Clinical Trial Design Kuliah MKDU 2020
Clinical Trial Design Kuliah MKDU 2020
Clinical Trial Design Kuliah MKDU 2020
Experimental Study
• Keyword
Clinical Trial:
• Compares treatment (intervention, maneuver)
• Treatment: drugs(s), surgical method, psychological,
nutrition, health education, etc efficacy, harm, prevention
Table 3. Applying Classification of Recommendations and Level of Evidence
*Data available from clinical trials or registries about the usefulness/efficacy in different subpopulations, such as gender, age, history of diabetes, history of prior
myocardial infarction, history of heart failure, and prior aspirin use. A recommendation with Level of Evidence B or C does not imply that the recommendation is weak.
Many important clinical questions addressed in the guidelines do not lend themselves to clinical trials. Even though randomized trials are not available, there may
be a very clear clinical consensus that a particular test or therapy is useful or effective.
†In 2003, the ACC/AHA Task Force on Practice Guidelines developed a list of suggested phrases to use when writing recommendations. All guideline
recommendations have been written in full sentences that express a complete thought, such that a recommendation, even if separated and presented apart from
the rest of the document (including headings above sets of recommendations), would still convey the full intent of the recommendation. It is hoped that this will
increase readers’ comprehension of the guidelines and will allow queries at the individual recommendation level.
Berbagai bentuk uji klinik
seperti
1). Rancang kelompok paralel dengan besar sampel pasti. Masalah
utama pada rancang paralel ini adalah kondisi pasien saat awal penelitian
berbeda satu dengan lainnya dan efek terapi pada semua pasien harus
diestimasi secara valid dan handal;
2). Cross-over dimana pasien menerima lebih dari satu perlakuan. Contoh
sederhana adalah rancang 2X2 dimana satu kelompok pasien menerima
dua terapi A dan B dengan urutan AB, sementara kelompok lainnya
menerima terapi B dan A dengan urutan BA yang diacak menjadi dua
kelompok A dan B, kemudian B dan A. Rancang ini hanya cocok untuk
penyakit kronik dan stabil, dan
3). Rancang faktorial. Suatu rancang faktorial yang meneliti beberapa
terapi dengan kontrol dilakukan dengan melakukan randomisasi secara
serentak untuk masing-masing 3 terapi aktif dengan kontrolnya dengan
rancang faktorial 2X2X2. Pada rancang ini, interaksi dan efek kombinasi
diantara terapi aktif dapat diketahui.
Placebo effect
Suatu plasebo didefinisikan sebagai substansi atau
prosedur yang secara obyektif tidak memiliki aktivitas
terhadap kondisi yang diobati. Pasien yang diberikan
plasebo sering memberikan efek yang secara nyata
dirasakan sebagai perbaikan pada kondisi klinik pasien.
Efek plasebo pada suatu individu melibatkan
mekanisme neurobiologi dari aktivitas nyeri,
imunosupresi, penyakit Parkinson dan depresi . Dengan
teknik pemindaian otak, dapat ditunjukkan bahwa
plasebo dapat memberikan efek fisiologik nyata yang
dapat diukur dalam otak.
Regression to the mean
(RTM)
adalah suatu fenomena statistik yang
dapat membuat variasi alamiah pada
data berulang yang kelihatannya seperti
terjadi perubahan yang sesungguhnya.
Fenomena ini terjadi bila hasil
pemeriksaan yang terlalu besar atau
terlalu kecil dilulang menghasilkan hasil
berikutnya mendekati nilai rerata.
Efek Hawthorne
• Pragmatic trial
• Explanatory trial
Hierarchy of evidence
• Meta-analysis of RCT
•2 by 3 factorial design
• Before-after study
Pragmatic trials:
100
70
Exp N
b 20
R
Y 15
Ctrl
100 120
N
Pragmatic trial (ITT) vs explanatory
(perprotocol)
A and b, are accounted as failure of Exp arm
Explanatory trials
• Analysis
On treatment analysis:
• VALID
• IMPORTANT
• APPLICABLE
Patients and Methods
3. BLINDING
• Single blind
• Double blind (dummy)
Methods
4. INTERVENTION
5. FOLLOW-UP
6. ANALYSIS
– Demography
– Severity of the disease
– Co-morbidity
– Co-treatments
Diagram. cara pelaporan uji klinik terkendali menurut CONSORT gudeline
Figures/tables
A study
• Double-blinded randomized controlled trial with
intention to treat analysis
• Antihypertensive drugs (AHD), for 2 years
• Target disorders: diastolic BP < 90 – 100 mmHg
• Event being prevented: stroke
• Adverse event: mild cough
B. IMPORTANCE
Y N
E 40 10 50
C 30 20 50
X2 = ; df = 1; p = 0.04
B. IMPORTANCE
Y N
E 40 10 50
C 30 20 50
USA, 1960’s
Newspaper: The risk of suffering from deep vein thrombosis in OC
users was 2 times compared to that in non OC users!
(This is a RRR)
Closer examination:
The risk for DVT in non OC: 1/100.000 person-year
The risk for DVT in OC: 2 / 100.000 person-year
Y N
E 40 10 50
C 30 20 50
CI for NNT:
NNT = 1 / ARR
The calculate
1 / (upper CL of ARR)
and 1 / (lower CL of ARR)
Calculating CI for NNT
95% CI ARR
= ARR ± 1.96V(p1q1/n1 + p2q2/n2)
= 0.2 ± 1.96V(0.4x0.6)/50 + (0.2x0.8/50)
=0.2 ± 1.96 x 0.09
= 0.2 ± 0.17 = 0.03 ; 0.37
NNT = 5
• A patient has a 1 in 5 chance of being helped by AHD
NNH = 2
• A patient has a 1 in 2 chance of suffering an adverse event as a
result of taking AHD
0 0.5 1.0
The patient think that having stroke is 0.95
and having cough 0.05, so that s=0.95/0.05
s= 19 meaning stroke 19 times worse than
cough
Adjust patient’s individual risk (PEER) to
study subject CER
Penyamaran 2 1 poin bila penya-maran disebutkan “Uji klinik dilaku-kan secara buta
(Blinding) ganda (double- blind)”
1 poin tambahan bila metode penyamaran Memekai tablet atau ampul yang
memadai identik. Memakai tablet dengan
bentuk, warna sama, namun rasa
yang berbeda.
Laporan terhadap 1 Nasib semua pasien dalam penelitian “Dijumpai 40 pasien yang diacak,
nasib semua subyek diketahui. namun data1 pasien pada kelompok
Bila tidak ada data, alasannya disebut-kan terapi dan 2 pasien pada kelompok
kontrol dikeluarkan karena
melanggar protokol”
TERIMA KASIH