis
Spesifikasi pekerjaan Sumber Daya Air yang ditulis disini merupakan uraian
penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis yang diambil
dari Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk proyek-proyek
pekerjaan Sumber Daya Air.
Oleh karena tulisan tentang Spesifikasi pekerjaan sumber daya air ini
hanya merupakan pedoman umum, maka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai spesifikasi, Pelaksana pekerjaan rawa juga harus tetap memahami
dan menguasai teks asli dari Spesifikasi proyek yang dikelola sebagai
bagian atau pemahaman dan penguasann dokumen kontrak secara
keseluruhan .
Pada dasarnya setiap ketentuan yang ada dalam suatu pay item dapat atau
bahkan kemungkinan diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu pay item
yang lain sehingga spesifikasi ini dapat melengkapi satu sama lain .
2) Harga Satuan Pekerjaan
Harga satuan pekerjaan terdiri dari 2 jenis yaitu harga satuan pekerjaan
yang belum mengandung biaya overhead dan harga satuan pekerjaan yang
sudah ada didalamnya biaya overhead.
Jenis mana yang akan dipakai dalam perhitungan biaya tergantung dari
persyaratan yang ditentukan dalam dokumen tender.
Namun ada juga yang menentukan dalam harga satuan pekerjaan tidak
boleh overhead dimasukkan. Overhead pekerjaan dimasukkan dalam
rekapitulasi biaya, kemudian ditambahkan biaya PPn.
3) PPn
PPn adalah pajak pertambahan nilai yang besarnya ditentukan oleh
pemerintah. Selama ini besarnya adalah 10% dari biaya konstruksi.
Besarnya biaya suatu penawaran pekerjaan adalah biaya konstruksi
ditambah biaya PPn.
Ketentuan ini mulai berlaku di awal tahun 80-an, sebelumnya yang lazim
adalah biaya fisik pekerjaan / konstruksi ditambah dengan biaya overhead
(biaya tidak terduga) yang besarnya antara 10 15 % dari biaya fisik (Real
Cost).
4) Biaya Lumpsum
Biaya lumpsum adalah biaya suatu jenis pekerjaan yang tidak dapat dirinci
dengan jelas atau jenisnya banyak, tetapi kecil-kecil. Biasanya dari
kumpulan pekerjaan-pekerjaan kecil tersebut dijadikan satu dan satuan
pengukurannya lumpsum yang besarnya tidak berdasar harga satuan
pekerjaan.
5) Biaya Konstruksi / Biaya Pekerjaan
B = V x H
6) Upah
Yang dimaksud dengan harga satuan pekerjaan dalam modul ini ialah
harga satuan dari suatu jenis pekerjaan pada pekerjaan saluran dan
bangunan irigasi.
Biaya langsung adalah total biaya sumber daya yang secara langsung
merupakan masukan untuk memproduksi satu satuan jenis pekerjaan.
Dengan demikian, biaya langsung akan terdiri dari total biaya upah tenaga
kerja, biaya bahan dan biaya peralatan untuk memproduksi satu satuan
jenis pekerjaan.
Bila L adalah simbol tenaga kerja, M sebagai simboI dari bahan, dan E
sebagai simbal peralatan, dan biaya langsung sebagai D, maka biaya
langsung adalah :
D=L+M+E
Yang dimaksud dengan tenaga disini ialah setiap tenaga yang siap di
tempat pekerjaan untuk memproduksi suatu satuan jenis pekerjaan
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Biofisik : Studi interdisipliner tentang fenomena dan problem-problem biologis
dengan menggunakan prinsip-prinsip
Dokumen tender : Pengadaan Barang
Direksi : Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan
Elevasi : posisi vertikal (ketinggian) suatu objek dari suatu titik tertentu (datum)
Kuantitas : tolok ukur yang berkaitan dengan jumlah
Koefisien : bilangan yang memuat variabel dari suatu suku pada bentuk aljabar
Eskalasi : kenaikan; pertambahan (volume, jumlah, dan sebagainya