Diagram Terner
Diagram Terner
Diagram Terner
ISSN : 1411-1098
ABSTRAK
PENGARUH RUTHENIUM PADA STRUKTURMIKRO AGING SUPERALLOY BERBASIS
NIKEL.Telah dilakukan penelitian pengaruh Ruthenium (Ru) terhadap strukturmikro superalloy berbasis nikel
pada suhu aging 1.324 K. Pengamatan strukturmikro dilakukan dengan menggunakan Scanning Electron
Microscope (SEM). Hasil percobaan menunjukkan bahwa fasa memiliki bentuk kuboid yang lebih tajam
dengan ukuran yang lebih kecil pada superalloy yang ditambahkan unsur Ru. Penambahan 6 %w/w Ru pada
superalloy menyebabkan adanya presipitasi fasa ketiga yang teridentifikasi sebagai intermetalik berbasis RuAl
berdasarkan analisis komposisi kimia dengan Energy Dispersive X-Ray (EDX). Selain itu ditunjukkan bahwa
baik pada superalloy yang mengandung Ru maupun yang tidak mengandung Ru, kinetika pembesaran fasa
dikontrol oleh proses difusi dan Ru tidak mempunyai pengaruh terhadap konstanta kecepatan pembesaran
fasa . Hasil ini dijelaskan dengan mempertimbangkan bahwa Ru meningkatkan energi antarmuka tetapi
menurunkan difusi Re sebagai unsur pengontrol kecepatan pembesaran fasa .
Kata kunci : Strukturmikro, fasa , Fasa ketiga, Rutenium, Nikel, Superalloy, Rutenium aluminida
ABSTRACT
RUTHENIUM EFFECT ON AGING MICROSTRUCTURE OF NICKEL BASED
SUPERALLOYS. The effect of Ruthenium on the microstructure of nickel based superalloys has been
investigated at aging temperature of 1,324 K. The microstructural observation by using Scanning Electron
Microscope (SEM) showed that the aged microstructures revealed the cuboidal precipitates for all alloys.
As Ru content increased in the alloys, the was more cuboid and its sizes appeared to slightly decreased. The
third phase precipitated in the alloy containing Ru of 6 %w/w and it was considered to be the RuAl based
intermetallic compound according to Energy Dispersive X-Ray (EDX) measurement. In addition, it was
cleared that the coarsening kinetics of the phase in both Ru-free and Ru-containing superalloys were controlled
by diffusion and Ru was found to have no effect on the rate constant of the phase coarsening.The result was
explained by considering the balancing effect of Ru to increase slightly the interfacial energy between and
phases and to decrease slightly the diffusivity of the rate controlling element Re.
Key words : Microstructure, phase, Third phase, Ruthenium, Nickel, Superalloys, Ruthenium aluminide
PENDAHULUAN
Superalloy berbasis nikel banyak digunakan di
dalam mesin pesawat terbang dan turbin gas pembangkit
listrik sebagai material turbin blade karena memiliki
kemampuan untuk mempertahankan kekuatan struktur
(creep, fatigue) dan kestabilan permukaan (oksidasi,
korosi) pada suhu tinggi. Paduan logam ini diperkuat
oleh larutan padat fasa matriks dan oleh presipitasi
fasa berbasis Ni3Al. Perkembangan yang sangat berarti
dalam peningkatan kemampuan paduan ini pada suhu
tinggi adalah sejak dimasukannya unsur-unsur refraktori
terutama Tungsten (W) dan Rhenium (Re) sebagai unsur
paduan [1-4]. Akan tetapi, kandungan unsur-unsur
refraktori yang tinggi di dalam paduan akan
88
Pengaruh Ruthenium pada Strukturmikro Aging Superalloy Berbasis Nikel (Efendi Mabruri)
(a)
(b)
METODE PERCOBAAN
Empat buah komposisi paduan superalloy
berbentuk button ingot dibuat dengan peleburan busur
listrik (Arc Melting) dalam atmosfir gas Ar. Komposisi
superalloy ditunjukkan pada Tabel 1 dengan perbedaan
pada kandungan Ru yang berkisar dari 0 %w/w sampai
dengan 6 %w/w.
(c)
Ni
Al
Cr
Co
Ta
Re
Ru
Bal
14,91
6,21
12,04
1,73
2,85
2,22
Bal
14,69
6,21
11,95
1,77
2,60
2,16
2,08
Bal
13,80
6,38
12,15
1,59
2,89
2,15
4,00
Bal
14,44
6,20
12,04
1,64
2,88
2,12
6,45
(d)
(1)
Unsur
Ni
Al
Cr
Co
Ta
Re
Ru
%w/w
%mol
Bal
31,85
2,24
3,59
7,49
3,86
0,75
31,73
(a)
+`+RuAl
(b)
Gambar 4. Diagram terner Ni-Al-Ru pada 1000 oC [21].
(c)
(d)
...................................
(2)
dimana
a = Panjang rata-rata sisi kubus pada waktu t
a0 = Panjang rata-rata sisi kubus pada waktu t = 0
k = Konstanta kecepatan pembesaran fasa.
Konstanta kecepatan k didefinisikan oleh
persamaan berikut :
Gambar 3. Strukturmikro setelah aging pada 1.324 K,
72 jam superalloy yang mengandung (a) 0 %Ru,
(b) 2 %Ru, (c) 4 %Ru dan (d) 6 %Ru,
90
8DC eVm2
9 RT
...........................................
(3)
Pengaruh Ruthenium pada Strukturmikro Aging Superalloy Berbasis Nikel (Efendi Mabruri)
di mana :
= Energi antarmuka matrik-presipitat
D = Koefisien difusi solut di dalam matrik
C e = Konsentrasi kesetimbangan solut di dalam
matik
Vm = Volume molar presipitat
R = Konstanta gas universal
T = Suhu absolut
Meskipun representasi konstanta kecepatan
telah dimodifikasi untuk memperhitungkan pengaruh
fraksi volume presipitat yang cocok untuk paduan
multikomponen, seperti yang dilakukan peneliti
sebelumnya [25,26], penggunaan relasi k yang original
sudah cukup untuk analisis kinetika pembesaran fasa
dalam studi ini karena tidak ditemukan koalisi fasa
yang berarti pada semua waktu aging yang digunakan.
Jikapun ada, fraksinya sangat kecil dan bisa diabaikan
sehingga bukan merupakan mekanisme yang dominan.
Plot a / 2 terhadap t 1 / 3 untuk suhu aging 1324 K
ditunjukkan oleh Gambar 5 . Dari gambar tersebut terlihat
a / 2 kedua superalloy fit secara linier dengan t 1 / 3 yang
menunjukkan bahwa pembesaran fasa untuk kedua
superalloy adalah proses yang dikontrol oleh difusi.
Gradien garis pada Gambar 5 menyatakan konstanta
kecepatan k, dan memiliki nilai yang persis sama untuk
kedua superalloy yaitu 0,036 mm/ h1/3.
KESIMPULAN
DAFTAR ACUAN
[1].
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
[7].
[8].
[9].
[10].
[11].
[12].
[13].
[14].
[15].
[16].
[17].
[18].
[19].
[20].
[21].
[22].
[23].
[24].
[25].
92