Imunoprofilaksis
Imunoprofilaksis
Imunoprofilaksis
2. Pengertian
Penggunaan vaksin didasarkan pada rangsangan respons imun
spesifik dalam hospes (imunisasi aktif) dan adapula yang berdasar
pemindahan antibodi yang dibuat lebih dahulu (imunisasi pasif).
Imunisasi aktif biasanya dikenal dengan vaksinasi.
a. Imunisasi Aktif
3. Tujuan
4. Jenis-Jenis
a. Diphtheria-pertussis-tetanus (DPT)
DPT adalah vaksin yang dibuat dari diphtheria toxoid, tetanus toxoid,
dan vaksin pertussis. DPT merupakan vaksin dalam bentuk cairan.
Jika vaksin DPT dalam vial disimpan dalam waktu lama akan terbentuk
endapan di dasar vial sehingga harus digojog sebelum penggunaanya.
Keamanan dan Efek Samping DPT:
Reaksi yang ditimbulkan vaksin DPT biasanya cukup ringan, seperti:
Demam. Lebih dari 50% anak yang menerima vaksin ini akan terkena
demam pada malam setelah pemberian injeksi. Demam ini biasanya
hilang dalam sehari. Pemberian paracetamol ataupun antipiretik
lainnya 4 dan 8 jam setelah imunisasi dapat menurunkan insiden
terjadinya demam dan reaksi lokal.
Rasa sakit/ Soreness. Lebih dari 50% anak merasakan sakit,
kemerahan, ataupun pembengkakan pada bagian yang diinjeksi
vaksin.
Tipe vaksin Difteria &Tetanus: Toksoid;
Pertussis: seluruh sel bakteri
Jumlah Dosis 3 dosis primer
Jadwal pemberian Umur 6,10,14 minggua
Booster Umur 18 bulan sampai 6 tahunb
Kontraindikasi Reaksi anaphylaksis pada
pemberian sebelumnya
Efek samping Reaksi lokal dan sistemik ringan
Perhatian DPT tidak boleh diberikan untuk
usia lebih dari 6 tahun
Dosis 0,5 ml
Tipe pemberian injeksi Intramuskular
Penyimpanan 20C-80C. Vaksin DPT tidak boleh
dibekukan
5. Keberhasilan
6. Penutup
IMUNOPROFILAKSIS
OLEH :
NAMA : SURYADI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010