Nemathelmintes Dan Annelida
Nemathelmintes Dan Annelida
Nemathelmintes Dan Annelida
Oleh:
Rizqi Aulia Hafifah
140210103022
Ubait Hakim
140210103083
140210103081
140210103061
140210103064
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah cacing, namun
cacing yang kita ketahui hanya sebatas cacing yang biasa kita gunakan untuk
memancing ikan. Cacing yang biasa kita gunakan untuk memancing itu
berasal dari filum Annelida. Cacing yang berasal dari filum ini tubuhnya
bersegment-segment, tubuhnya juga tertutup cutikula yang merupakan hasil
sekresi dari epidermis, mereka mempunyai alat gerak berupa bulu-bulu kaku
(satae) pada tiap segment. Mereka juga sudah mempunyai sistem nervosum,
sistem cardiovaskuler tertutup dan sudah ada rongga badan (cedom). Mereka
hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan di dalam air tawar. Mereka
berespirasi dengan kulit atau dengan branchia. Kebanyakan bersifat
hemaphrodit dan berkembang secara langsung atau bersifat gonochoristis dan
perkembangan melaui stadium larva, reproduksi dengan membentuk tunas.
Filum Annelida terdiri dari 3 kelas yakni kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan
Hirudinae. Beberapa species dari filum Annelida adalah Lumbricuss terestis,
Nereis virens. Namun sebenarnya cacing memiliki beberapa filum selain filum
Annelida yang salah satunya adalah Nemathelminthes. Nemathelmintes
memiliki bentuk tubuh yang bulat panjang atau cylindris, atau filoform dengan
ujungnya yang bulat atau berbentuk conus; bilateral symetris; tidak
bersegment-segment. Rongga badan sudah tetapi belum merupkan rongga
yang sebenarnya atau celom yang dibatasi oleh mesoderm sehingga disebut
pseudoceia. Filum Nemathelmintes ini tidak memiliki sistem respiratorium.
Ada yang bersifat parasit dan ada juga yang hidup bebas. Nemathelmintes
dibagi atas 2 kelas yakni kelas Nematoda dan kelas Nematomorpha. Salah satu
species yang berasal dari filum Nemathelmintes adalah Ancylostoma
duodenale namun masih banyak lagi species-species yang berasal dari filum
Nemthelmintes.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
dari
species-species
yang
berassal
dari
filum
Nemathelmintes?
Bagaimanakah ciri-ciri umum, morfologi, siklus hidup, habitat, dan
peranan dari species-species yang berasal dari filum Annelida?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui ciri-ciri umum, morfologi, siklus hidup, habitat,
dan
1.3.2
peranan
dari
species-species
yang
berasal
dari
filum
Nemathelmintes.
Untuk mengetahui ciri-ciri umum, morfologi, siklus hidup, habitat,
dan peranan dari species-species yang berasal dari filum Annelida.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dengan membaca makalah ini, kita dapat mengetahui berbagai jenis
hewan yang termasuk dalam Nemathelminthes dan Annellida.
1.4.2 Kita juga dapat mengetahui ciri-ciri umum, morfologi, siklus hidup
serta peranan maupun efek yang ditimbulkan dari setiap jenis hewan
yang termasuk dalam Nemathelminthes dan Annellida.
BAB II
PEMBAHASAN
A. FILUM NEMATHELMENTHES
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes=
cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang atau
seperti benang. Cacing dewasa memiliki pseudocoelom (tabung dalam tabung),
sebuah ruang tertutup yang berisi cairan berfungsi sebagai rangka hidrostatik,
membantu dalam peredaran dan penyebaran sari makanan. Oleh karena memiliki
rongga tubuh semu, Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang
panjangnya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk
melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang
daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim
pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus
terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada
mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak
memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan
tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
Struktur tubuh annelida :
darah dari tubuh inangnya. Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar
perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya.
Nemathelmenthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan Nematophora.
1. Ancylostoma duodenale
Ancylostoma duodenale merupakan salah satu spesies dari kelas nematoda.
Ancylostoma duodenale atau yang sering kita sebut dengan cacing tambang ini
berbentuk seperti benang, berwarna agak keputih-putihan dan bersifat parasit.
Pada Ancylostoma duodenale, memiliki bentuk tubuh sama dengan Necator
americanus, letak perbedaan hanya pada bentuk tubuh lebih menyerupai huruf C.
Ukuran Ancylostoma duodenale yang betina juga lebih besar dari pada yang
koagulasi darah. Lama hidup cacing Ancylostoma duodenale ini sekitar 5 tahun
(Radiopoetro,1991).
Siklus Hidup Cacing Tambang : Cacing dewasa di dalam usus halus manusia,
kemudian telur keluar bersama feses dan mengalami embrionisasi di tanah. Di
tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform
(tidak infektif). Kemudian larva ini berubah menjadi filariform (infektif) yang
dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran
darah, menuju jantung, paru - paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan
masuk ke dalam usus (migrasi paru, maturasi pada manusia lebih kurang 35 hari) .
Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah kembali.
Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista
(larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan (Soedarto, 1996).
duodenale tertelan, maka sebagian akan menuju ke usus dan tumbuh menjadi
dewasa. Sebagian lagi akan menembus mukosa mulut, faring dan melewati paru paru seperti larva menembus kulit. Cacing dewasa N. americanus yang menghisap
darah penderita akan menimbulkan kekurangan darah sampai 0,1 cc per hari,
sedangkan seekor cacing dewasa Ancylostoma duodenale dapat menimbulkan
kekurangan darah sampai 0,34 cc per hari (Ginting, 2003).
2. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak punya
segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus, bergerak dengan gerakan
seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering
kali disebut cacing perut.
Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu hewan dengan jenis
kelamin berbeda, bukan hemafrodit. Ascaris lumbricoides hanya berkembang biak
secara seksual. Ascaris lumbricoides jantan memiliki sepasang alat berbentuk kait
yang menyembul dari anus disebut spikula. Spikula berfungsi untuk membuka
pori kelamin cacing bretina dan memindahkan sperma saat kawin.
Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit askariasis atau cacingan,
umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi pada saat mengkonsumsi makanan
atau minuman yang tercemar telur ascaris.
Cacing dewasa menghasilkan telur-telur yang akan matang di tanah, saat
telur ini tertelan orang, larvanya akan melubangi dinding usus, bergerak ke hati,
jantung dan/atau paru-paru. Sesaat di dalam paru-paru, larva berganti kulit, setelah
sepuluh hari bermigrasi lewat saluran udara ke kerongkongan tempat dimana
mereka akan tertelan. Dalam usus kecil cacing dewasa kawin dan betinanya
menimbun telur-telur yang akan dilepaskan keluar bersama feses. Telur dalam
feses ini harus mencapai mulut orang lagi untuk memulai siklus baru.
3. Enterobius vermicularis
Cacing
kremi
atau
Enterobius
vermicularis
(Oxyuris
vermicularis)
bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut.
Telur dapat menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur
optimal 23-26 C dalam waktu 6 jam (Soedarto, 1995).
Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :
1. Penularan dari tangan kemulut penderita sendiri (auto infection) atau pada
orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya
alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang
infektif.
3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita
sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan
migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa
(Srisari G, 2006).
4. Wuchereria bancrofi
Wuchereria bancrofti atau disebut juga Cacing Filaria adalah kelas dari
anggota
hewan
tak
bertulang
belakang
yang
termasuk
dalam
filum
Kingdom
: Animalia
Filum
: Nematoda
Kelas
: Enoplea
Orde
: Trichurida
Family
: Trichinellidae
Genus
: Trichinella
Spesies
: Trichinella spiralis
Adalah salah satu nematoda yang terkenal bereputasi buruk, cacing ini
Nematoda
parasitik
memiliki
alat
molekular
luar
biasa
yang
B. Annelida
Annelida berasal dari kata Annelus yang berarti cincin kecil. Ciri-ciri
umumnya meliputi tubuh tersusun atas segmen-segmen menyerupai gelang atau
cincin. Tubuhnya terdiri dari segmen sama ( metameri). Segmen terdapat di
bagian luar dan dalam tubuhnya. Diantara satu segmen dengan segmen lainya
terdapat sekat yang disebut septa. Pembuluh darah, sistem ekskresi, dan sistem
saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling berhubungan
menembus septa. Panjang tubuh bervariasi dari sekitar 1 mm hingga 3 m. Bentuk
tubuhnya simetris bilateral, tubuh dilapisi kutikula. Terdapat selom yang besar dan
jelas, beberapa sistem organ seperti peredaran darah, sistem syaraf telah
berkembang dengan baik. sistem peredaran darah tertutup dan sistem saraf disebut
sistem saraf tangga tali. Organ respirasi berupa kulit, insang, ada juga yang
parapodia pada kelas Polychaeta. Sebagian besar annelida hidup dengan bebas dan
ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk manusia.
Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan juga ada
yang sebagian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup di
berbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
Annelida belum memiliki organ pernafasan secara khusus. Pada salah satu
anggota filum annelida yaitu cacing tanah, pernafasan dilakukan melalui
permukaan kulit. Cacing tanah beradaptasi dengan kulitnya yang selalu lembab
untuk memudahkan terjadinya pengikatan oksigen dan difusi oksigen masuk ke
dalam tubuh. Pembuluh darah kapiler teranyam sangat padat di bawah permukaan
kulit sehingga memungkinkan untuk mengangkut oksigen ke suluruh tubuh serta
mengangkut sisa hasil metabolisme menuju keluar permukaan kulit untuk
berdifusi.
Sistem eksresi annelida menggunakan nefridia, yang terdapat sepasang di
setiap segmen tubuhnya yang disebut metanefridia yang memiliki bukaan
berbentuk corong yang bersilia disebut nefrostome. Cairan selomik memasuki
nefridium melalui membran nefrostome kemudian membuang zat sisa dari darah
dan cairan selomik melalui pori-pori eksterior.
Sistem syaraf pada Annelida adalah sistem syaraf tangga tali. Terdapat
sepasang Ganglion Serebral serupa otak yang terletak di atas dan di depan faring.
Cincin syaraf di sekeliling faring terhubung ke ganglion subfaringeal, tempat
sepasang batang syaraf yang menyatu mmbentang secara posterior.Batang syaraf
ventral dengan ganglion segmental menembus septa dan membentang disepanjang
tubuh.
Pada setiap ruas tubuh Anellida dikelilingi oleh otot longitudinal, yang
kemudian dikelilingi oleh otot sirkular. Anellida mengkoordinasi kontraksi kedua
rangkaian otot ini untuk bergerak. Otot-otot ini bekerja melawan cauran selomik
tak termampatkan, yang bertindak sebagai rangka hidrostatik.
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan
gamet, namun ada juga yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian
beregenerasi. Organ seksual annelida ada yang menjadi satu dengan individu
(hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris). Ovum dan
sperma dihasilkan di klitellum, di dalamnya terdapat kelenjar yang digunakan
untuk membungkus telur menjadi kokon.
Pembuahan terjadi secara silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara
mengatur diri mereka sedemikian rupa sehingga dapat saling memprtukarkan
sperma dan kemudian akan memisah. Sperma yang diterima akan disimpan secara
temporer di klitelum. Klitelum mensekresikan kokon/kepompong, yang dapat
bergeser di sepanjang tubuh cacing, kemudian mengambil telur dan sperma
sehingga terjadi pembuahan. Kemudian kepompong lepas dari cacing dan
berkembang di dalam tanah.
Peranan annelida dalam kehidupan dapat digunakan sebagai obat diare
karena memiliki senyawa aktif yang mampu melumpuhkan bakteri patogen,
khususnya Eschericia coli penyebab diare. Anellida dapat juga mengobati stroke,
hipertensi, penyumbatan pembuluh darah (arterosklerosis) karena memiliki enzim
lumbrokinase yang dapat melarutkan penggumpalan darah. Bahan produk
kosmetik yang memanfaatkan bahan aktif cacing sebagai substrat pelembut kulit,
pelembab wajah, dan antiinfeksi serta penyubur tanah. Campuran makan
berprotein tinggi bagi hewan ternak (Tubifex, Pheretima). Hirudomedicinalis
(lintah), dalam bidang kedokteran zat hirudin digunakan untuk mencegah proses
pembekuan darah untuk membantu proses operasi.
1. Cacing laut (Nereis sp.)
Bentuk morfologi dan anatomi pada cacing laut sangat beragam.
Umumnya berukuran 5-10 cm dengan diameter 2-10 mm. Pada tiap sisi lateral
ruas tubuhnya kecuali kepala dan bagian ujung posterior, terdapat sepasang
parapodia dengan sejumlah besar setae yang terdiri atas notopodium dan
neuropodium, masing-masing disangga oleh sebuah batang khitin yang disebut
acicula. Pada notopodium terdapat cirrus dorsal dan pada neuropodium terdapat
cirrus ventral. Bentuk parapodia dan setae pada setaip jenis tidak sama.
Cacing laut (Nereis sp.) banyak ditemui di pantai, sangat banyak terdapat
pada pantai cadas, paparan lumpur dan sangat umum ditemui di pantai pasir.
Beberapa jenis hidup di bawah batu, dalam lubang lumpur dan liang di dalam batu
karang, dan ada juga yang terdapat pada air tawar sampai 60 km dari laut, seperti
di Bogor.
Reproduksi pada Cacing laut (Nereis sp.), terjadi baik secara aseksul
maupun seksual.
: Annelida
Kelas
: Clitellata
Ordo
: Arhynchobdellida
Family
: Hirudinidae
Genus
: Hirudo
Species
Morfologi dari Hirudo medicinalis yaitu pipih, tidak berambut, pada ujung
anterior dan posterior terdapat alat penghisap bagian anterior yang dilengkapi
dengan 3 buah rahang (Rusyana,2011).
Sistem respirasi pada hewan invertebrata ini melalui permukaan tubuh
Sistem ekskresinya dilakukan oleh 17 pasang nephridium. Sedangkan sistem
reproduksi Hirodu medicinalis ini yaitu hermaprodit, tetapi sel telur dari satu
hewan dibuahi oleh sperma dari hewan lain. Habitat hewan ini di air tawar, laut,
dan darat. Makanan Hirodu medicinalis ini seperti cacing, larva serangga,
invertebrata lain, dan darah (Rusyana,2011).
3. Lumbriscus terrestris (Cacing tanah)
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Annelida
Kelas
: Clitellata
Subkelas
: Oligochaeta
Ordo
: Haplotaxida
Famili
: Lumbricidae
Genus
: Lumbricus
Spesies
: Lumbriscus terrestris
Cacing tanah banyak ditemukan di daratan dan lautan, kelas polychaeta
banyak
hidup
di
lautan
dan
kelas
oligochaeta
contohnya Lumbricus
2. Dinding tubuh terdiri dari kutikula, epidermis, otot melingkar dan otot
memanjang. Bagian selom memisahkan dinding tubuh dengan intestin,
antara segmen yang satu dengan segmen yang lain dipisahkan oleh sekat
pemisah vertikal. Selaput yang membatasi dinding tubuh sebelah dalam
disebut peritonium. Cairan-cairan yang terdapat di bagian selom
membantu di dalam eksresi.
3. Bentuk tubuh Lumbricus terrestris panjang, silindris dan pada 2/3 bagian
posteriornya memipih secara dorsoventral, Tubuh bersegmen-segmen.
Mulut terletak pada bagian ujung anterior. Pada segmen 32 sampai 37
terdapat penebalan kulit yang dikenal sebagai klitelium. Clitellum adalah
batas bagian depan dengan bagian belakang tubuh cacing. Fungsi dari
clitellum adalah untuk memperbesar lubang tanah. Selain itu, clitellum
juga berkaitan dengan pembentukan cocoon atau telur cacing. Bagian
belakang cacing yang dekat dengan anus disebut periproct. Periproct
berfungsi sebagai organ pembuangan cast atau kotoran. Cacing juga
memiliki seta atau bulu-bulu kecil yang membantu pergerakan cacing
dalam tanah.
4. Pada setiap segmen terdapat 4 pasang setae, kecuali pada segmen pertama
dan terakhir. Pada permukaan tubuh cacing tanah terdapat lubang-lubang
muara yang keluar dari berbagai organ tubuh, yakni mulut, anus, lubang
dari duktus spermatikus, lubang muara dari oviduk, lubang muara dari
reseptakulum seminis, pori dorsales, dan sepasang nefridiofor pada tiap
segmen.
Sistem pencernaan makanan
`
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Nemathelmintes merupakan cacing yang berbentuk bulat panjang
seperti benang nemathelmintes memiliki pencernaan yang lengkap
yang terdiri dari mulut faring usus dan anus nemathelmintes memiliki
kait pada ujung mulutnya dan tidak memiliki pembuluh darah,
makanan diedarkan melalui cairan pada pseudoselom. Habitat
nemathelmintes ada yang hidup bebas atau menjadi pada parasit pada
makhluk hidup lain yang hidup bebas berperan sebagai pengurai
sampah organik sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa
sari makanan dan darah dari tubuh inangnya contoh nemathelmintes
adalah Ancylostoma duodenale, Ascaris lumbricoides (cacing perut),
Enterobius vermicularis, Wuchereria bancrofi
2. Annelida memiliki ciri umum meliputi tubuh tersusun atas segmensegmen dan dipisahkan oleh sekat yang disebut septa. Panjang tubuh
bervariasi antara 1mm sampai 3m. Beberapa sistem organ seperti
peredaran darah, sistem saraf berkembang dengan baik. Sebagian besar
annelida hidup bebas dan ada sebagian parasit dengan menempel pada
vertebrata. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan
perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah lembab. Annelida
umumnya berproduksi secara seksual dengan pembentukan gamet,
namun ada juga yang berproduksi secara fragmentasi yang kemudian
beregenerasi. Peranan anelida dalam kehidupan dapat digunakan
sebagai obat diare, stroke, hipertensi, arterosklerosis, bahan kosmetik,
dan sebagai penyubur tanah. Contoh annelida seperti Nereis sp, lintah.
3.2 Saran
3.2.1. Setelah mempelajari semua jenis hewan yang termasuk dalam
Nemathelmintes dan Annellida, diharapkan bagi pembaca untuk lebih
berhati-hati dan dapat mencegah berkembang biaknya cacing yang
berbahaya
DAFTAR PUSTAKA
Adianto. 1983. Biologi Pertanian. Alumni Bandung : Bandung.
Arin,Sunarya. 2011 .ZOOLOGI. Bandung: Alfabeta.
Campbell, Neil A.,2008.Biologi jilid dua.Jakarta:Erlangga.
Faust & Russel,1992.Cinical Parasitology.Philadelphia:Tropen Company.
Ginting, S.A.2003. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Dengan Kejadian
Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Desa Suka Kecamatan Tiga
Panah, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara .
Hadidjaja dan Ganda husada.1999. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Hegner, Robert.W.& Joseph G.Engemann.1986. Invertebrates zoologi. London:
TheMacmillan Company Colliermacmillan Limited.
Muhammad, N. 1989. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara : Jakarta.
Radiopoetro. Prof. , Drs. 1991. Zoologi.Erlangga:Jakarta.
Rusyana Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik).Bandung:Alfabeta
Soedarto, 1995. Helmintologi Kedokteran Edisi ke 2. Jakarta:EGC.
Srisari,G., 2006.Parasitologi Kedokteran edisi ke 3.Jakarta: EGC.
(Online,2015)(http://animaldiversity.org/accounts/Hirudo/classification/#Hirudo)
diakses pada tanggal 31 Agustus 2015.
http://www.zonasiswa.com/2014/06/mengenal-phylum-nemathelminthescacing.htmldiakses pada tanggal 31 Agustus 2015.
http://www.sridianti.com/klasifikasi-annelida.html
Agustus 2015.
diakses
pada
tanggal
31
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/ins/article/view/3215/0.diakses
pada tanggal 31 Agustus 2015.