3A Sifat Fisik Mekanik Batuan Utuh Kuliah
3A Sifat Fisik Mekanik Batuan Utuh Kuliah
3A Sifat Fisik Mekanik Batuan Utuh Kuliah
3A-1
2 - STRENGTH OF INTACT ROCK &
ROCK MASSES
3A-2
Kekuatan Batuan Utuh & Massa Batuan
3A-3
Efek Skala – Batuan Utuh – Massa Batuan
3A-4
Massa Batuan
3A-5
Process of
Geotechnical
Investigation
3A-6
Sifat-Sifat Batuan Utuh
Physical properties: density (r), specific weight (g), porosity, absorption, & void
ratio.
Mechanical properties (static & dynamic): sc, st, E, ts, c, f, & n
Dynamic properties: ultrasonic velocity
Hardness
Slake durability
3A-8
Peralatan Yang Digunakan
Preparasi Contoh Batuan
3A-10
Sifat Fisik
Wn - Wo
Natural water content x 100%
Wo
Wn
Natural density
Ww - Ws
Ww - Wo
Wo
Saturated water content x 100%
Dry density Wo
Ww Ws
Ww Wn - Wo
Saturated density
Ww Ws
Degree of saturation x 100%
Ww - Wo
Wo
Wn Ws
Apparent speciic grafity
Water density Ww - Wo
Porosity - n x 100%
Ww - Ws
Wo
Wo Ws
True specific grafity
Water density n
Void ratio
1 - n
3A-11
Kasus uji Sifat Fisik
Sam D L Wn Ww Ws Wo
pel (mm) (mm) (gr) (gr) (gr) (gr)
1 67,4 135,2 1346,5 1352,5 866,9 1341,9
2 54,4 109,35 685,63 697,9 443,13 640,60
Dari hasil pengujian Sifat fisik terhadap 2 sampel dilaboratorium didapatkan data seperti
tabel di atas.
Diminta : Tentukan sifat-sifat fisik batuan ( natural density, dry density, saturated density,
apparent specific gravity, true specific gravit,y, naural water content, saturated water
content, derajat kejenuhan, porosity, dan void ratio )
3A-12
Penentuan Kuat Tekan (Unconfined
Compressive Strength - UCS) & Deformabilitas
Batuan
Uji UCS dimaksudkan untuk mengukur kekuatan batuan utuh secara uniaksial
dalam bentuk geometri contoh batuan beraturan.
Pembebanan diukur dengan pengukur gaya (per/spring method) atau load
cell dan perpindahan aksial (searah pembebanan) dan lateral (tegak lurus
arah pembebanan) diukur dengan alat ukur perpindahan (10-3 mm) dial gauge
mekanis,dial gauge electronic atau LVDT
Informasi yang diberikan dari uji kuat tekan (UCS) :
Kurva tegangan regangan – constitutive behaviour
Kekuatan UCS
Modulus Young
Nisbah Poisson
Energi Fraktur
Energi Fraktur Spesifik
3A-13
ALAT-ALAT UJI TEKAN UNI AKSIAL
3A-14
Uji Unconfined Compressive Strength
L/D=2
L/D=2
L/D=2
0.5 DL
D + DD
ΔD
Lateral strain L
D
Cone failure
ΔL
Axial strain A
L
L/D=1
Bulk strain A 2 Lt
Friction constraint
3A-16
Form Data Pengujian Uji Tekan Uni Aksial
3A-17
Stress Strain Curve of UCS Test
Possion’s Ratio = (l/a) = b/a
Stress (MPa)
ε v εa 2 εl
Volumetric Failure
σc
2
σE Elastic limit
/ Yield Point
b a
σ50%
Δσ
1
Δε
ε50%
Lateral Strain (%) Closing Cracks Axial 3A-18
Uniaxial Compressive Strength Test
Stress Strain Curve Sandstone
45.0
s (MPa)
40.0
35.0
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
Axial Young’s modulus, E (defined as the ratio of the axial stress change
to axial strain produced by the stress change) of the specimen may be
calculated using any one of several methods employed in accepted
engineering practice.
Tangent Young’s modulus, Et, is measured at a stress level which is
some fixed percentage of the ultimate strength. It is generally taken at a
stress level equal to 50% of the ultimate uniaxial compressive strength.
Average Young’s modulus, Eav, is determined from the average slopes of
more-or-less straight line portion of the axial stress-axial strain curve.
Secant Young’s modulus, Es, is usually measured from zero stress to
some fixed percentage of the ultimate strength, generally at 50%.
3A-21
Young’s Modulus
s (MPa) s (MPa)
Secant
σc σc
σYP
σYP
Tangent
50% σc
50% σc Δσ
Δσ Δε
Δε
Axial (%)
Axial (%)
s (MPa)
Average
σc
σYP
Δσ
Δε
Axial (%) 3A-22
Possion’s Ratio
Poisson’s Ratio: the negative of the ratio of
lateral strain to the axial strain in an elastic
material subjected to a uniaxial stress.
In mechanics of deformable bodies: the
tendency of a material to expand or shrink in a
direction perpendicular to a loading direction is
known as the ‘‘Poisson effect.’’
Poisson’s Ratio: a mechanical property that
plays a role in the deformation of elastic
materials, it is utilized in rock engineering
problems associated with the deformation of
rocks, e.g. it is a required computational input
for the numerical stress analyses.
Value Poisson’s Ratio:
Very seldom, negative values or values > 0.5
Isotropic rocks pratically: 0 - 0.5
Most rocks: 0.05 - 0.45.
Rock engineering applications: 0.2 - 0.3
Coal = 0.25 – 0.346 3A-23
Brittle Fracture - Shear Failure
Axial Failure – Cone failure
3A-24
KASUS UJI TEKAN UNI AKSIAL
Gaya ∆L ∆D σ ε.Ak ε.Lt ε.Vol.
No (kg) (x0.01mm) (x0,01mm) (kg/cm2) (x0,01) (x0,01) (x0,01)
0 0 0 0 -
1 100 100 4 -
2 200 150 10 -
3 300 190 17.5 -
4 400 240 23 -
5 500 280 28 -
6 600 310 34 -
7 700 330 41 -
8 800 360 48 -
9 900 400 75 -
10 1000 500 120 -
11 1050 600 220 -
Dari pengujian UCS didapatkan data dalam tabel diatas. Ukuran sampel D = 40 mm dan L = 90 mm,
Diminta :
a. Hitung tegangan, regangan aksial, regangan lateral, dan regangan volumetrik..
b. Gambar kurva tegangan – regangan (σ - ε.Ak), (σ - ε.lt), (σ - ε.vol),
c. Tentukan nilai; kuat tekan (σc), tegangan elastis (σe), modulus tangen (Et), modulus rata-rata (Eav), dan
modulus sekan (Es) 3A-25
IndirectTensile Strength – Brazilian Test
st = Indirect tensile strength, MPa
2F D = Diameter, mm
σt F = Load, N
πDt t = Thickness, mm
UTS << UCS
UCS/UTS = Toughness ratio = Brittleness
Index
BI menaik kinerja rock cutting menjadi baik
3A-26
Bottom Jig Brazilian
Uji Kuat Tarik Langsung
(Direct Tensile Strength)
3A-27
Kuat Tarik Langsung
(Direct Tensile Strength)
3A-28
Point Load Index (PLI)
3A-32
Uji Triaksial
Uji ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan
batuan utuh di dalam kondisi tegangan triaksial.
Data yang diperoleh dari uji ini dibutuhkan untuk
menentukan:
Selubung kekuatan (intrinsic curve)
Kuat geser (t)
Sudut gesek dalam (f)
Kohesi (C)
3A-33
SEL Uji Triaksial
3A-34
Sel Triaksial Tipe
Von Karman
1. Platen penekan
2. Bola baja
3. Spheical seat
4. Alat bantu transducer
5. Contoh batuan
6. Piston berongga utk tekanan pori
7. Sonic transmitter
8. Sonic receiver
9. Selubung karet
10. Ring pengikat selubung karet
11. Strain gauges
12. Pipa utk tekanan pori
13. Pipa utk kabel transducer
14. Ruang fluida pemampat
15. Dinding sel
16. Lubang masuk fluida pemampat
17. Lubang keluar fluida pemampat
18. Lubang masuk tekanan udara
19. Slide bearing
20. Sliding seal
21. Baut
22. Seal pada plat dasar sel
23. Lubang masuk tekanan pori
24. Lubang keluar tekanan pori
25. Port kable strain gauges
26. Port kable transducer
3A-35
Uji Triaksial Konvensional
1 2 3
s31 s31 s32 s32 s33 s33
s
3
2 s33 > s32 > s31 s13 > s12 > s11
1
3A-36
Lingkaran Mohr dan Kurva Intrinsic Uji Tri aksial
3A-37
Mohr Coulomb – Linear; Mohr – Curve linear concave downwards;
s1 Maximum major principal stress at failure
in the limit, the envelope may assume the form of a straight line
(Coulomb criterion)
Mohr - Coulomb
Mohr
Compression uniaxial
f
s1
b
Shear stress - t
s3 Compression
triaxial
b
s3 Minor principal D
stress /confining
pressure
tmax
Uniaxial tension
t
c
E 2b
st s3 sn sc B s1
A
Tension Normal Stress - sN Compression
3A-38
Lingkaran Mohr & Kurva Intrinsic
s3 s1
30 No
(MPa) (MPa)
1 1.00 22.61
25 t = c + sN Tan f
2 2.00 25.70
t = 5.22 + sN Tan 32.81
Shear Stress (MPa)
20 3 3.00 29.34
f
15
10
5
c
0 s31 s33 s11
0 s32 5 10 15 20 s
25 s13
30
12 3B-39
Normal Stress (MPa)
Lingkaran Mohr & Kurva Intrinsic Batupasir
Triaxial
Representasi TestMohr-Coulomb
dari Kriteria Failure
100
75
t = s n tan 32 o + 8,44
Shear Stress, t (MPa)
50
25
0
0 25 50 75 100 125 150
3A-40
Kasus uji tri aksial
D H σ3 Gaya N A σ1
No (cm) (cm) (kg/cm2) (kg) (cm2) (kg/cm2)
1 5.5 11 20 3000
2 5.3 11 60 5000
3 5,4 11 90 7200
4 5,3 11 120 9100
5 5,3 11 150 11300
Dari hasil pengujian tri aksial terhadap 5 sampel dilaboratorium didapatkan data seperti
tabel di atas.
Diminta :
a. Tentukan tegangan σ1
b. Gambar garis selubung kekuatan geser
c. Tentukan nilai Kohesi (c) , sudut geser dalam (Ф), persamaan garis selubung
kekuatan
3A-41
Uji Geser Pons (Punch Shear Test)
3A-44
Kohesi
3B-45
Untuk memahami sudut gesek dalam (f),
perlu dibayangkan sebuah balok dengan Ilustrasi Geser
berat W berada pada permukaan sebuah
bidang miring yang licin dengan luas bidang
sentuh sebesar A
Balok tersebut memiliki gaya penggerak yang
diakibatkan oleh beratnya sendiri yaitu
sebesar W sin q sedangkan gaya normal N
dan koefisien gesek menghasilkan gaya
penahan yang disebut dengan gaya gesek
Fs. Koefisien gesek merupakan faktor
internal yang besarnya sama dengan tan f.
Pada saat balok akan tergelincir, maka
besarnya gaya penahan sama dengan gaya
penggerak sehingga diperoleh persamaan.
W sin q = tan f . (W cos q )
tan q = tan f Balok pada permukaan bidang miring
q= f
Pada kondisi seperti ini, sudut kemiringan
bidang tersebut sama dengan sudut gesek
dalam (f) dengan catatan kohesi sama
dengan nol. 3B-46
Shear Strength - Sandstone
1400 1000
Peak Peak
1200
tp = 728,68 + sn tan 44,28o 800
Residual
1000 2
R = 0,9368
600
800
Residual tp = 105,92 + sn tan 57,25o
600 400 R2 = 0,9401
ts = 217,02 + sn tan 40,74o
400 ts = 108.64 + sn tan 52,17o
R2 = 0,8767 200
200 R2 = 0.8903
0
0
0 200 400 600 800 1000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Norm al strength (kPa)
Norm al strength (kPa)
3A-47
Factors Influence Rock Shear Strength
Intrinsic factors
cohesion
Receiver
Transducer
Transmitter l PUNDIT
Transducer
F Contoh F
3A-49
Compressional and Shear Wave Velocities
L L
Vp Vs
tp ts
3A-51
Hubungan UCS &
Kecepatan Ultrasonik Vp
Vp untuk pemilihan alat gali dan penentuan keberadaan kekar
Hubungan UCS & Vp sulit ditentukan tanpa memperhitungkan faktor-faktor
di dalam batuan.
Faktor-faktor: beban pada contoh saat pengujian, porositas, pre-existing
crack, bobot isi, kandungan air, ukuran butir & komposisi mineral.
Kahraman (2001) hubungan non-linear antara sc dan Vp dengan
menggunakan variasi contoh batuan dari penelitiannya Goktan & Wade et
al. sehingga lebih andal utk prediksi UCS daripada Vp.
3C-54
Point Load Index (PLI)
P
P W
P
L > 0,5D
L
L
D D D
W2
P W1
P P
3C-58
Tipikal Model Failure Untuk Valid dan
Invalid Test
3A-59
PLI vs. UCS
(Hawkins, 1989)
3A-60
Hubungan UCS & PLI
Gunsallus & Kulhawy (1984) sc = 16,51s(50) + 51 dolostone, batu pasir, batu gamping
Cargill & Shakoor (1990) sc = 23Is(54) +13 batuan sedimen, batuan metamorf
Kahraman (2001) sc = 8,41Is(50) + 9,51 batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
Is(50)
Tsidzi (1990) sc batuan metamorf
0,03 0,003 Is(50)
Point Load Index
0.45
F F D
Is 2 Is(50) k 2 k
D D 50
3C-62
Hubungan UCS & PLI
Gunsallus & Kulhawy (1984) sc = 16,5Is(50) + 51 dolostone, batu pasir, batu gamping
Cargill & Shakoor (1990) sc = 23Is(54) +13 batuan sedimen, batuan metamorf
Kahraman (2001) sc = 8,41Is(50) + 9,51 batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf
Is(50)
Tsidzi (1990) sc batuan metamorf
0,03 0,003 Is(50)
3C-63
Impact Strength Index (ISI)
3C-64
Hubungan UCS & Impact Strength
Index (ISI)
Uji ISI sudah tidak direkomendasikan lagi oleh ISRM 1986 – Commision on
Testing Methods Groups on Test For Drilling and Boring, sehingga
perkembangan penelitian untuk mengembangkan kegunaannya, baik untuk
memprediksi nilai UCS maupun manfaat lainnya, menjadi kecil.
Kahraman (2001), data hasil uji ISI relatif konsisten daripada UCS dan uji
indeks lainnya.
3C-65
Schmidt Hammer
Ada 2 tipe untuk batu dan beton: L & N. Energi impak (EI) tipe L
= 0,735 J = 1/3 EI tipe N & dimensinya juga lebih besar.
Tipe L untuk uji contoh batuan silinder & tipe N untuk contoh
batuan besar; blok batuan / langsung pada massa batuan.
Terdiri dari piston yang dikombinasikan dengan per. Piston 3
secara otomatis terlepas dan menumbuk permukaan kontak
dengan batuan ketika hammer ditekan ke arah permukaan
Keterangan
batuan. Piston tersebut akan segera memantul kembali ke arah
1. Contoh batuan
dalam hammer. Jarak pantul piston yang terbaca pada indikator
2. Impact Plunger
dinyatakan sebagai nilai pantul Schmidt Hammer. Nilai pantul 3. Indikator angka
Schmidt Hammer = rata-rata 10 pengujian. Jarak pantulan ini
merupakan fungsi dari jumlah energi impak yang hilang akibat 2
Hammer & SW of
Rock
50.0
Hammer Direction
UCS = 1.058 R - 5.189
30.0
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
15 20 25 30 35 40
R Schmidt Hammer (Rebound Value)
3C-67
Schmidt Hammer – L type hammer
Menduga “Joint Compressive
Strength”
Schmidt hammer
3C-68
Hubungan UCS & Schmidt Hammer
Hubungan tsb memperlihatkan kecenderungan penggunaan bobot
isi sebagai variabel tambahan pada hampir semua persamaan
korelasi antara UCS dan Schmidt Hammer
Tipe
Referensi Persamaan Tipe Batuan
Hammer