Makalah Sosiologi Antropologi 2.
Makalah Sosiologi Antropologi 2.
Makalah Sosiologi Antropologi 2.
Dosen Pengampu:
GRACE KERLY LONY LANGI
Disusun Oleh:
1. Anggrina Tapalehuwene (711331122018)
2. Ardiyanti Har (711331122019)
3. Cici Rahayu Rasidi (711331122022)
4. Jovi Boari (711331122026)
5. Rachel Gloria Rondonuwu (711331122043)
6. Salsabila Hatam (711331122031)
7. Wine Patricia Galenso (711331122038)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
tugas makalah ini. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ibu GRACE KERLY LONY LANGI selaku dosen pengampu mata kuliah
SOSIOLOGI ANTROPOLOGI yang memberikan dorongan, masukan kepada
kami mahasiswa. Kami sebagai anggota kelompok menyadari bahwa makalah ini
belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari
rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1............................................................................................................................................ Latar
1.2............................................................................................................................................ Rum
1.3............................................................................................................................................ Tuju
BAB II PEMBAHASAN
7.1..................................................................................................................................................Penge
7.2..................................................................................................................................................Unsur
7.3..................................................................................................................................................Nilai-
7.4..................................................................................................................................................Nilai B
7.5..................................................................................................................................................Suku
7.6..................................................................................................................................................Sistem
7.7..................................................................................................................................................Terbe
7.8..................................................................................................................................................Pola M
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2. Sistem pengetahuan
Unsur selanjutnya adalah sistem pengetahuan yang berkisar pada
pengetahuan mengenai kondisi alam sekililingnya, serta sifat peralatan
yang dipakainya. Ruang lingkup sistem pengetahuan berupa pengetahan
tentang alam, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, Kepribadian
sesama manusia, tubuh manusia.
3. Organisasi sosial
Bila sekelompok manusia berkumpul disuatu tempat dengan waktu
yang cukup lama, maka akan terbentuk yang namanya masyarakat.
Sekelompok masyarakat tersebut juga bisa disebut sebagai organisasi
sosial yang memiliki memiliki anggota dan fungsi serta tugas yang
berbeda-beda.
6. Sistem religi
Yang dimaksud sistem religi disini adalah sebuah sistem yang terpadu
antara kenyakinan dan perilaku keagamaan. Hal tersebut berhubungan
dengan sesuatu yang suci dan akal tidak menjangkaunya. Sistem religi
meliputi, sistem kepercayaan, nilai dan pandangan hidup, komunikasi dan
upacara keagamaan.
Pada komunitas tentu ada memiliki sistem religi yang begitu komplek
dari bangun sampai tidur ada peraturan. Sebaliknya juga ada yang hukum
adat tidak sampai seketat itu. Namun dipastikan nilai spiritual sangat
mempengaruhi cara hidup mereka.
7. Kesenian
Kesenian diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan.
Sedangkan bentuk keindahan yang berenakaragam itu muncul dari
imajinasi kreatif manusia. Selain itu, tentunya juga dapat memberikan
kepuasan batin bagi manusia.
Ada banyak kesanian yang umumnya dihasilkan oleh suatu komunitas
masyarakat semisal kerajinan batok kelapa, pahat, dan masih banyak
lainnya. Untuk memahami kesenian secara jelas dapat dipetakan menjadi
tiga bentuk yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.
Wujud kedua dari kebudayaan disebut juga dengan sistem sosial atau social
system, mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial ini
terdiri dari aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, serta
bergaul satu dengan yang lainnya dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke tahun
selalu menurut polapola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai
rangkaian aktifitas manusia-manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial ini
bersifat konkrit terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan.
Nilai nilai budaya, yang oleh orang dalam masyarakat tertentu harus dijunjung
tinggi, belum tentu dianggap penting oleh warga masyarakat lain. Nilai nilai
budaya tercakup secara lebih konkrit dalam norma norma sosial, yang diajarkan
kepada setiap warga masyarakat supaya dapat menjadi pedoman berlaku pada
waktu melakukan berbagai peranan dalam berbagai situasi sosial.
Nilai nilai budaya tercakup secara lebih konkrit dalam norma norma sosial, yang
diajarkan kepada setiap warga masyarakat supaya dapat menjadi pedoman berlaku
pada waktu melakukan berbagai peranan dalam berbagai situasi sosial. Norma
norma sosial sebagian tergabung dalam kaitan dengan norma lain, dan menjelma
sebagai pranata atau atau lembaga sosial yang semuanya lebih mempermudah
manusia mewujudkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan masyarakatnya atau
yang sesuai dengan gambaran ideal mengenai cara hidup yang dianut dalam
kelompok nya
Di samping nilai nilai kebudayaan diwujudkan dalam bentuk tata hidup yang
merupakan kegiatan manusia yang mencerminkan nilai budaya yang
dikandungnya. Nilai budaya bersifat abstrak hanya dapat ditangkap oleh akal budi
manusia.
Setiap orang di dunia makan secara rutin yang disebut makan besar. Makan
besar di berbagai budaya berbeda-beda. Orang barat makan besar sehari tiga kali,
pagi, siang,malam, namun pada pagi hari dan setelah malam ditambah makan
kecil yang menjadikebiasaan. Orang lndonesia makan tiga kali sehari, pagi
sarapan, siang makan siang, malammakan malam.Yang dimakan dalam makan
besar dan menjadi makanan utama biasa disebutmakanan pokok. Makan pokok
bagi orang dari berbagai negara, bangsa dan budaya berbeda-beda. Di sebagian
besar masyarakat lndonesia adalah nasi, meskipun ada yangmasih jagung atau
sagu. Di negara barat makanan pokoknya roti atau yang terbuat dari gandum.
Nilai-nilai budaya akan terlihat pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi,
atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau
organisasi. Ada tiga hal yang berkaiatan dengan nilai-nilai budaya yaitu:
1. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kasat mata (jelas)
2. Sikap, tingkah laku, gerak gerik yang muncul sebagai akibat adanya
slogan atau moto tersebut
3. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang telah mengakar dan
menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Dari penjelasan diatas, dapatlah dikatakan bahwa nilai budaya tidak terlepas
daripada norma dan cara berperilaku mengkondisikan sikap dan reaksi terhadap
peristiwa dan berbagai contoh fenomena sosial dalam konteks budaya.
Berbagai norma dan tren yang muncul terus-menerus dari kelompok yang
pada gilirannya menciptakan seperangkat keyakinan dan persepsi pemahaman
bersama. Seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan umum yang dipelajari secara
individu melalui pendidikan dan sosialisasi dan yang diakui dan dibagikan oleh
anggota masyarakat. Adapun definisi nilai budaya menurut para ahli, antara lain:
Sistem religi pada dasarnya merupakan bentuk rasa pasrah manusia atas
ketidakberdayaan menghadapi segala sesuatu yang tidak mampu dihadapinya.
Oleh sebab itulah, manusia senantiasa memelihara hubungan emosional dengan
kekuatan-kekuatan gaib.
Upacara religi
Upacara religi dalam kajian antropologi biasanya fokus pada tempat
dan waktu upacara religi dilakukan, benda dan peralatan upacara religi,
dan orang yang memimpin dan mengikuti upacara religi.
Dalam sosiologi, sistem sosial ialah jaringan pola hubungan yang membentuk
keseluruhan yang koheren yang ada antara individu, kelompok, dan institusi. Ini
merupakan struktur formal peran dan status yang dapat terbentuk dalam kelompok
kecil yang stabil. Seorang individu bisa menjadi bagian dari banyak sistem sosial
sekaligus.
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu
sama lain dan dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan
sosial. Dalam sistem sosial, paling tidak harus terdapat dua orang atau lebih, yang
saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai tujuan dari interaksi tersebut,
mempunyai struktur, simbol dan tujuan bersama.
Atau secara sederhana, sistem sosial juga dapat diakatakan sebagai bagian-
bagian yang saling berhubungan, masing-masing bekerja sendiri dan saling
mendukung dan bertujuan untuk mencapai tujuan bersama.
Adapun definisi sistem sosial menurut para ahli, antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Talcott Parsons
Sistem sosial hanya sebagai segmen (atau “subsistem”) dari apa yang
disebut Parsons sebagai teori tindakan. Parsons mengorganisir sistem
sosial dalam hal unit tindakan, di mana satu tindakan yang dilakukan oleh
seorang individu adalah satu unit.
3. Abdulsyani (1994)
Sistem sosial adalah konsep yang paling umum digunakan dalam
menjelaskan dan mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau
dalam organisasi sosial. Dalam hal ini manusia sebagai anggota
masyarakat adalah individu-individu yang saling bergantungan.
4. Jhonson (1986)
Sistem sosial hanyalah salah satu dari sistem-sistem yang termasuk
dalam kenyataan sosial. Sistem sistem sosial tersebut adalah bentukan dari
tindakan-tindakan sosial individu.
5. Nasikun (1993)
Sistem sosial tidak lain ialah suatu sistem daripada tindakan-tindakan,
yang terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai
individu, tumbuh dan berkembang tidak secara kebetulan, tapi tumbuh dan
berkembang di atas standar penilaiaan umum masyarakat. Sistem Sosial
merupakan sistem bermasyarakat itu sendiri.
Istilah IPTEK bukan hal baru bagi masyarakat, namun tak sedikit juga yang
masih belum paham mengenai artinya. IPTEK singkatan dari Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, yang merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam
mewujudkan sumber daya manusia berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa
kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak mungkin terjadi secara
instan melainkan memerlukan usaha yang konsisten dan terus menerus. Salah satu
misi pembangunan IPTEK adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
cerdas dan kreatif dalam peradaban masyarakat yang berbasis pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah studi tentang alam dan perilaku dunia fisik dan alam
melalui metode ilmiah. Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai pengamatan,
identifikasi, deskripsi, eksperimen, penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang
fenomena alam.
Suku bangsa adalah pembeda suatu golongan sosial dalam sistem sosial.
Pengertian suku bangsa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lain berdasarkan
kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan, khususnya bahasa.
Suku bangsa adalah suku sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia
dikenal bangsa dengan banyak suku bangsa, dan menurut statistik hampir
mencapai 300 suku bangsa. Setiap suku mempunyai adat istiadat, tata kelakuan,
dan norma yang berbeda. Namun demikian, beragam suku bangsa ini mampu
mengintegrasikan dalam suatu negara Indonesia untuk mencapai tujuan
masyarakat yang adil dan makmur.
2.6.................................................................................................................................................. Sistem
Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan Ideologi. Sistem budaya
merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan abstrak dalam adat istiadat.
Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu merupakan konsep-konsep
mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga suatu
masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga, dan penting
dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah
dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat itu sendiri.
Nilai-nilai budaya ini bersifat umum, luas dan tak konkret maka nilai-nilai
budaya dalam suatu kebudayaan tidak dapat diganti dengan nilai-nilai budaya
yang lain dalam waktu yang singkat. Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya
yang satu dan yang lain berkaitan satu sama lain sehingga merupakan suatu
sistem, dan sistem itu sebagai suatu pedoman dari konsep-konsep ideal dalam
kebudayaan memberi pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan masyarakat.
Menurut ahli antropologi terkenal C.Kluckhohn, tiap sistem nilai budaya dalam
tiap kebudayaan itu mengenai lima masalah dasar dalam kehidupan manusia yang
menjadi landasan bagi kerangka variasi system nilai budaya adalah :
1. Fase ekstrasi, yang terdiri atas sub fase berburu dan memetik/memungut
dan sub fase berburu dan mengumpul/meramu Fase ini, manusia hanya
mengambil bahan pangan dari lingkungan hidupnya, tanpa berusaha
mengambilkan atau memperbaiki kekurangan bahan pangan pada
lingkungan yang telah diambil tersebut. Pada sub fase berburu dan
memungut, susunan makanan lebih banyak mengandung unsur hewani
dari binatang buruan berukuran besar. Ditambah bahan pangan nabati yang
dipungut dan langsung dimakan. Pada sub fase berburu dan meramu,
komposisi hidangan bergeser ke arah lebih banyak bahan makanan nabati,
karena binatang buruan semakin mengecil karena adaptasi pada
lingkungan hidupnya.
2. Fase ekstrasi dan rehabilitasi/regenerasi, yang terdiri atas fase
mengembala dan bercocok tanam primitive dan sub fase
3. Fase produksi dan sintesis teknokimia modern.
Berdasarkan uraian tersebut dipahami bahwa (1) apa yang dimakan oleh
manusia, sangat dipengaruhi oleh sumber makanan apa yang ada dialam, (2)
susunan hidangan makanan manusia dapat berubah seiring dengan perubahan
letersediaan bahan makanan dilingkungannya.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal
oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang
diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai
makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur
lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu.
Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan
Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau
sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia
berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli
Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur
Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis
membawa berbagai bahan makanan dari Benua Amerika jauh sebelum Belanda
berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai
"Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli
Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia
mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa
negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga
digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai
seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai
penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari
makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi
menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.
2.8.................................................................................................................................................. Pola
Indonesia adalah bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang etnis, suku dan tata
kehidupan sosial yang berbeda satu dengan yang lain. Hal ini telah memberikan
suatu formulasi struktur sosial masyarakat yang turut mempengaruhi menu
makanan maupun pola makan. Banyak sekali penemuan para ahli sosialog dan
ahli gizi menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan terhadap proses
terjadinya kebiasaan makan dan bentuk makanan itu sendiri, sehingga tidak jarang
menimbulkan berbagai masalah gizi apabila faktor makanan itu tidak diperhatikan
secara baik oleh kita yang mengkonsumsinya.