Laporan PKT 2
Laporan PKT 2
Laporan PKT 2
DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN KIMIA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat melaksanakan Praktikum Kimia Terpadu di Laboratorium
Kimia Anorganik Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro.
Penyusun
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Salah satu contoh zat warna yang banyak digunakan pada industri
tekstil adalah methylene blue. Dalam proses pewarnaan, senyawa ini hanya
tergunakan sekitar 5% sedangkan 95% sisanya akan dibuang kealiran air
sebagai limbah (Purwamargapratala et al., 2013).
1.2.1 Apakah zat pewarna Methylene blue dapat di adsorpsi dengan lempung
CTAB magnetik
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bentonit
Sifat–sifat fisika bentonit antara lain berkilap lilin, umumnya lunak dan
plastis, berwarna pucat dengan kenampakan putih, hijau muda, kelabu hingga
merah muda dalam keaadaan segar dan menjadi krem bila lapuk yang kemudian
berubah menjadi kuning, merah coklat hingga hitam. Bila diraba terasa licin
seperti sabun. Bila dimasukkan ke dalam air, akan menyerap air, sedikit atau
banyak, bila kena air hujan bentonit dapat berubah menjadi bubur dan bila
kering akan menimbulkan rekahan yang nyata. Sifat fisik lainnya berupa massa
jenis 2,2-2,8 g/L; indeks bias 1,547-1,557; dan titik lebur 1330-1430 oC
(Johnstone, 1961).
Struktur bangun lembaran bentonit terdiri dari 2 lapisan tetrahedral yang
disusun unsur utama Silika (O, OH) yang mengapit satu lapisan oktahedral yang
disusun oleh unsur M (O,OH) (M = Al, Mg, Fe) yang ditunjukkan pada Gambar
2. 1 yang disebut juga mineral tipe 2:1. Ruang dalam lembaran ini dapat
menyusun hampir 85 % dari bentonit (Ray, 2003, Utracki, 2004).
2.2. Montmorillonite
Montmorillonite termasuk mineral tanah liat dari t-o-t , lapisan silikat dari
kedua dioktahedral dan trioktahedral. Karakteristik yang dapat dimengerti dari
bilangan grup ini adalah kemampuannya untuk mengabsorpsi molekul air dimana
dapat meningkatkan kemampuannya pada strukturnya (Hurlbut, 1962).
2. 2. 3 Modifikasi Montmorillonite
Gambar 2.3 Skema dari: a) clay dan b) organo modified clay, dimana R
dapat digantikan dengan komponen kimia lain.
2.3. Surfaktan
Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus
hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang
terdiri dari air dan minyak. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan. Aktifitas
surfaktan diperoleh karena sifat ganda dari molekulnya. Molekul surfaktan
memiliki bagian kutub yang suka udara (hidrofilik) dan bagian non polar yang
suka minyak / lemak (lipofilik). Bagian polar molekul surfaktan dapat bermuatan
positif, negatif atau netral. Sifat rangkap ini yang menyebabkan surfaktan dapat
diadsorbsi pada udara antar muka, minyak-udara dan zat padat-udara, membentuk
lapisan tunggal dimana gugus hidrofilik tergantung pada fase udara dan rantai
hidrokarbon ke udara, di dalam kontak dengan zat padat atau terendam dalam fase
minyak. Sementara bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil yang
panjang, sementara bagian yang kutub (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil.
yaitu:
1) Surfaktan anionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya diambil pada suatu
anion. Contohnya adalah garam alkana sulfonat, garam olefin sulfonat,
garam sulfonat, asam lemak rantai panjang.
2) Surfaktan kationik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya terikat pada
suatu kation. Contohnya garam alkil trimethil ammonium, garam dialkil-
dimethil ammonium dan garam alkil dimethil benzil ammonium.
3) Surfaktan nonionik yaitu surfaktan yang bagian alkilnya tidak
bermuatan. Contohnya ester gliserin asam lemak, ester sorbitan asam
lemak, ester sukrosa asam lemak, polietilena alkil amina, glukamina,
alkil poliglukosida, mono alkanol amina, dialkanol amina dan alkil
amina oksida.
4) Surfaktan amfoter yaitu surfaktan yang bagian alkilnya mempunyai
muatan positif dan negatif. Contohnya surfaktan yang mengandung
asam amino, betain, fosfobetain (Myer, 2006).
2.4 Magnetit
Magnetit (Fe3O4) merupakan salah satu bentuk oksida besi di alam selain
maghemit (ℽ-Fe2O3) dan hematit (α-Fe2O3). Magnetit dikenal sebagai oksida
besi hitam (black iron oxide), magnetic iron ore, ferrous ferrite, atau Hercules
stone. Magnetit merupakan oksida logam yang paling kuat sifat megnetisnya di
antara oksida-oksida lainnya (Teja dan Koh, 2009).
2.5 Adsorpsi
2.8 FTIR
Forier Transform Infra Red (FTIR) adalah teknik yang digunakan untuk
mendapatkan spectrum inframerah dari absorbansi, emisi, fotokonduktivitas atau
Raman Scattering dari sampel padat, cair dan gas. Karakterisasi dengan
menggunakan FTIR bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis vibrasi antar atom.
FTIR juga digunakan untuk mengenalisa senyawa organic dan anorganik serta
analisa kualitatif san kuantitatif dengan melihat kekuatan absorbansi senyawa
pada panjang gelombang tertentu (Hindrayawati, 2010; Mujiyanti dkk, 2010).
Tujuan utama analisis FTIR adalah untuk menentukan gugus-gugus fungsi dari
suatu molekul (Mulja dan Suharman, 1995).
BAB III
METODOLOGI
3.1.1 Alat
Stirer
Pengaduk
Gelas beker
Oven
Labu ukur
Gelas ukur
Pipet
Corong
UV-Vis
FTIR
Shaker
3.1.2 Bahan
Lempung
CTAB
FeSO4.7H2O
FeCl3.5H2O
NH4OH 10%
Aquadest
Kertas saring Wattman
Methylene Blue
3.2.5 Karakterisasi
Pengukuran FTIR untuk lempung CTAB magnetit sebelum dan sesudah
kontak dengan larutan Methylene blue, lempung alam dan lempung CTAB yang
dibuat.
BAB IV
PEMBAHASAN
Nilai absorbansi tersebut dibuat kurva seperti gambar 4.1, antara konsentrasi
sebagai sumbu x dan absorbansi sebagai sumbu y sehingga akan diperoleh
persamaan untuk menghitung konsentrasi dalam sampel.
Gambar 4.1 Kurva Hubungan Absorbansi terhadap Konsentrasi
4.3.3. Karakterisasi IR
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Alorro, R. D., Naoki, H., Hiroyoshi., Hajime, K., Mayumi, I., and Masami, T.
2010. On The Use of Magnetite for Gold Recovery from Chloride Solution.
Geo-Enviromental Engineering. DOI: 10.1080/08827508.2010.483359.
Biswas, M., Sinha, Ray.S. 2001. Recent progress in synthesis and evaluation of
polymer–montmorillonite nanocomposites. Adv. Polym Sci . 1;155:167–221.
Boyd, S.A., G. Sheng., B.J. Teppen., C.T. Johnston.2001. Mechanisms for the
adsorption of substituted nitrobenzene by smectite clays. Environ. Sci.
Technol. 35: 4227–4234.
Das, A., Jurk, R., Jehnichen, D., Heinrich, G. 2011. A General Approach to
RubberMontmorillonite Nanocomposites: Intercalation of Stearic Acid.
Applied Clay Science. 51:117-125.
Fajarwati, F.I., Sugiharto, E., and Siswanta, D., 2016, Film of Chitosan-
Carboxymethyl Cellulosepolyelectrolyte Complex as Methylene Blue
Adsorbent, Eksakta: Jurnal Ilmu-ilmu MIPA, 16(1), 36-45.
H.Y.Zhu , E.F. Vansant and J.A. Xia and G.Q.Lu.1996. Porosity and Thermal
stability of Montmorillonite Pilarred with Mixed axides of lanthanum ,
Calcium and Aluminium. Beijing.
Mao, H., B. Li., X. Li., L. Yue., Z. Liu., W. Ma. 2010. Novel one-step synthesis
rout to ordered mesopous silica-pillared clay using cationic-anionic
mixedgallery templates. Ind. Eng. Chem. Res. 49:583–591.
Mujiyanti, R.D., Nuryono., dan Kunarti, E.S 2010. Sintesis dan Karakterisasi
Silika Gel dari Abu Sekam Padi yang dimobilisasi dengan 3-(Trimetoksil)-1-
Propanol. Sains dan Terapan Kimia. Vol. 4. No.2. Hal. 150-167.
Myers, Drew. 2006. Surfactant Science and Technology. A John Wiley & Son, Inc.
Publication.
Suryawan, B., 2004, Karakteristik Zeolit Indonesia sebagai Adsorben Uap Air,
Disertasi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Teja, Amyn S. and Koh, Pei Yoong. 2008. Synthesis, Properties and Applications
of Magnetic Iron Oxide Nanoparticles. Progrees in Crystal Growth and
Characterization of Materials, xx: 1-24.
Perhitungan
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 30 mL V1 = 35 mL
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
V1 = 40 mL V1 = 45 mL
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 20 ppm = 50 mL x 20 ppm
V1 = 50 mL
Hasil Uv-Vis