Artikel MDP Fiqh Kel.1
Artikel MDP Fiqh Kel.1
Artikel MDP Fiqh Kel.1
Tatik Padilah
Institut Agama Islam Darussalam (IAID), Ciamis-Jawa Barat
Email: tatikpadilah046@gmail.com
Ulfa Lutfiatul Azmi
Institut Agama Islam Darussalam (IAID), Ciamis-Jawa Barat
Email: ulfaazmi26@gmail.com
Abstract
Islam is a sharia religion in which there are rules, commands and prohibitions that must be
obeyed. Commands that must be carried out include worship, directly to Allah or through
Allah's creatures, worship that is carried out every day, and worship that is carried out at
certain times, the provisions of which Allah has explained clearly in the study of Fiqh.
Thus, the study the science of Fiqh is very important for all Muslims to understand. The
learning must be understandable by every learner, so that it can be applied in his daily life,
from the time he reaches puberty, becomes a Muslim, until the end of his life.
In order for learning to be achieved well, educators must be able to master learning. Before
learning begins, educators must plan or plan in advance how the learning will be carried
out later, so that the objectives of the learning will be measurable and visible. Learning
science can be interpreted as the process of designing learning objectives, learning
materials, learning experiences, learning resources, and learning evaluation based on
student characteristics so that students are willing and able to learn. For this reason,
designing learning must begin with activities analyzing the development of students.
Abstrak
Agama islam merupakan agama syariat yang didalamnya terdapat aturan, perintah dan
larangan yang harus ditaati. Perintah yang harus dilaksanakan diantaranya beribadah,
langsung kepada Allah ataupun lewat makhluk ciptaan Allah ibadah yang dilakukan setiap
hari, dan ibadah-ibadah yang dilakukan di waktu-waktu tertentu, yang mana ketentuannya
sudah Allah jelaskan dengan jelas dalam kajian ilmu Fiqih. Dengan demikian, kajian ilmu
Fiqh sangatlah penting untuk difahami seluruh umat islam. Dalam pembelajarannya harus
bisa dimengerti oleh setiap pembelajar nya, agar dapat diterapkan dalam kehidupannnya
sehari-hari, dari sejak ia baligh, menjadi mukalaf, sampai akhir hayatnya.
Agar pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka para pendidik harus bisa menguasai
pembelajaran. Sebelum pembelajaran dimulai pendidik harus merancang atau mendesain
terlebih dahulu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan nantinya, sehingga tujuan dari
pembelajaran akan terukur dan terlihat. Desain pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pengalaman belajar, sumber-
1
sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik agar
peserta didik mau dan mampu untuk belajar. Untuk itu, mendesain pembelajaran harus
diawali dengan kegiatan menganalisis perkembangan peserta didiknya.
Kata Kunci: Desain Pembelajaran, Perencanaan, Fiqih
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang berkhusus atau berfokus pada
materi yang terdapat dalam syari’at Islam yang berisikan pembelajaran keagamaan Islam,
salah satu peran penting pendidikan ini antara lain menjadikan peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta menerapkan
keyakinan yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengamalan dari
Pancasila sila pertama sebagai ideologi negara Indonesia dan berarti pendidikan ini juga
menjadi hak bagi bangsa atau rakyat Indonesia untuk mendapatkannya sebagaimana dalam
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 12 ayat 1 huruf a yang
berisi mengamanatkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pendidikan agama sesuai agama yang dianutnya dan diajar oleh pendidik
yang seagama.
Agama Islam merupakan agama yang menyeluruh dalam kehidupan ini baik dunia
maupun akhirat, keduanya tertata dan teroganisir aturan yang akan menjadi petunjuk
keselamatan bagi yang menganutnya bahkan sampai hal terkecil sekalipun sehingga
sangatlah luas pembelajarannya maka terspesifikasilah menjadi beberapa bagian untuk
memudahkan mempelajarinya, bagian-bagian tersebut antara lain; akidah atau tauhid:
mengenai keyakinan atau ketuhanan, kenabian dan hal ghoib lainnya; muamalah:
mengenai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-sehari; salah satu bagian dari muamalah
ini adalah fikih yakni hal yang berkaitan dengan tata cara beribadah.
METODE
2
dan berbagai teori.
PEMBAHASAN
3
pengembangan KD dan juga Indikatornya harus diperhatikan, pengembangan tersebut
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi
daerah dan lain halnya sehingga tujuan dari pembelajaran dan hasil belajar dapat sesuai
dengan apa yang diharapkan sebelumnya; 2) Penetapan materi fikih, menatapkan sumber
yang akan dijadikan rujukan dalam pengambilan materi, materi fikih sendiri secara
menyeluruh memang sebagian terdapat perbedaan yang seperti halnya tata cara wudhu
dalam mazhab yang 4, keempatnya memiliki dalil masing-masing dan itu boleh diikuti
yang manapun yang dianggap benar atas dalil yang ada. Sehingga untuk mengajarkan
kepada peserta didik harus ada rujukan yang diambil dan tidak memberikan kebingungan
dengan memberikan materi dengan banyak sumber sehingga tidak membingungkan siswa
dalam memahaminya, atau menyesuaikan dengan satuan pendidikannya, daerah
lingkungannya. Jika dilingkungan daerah tersebut memang terdapat keragaman mengenai
hal tersebut maka dapat dibantu dengan penjelasan yang mudah dipahami, ringkas dan
padat. Pada intinya penetapan materi fikih memiliki sumber atau dalil yang jelas, ringkas
tapi padat, dimulai dari dasar sampai bertingkat, disesuaikan dengan satuan pendidikan
dan kebutuhan daerah; 3) Penetapan strategi dan metode pembelajaran materi fikih,
dalam penetapan strategi juga dibutuhkan pertimbangan dengan hal yang berkaitan
terhadap pembelajaran fikih itu sendiri yakni dimulai dari yang umum seperti
karakteristik siswa, tingkatan ataupun satuan pendidikan, suasana atau kondisi kelas,
materi yang akan disampaikan dan hal lainnya yang perlu dipertimbangkan sehingga
strategi dan metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien terhadap pembelajaran.
Bisa menggunakan strategi guided teaching (pengajaran terbimbing) dengan menanyakan
satu atau 2 pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahamannnya,
kemudian strategi CTL (contextual teaching learning) dengan mengaitkan materi
terhadap kehidupan sehari-hari untuk memberikan motivasi siswa, atau strategi
cooperative learning yakin dengan kegiatan belajar berkelompok untuk menyelesaikan
suatu masalah dengan kerjasama antar siswa dalam kelompok. Sedang metode antara lain
bisa dengan metode ceramah atau guru menyampaikan materi di depan siswa dan siswa
mendengarkannya atau metode praktik yakni guru berperan sebagai pembimbing dalam
menerapkan materi yang diperlukan praktik langsung; 4) Langkah-langkah pembelajaran
fikih, merencanakan langkah-langkah apa yang akan dilakukan atau dilaksanakan dalam
pembelajaran fikih. Tidak berbeda secara umum dengan materi lainnya langkah-langkah
pembelajaran dalam fikih, yakni dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang seperti
salam dan berdo’a, presensi, appersepsi atau guru mengajukan pertanyaan untuk
4
memancing siswa sebelum materi disampaikan kemudian memberikan motivasi.
Selanjutnya kegiatan inti barulah disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan
dengan kompetensi atau tujuan belajar yang igin dicapai dengan strategi maupun metode
yang sesuai. Kemudian kegiatan penutup dilakukan dengan menyimpulkan materi, tanya
jawab, melakukan penilaian, penugasan, berdoa dan salam menutup kegiatan
pembelajaran. Jadi yang berbeda hanyalah pada kegiatan intinya disesuaikan kembali; 5)
Penetapan alat atau media pembelajaran, alat atau media pembelajaran bergantung pada
materi, strategi, metode, dan lain hal yang berkaitan langsung dengan pembelajaran. Alat
dan media sangat penting dalam membantu keberhasilan belajar, ketika alat dan media
tepat guna penerapannya dalam pembelajaran tentu akan mempengaruhi tingkat
keberhasilan dari belajar itu sendiri sebab memberikan manfaat lebih dibanding dengan
tidak menggunakannya atau penggunaan yang tidak tepat. Dalam penetapannya
sebagaimana dijelaskan diatas harus disesuaikan dengan hal yang berkaitan tersebut; 6)
Evaluasi dan instrumenya, dalam evaluasipun perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti materi apa yang disampaikan,
kebutuhan aspek penilaian apa yang diinginkan sehingga pengujian atau penilaian
disesuaikan terhadap hal tersebut. seperti contoh jika dalam evaluasi dengan pengujian
kompetensi dasar siswa seperti dalam contoh tabel diatas, bahwasannya dalam KD 1.3
memahami tata cara tayamum dengan indikatornya menjelaskan, menyebutkan dan
mengurutkan tata cara tayamum dapat dilakukan dengan tes lisan maupun tertulis. Dan
untuk yang tertulis instrumennya dapat berupa tes tertulis pilihan ganda maupun uraian di
kertas yang disediakan, dan menyesuaikan mana metode dan instrument yang efektif dan
efisien dengan waktu yang tersedia.
5
3. Tujuan dalam Berbagai Belajar (Kognitif, Afektif dan Psikomotorik)
Tujuan dalam berbagai belajar diantaranya: 1) Kognitif, teori belajar kognitif
adalah teori belajar yang mementingkan proses belajar daripada hasilnya. Teori ini
menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya cenderung pada hubungan
antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku seseorang dalam
mencapai tujuan belajarnya; 2) Afektif, secara umum pengertian afektif adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan sikap, watak, perilaku, emosi, minat, serta nilai yang
terdapat pada diri individu. Aspek afektif digunakan untuk mengetahui perilaku dan
sikap siswa dalam segala interaksi selama masa menuntut ilmu di sekolah. Aspek afektif
masih erat kaitannya dengan kognitif, sehingga secara umum semakin tinggi tingkat
kekuasaan kognitif seseorang, semakin mudah untuk memperkirakan perubahan
perilakunya. Meski tidak selalu seperti itu kenyataan yang terjadi di lapangan; 3)
Psikomotorik adalah salah satu ranah yang menilai keterampilan (skill) atau kemampuan
melakukan sesuatu setelah seseorang menerima pembelajaran pada bidang tertentu. Hasil
belajar motorik akan terlihat ketika seseorang telah menerima pembelajaran dan telah
dinilai secara kognitif.
6
belajar yang dapat digunakan: 2) Sebagai alat untuk memecahkan masalah, dengan
perencanaan yang matang, maka segala kemungkinan dan masalah yang akan timbul
dapat diantisipasi sehingga dapat diprediksi pula jalan penyelesaiannya; 3) Untuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Dengan perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan sumber-sumber
belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pembelajaran sebab saat ini
banyak sekali sumber belajar yang ditawarkan baik melalui media cetak maupun
elektronik; 4) Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya,
tetapi akan terarah dan terorganisir dan guru dapat memanfaatkan waktu seefektif
mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran
fiqih merupakan sebuah perencanaan dalam bentuk rancangan atau kerangka bentuk
terhadap kegiatan proses belajar mengajar mengenai materi ilmu hukum Islam yang
disebut dengan fikih. Desain pembelajaran fikih ini bertujuan untuk mengaktifkan dan
mendukung pembelajaran siswa secara individu, selain itu aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik menjadi tujuan dalam berbagai pembelajarannya. Desain pembelajaran fikih
ini bermanfaat dalam pengembangan sistem belajar mengajar, sebagai alat ukur efektif
tidaknya suatu pekerjaan dan dapat membantu dalam persiapan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Julaeha, Siti. Dkk. 2022. Desain, Pelaksanaan dan Evaluasi Pembelajaran pada
Sekolah Menengah. Bandung: Jurnal Dirosah Islamiyah Vol, 4 No, 2. Hal, 229.
Sari, M. Dkk. 2014. Makalah Desain Pembelajaran Fiqih Kelas 3 MI. Semarang:
Istitut Agama Islam Negeri Walisongo.
Reiser, Robert A And Dempsey, Trend And Issues In Instructional Design And
Techonology, (New York : Pearson, 2012).