Enterotomi
Enterotomi
Enterotomi
Jam Praktikum
: 13.00-16.00
LAPORAN OPERASI
MATA KULIAH ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER 1
ENTEROTOMI
Anggota Kelompok:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nadia Tuscany
Kodrat Zulfikar B
Nur Hana Safitri
Jannatul Azilah
Kanti Rahmi F
Sarah Minarni T
(B04120120)
(B04120121)
(B04120122)
(B04120124)
(B04120125)
(B04120126)
Asisten Anestesi
Asisten Jantung
Asisten Respirasi
Asisten Umum
Operator
Asisten Operator
Pada usus halus terjadi proses penyerapan yang terjadi karena adanya
kontraksi dari otot polos pada dinding usus dan dari mucosa muscularis. Ingesta
di dorong dan dicampur dengan cairan pencernaan oleh gerakan reflek usus
halus yang akan membuat sirkulasi darah limfe. Gerakan peristaltik yang
dipermudah dengan gerakan ritmik dari usus halus akan mendorong ingesta ke
arah anus, ketika feces terdorong ke arah rectum timbul reflek untuk defekasi
(Yulianto 2000). Fungsi utama usus halus yaitu untuk penyerapan sari-sari
makanan yang diperlukan oleh tubuh dan membantu proses pencernaan. Fungsi
usus besar adalah sebagai organ penyerap air, penampung dan pengeluaran
bahan-bahan feces (Aiache 1983).
Namun kerja usus dapat terganggu bila terdapat benda asing (corpus
alineum) di dalam usus. Hal ini dapat mengganggu proses penyerapan pada
usus dan intussusception, serta mengakibatkan usus robek (jika benda tersebut
terlalu besar). Terdapatnya corpus alineum di dalam usus menjadi salah satu
indikasi dilakukannya enterotomy. Enterotomy adalah suatu tindakan penyayatan
pada usus baik usus halus maupun usus besar yang mengalami gangguan
(penyumbatan) atau karena adanya benda asing (tulang yang keras, kaca,
kawat, besi, seng dan rambut) atau kemungkinan adanya gangren pada usus
(Yusuf 1995).
Pemeliharaan kucing yang semi intensif bisa saja menyebabkan adanya
benda asing atau corpus allineum masuk kedalam usus hewan tersebut,
menyebabkan obtruksi pada saluran cerna dan menyebabkan gangguan pada
saluran cerna. Untuk mengeluarkan benda asing tersebut maka dilakukanlah
prosedur bedah yang disebut enterotomi yaitu penyayatan pada bagian usus
mulai dari serosa sampai pada bagian lumen mukosa (Noviana 2009). Prosedur
dilakukannya tindakan bedah ini didahului dengan melakukan laparotomi
medianus untuk mengetahui letak dan susunan dari sistem pencernaan yang
akan diobservasi.
Benda asing di dalam saluran usus tidak semuanya mengakibatkan
obstruksi, hal ini tergantung dari lama benda asing berada pada saluran
pencernaan, besarnya atau lama pergerakan benda asing di dalam saluran
pencernaan. Diagnosa terhadap benda asing dapat dilakukan melakukan palpasi
pada daerah abdomen. Selain itu, diagnosa juga dapat dilakukan dengan
pemeriksaan radiologi, terlihat bentukan radio opaque yang tidak tembus sinar xray karena benda asing bersifat padat.
Tujuan
Mempelajari tahapan operasi enterotomi, sebagai terapi karena adanya
benda asing atau corpus alineum di dalam saluran pencernaa, dan meningktkan
keterampilan mahasiswa dalam persiapa operasi, operasi, dan sampai dengan
perawatan post operasi.
cairan NaCl fisiologis 2 kali dalam sehari selama 2-3 hari. Lalu diakukan
perawatan pada luka bekas sayatan dengan betadine dan ditutup dengan
kassa. Kassa dan gurita diganti setiap 2 hari sekali dan jahitan dibuka pada
hari ke-7. Dilakukan pengamatan post operasi selama 7 hari, berupa
frekuensi napas, frekuensi nadi, suhu tubuh, makan dan minum, feses dan
urin, serta luka jahitan. Monitoring kesehatan kucing, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, suhu tubuh,
defekasi, urinasi, makan, dan minum.
Tim Bedah
Terdiri dari 6 orang yaitu operator (Kanti Rahmi) yang melaksanakan
operasi; asisten 1 (Sarah Minarni) yang membantu langsung operator dan
menangani peralatan; asisten Anastesi (Nadia Tuscany) yang menangani
obat-obatan & memonitor pembiusan; asisten Jantung (Kodrat Zulfikar) yang
memonitor denyut jantung; asisten Respirasi (Nur Hana S) yang memonitor
pernapasan; dan asisten Umum (Jannatul A) yang menjaga kebersihan urin,
feces, dan lainnya seperti dokumendasi, dan memonitor suhu.
1.
a. Sinyalement
Nama hewan
Jenis hewan
Warna kulit
Ras
Jenis kelamin
Umur
Berat badan
Kepemilikan
: Mican
: Kucing
: Putih mix hitam-coklat
: Domestik
: Betina
: +- 1,5 tahun
: 4,7 kg
:-
b. Keadaan Umum
Suhu tubuh
Frekuensi nafas
Frekuensi jantung
Turgor kulit
Selaput mukosa
: 37,90C
: 44 kali/menit
: 152 kali/menit
: <3 detik
: Rose
c. Pemberian Obat
Preanaestesi
Atropin
2.
mL/kgBB
Sedatif
Xylazine
3.
mL/kgBB
Anaestetik
Ketamine
4.
Dosis x BB
Konsentrasi
0 ,025 x 4,7
0 , 25
Dosis x BB
Konsentrasi
2 x 4,7
20
Dosis x BB
Konsentrasi
10 x 4,7
100
= 0,47
0,47
0,47
mL/kgBB
Xylazine dan Ketamine dicampur dalam satu syring.
Diberikan pada jam 13.26 WIB. Onset jam 13.31 (5 menit)
Obat pasca operasi
Amoxillin
Dosis x BB
Konsentrasi
25 x 4,7
25
mL/kgBB
Diberikan peroral 2x sehari selama 7 hari.
5. Obat topical setelah pembedahan:
Penicillin dengan dosis 50.000 IU (topical)
Dosis yang terpakai 1,5 mL
6. Dosis infus post operasi
Infus =
Dosis x BB = 15 x 4,7 = 70,5 ml/kgBB
Diberikan selama 2-3 hari pada pagi dan sore hari
4,7
d. Pengamatan Operasi
Parameter
Waktu
Suhu Tubuh (0C)
Frek. Jantung (x/menit)
Frek. Nafas (x/menit)
Mukosa
Pupil:
- Diameter
- Refleks
Refleks digit
45
37,3
112
28
Pucat
60
37,3
88
24
Pucat
<2 cm
>2 cm
-
>2 cm
-
>2 cm
-
>2 cm
-
15'
30'
45'
60'
15'
30'
45'
60'
Refleks
Refleks digit
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
22/05/15
38,7
39,0
80
96
44
60
Rose
Rose
23/05/15
38,5
38,3
100
92
28
36
Rose
Rose
24/05/15
37,8
38,2
100
120
60
40
Rose
Rose
25/05/15
38,1
37,3
128
132
36
36
Rose
Rose
Pagi
Sore
Pagi
Sore
Pagi
Sore
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
1 cm
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan operasi enterotomi menggunakan kucing
yang d bernama Mican, berjenis kelamin betina, serta berwarna putih, hitam, dan
coklat. Hasil pemeriksaan fisik Mican sebelum dioperasi menunjukkan bahwa
kondisi kucing tersebut sehat. Hasil pemeriksaan yang dilakukan menunjukkan
bahwa suhu 37,90C, frekuensi pulsus 152 kali/menit, frekuensi nafas 44
kali/menit, mukosa berwarna rose, CRT < 3 detik, serta terdapat reflek pupil dan
digit. Suhu normal pada kucing adalah 37.8-39.2oC, frekuensi pulsus normal
kucing adalah 110-130 kali/menit, serta frekuensi nafas normal kucing adalah 2030 kali/menit (Primovic 2009). Berdasarkan literatur maka dapat dinyatakan
bahwa fisik Mican sebelum dioperasi dalam keadaan normal. Selama operasi
berlangsung akan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap Mican 15 menit sekali
dan dilakukan oleh asisten umum, asisten respirasi, serta asisten jantung. Hal ini
bertujuan untuk mengantisipasi dan menentukan tindakan yang akan dilakukan
ketika hewan kritis atau mulai sadar kembali.
Sebelum dilakukan operasi hewan diberikan obat bius terlebih dahulu yang
dilakukan oleh asisten anestesi. Premedikasi yang diberikan adalah atropin sulfat
dengan rute subcutan, dengan dosis 0,47 mL. Pemberian obat anastesi
dilakukan 10 menit setelah pemberian premedikasi. Menurut Ganiswara (1995),
premedikasi bertujuan untuk mengurangi efek negatif dari anestesi seperti
mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradycardia, muntah sebelum dan sesudah
operasi, kecemasan, memperlancar induksi, dan mengurangi keadaan gawat
anestesi.
Anastesi yang diberikan adalah kombinasi ketamin dan xylazine dengan
rute intramuscular, dengan dosis ketamin dan xylazine yang diberikan masingmasing adalah 0,47 mL dan 0,47 mL. Ketamin dapat menimbulkan efek yang
membahayakan, yaitu takikardia, hipersalivasi, meningkatkan ketegangan otot,
nyeri pada tempat penyuntikan, dan bila berlebihan dosis akan menyebabkan
pemulihan berjalan lamban dan bahkan membahanyakan (Jones et al. 1997).
Penggunaan xylazine dapat mengurangi sekresi saliva dan peningkatan tekanan
darah yang diakibatkan oleh penggunaan ketamin (Warren 1983). Kedua obat ini
merupakan agen kombinasi yang saling melengkapi ketamin memberikan efek
analgesik sedangkan xylazine menyebabkan relaksasi otot yang baik (Walter
1985).
Dilakukan tindakan pencukuran rambut pada hewan yang sudah mulai
hilang kesadaran pencukuran rambut di daerah yang akan dilakukan laparotomi.
Lokasi pencukuran kurang lebih 8x10 cm pada abdomen. Setelah dilakukan
pencukuran rambut pada bagian abdomen diketahui bahwa kucing tersebut
pernah mendapat perlakuan operasi sebelumnya, hal ini dapat terlihat dari
adanya bekas jahitan pada daerah abdomen. Selanjutnya dilakukan persiapan
operasi, hewan diletakkan diatas meja operasi dengan posisi terlentang. Bedah
enterotomi dilakukan penyayatan medianus dengan 2 cm di atas dan di bawah
umbilical. Penyayatan yang pertama yaitu kulit selanjutnya ditemukan lapisan
sub kutis dan linea alba. Pada bagian sub kutis ditemukan lemak yang cukup
tebal sehingga mempersulit pencarian linea alba. Setelah linea alba ditemukan
kemudian dipreparir dan omentum dikeluarkan serta dilakukan pencarian usus
halus. Pada saat pengeluaran usus halus operator mengalami sedikit kesulitan
dikarenakan omentum yang banyak serta vesica urinaria yang penuh oleh urin.
Karena hal tersebut maka dilakukan pengeluaran urin dengan cara menekan
vesica urinaria dan sebelumnya meja operasi dimiringkan agar urin yang keluar
langsung dibuang ke tempat pembuangan yang telah disediakan.
Usus halus yang telah ditemukan dikeluarkan dan ditutupi dengan kasa
steril yang telah dibasahi dengan NaCl fisilogis, hal ini bertujuan agar cairan usus
tidak masuk ke dalam peritoneum. Bagian kiri dan kanan dari usus yang akan
disayat diikat dengan kain kasa kemudian kain kasa tersebut diklem dengan
doyeen forcep. Permukaan usus disayat dan diusahakan agar usus tetap dalam
keadaan fisiologis dengan cara membilas menggunakan NaCl Fisiologis.
Penyayatan pada usus sepanjang 1 cm yang tidak sampai menembus lumen.
Selanjutnya usus dijahit dengan jarum berpenampang bulat serta catgut 4/0 jarak
antara jahitan 2-3 mm. Terdapat dua jahitan pada usus dengan penjahitan
sederhana. Sebelum usus akan direposisi semprotkan penisilin secukupnya
pada permukaan usus, kemudian usus serta omentum direposisi kembali ke
peritoneum.
Bagian linea alba ditutup kembali dengan penjahitan aponeurose di
m.obliqous abdominis externus m. abdominis externus dengan menggunakan
teknik jahitan sederhana dan benang cutgut cromic 3/0. Pastikan jahitan tidak
melukai atau mengenai organ didalamnya dan sebelum melakukan penjahitan
selalu diberi antibiotik terlebih dahulu. Dikarenakan lemak pada kucing cukup
tebal maka dilakukan penjahitan pada lemak dengan teknik simple continous
suture menggunakan benang cutgut. Terdapat 11 jahitan pada kulit dengan
menggunakan benang silik dengan teknik jahitan sederhana. Ketika penjahitan
telah selesai dilakukan, bekas sayatan dioleskan iodine tincture 3% untuk
mencegah infeksi dan mempercepat pengeringan luka. Setelah itu sayatan
ditutup dengan tampon segi empat dan plester serta dipasangkan gurita.
Selama operasi suhu Mican mengalami penurunan sampai 37,30C,
sehingga diambil tindakan pemberian kompres air panas yang diletakkan di
sekitar leher dan ekstremitas. Frekuensi nafas dan jantung mengalami
penurunan selama operasi. Diberikan tindakan pemberian maintenance yang
diberikan sekali selama operasi yaitu ketamine dengan dosis sebanyak 0,17 mL
atau dari dosis awal. Selebihnya operasi berjalan lancer dan operasi berjalan
selama kurang lebih 60 menit.
Pada persembuhan post operasi, parameter fisiologis terus dipantau,
antara lain frekuensi nafas, frekuensi jantung, dan temperatur, serta
memperhatikan kondisi urinasi, defekasi, dan nafsu makan. Pada awal
kesadaran, hanya bisa terdiam dikarenakan rasa sakit yang masih dirasa dan
keseimbangan masih belum normal karena efek dari obat bius. Sehari setelah
operasi keadaan Mican masih tergolong lemah dilihat dari parameter frekuensi
jantung yang berada dibawah normal yaitu 80 kali/menit. Selama 2 hari dilakukan
pemberian infus secara subcutan dengan dosis 70,5 mL pada pagi dan sore hari.
Pakan basah atau lunak baru diberikan setelah 24 jam operasi, namun pada saat
pemberian pakan Mican belum ada nafsu makan. Pada pemeriksaan fisiologi
hari pertama Mican menunjukkan adanya urinasi. Saat pemeriksaan fisiologis
hari kedua Mican mulai ada nafus makan tetapi belum menunjukkan adanya
defekasi. Pemberian amoxilin sebanyak 3,4 mL pada pagi dan sore hari selama 5
hari berturut-turut. Dilakukan pengantian perban dan menjaga kebersihan
kandang agar mencegah terjadinya kontaminasi pada luka jahitan.
PENUTUP
Kesimpulan
LAMPIRAN