Refleksi Kasus Dermatitis Numularis
Refleksi Kasus Dermatitis Numularis
Refleksi Kasus Dermatitis Numularis
DERMATITIS NUMULARIS
PEMBIMBING:
DR. DONO UTORO,SP.KK
DISUSUN OLEH:
ALMIRA ROSALIE
(1102010015)
BAB I
KASUS
I.
IDENTIFIKASI KASUS
Nama
: Nn. S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Suku
: Jawa
ANAMNESIS
Diperoleh secara autoanamnesis pada tanggal 14 Juli 2015,
pukul 11:30 WIB
A.
B.
Kepolisian Polri RS. Sukanto dengan keluhan terdapat luka kemerahan yang
terasa gatal dan semakin membesar serta berair pada tungkai kanan sejak 1
minggu yang lalu.
Awalnya pasien
digigit
nyamuk
kemudian
pasien
sering
D.
E.
Riwayat Kebiasaan
Pasien mandi 2 kali sehari, memakai handuk sendiri, di lap
sampai kering, dan air di rumah menggunakan air bersih.
Pasien juga jarang bermain diluar rumah.
III.
PEMERIKSAAN FISIK
A.
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Kompos Mentis
Suhu
: Afebris
Berat Badan
: 50 kg
Wajah
: Simetris.
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Trakea ditengah.
Tidak diperiksa.
Toraks Paru
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Abdomen
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Punggung
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Tidak diperiksa.
Ekstremitas
B.
Status Dermatologis
Lokasi : Tungkai bawah kanan
Distribusi : Regional
Penyebaran : Hanya satu lesi (soliter)
Bentuk dan Susunan : Teratur, bulat, dan sirsinar/anular
Warna : Kemerahan-kecoklatan
Batas : Sirkumskrip
Ukuran : Numular
Efloresensi : Plak eritem dengan batas tegas, papulovesikel yang
berkonfluens, dan berair
Foto Lesi
C.
Status Venerologi
Tidak diperiksa.
D.
Kelainan Rambut
Tidak ada kelainan.
E.
Kelainan Kuku
Tidak ada kelainan.
F.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
G.
Pemeriksaan Anjuran
IV.
DIAGNOSIS
a. Diagnosis Kerja
Dermatitis Numularis
b. Diagnosis Banding
Dermatitis Kontak
V.
PENATALAKSANAAN
a. Non Medikamentosa
1. Hindari menggaruk luka apabila terasa gatal
2. Berikan pelembab apabila kulit kering
3. Kompres terbuka dengan kassa steril dibasahi dengan larutan NaCl
0,9% selama 10 menit dilakukan 2 kali sehari
b. Medikamentosa
1. Gentamicin tube 2 x 1 u.e
2. Metilprednisolone 8 mg 2x1 tab
VI.
PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
: ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Dermatitis numularis adalah penyakit radang yang bersifat kronis dengan keluhan
berupa rasa gatal. Lesi pada dermatitis numular sangat khas yaitu berbentuk koin, terdiri
dari kelompok papul dan vesikel pada dasar kemerahan. Jumlah lesi dapat satu atau lebih,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing), bisa disertai krusta dan skuama. Predileksi
terutama pada tungkai bawah, namun dapat juga dijumpai pada anggota tubuh bagian atas
seperti dada dan ekstremitas atas seperti lengan dan punggung tangan.2,3
Epidemiologi
Dermatitis numularis lebih sering terjadi pada usia dewasa. Angka kejadian lebih
sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Puncak kejadian pada laki-laki di usia antara 55
dan 65 tahun, Sedangkan pada wanita di usia 15 25 tahun. Penyakit ini jarang terjadi
pada anak-anak dibawah usia 1 tahun, hanya sekitar 7 dari 466 anak yang menderita
dermatitis numularis dan frekuensinya cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan
umur.4
Etiologi
Penyebab dermatitis numularis tidak diketahui pasti. Beberapa faktor yang
berpengaruh antara lain faktor internal seperti kulit kering (xerosis) karena kelembaban
lingkungan yang rendah, stress emosional, dan manifestasi dari dermatitis atopik pada
anak. Faktor eksternal seperti infeksi dari staphylococcus, pergantian musim, alkohol dan
obat-obatan.4
Patofisiologi
Dermatitis numularis merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan
dermis saja. Patofisiologi dari penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Sebagian besar
pasien dermatitis numularis tidak memiliki riwayat atopi baik pada diri sendiri maupun
keluarga, walaupun plak nummular dapat ditemukan pada dermatitis atopi. Suatu studi
menemukan focus infeksi internal, meliputi infeksi gigi, saluran napas atas dan bawah pada
68% pasien dermatitis numularis. Dilaporkan titer antibody antistreptolysin (ASTO)
meningkat pada dermatitis numularis dibandingkan kelompok control. Suatu penelitian
menunjukkan dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua
terutama yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi, pertahanan pada kulit
yang lemah menyebabkan peningkatan untuk terjadinya dermatitis kontak alergi. Salah satu
gejala dermatitis numularis terdapat sensasi gatal, penelitian mengenai peran mast cell
pada proses penyakit ini ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi
dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis
numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang
menyebabkan inflamasi pada dermatitis numularis dan dermatitis atopik dengan mencari
hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi
neuropeptida pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numularis. Peneliti
mengemukakan hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari
mast cell yang kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal.
Para peneliti juga mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf,
meningkat pada daerah lesi maupun non lesi pada penderita dermatitis numularis.
Substansi P dan kalsitonin terikat rantai peptida meningkat pada daerah lesi dibandingkan
pada non lesi pada penderita dermatitis numularis. Neuropeptida ini dapat menstimulasi
pelepasan sitokin lain sehingga memicu timbulnya inflamasi.1
Gejala Klinis
Diagnostik dermatitis numularis adalah terdapat lesi berbentuk koin, terdiri dari
papul dan vesikel berdinding tipis bergabung menjadi plak pada dasar yang eritematus.
Fase akut akan tampak lesi yang eksudatif, berkrusta, dan sangat gatal. Tahap lanjut akan
tampak plak bersisik dan kering yang membentuk likenifikasi. Lesi umumnya dijumpai
pada ekstremitas dan anggota badan bagian atas.2,3Lesi pada kulit cenderung di mulai
dengan kelompok bintik-bintik kemerahan kecil dan vesikel. Kemudian membesar dan
tumbuh bersama membentuk sebuah patch berbentuk koin. Tanda dan gejala dermatitis
numularis adalah lesi bisa dengan berbagai ukuran, mulai dari 1 inci sampai lebih dari 4
inci. Paling sering terjadi pada kaki, tetapi juga bisa terjadi pada bagian tengah tubuh,
lengan, dan tangan. Gatal dan seperti rasa terbakar, berkisar dari yang sangat ringan sampai
parah, gatal mungkin lebih parah pada malam hari, sampai bisa mengganggu tidur. Apabila
vesikel pecah, timbul krusta, dan setelah waktu yang lama akan timbul seperti bersisik.1
Gambar a)
Gambar b)
Gambar 1 : a) Lesi yang khas berbentuk koin pada dermatitis numular, b) vesikel
berkelompok yang tumbuh bersamaan diatas kulit yang eritematous.
Pemeriksaan penunjang
Terdapat 2 jenis pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan. Pertama, Tes tempel
dapat berguna untuk menyingkirkan diagnosis dermatitis kontak. Konsentrasi yang
digunakan sangat penting, Jika terlalu rendah mungkin tidak ada reaksi, memberikan hasil
negatif palsu, Sedangkan jika terlalu tinggi mungkin menghasilkan reaksi iritasi, yang
ditafsirkan sebagai reaksi alergi (positif palsu).1
Kedua, pemeriksaan histopatologi. Pada fase akut, terdapat spongiosis dengan atau
tanpa microvesicles spongiotik. Pada fase subakut, terdapat parakeratosis, scale-crust,
hiperplasia epidermal, dan spongiosis dari epidermis. Terdapat gabungan sel infiltrat pada
dermis. Lesi kronis bisa menyerupai gambaran mikroskopik liken simpleks kronik.1
2.6 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari dermatitis numularis yaitu:
1. Dermatitis Kontak alergika (DKA)
Dermatitis kontak alergika merupakan inflamasi pada kulit melalui mekanisme
imonologik disebabkan kulit terpapar bahan alergen eksogen. Predileksi yaitu kepala, leher,
anggota tubuh bagian atas, lengan, tangan, perut, pangkal paha, dan ekstremitas bawah.
Gejala klinis berupa rasa gatal. Lesi akut berupa makula yang eritematus, batas tidak jelas
dan diatasnya terdapat papul,vesikel, bula yang bila pecah menjadi lesi eksudatif. Bentuk
lesi kronis berupa makula hiperpigmentasi disertai likenifikasi dan ekskoriasi.5
4. Psoriasis vulgaris
Bentuk psoriasis yang paling tersering dijumpai, sering disebut tipe plakat. Tempat
predileksi adalah daerah yang mudah terkena trauma seperti siku, lutut, sacrum,
kepala, dan genetalia. Lesi biasanya berupa plak eritematosa dengan ukuran bervariasi
dari gutata, numular, sampai plakatyang tertutup skuama tebal, kasar, kering,
transparan dan berlapis yang berwarna putih keperakan.9
14
BAB III
KESIMPULA
N
Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang atau
agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulvesikel, biasanya mudah
pecah sehingga basah.
adalah Staphylococcus sp. dan Micrococcus sp. selain itu juga didahului trauma fisis
dan kimiawi, stress, minuman yang mengandung alkohol, lingkungan dengan
kelembapan rendah.
Dermatitis numularis memiliki gambaran klinis yaitu rasa yang sangat gatal,
Lesi akut berupa papulavesikel dan vesikel (0,3-1cm) yang membesar dengan cara
berkonfluens(meluas kesamping) dan membentuk lesi karakteristik seperti uang logam,
eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Ukuran garis tengah dapat mencapai
5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari tengah sehingga terkesan
menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi dan skuama.
Diagnostik dermatitis numularis adalah terdapat lesi berbentuk koin, terdiri dari
papul dan vesikel berdinding tipis bergabung menjadi plak pada dasar yang eritematus.
Fase akut akan tampak lesi yang eksudatif, berkrusta, dan sangat gatal. Tahap lanjut
akan tampak plak bersisik dan kering yang membentuk likenifikasi. Lesi umumnya
dijumpai pada ekstremitas dan anggota badan bagian atas.2,3Lesi pada kulit cenderung
di mulai dengan kelompok bintik-bintik kemerahan kecil dan vesikel. Kemudian
membesar dan tumbuh bersama membentuk sebuah patch berbentuk koin. Tanda dan
gejala dermatitis numularis adalah lesi bisa dengan berbagai ukuran, mulai dari 1 inci
sampai lebih dari 4 inci. Paling sering terjadi pada kaki, tetapi juga bisa terjadi pada
bagian tengah tubuh, lengan, dan tangan. Gatal dan seperti rasa terbakar, berkisar dari
yang sangat ringan sampai parah, gatal mungkin lebih parah pada malam hari, sampai
bisa mengganggu tidur. Apabila vesikel pecah, timbul krusta, dan setelah waktu yang
lama akan timbul seperti bersisik.
Untuk pengobatan dermatitis numularis dapat menggunakan emolien dan
kortikosteroid topikal. Antibiotik oral diindikasikan bila ada infeksi sekunder. Pada
awal tahapan, steroid kuat atau sangat kuat mungkin diperlukan. Biasanya, berbagai
krim atau salap liquour carbonate detergen digunakan pada sebagian kecil tahapan
akut, dan kadang-kadang kombinasi tar dan cairan kortikosteroid terbukti bermanfaat
dalam pengelolaan jangka panjang. Antihistamin oral berguna jika pruritus berat.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Penemuan Pada Kasus
Teori
Anamnesis:
Anamnesis:
Luka kemerahan yang terasa gatal
Dermatitis
numularis adalah
dan semakin membesar serta berair
pada
tungkai
kanan
yang
penyakit radang yang bersifat
berbentuk bulat, teratur, dan batas
tegas
kronis dengan keluhan berupa
rasa gatal. Lesi pada dermatitis
numular
sangat
berbentuk
koin,
khas
yaitu
terdiri
dari
Awalnya
padat,
beruntus-beruntus
tetapi
lama-kelaman
bintik
sehingga
vesikel.
mengeluarkan
semakin
luka
air
berdarah
dan
membesar
kemerahan
Kemudian
kecil
dan
membesar
lesi
dan
Pasien
tidak
memiliki
alergi
bahan kimia
dermatitis atopi.
Keluhan
infeksi
pernapasan
atas
saluran
dan
gigi
20
Status dermatologi:
Status dermatologi:
Distribusi : Regional
(soliter)
berdinding
tipis
Warna : Kemerahan-kecoklatan
Batas : Sirkumskrip
Ukuran : Numular
Efloresensi : Plak eritem dengan
batas tegas, papulovesikel yang
berkonfluens, dan berair
Dermatitis Kontak
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam,
cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. p.148-50.
2. Gerd P, Thomas J. Dermatophyte. Terdapat dalam: Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine 6th ed [ebook]. New York: McGraw-Hill; 2003. p.46-8.
3. Siregar RS. Atlas berwarna. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC;
2002..
4. Muhlis, et al. Nummular Dermatitis Treated With Corticosteroid and Antibiotic.
Departemnt of Dermatology Medical Faculty Of Hasanuddin University . 2013.Vol
2:74-78.
5.
James WD, Berger TG, Dirk ME. Atopic Dermatitis, Eczema and
Noninfectious Immunodeficiency Disorders. In Andrews Disease of the
Skin Clinical Dermatology. 10st edition. USA: Saunder-Elsevier;
2011.p.62-63,77.
6.
Gudjonsson JE, Elder JT. Psoriasis. In: Wolff K, Goldmith LA, Katz SI, Gilchest
BA, Paller AS, Liffel DJ. Fitzpatrickss Dermatology in General Medicine. Edisi 7.
New York: McGraw Hill; 2008. p. 197.