Proses Pembuatan Besi & Baja: Semester Genap 2018/2019 Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno
Proses Pembuatan Besi & Baja: Semester Genap 2018/2019 Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno
Proses Pembuatan Besi & Baja: Semester Genap 2018/2019 Prof. Dr.-Ing. Bambang Suharno
Peralatan
Pertahanan
BAJA
Infrastruktur
Peralatan
Rmh Tangga Transportasi
Tek.Informasi
PT KRAKATAU STEEL
4 Jalur Pembuatan Besi Baja
• Tanur Tinggi (Blast Furnace) – Besi Cair-
BOF – Baja Cair
• Reduksi Langsung (mis Hylsa) – Sponge
Iron – EAF – Baja Cair
• Scrap – EAF – Baja Cair
• Smelting Reduction – Besi Cair – BOF –
Baja Cair
Jalur Pembuatan Baja Dunia
SCRAP
LONG PRODUCT
World Steel Production (Million Ton)
World Steel Production (Million Ton)
World Steel Production (Million Ton)
World Steel Production (Million Ton)
Cadangan Bijih Besi Dunia
Ratio Scrap/ Crude Steel
Production
Ketersediaan Scrap Dunia
Keuntungan Penggunaan Scrap
• Hemat energi: dibandingkan dengan energi yang
dibutuhkan untuk proses pembuatan baja dengan bahan
baku bijih besi.
• Mendukung upaya konservasi sumber daya mineral dan
batubara
• mengurangi emisi gas rumah kaca CO2
• Untuk setiap 500 ton scrap yang diolah maka:
– Menurunkan emisi gas CO2 sebesar 700 ton.
– Mengurangi pemakaian bijih besi sebanyak 710 ton.
– Menekan pengunaan batubara antrasit sebanyak 220 ton
Kelemahan Penggunaan Scrap
• Tantangan terbesar dalam proses daur ulang
scrap adalah bagaimana menghilangkan
pengotor-pengotor yang melekat pada scrap.
• Keberadaan pengotor pada scrap akan
mengganggu proses pembuatan baja dan
menurunkan kualitas baja
• Karenanya scrap harus memenuhi standar
dan spesifikasi yang telah ditentukan.
Kebutuhan Baja Indonesia
Produksi Baja Indonesia (11 Juta Ton)
(Potret Jalur Teknologi dan Bahan Baku)
Integrated Steel Mill Mini Mill
Iron Making Blast Furnace Direct Reduction -
(hot metal/pig iron) (sponge iron)
Steel Making BOF-Concast EAF-Concast EAF-Concast
Production T/year 3 Juta 2.75 Juta 6.05 Juta
Posko-KS (30 % an) (70% an)
Pengembangan KS
(1.5 Juta) Thn 2015
Number of Company (2) 1 IISIA : 51
Non IISIA : 29
Raw Material Import ? Iron Ore: 2.6 Juta Scrap: 5 – 6 Juta
(T/year) Scrap: 0.5 Juta
Slab/Billet : 0.8 – 1.6
Juta
Raw Material Local - ? Scrap: 2 Juta
(T/year)
Industri Baja Indonesia
• Indonesia masih tergantung pada bijih besi (pelet) impor untuk bahan
baku pembuatan baja
• Indonesia juga masih harus mengimport scrap untuk mini mills steel plan
• Kebutuhan baja yang tinggi lebih besar dari produksi yg dihasilkan
(mengharuskan import)
• Indonesia juga mengimport hampir semua baja baja khusus (alloy Steel)
• Pelet impor :
– Harga mahal (2007, CNF > 100 US$/Ton)
– Transportasi mahal
– Suplai tidak bisa dikendalikan
• Bijih besi lokal :
– Jumlahnya cukup banyak terutama bijih besi laterit
– Harga murah (FOB 17 US$/ Ton)
– Transportasi murah, Suplai bisa dikendalikan
• Bijih besi merupakan komponen biaya produksi utama pembuatan baja
Biaya Produksi Iron Making ( Hyl-III )
Lain -- 2
1% Listrik
3%
Variabel = 94 %
Total
Energi Gas
Pellet
Pellet 19%
18% 15%
79%
73%
Tetap
Listrik
Others 3% 14,5%
Gas 0,3 %
Electrode 2, 45%
Variabel = 91,9 %
Total
High C Steel
> 0,5%
Low Alloy Steel
< 8% Alloying Element
Corrosion Resistant
High Alloy Steel
> 8% Alloying Element Heat Resistant
Wear Resistant
Future Development of Steel
- Baja belum sepenuhnya dikembangkan
- Masih banyak kemungkinan
pengembangannya
• Pengurangan Elemen Pengotor dan Non
Metalic Inclusion ke level yang sangat rendah
dapat meningkatkan
– Ductility
– Toughness
– Fatique Strength
– Corrosion Resistance
Future Development of Steel
- FINE STRUCTURE CONTROL
Kontrol dalam besar butir/ tekstur/
mikrostructure dapat meningkatkan
– Formability
– Toughness
– Ketahanan Abrasiv
– Sifat Magnetis/ Elektromagnetis
Dikombinasikan dengan: New Alloy Composition,
New Precipitate
Future Development of Steel
- ADVANCED SURFACE MODIFICATION
– Untuk High Corrosion Resistance
– High Hardness/ wear resistance
– Soiling Resistance
• COMPOSITE of STEEL and OTHER
MATERIALS
– Menghasilkan “new properties”
• Lebih kuat, lebih tangguh