ADW Presentasi Desain Ruangan RS Perdalin 2021

Download as pptx, pdf, or txt
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 50

Desain Ruangan RS sesuai Prinsip PPI

Agung Dwi Wahyu Widodo


Departemen Mikrobiologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Unair
Departemen Mikrobiologi Klinik, RSUD Dr Soetomo Surabaya
Subyek
• Sejarah Rumah Sakit
• Prinsip Konstruksi Rumah sakit
• Pengendalian lingkungan RS
• Disain dan Konstruksi Bangunan
• References
Hippocrates of Cos- Asklepion
The Middle Age Hospital
Mediavel Hospital
Bimaristan- Darusy Syifa’
Door of the Moristan of Kala'oon
(1878)
The First Hospital-Hotel Dieu Paris
1,200 beds
Miasma – Perang Krimea (1854)
Sciutari Barrack, Turkey
Dulu Sekarang
One of the wards in the hospital at Scutari
DEFECTS IN EXISTING HOSPITAL PLANS
AND CONSTRUCTION.
• the conditions essential to the
health of hospitals are principally these

• I. Fresh Air.
• 2. Light.
• 3. Ample Space.
• 4. Subdivision of Sick into Separate Buildings
or Pavilions
The principal causes
• 1. Selection of Bad Sites and Bad Local Climates for Hospitals.
• 2. Construction of Hospitals on such a plan as to prevent Free Circulation
of External Air,
• 3. Defects in Ward Construction injurious to Ventilation including :—
Defective Height of Wards ; excessive Width
of Wards between the Opposite Windows ; arranging the Beds along the
Dead Walls ; having more than two Rows of Beds between the opposite
Windows ; having Windows only on one Side, or having a closed Corridor
connecting the Wards.
• 4. Defective Means of Natural Ventilation and Warming.
• 5. Defects of Drainage, Waterclosets, Sinks, &c.
• 6. Using Absorbent Materials for Walls and Ceilings, and Washing Floors
of Hospitals.
• 7. Defective Hospital Kitchens.
• 8. Defective Hospital Laundries.
• 9. Defective Accommodation for Nursing and Discipline.
• 10. Defective Ward Furniture.
Hospital Dubrava Zagreb
University of Virginia Hospital
Pensylvania Hospital
The principal causes of
• 1. Selection of Bad Sites and Bad Local Climates for
Hospitals.
• 2. Construction of Hospitals on such a plan as to prevent
Free Circulation of External Air,
• 3. Defects in Ward Construction injurious to Ventilation
including :—Defective Height of Wards ;
• 4. Defective Means of Natural Ventilation and Warming.
• 5. Defects of Drainage, Waterclosets, Sinks, &c.
• 6. Using Absorbent Materials for Walls and Ceilings, and
Washing Floors of Hospitals.
• 7. Defective Hospital Kitchens.
• 8. Defective Hospital Laundries.
• 9. Defective Accommodation for Nursing and Discipline.
• 10. Defective Ward Furniture.
PRINCIPLES OF HOSPITAL CONSTRUCTION
• 1. How MANY FLOORS TO THE PaVILION
2. How MANY WARDS TO THE FLOOR
3. How MANY BEDS TO THE WARD
4. How MUCH SPACE TO THE BED
5. How MANY Beds to a Window
6. What are healthy Walls and Ceilings
7. What are healthy Floors
8. Where and what should be the Sister's
Room and Scullery
• 9. Where and what should be the Bath-room and
Lavatory
• 1O. Where and what should be the Water-closets
and Sinks
• 11. How to Ventilate Wards
• 12. How the Ward should be furnished
• 13. What the Bedding should be Always hair
• 14. What should be the Water Supply
• 15. How the Hospital should be drained and
sewered
• 16. Where and what should be the Kitchen
• 17. How to dispose of the foul
• 18. Where and how lighted, the Operating Room
Pengendalian Lingkungan
• Pengendalian lingkungan di fasilitas pelayanan
kesehatan, antara lain berupa upaya perbaikan
• Kualitas udara
• Kualitas air
• Permukaan lingkungan
• Desain dan konstruksi bangunan
• dilakukan untuk mencegah transmisi
mikroorganisme kepada pasien, petugas dan
pengunjung
Lampiran PMK no 27 tahun 2017
Desain dan konstruksi bangunan
• Desain harus mencerminkan kaidah PPI yang mengacu
pada pedoman PPI secara efektif dan tepat guna.
• Desain dari faktor berikut dapat mempengaruhi penularan
infeksi yaitu :
• Jumlah petugas kesehatan,
• Desain ruang rawat, luas ruangan yang tersedia,
• Jumlah dan jenis pemeriksaan/prosedur,
• Persyaratan teknis komponen lantai, dinding dan langit-
langit,
• Air, listrik dan sanitasi, ventilasi dan kualitas udara,
• Pengelolaan alat medis reused dan disposable,
• Pengelolaan makanan,laundry dan limbah.
Disain Bangunan Rumah Sakit
Desain jumlah petugas kesehatan
• - Perencanaan kebutuhan jumlah petugas
kesehatan disesuaikan dengan jumlah pasien
• - Pertimbangan faktor kelelahan bisa
berakibat kelalaian.
• - Tingkat kesulitan pelayanan terhadap pasien
berdasarkan tingkat risiko jenis penyakit
Desain ruang rawat
• - Tersedia ruang rawat satu pasien (single room)
untuk isolasi pasien infeksius dan pasien dengan
imunitas rendah.
- Jarak antar tempat tidur adalah ≥1 meter. Bila
memungkinkan 1,8 m.
- Tiap kamar tersedia fasilitas Alcohol–Based
Hand Rub (ABHR), disarankan untuk ruang rawat
intensif tersedia ABHR di setiap tempat tidur. -
Tersedia toilet yang dilengkapi shower di setiap
kamar pasien.
Ruang Rawat Pasien
Luas ruangan yang tersedia
• - Ruang rawat pasien disarankan mempunyai
luas lantai bersih antara 12-16 m2 per tempat
tidur.
- Ruang rawat intensif dengan modul kamar
individual/kamar isolasi luas lantainya 16-20
m2 per kamar.
- Rasio kebutuhan jumlah tempat duduk di
ruang tunggu bagi pengunjung pasien adalah
1 tempat tidur pasien:1-2 tempat duduk
Ruangan Bangsal Perawatan
Jumlah, jenis pemeriksaan dan
prosedur
• - Kebutuhan ketersediaan alat medis dan APD
berdasarkan jenis penyakit yang ditangani. -
Lokasi penyimpanan peralatan medis dan
APD di masing-masing unit pelayanan harus
mudah dijangkau, tempat penyimpanannya
harus bersih dan steril terutama peralatan
medis harus steril.
Pencahayaan Ruangan
Persyaratan teknis komponen lantai
• Komponen lantai dan permukaan lantai meliputi:
• Kontruksi dasar lantai harus kuat di atas tanah
yang sudah stabil, permukaan lantai harus kuat
dan kokoh terhadap beban.
• Permukaan lantai terbuat dari bahan yang
kuat,halus, kedap air mudah dibersihkan, tidak
licin, permukaan rata, tidak bergelombang dan
tidak menimbulkan genangan air. Dianjurkan
menggunakan vinyl dan tidak dianjurkan
menggunakan lantai keramik dengan nat di ruang
rawat intensif dan IGD karena akan dapat
menyimpan mikroba.
Persyaratan teknis komponen lantai

• • Permukaan lantai terbuat dari bahan yang kuat,


mudah dibersihkan secara rutin minimal 2 (dua)
kali sehari atau kalau perlu dan tahan terhadap
gesekan dan tidak boleh dilapisi karpet.
• • Penutup lantai harus berwarna cerah dan tidak
menyilaukan mata.
• Lantai yang selalu kontak dengan air harus
mempunyai kemiringan yang cukup ke arah
saluran pembuangan air limbah.
Persyaratan teknis komponen lantai
• • Pada daerah dengan kemiringan kurang dari 7O,
penutup lantai harus dari lapisan permukaan
yang tidak licin.
• • Pertemuan antara lantai dengan dinding harus
menggunakan bahan yang tidak bersiku, tetapi
melengkung untuk
memudahkan pembersihan lantai (hospital plint).
• • Memiliki pola lantai dengan garis alur yang
menerus ke seluruh ruangan pelayanan.
Lantai Rumah sakit
Persyaratan Dinding
• Komponen dinding meliputi:
• Dinding harus mudah dibersihkan,tahan cuaca
dan tidak mudah berjamur.
• Lapisan penutup dinding harus bersifat tidak
berpori sehingga dinding tidak menyimpan debu.
• Warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan
mata.
• Pertemuan antara dinding dengan dinding
harus tidak bersiku, tetapi melengkung untuk
memudahkan pembersihan dan mikroba tidak
terperangkap di tempat tersebut.
Dinding Rumah Sakit
Persyaratan Langit-langit
• Komponen langit-langit meliputi:
• Harus mudah dibersihkan, tahan terhadap
segala cuaca, tahan terhadap air, tidak
mengandung unsur yang dapat
membahayakan pasien, serta tidak berjamur. •
Memiliki lapisan penutup yang bersifat tidak
berpori sehingga tidak menyimpan debu. •
Berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan.
Langit-langit Rumah sakit
Air, Listrik dan Sanitasi
• Air dan Listrik di RS harus tersedia terus menerus selama 24
jam.
• Air minum harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan
oleh pemerintah, jadi harus diperiksa secara teratur dan rutin
setiap bulan sekali.
• Pengelolaan air yang digunakan di unit khusus [kamar operasi,
unit hemodialisis, ICU (pasien dengan kebutuhan air khusus)]
harus bisa mencegah perkembangan mikroba lingkungan
(Legionella sp, Pseudomonas, jamur dan lain-lain) dengan
metode Reverse Osmosis (di dalamnya terjadi proses
penyaringan atau desinfeksi menggunakan sinar ultraviolet
atau bahan lainnya).
• Toilet dan wastafel harus dibersihkan setiap hari.
Ventilasi dan Kualitas udara
• Semua lingkungan perawatan pasien diupayakan
seminimal mungkin kandungan partikel debu, kuman
dan spora dengan menjaga kelembaban dan
pertukaran udara.
• Pertukaran udara dalam tiap ruangan berbeda tekanan
dengan selisih 15 Pascal. Ruang perawatan biasa
minimal 6X pergantian udara per jam, ruang isolasi
minimal 12X dan ruang kamar operasi minimal
20Xperjam.
• Perawatan pasien TB paru menggunakan ventilasi
natural dengan kombinasi ventilasi mekanik sesuai
anjuran dari WHO
Ventilasi Rumah Sakit
Pengelolaan alat medik reused dan
disposable
• Pengelolaan alat medik bersih dengan yang kotor harus
terpisah.
• Persiapan pemasangan infus dan suntikan dilakukan di
ruang bersih dan terpisah dari ruang prosedur kotor
(pencucian pispot pasien, alat terkontaminasi, dan lain-
lain).
• Harus tersedia ruangan sterilisasi alat medik. Semua alat
steril harus disimpan di lemari/wadah tertutup dan bebas
debu dan kuman.
• Alat disposable tidak boleh diproses/dicuci, tetapi langsung
dibuang di tempat sampah sesuai jenis limbahnya, baik
yang infeksius maupun atau non-infeksius
Pengelolaan makanan
• a. Pengelolaan makanan pasien harus dilakukan
oleh tenaga terlatih. Semua permukaan di dapur
harus mudah dibersihkan dan tidak mudah
menimbulkan jamur.
b. Tempat penyimpanan bahan makanan kering
harus memenuhi syarat penyimpanan bahan
makanan, yaitu bahan makanan tidak menempel
ke lantai, dinding maupun ke atap.
c. Makanan hangat harus dirancang agar bisa
segera dikonsumsi pasien sebelum menjadi
dingin. Makanan dirancang higienis hingga siap
dikonsumsi pasien.
References
References
References
Arigatou Gozaimasu

You might also like